Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA "Terpaksa" ku gadai tubuh istriku.

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Pertama ane pikir gitu,,,tp dengan sbar akhirnya dikirim juga next update nya ko

Intinya sabar aja suhu,,mungkin suhu @Bomir nya lg sibuk juga
Biarin aja suhu..wkwlwklwl
Btw big thanks lah ya suhu, udah baca note yang ane tulis kmrin dan bersedia buat PM ulang.


Masalah ada yang merasa dirugikan, silahkan PM lagi aja. Ane tunggu-!!
 
Kopi plus singkong goreng wes siyap... Sambil ngg update
 
LANJUTAN_TERPAKSA KU"GADAI"TUBUH ISTRIKU.


Tentu saja Pak Prapto yang malam itu melihat istriku menyapanya dengan Ramah dan juga melihat penampilan istriku malam ini. Tampak raut wajahnya terlihat sangat senang dan bahagia sekali, tentu saja Ia berpikir sebentar lagi saya mau keindahan itu akan ia benar-benar bisa rasakan. Seutuhnya bahkan sepanjang malam ini. Susu Istriku yang montok itu akan ia remas-remas, ia kenyot, ia jilati, puting susu istriku akan ia pelintir-pelintir, pantat montok dan kenyal milik Istriku itu akan ia rasakan kenikmatannya malam ini, memek montok dan bersih milik istriku akan ia rasakan kenikmatan dan kehangatannya malam ini, semua itu berbalut sempurna dalam dekapan hangat dan halusnya kulit tubuh istriku.


Pak Prapto: Selamat malam juga Mbak Mirna, ini saya bawakan oleh-oleh tapi nanti aja ya dibuka ya pas lagi berdua aja.


Istriku: Bawain apa sih Pak kok repot-repot segala??

Pak Prapto: Ah nggak repot kok, tadi memang saya sengaja belikan untuk Mbak Mirna ini. Spesial banget lah pokoknya, lihat sekarang aja.


Istriku: duh suka bikin penasaran nih Pak Prapto, diintip dikit boleh nggak isinya??

Pak Prapto: Udah nanti aja Mbak,, biar surprise gitu.. Hehehe


Istriku: Oh gitu,, ya udah deh iya saya turutin aja.



Tampak kini istriku dan Pak Prapto Tengah asik ngobrol berdua, tanpa memperdulikan aku yang masih berada di sana.


Saat itu aku sempat berpikir, dan aku mulai menduga-duga bayangan apa yang akan terjadi antara mereka berdua sebentar lagi. Dengan melihat dan menilai dari cara obrolan mereka malam ini, suasana obrolan di antara mereka tampaknya dengan sangat mudah begitu cepat mencair. Baik istriku maupun Pak Prapto, sepertinya mereka berdua sama-sama pandai membawa suasana. Dari hal tersebut aku sempat menyimpulkan, mungkin saja tidak akan ada rasa canggung di antara mereka berdua saat akan bercinta nanti. Meskipun notabene mereka akan melakukannya sama-sama dengan orang baru, melihat dari cara mereka berdua sepertinya mereka berdua tidak akan kesulitan. Bisa saja mereka akan melakukannya sambil bercanda-canda, tersenyum, dan bisa saja mereka berdua akan saling menggoda. Bahkan aku Sempat berpikir mereka berdua akan saling melemparkan pujian, dan jika Pak Prapto melakukan itu kepada istriku. Maka aku yakin jika sudah mendapatkan pujian tentang bentuk tubuhnya yang memang indah dan seksi itu. Sontak saat itu juga istriku akan langsung merasa bergairah, dan tentu saja akan melayani Pak Prapto dengan sepenuh hati dan maksimal sekali.

Merasa muak dengan apa yang aku pikirkan dari apa yang aku lihat di antara mereka berdua, maka aku memutuskan untuk kepada mereka berdua saat itu. Aku merasa semakin sakit hati melihat kedekatan di antara mereka berdua, maka tanpa banyak berbicara dan tak ingin berlama-lama melihat semua ini. Aku pun pamit meninggalkan mereka berdua di sana.


Aku: Ehem ehem... Ehem ehem ...


Aku menyadarkan mereka berdua, mau tanya masih ada aku di sana.



Istriku: Kenapa ayah?? Mau minum?? Bunda ambilkan ya.


Aku: Nggak,, nggak usah biar nanti cari minum di luar aja sekalian. Ini udah mau sekarang kok.



Sedikit kesal pertanyaan istriku tersebut, karena sepertinya ia tidak memahami kode yang aku berikan. Tentu saja aku saat itu kecewa karena dengan masih adanya Aku di sana saja. Mereka berdua Sudah berani sedekat dan seakrab itu di penilaian dan pandanganku.


Pak Prapto: Mau sekarang Win?? Oh iya ini kunci mobilnya.


Aku pun langsung mengambil kunci mobil yang diberikan oleh Pak Prapto, setelahnya aku pamit meninggalkan mereka berdua di rumah kami.



Aku: Ya udah kalau begitu saya permisi keluar Pak,,


" bunda juga"

Ucapku kepada mereka berdua.


Tampak keduanya hanya diam tidak menanggapi ucapanku tersebut, barulah Tak lama kemudian Pak Prapto menjawab ucapanku tersebut.


Pak Prapto: Iya Win,, saya baru kepikiran lebih baik kamu sekalian cek di kandang deh di sana kan ada tempat tidur juga ada tempat duduk-duduk juga. Di sana Kayaknya lebih aman kalau kamu parkirkan mobilnya biar nanti pulang ke sini kamu bawa motor aja.


Aku: Iya Pak baiklah,, kalau begitu saya permisi.


Setelah mengucapkan hal tersebut aku segera bangkit dari posisi aku duduk saat ini, tanpa menoleh ke arah istriku dan juga ke arah Pak Prapto aku bergegas Berjalan ke depan pintu. Aku terus berjalan tanpa menoleh ke belakang lagi, terus berjalan sampai ke depan pintu pagar keluar rumah kami. Setelahnya aku langsung memasuki mobil beranjak Pergi dari sana.



Setelah aku beranjak dari depan rumah kami dengan menggunakan mobil Pak Prapto, entah kenapa aku seperti orang yang sedang kebingungan pada saat itu. Perasaan yang membuat aku merasa benar-benar berbeda, entah perasaan yang bagaimana, antara perasaan bingung ataukah perasaan cemas, berkumpul dan menyatu di kepalaku. Sehingga aku merasa diriku yang sangat benar- benar berbeda. Bahkan mungkin saat ini aku seperti orang yang sedang linglung.
Sampai-sampai Aku Tanpa sadar menuruti Apa yang diperintahkan oleh Pak Prapto, aku berjalan mengemudi menggunakan mobilnya ke arah kandang ayam. Tetapi Untunglah tak lama setelah itu aku tersadar kenapa aku harus menuruti perintah Pak Prapto Untuk memindahkan Mobilnya dari sini.

"bukankah aku sudah punya rencana untuk melihat persetubuhan mereka berdua secara langsung di rumah kami”


Akhirnya aku yang saat itu sudah setengah perjalanan menuju kandang, memutuskan untuk segera berbalik arah dan mencari tempat parkir lain untuk mobil Pak Prapto. Saat itu aku sempat memikirkan untuk menaruh Mobilnya di halaman belakang di dekat lapangan bola di desa kami.


Sementara itu para suhu sekalian, saat Edwin Tengah bingung untuk mencari lokasi kendaraan mobil Pak Prapto. Ditambah lagi kini perasaannya yang mulai mengkhawatirkan keadaan istrinya bersama Pak Prapto. Semua itu seakan berbanding terbalik dengan situasi yang saat ini dialami oleh Pak Prapto, bahkan mungkin juga Mirna pada saat ini. Kini sesuatu amat sangat menyenangkan hati Pak Prapto tampak di depan matanya, ya tentu saja sesuatu yang menyenangkan hati Pak Prapto itu adalah sosok Mirna. Mereka saat ini tampak Tengah duduk di sofa ruang tamu berhadap-hadapan, saat itu tatapan mata Pak Prapto tertuju melekat ke arah payudara Mirna. Ia melihat payudara mirna memang sangat menggoda itu kini tampak makin menggoda saja karena sudah tidak terbungkus BH lagi di balik bajunya. Tentu saja semua hal itu membuat Pak Prapto semakin bergairah saja. Ditambah lagi kini ia melihat sosok Mirna yang begitu mempesona malam itu, rambut Mirna yang diikat kuncir ke belakang. Aja semua penampilan Anggun Mirna malam itu, membuat Pak Prapto semakin senang melihat sosok yang sebentar lagi akan ia Taklukan itu. Saat ini rasanya sudah tak Sabar Pak Prapto untuk melampiaskan semua hasrat yang telah Ia pendam kepada Mirna..


Akhirnya hal tersebut membuat kita semua harus memfokuskan perhatian kita pada situasi terkini ruang tamu di rumah Edwin. Di dalam rumah Edwin yang sangat Asri itu, kini tampak di sebuah ruang tamu rumah tersebut. Sepasang laki-laki dan perempuan tampak Tengah berbincang sesuatu yang cukup serius. Sang laki-laki kini tampak memberikan sesuatu yang tadi ia bawa kepada sang perempuan. Tampaknya Itu adalah sebuah bingkisan, yang bentuknya menyerupai sebuah tas yang terbuat dari kertas berbahan keras. Entah apalah isinya karena kita semua belum mengetahui secara pasti apa yang sebenarnya dibawakan Pak Prapto untuk Mirna.


Saat ini terlihat sepasang laki-laki dan perempuan itu, lebih tepatnya seorang laki-laki tua dan perempuan berusia matang. Sudah mulai mencair dengan obrolan mereka, mungkin saat itu hanya sekitar 5 menit saja waktu berlalu. Saat Edwin pergi meninggalkan mereka berdua, tampak di sana pintu rumah yang belum tertutup, rupanya Pak Prapto tidak terlalu terburu-buru pada malam itu. Mungkin saja ia ingin mengenal sosok Mirna ini lebih jauh, tanpa adanya gangguan dari siapapun. Termasuk suami Sang Perempuan, ya itu adalah Edwin. Melihat situasi yang semakin mencair di antara mereka berdua saat ini, rasa takut yang awalnya begitu kuat di dalam diri mirna kini perlahan berkurang dan memudar bahkan telah mencair menjadi nyaman.



Semua itu karena sifat dan pembawaan Pak Prapto yang memang mengasyikkan, sepertinya ia tahu betul Bagaimana cara memperlakukan perempuan. Tentu saja itu bukan suatu hal yang sulit bagi Pak Prapto, karena memang itu sudah menjadi kebiasaan dirinya. Namanya juga Pak Prapto adalah laki-laki tua hidung belang, yang jika sudah melihat perempuan cantik, muda seksi dan montok, seperti halnya sosok Mirna yang saat ini berada di hadapannya. Maka semua jurus ampuh ala "TI PAT KAI" alias Panglima Tian Feng, akan dengan sendirinya keluar dari dalam dirinya. Hal tersebutlah yang akhirnya membuat Mirna menjadi terbawa suasana dengan rasa nyaman yang bawa Pak Prapto melalui obrolannya.



Pak Prapto: Nah ini nanti dipakai ya mbak, bela-belain lo saya beli sebelum datang kemari tadi. Makanya hampir terlambat ya kan, padahal udah semangat banget loh dari rumah pergi ke sini tadinya, tapi karena saya pilihkan yang terbaik, makanya jadi agak lama deh. Hehehe


Mirna: Apa sih isinya Pak?? Boleh dibuka sekarang??

Pak Prapto: Nanti aja deh,, jangan sekarang lah, pas nanti kita berdua di kamar ya. Hehehe

Mirna: Aduh ini, ngerayu terus deh dari tadi..

Pak Prapto: Wajar dong,, namanya juga terpesona. Abis Yang tebar pesona cantik banget lagi.


Mirna: Enggak lah pak biasa aja kali,, banyak kok yang lebih cantik. Nggak saya juga, saya mah biasa aja.


Pak Prapto: Kalau mbak tuh nggak cantik dan menarik banget, mana mungkin saya meminta hal ini sama Edwin. Mbak kan tahu sendiri gimana hubungan saya sama Edwin, seharusnya hal seperti ini tidak boleh terjadi antara kami. Tapi ya itu,, mungkin Mbak mirna juga udah tahu dari mas Edwin ya kan??

Mirna: Nah iya lho Pak,, kenapa sih harus gini?? Berlebih banget gak sih ini pak??


Pak Prapto: Bukankah semuanya sudah dijelaskan sama Edwin ya mbak??

Mirna: Iya udah dijelasin sama mas Edwin, tapi saya mau dengarnya dari bapak Loh kenapa sih??


Pak Prapto: Pokoknya saya nggak bisa ngomong banyak Mbak,, pokoknya tertarik aja. Tapi tertariknya tuh beda banget, kayak saya tuh kebayang-bayang terus sosok Mbak Mira dalam pikiran saya. Sampai saya tuh nggak bisa fokus kerja dan nggak bisa fokus cari solusi dari permasalahan yang kami alami saat ini.


Mirna: Masa sih Pak sampai segitunya??

Pak Prapto: Saya beneran Mbak,, nggak bohong deh. Pokoknya Udah paling jujur itu.


Mirna: Bapak si suka main perempuan, makanya gampang kepancing gitu. Awas aja nanti pakai kondom loh ya pas sama saya.


Pak Prapto: Lah kok pakai kondom sih Mbak?? Emang Mbak nggak KB??

Mirna: Saya pakai kB juga lah Pak, takut aja sih.


Pak Prapto: Takut kenapa?? Saya nggak bersih gitu?? Karena sering main perempuan??


Mirna: Nah itu bapak tahu jawabannya,, hehehe.. Jadi saya nggak perlu ngomong nih ya kan..


Pak Prapto: Kamu kan bidan Mbak,, tahu dong nantinya yang sehat sama nggak sehat ya kan?? Lagian saya biasanya kalau sama perempuan gitu selalu pakai kondom kok Mbak. Tapi kalau sama Mbak Mirna yang udah teruji dan meyakinkan saya pengen merasakan kehangatannya langsung nih.. Hehehe


Mirna: Ya udah deh Tapi nanti dilihat dulu ya?? Kalau kayaknya nggak sehat saya nggak mau loh.

Pak rapto: Ya udah lihat sekarang yuk,, tutup deh pintunya.

Mirna: Ih sabar dong Pak,, baru jam berapa juga. Eh iya ini gimana sih ceritanya ngapain sama bapak??


Pak Prapto: Ngapain aja lah, yang penting sama kamu deh Mbak. Udah beberapa hari ini saya pusing, kepikiran terus kebayang lah pokoknya sosok Mbak Mirna terus-terusan.

Mirna: Kebayang Kenapa sih Pak?? Gara-gara lihat saya waktu itu ya?? Makanya Bapak berani ngomong gitu sama mas Edwin, apa benar gara-gara itu Pak??


Pak Prapto: Itu sih penambahnya aja,, saya itu biasanya kalau lihat perempuan dari pandangan pertama aja. Pertama kali saya ketemu kamu saya udah langsung terpesona kok, beneran deh.


Mirna: Terpesona gimana sih Pak??

Pak Prapto: Saya tuh suka sama sosok kamu aja mbak, soalnya selain memang cantik, ditambah lagi aduh pokoknya, entah depannya belakangnya saya suka semua deh. Berani berani bayar mahal ini saya kalau ketemu di tempat lain.


Mirna: Apa-apaan sih?? Kok saya bisa main yang begituan, nggak mau ah.



Pak Prapto: Ya bukan disamain lah Mbak, maksudnya loh kalau lihat sosoknya nggak Mbak gini. Diminta bayar mahal pun saya mau deh. Terus diajak ngobrol enak lagi nyambung banget.


Mirna: Bisa aja nih bapak ah,,


Ucap Mina seakan terputus, selain itu terhanyut dan termakan oleh pujian-pujian ringan yang diberikan oleh Pak Prapto. Entah kenapa dipuji oleh pria tua seumuran bapaknya itu, membuat Mirna menjadi merasa tersanjung. Lagi Ia Sempat berpikir bahwa laki-laki tersebut sebentar lagi akan menggagahi dirinya.

Pak Prapto: Ya udah deh saya tutup pintunya ya mbak.

Tampak mirna hanya diam saja mendengar ucapan dari Pak Prapto tersebut, kini ia mulai membayangkan apa yang akan dibuat Pak Prapto terhadap dirinya.

"CKKLLEELKK"

Suara pintu depan rumah mereka dikunci oleh Pak Prapto.


Setelah Mengunci pintu rumah mereka, pak Prapto langsung berpindah duduk di sebelah Mirna, tidak kembali lagi ke tempatnya semula. Kini ia menempatkan posisi duduknya di sebelah Mirna.


Pak Prapto: Tolong layani saya seperti kamu melayani Edwin ya Mir?? Saya panggil kamu nama aja ya?? Mirna gitu deh ya?? Biar lebih akrab aja gitu.


Mirna: Iya boleh kok panggil Mirna aja Pak.


Pak Prapto: Ada siapa di rumah ini Mir?? Anak-anak kalian udah tidur??


Mirna: Anak-anak di rumah neneknya Pak,, nggak ada orang lo di rumah ini.
Kita berdua aja yang ada di sini, makanya takut nanti ada setan deh kayaknya.



Pak Prapto: Aduh gemesin banget kamu mir,, ayo deh kita masuk kamar yuk. Apa mau di sini dulu?? Enaklah malam ini nggak ada yang ganggu kalau begitu.


Mirna: Tapi belum mau itu kan pak??

Pak Prapto: Itu apa sih hehehe??


Mirna: Main catur...

Pak Prapto: Kalau gitu kamu jadi kudanya dong,, biar saya naikin. Enak ini empuk kalau dinaikin... Hehehe


Mirna: Duh masih kena juga deh padahal udah di jauh-jauhin dari hal itu.

Pak Prapto: Aduh Mana bisa jauh sih Mbak kalau udah kebayang hal yang itu, apalagi sama Mbak Mirna berdua aja gini. Kebayang terus loh saya sama nenennya kemarin.

Mirna: Masa sih Pak?? Kebayang Kenapa coba ?? Gede nggak nenen aku pak?? Hahaha


Pak Prapto: Mau lihat bentuk telanjangnya dong hehehe, baru tau gede atau enggaknya.


Mirna: Emang sekarang nggak kelihatan gedenya??


Pak Prapto: Kelihatan dong,, orang bajunya cuma nutupin separuh gitu. Udah siap banget kayaknya nih... Uh makin nggak tahan deh..

Mirna: Jujur aja lo Pak sama laki-laki lain,, ini pertama banget buat saya. Harus ngapain.

Pak Prapto: Kan dah saya bilang Mir,, kamu kayak biasa aja kayak sama Edwin gitu loh. Online-nya suami kamu deh., kamu ganas nggak kalau lagi dientot Edwin??

Mirna: yehh kalau itu lain dong Pak, kan sama suami sendiri. Pasti maksimal lah.


Pak Prapto: Sama saya juga harus maksimal dong,, aduh gemesin banget sih Susu kamu merah. Pasti Edwin betah ya lama-lama main susu kamu??


Mirna: Iya betah lah Pak namanya nggak punya istri sendiri. Sama Bapak nih Saya bingung harus ngapain dan kayak gimana juga mulainya.


Pak Prapto: Udah kamu tenang aja,, kita main santai ya?? Kayak pacaran gitu.. Hehehe,, iklan cewek b
Bo tuh main santai rasa pacar. Bisa ya Mir??


Mirna: Ada saya nggak ngerti deh Pak,, pokoknya saya ikut aja deh.


Pak Prapto:Mirna?,??
Sekarang yuk??


Mirna: Masa mau di sini pak??


Pak Prapto: Aduh ke kamar aja yuk,, ayo deh!!


Ucap Pak Prapto sambil meraih Tangan
Mirna.

Tampak mirna yang masih cukup terkejut mendapatkan perlakuan dari Pak Prapto tersebut, hanya menuruti saja ketika dituntun oleh Pak Prapto menuju ke kamar.


Pak Prapto: Eh itunya di bawah dong jangan ditinggal,, itu isinya baju nanti di kamar dipakai ya. Saya mau nikmatin kamu dengan baju seksi itu.

Mendengarkan pernyataan dari Pak Prapto tersebut membuat Mirna menuruti saja apa yang diinginkan oleh Pak Prapto saat itu.



Kemudian setelah mirna mengambil bingkisan yang dibawakan oleh pak prapto, tangan Mirna kembali pegang oleh Pak Prapto. Kali ini disertai dengan Pak Prapto merapatkan tubuhnya ke tubuh Mirna, pak prapto memeluk badan Mirna dari samping. Mereka berjalan bergandengan menuju ke kamar. Saat sudah tiba di depan kamar, pak Prapto tampak dengan tergesa-gesa membawa Mirna masuk ke dalamnya.

Mirna: Eh salah Pak,, jangan di sini,, kamar yang di sana aja.


Ucap Mirna sambil menunjuk ke kamar yang terletak di bagian belakang rumah mereka.



Pak Prapto: Ya udah yuk bebas deh mau di mana aja,, di sini juga boleh nih. Prapto sambil menunjuk sebuah kasur lantai yang terbentang di depan TV.


Mirna: Aduh jangan pak,, nggak enak kalau harus disitu, di kamar aja yuk.


Pak Prapto: Kan sama aja,, yang penting kan ada kamu sama saya Mir.. Hehehe


Mirna: Jangan dong Pak,, nanti kalau di situ kedengeran orang. Buat jaga-jaga aja sih. Soalnya saya suka teriak..hihii


Pak Prapto: Emang kamu sama Edwin nggak pernah bercinta di situ??

Mirna: Iya pernah sih,, biasanya kami main di situ pas lagi malam minggu kayak gini juga,, soalnya anak-anak kan lagi nggak di rumah tuh. Jadi bebas di mana aja.


Pak Prapto: Oh gitu ,, nanti saya mau coba juga ya main di sana sama kamu,, ya Mir??

Mirna: Duh banyak maunya Nih Bapak ih,, bingung ini harus ngapain. Canggung banget tau pak. Tapi penasaran juga sih.. Hehehe



Pak Prapto: Udah santai aja nggak usah canggung-canggungan, saya mau nikmati kamu Sebebas mungkin. Berkelas banget loh Mir kalau yang model yang kayak kamu gini, kayak yang saya bilang tadi loh, bisa dibayar mahal banget kamu mah.


Mirna: Ih Bapak kok saya bisa main gitu lagi sih,, apa mentang-mentang karena saya mau nurutin pemohon Bapak gini??


Pak Prapto: Ya nggak dong Mir,, itu menggambarkan aja. Saya jadi gemes deh kalau kamu cemberut gitu.


"cuuuppp..mmmhhh"

Pak Prapto mulai melancarkan serangan pertamanya kepada Mirna, kini ia mencium pipi Mirna. Dalam posisi mereka tengah berjalan menuju ke kamar.


Mirna: Udah ih jangan dulu Pak, di kamar aja nanti.


Sikap Mirna yang tadinya sedikit genit, sekarang mulai menolak ketika akan dicumbu oleh Pak Prapto. Pak Prapto menyadari keanehan itu, tentu saja ia mengetahui bahwasanya, semua sikap genit Mirna tadi sebenarnya hanyalah pura-pura saja. Akhirnya keduanya pun tiba di depan kamar yang dimaksud oleh Mirna tadi, tanpa basa-basi Pak Prapto langsung membawa Mirna masuk ke dalam kamar tersebut. Mereka masuk ke dalam kamar tersebut tanpa menutup pintunya kembali, karena memang saat ini hanya ada mereka berdua di dalam rumah tersebut. Saat ini mereka berdua benar-benar bebas ingin berbuat apa saja di dalam sana. Tentulah hal tersebut tidak akan disia-siakan oleh Pak Prapto, ia ingin melihat Mirna memakai baju yang tadi ia belikan khusus untuk Mirna.


Pak Prapto: Kamu ganti deh Mir Bajunya sama yang baju yang itu, biar saya nunggu di kamar mandi aja dulu sekalian saya mau kencing nih. Saya pengennya Ketika saya masuk kamar kamu udah pakai baju itu.


Mirna: Ya udah deh saya ganti deh ya pak. Senang juga.

Ucap Mirna yang seakan kini pasrah mengikuti semoga keinginan Pak Prapto terhadap dirinya.


Mendengar hal tersebut tentu saja Pak Prapto tersenyum semeringah kepada Mirna, tetapi Senyumnya itu tidak selepas senyum saat pertama kali Ia datang kemari. Kemudian Pak Prapto keluar dari kamar tersebut dan benar saja Ia memang menuju ke kamar mandi. Sementara itu Mirna mulai membuka bingkisan yang dibawakan Pak Prapto untuknya, di sana terdapat dua potong baju terusan, yang bentuknya sangat tipis dan Sangat terbuka sekali. Tentu saja dengan melihat baju yang dibawakan oleh Pak Prapto itu, awalnya Mirna merasa cukup tercengang. Karena dengan menggunakan pakaian yang diberikan oleh Pak Prapto itu, seluruh lekuk tubuh Mirna akan dengan jelas terekspos. Sepertinya Baju itu tidak akan mampu menutupi seluruh tubuh Mirna yang memang benar-benar seksi itu.


Akhirnya kini Mirna melepaskan baju yang ia kenakan, bagian atasnya Mirna langsung meloloskan bajunya dari atas. Maka saat itu terpampanglah tubuh mulus Mirna yang tanpa penghalang apapun. Ya saat ini Mirna memang sudah tidak mengenakan BH lagi di balik tubuhnya kemudian Ia membuka bagian bawahnya. Sementara di bagian itu, Mirna masih mengenakan celana dalam miliknya. Dengan posisi hanya menggunakan celana dalam saja mirna mengambil pakaian yang diberikan oleh Pak Prapto tersebut, kemudian dia memilih salah satunya dan memutuskan untuk memakainya saat itu juga.



Ketika telah mengenakan baju tersebut, mirna merasa penasaran Bagaimana sih bentuk tubuhnya dengan baju yang seperti ini. Akhirnya ia keluar dari kamar itu dan ingin melihat penampakan dirinya di balik cermin. Iya keluar kamar dan menuju ruang tengah rumah mereka, di sana terdapat sebuah cermin besar yang tentu saja biasa digunakan Mirna untuk bercermin sehari-harinya.


Saat melihat ke arah cermin tersebut, mirna merasa bahwa ia sangat seksi dan menggoda sekali ketika menggunakan pakaian yang dibawakan oleh Pak Prapto tersebut.

" bisa-bisa makin ganas nih pak Prapto, kalau lihat aku pakai pakaian begini"

" terus ini lagi,, aduh,,, kayak mau loncat aja nenenku keluar,,, hihihi"

" terus bawahnya,, aduh kok tinggi banget sih di atas lutut,, kayaknya aku nggak punya nih baju yang sependek ini untuk di rumah".


Pikiran tersebut terus berkecamuk di kepala Mirna saat itu, memang dalam kategori memilih pakaian dalam ataupun pakaian tidur, mirna adalah tergolong wanita yang suka mengkoleksi pakaian-pakaian terbuka. Termasuk baju dinas untuk menyenangkan suaminya, ia selalu memilih modelnya yang benar-benar terbuka. Tetapi untuk yang dibawakan Pak Prapto ini, ia merasa sedikit berbeda, karena selain bermotif loreng-loreng macan baju satunya yang Pak Prapto bawakan adalah model baju setelan japanese. Yang membuat Mirna teringat akan kesukaan suaminya menonton film tersebut.


" bagaimana bila mas Edwin sampai tahu ya kalau aku disetubuhi Pak Prapto menggunakan pakaian ini?? Mungkin dia bakal tambah gairah deh kayaknya. Soalnya dia emang suka banget baju trend Japanese gini.. Hihihi"


Sekarang ini Mirna sibuk mematut dirinya di depan cermin, sampai ia tidak sadar Bahwa pak Prapto sudah keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju ke arah kamar. Pak Prapto sempat berhenti di depan kamar karena melihat Mirna yang kini berada di ruang tengah dan ia melihat Mirna yang berpose menantang di depan cermin. Ia melihat Mirna memutar badannya ke samping kiri dan ke kanan, kemudian ke depan dan ke belakang. Tampak Wanita itu sangat memperhatikan penampilan dirinya dengan pakaian baru yang dibawakan oleh Pak Prapto tersebut. Tetapi di sisi lain Pak Prapto melihat Mirna sengaja melakukan hal tersebut, sepertinya Ia hanya berniat menggoda Pak Prapto saja. Semua itu bisa disimpulkan oleh Pak Prapto, karena begitu nampak dari ekor mata Mirna yang tidak bisa dibohongi. Iya tidak benar-benar fokus melihat dirinya di cermin, sepertinya saat itu ekor mata Mirna lebih mengarah ke arah pa prapto berdiri saat ini.


" mirna??? Wow... Gila sih ini,,, kamu bener-bener cantik pakai pakaian itu Mir,, terkesan sangat gimana gitu"

Tempat Pak Prapto mengomentari Mirna dari kejauhan.


Mendengarkan itu Mirna langsung menghentikan aksinya dan langsung menoleh ke arah Pak Prapto.


Mirna: Kependekan ini Bajunya Pak, terus kebuka banget lagi. Tuh lihat deh.


Ucap Mirna sambil mengangkat bagian bawah baju terusan yang ia gunakan, maka saat itu tampak celana dalam Mirna yang ikut mengintip karena ulahnya tersebut.


Pak Prapto : ya udah nggak apa-apa Kamu pakai aja bagus kok, lagian kan mau enak-enak nggak pakai baju pun nggak apa-apa dong seharusnya.. Hehehe

Mirna hanya tersenyum tipis mendengarkan ucapan dari Pak Prapto tersebut. Kembali Pak Prapto melihat ekspresi yang berubah begitu drastis dari wajah Mirna saat itu, tentu saja Pak Prapto semakin yakin bahwa sebenarnya mirna ini hanyalah berpura-pura siap untuk melayani dirinya pak Prapto bertit untuk menggodanya lebih lanjut saat itu.
Kemudian ia berjalan mengarah ke arah Pak Prapto,. Tentu saja melihat Mirna yang berjalan mengarah kepadanya, pak Prapto merasa semakin bergairah saja, dengan melihat lenggok jalan Mirna yang tampak menggoda, ditambah lagi kini bagian dada Mirna yang semakin terlihat menggoda dengan pakaian yang ia kenakan barusan ini.

" wow,,, benar-benar nggak salah pilih saya dong,, pas banget sama badan kamu "


Mirna: Bisa aja deh bapak, makasih loh Pak bajunya.


Pak Prapto: Kamu suka??


Mirna: Lumayan sih,, oke juga.


Pak Prapto: Ya udah kita masuk kamar yuk.



Ungkap Pak Prapto mengajak Mirna kembali masuk ke dalam kamar.


Kini keduanya kembali masuk ke dalam kamar,. Saat itu Mirna menyangka bahwasanya Pak prapto akan langsung menerkam dirinya ketika mereka telah berada di dalam kamar. Tetapi ternyata tidak, begitu masuk ke dalam kamar pak Prapto dengan tenang duduk di tepi ranjang dalam kamar tersebut, lalu ia memanggil Mirna untuk duduk di sebelahnya.



Pak Prapto: Mir sini dulu deh, kamu cantik banget deh kalau pakai baju kayak gini. Saya suka sekali.


Mirna: Iya deh Pak percaya,, makasih loh ya.


Pak Prapto: Saya mau ngomong serius Mir sama kamu. Sini deh Duduk dulu.


" di sini??"

Balas mirna begitu mendekat ke arah Pak Prapto, lalu ia julurkan tangannya sambil mengelus paha Pak Prapto dengan amat genit.


Saat itu tampak Mirna sengaja seperti menantang Pak Prapto untuk segera memulai semuanya, persis seperti yang ia katakan kepada suaminya beberapa waktu lalu. Bahwa ia akan menghandle Pak Prapto ini, ternyata yang dimaksud Mirna menghandle adalah di dalam kamar ini ia akan menggoda Pak Prapto habis-habisan sebisanya. Awalnya Mirna berniat untuk bersikap amat genit untuk meladeni permainan Pak Prapto, ia ingin berpura-pura mendesah dengan liarnya. Berpura-pura berkelakuan manja, tentu saja dengan harapan pak prapto yang katanya begitu bernafsu terhadap tubuhnya tidak bisa bertahan lama ketika menggenjot memeknya. Karena terbuai dalam gairah hawa nafsu nya dan ditambah terbawa dengan permainan mirna.


Tetapi bukan pak prapto namanya jika ia tidak menyadari hal itu, tentu saja pak prapto saat itu juga telah punya siasat lain. Pak Prapto tentu saja mengharapkan Mirna melakukannya dengan santai dan naturall saja. Serta melayani dia layaknya suaminya sendiri, saat itu yang ada di pikiran Pak Prapto ia ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi suami dari seorang Mirna. Karena tentu saja Pak Prapto tahu bahwa sosok Mirna ini adalah sosok yang lemah lembut. Dia bisa menilai semua itu, dari semenjak awal mereka bertemu, dan sekarang semenjak awal datang kemari malam ini. Ia melihat mirna yang lain dari mirna yang ia kenal saat pertama kali. Saat pertama kali ia melihat sosok mirna, ia menyadari bahwa sosok perempuan ini adalah sosok perempuan yang dengan cepat mampu menyesuaikan diri. Tetapi kini ia melihat mirna tampak memaksakan dirinya untuk bersikap genit dan berpura-pura memiliki ketertarikan yang sama seperti dirinya. Tetapi tentu saja semua kelakuan mirna yang di paksakan itu disadari oleh pak prapto, lagi pula semua sikap pura-pura yang di tampilkan mirna itu tentu nampak pada ekspersi wajahnya.

Tentu saja semua itu bukanlah hal yang di herapkan oleh pak prapto. Ia ingin melihat mirna meringis dengan naturalnya saja saat ia melakukan eksekusi kepadanya dan juga sebenarnya dia ingin Mirna tampak sedikit menolak dan malu-malu untuk melakukan hal tersebut bersamanya. Dengan begitu maka Pak Prapto merasa akan semakin bergairah. Karena baginya diperlakukan nakal oleh wanita, digoda secara habis-habisan. Kemudian mendapat perlakuan palsu dari wanita panggilan yang biasa ia gunakan, itu semua sudah menjadi hal yang biasa baginya.


Kini ia ingin menikmati semua pericintaan yang natural bersama wanita yang ia impikan, yaitu mirna. Tetapi Juga pak prapto tidak ingin melakukan dengan adanya keterpaksaan yang berlebih ataupun keberberpura-puraan. Pak prapto sangat tidak ingin merasakan sensasi bercinta yang sama dengan mirna, tidak ingin disamakan saat ia menyewa dan membayar wanita panggilan. Yang ada di pikiran pak prapto saat ini adalah ia ingin menikmati sensasi rasa menikmati bini orang. Karena hal tersebut merupakan hal yang ia idamkan sejak lama, terutama bini orang yang masih tergolong daun muda di bawah dirinya, berbadan segar khas ibu-ibu, dan juga memiliki jam terbang cukup dalam melayani suaminya. Tetapi tidak bersifat liar seperti wanita panggilan yang sering ia pakai. Itulah saat ini yang diharapkan Pak Prapto bisa ya dapatkan dari sosok Mirna.



Dengan semua pertimbangan itu, tentu saja pak prapto berharap mirna menyadari dan mampu memenuhinya. Dan juga ia amat yakin mirna mampu memenuhi semua itu.

Pak Prapto: Jangan dulu deh, kamu duduk deh disini di sebelah saya.

Balas Pak Prapto sambil sedikit menampakan senyum di wajahnya, tampak kini ia terlihat serius untuk berbicara kepada Mirna.

Mirna: Oh di sini,, kirain mau didudukin di situ Pak..hehee

Balas Mirna sambil bersikap genit, dan kembali menunjuk ke arah paha Pak Prapto.

Pak Prapto: Mir, saya tahu kok kamu lagi berpura-pura. Nggak usah sampai gitu banget deh saya sadar kok semuanya.


Mirna: Pura-pura gimana sih Pak??


Pak Prapto: Saya itu tahu Mirna, saya ini bukan anak kecil dan saya tahu kamu itu sebenarnya pura-pura aja kan bersikap kayak gitu ke saya??


Mirna: Gitu gimana sih Pak??

Pak Prapto: Saya tuh dari awal kenal kamu Mirna, udah bisa nilai kok gimana sih kamu tuh sebenarnya. Bersikap genit kayak gini banget tuh kayaknya bukan kamu deh, saya tahu kok gimana kamu sebenarnya.


Mirna: Ih enggak lo Pak,, katanya mau dilayanin saya. Mau diservis kan??


Pak Prapto: Udahlah Mirna,, apa sih tujuannya?? Biar saya bisa hanya dalam permainan kamu?? Mending kamu jujur aja deh.




Mendengar semua pernyataan dari pak prapto tersebut, kini tampak Mirna mulai sedikit cemas. Karena sepertinya siasat yang ia lancarkan, sudah bisa terbaca oleh Pak Prapto. Tetapi Mirna tidak menyerah begitu saja, ia tetap akan berusaha untuk tidak mengatakan yang sebenarnya.


Mirna: Saya nggak paham deh Maksud bapak, saya itu emang gini Pak. Nggak ada yang saya sembunyikan kok, beneran!


Pak Prapto: Berarti kalau cara kamu kayak gitu ke saya, kamu sama aja menyamakan diri kamu dengan apa yang tadi saya bilang dong, benar begitu??

Mirna: Maksudnya gimana tuh pak??


Pak Prapto: Kamu sadar nggak sih, dengan sikap kamu yang genit kayak gini tuh sama aja kamu bersikap layaknya perempuan panggilan Mirna.


Mendengar pernyataan dari Pak Prapto tersebut, sontak saja yang membuat Mirna menjadi sangat terkejut. Karena dari awal ia sudah mengingatkan Pak Prapto agar jangan menyamakan dirinya dengan wanita panggilan yang biasa dipesan oleh Pak Prapto. Tetapi kini hal tersebut dikatakan langsung oleh Pak Prapto kepadanya, sehingga membuat Mirna sedikit marah dan tampak mulai terdiam dan kini ia menundukkan kepalanya ke bawah.


Pak Prapto: Saya itu tahu kamu Mirna, kamu itu adalah sosok istri yang baik. Dengan apa yang udah kamu korbankan untuk membantu suamimu, itu aja saya udah salut banget loh. Kamu benar-benar sosok partner kehidupan yang bisa diandalkan, itu penilaian saya terhadap kamu Mirna. Sama sekali dengan bersedianya kamu memenuhi permintaan saya ini tidak sedikitpun merubah penilaian saya terhadap kamu. Karena sesungguhnya, saya mengetahui alasan kamu menyetujui semua permintaan dari suamimu itu.


Mendengar lanjutan dari ucapan Pak Prapto tersebut, kini tampak Mirna semakin terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ya tidak menyangka bahwasanya pak Prapto yang sudah dikendalikan oleh nafsu birahinya sendiri, ternyata bass masih bisa menyadari semua itu dan bahkan kini Pak Prapto amat sangat mengerti tentang perasaan yang ada pada dirinya. Mulailah terbuka hati Mirna untuk mengatakan apa yang sebenarnya ia rasakan saat ini.

Saat ini kondisi di dalam kamar tersebut tiba-tiba berubah menjadi hening, mirna tampak semakin terdiam. Sementara Pak Prapto juga ikut terdiam, tetapi perhatiannya tidak pernah lepas dari sosok Mirna. Gini Pak Prapto merasa sudah berhasil, untuk menggoyahkan pendirian Mirna. Akhirnya Pak Prapto bisa menyentuh titik yang disembunyikan oleh Mirna, sehingga kini Pak Prapto merasa ia telah memegang kendalinya. Dan akan mulai ia mainkan kendali tersebut.

Pak Prapto: Sekarang saya tanya kamu udah Mirna, benar kan yang saya bilang sama kamu?? Kamu nggak usah malu, jujur aja kok sama saya. Biar saya bisa bantu kalian dan Kalian juga bisa bantu saya. Itu aja kok, nggak ada saya minta sesuatu yang lebih dari kalian. Terutama kamu Mirna, saya itu benar-benar mengagumi sosok yang ada pada dirimu. Saya akui, saya memang sangat bernafsu terhadap tubuhmu yang indah ini, lebih lagi jujur Saja saat saya melihat kamu, dalam kondisi berpakaian seksi pagi itu. Saat itu saya merasa, saya benar-benar bergairah melihat kamu. Tetapi saya masih bersikap sopan sama kamu Mirna, walaupun Bagaimana buruknya saya, saya tetap menghargai kamu sebagai seorang perempuan yang memiliki seorang suami dan saya tentu menyadarinya, tidak ada sedikitpun kesengajaan kamu untuk menggoda saya dengan pakaianmu tersebut. Dan saya juga tahu, kamu menggunakan pakaian yang terbuka begitu, hanya untuk menyenangkan suamimu bukan?? Makanya dari itu Mirna, itulah arti baju yang saya bawakan untuk kamu. Saya ingin setelah ini kamu semakin baik dan semakin dekat bersama Edwin, walaupun dengan adanya insiden ini, saya tidak mau hal ini dapat merubah keharmonisan yang ada pada rumah tangga kalian. Harapan kamu juga sama kayak gitu kan??


Saat itu Pak Prapto menjelaskan panjang lebar kepada Mirna, ia mengetahui hal-hal terperinci tentang apa yang ada di dalam pikiran Mirna pada saat itu.

Bahkan saat itu, mirna yang mendengar kata-kata dari Pak Prapto tersebut merasa terharu dan tersentuh hatinya. Karena ternyata Pak Prapto memahami semuanya, semua yang ia sembunyikan di balik Kepalsuan dirinya malam itu. Kini mulai terketuk pintu hati Mirna, untuk berdiskusi dan mengatakan segala sesuatunya kepada Pak Prapto.


Akhirnya setelah itu keduanya terlibat perbincangan yang panjang, mereka mendiskusikan tentang hal apa yang harusnya mereka lakukan dan tidak. Tentu Pak Prapto pada saat itu memenangkan segala bentuk argumen yang dilontarkan oleh Mirna, tampak Pak Prapto seperti benar-benar telah siap dengan jawaban yang akan dia berikan kepada Mirna. Sementara Mirna yang merasa apa yang ia sampaikan dapat terjawab dengan baik oleh Pak Prapto bahkan ia merasa setiap jawaban yang diberikan Pak Prapto itu, terasa masuk akal sekali dan dapat ia terima dengan akal sehatnya.


Kini Mirna menyadari, bahwasanya semua kelakuan Pak Prapto tersebut. Tentulah memiliki alasan, bukan karena semata-mata pak Prapto hanya ingin melampiaskan hasratnya kepada setiap perempuan yang ia sukai. Pak Prapto mengatakan kepada Mirna, bahwasanya dirin pak Prapto itu, adalah sosok yang ambisius terhadap segala sesuatu. Termasuk ambisius terhadap daerahnya kepada seorang perempuan gairahnya terhadap seorang perempuan.

Saat itu Mirna mulai merasa Iba dengan apa yang dijelaskan Pak Prapto kepadanya. Ya merasa Ternyata Pak Prapto ini adalah sosok yang benar-benar enak dan mengasyikkan untuk diajak berbicara, bahkan Pak Prapto sempat memberikan nasehat kepada Mirna. Yang mana nasehat tersebut membuat Mirna merasa seperti di ayomi serta diperlakukan sebagai seorang anak. Tetapi naasnya, semua nasihat dan petuah yang diberikan oleh Pak Prapto tersebut. Tentunya kepada Mirna, akan Berujung pada akhir yang mungkin saja tidak mengenakkan bagi keduanya.


Hal tersebut tentu saja, karena keduanya telah berbicara panjang lebar malam itu. Setelah keduanya berusaha saling memahami dan mengerti. Kini mereka berdua harus tetap berada pada kesepakatan yang telah mereka buat, yaitu Mirna harus memberikan pelayanannya kepada Pak Prapto. Tanpa terasa oleh keduanya, kini waktu sudah hampir menunjukkan jam 11.00 malam. Artinya hampir satu jam lebih mereka berdua berada dalam posisi tersebut duduk bersebelahan di tepi ranjang di dalam kamar tersebut. Saat itu tidak ada Mirna melihat gelagat yang tidak baik dari Pak Prapto, tampak saat itu Pak Prapto benar-benar seperti orang yang telah benar-benar memberikan petuah hidup bagi dirinya.


Tak lama kemudian keduanya mulai tersadar, ternyata sudah begitu banyak hal yang mereka bicarakan malam ini. Sampai-sampai perputaran jarum jam yang telah berputar 360 derajat, artinya telah melewati satu jam lebih, tidak disadari oleh keduanya. Seakan sudah tenang dengan pikirannya, mirna kini bangkit untuk menuju ke dapur. Iya berniat mengambil minum untuk dirinya dan juga Pak Prapto.


Langkah Mirna tersebut tidak ditahan oleh Pak Prapto, ia hanya tersenyum saat Mirna beranjak dan mengatakan akan mengambil minum untuk mereka.


Tak lama kemudian Mirna kembali masuk kamar dan memberikan minum kepada Pak Prapto, begitu juga Mirna saat itu tampak ya sedikit haus. Karena telah menahan amarah dan luapan emosinya yang malam ini seakan-akan tersalurkan, dengan obrolan panjangnya bersama Pak Prapto. Kini Mirna tampak lebih tenang, iya seakan telah benar-benar termakan oleh bujuk dan rayuan Pak Prapto. Walaupun sebenarnya, apa yang dikatakan Pak Prapto tersebut adalah benar adanya. Meskipun di dalamnya terdapat trik dan intrik pak Prapto untuk mendapatkan pelayanan prima dari mirna.



Setelah menenggak beberapa gelas air, kini keduanya kembali duduk bersebelahan di atas ranjang tersebut. kini Pak Prapto kembali menatap akar ke arah tubuh Mirna, kemudian ia mengembangkan senyum di wajahnya.

" sekarang ya Mir??"

Ucap Pak Prapto Sayu sambil menatap ke wajah Mirna.


Selanjutnya Pak Prapto, mulai menarik badan Mirna untuk dia bawa ke dalam pelukannya. Saat itu Pak Prapto memeluk tubuh Mirna dengan lembut serta sedikit menariknya untuk berbaring berdua bersamanya di atas ranjang tersebut. Keduanya dalam posisi berbaring di atas ranjang, dan kini badan Mirna telah berada di dalam pelukan Pak Prapto.


Tampak sangat kontras sekali pemandangan yang terlihat di atas ranjang tersebut, tentu saja karena tubuh Mirna yang putih mulus dan kencang itu. Kini berpadu dengan kulit Pak Prapto yang mulai sedikit keriput dan juga terlihat sedikit gelap. Sekarang keduanya telah menyatu dan akan lebih menyatu dalam perbuatan yang selanjutnya akan mereka lakukan.

Kini tentu saja Pak Prapto yang memang benar-benar telah begitu bergairah terhadap tubuh Mirna, yang mana sedari tadi ia berusaha menahan semua itu. Sebenarnya sudah semenjak awal datang kemari Pak Prapto ingin langsung menggeruduk tubuh Mirna, iya sudah sangat tidak tahan melihat kemolekan wanita itu. Terutama karena malam itu Mirna terlihat sangat cantik sekali, ditambah lagi dalam balutan baju yang begitu seksi dan menggoda yang ia belikan untuk Mirna. Mirna tampak semakin menggoda malam itu, pak Parto melihat sosok Mirna yang berbeda dengan menggunakan baju tersebut. Ya tentu saja semua hal tersebut telah dipikirkan dan direncanakan dengan matang oleh Pak Prapto.


Ia ingin menikmati sensasi bini orang yang lemah lembut dan ia ubah menjadi seperti perempuan bayaran yang biasa ia pesan. Yang ia harapkan adalah sifat natural perempuan tersebut berubah bukan karena pikirannya untuk mempermainkan hasrat Pak Prapto. Melainkan hatinya yang mulai tersentuh untuk turut larut dalam permainan percintaan bersama Pak Prapto. Simpelnya adalah pak Prapto ingin sensasi khayalannya untuk bisa menikmati bini orang yang lemah lembut menjadi liar seperti lonte karena kesadaran hati perempuan tersebut sendiri. Pak Prapto amat yakin bahwasanya setiap sisi lain perempuan memiliki sifat lonte tersebut.
Dan ia melihat josep Mirna cukup kental memiliki sifat tersebut.


Gini Pak Prapto mulai meraba payudara Mirna yang terlihat membusung dan tidak mampu ditutupi dengan sempurna oleh baju yang ia kenakan tersebut. Kini Mirna mulai sedikit menolak untuk diperlakukan demikian oleh Pak Prapto, tidak lagi bersikap genit seperti awal kedatangan Pak Prapto kemarin. Ia merasa begitu Canggung dan amat sangat malu karena kini tubuhnya terpampang dan terekspos di depan laki-laki lain selain suaminya. Bahkan dengan orang yang notabene lebih cocok menjadi bapaknya.


Hal tersebut tentu saja berbanding terbalik dengan Apa yang dirasakan oleh Pak Prapto, tentu saja Pak Prapto di usianya yang sudah hampir menginjak kepala 6. Merasa sangat beruntung sekali, karena bisa menikmati seorang ibu muda seksi berbadan montok, berwajah cantik berkulit putih mulus dan lembut. Lebih lagi sekarang ini ia bisa merasakan sensasi binor tanpa harus Open bo. Ini adalah percintaan yang natural dengan binor.



Dengan semua perasaan yang ada pada dirinya, gini Pak Prapto mulai berubah. Ia akan segera menunjukkan tabiat aslinya, ketika telah melihat perempuan mangsanya tersebut mulai tidak berdaya maka saat itu juga Pak Prapto akan menerkamnya.



Kini ia mulai dalam posisi terlentang, iya melemparkan senyumnya yang tidak seberapa itu ke arah wajah manis Mirna. Iya kecupelan pipi perempuan itu, tanpa kini Mirna tersipu dibuatnya. Tentu saja Mirna merasa geli karena harus diperlakukan demikian oleh laki-laki lain selain suaminya. Ia merasa benar-benar ketakutan pada saat itu, ia merasa merinding pada sekujur tubuhnya, hingga saat ini ia hanya diam tanpa tahu harus berbuat apa-apa untuk meladeni semua Serangan yang dilancarkan oleh Pak Prapto. Semua rencana yang telah ada di dalam kepalanya untuk menggoda Pak Prapto kini telah hilang sirna dari sana.


Kini sosok Mirna Hanya bisa pasrah terbaring di atas ranjang, sementara di atasnya pak Prapto mulai sibuk melancarkan serangannya. Kini ia merasa payudaranya diremas-remas oleh Pak Prapto dari luar baju yang ia kenakan. Ia merasa payudaranya itu masih berada pada tempatnya, artinya Pak Prapto belum mengeluarkan payudara itu dari dalam bajunya. Padahal jika sedikit saja ditarik oleh Pak Prapto, maka payudara tersebut akan menyembul keluar dengan indahnya. Tetapi hal tersebut tidak dilakukan oleh Pak Prapto ia ingin melakukannya dengan pelan dan menikmati setiap momen yang ada.


Pak Prapto mulai semakin gencar melancarkan serangannya ke arah tubuh Mirna, dibarengi dengan pola serangannya yang mulai meningkat sedikit ganas.


Mirna: Pak saya takut!!

Pak Prapto: Udah,, kita pelan-pelan ya.


Mirna: Tapi saya merinding, badan saya terasa gemetar. Saya tidak siap pak, ini pertama kali bagi saya selain dengan suami saya. Tolong bapak mengerti.


Pak Prapto: Iya saya mengerti, makanya tadi kita udah cerita panjang lebar kan. Dan nggak perlu saya jelaskan lagi dong ke kamu Mir. Iya kan??


Mirna hanya mengangguk pernyataan dari Pak Prapto tersebut. Karena sebelumnya ia telah mendapatkan semua penjelasan itu dari Pak Prapto, sehingga kini tidak banyak yang iya pertanyakan lagi kepada Pak Prapto dengan semua kelakuan mesumnya itu.


Pak Prapto: Duduk deh Mir,, saya belum mau buka baju kamu deh. Saya masih mau lihat badan kamu itu masih berbalut dengan baju yang saya bawakan untuk kamu.


Pak prapto sambil berusaha mengajak Mirna untuk bangun Dalam posisi duduk.


Kemudian tak lama dari situ, setelah Mirna telah berada pada posisi yang dikehendaki Pak Prapto, ya itu Dalam posisi duduk. Gini Pak Prapto seperti membisikkan sesuatu di telinga Mirna.

" kocokin Punya saya pakai tangan kamu Mir"

Bisik pak prapto pelan. Sambil ia bawa tangan Mirna untuk memegang tonjolan batang kontolnya dari balik celananya tersebut.


Seperti pasrah saja mengikuti apa yang diinginkan oleh Pak Prapto, dengan lemas ia menuruti tangannya yang ditarik oleh Pak Prapto ke arah sana. Setelah tangannya tepat berada di atas kontol milik Pak Prapto, kini Mirna merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Seakan memahami hal tersebut, kembali Pak Prapto membisikan sesuatu di telinga Mirna.


"Buka aja, nggak papa kok pelan-pelan"

Bisik Pak Prapto di telinga Mirna.


Mirna: Saya takut Pak!!


Pak Prapto: Saya itu lagi bercinta dengan binor loh, bukan sama ABG Mir.


Ucapan Prapto menyandarkan Mirna tentang status dirinya kini.


"Tentu kamu sudah biasa dengan hal ini kan??"


Lanjut Pak Prapto kepada Mirna.


Mirna tersenyum geli mendengar ucapan Pak Prapto tersebut.


"Bisa aja deh bapak godain saya,, kan udah di bilangin saya canggung banget, ga tau juga harus ngapain"

Ucap Mirna tersipu dan seperti merasa malu karena mendengar ucapan tersebut dari Pak Prapto.


"tiduran aja Pak biar saya bukain"

Kembali Mirna melanjutkan kalimatnya.


Kini Pak Prapto mulai berbaring terlentang pasrah di atas ranjang kamar tersebut, sementara sementara Mirna duduk sedikit bersimpuh di sampingnya dan dalam posisi sedang ingin membuka celana yang dikenakan oleh Pak Prapto. Dengan telaten Mirna membuka celana itu, mulai dari ikat pinggangnya sampai akhirnya ia melorotkan celana itu melewati dengkul, mata kaki, dan akhirnya terlepas dari badan Pak Prapto. Kini tampak Pak Prapto hanya mengenakan kaos oblong dan masih dalam posisi mengenakan celana dalam. Sementara itu Mirna masih menggunakan pakaian yang tadi dibawakan oleh Pak Prapto dan juga masih menggunakan celana dalam tetapi tanpa BH dibalik bajunya. Benar-benar pemandangan yang sulit untuk dilewatkan, karena sebentar lagi Pak Prapto akan merasakan apa yang ia inginkan. Begitu juga dengan Mirna ia tentu saja akan merasakan sensasi bercinta yang baru yang selama ini tidak pernah ia bayangkan dan malam ini semua itu akan terjadi.


Setelah Mirna benar-benar telah melepaskan sepenuhnya celana yang digunakan oleh Pak Prapto, maka kini tampaklah di hadapan Mirna kondisi di mana Pak Prapto hanya menggunakan celana dalam saja. Saat itu ekor mata Mirna sempat melirik ke arah celana dalam yang dikenakan Pak Prapto, tampak di sana celana dalam tersebut telah menggelembung ke atas. Yang artinya isi di balik celana dalam tersebut telah benar-benar mengeras dan tegak dengan sempurna.


Melihat semua itu mirna mulai tampak ragu-ragu dan sepertinya memang benar, bahwasanya mirna memang benar-benar merasa amat Canggung melakukan perbuatan ini bersama Pak Prapto. Kondisi yang dialami Mirna tersebut tentu saja di sadari juga oleh Pak Prapto, tentu saja Pak Prapto dengan segudang pengalamannya mengetahui banyak hal tentang gelagat dan bahasa tubuh perempuan. Serta tentu saja, pak Prapto dapat memahami arti dari setiap gelagat yang muncul tersebut.


Maka dari itu, untuk membuat suasana menjadi lebih mencair. Pak Prapto berinisiatif untuk memulainya dengan mengarahkan Mirna terlebih dahulu, saat itu Pak Prapto langsung memegang pergelangan tangan Mirna, kemudian ia bawa tangan Mirna itu untuk diletakkan tepat di permukaan celana dalam ia gunakan saat itu. Saat itu Mirna hanya menuruti saja gerakan tangan yang ditujukan oleh Pak Prapto.


Saat ini begitu tampak sosok Mirna yang sebenarnya, walaupun dalam kesehariannya Mirna tergolong perempuan yang mudah bergaul bahkan dengan siapa saja. Tetapi tetap saja untuk melakukan hal yang demikian, merupakan sesuatu yang asing dan Tentu saja sangat baru bagi Mirna. Kembali ke isi hatinya yang paling dalam, semua ini sanggup ia lakukan semata-mata hanya untuk membantu kondisi yang dialami suaminya saat ini.


Di balik semua rasa canggung yang ia rasakan saat itu, mirna merasakan tangannya mulai digerakkan oleh Pak Prapto. Gerakan tersebut dibuat oleh Pak Prapto, seakan tangan Mirna Tengah mengelus bagian depan celana pak Prapto yang menggelembung tersebut. Itu juga yang membuat mirna merasakan merinding di sekujur tubuhnya, entah karena hal apa. Jika menurut apa yang dikatakan Pak Prapto tadi bahwa saat ini ia Tengah akan bercinta dengan binor, tentu itu benar adanya. Tetapi melihat kondisinya saat ini dan juga Karena itu adalah pengalaman pertama bagi Mirna untuk melakukannya bersama laki-laki lain selain suaminya, tentu saja rasa dan perasaan seperti ABG yang baru pertama kali melihat tubuh telanjang laki-laki muncul di dalam dirinya, walaupun saat ini belum sepenuhnya, tetapi begitu kuat dia rasakan semakin menjadi-jadi perasaan tersebut berkembang di dalam dirinya. Ya saat ini mirna merasa amat Canggung dan lagi-lagi tidak tahu harus berbuat apa.


" Udah Mirna, kamu santai aja. Kamu kayak biasa aja, seperti layaknya kamu melakukannya bersama Edwin.



Ucap Pak Prapto kepada Mirna.


Setelah berkata demikian, pak Prapto langsung menarik tubuh Mirna untuk jatuh ke dalam pelukannya. Sehingga kini mirna menaiki setengah badan Pak Prapto dalam posisi menyamping. Sehingga payudara Mirna yang besar seakan ingin meloncat keluar, karena tergencet antara dadanya dan juga ada Pak Prapto. Ditambah lagi pakaian berbahan tipis dan berbelahan rendah yang ia gunakan pada saat itu bersama Pak Prapto. Membuat tubuhnya semakin dengan sangat mudah terekspos.


Tidak lama dalam posisi tersebut, pak Prapto langsung melancarkan serangannya kepada Mirna. Di sana pak Prapto semakin melakukan pelukan erat terhadap tubuh Mirna, kemudian Pak Prapto mulai menyerang ke arah payudara Mirna.


"shhh...ahhh.. Pak.... Jangan dulu... Jangan dibuka,,, please... Saya belum siap"

Sontak saja Mirna, merasa cukup terkejut dengan serangan yang dilancarkan Pak Prapto.


Tetapi Pak Prapto seakan tidak memperdulikan hal tersebut, memang inilah yang ia harapkan bisa dia dapatkan dari Mirna. Sensasi bercinta dengan binor yang notabene telah berpengalaman, tapi menampakan sifat malu-malu dan juga penolakannya. Namun tentu saja bukan penolakan secara frontal yang diharapkan oleh Pak Prapto. Penolakan yang bersifat biasa saja dan bahkan terkesan Canggung serta menampakan sikap malu-malu kucingnya. Sensasi rasa itu, kini sempurna dia dapatkan dari sosok Mirna. Pak Prapto merasakan amat sangat gemas terhadap sosok dan semua ekspresi dan kelakuan yang muncul dari Mirna malam itu, akibatnya ia semakin brutal menyerang ke arah dada Mirna.


Kini ia menarik turun baju belahan dada rendah yang dikenakan Mirna malam itu, dan mudah saja tidak perlu usaha ekstra baju tersebut langsung tertarik ke bawah dan kini menampakkan isinya yang begitu indah mempesona. Ya saat ini payudara indah milik Mirna, tampak telah terekspos di depan mata Pak Prapto. Sekilas Pak Prapto melihat penampakan payudara Mirna secara utuh, saat itu ya melihat tampak seperti ia melihat beberapa bekas cupangan daging susu Mirna. Maka dengan sangat bernafsu, pak Prapto balik membuat posisi Mirna menjadi telentang, dan mulai menyerang dan memberi rangsangan pada payudara milik Mirna.


"ssshhhhh....aggghhhhh....aaaaahhh"

Hanya desahan kecil tersebut yang keluar dari bibir Mirna.

Mirna berusaha sekuat tenaga menutupi payudaranya, agar tidak terpampang jelas di depan Pak Prapto.

Kemudian.

Mirna: Tolong Pak berhenti dulu, saya mohon hentikan dulu Pak. Biar saya yang melakukannya, tetapi saya perlu waktu untuk menyiapkan diri saya lagi. Tolong sebentar saja Pak, beri saya waktu.


" beneran Pak, tolong dengerin saya titik-titik.. Please... Aduhh...aaahhh "



Mirna sedikit mengaduh di akhir kalimatnya, karena Pak Prapto berusaha menarik tangan Mirna dengan cukup kencang. Agar tangan Mirna tidak menghalangi pandangan Pak Prapto terhadap payudaranya itu.



Sebenarnya Pak Prapto tidak ingin mengabulkan permintaan Mirna tersebut, tetapi karena tampaknya Mirna mohon dengan amat sangat. Maka Pak Prapto mengabulkannya, kini yang menghentikan serangannya tersebut pada payudara Mirna. Setelah kegiatan tersebut terhenti, kini mirna langsung mengambil posisi duduk, dan begitu juga dengan Pak Prapto. Sekarang mereka berdua duduk berhadap-hadapan, di atas kasur tersebut.


Pak Prapto: Kamu kenapa Mir?? Kamu benar-benar belum siap?? Bukannya tadi kamu sejak awal terlihat sudah sangat siap?? Bahkan sempat berani menggoda saya pula loh!!


Mirna: Maafin saya Pak, tolong berikan saya waktu sebentar saja. Saya akan melakukannya dengan sepenuh hati, tetapi saya ingin bapak berjanji dengan saya agar Bapak juga sepenuh hati membantu kondisi kami yang tengah berada di dalam kesulitan saat ini. Apa Bapak bersedia??

Pak Prapto: Kalau itu kamu nggak perlu tekankan kepada saya lagi Mirna, tentu saya akan melakukan hal tersebut. Kamu tenang saja.


Mirna: Baiklah kalau begitu ucapan bapak, saya akan melakukannya. Sekarang Bapak mau saya berlaku seperti apa?? Akan saya penuhi!!


Pak Prapto: Sekarang saya mau, kamu memperagakan bagaimana cara kamu meminta Edwin untuk menyetubuhi kamu, ketika kamu yang merasa sange duluan. Sanggup??


Tentu saja permintaan dari Pak Prapto tersebut membuat kaget Mirna, karena Ia tidak menyangka pak Prapto akan meminta hal tersebut darinya. Walaupun hal tersebut bukanlah hal yang sulit jika ia melakukannya bersama suaminya Edwin, tetapi yang menjadi persoalan adalah kini ia harus melakukannya bersama laki-laki yang bukan suaminya, ya itu Pak Prapto. Sehingga Mirna merasa cukup berat untuk melakukannya, tetapi dengan kesepakatan ya telah Ia capai bersama Pak Prapto, maka pada akhirnya mirna menyanggupi permintaan pak Prapto tersebut.

" baiklah Pak saya akan memenuhinya "

Ucap Mirna pasrah.

Pak Prapto: Terus saya harus ngapain sekarang, anggaplah Saya sedang posisi berbaring. Gimana biasanya kamu menggoda Edwin jika meminta hal tersebut, coba kamu peragakan kepada saya.


Mirna: Ya udah Bapak tiduran deh.

Ucap Mirna sedikit lesu.


Kini Pak Prapto mengikuti apa yang diminta oleh Mirna kepadanya, ia langsung berbaring terlentang di atas kasur yang mereka tempati saat itu.

Saat itu hati Pak Prapto bersorak dengan gembiranya karena ia melihat mirna yang tampak lesu dan seakan sedikit terpaksa namun bersedia memenuhi keinginannya. Tentu itulah sensasi yang diharapkan oleh Pak Prapto bisa Iya dapatkan dari Mirna malam ini.
Sementara itu Mirna yang melihat Pak Prapto dalam posisi terlentang, kini ia tampak memejamkan matanya. Kemudian ia menarik nafas dalam-dalam lalu kembali membuka matanya.

" bapak benar-benar diperlakukan seperti mas Edwin?? "


Ucap Mirna kepada Pak Prapto, tetapi kali ini mulai tampak sedikit keyakinan di wajahnya.

Melihat dan Mendengar hal tersebut Pak Prapto hanya menganggukkan kepalanya,.


Hal tersebut tentu saja membuat Mirna menghela nafas panjang karenanya, kemudian ia bersimpuh di atas badan Pak Prapto kembali.


" bapak diem aja ya nggak usah jawab setiap perkataan saya "

Ucap Mirna dalam posisi ia menaiki setengah badan Pak Prapto dari sampin

Mendengar hal tersebut lagi-lagi Pak Prapto hanya menganggukan kepalanya.


"mmmhhhh.... Ayah.. Bunda mau.. "

Rengek manja keluar dari mulut Mirna.

Sontak saja pak Prapto merasa merinding mendengarkan ucapan dari Mirna tersebut. Kini ia melihat wanita itu makin bergelayut manja di dadanya.


" ayah celana dalamnya Bunda buka ya?? "


Sesuai dengan arahan Mirna pak Prapto hanya diam saja dan tidak menggubris pernyataan Mirna tersebut. Dia hanya diam pasrah menikmati apa yang akan dilakukan Mirna terhadap dirinya.


Dengan telaten dan hati-hati, mirna mulai berani memegang kontol Pak Prapto yang masih terbungkus celana dalamnya, kemudian Mirna memasukkan tangannya kebalik celana dalam tersebut. Sedikit ia turunkan celana dalam tersebut sampai kini kontol pak Prapto berada di genggamannya dan Dia mulai mengocok pelan kontol milik Pak Prapto tersebut. Tidak terlalu besar kontol yang dimiliki Pak Prapto, lebih kecil dari milik suaminya dan juga lebih pendek. Tetapi tetap saja itu menjadi sensasi bercinta yang baru bagi Mirna.

kini tangan halus dari Mirna tersebut mulai membuat gerakan mengocok pelan kontol milik Pak Prapto. Pak Prapto tampak menikmati kocokan dari tangan Mirna tersebut, kini Pak Prapto melihat mirna yang mulai bangkit dari posisi badannya yang tadi bersimpuh dalam pelukan Pak Prapto. Sekarang ini pak Prapto melihat posisi Mirna yang duduk bersimpuh menghadap ke kontolnya.

Sementara itu mirna yang dalam posisi telah berubah, sekarang ini terlihat sangat cantik dan menggoda di mata Pak Prapto, baju yang ia kenakan mulai terlihat acak-acakan saat ia sudah Dalam posisi duduk tersebut dan tidak lagi menutupi tubuhnya secara sempurna. Baju yang notabene nya memang bermodel terbuka tersebut, kini tampak semakin menampakan bulatan payudara Mirna yang hanya sedikit saja menutupi pentil susunya. Sementara itu aorela susunya mengintip seperti ingin ikut segera menampakkan dirinya.


Tanpa diduga oleh Pak Prapto, kini Mirna beranjak dari posisi duduknya di atas kasur dan berpindah duduk mengangkangi di atas perut Pak Prapto. Hal tersebut menjadi pemandangan yang amat erotis bagi Pak Prapto, sehingga membuat pak Prapto semakin gemas dan bergairah kepada Mirna. Tanpa kini Mirna mulai berani berbuat sedikit nakal memenuhi keinginan Pak Prapto, saat itu mirna memang benar-benar melakukan apa yang diminta Pak Prapto untuk menunjukkan pelayanan dirinya kepada suaminya. Walaupun saat itu mirna masih sedikit memiliki keraguan di hatinya, untuk melakukannya dengan benar-benar sepenuh hatinya.


Sebenarnya Pak Prapto sudah tidak tahan dengan keadaan ini, saat itu juga ia ingin memperlakukan Mirna seperti yang ia inginkan dalam tujuan fantasy berikutnya. Tetapi itu semua tidak ia lakukan, ia masih ingin merasakan sensasi rasa di servis binor tetapi rasa Open bo. Dan sosok open bo tersebut adalah sosok perempuan yang cantik menggoda, berkulit putih, berpayudara montok, berpantat lebar dan semok. Wanita tersebut adalah Mirna.


Kini di hadapan Pak Prapto, tampang Mirna yang mulai menarik turun celana dalamnya, sampai akhirnya celana dalamnya tersebut benar-benar terlepas dari tubuhnya. Setelah itu pak Prapto melihat tangan Mirna kembali mengocok kontolnya tersebut, pemandangan yang sangat indah bagi Pak Prapto saat itu, dia mirna kembali turun dari atas perutnya kembali bersimpuh duduk menghadap ke arah kontolnya. Kini tampak di hadapan Pak Prapto dia melihat susu Mirna yang bergoyang-goyang seirama dengan gerakan tangannya yang mengocok kontol Pak Prapto.


"shhhhhaaahhh...bunda"

Desah Pak Prapto, sambil meringis dan memejamkan matanya.


Mendengar hal tersebut mirna yang tadinya sedikit tegang sekarang ini tampak cekikikan, menahan rasa geli yang muncul di dalam dirinya. Sehingga ia langsung berbaring di samping Pak Prapto, sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan kini ia tertawa mengakak karena ulah ucapan Pak Prapto tersebut.


Tentu saja Pak Prapto menjadi gemas melihat semua tingkah dari Mirna tersebut, dengan gairahnya yang sedari tadi ia tahan untuk masuk ke dalam fantasy kedua yang telah Ia rencanakan sebelumnya. Kini dia mendekat ke arah badan Mirna dan berbalik menyerang mirna yang masih tampak belum hilang rasa gelinya tersebut. Terhadap tingkah Pak Prapto yang memanggilnya " bunda "

Pak Prapto dengan tidak sabar akhirnya menarik turun tali kecil yang tertahan pada bahu Mirna, tali tersebut adalah tali yang sedari tadi dengan sekuat tenaga menahan bobot payudara Mirna agar tidak tumpah mencuat keluar. Tetapi setelah tali tersebut ditarik ke samping oleh Pak Prapto maka hilanglah sudah kekuatan tali tersebut, sehingga kini terpampang lah sudah payudara indah Mirna di hadapan Pak Prapto yang kini mulai mendekap tubuhnya.


Payudara yang dari beberapa hari lalu terus mengganggu pikiran Pak Prapto, sekarang ini begitu jelas berada di hadapannya dan sebentar lagi akan ia santap dengan lahap dan bebasnya.

"ahhhhssstttt.....pppaaakkkk. ...geliii...bikin merinding... "


Desah Mirna ketika Pak Prapto menyerang bagian payudaranya itu.



Kini tampak di sana, pak Prapto seorang pria tua berkulit keriput tengah mendekap dan menyusu pada seorang perempuan muda real binor, berkulit putih berbadan montok, berparas cantik. Terlihat amat sangat kontras perbedaan di antara keduanya. Namun soal sensasi dan rasa tentu ini akan menjadikan hal yang baru baik bagi Mirna maupun Pak Prapto.


Pak Prapto terus saja menyusu dengan lembut namun sedikit gemas, keras sesekali ia meremas dan sesekali menjilati payudara milik Mirna tersebut. Sensasi rasa itu terasa semakin nyata bagi Pak Prapto karena sekarang ini setelah melihat payudara Mirna secara utuh, penasarannya terhadap bekas merah yang ada pada Mirna, kini terjawab sudah. Saat itu ia melihat beberapa bekas cupang pada payudara Mirna. Tentu itu adalah bekas percintaan Mirna dengan Edwin. Pak Prapto merasa sangat bergairah, karena bekas cupang tersebut seakan mendeklarasikan dirinya berhasil menduduki kekuasaan orang lain. Yang hanya dapat dipertahankan oleh pemiliknya melalui bentuk tanda merah saja. Sementara sang Penguasa sebelumnya berhasil dipukul mundur oleh Pak Prapto, merasa seakan telah berhasil menduduki daerah kekuasaan dari lawannya tersebut. Layaknya seorang panglima perang, akibatnya pak Prapto semakin gencar saja melancarkan serangannya kepada tubuh Mirna. Sampai-sampai mirna dibuat menggelinjang dan terus merintih.

"Ahhhhh....pak praptooo...aduuuhhh...sssssssttttt...aaaahhhh...."

Desah Mirna sambil terus menggelinjang.

Melihat gelinjangan badan Mirna, yang terlihat berontak-berontak manja kadang kencang kadang halus, kadang merintih, kadang mengadu membuat Pak Prapto semakin blingsatan. Dengan rasa tidak sabar kini pak Prapto dengan buru-buru ingin segera menusukkan kontolnya ke memek Mirna, namun ternyata memek Mirna masih tertutupi oleh celana dalamnya dan dengan brutal Pak Prapto langsung menarik turun celana dalam tersebut hingga terlepas dari tubuh Mirna. Setelah celana dalam tersebut terlepas pak Prapto langsung mengarahkan kontolnya ke belahan memek Mirna tanpa ia melihat terlebih dahulu. Ini kembali Pak Prapto mendekat tubuh Mirna dan membuka lebar paha Mirna, untuk mempermudah ia menghujamkan kontolnya ke dalam memek mirna.


kini Pak Prapto mulai menyerang ke arah leher Mirna, sambil Ia menekan kotolnya untuk semakin dapat menyeruak masuk ke dalam memek Mirna. Kontolnya dengan sangat kencang sekali iya tekankan untuk bisa segera menerobos masuk ke dalam memek Mirna. Rintihan dan keluhan yang keluar dari mulut Mirna tidak sama sekali diperdulikan oleh Pak Prapto. Semua hal tersebut, seakan menjadi pembakar semangat yang nyata bagi Pak Prapto, karena dengan demikian ia merasa sudah hampir masuk dan sebentar lagi akan bisa merasakan fantasi bercinta yang telah Ia rencanakan berikutnya. Ternyata saat ini ia ingin merasakan sensasi bercinta yang berbeda lagi dengan Mirna, sekarang setelah mendapatkan sensasi rasa bercinta dengan binor pasrah pak Prapto ingin merasakan sensasi bercinta memperkosa binor montok.


Bersambung...

Di Next update, akan hanya ane update sebatas mirna di ekse pak prapto. Setelahnya maaf aja ane close lagi 1 cerita dari sini.
 
Terakhir diubah:
Update yang sangat luar biasa hu. Tapi saya kaget banget liat kalimat warna biru terakhir. Please hu yang ini jangan di close kek yang sebelah. Cukup ane udah penasaran setengah mati sama lanjutan petualangan mbak rani. Mbak mirna jangan ikut-ikutan undur diri dong hiks 🥲😭
 
Update yang sangat luar biasa hu. Tapi saya kaget banget liat kalimat warna biru terakhir. Please hu yang ini jangan di close kek yang sebelah. Cukup ane udah penasaran setengah mati sama lanjutan petualangan mbak rani. Mbak mirna jangan ikut-ikutan undur diri dong hiks 🥲😭
Mbk Rani sdh jadi premium hu. Mungkin ini jg mau dijadikan premium. Sebagai pecinta gretongan harus bersyukur aja sama yg ada. Berharap para sepuh sultan ada yg berbaik hati bisa berbagi pada kaum jelata
 
Update yang sangat luar biasa hu. Tapi saya kaget banget liat kalimat warna biru terakhir. Please hu yang ini jangan di close kek yang sebelah. Cukup ane udah penasaran setengah mati sama lanjutan petualangan mbak rani. Mbak mirna jangan ikut-ikutan undur diri dong hiks 🥲😭
Oke suhuu.... ane lihat suhu ini amat serius menginginkan cerita mbak rani ya,, hehehe nanti pas agak luang ane bisikin pelan cerita mbak rani ya...
Tapi maaf aja, cerita mbak rani yang akan ane share mungkin hanya 3 chapter lanjutan aja. Selebihnya akan ane simpan dan gak akan ane bagi kesiapapun!!!
Ane takut cerita itu beredar tanpa seizin ane.
FYI cerita Rani itu, udah benar-benar ane tulis sampai tamat kok. Dan ane nulis cerita itu udah cukup lama juga buat ngisi waktu luang. Sama luapin fantasi juga sih. Hehehe.
Awalnya juga sih karena merasa kehabisan bahan bacaan di forum...wkwkwkkwk
Jadi cuman buat ngelampiasin kekesalan ane aja ( karena jujur aja, sering mentok cari cerita menarik di forum) Sekalian waktu itu ane belajar nulis juga, makanya scane awalnya cerita "Rani" itu berantakan..hahaha
itu sengaja tetap ane post, biar jadi kenangan aja. Sebenarnya buat koleksi pribadi juga sih. Kadang ane tuh berharap sesuatu yang terjadi di dalam cerita tuh kayak natural aja gitu. Harapan ane, pas kita baca tuh.. wahh kita masuk tuh jadi seolah kita yang jadi pemeran tokoh itu, saking kita menghayatinya, itu aja sih. Bukan yang buru2 kadang scane nya gak masuk akal juga. Hemmm

"Dulu tuh hal yang kayak gini tuh mudah banget di temukan banyak di cerita forum. Itu sih yang ane rasakan awal-awal pas pertama kali baca cerita di forum jaman dulu banget 2010 kalau gak salah, pokoknya jaman ane masih kuliah lah. Ane ngerasa dulu tuh banyak banget penulis di forum yang bener-bener jago membuat kita terbawa suasana dengan karya-karya nya yang wowww. Dan sekarang entah kemana para suhu kita itu..hemmmm"


Akhirnya sekarang ane beranikan deh buat share tulisan ane di forum dan akhirnya ane menemukan jawaban, kenapa para suhu itu udah jarang muncul post cerita di forum.heemmm


Tapi gak apa2 suhu... akan sangat banyak kok karya2 suhu disini yang lebih layak dari ane. Ane mah apa cuman karya sampah aja!!

Dan disini ane ngerasa udah kelar kok tugas ane. Hehehe
Ane cuman mau berusaha bangkitkan gairah menulis aja sihh.
Dan sekarang ane lihat banyak kok bermunculan cerita2 yang "wow" lagi di forum.
Dan ane udah ada bangun komunitas menulis di grup yang ane buat, dari beberapa member yang sering PM ane.
kita saling share dan belajar nulis bareng. Itu semua gratis tanpa adanya embel2.
Dan makasih ada juga member disini yang udah berkontribusi dalam terbentuknya komunitas itu, sebentar lagi mereka akan turun kok untuk memulai petualangan mereka dimari. makanya dari itu ane ngerasa udah selesai dan akan kembali menjadi penikmat bacaan aja.hehehe


karena sejujurnya ane ini orang yang gak paling suka nulis!!! Beneran dahh!!!
Suka nya baca doang.
Oke big thanks buat para suhu.
 
Terima kasih atas karya2 dan kontribusinya. Semua itu bakal selalu hidup bahkan sampai suhu gak ada tp sekedar mengingatkan atau saran kalau ceritanya mending dibuat akhir suhu biar gak mengikuti jejak2 para pendahulu
Sekiranya apa boleh suhu ane jg dibisikin 3 chapter mbk Rani juga? 🙏
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd