Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tepian Hati

wuah....
Mantep ceritanya, sis.
Jangan lama2 updatenya ya..

Btw, kayanya pengalaman pribadi yah?

ich jahat banget... amit-amit sampe punya pengalaman kayak gini..
cuma cerita temen, terus dibikin lebay-lebay aja. didramatisir biar gimana gitu hehehe..

mudah2an ga lama ya, ga berani janji hehe.. tapi draftnya dah beres sih..
masih mewawancarai si cowo =))
 
ich jahat banget... amit-amit sampe punya pengalaman kayak gini..
cuma cerita temen, terus dibikin lebay-lebay aja. didramatisir biar gimana gitu hehehe..

mudah2an ga lama ya, ga berani janji hehe.. tapi draftnya dah beres sih..
masih mewawancarai si cowo =))

hehe....
Bakat jadi wartawan neh.
 
Makasih ya kalo udah suka..
Mudah2an bisa selesai cepet ya. Ga berani janji dulu
Kemaren2 gara2 gini tugas ga ada yang beres :((

iya sis. smoga tugasnya selesai dan ceritanya kelar:beer:
tetap semangat sista:semangat:
 
Susunan kata-kata kelas tinggi...luar biasa sis...hebat sangad... T.O.P dah
:top::top::top::top::top:
 
indahnya...:thumbup:thumbup keren bos...

keep to update ya...
 
semangat dah diupdate tuh, agak buru-buru selesainnya nanti mungkin bakal di rubah lagi dikit-dikit buat memperbaiki hahahaha
gpp ya.. ^^

ada bonus mp3 yg bisa diupload ^^

TOp bgt kk brasa bgt alchoholnya, jd ikutan mabuk ne,xixixixi,, tp aku mc agak bingung sbnarnya Jen ngeliat Sherly nyiumin Ryan nyata apa hanya mimpi kbwah alcohol ya!!!,, ini ne yg bikin Penasaran,, lanjutan nya jgn lama2 ya kk Hehe.. Keep spirit,,
####
Uda aku download lagu nya,, nikmat bgt music nya bwt suasana pagi hari dtmnin secakir kopi..
 
TOp bgt kk brasa bgt alchoholnya, jd ikutan mabuk ne,xixixixi,, tp aku mc agak bingung sbnarnya Jen ngeliat Sherly nyiumin Ryan nyata apa hanya mimpi kbwah alcohol ya!!!,, ini ne yg bikin Penasaran,, lanjutan nya jgn lama2 ya kk Hehe.. Keep spirit,,
####
Uda aku download lagu nya,, nikmat bgt music nya bwt suasana pagi hari dtmnin secakir kopi..

terjawab di episode yang dirilis hari ini.. hehehe..
biar tambah penasaran.. mudah-mudahannn :)
 
Forestory 3 : Malaikat Bersayap Satu #1

Aku mencium bibirnya lembut, tanganku yang tak pernah bisa berhenti menyentuh dadanya yang indah itu, remasan lembut yang membuat Jenny mendesah kecil, sungguh bagaimana bibir mungilnya yang mendesah tipi situ membuat gairahku semakin terbakar, aku tahu yang kami lakukan ini salah, tapi kami pun sungguh tak kuasa lepas dari semua kesalahan ini.

Kutarik tubuhnya menyamping, sementara tubuh kami masih bersatu dibawah sana, ciuman demi ciuman yang membuat gadis cantik dalam pelukan ku ini mengelinjang lembut, tubuhku berpacu dalam desiran birahi, bagaimana dia membalas semua rangsangan yang kulakukan, pelukan dan ciuman, sesekali kubiarkan dia memainkan lidahnya ditubuhku, aku mendesah pelan geli namun juga memberikan satu rasa yang berbeda.
Aku diam sejenak, yang membuatnya bertanya..

" Kenapa hunz .. " tanyanya pelan tepat di telingaku, sebelum diselipkan lidahnya di telingaku.

Aku membalas kenakalannya itu dengan meremas dadanya pelan, kucium puncak dari dadanya itu, mengigitnya kecil sementara Jenny naik ke atas tubuhku, digerakannya tubuhnya itu naik turun, sementara dadanya yang ranum itu bergetar pelan searah jarum jam.

Tanganku menopang pantatnya, membantunya naik turun sementara desahan-desahan kecil keluar dari bibir kami berdua,. Aku mengangkat tubuhnya yang mulai letih dengan posisi itu, kubantu dia bangun dan menindihnya sekarang, kedua kakinya naik kebahuku, sementara kemaluanku kembalu masuk kedalam kewanitaanya. Aku berbisik mengucapkan kata pujian untuknya, dia hanya tersenyum dan membalasnya dengan ciuman lembut.

Bibir kami bertemu saling berpagutan, dan lidah kami bermain diantaranya.

Entah berapa lama waktu berlalu, keringat mulai mengalir dari tubuh kami, nafas yang kian memburu dan gerakan yang kian panas membuat ranjangku ikut berderik. Entah berapa gaya yang telah kami lakukan hingga akhirnya aku memuntahkan seluruh spermaku di dadanya, kubantu dia membersihkan dadanya itu dan pelan kukecup manis keningnya, sebelum kupejamkan mataku selalu kulakukan ini setelah kami bercinta, bukan bukan pura-pura tertidur, namun aku merenungi semua yang kami lakukan, cinta ya kata cinta mungkin hanya jadi sebuah alasan untuk menutupi ketololan yang kami lakukan, berhenti ? ya aku ingin berhenti melakukan ini, namun memang sulit tak bisa kusalahkan Jenny dengan segala kenakalannya, terkadang aku berfikir apa apa orang yang tepat untuknya karena tak bisa membuatnya menjadi lebih baik, aku sungguh tak perduli dengan semua masa lalunya, ada memang sebuah tanda Tanya besar dalam benak-ku untuk tahu semua tentang masalalunya, keluarganya, tapi sungguh itu bukan sesuatu yang sangat penting.

Ya soal hubungan seksual ini ? aku selalu berusaha untuk tidak terpancing dengan semua godaannya, tapi aku tetap seorang remaja lelaki normal, dengan semua keindahan yang dimilikinya, sulit untuk menolaknya, aku pernah berkata padanya untuk berhenti melakukan ini semua, sulit.. sangat sulit mungkin apa yang dirasakan oleh seorang lelaki tentang kenikmatan seksual ini sama dengan kenikmatan yang dirasakan oleh perempuan, candu yang membuat kami tak pernah bisa lepas mengkonsumsinya

Jenny pun bangun dari tidurnya, melangkah kearah kamar mandi, aku menghela nafas panjang, berbalik dan membersihkan ranjangku, sambil mengambil pakaianku yang berserakan di lantai, aku melihat ke sudut ruangan, sebuah foto kami berdua yang tengah tersenyum.

Handphone Jenny bergetar, aku tahu pasti dari orangtuanya, sementara tak lama kemudian dia keluar dari kamar mandi.

" Sayang.. " kata-nya manja dan langsung memeluk dan duduk dalam pangkuanku..

" Hmmm. " aku menjawabnya, tubuhnya yang belum berbusana jelas membuat birahiku kembali naik,

" Galak banget sih huh... " aku tahu dia berpura-pura marah

" Siapa yang galak, kamu koq ga bangunin aku sih, ini dah malem banget, " balasku

" Gpp, abis kamu pules banget tidurnya kaya kebo.. hahaha. "

" Ya, gpp dech daripada kamu dimarahin lagi, pasti dimarahin kan.. " aku menunjuk ponselnya yang bergetar sejak tadi.

" Wahh, gawat iki... " katanya sambil langsung mengambil baju dan rok sekolahnya. Memakainya dengan cepat, aku pun bangun dari tempat tidurku dan mengambil jaketku dari dalam lemari

" Dak usah toh yo, kamu tenang aja yang, aku gpp koq pulang sendiri, " katanya sambil mengambil kunci mobil dari dalam tas sekolah-ku.

Aku kembali menghela nafas, dan memeluknya, aku hanya ingin hubungan kami tak lagi seperti ini, bersembunyi dari kedua orangutanya, apapun keputusan mereka tentang hubungan ini, yang terburuk sekalipun aku mampu melakukannya, yang aku butuhkan hanya pengakuan dan waktu untuk memperjuangkan hubungan ini, aku tahu aku mampu melindunginya, pasti hanya waktu yang aku butuhkan.

" Janji ya sayang.. besok kamu datang ke pesta ulang tahun temenku, jam 6, inget jam 6 ! " ingatnya sambil menciumku

Aku mengganguk.

" Ati-ati ya kamu, kabarin aku begitu sampai di rumah.. " aku mengantarnya sampai ke mobilnya, membukakan pintu mobilnya, sementara dia menekan tombol start di mobilnya, menyalakan mobilnya dan bersiap berjalan pulang, aku melambaikan tangan padanya yang mulai berlalu pergi.

###

" Cap, gw ga ikut latihan hari ini ya, harus temenin Jenny ke pesta ultah temennya.. " kata-ku pada kapten tim basketku, sementara Rey hanya mengintip di sela latihan menembak yang sedang dilakukannya,

" Oh Ry, tapi jangan lupa, besok kita ada latihan sama coach, ini penting banget supaya loe bisa ikut seleksi, mungkin loe dah hampir final buat masuk tim inti, tapi jangan bikin kesenjangan ke anak-anak yang lain.. " Ingat Steven kapten basket di kampusku,

Aku mengangguk, " thanks caps " sementara Rey memanggilku,

" Ry, loe mau pake mobil gw ga ? " Rey selalu mendorongku agar terlihat setara dengan Jenny, dia orang yang paling mendukung hubungan kami, dia ga mau kalau aku terlihat rendah di antara temen-temen Jenny.

" Ga usah Rey, gw naek taksi aja, ketemu di sana sama Jenny, loe tenang aja.. kan gw juga harus nyetir
mobil Jenny nanti.. " Kataku sambil menepuk pundaknya.

" Yawda, kalau ada apa-apa loe call gw aja, gw lagi pake nomor Cheryl biasa dia lagi curiga gw selingkuh.. hahaha " candanya

" Makanya jadi orang yang setia, " Dia hanya tertawa sambil berlari masuk ke dalam lapangan, sementara aku menuju parkiran motorku, tinggal sejam lagi aku tak boleh terlambat, maksudnya terlambat terlalu lama dari janjiku karena sekarang jelas sudah terlambat untuk bisa datang tepat pada waktunya.

Aku jelas binggung saat melihat ada sebuah mobil Mercedes hitam di tempat parkir kost-ku, di tempat ini hanya ada aku dan 3 penghuni kost lainnya, sebuah kost yang sederhana dan jelas tidak wajar kalau ada mobil semewah itu disini, memang mobil Jenny juga bagus tapi kayaknya terlalu berlebihan kalau dia memakai mobil itu hanya untuk datang ke undangan temannya.

Aku memarkir motorku, dan melihat seorang wanita mungkin berusia sekitar 40an, dari dandananya terlihat begitu anggun dan mewah perhiasan di leher dan telinganya, sebuah cincin berlian yang mewah dan pakaiannya yang menunjukan dari kelas sosial mana dia berasal. Aku tersenyum dan menunduk untuk melewati mereka, tapi dia menghentikanku.

" Kamu Ryan ? " Tanya-nya

" Iya Tante, ada yang bisa saya bantu ?? " Dia mencariku ?

" Ya, saya Nyonya Elvanny, Orangtua Jennifer Adrian " Katanya..

Mama Jenny ?? aku berusaha sesopan mungkin dengan berusaha menyalaminya lebih dulu.

" Sory Tante, saya ga tahu.. " aku berusaha menyalaminya. Sementara dia seolah acuh dengan sodoran tanganku dan aku pun segera menarik tanganku lagi.

Angkuh, mungkin ini alasan Jenny tak pernah mau mengenalkan aku dengan orangtuanya.

Kulihat wajah Nyonya Elvanny, cantik memang meski dia tak mampu melawan usia tapi kecantikan masa mudanya jelas masih tersisa, dia cantik dan sedikit mirip dengan Jenny.

Aku tersenyum berusaha mencairkan suasana, sementara ponsel di kantungku mulai bergetar, aku tahu Jenny pasti mencariku.

" Kita langsung aja ya.. " dia mengambil rokok dari dalam tasnya dan menyalakannya.

" Ada yang bisa saya bantu ? " Tanyaku.

Dia melihatku dari ujung kepala sampai ujung kaki.

" Kamu tahu Jenny siapa ? atau sejauh mana kamu tahu tentang dia ? "

Aku menggeleng, jujur satu tahun lebih ini aku tidak tahu banyak tentang Jennifer Adrian, aku hanya mengenal seorang Jennifer Adrian, tidak dengan segala yang melatar belakangi dirinya.

Mama Jenny, mengambil sebuah kartu nama dari tasnya, dan memberikan padaku logo di kartu nama itu jelas adalah sebuah pabrikan elektronik terbesar di Indonesia. Sementara di kartu nama itu tertulis Elfanny Merry ~ Komisaris

" Ya, dia akan menjadi penerus perusahaan itu, karena dia anak satu-satunya dan jangan bilang kalau kamu tidak tahu kalau dia anak saya satu-satunya " nadanya terdengar sinis sementara aku mengangguk karena untuk yang satu itu aku tahu. Aku tahu dia juga punya adik laki-laki yang meninggal saat kecil. Tapi tak ada gunanya berdebat sekarang.

" Kamu cakep, cukup pintar, dan tante tahu semua yang udah kamu lakukan untuk sampai bisa berkuliah di sana, tante hargain dan apresiasikan dengan tinggi semua kerja keras kamu, dan jujur kagum sama kamu " Dia mengembuskan asap dari mulutnya.

" Tapi pertanyaanya apa kamu berfikir, kamu cukup mampu untuk membahagiakan Jennifer ? " Tanyanya
Pertanyaan yang sulit untuk dijawab, aku tahu mau menjawab apa, tapi itu hanya sebuah pernyataan tanpa dasar yang jelas.

" Terlebih kamu tahu, Jennifer belum menceritakan apapun ke kamu kan, apa kamu berfikir dia cukup serius untuk menjalani hubungan ini dengan kamu ? " . " Dia selalu berfikir kalau kami orangtuanya tidak pernah tahu apa yang dia lakukan, kami tahu semuanya, tapi memilih dia, tapi tidak kali ini "

Orang tuanya tahu tentang semua kesalahan yang pernah Jenny lakukan, jelas Jenny pun akan terkejut kalau tahu semua ini, karena dia selalu berfikir mampu membohongi kedua orangtuanya itu.

" Saya tahu, tante pasti sudah cukup tahu tentang diri saya, saya tidak punya satu jawaban dengan alsan yang kuat, tapi saya tahu Jennifer mencintai saya, dan saya juga mencintai dia dengan tulus, bahkan tanpa melihat siapa dia. " Jawabku

Dia tersenyum " Tante tau, tapi apa kamu pikir Jennifer bisa hidup dalam kesederhanaan ? ". " Bukan tante meragukan kamu, tapi apa kamu pikir dia bisa menunggu kamu untuk menjadi jauh lebih baik dari sekarang, sementara buat dia kemewahan itu sesuatu yang harus dia rasakan tiap hari ? " ucapan yang sangat tepat. Aku tak bisa mengelak.

" Enggak, tante bukan mau main sinetron dimana orang tua si perempuan yang lebih kaya datang dan mencaci, pacar anaknya. " , " Ga seperti itu tapi tante datang untuk meluruskan pola berfikir kamu, kalau kamu berfikir mampu, silahkan tante ga larang. "

Ponselku terus bergetar.

" Kayak yang tante bilang tadi, tante cukup suka dengan kamu, kamu punya karakter dan kemauan, tapi itu ga cukup. Belum cukup untuk bisa membahagiakan anak tante. "

Aku diam tak menjawab.

" Apa kamu berfikir usaha kamu sudah maksimal ? " tanyanya lagi

Aku berdiam, bertanya pada diriku sendiri apa aku sudah berusaha maksimal selama ini ?

" Kamu yang tahu jawabannya, berapa banyak hal lain yang mungkin masih bisa kamu lakukan. "
Dia mengambil lagi rokok dari tasnya, batang ke tiga.

" Satu aja yang tante mau, kalau kamu memang mencintai anak tante, buat dia lebih baik, kalau kamu berfikir tidak mampu membuatnya lebih baik, tinggalin dia sekarang. " Kata-katanya pelan tapi terdengar begitu dalam.

" Ok, tante rasa cukup ya, kamu yang harus nemuin sendiri jawabannya, Tante selalu siap untuk kamu temui untuk urusan Jennifer, and give me an answer as soon as possible okay. "

" Aku mengganguk, sementara supir di dalam mobil Mercedes itu keluar dari mobilnya dan mengambilkan payung untuk majikannya itu, sementara tak lama kemudian mobil itu pun meluncur pergi, aku masuk ke dalam kamar-ku. Mengambil handuk-ku dan masuk ke dalam kamar mandi, belasan miscall dan 3 buah SMS masuk, aku membaca SMS-SMS itu,

Kemarahan Jenny yang selalu kekanak-kanakan, dia sering melakukannya tiap kali marah, kadang juga disertai kata-kata kasar, membuatku bertanya pada diriku, apakah aku mampu membuatnya lebih baik? Apa aku mampu ?? Apa aku orang yang tepat untuk-nya ?

Kupakai pakaianku yang sudah disiapkan oleh Jenny tadi siang, aku tahu dia pasti datang dan menyiapkan pakaian untuk-ku.

Namun aku terdiam, berfikir dengan keras, mencerna semua yang dikatakan oleh Mama Jenny tadi, semua yang dikatakan olehnya adalah kenyataan

Apa yang aku tahu tentang Jenny ? Tidak ada aku tak tahu

Apa aku mampu membuatnya menjadi lebih baik ? aku tak tahu

Apa aku mampu membahagiakannya ? Ya, tapi bukan saat ini.

Bukan saat ini

Belum saat ini.


Aku melingkarkan kaki-ku, berfikir dengan jernih.. entah berapa banyak perbedaan diantara kita.. entah berapa banyak kesulitan yang akan datang karena perbedaan itu, aku berfikir berikir begitu lama hingga jam menunjukan pukul 11 malam, aku bergegas mengambil dompetku di meja, Jenny pasti sangat marah, setidaknya aku harus memberikannya alasan tentang keterlambatanku ini.

###

Setengah 12 malam dan masih hujan aku sampai ke tempat pesta itu, turun dari taksi dan mencari mobil Jenny di parkiran, Xtrail hitamnya masih terparkir disana, aku pun bergegas naik, bergegas naik untuk melihat pemandangan yang seharusnya mungkin tak pernah aku lihat, dikelilingi oleh para lelaki dia tengah asyik mencium salah satunya. Entah apa yang mereka semua lakukan bau alcohol yang begitu menyengat dan Jenny ikut mabuk bersama mereka.

Aku menariknya keluar sementara beberapa temannya tampak protes salah satunya yang aku tahu bernama Peter, orang yang menurut Jenny selalu berusaha mendekatinya, bau alcohol dari mulut Jenny tercium begitu pekat.

Aku mencari tasnya dan mengambilnya dari tumpukan teman-temannya yang telah tertidur mabuk, masih mengendongnya aku pun membawa keluar Jenny dari tempat itu.

Mungkin aku memang tak bisa membuatnya menjadi lebih baik.

" Bro, kalau dateng dan pergi jangan seenaknya donk. Loe pikir loe siapa ?? " Amuk Peter yang tengah mabuk dan berusaha mengambil Jenny dariku tepat di dekat pintu keluar.

Satpam tempat itu berusaha melerai sementara aku tak mengacuhkannya, yang justru membuat Peter bertambah emosi.

" ANJING LOE YA !! " Maki-nya sambil menendangku, aku berusaha tak terjatuh agar Jenny tidak ikut jatuh bersamaku, dia mengejarku dan memukulku lagi, aku masih berusaha tak membalas karena Jenny yang masih begitu limbung dan menceracau tak jelas,

Aku memasukan Jenny ke dalam mobilnya, tertidur di jok belakang.

Sementara Peter yang marah mengambil tongkat satpam dan memukulkannya ke pundak-ku, aku terjatuh kali ini dia memukulku sekali lagi tepat di muka yang membuat pandanganku buyar seketika, sebelum kemudian satpam-satpam itu melerai dan memaksa Peter masuk kedalam, satpam-satpam itu meminta maaf padaku.

" Ga papa pak, tolong diurus aja orang itu, " Kataku, sambil masuk dalam mobil membawa Jenny pulang, kulihat pundakku yang terkena muntahan Jenny tadi, sementara sedikit darah mengucur dari keningku karena pukulan Peter tadi.

Kubantu Jenny mengganti bajunya, penuh dengan muntahan entah muntahan siapa, kumasukan baju itu ke kamar mandi dan merendamnya, kugantikan bajunya dengan bajunya yang sengaja di tinggal di kost-ku. Kulihat wajahnya yang tampak begitu kacau, dia mengigau tak jelas.. aku bertanya pada diriku sendiri, apa aku orang yang tepat untuknya ? Mampukah aku membuatnya lebih baik ? Mampukah aku memberikannya kebahagiaan ?

Kepalaku benar-benar terasa pusing, sementara pelipiskupun belum berhenti mengeluarkan darah..

Aku mengambil ponselku, aku butuh seseorang untuk mengantarku ke dokter.. Rey..

###

" Cher... thanks ya, sory banget jadi ngerepotin loe pagi-pagi gini " Kataku sambil menidurkan kepalaku di jok mobilnya, aku lupa kalau Rey bertukar nomornya dengan Cheryl yang membuatnya datang pagi-pagi sekali dan mengantarku ke rumah sakit.

" Gapapa koq Ry, anytime " Dia tersenyum. " Darah loe banyak banget tadi, apa udah gpp ?? cepet banget loe keluar rumah sakitnya " Dia terlihat kawatir, aku hanya tersenyum sambil memejamkan mataku,

" Gapapa koq, beneran lagi Jenny maih sendirian di Kost kasian dia binggung kalau bangun nanti, udah siang lagi.. Cher sory boleh ke tempat gw kerja dulu ga? Sebentar aja .. " tanyaku

" Boleh koq, kan sekalian lewat kenapa emank Ry ? " tanyanya

" Gpp, gw mau beli makanan buat Jenny disana, kasian dia siang bangun pasti lapar, lagi kan ga mungkin gw kerja dengan keadaan kayak gini "

" Oh, yawda... loe kayaknya sayang banget ya sama Jennifer " Kata Cheryl dengan tampak iri yang lucu..

" Hahaha, Rey juga kan sayang sama loe, wajar lah orang pacaran gitu.. "

" Hah !! Mana ada Rey begitu ? loe cuma liat luarnya aja sih ! " Cheryl beralasan,

" Ya iyalah, masa sama-sama cowo liat dalemanya.. " Aku bercanda kecil

" Rese loe... ihhhhh " Pukulnya yang membuatku berteriak kesakitan karena dia memukul di daerah memarku..

" Aduh sory ryyy.. loe juga sih rese, eh beneran loe gpp ga dibebat gt, Cuma di plester sedikit ? " Dia memprotesku yang tak mau dibebat sekeliling kepala, hanya kain kasa kotak yang menempel di daerah lukaku yang masih kututupi dengan rambutku.

" Ga ah, kayak sekarat gw, lagi kalo gini kan gw lebih ganteng keliatannya.. " candaku lagi

" Ah rese loe, yawda turun yuk.. " ajak Cheryl setelah memarkir mobilnya, dia membantu memapahku yang masih sedikit pusing, aku menuju tempat kerjaku dan bertemu Ardie untuk membujuknya longshift menggantikanku. Sebelum kemudian membelikan makan siang untuk Jenny.

###

Tempat tidurku kosong, aku mengambil ponselku dari kantung berusaha mencari Jenny, handphonenya mati, aku tak tahu harus mencarinya kemana, sementara mungkin lebih baik aku menunggunya disini, aku yakin dia pasti datang untuk memarahiku..

" Ry, gw ke apotik dulu ya, kayaknya harus beli kapas kasa lagi dech buat luka-loe.. " aku diam tak menjawab..

" Yawda temenin gw keluar.. " Cheryl menarik tanganku, di depan pintu sedikit berjinjit dia memeriksa luka-ku..

" Tuh kan berdarah lagi, kenapa sih ga mau dijait aja.. " aku hanya tersenyum menjawabnya, takud jarum jawabku.

Dia hanya tertawa kecil, dia pergi sebelum kemudian kembali melihatku yang sedang terdiam di pinggiran ranjang, dia mematikan lampu sambil memaksaku tertidur,,

" Tiduran Ry, loe kayaknya banyak banget pikiran ya ? " aku mengangguk sambil memaksakan ciuman.
Sementara diluar hujan makin bertambah deras, ponselku berbunyi, sebuah SMS, dari Jenny
Dia Didepan !!!

Aku memaksakan diriku berlari, sementara kulihat mobil Jenny bergerak pergi semakin cepat, kupaksakan diriku untuk berlari mengejarnya sampai terjatuh, dia tak melihatku terjatuh ?? apa yang membuatnya marah ??

Sementara mobilnya makin menjauh dan Cheryl membawakan payung membantuku berdiri dan memapahku.

Ya Tuhan!.

###

Aku terus mencarinya, harus kemana aku mencarinya hingga ponselku berdering
Jenny menelpon-ku tapi seorang lelaki yang berbicara dengan ku dari ponselnya..

Continued : Malaikat Bersayap satu #2 ~ last episode for The Angel and The Man
 
maap buat temen-temen yang dah membaca cerita ini, sambungan cerita nya mungkin akan menunggu agak lama, karena kesibukan di kampus, paling lama mungkin libur dulu seminggu, dan bagian nanti akan ada terlalu banyak adegan xxx ( banyak dalam porsi gw, ) dan itu susah banget buat gw nulisnya..

tapi janji pasti diupdate koq, dan ga dibiarkan terbengkalai :)

thanks sebelumnya :)
 
ceritamu sangat bagus bro......
dan nggak usah terlalu banyak porsi adegan sex-nya......nggak papa.....
itu kan cuma bumbu.......yang penting kan inti cerita mengalir lancar...
keep posting bro...kami menunggu kelanjutannya....:p
 
mantap cerita gan..(gan ato sis ya :huh: )..romance + xxx, kombinasi yg pas dan ngena bgt. ditunggu selalu apdetnya.. :banzai::hore:
 
wah, mantap kali kau, sis..
Ternyata cerita barusan itu flashback cerita sebelumnya ya.
Sempat bingung awalnya.

Bener2 pinter kau, sis.
:D
 
Bimabet
​​˚◦°•ωeω...(―˛―) ternyata Ryan di samperin nyokapnya JEn, untung Ryan ga di gampar ya xixixixix
kk luar biasa,, TOP banget deh ceritanya,
Jd penasaran lg deh!!!
Aku akn setia menunggu,, keep spirit.......
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd