Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Fallen Princess 1 : Kejamnya Dunia

Status
Please reply by conversation.

CVX12

Semprot Lover
Daftar
12 Oct 2022
Post
201
Like diterima
878
Bimabet

The Fallen Princess 1: Kejamnya Dunia


Pemberitahuan :
Terimakasih kepada sang penulis Dina Nakal dan Mr shusaku Kato sehingga cerita ini bisa di publikasikan...
Maaf apabila saya me-repost cerita yang udah pernah ada di forum ini, kepada momod dan admin izin repost cerita ini ya 🙏🙏..

Cerita ini dibuat dengan mengambil ide dari sinetron (yang kebanyakan nggak bermutu), jadi kemungkinan besar cerita ini juga tidak bermutu. Tapi, tak ada salahnya dibaca, selain ada bahan bacaan ‘n koleksi, lumayan juga untuk mengisi waktu luang sambil menunggu karya-karya penulis lain..hhe
READ ‘N HAVE FUN ALWAYS
———————————————
Putri

“Class..let me introduce your new friend..Putri..Putri, introduce yourself to your friends..”.
“nama saya Putri..”.
“no..no..Putri..you must introduce yourself in English..ok?”.
“ok ma’am..hi..”.
“hi..”, jawab lain serentak.
“my name is Putri..I came from Thirty Eight Senior High School..nice to meet you all..”.
“nice to meet you too, Putri..”, jawab murid lain.
“ok Putri..sit down beside him..”. Bu Suci menunjuk ke Kamal yang hanya duduk sendirian.(maap ya kalo b. inggrisnya ada yang salah.***k jago..hhi >_>)
“yes ma’am..”. Putri berjalan menuju Kamal.
“maap ya..”.
“oh iya.***k apa-apa..silakan..”.
“ok class..let’s open page one hundred ninety five..”.
“nih..Put..pasti lo belum punya bukunya..kita bedua aja..”.
“makasih..”. Bu Suci pun mulai mengajar B.Inggris. Memang Bu Suci bukan guru killer malah bisa dibilang lumayan asyik, tapi anak-anak mengikuti pelajaran Bu Suci dengan serius. Bel istirahat berbunyi, Bu Suci pun keluar dari kelas.
“Putri..lo tadi dari mana?”.
“dari SMA 38..”.
“oh..lo jago bahasa Inggris ya?”.
“cuma sedikit aja..”.
“ah..lo ngerendah..tadi ngomong lo was wes wos banget..”.

“bener..gue gak bisa..”.
“yaudah deh..terserah aja..yaudah lo mau ke kantin gak?”.
“mm..boleh deh..”. Putri & Kamal berjalan bersama ke kantin. Putri menjadi pusat perhatian murid-murid cowok karena selain Putri murid baru, wajah dan tubuh Putri sangat menarik untuk dilihat.
“di sini nih kantinnya, Put..”.
“oh..”.
“lo mau makan apa?”.
“mm.***k deh..gue minum aja.***k laper..”.
“oke deh..bentar ya gue beliin minuman yang enak..”.
“eh.***k usah Mal..gue beli sendiri..”.
“udah..gue aja yang beliin..lo duduk aja, Put..”.
“gak apa-apa?”.
“iya..udah lo duduk aja..”.
“yauda deh..”. Putri pun menemani Kamal makan sambil mengobrol. Kamal memang seorang cowok yang supel sehingga Putri yang sifatnya agak pemalu pun langsung nyaman & akrab dengan Kamal, sedangkan cowok-cowok yang lain hanya bisa melihat Kamal dengan iri. Meskipun banyak cewek-cewek lain yang sama cantiknya dengan Putri, tapi namanya juga melihat wajah baru yang cantik, para cowok tak henti-hentinya curi-curi pandang ke Putri.

Semakin hari, Putri semakin akrab dengan Kamal tapi perasaan Putri & Kamal hanya sebatas teman saja meski mereka berdua keliatan seperti orang pacaran jika di sekolah.
“eh..Mal..3 cewek itu siapa?”.
“oh itu..yang paling kiri namanya Renata, yang tengah Nadya, ‘n yang paling kanan namanya Anita..”.
“oh..”. Putri memandangi 3 cewek itu dari jauh karena mereka bertiga keliatan sangat cantik dan dikerubungi cowok. Meskipun cantik, Putri tidak mudah mendapatkan pacar karena sifatnya yang pemalu.
“mereka itu genk Mizzlicious..”, tambah Kamal memecah lamunan Putri yang menghayal bergabung bersama genk Mizzlicious.
“ha? oh..emang mereka terkenal banget ya?”.
“ya..gitu lah..kenapa? lo mau ikut genk itu?”.
“nngg..”.
“mendingan jangan deh..mereka tuh cewek-cewek badung..”.
“oh gitu..”. Di dalam hati Putri, dia ingin sekali menjadi famous & terkenal seperti Mizzlicious. Putri pun memantapkan hatinya untuk bergabung dengan Mizzlicious agar keinginan Putri menjadi kenyataan.

Setelah pulang sekolah, Putri melihat Mizzlicious sedang mengobrol di dalam kelas yang kosong. Putri memberanikan diri berjalan masuk ke dalam kelas dan berdiri di hadapan 3 cewek cantik itu.
“ngapain lo diri di situ?!”.
“ng..”.
“ang..eng..ang..eng aja lo..ngomong !!”.
“saya pengen masuk Mizzlicious, Kak?”.
“apa kata lo?? pengen masuk Mizzlicious?? hahahaha!!!”, Renata tertawa mengejek Putri.
“…”, Putri tertunduk saja tak berani berkata apa-apa.
“lo gak pantes jadi Mizzy..”. Tiba-tiba Anita mendekati Putri dan mengangkat dagu Putri.
“hmm..tapi kalo diliat-liat..tampang ni anak boleh juga, girlz..”.
“iya juga sih..”.
“nama lo siapa?!”.
“Pu..Pu..Putri, Kak..”.
“nama lo gak pantes !!”, ejek Nadia.
“udah lo keluar sono.***nggu aja lo !!”. Putri pun keluar dari kelas itu, matanya berkaca-kaca. Baru kali ini, dia mendengar kata-kata sangat ‘pedas’ seperti tadi. Hari demi hari berlalu, Putri semakin akrab dengan teman-teman sekelasnya. Tentu saja, semakin banyak cowok yang berusaha mendekatinya.

Anita, Renata, dan Nadya melihat Putri sedang duduk di kantin sementara sisa bangku lainnya di meja yang sama dengan Putri penuh oleh cowok. Putri merasa tak nyaman dan nafsu makannya menjadi hilang karena diajak mengobrol terus. Renata, Nadya, dan Anita melihat ‘potensi’ Putri.
“Ren..itu si Putri kan? anak kelas 1 yang mau masuk genk kita?”.
“hmm..sialan juga tuh anak..baru kelas 1 tapi udah punya penggemar..”.
“kita labrak aja Ren..”.
“jangan Ren..daripada dilabrak..ntar dia bikin genk baru ngalahin kita..mendingan kita biarin aja dia ikut kita..lumayan buat di suruh-suruh..”.
“o iya..bener juga lo Ta..”.
“heh, Putri!! sini lo!!”, Nadya menarik tangan Putri. Putri agak lega bisa menjauh dari cowok-cowok tapi langsung deg-degan melihat raut muka Renata yang judes.
“a..ada..apa..Kak?”, Putri takut salah bicara.
“pulang sekolah..gue tunggu lo di kelas gue..awas kalo lo ampe gak dateng..”.
“i..i..iya..Kak..”.
“udah..sana lo pergi !!”. Putri pun segera pergi dari hadapan Mizzy, tapi dia enggan kembali ke meja kantin.

Dari istirahat sampai pulang sekolah, jantung Putri berdetak cepat memikirkan kejadian yang akan dialaminya.
“permisi, Kak..”.
“sini lo!”.
“maksud lo apa tadi di kantin make tebar pesona ke cowok-cowok?!”.
“ng..nggak, Kak..saya gak tebar pesona..”.
“ah udah lo..jangan ngomong!!”.
“lo beneran pengen masuk genk kita?”.
“iya, Kak..saya pengen banget jadi Mizzlicious..”.
“oke..lo boleh ikut kita..tapi lo belom jadi Mizzy..”.
“bener, Kak??”. Tiba-tiba wajah Renita, Nadya, dan Anita berubah menjadi sangat bersahabat kepada Putri.
“bener tapi kita ada 2 peraturan buat lo..”.
“apa, Kak?”.
“pertama..lo mesti nurutin semua omongan kita..”.
“i..iya..Kak..”.
“kedua..lo gak boleh gabung ama genk-genk laen..”.
“iya Kak..”.
“yaudah kalo gitu..sekarang lo beliin kita gorengan yang di depan..”.
“iya Kak..”.
“GAK PAKE LAMA !!”.
“i..iya Kak..”. Putri langsung bergegas membeli gorengan yang ada tepat di depan gerbang sekolah.
“ini Kak..”.
“lo mau?”.
“ngg..”.
“yaudah.***bung aja..lo kan dah jadi Mizzy ini..”.
“iya..Kak..”.

“lo ikut kita ya ke mall..kita shopping..”.
“iya Kak..tapi pulangnya jam berapa Kak?”.
“ya jam berapa aja..kenapa lo? takut diomelin ortu?”.
“ng..iya Kak..”.
“alah..hare gene masih takut ama ortu..lo?”.
“tau..masih takut ama ortu..kayak anak SMP aja lo..udeh pokoknya ikut kita..kalo gak ikut..lo gak jadi kita ajak gabung..”.
“iya..iya..Kak..”, jawab Putri takut. Putri, Renata, Nadya, dan Anita pun masuk ke dalam mobil Renata menuju ke sebuah mall yang megah & mewah. Setelah mobil Renata terparkir, Renata, Nadya, dan Anita langsung membuka baju seragam mereka yang sangat ketat itu. Mereka bertiga sudah memakai kaos yang sexy pula. Mereka juga melucuti rok mereka karena mereka sudah memakai celana pendek di dalamnya.
“nih Put..taro belakang..”.
“oh iya Put..lo gak bawa baju ya? di sini gak boleh pake seragam..”.
“mm..saya bawa Kak..tadi kebetulan saya bawa baju ‘n celana..”.
“oh yaudah..bagus deh.***nti cepetan..”.
“disini, Kak?”.
“iya..kenapa lo takut?”.

“nyantai aja Put..kaca mobilnya Renata kaca film kok.***k keliatan dari luar..”.
“udah..cepetan ganti..kalo gak gue kunciin lo di mobil..”, kata Renata seraya keluar dari mobil disusul Anita & Nadya. Putri bergegas mengganti pakaiannya, setelah itu dia langsung keluar dari mobil. Pakaian Putri beda sekali dengan 3 orang cewek itu. Putri dengan kaos & celana jeans terlihat seperti gadis baik-baik sedangkan 3 lainnya dengan kaos ketat yang memperlihatkan lekuk tubuh atas mereka dan celana pendek yang menutupi hanya setengah paha mereka bertiga seperti menandakan kalau mereka bisa ‘disewa’. Cowok-cowok pun melirik rombongan 4 gadis remaja itu sampai banyak cowok terkena omelan pacarnya karena ketahuan mencuri-curi pandang. Renata, Nadya, dan Anita tertawa merasa puas jika ada cowok & ceweknya berantem gara-gara mereka. Mereka pun menonton film ‘Beauty and The Beast’ di bioskop 22 karena film itu baru dirilis.
“shopping time !!!”, teriak Nadya lepas karena memang dia yang paling suka belanja.

Meskipun malu-malu, Putri ikut memilah dan memilih baju karena berbelanja sudah menjadi insting alami wanita bagaimana pun sifatnya.
“Kak Nadya..saya mau ke wc dulu..”.
“oh yaudah..cepetan gih..”.
“makasih ya Kak..”. Putri keluar dari toko dan mengikuti petunjuk pelayan toko yang ia tanya tadi. Saat berjalan di lorong menuju kamar mandi yang sepi, Putri menemukan dompet yang sangat bagus menurutnya. Putri mendekati dan mengambil dompet itu. Putri terkejut melihat uang dalam jumlah banyak yang mengisi dompet itu. Putri mencari-cari kartu identitas si pemilik dompet dan akhirnya dia menemukannya.
“mm..Andani Citra..”, bacanya, nama yang tertera di kartu identitas itu. Putri benar-benar mengagumi foto si pemilik dompet, anggun dan cantik menurutnya.
“ntar aja ah gue kasih ke satpam..udah kebelet..”, pikir Putri masuk ke dalam kamar mandi. Keluar dari kamar mandi, Putri melihat seorang wanita sedang mencari-cari sesuatu. Wajahnya persis seperti yang ada di foto KTP yang ada di dalam dompet tadi.

“maaf Kak..Kakak..Andani Citra ya?”.
“iya..kok kamu tau?”.
“ini Kak..tadi saya nemuin dompet Kakak..”.
“ya ampun makasih banget..dari tadi aku cari-cari..”.
“iya Kak sama-sama..”. Putri semakin kagum dengan perempuan yang baru saja ia temui ini. Tinggi semampai, kulitnya putih, dan wajahnya cantik ditambah pakaiannya yang anggun dan memberi kesan wanita mandiri.
“nama kamu siapa?”.
“nama saya Putri, Kak..”.
“Putri ya? hmm..umur kamu berapa?”.
“16 Kak..”.
“16? pas banget..agensi model Kakak lagi nyari ABG buat jadi gadis sampul majalah..”.
“ngg..”.
“kamu pikir-pikir dulu aja..kalo tertarik hubungin Kakak di nomer ini ya..”, kata wanita cantik itu sambil menyerahkan kartu namanya ke Putri.
“iya, Kak..”.
“makasih sekali lagi ya Putri..maaf ya Kakak buru-buru..telpon Kakak ya..daah..”.
“iya Kak..sama-sama..”. Putri menaruh kartu nama ke dompetnya dan kembali ke toko sebelumnya.
“lama amat lo?”.
“maaf Kak..”.
“yaudah..kita udahan..kita balik..”.
“iya..Kak..”.

Mereka berempat menuju rumah Nadya yang merupakan homebase Mizzlicious karena orang tua Nadya sering pergi ke luar kota sehingga mereka bisa bebas melakukan apa saja.
“yihuuu !!”, teriak Renata menghempaskan tubuhnya ke ranjang Nadya yang sangat empuk.
“ini non..minumannya..”.
“makasih ya mbok..”.
“iya non..”. Nadya menyalakan komputernya dan menyetel lagu dari komputernya sambil ‘membongkar’ belanjaan mereka tadi.
“Ren..cobain bajunya..”.
“pasti..”. Tanpa ragu-ragu, Renata melucuti pakaiannya sendiri sehingga tubuhnya yang sintal itu tidak tertutup apa-apa lagi. Meskipun sama-sama cewek, Putri kaget melihat Renata yang telanjang bulat di hadapannya. Nadya & Anita pun ikut bugil seperti Renata. Mereka bertiga mencoba semua pakaian yang mereka beli tadi.
“sini Put..kita mau make overin lo..”.
“buka baju lo sekarang..”.
“iya..Kak..”. Putri membuka kaos dan celananya dengan perlahan karena dia memang belum pernah membuka pakaiannya di depan orang lain.
“body lo lumayan juga, Put..”.

Renata memandangi tubuh Putri. Kulit Putri yang putih mulus bercahaya semakin menambah keindahan tubuhnya.
“sekarang buka bh ‘n cd lo..”.
“ngg..”.
“cepet !!”.
“i..iya Kak..”. Putri membuka bh dan celana dalamnya. Aroma harum memenuhi ruangan kamar Nadya begitu Putri membuka celana dalamnya. Putri pun menutupi payudara & vaginanya dengan kedua tangannya. Nadya mengambil celana dalam Putri dan menempelkan ke hidungnya.
“Put..lo pake sabun apa? kok V lo wanginya enak banget?”.
“ng..pake sabun Secret Triangle..”.
“oh..Secret Triangle..”.
“ukuran lo 34B?”, Renata melihat ukuran pada bh Putri.
“iya Kak..”.
“hmm..lumayan juga buat anak kelas 1..”.
“ngapain sih lo pake ditutupin segala..sama-sama cewek ini..”. Anita menyingkirkan kedua tangan Putri untuk menampilkan tubuh Putri secara utuh. Anita, Nadya, dan Renata kagum melihat tubuh Putri.
“lo masih perawan ya?”.
“iya..Kak..”.
“pantes aja..V lo keliatan masih rapet banget..”. Mereka berempat melanjutkan mencoba seluruh pakaian.

“Put..coba lo pake seragam gue yang ini..”. Seragam Nadya yang dipakai Putri sangat ketat di tubuh Putri, mengikuti lekuk tubuh Putri yang seperti gitar sedangkan rok SMAnya pendek, 6 cm di atas lutut dengan bahan yang mudah tertiup angin.
“nah..pas banget seragam gue yang udah gak muat..mulai besok..pakean lo mesti kayak gini..”.
“tapi Kak..”.
“jangan ngebantah..kalo lo gak mau..lo gak usah jadi Mizzlicious..”.
“i..iya Kak..”.
“oh iya..lo mesti kita make-over..biar muka lo gak kampungan kayak sekarang !!”. Anita menangani bagian rambut Putri, memakaikan pelembap rambut lalu menata rambut Putri dan sedikit memotong rambut Putri di sana-sini bagaikan penata rambut profesional. Nadya & Renata memperindah wajah Putri dengan bedak, maskara, eye-liner, perona pipi, dan lipgloss.
“nah..mulai besok..muka lo mesti kayak gini..malu-maluin kalo Mizzy gak bisa dandan..”. Wajah Putri semakin cantik menawan setelah di dandani. Tapi, apa gunanya di dandani jika sudah larut malam, begitu pikir Putri.

https://kisahbb.files.*************/2009/09/putri2.jpg?w=584
Putri after make-up
“nih Put..pake nih..”.
“emang kita mau kemana, kak?”.
“kita clubbing..”. Mereka berempat mengganti pakaian mereka. Putri masih agak malu-malu dengan penampilan & pakaian barunya yang tidak menunjukkan kalau dia anak baik-baik. Begitulah kehidupan Putri sekarang, di sekolah dia selalu di suruh-suruh, dan malamnya, ber-clubbing ria sampai pagi. Sifat Putri mulai berubah, sering cabut, dandan, dan berpakaian seksi meski sifat Putri yang malu-malu kucing masih ada.
“Nad..bagi rokok lo dong..punya gue abis..”.
“gue juga abis Ren..”.
“kalo lo Ta?”.
“abis tadi..”.
“suruh si Putri beli aja..”.
“Put..beliin kita rokok..”.
“oke, kak..”. Rena pun menghentikan mobilnya tidak jauh dari sebuah warung pinggir jalan yang sangat sepi. Tiba-tiba Anita yang duduk di sebelah Putri merebut dompet Putri secepat kilat dari tas Putri.
“kok dompetnya diambil, kak?”.
“kita ada tes terakhir buat lo sebelum lo bener-bener jadi Mizzy..”.
“sekarang gue tanya..lo mau ngelakuin tes terakhir apa nggak?”.
“emangnya tes terakhir apa, kak?”.

“jawab dulu..kalo lo jawab ya..lo mesti lakuin..kalo nggak..lo turun ‘n selamanya gak akan bisa jadi Mizzy..”.
“iya, kak..saya siap..”, jawab Putri dengan mantap.
“oke kalo gitu..tes terakhir lo..beliin kita rokok tapi lo belinya pake cd ‘n bh lo..”.
“ha?! maksudnya, kak??”.
“lo tuker cd ‘n bh lo ama 1 bungkus rokok di warung itu..”.
“t..t..ta..tapi..kak??”.
“gak ada tapi..tapi..lo mesti ngelakuin..”.
“cepet lo buka bh ‘n cd lo di sini..apa lo mau ngelepas cd ‘n bh lo di luar?”.
“i..i..ya..kak”. Putri membuka kancing baju seragamnya dengan bergegas. Kedua buah payudara Putri yang putih mulus, kenyal pun tidak tertutup apa-apa lagi. Payudara Putri terlihat begitu indah dan sesuai dengan proporsi tubuh Putri meski tidak besar seperti Renata. Kulit payudara Putri yang putih & halus serta kedua putingnya yang agak pucat sedikit seperti warna jambu air yang sebentar lagi matang (pucat agak kemerah-merahan) membuat payudaranya terlihat begitu ranum & menggiurkan.

Memang, belum ada pria yang menjamah tubuhnya, tapi Putri sudah sering merasakan nikmatnya ‘menyusui’ karena Nadya, Anita, dan Renata suka sekali mengemuti puting Putri tanpa membuat Putri orgasme satu kali pun. Jadi, bagi Putri siksaan terberat bukanlah disuruh-suruh oleh Nadya, Renata, dan Anita melainkan rasa aneh yang ingin meledak & mengalir di tubuhnya saat mereka bertiga bergantian mengemuti putingnya.
“eit..lo buka cd lo di luar..di depan yang jaga warung..”.
“ampun, kak..jangan, kak..ampuuun, kak..pleeassee, kak..”, pinta Putri ingin menangis membayangkan betapa malu nantinya.
“gak ada ampun..ampun..cepet lo keluar !!”. Nadya membuka pintu dan menarik Putri keluar. Antara deg-degan, malu, dan ingin menangis yang Putri rasakan sambil mendekati warung itu.
“permisi, Pak..”.
“iya, neng..mau beli apa, neng?”. Penjaga warung yang separuh baya itu sumringah dan keliatan senang ada cewek SMA yang sangat cantik yang datang ke warungnya.
“saya mau beli rokok ***..1 bungkus..”.
“kok cantik-cantik ngerokok, neng?”, balas penjaga warung menggoda Putri sambil mengambilkan rokok tersebut.

“…”.
“ini neng..”. Putri menengok ke belakang berharap Nadya, Anita, dan Renata tidak jadi menyuruhnya. Tapi, Renata malah menunjukkan hpnya dan Nadya berlaga seperti sedang striptease yang lalu menunjuk ke hp Renata dan seperti sedang berbicara yang langsung dimengerti oleh Putri karena dia memang ahli membaca gerak bibir.
“tarian striptease lo ada di hp Rena..”. Putri baru ingat kalau Renata pernah menyuruhnya menari striptease sampai benar-benar bugil dan sampai hari ini dia baru tau kalau kejadian itu direkam. Putri tau kalau video itu akan disebar jika dia tidak melakukan tes terakhirnya ini.
“tapi, Pak..”.
“kenapa, neng?”.
“saya gak bisa bayar pake uang..”.
“lho? terus bayar pake apa, neng?”.
“pake ini, Pak..”. Putri membuka kepalan tangannya dan memperlihatkan apa yang dari tadi ia genggam.
“apa ini? bh?”, kata penjaga warung mengambil bh Putri dan mengamatinya dengan seksama.

“iya, Pak..itu bh saya..”.
“maap neng.***k bisa..masa rokok dituker ama bh..”. Tiba-tiba Putri memasukkan tangannya sendiri ke dalam rok mininya dan menurunkan celana dalamnya. Putri mengangkat kakinya satu per satu untuk melepas cdnya.
“ini, Pak..”. Benar-benar memalukan. Mungkin jika disuruh melakukan ini atau bunuh diri, Putri akan memilih bunuh diri saja karena perasaan malunya tak terbendung. Putri menyerahkan celana dalamnya yang sedari pagi ia pakai (fresh from the ‘oven’), tentu saja aroma vagina Putri yang khas & wangi sangat melekat di celana dalamnya itu. Dengan perlahan, penjaga warung itu mengendus-endus cd Putri yang sekarang ada di tangannya. Baru kali ini, penjaga warung itu mencium celana dalam gadis yang begitu wangi karena si penjaga warung paling-paling menyewa jablay yang kebanyakan bentuk & aroma vaginanya sudah tidak karu-karuan.
“gimana, Pak?”.
“ngg..”.
“tolong, Pak..”, rasa malu Putri tidak bisa tertandingi apapun saat ini. Tidak pernah terlintas di otak Putri, menukar bh & cdnya hanya untuk sebungkus rokok.

“yaudah neng..ambil aja..”.
“makasih ya, Pak..”. Putri langsung berbalik badan ingin segera meninggalkan tempat itu. Pembungkusnya saja sangat harum, apalagi isinya.
“AAA..LEPASIN !! LEPASIN !!!”, Putri meronta-ronta karena tiba-tiba dia dipeluk dengan erat dari belakang.
“percuma lo teriak..di sini sepi..”, bisik si penjaga warung yang bernafsu sekali ingin merengkuh kenikmatan dari tubuh sintal Putri setelah menikmati cd Putri yang wangi tadi. Dalam benak si penjaga warung, sudah terbayang kenikmatan yang akan ia dapat dari gadis SMA yang sedang dibekapnya dan si penjaga warung juga sudah berencana akan menyekap Putri di rumahnya agar bisa melampiaskan nafsu sesukanya kepada gadis SMA yang sangat cantik & sexy ini.
“TOLONG !!! TOLONG !!!!”, teriak Putri sekencang-kencangnya.
“berisik amat sih lo !!”.
“hmmpppfff…”. Penjaga warung itu menyumpal mulut Putri dengan celana dalam Putri sendiri. Penjaga warung itu terlalu fokus dengan ‘hasil tangkapan’nya sehingga tak menyadari kalau mobil yang berhenti agak jauh dari warungnya itu masih ada orang di dalamnya.

Putri masih meronta-ronta dengan kuat meski usahanya sia-sia karena dekapan si penjaga warung begitu kuat. Suatu benda asing masuk ke dalam rok SMA Putri secepat kilat. Putri menggerakkan pinggulnya seperti menghindarkan daerah pribadinya dari sesuatu. Rupanya benda asing itu adalah tangan kiri si penjaga warung yang meraba-raba daerah vagina Putri. Tangan penjaga warung dan bibir vagina Putri bersentuhan langsung karena memang sudah tidak ada yang menutupi daerah pribadi Putri.
“mmppff..mmpppff..”, Putri mengeluarkan air mata tak rela daerah pribadinya disentuh penjaga warung apalagi saat Putri merasa mulai menikmati permainan tangan penjaga warung. Putri merasa rendah, lebih rendah dari seorang pelacur, saat ini karena otaknya menolak tapi tubuhnya sangat menerima tangan penjaga warung yang terus ‘membelai’ vaginanya. Lama kelamaan perlawanan Putri semakin lemah tak bertenaga.

‘serangan’ langsung ke vaginanya membuat naluri alami Putri sebagai seorang wanita yang sedang terangsang muncul. Putri sudah pasrah meski pikirannya tetap menolak dan air matanya tetap mengalir karena tak rela tubuhnya yang dari dulu ia jaga & ia rawat dengan baik-baik untuk calon suaminya nanti akan dinikmati duluan oleh penjaga warung yang jauh sekali dari kata tampan.
“gimana? enak kan? wahahaha..”, penjaga warung tertawa puas karena merasa sudah menguasai Putri dan selanjutnya bisa melakukan apa saja sesuka hatinya. Kini, kedua tangan penjaga warung itu sudah berada di dalam rok Putri dan bersiap untuk ‘mencolok’ vagina Putri dengan jarinya.
“Ren..selametin Putri..”, Anita sangat cemas.
“gak usah..kayaknya dia demen diobok-obok gitu..hahaha..”.
“iya Ren..selametin..daripada ntar dia diperkosa terus dia lapor polisi..kita juga yang repot ntar..”.
“iya..iya..iya..yaudah..kita keluar..”. Suara sirine polisi terdengar, spontan si penjaga warung langsung lari terbirit-birit.

Putri yang masih tak berdaya hampir terjatuh ke tanah karena kedua lututnya gemetar. Anita & Nadya menangkap Putri dengan sigap sementara Renata menghentikan rekaman suara sirine polisi dari hpnya. Anita & Nadya memapah Putri berjalan menuju mobil dan Renata memungut cd & bh Putri.
“brrmmm..”. Mereka berempat pun pergi menjauh dari tempat itu.
“gimana, Put? rasanya V lo diobok-obok ama penjaga warung? kayaknya lo tadi keenakan ya? hahahaha !!”. Putri hanya diam mendengar ejekan Renata karena dia masih shock dengan apa yang baru saja ia alami. Dan yang membuat Putri semakin sedih, tubuhnya tadi menerima perlakuan penjaga warung karena rasa aneh & ‘panas’ yang sering ia rasakan saat Anita, Renata, & Nadya mengemuti putingnya.
“selamet Put..lo udah resmi jadi seorang Mizzy..”.
“dan karena lo udah nuker cd ‘n bh lo buat rokok..mulai besok tiap ke sekolah..lo jangan pernah pake cd ‘n bh lagi..kalo lo ngelanggar..kita bakal nelanjangin lo di sekolah ‘n mamerin body lo di lapangan..biar ditonton ama anak-anak..”.

Sudah pakaian harus seminim mungkin, dandan, ditambah lagi tidak boleh memakai celana dalam & bh setiap hari, Putri tidak menyangka akan begini jadinya. Sejak saat itu, takut dengan ancaman Nadya, Putri tidak mengenakan cd & bh setiap harinya. Anita, Nadya, dan Renata pun bergantian menculik Putri ke toilet setiap hari pada jam istirahat untuk sekedar mengecek apakah Putri memakai cd & bh atau tidak. Tanktop & hotpants pun tidak diperbolehkan dipakai Putri. Tentu saja teman-teman Putri menyadari betul kalau Putri tidak pernah memakai bh lagi karena tonjolan kecil yang ada di daerah dadanya tercetak di seragam Putri yang ketat. Apalagi saat pelajaran olahraga, kaos & celana olahraga menempel erat mengikuti setiap lekuk tubuh Putri. Puting Putri tercetak jelas di kaos olahraganya serta bongkahan pantatnya juga tercetak jelas di celana olahraganya. Dan yang paling menarik ‘perhatian’ adalah daerah pribadi Putri yang tercetak seperti huruf V dengan indahnya.

Jakun teman-teman Putri yang cowok selalu naik turun jika melihat keindahan & kemolekan tubuh Putri. Saat-saat yang paling mengenakkan bagi anak cowok adalah saat Putri mulai berlari baik saat mengelilingi lapangan untuk pemanasan maupun jika sedang olahraga karena payudara Putri berguncang dengan indahnya membuat tangan cowok-cowok ‘gatal’ ingin memegangi & menampung payudara Putri yang menggiurkan itu dan ditambah keringat Putri yang semakin menambah keindahan kulit Putri. Bahkan, Kemal, teman baik Putri ingin sekali menikmati tubuh Putri. Awalnya, Putri risih, tapi entah kenapa lama kelamaan, Putri terbiasa dengan keadannya sekarang bahkan Putri sampai-sampai tidak menyadari kalau setiap hari dia ke sekolah tanpa bh dan tanpa cd. Berbeda dengan cowok yang hanya punya 1 reaksi jika melihat Putri yang sekarang yaitu mupeng, reaksi teman-teman Putri yang cewek berbeda-beda. Ada yang sekedar iri, menjauhi Putri, menjadikan Putri sebagai ratu lebah alias bos, dan ada juga cewek-cewek yang tidak kalah cantiknya dengan Putri seperti ingin mengalahkan pesona Putri dengan memakai pakaian yang lebih minim sehingga para cowok semakin ‘untung’.

Nadya, Anita, dan Renata senang karena semakin hari Putri semakin berubah jadi cewek badung seperti mereka.
“bang..ayo dong bang..kita butuh banget..”.
“iya bang..badan kita udah panas dingin..”.
“emang lo butuh berapa sih?”.
“ya kira-kira 100 gram lah bang..please bang..kita mau party bang..”.
“100 gram? hahaha..lo gila kali ya..bayar dulu utang lo betiga yang kemaren..baru gue kasih..”.
“ya gimana..bang..kita bener-bener lagi gak punya uang bang?”.
“kita bayar pake ini deh bang..”. Dengan kompak Nadya, Anita, dan Renata mendekati Arman, si penjual narkoba, lalu mengangkat rok mereka tinggi ke atas untuk menawarkan vagina mereka sebagai ganti pembayaran hutang mereka.
“gak usah..gue udah bosen ama memek lo betiga..”, kata Arman yang memang sudah sangat sering meniduri Anita, Renata, dan Nadya karena mereka bertiga sering berhutang kepada Arman.

Arman berdiri di jendela dan menatap ke luar.
“itu siapa?”, tanya Arman melihat seorang gadis cantik duduk menunggu di dalam mobil Renata.
“itu anak buah baru gue..namanya Putri..”, jawab Renata.
“hmm..si Putri itu masih perawan?”.
“masih..dia masih perawan ting-ting..”.
“kalo gue bisa tidur ama dia ‘n terbukti dia masih perawan..utang lo bakal gue anggep lunas..gimana?”.
“tapi permintaan kita tadi dikasih juga kan?”.
“kalo kebukti dia masih perawan..”.
“asik..asik..makasih ya bang..”, Nadya kegirangan.
“gila lo Ren..masa lo mau ngejual Putri ke bang Arman?”, tanya Anita setelah Arman pergi dari tempat biasa mereka bertemu itu.
“mau gimana lagi Ta..kita kan butuh banget..”, jawab Nadya.
“lagian lo juga make kan? bawel banget..”.
“tapi gue make gak separah lo bedua ‘n gue gak bakal tega ngejual Putri yang masih bersih cuma buat barang kita..”.
“diem lo !!”. Sebenarnya, Renata juga masih punya hati dan memikirkan perkataan Anita, tapi dia sangat butuh barang haram itu.

2 minggu berjalan seperti biasa. Ujian tengah semester pun telah mereka lalui dan sekarang liburan telah mendatangi Mizzlicious.
“Put..lo ikut kita ya..ke pantai..”, ajak Nadya.
“ke pantai, kak? asiik..berapa hari kak?”.
“ya mungkin sekitar 3-4 hari..”.
“asiik..”. Keesokan harinya, mereka berempat berangkat menuju rumah pantai milik keluarga Renata. Mereka berempat bersenang-senang di pantai.
“gimana Put..bagus kan?”.
“iya, kak..di sini pemandangannya bagus..”. Anita & Putri mengobrol di teras yang menghadap ke pantai sehingga mereka bisa melihat sunset dengan jelas.
“nih Put..minuman lo..”, kata Renata.
“iya kak..makasih kak..”, Putri keheranan dengan sikap Renata.
“kak Nadya kemana?”, tanya Putri sambil menyeruput minuman yang diberikan Renata tadi.
“gak tau tuh..katanya mau nyari makanan dulu..”.
“oh..”. Mereka bertiga asik mengobrol, tapi tak lama kemudian, Putri merasa matanya sangat berat.
“Kak Nita..Kak Rena..Putri mau tidur duluan ya..tiba-tiba Putri ngantuk banget..”.
“oh yaudah..”.

Putri melenggang pergi menuju kamarnya dan langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur. Putri merasa kepanasan dan gerah. Terlalu panas baginya, Putri yang sudah sangat mengantuk tanpa pikir panjang melepas kaos & celana pendeknya sehingga tinggal bh & cdnya yang berwarna putih melekat di tubuh Putri.
“akhirnya balik juga lo Nad..”.
“iya..”. Selain Nadya, ada 1 orang lagi turun dari mobil.
“mana si Putri? gue udah gak tahan..”, kata Arman yang sudah tak sabar lagi ingin mendapatkan ‘bayaran’nya.
“ada..tapi bang Arman..janji dulu..”.
“tenang aje lo pada..kalo emang Putri masih perawan..utang lo bakal gue anggep lunas ‘n bakal gue kasih barang..”.
“oke..kalo gitu ikut gue bang..”. Sambil menuju kamar Putri, Arman asik meremas-remas pantat Renata yang ada di depannya. Diantara bertiga, memang Renata yang paling ‘dekat’ dengan Arman. Hubungan mereka sudah seperti suami istri dan Arman sudah mengenal betul setiap senti dari tubuh Renata karena saking seringnya mereka berhubungan intim.

Hampir setiap malam, Arman bisa menikmati tubuh Renata karena Renata selalu mengundang Arman ke rumahnya jika sedang tidak ada orang. Dan jika sedang ada orang di rumahnya, tapi dia sedang ‘ingin’, Renata akan pergi & menginap di kontrakan Arman hanya untuk sekedar memberikan kehangatan tubuhnya ke Arman. Sejak merelakan tubuhnya untuk membayar hutangnya, Renata malah jadi ketagihan karena Arman bisa membuatnya benar-benar puas. Tentu saja, Arman yang berwajah jelek itu pun senang sekali, gadis secantik Renata mau melayaninya kapan saja. Bahkan Arman sering membolehkan teman-temannya ikut menikmati tubuh Renata, dan Renata tidak menolak karena Renata bisa dibilang jadi maniak seks sejak ‘diaduk-aduk’ oleh Arman.
“nih bang..kamarnya..”.
“oke..”.
“bang..abis dari kamar Putri..ke kamar gue ya..”, kata Renata dengan nada manja.
“iya Rena sayang..tenang aja lo..hehe..”. Arman pun melumat bibir Renata seperti yang biasa mereka lakukan. Setelah itu, Renata meninggalkan Arman yang berdiri di depan pintu kamar Putri.

Arman merasa beruntung sekali tanpa harus berpendidikan tinggi & kaya, dia bisa menyetubuhi gadis SMA secantik Nadya, Anita, dan Renata yang bisa ‘dipakai’ kapan saja dan sebentar lagi dia bisa menikmati tubuh gadis cantik yang belum tersentuh sama sekali.
“kriiek..”. Arman langsung bisa melihat seorang gadis cantik sedang tertidur ketika dia membuka pintu. Arman menelan ludahnya sendiri menyaksikan pemandangan yang sekarang ada di depan matanya. Tubuh putih mulus terbaring di atas ranjang hanya tertutup celana dalam dan bh saja. Arman melucuti pakaiannya sendiri dalam sekejap. Dia menutup dan mengunci pintu kamar, Arman ingin menikmati tubuh indah yang ada di depannya tanpa gangguan karena Arman yakin dia akan merengkuh kenikmatan sebanyak-banyaknya dengan gadis yang seperti dalam mimpinya selama ini. Ketika Arman naik ke atas ranjang, Putri tiba-tiba terbangun.
“siapa lo ??!!”, teriak Putri. Arman langsung naik ke atas tubuh Putri dan menindihnya sehingga usaha Putri meronta-ronta sia-sia.

Arman tak pikir panjang lagi, bibir Putri yang tipis itu langsung diemut-emut.
“tol..mppfhh..tol..”, teriak Putri terputus-putus karena setiap kali Putri berusaha menjauhkan bibirnya, bibir Arman langsung menempel lagi ke bibir Putri bagaikan ada magnetnya. Putri sama sekali tidak bisa menggerakkan kedua tangannya, kedua pergelangan tangannya ditekan oleh Arman. Putri menutup bibirnya rapat-rapat saat Arman berusaha menyelipkan lidahnya ke dalam mulutnya. Arman tidak jadi mengajak Putri french-kiss, dia malah menjilati seluruh wajah Putri.
“tolong..jangann..jangannn..”. Lidah Arman terus menyapu wajah Putri berulang kali sampai wajah cantik Putri basah oleh air liur Arman.
“jangann..jangann..hh..”, lirih Putri sambil melakukan perlawanan kecil. Ketakutan Putri terjadi, tubuhnya mulai merespon secara alami saat Arman menjilati kupingnya. Arman kini mencupangi & menciumi leher Putri.
“jaa..ngann..”, lirihan Putri semakin pelan, perlawanan Putri juga semakin melemah.

Arman tidak percaya, baru sampai leher saja, pertahanan Putri sudah mengendor. Berbeda sekali saat merangsang Anita, Nadya, ataupun Renata. Arman senang sekali, tubuh korbannya yang ini sangat sensitif sehingga dia tidak perlu tenaga ekstra untuk merangsangnya. Arman merobek bh Putri dengan sekali tarikan saja. Arman menelan ludahnya sendiri melihat sepasang gunung kembar Putri apalagi kedua putingnya yang sangat menggoda untuk diemut.
“tolong..jangan..”, Putri menangis berharap orang yang menindihnya akan kasihan karena Putri tau dia tidak bisa melakukan perlawanan. Perlawanannya cuma menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi payudaranya. Sikap Putri malah membuat Arman semakin bernafsu. Arman membuka kedua tangan Putri dan langsung menyerang kedua buah payudara Putri dengan ganas.
“nn..jaa..ngannhhh..mmhh..”, tidak bisa membohongi diri sendiri lagi, Putri mulai mengeluarkan desahan dari mulut mungilnya. Arman tersenyum merasa menang dan sudah menguasai Putri lalu Arman melanjutkan aktivitasnya, mengenyot-enyot kedua puting Putri.

Saatnya menuju hadiah utama, pikir Arman seraya turun dari atas tubuh Putri. Dalam keadaan normal, Putri pasti bangun dan setidaknya meninju orang ini, tapi nafsu sedang menguasainya sehingga meskipun otaknya menyuruhnya bangun dan meninju wajah orang ini sekuat-kuatnya namun tubuhnya seperti pasrah menanti apa yang akan terjadi selanjutnya. Arman bergerak ke bagian bawah tubuh Putri. Dengan sisa tenaga, Putri merapatkan kedua pahanya untuk melindungi daerah pribadinya dari orang asing ini. Tentu saja, dengan mudah Arman membuka paha Putri. Memang, mata Arman langsung menuju daerah ‘segitiga’ Putri, tidak sabar ingin melihat keindahan dari vagina yang belum tersentuh lelaki manapun itu, tapi Arman ingin menikmati setiap jengkal dari tubuh indah Putri dengan berlama-lama. Arman mengelus-elus kedua paha Putri yang benar-benar putih, mulus, dan halus bagai salju. Tubuh Putri sedikit bergetar saat Arman menggunakan telunjuknya mengelus-elus pangkal pahanya.

“hehehe..enak ya?”, ejek Arman. Putri malu sekali dengan ejekan Arman karena memang benar, dia mulai menikmatinya. Arman melancarkan kecupan demi kecupan ke daerah vagina Putri.
“jaaa…mmmhhh…”, tak sadar Putri mendesah saat Arman menjilat vaginanya yang masih terbungkus celana dalam itu. Tak sabar lagi, Arman merobek celana dalam Putri. Air liur Arman hampir menetes keluar melihat vagina Putri yang benar-benar terawat. Bibir vagina Putri masih rapat menutup. Wangi dari daerah kewanitaan Putri membuat Arman semakin gregetan dengan vagina Putri yang halus tanpa ada rambut kemaluan karena Putri memang senang mencukur rambut kemaluannya.
“anjrit..memek lo bagus banget..bakalan enak..hahahaha..”, kata Arman sebelum membenamkan kepalanya ke selangkangan Putri. Putri mendorong kepala Arman menjauh dari selangkangannya, tidak ingin terangsang lebih jauh. Tapi, percuma saja, Arman kekeuh menciumi ‘lembah’ kenikmatan Putri dan tanpa sadar Putri melebarkan kedua pahanya seperti memberi keleluasaan untuk Arman.

Arman meniupi bibir vagina Putri sehingga Putri semakin kehilangan kontrol atas tubuhnya sendiri.
“aaahh..”, tubuh Putri bergetar & menggeliat-geliat saat Arman mulai menciumi & menjilati klitorisnya. Arman melebarkan bibir vagina Putri dengan 2 jarinya. Daging bagian dalam dari vagina Putri terlihat merah merekah yang tentu saja semakin membangkitkan ‘selera’ Arman.
“sllpphhh…slllpphhh..”.
“aahhh..mmhhh..”, Putri sudah tidak bisa berpikir lagi, yang dia rasakan hanyalah rasa kenikmatan yang menjalar di sekujur tubuhnya yang bersumber dari daerah pribadinya itu sehingga tidak heran kalau Putri mendesah keenakan karena lidah Arman sudah bergerak-gerak menjilati bagian dalam vaginanya. Tubuh Putri bereaksi secara alami, kedua paha Putri merapat menjepit kepala Arman, tidak ingin Arman pergi dari sana. Arman pun merasa nyaman terjepit di antara kedua paha Putri yang benar-benar putih mulus sehingga Arman semakin gencar ‘menyerbu’ vagina Putri ingin merasakan cairan cinta Putri.

“AAAAHHH !!!”, tubuh Putri menegang dan sedikit menekuk ke atas sedang menikmati orgasme pertamanya. Putri merasakan rasa yang sangat luar biasa, semua beban pikirannya hilang dan tubuhnya terasa ringan sekali.
“slrrpp..ssllrrpp..”, Arman dengan sigap meminum cairan vagina Putri. Arman tidak percaya, baru kali ini dia merasakan cairan vagina yang rasanya sama manis & gurihnya seperti madu.
“eemmhh..udaaahhh..”, pinta Putri karena Arman terus menjilati vaginanya. Arman mengangkat kedua kaki Putri ke bahunya sendiri dan menyiapkan penisnya untuk ‘menjajah’ Putri.
“jangan !! jangan !!”, Putri menggeleng-gelengkan kepalanya. Arman mengelus-eluskan kepala penisnya ke belahan bibir vagina Putri.
“jaa..hhh..mmhh..”, tubuh Putri malah tidak sabar menerima tusukan Arman. Tadinya, Arman ingin menusuk Putri dengan sekuat tenaga, tapi melihat wajah Putri, dia tidak tega. Wajah cantik Putri yang sedang terangsang membuat kebengisan Arman jadi hilang.

Perlahan tapi pasti, kepala penis Arman merembet masuk ke vagina Putri. Baru beberapa senti saja, Putri merintih-rintih. Arman mendorong penisnya lagi, susah sekali dan bagai macet. Liang vagina Putri yang belum pernah ‘dijajah’ sama sekali terlalu sempit untuk ‘menyarungi’ penis Arman yang kategorinya cukup besar itu. Dorongan demi dorongan kecil berhasil membuat penis besar Arman semakin dalam masuk ke liang vagina Putri. Masih terasa susah, Arman menarik penisnya sedikit hanya untuk didorongkan kembali masuk lebih dalam ke liang vagina Putri. Hilang sudah kesucian tubuh Putri saat penis Arman terus masuk ke liang vagina Putri yang merobek selaput daranya. Putri menjerit keras kesakitan. Sesak sekali rasanya, pedih, perih, sehingga air Putri semakin deras mengalir. Sakit yang teramat sangat membuat Putri sulit menggerakkan tubuhnya karena penis Arman terasa seperti paku. Arman diam, menghayati kenikmatan dinding vagina Putri yang berdenyut-denyut menjepit penisnya sehingga penis Arman terasa seperti dipijit-pijit.

Hangat, basah, dan juga sempit. Putri yang tadi kesakitan keliatannya mulai tenang kembali, Arman pun mendorong penisnya lagi. Rintihan kembali keluar dari mulut Putri yang mungil itu, wajah Putri mengernyit menahan sakit yang terasa menyiksanya. Tanpa sadar, Putri mendekap Arman sekuat-kuatnya. Penis Arman pun sudah berhasil ‘bersembunyi’ seluruhnya di dalam liang vagina Putri. Keduanya terdiam sejenak, Putri merasa bagian bawah tubuhnya benar-benar terasa penuh sesak sedangkan Arman merasa seperti di surga, baru kali ini dia merasakan vagina yang begitu sempit. Keduanya saling bertatap mata, Arman menatap mata Putri yang indah itu dengan nafsu, sedangkan Putri menatap mata Arman dengan benci & dendam, tapi Putri sadar dia tak bisa berbuat apa-apa, tubuh mereka berdua kini sudah berhubungan dipersatukan alat kelamin mereka. Putri hanya bisa berharap, semua ini cepat selesai, dan rasa sakit, perih, dan penuh sesak di vaginanya segera hilang.

Arman menarik lalu mendorong penisnya perlahan. Penis Arman susah bergerak karena liang vagina Putri masih terlalu sempit & kesat. Dengan sedikit goyangan & putaran, penis Arman sedikit lebih lancar timbul-tenggelam di vagina Putri. Putri merintih dan mengerang, setiap kali Arman menarik penisnya, bibir vagina Putri ikut tertarik keluar, dan saat Arman mendorong penisnya, bibir vagina Putri juga ikut melesak masuk karena bibir vagina Putri begitu erat menggigit batang penis Arman. Semakin lama, penis Arman semakin lancar menyikat liang vagina Putri karena terbantu cairan vagina serta darah keperawanan Putri. Rasa sakit & pedih itu lambat laun berubah menjadi rasa nikmat seiring semakin lancarnya gerakan penis Arman. Putri memejamkan matanya menghayati benda asing yang sedang menyerbu ke dalam vaginanya itu, setiap jengkal penis Arman terasa sekali bergesekkan dengan dinding vaginanya. Putri menggigit bibir bawahnya sendiri saat gelombang yang tadi dia rasakan mulai menjalar lagi di sekujur tubuhnya.
“HEENNHH !! OOHHH !!”, erang Putri melepaskan rasa puncak kenikmatannya.

Tubuh Putri mengejang dan sedikit melengkung ke atas.
“hmppffhh..”. Penis Arman terus menumbuk vagina Putri sementara pemiliknya sedang asik menikmati kelembutan bibir Putri. Putri mulai menikmati persetubuhan ini. Malah, sekarang Putri tidak ingin kejadian ini selesai dan ingin penis Arman tetap mengisi dan merojoki vaginanya untuk selamanya karena rasanya benar-benar nikmat tak ada duanya. Kini, Arman & Putri bekerja sama saling berpacu mendaki puncak kenikmatan mereka. Erangan, lenguhan, desahan, dan tarikan nafas mereka berdua menghiasi persetubuhan yang panas itu. Gadis cantik yang putih mulus bersama-sama preman jelek berkulit hitam itu sama-sama menikmati kelamin mereka yang sedang ‘berpacaran’ itu. Tubuh keduanya yang kontras itu bercucuran keringat terbakar api birahi mereka masing-masing. Sambil tetap memompa vagina Putri, Arman & Putri saling berpelukan erat. Arman semakin tergila-gila dengan gadis cantik yang sedang digempurnya ini.

Tubuh Putri yang berpeluh keringat sama sekali tidak berbau malahan aroma wangi semakin kuat tercium oleh Arman seakan-akan keringat Putri wangi. Semakin berkeringat, tubuh Putri semakin wangi menggoda, nafsu Arman semakin meloncat tinggi sehingga Arman pun mencumbui dan menjilati wajah & leher Putri. Tentu saja, Arman sama sekali tidak keberatan dengan bulir-bulir keringat yang ada di sekitar wajah & leher Putri karena Arman benar-benar tergila-gila dengannya.
“aahhh…aaahh…heeemmmhh..errgghhh..nnnhhhh !!”.
“OOKKHHH !!”. Kuku-kuku tangan Putri menancap di punggung Arman sementara Arman menghujamkan penisnya sekuat-kuatnya ke dalam vagina Putri. Penis Arman menembakkan isinya sekuat-kuatnya ke dalam rahim Putri. Putri merasa liang vaginanya terasa hangat sekaligus nyaman sekali. Dua-duanya terdiam mengatur nafas mereka masing-masing yang hampir seirama itu. Arman merasa bangga sekaligus puas telah berhasil mendapatkan keperawanan & merengkuh kenikmatan dari tubuh gadis yang sangat cantik seperti Putri.

Sedangkan Putri merasa marah, sedih, malu, dan hampa sekaligus. Kesucian tubuhnya yang selama ini bisa dia jaga dengan saat baik, telah hilang dirampas oleh seorang laki-laki beringas yang berwajah jelek, dan lebih memalukan bagi Putri, dia benar-benar menikmati persetubuhan tadi. Arman mencabut penisnya yang sudah lemas dari vagina Putri dan tidur terlentang di samping Putri untuk beristirahat sejenak. Putri menatap langit-langit kamar, berpikir bagaimana nasibnya nanti, tak akan ada laki-laki yang mau menjadi suaminya jika tau tubuhnya sudah ternoda. Arman turun dari tempat tidur dan memungut pakaiannya sendiri yang berceceran di lantai lalu menuju ke pintu kamar. Setelah membuka pintu kamar, Arman menengok ke belakang ke arah Putri yang masih terkulai lemas di tempat tidur. Sebenarnya masih ada gadis cantik yang menunggu batang kejantanannya itu, tapi melihat Putri yang terbaring lemas seperti sudah pasrah apa yang akan terjadi selanjutnya membuat Arman berpikir 2 kali meninggalkan Putri.

Daripada bersama Renata, mendingan tetap bersama Putri karena tubuh Putri belum semua tereksplorasi. Lagipula masih ada 2 lubang Putri yang belum dijajal. Pikiran itu semakin memantapkan hati Arman untuk mengunci pintu lagi. Penis Arman pun perlahan mulai bangun lagi, siap untuk mencolok Putri lagi. Arman pun menggempur Putri lagi dengan nafsu yang berkali lipat dari sebelumnya. Putri sekarang hanya bisa pasrah digempur lagi oleh Arman sampai-sampai Putri pingsan karena kecape’an. Saat bangun, Putri hanya sendirian di kamar itu. Ada rasa aneh di tenggorokannya, dan lengket di sekitar vagina & pantatnya. Pantat & selangkangannya terasa ngilu seperti terbakar. Putri berjalan tertatih-tatih keluar kamar sambil menahan ngilu di bagian bawah tubuhnya. Tidak ada siapa-siapa, tinggal dia sendiri di rumah itu. Putri berjalan ke arah pantai dan terus ke arah laut. Putri tidak memikirkan lagi dirinya yang berjalan ke arah laut tanpa mengenakan apapun.

Putri sudah terendam seluruhnya di dalam air laut.
“selamat tinggal Papa..Mama..Kakak..”. Putri membuka mulutnya agar nyawanya cepat tercabut. Pandangan Putri mulai kabur, dia sudah susah bernafas.
“…”. Putri membuka kedua matanya.
“dimana nih?”. Sambil melihat ke sekelilingnya, Putri berusaha mengumpulkan kesadarannya. Sepertinya dia kenal tempat dia berada kini. Ternyata benar, ini adalah kamarnya. Bagaimana caranya? siapa yang membawanya? kenapa orang itu menolongnya?. Dengan semangat hidup yang sudah padam, Putri lalui hari-hari liburannya dengan depresi. Putri tidak berani bilang ke orang tuanya tentang kejadian itu. Kedua orang tuanya sedang sibuk dengan pekerjaan mereka di luar kota sampai bulan depan. Dan kakaknya juga sibuk kuliah di luar kota. Tapi, Putri tidak menyadari ada orang yang mengamati gerak-geriknya di rumah itu dengan pandangan yang lain. Saat Putri sedang merenung di tempat tidurnya sendirian, tiba-tiba Putri teringat momen-momen saat penis Arman menginvasi vaginanya.

Rasa geli mulai menjalar di sekujur tubuh Putri. Semakin kuat Putri berusaha menyingkirkan pikiran itu, malah semakin ingat akan kenikmatan yang dia rasakan saat itu. Tangan Putri bergerak sendiri menyelip masuk ke dalam cdnya dan mengelus-elus belahan bibir vaginanya sendiri karena daerah vaginanya terasa aneh seperti agak gatal. Rasa gatal itu pun sirna saat Putri mengelus-elus daerah vaginanya dan berganti menjadi rasa nikmat, tapi rasa gatal itu langsung muncul kembali saat Putri menghentikan gerakan tangannya. Putri pun mulai memainkan vaginanya sendiri. Bh & cd sudah lepas dari tubuh Putri.
“mmhhh…”, desahan lembut keluar dari mulut Putri menikmati permainan tangannya sendiri. Terasa tidak cukup mengelus-elus & mengusap-usap klitoris serta bibir vaginanya saja, Putri mendorong 2 jarinya perlahan masuk ke dalam vaginanya. Vaginanya masih terasa sakit dimasuki benda asing meski 2 jarinya itu tidak sebesar penis Arman. Desahan pelan & merdu keluar terus dari mulut Putri sebagai ekspresi dari kenikmatan yang sedang ia rasakan.

Kedua matanya tertutup, menghayati kenikmatan yang sedang melandanya. Terlalu sibuk dengan aktivitasnya, Putri tidak sadar kalau sedang direkam oleh seseorang. 2 jarinya kini bergerak keluar masuk vaginanya dengan sangat lincah.
“HEENNGGHH !!”, kepala Putri mendongak ke atas, tubuhnya berkedut-kedut, dan kedua kakinya menegang. Ringan sekali, segala beban yang dari tadi ia pikirkan seperti hilang bersama cairan vaginanya yang mengalir keluar dari sela-sela bibir vaginanya. Setelah nafas & tubuhnya tenang, Putri turun dari tempat tidur. Kedua lututnya gemetar, masih kena efek samping orgasmenya tadi. Dengan perlahan, Putri berhasil sampai ke kamar mandi. Dia membuka keran air dingin pancurannya.
“eemh..”. Air dingin yang mengguyur tubuhnya mengembalikan tenaga Putri 100%. Tubuh putihnya yang terguyur air terlihat semakin sexy dan menggiurkan. Rasa putus asa Putri kini berganti menjadi dendam kesumat.

Mau lapor polisi tentang pemerkosaannya itu, sama sekali tidak ada bukti, dan mungkin sperma Arman sudah tidak berbekas di dalam rahimnya. Putri memikirkan suatu cara balas dendam yang benar-benar perih kepada 4 orang itu. Saat sedang berpikir, tiba-tiba ada orang yang memeluknya dari belakang.
“Mang Ujang gak nyangka..ternyata non Putri sekarang bandel ya..”.
“Mang Sapto ?! KELUAR !!!”, teriak Putri sambil berusaha lepas dari dekapan Mang Sapto.
“daripada maen sendirian..mendingan maen ama Mang Sapto, non..hehe..”.
“NGGAK !!! LEPASIN !!!!”.
“non Putri gak bisa nolak..Mang Sapto udah ngerekam non Putri tadi..”.
“APA?!!”.
“kalo gak mau badan non Putri jadi tontonan gratis..non Putri harus mau ngelayanin Mang Sapto..”.
“tolong Mang..jangann..”, nada suara Putri berubah jadi memelas.
“tenang aja non..asalkan Mang Sapto boleh ngentotin non kapan aja.***k bakal kesebar..”.
“…”.
“gimana non?”. Mang Sapto mengusap-usap perlahan daerah vagina Putri.
“jangan di situ…”, teriak Putri dalam hati karena jika bagian itu tersentuh, dia akan langsung kalah.

“mm..yaa..”.
“wahaha..mulai sekarang memek non punya Mang Sapto..jadi Mang Sapto bisa pake kapan aja..hahahaha !!”, Mang Sapto tertawa penuh kemenangan sambil membayangkan kenikmatan yang bisa direngkuh dari tubuh Putri yang menggiurkan setiap hari sampai kedua orang tuanya pulang. Sementara itu, di lain tempat, perumahan pinggir kota.
“POLISI !! RUMAH INI SUDAH KAMI KEPUNG !!”.
“Braaakk !!”.
“ANGKAT TANGAN !!!”. 2 orang polisi mengejar seseorang yang kabur lewat pintu belakang.
“DORRR !!”.
“DORR !!!”.
“DORRR !!”. 3x tembakan peringatan telah dikeluarkan.
“ANGKAT TANGAN !!”, 1 polisi telah berada di depannya sudah mengarahkan pistol ke orang itu. 2 polisi di belakang & 1 polisi di depan membuat orang itu tak punya pilihan. Sambil terus berlari, dia bersiap menembak polisi yang menghadangnya.
“DORRR !!!”, peluru keluar dari moncong senjata sang polisi. Orang itu langsung mati seketika di tempat karena peluru tadi tepat menembus jantungnya.
———————————

Hak Cipta : Riska Amelia (Dina Nakal)
Hak Publikasi : Shusaku Kato


Bersambung....
 
Terakhir diubah:

The Fallen Princess 2: Beast Among The Beauties


“crrrtt…crrrtt..OOKKHHH !!”, semburan sperma yang kental itu bertubi-tubi menerpa wajah cantiknya. Sang gadis cantik itu hanya memejamkan matanya dan menjadikan wajahnya sebagai ‘nampan’ sperma. Penis itu dielus-eluskan oleh pemiliknya ke wajah sang gadis. Gadis itu tersenyum manis sambil meratakan sperma ke seluruh wajahnya. Si pria mengelus-elus rambut sang gadis. Bangga luar biasa sekaligus merasa beruntung sekali, di umurnya yang sudah 42 tahun, dia bisa menggagahi seorang gadis muda yang benar-benar cantik seperti bidadari hampir setiap hari. Apalagi, gadis cantik itu dengan suka hati merelakan tubuhnya dan melayani dengan sepenuh hati tanpa paksaan sama sekali. Penis yang sudah loyo itu dibersihkan dengan seksama oleh sang gadis menggunakan lidahnya sebelum dikeringkan dengan handuk.
“Reisha sayang..makasih ya..bapak bener-bener puas..”.
“iya Pak..sama-sama..Reisha juga kok..”.
“kalo aja..istri bapak secantik ‘n sejago kamu maennya pasti bapak betah di rumah..hehe..”.
“yee..Pak Darto bisa aja ngegombalnya..”, kata Reisha manja.


Reisha

“ntar sore bapak ke sini lagi ya Sha..”. Reisha hanya tersenyum dan mengangguk. Sudah lebih 3 bulan, Reisha dan Darto berhubungan tanpa diketahui warga sekitar. Darto adalah ketua RT di tempat tinggal Reisha yang baru saja membeli rumah kontrakan. Darto langsung jatuh hati ketika pertama kali melihat Reisha yang waktu itu datang ke rumahnya untuk melapor sebagai warga baru. Wajah cantik, kulit putih merona, dan body yang aduhai. Bagi Darto, Reisha adalah wanita idamannya selama ini, berbeda sekali dengan istrinya yang gendut dan tak sedap dipandang mata. Darto memang dikenal sebagai RT cabul di lingkungannya, dia suka tertangkap basah sedang mencuri-curi pandang ke gadis-gadis muda di kompleknya. Memang warga apalagi para gadis agak risih dengan Darto, tapi sampai sekarang tidak ada kasus pemerkosaan oleh Darto, lagipula Darto adalah RT yang sigap dengan masalah warganya dan cepat dan tepat dalam bertindak tanpa meminta uang jasa, jadi, mau tidak mau, Darto tetap dipilih sebagai RT.

Warga mulai menyadari Darto yang mulai berubah. Darto sekarang menjadi sopan dan santun dan tidak cabul seperti dulu. Sekarang Darto benar-benar cocok jadi RT. Warga memang menyadari sejak kedatangan Reisha, Darto mulai berubah, tapi warga tidak pernah menuduh yang tidak-tidak ke Reisha karena Reisha sendiri ramah dan selalu membantu dan bergaul dengan warga. Bagaimana Darto tidak berubah, sejak Reisha mengiyakan untuk menjadi simpanannya, Darto bisa melampiaskan nafsunya kepada gadis impiannya itu hampir setiap hari dan kesempatan. Darto benar-benar tergila-gila dengan Reisha karena Reisha sangat ahli memuaskannya. Jika istrinya sedang ‘kepingin’, Darto pun melayaninya, tapi dengan membayangkan Reisha yang melayaninya sehingga istrinya benar-benar puas karena Darto begitu bersemangat. Sering Darto keceplosan dan mendesahkan Sha seperti saat sedang menyetubuhi Reisha, untung nama istrinya Aisya, jadi istrinya tidak curiga dan mengira Darto mendesahkan namanya.

Reisha sendiri adalah mahasiswi di sebuah universitas negeri, tadinya dia nge-kost di dekat kampus, tapi dia memutuskan untuk mengontrak rumah sekalian. Dia memang cantik, pintar, dan ramah, tapi di balik semua hidupnya benar-benar hancur. Keperawanannya sudah hilang saat dia umur 15 tahun di tangan pacarnya yang 2 tahun lebih tua darinya saat itu. Tapi, pacarnya meninggalkannya setelah puas memerawani Reisha. Sejak saat itu, Reisha tidak pernah serius pacaran, dia menggunakan kecantikannya untuk dapat keuntungan atau sekedar memainkan perasaan pria. Setiap pria yang menjadi pacarnya pasti pernah merasakan kehangatan tubuh Reisha karena Reisha sekarang sudah menjadi maniak seks. Reisha selalu mencari pacar sesuai dengan moodnya. Jika sedang ingin main-main saja, dia berpacaran dengan brondong yang umurnya 15-17 tahun, tapi jika sedang butuh uang atau sedang ingin ‘permainan’ yang sebenarnya, dia berpacaran dengan om-om yang umurnya 2x lipat atau lebih dari umurnya yang baru saja mencapai 21 tahun, 1 bulan yang lalu.

Reisha dengan mudah mendapatkan pacar brondong dari situs pertemanan Facebook, (pada tau Pesbuk kan? yang bikin orang ol pagi-pagi suntuk sambil ngantuk-ngantuk itu lho..hihi..) dengan agresif karena anak SMA suka dengan cewek yang lebih tua yang agak agresif. Sedangkan, untuk menarik om-om, Reisha tinggal duduk-duduk sendirian di cafe atau restoran. Dalam waktu singkat, pasti ada om-om baik 1 atau lebih yang meliriknya, Reisha pura-pura salah tingkah sambil tersenyum manis karena om-om memang gemas dengan cewek cantik yang malu-malu. Alhasil, Reisha punya banyak koneksi mulai dari pengacara, pengusaha, dokter, dll.
“ahh..pegell..”. Reisha menghempaskan tubuhnya ke ranjangnya yang empuk itu, meluruskan kakinya dan menyalakan tv. Dia menonton dengan tenang padahal masih telanjang bulat, dan dia belum mengelap sperma dari wajahnya.
“halo..”.
“hei Sha..lagi apa lo?”.
“lagi nonton tv aja gue..kenapa Sherl?”.
“besok kan udah mulai libur..gue, Dara, Lina sama cowok-cowok kita pada mau ke Bali..ikut gak lo?”.

“ngg..gimana ya..”.
“ikut aja Sha..kata cowok gue.***k enak gak ada lo..”.
“iya..cowok lo kan seneng banget ngegrepein gue..”.
“daripada ngegrepein gue..mendingan lo aja yang jadi korban..hahaha..”.
“sial lo ah..”.
“hahaha..gimana Sha?”.
“nggak deh Sherl, gue kangen ama adek gue..thanx ya..”.
“oh oke deh..”. Reisha benar-benar sayang kepada adiknya, adiknya adalah satu-satunya alasan Reisha tetap kuat menjalani kehidupannya yang tidak karu-karuan. Sore menjelang, saat Reisha baru saja selesai mandi, Darto sudah duduk di ruang tamu Reisha. Darto bisa keluar masuk rumah Reisha dengan leluasa karena Reisha sudah menganggap Darto seperti bapak sekaligus suaminya sehingga Reisha memberikan kunci duplikat rumahnya ke Darto.
“eh Sha..udah mandi kamu..”.
“aduh Pak Darto..ngagetin aja..kirain siapa..”. Darto membuka handuk yang melilit di tubuh Reisha yang hanya tersenyum saja. Darto langsung menggendong Reisha menuju kamar. Dari sore hingga hampir malam, pasangan yang umurnya terpaut jauh itu bermesraan dengan sangat panas bagai pengantin baru.

Malam itu, Reisha berpamitan ke Darto untuk pulang menemui adiknya. Tentu saja, Darto tidak rela Reisha pergi selama 2 minggu, tapi apa mau dikata. Pagi-pagi suntuk, Reisha pergi dengan mobilnya, sebelum macet dan panas, pikirnya. Reisha sampai di rumah orang tuanya, dia langsung masuk ke dalam rumah meski pintu terkunci karena Reisha memang memegang kunci duplikatnya. Sudah biasa, rumahnya sepi selalu, Reisha sudah tidak heran, sejak 5 tahun lalu, ayah dan ibunya sukses dan menjadi workaholic meninggalkan kedua anaknya tanpa kasih sayang. Reisha menaruh barang-barangnya di kamar lamanya dan beristirahat sebentar sebelum akhirnya menuju kamar adiknya untuk memberi kejutan. Suara gaduh terdengar sayup-sayup dari kamar adiknya, dia membuka pintu kamar adiknya yang tidak terkunci.
“PUTRI ??!!!”, Reisha sangat kaget dengan pemandangan yang ada di depannya sekarang, benar-benar tak bisa dipercaya.

Adiknya sedang ditindih oleh seorang pria. Tubuh hitam itu berada di atas tubuh putih nan mungil Putri. Putri mendesah dan terlihat benar-benar keenakan sedang dipompa oleh pria hitam itu yang ternyata adalah Sapto. Kedua manusia yang kontras itu melihat ke arah Reisha yang sudah masuk ke dalam kamar. Spontan, Sapto mencabut penisnya dan langsung lari keluar kamar. Putri sendiri menutupi wajahnya dengan bantal, malu ketahuan kakaknya. Reisha tau dalam keadaan begini, Putri tidak mungkin diajak bicara, pasti dia benar-benar malu. Reisha pun keluar dari kamar, mencari jawaban dari satu lagi yaitu Sapto. Sebuah pukulan berat bagi hati Reisha, adiknya yang ia sayangi dan ia jaga dari dulu kini sama hancurnya seperti dia. Reisha menyalakan mobilnya.
“tok !! tok !!”. Pintu terbuka.
“non Reisha..maapin saya..maapin saya..saya bener-bener minta maap..”. Reisha tidak menggubrisnya, dia masuk ke dalam rumah Sapto, dan duduk di sofanya. Reisha marah sekali kepada Sapto, orang yang ia percaya untuk menjaga Putri agar tidak menjadi sepertinya.

Tapi, Reisha mendengar semua penjelasan dari Sapto, termasuk pengakuan Putri tentang peristiwa di pantai itu. Reisha kembali pulang dan melihat Putri sedang duduk menangis di ruang tamu menanti dirinya.
“kak Reisha..maapin aku..maapin..”, kata Putri berlutut memeluk kaki Reisha sambil menangis.
“udah..kamu bangun dulu..”. 2 gadis cantik itu duduk bersama di sofa. Reisha memeluk Putri erat.
“kak..maafin aku..aku..aku..”.
“udah udah..kakak udah tau semuanya..kamu udah terlanjur kan..Mang Sapto yang maksa kamu..”.
“iya kak..”.
“coba cerita sama kakak..”. Tak disangka, kakaknya tidak marah dan sangat mengerti keadannya. Tapi, tetap saja Putri malu tidak bisa menjaga kesucian seperti kakaknya, pikir Putri.
“nanti kita pikirin rencana buat balas dendam sama kakak kelas kamu itu..”.
“iya, kak..”. Reisha membelai rambut adiknya itu.
“kak..jangan bilang ke mama sama papa..please kak..”.
“tenang aja Putri..kakak juga sama kayak kamu..”.
“maksud kakak?”.

“masa kamu gak ngerti?”.
“jadi kakak…??”.
“iya..kayaknya emang kutukan kita..”. Dua gadis cantik itu sama-sama mengeluarkan air mata. Putri pun sangat kaget saat Reisha menceritakan rahasianya. Ternyata, Reisha juga menjadi budak seks Sapto. Semua pelajaran sex Reisha didapatkan dari Sapto yang tentu dengan senang hati mengajari Reisha. Reisha dan Putri sekarang berada di dalam kamar Putri. Keduanya duduk di tepi ranjang. Dua-duanya bercerita seperti biasa seolah tak terjadi apa-apa. Entah setan darimana, Reisha merasa tubuhnya hangat melihat bibir dan leher jenjang Putri.
“eemmffhhh..”. Putri kaget dengan kakaknya yang tiba-tiba memagut bibirnya. Keduanya saling menatap, bibir mereka masih menempel dengan erat. Putri merasa benar-benar yang terjadi sekarang tidak benar, berciuman dengan kakaknya sendiri sama sekali tak pernah terlintas di pikirannya. Tapi, Putri mulai menikmati ciuman terlarang ini, kakaknya begitu agresif melumat bibir Putri dan Putri mulai membalas ciuman Reisha.

Mereka berdua saling melumat bibir dan lidah mereka juga aktif saling membelit satu sama lain. Putri tidak tau apa yang terjadi, yang dia tau bibir kakaknya terasa sangat lembut dan ciuman ini terasa begitu mengasyikkan untuk segera diakhiri. Pengalaman pertama berciuman dengan sesama wanita, Putri lakukan dengan Reisha, kakak kandungnya sendiri, tapi mereka berdua berciuman begitu panas bagai sudah sering melakukannya.
“kakak sayang kamu..”.
“Putri juga, kak..”. Mereka berdua berbicara dengan ludah yang menghubungkan bibir mereka berdua sebelum akhirnya mereka berdua berciuman lagi. Reisha kini turun menciumi leher Putri.
“mmm…”, desah pelan Putri mulai terangsang. Putri mengangkat kedua tangannya ke atas memudahkan Reisha membuka kaosnya. Reisha tak menyangka sepasang gunung kembar adiknya itu telah tumbuh menjadi payudara yang indah meski tidak terlalu besar. Reisha merebahkan tubuh Putri sehingga Putri tidur terlentang dengan kaki menggantung di tepi ranjang.

Reisha menggenggam kedua buah payudara Putri yang ranum itu. Banyak bekas cupangan dan gigitan di payudara Putri, Reisha tidak heran karena dulu payudaranya juga seperti ulah dari Sapto. Tapi, karena Sapto yang rajin ‘merawat’nya, payudara Reisha kini besar, padat, dan kenyal membuatnya menjadi magnet lelaki.
“mmhh..kakkhh..”, desah Putri lembut ketika Reisha mulai meremas-remas payudaranya. Reisha menjepit dan memilin-milin kedua puting Putri dengan gemas. Lidah Reisha menari-nari dengan lincahnya mengarungi seluruh permukaan payudara Putri. Lalu lidah Reisha asyik berputar-putar mengelilingi kedua aerola Putri.
“enaakkhh..kaaakkhh..”. Reisha mengemut-emut kedua puting Putri. Lalu Reisha memberi kecupan kecil ke kedua puting Putri sebelum turun ke perutnya dan menjilati pusar Putri. Reisha tak buru-buru, dia ingin Putri benar-benar menikmati ini secara maksimal. Reisha meloroti celana tidur Putri perlahan dan tampaklah daerah pribadi Putri yang benar-benar indah itu.

Semerbak wangi vagina Putri langsung tercium oleh Reisha. Reisha mengatur posisi kedua kaki Putri. Vagina Putri tepat berada di tepi ranjang dan tak terhalang apa-apa lagi. Putri bisa merasakan hembusan nafas kakaknya di belahan bibir vaginanya. Badan Putri semakin panas dingin ketika Reisha meniupi dan menciumi daerah vaginanya. Reisha memainkan klitoris Putri dan menciumnya beberapa kali membuat tubuh Putri bergetar-getar. Kedua pangkal paha Putri tak luput dari ciuman dan jilatan Reisha. Lidah Reisha menyapu belahan bibir vagina Putri dari atas ke bawah lalu dari bawah ke atas sebelum akhirnya lidah menyelip masuk ke dalam celah sempit Putri yang wangi itu.
“nngghh…kaakkkhh..teeruuussshh..”, Putri sangat menikmati gerakan lidah kakaknya yang bergerak-gerak lincah di dalam liang vaginanya. Sambil terus mengobok-obok vagina adiknya dengan lidahnya, Reisha mengusap-usap dan menekan-nekan klitoris Putri dengan ibu jarinya, menambah kenikmatan yang sekarang menjalar di sekujur tubuh Putri menjadi 2x lipat.

“ooohh..enaakhhh kakhh..UUUMMHHH !!!”, Putri tak dapat menahannya lagi. Dia akhirnya melepaskan gelombang orgasmenya yang dahsyat. Reisha menyeruput setiap tetes cairan vagina Putri. Lalu Reisha melucuti pakaiannya sendiri sehingga kini, 2 dara yang cantik jelita itu sama-sama polos bagai baru lahir. Baru kali ini, Putri melihat tubuh telanjang kakaknya, Putri benar-benar kagum sekali dengan tubuh kakaknya, benar-benar sempurna setiap lekuk di tubuh kakaknya itu. Reisha tidak ingin adiknya telanjang sendirian. Reisha dan Putri tidur di tengah ranjang, berpelukan dengan mesra dan hangat.
“kak..Putri boleh kayak tadi gak ke kakak?”.
“kamu mau?”.
“mm..iya kak..”, jawab Putri malu-malu. Reisha sama sekali tak menyangka, Putri cepat belajar, baru 1 kali saja, Putri melakukan persis seperti tadi walau masih agak kaku seolah-olah Putri memang tercipta untuk menjadi gadis petualang sepertinya. Putri merasakan cairan vagina pertama kalinya. Dan dia malah ingin merasakannya lagi.

Reisha menyuruh Putri menaiki tubuhnya, Putri langsung mengerti dan mengambil posisi 69, sepertinya dia sudah terbiasa dengan Sapto yang ketagihan ‘memakan’ vagina Putri. Reisha dan Putri pun seperti berlomba-lomba membuat orgasme terlebih dahulu. Putri kalah duluan setelah itu, Reisha pun menyerah dan memberi minum Putri dengan cairan vaginanya. Selanjutnya, Putri mengambil posisi sedemikian rupa sesuai arahan Reisha sehingga kedua vagina mereka menempel. Reisha mulai menggerakkan vaginanya menggesek vagina Putri.
“aahhh..ooohhh..yesshhh..mmmhhh”, desahan kakak adik itu saling bersahut-sahutan menikmati vagina mereka yang saling bergesekkan. Tanpa 2 gadis cantik itu ketahui, Sapto menyaksikan semuanya dari awal. Pemandangan terindah yang pernah Sapto saksikan. Mungkin semua laki-laki akan mau bayar mahal untuk melihat pemandangan ini. 2 gadis cantik dengan tubuhnya yang sama-sama putih mulus nan montok sedang saling menggesek-gesekkan vagina mereka untuk mencapai puncak kenikmatan.

Sapto membayangkan betapa nikmatnya jika penisnya berada di antara kedua vagina yang sedang bergesekkan itu. Tapi, Sapto tidak berani masuk dan mengganggu keintiman kakak beradik itu, dia hanya bisa menikmati pemandangan itu sambil mengocok penisnya. Bersamaan dengan Reisha dan Putri yang melenguh dan mengejang, Sapto juga mengejang menyemburkan spermanya ke mana-mana. Takut ketahuan karena tadi dia sedikit mendesah, Sapto langsung menjauh dari kamar itu. Setelah mengatur nafas sebentar, Reisha menuju pintu karena dia tadi mendengar suara. Reisha melongok ke luar, tak ada siapa-siapa, tapi kaki Reisha menginjak sesuatu yang lengket. Reisha jongkok dan mencolek noda putih itu. Dia kulum jarinya. Reisha sudah hafal betul dengan ‘taste’ sperma itu, dia hanya tersenyum dan menutup pintu. Reisha kembali naik ke atas tempat tidur. Putri dan Reisha saling berpelukan sambil sesekali berciuman. Putri merasan nyaman sekaligus aman berada di pelukan kakaknya. Dan kadang mereka berdua melontarkan kata love you, sayang kamu, dsb satu sama lain. Entah dalam arti adik-kakak atau yang lain.

“pagi…”, Reisha tersenyum menyapa adiknya yang baru membuka mata.
“pagi..kak..”. Reisha memberi kecupan ringan ke bibir Putri.
“ayo Put..kita sarapan..”. Putri mengenakan piyamanya kembali, tapi Reisha hanya memungut pakaiannya tanpa mengenakannya.
“kak..kok?”. Putri kebingungan melihat kakaknya seperti sudah biasa berjalan tanpa sehelai benang pun.
“gak apa-apa kali Put…cuma ada kita..palingan Mang Sapto..dia juga udah sering ngeliat badan kakak..”.
“mm..”. Putri merasa kakaknya beda sekali, seperti punya 2 kepribadian. Selesai sarapan, Reisha dan Putri kembali ke kamar mereka masing-masing. Reisha mandi menyegarkan tubuhnya kembali. Sambil mengeringkan tubuhnya, Reisha menonton tv. Tiba-tiba tangan hitam melingkar di pinggangnya dari belakang.
“eh Mang Sapto..maen peluk-peluk aja..”, ujar Reisha manja.
“hehe..Mang Sapto kangen banget ama non Reisha..udah 2 tahun..”. Sapto menciumi tengkuk leher Reisha bertubi-tubi.

Reisha pun mulai terangsang dengan ciuman-ciuman Sapto di tengkuk lehernya. Reisha berbalik menghadap Sapto, mereka berdua berhadap-hadapan. Kedua tangan Sapto menampung kedua bongkahan pantat Reisha yang bulat dan kenyal itu. Sudah lama ia tak merasakan pantat Reisha itu di genggamannya. Sapto teringat saat terakhir bersama Reisha, 2 tahun lalu sebelum Reisha pergi ke luar kota untuk kuliah. Saat itu, orang tua Reisha sedang ada di rumah, Reisha berpamitan ke kedua orang tuanya. Tapi, Reisha tidak langsung pergi melainkan menginap di rumah Sapto. 3 hari 3 malam Reisha lewati bersama Sapto. Dalam 3 hari 3 malam itu, Reisha dan Sapto bercinta dengan sangat menggebu-gebu dan sangat bergairah seolah-olah kiamat sudah dekat. Saat hari ke 3 Reisha menginap di rumah Sapto waktu itu, Reisha tidak bisa turun dari ranjang selama satu hari penuh karena Sapto meminum obat kuat dan meminum obat kuat lagi jika efeknya terasa sudah habis. Memang, Sapto sudah sering menikmati tubuh Reisha sejak Reisha berumur 15 tahun, tapi mereka berdua selalu was-was takut ketahuan Putri.

Oleh karena itu, seperti dapat durian runtuh, Sapto tidak menyia-nyiakan Reisha sama sekali. Bagaimana tidak, di rumah majikannya, Sapto dan Reisha memilih waktu yang harus pas agar tidak ketahuan, tapi di rumahnya hanya ada dia dan Reisha, si gadis cantik yang berperan sebagai istri Sapto.
“euy Mang..kok bengong..”, Reisha menjetikkan jarinya di depan mata Sapto. Sapto kaget dan tersadar, kedua tangannya pun meremas-remas pantat Reisha lagi.
“hehe..Mang Sapto tiba-tiba inget pas non Reisha nginep di rumah Mang Sapto..”.
“oh yang waktu itu ya..”.
“iya non..akhirnya Mang Sapto bisa ngeliat body non Reisha lagi..hehe..”.
“dasar..”. Sapto memutus kata-kata dari mulut Reisha. Ciuman mereka berdua begitu menggebu-gebu dan penuh nafsu. Keduanya sama-sama rindu dengan kemesraan mereka. Sapto melumat bibir Reisha tanpa ampun. Memang, Sapto masih bisa bercumbu dengan Putri, tapi beda rasanya berciuman dengan Reisha, gadis cantik yang telah menjadi tempat pelampiasan nafsunya selama 4 tahun, Sapto sudah menganggap Reisha adalah istrinya dan tubuh indah Reisha hanya untuknya.

Sapto melebarkan bongkahan pantat Reisha, 2 jarinya langsung menyelinap masuk ke dalam liang anus Reisha tanpa izin. Spontan, tubuh Reisha agak terdorong ke depan kaget menerima sodokan yang tak terduga. Sapto menghentikan cumbuannya, dia berdiri agak ke samping Reisha.
“oohhh…uummhh..goodhhh..”. Kenikmatan yang luar biasa bagi Reisha, Sapto mengobok-obok liang anus dan vaginanya secara bersamaan. Desahan-desahan yang keluar dari mulut Reisha jadi seperti genderang perang bagi Sapto, semakin bersemangat dan semakin bernafsu, dan jari Sapto pun keluar masuk vagina dan anus Reisha dengan akselerasi maksimum. Reisha tak tahan lagi, dia berpegangan pada Sapto dan melepaskan kenikmatannya. Cairan vagina Reisha deras mengucur ke lantai setelah Sapto menarik jari-jarinya keluar dari 2 lubang Reisha. Sapto tidak terlalu sayang membuang cairan vagina Reisha sia-sia.

Sapto tau vagina yang indah nan wangi itu hanya untuknya seorang. Tak ada laki-laki di kamar itu kecuali dirinya. Bisa ‘dilahap’, disodok, atau pun diapakan saja sesuai keinginannya karena pemiliknya telah memberikan daerah pribadinya ke Sapto.
“Mang Sapto maen ngobok-ngobok aja…”, kata Reisha manja.
“hehe..Mang Sapto cuma ngecek aja..ternyata memeknya non Reisha masih sempit aja..hehe..”.
“Mang Sapto..masa Mang Sapto lupa…Reisha kan gak demen kata itu..”.
“oh iya..maap non..”. Sapto melepas kaos oblongnya. Bagai seperti istri yang baik, Reisha jongkok membantu Sapto melepas celana dan celana kolornya itu. Selangkangan Sapto yang bau apek serta menyengat itu sudah tak asing lagi bagi Reisha. Reisha menggenggam lembut penis Sapto itu, kedua tangannya mengenggam penis panjang dan besar milik Sapto. Rindu sekali Reisha dengan kejantanan Sapto itu. 2 tahun berpisah dengan penis yang selama 4 tahun ‘menemani’ hidupnya, bisa dibilang Reisha tumbuh dewasa bersama-sama penis itu.

“punya Mang Sapto kayaknya tambah gede ya…”, kata Reisha di sela-sela aktivitasnya menciumi sekujur batang kejantanan Sapto dari pangkal sampai pucuk kepala penisnya dengan sangat mesra.
“emang iya ya non?”.
“iya Mang..Reisha ingat banget..dulu cuma segini…”. Reisha membatasi sampai leher penis Sapto.
“kok non Reisha inget?”.
“ya gimana gak inget..tiap hari dikasih liat punya Mang Sapto terus pas dulu..”.
“oh iya ya…”. Reisha menggunakan kedua tangannya untuk mengurut penis Sapto. Lalu dia mendorong penis Sapto ke arah perut Sapto.
“iya nonh..disitu..enakkhh..”, erang Sapto keenakan saat Reisha terus menggunakan lidahnya untuk menggelitik lipatan antara batang penis Sapto dengan zakarnya. Putri belum terlatih dan belum mau melakukan seperti ini, jadi Sapto benar-benar menikmati permainan mulut Reisha yang kini sedang mengemut-emut kedua buah zakar Sapto bergantian. Kemudian, Reisha menjilati setiap jengkal batang kejantanan Sapto. Sapto menggelinjang antara geli dan nikmat kala Reisha terus menggelitik lubang kencingnya.

Reisha memasukkan penis Sapto ke dalam mulutnya sampai menyentuh pangkal tenggorokannya. Sangat hangat. Kepala Reisha bergerak maju-mundur mengocok penis Sapto. Bosan mengulum, Reisha pun menjilat lagi sampai daerah selangkangan serta kedua pangkal paha Sapto basah kuyup oleh air liur Reisha. Termakan api birahi, Reisha tidak sadar, terlalu lama penis Sapto mendapat perlakuan khusus dari mulutnya. Sapto menahan mati-matian karena tidak ingin mengganggu Reisha yang kelihatannya sangat asik ‘berkaraoke ria’. Reisha akhirnya sadar saat dia merasakan penis Sapto yang berdenyut-denyut di dalam mulutnya. Reisha pun menghentikan aktivitasnya karena Reisha tau dia dan Sapto sama-sama tidak mau ‘reuni’ mereka ini berlalu dengan cepat.
“Mang..kok gak bilang sih..udah hampir keluar..”.
“abisnya…non..kayaknya…asik..banget…”, kata Sapto terengah-engah.
“aduh Mang Sapto..maap ya…kebawa suasana..hehe..”.
“iya.***k apa-apa..non..”, Sapto membelai rambut Reisha yang panjang, lembut, dan indah tergerai.

Dulu, saat Reisha masih bersamanya, selangkangan Sapto selalu basah kuyup seperti sekarang ini karena Reisha selalu ‘membersihkan’ selangkangan Sapto setiap hari. Reisha duduk di tepi ranjang. Sapto menatap wajah Reisha. Cantik, terlalu cantik untuk menjadi budak seks Sapto. Tapi, apa mau dikata, nasib berkata lain. Reisha sudah bertekuk lutut dengan keperkasaan Sapto. Tubuh Reisha sudah menjadi milik Sapto sepenuhnya. Sapto mendorong Reisha perlahan hingga Reisha tidur terlentang. Cumbuan yang hangat, mesra, dan penuh nafsu itu pun terjadi lagi.
“hheemmhhh…”. Cumbuan dan jilatan pun mendarat di sekujur tubuh bagian atas Reisha tanpa terkecuali. Kedua putingnya sudah habis diemut-emut oleh Sapto. Kedua buah payudara Reisha sudah berlumuran air liur Sapto. Sapto kini mengangkat kedua kaki Reisha ke ranjang, dan melebarkannya persis seperti huruf M.
“ooouuhhh…”, lenguh Reisha sambil menggeliat-geliat karena Sapto mulai menyerbu vaginanya.

Klitoris, pangkal paha, dan setiap jengkal daerah vagina Reisha tak ada yang luput dari sapuan lidah Sapto. Reisha pun orgasme sangat hebat, sudah lama vaginanya tak dibersihkan Sapto, orang yang sudah mengerti dan hafal betul dengan daerah pribadinya itu. Vagina Reisha pun mengeluarkan intisarinya. Cairan Reisha terasa bagai madu bagi Sapto, benar-benar manis dan menyegarkan tenggorokan. Reisha tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah karena Sapto tidak berhenti menjilati vaginanya. Sepertinya, dahaga Sapto akan cairan vagina Reisha belum terpuaskan. Reisha pun dengan senang hati memberi Sapto ‘minum’ 2x lagi. Setelah itu Sapto berbagi cairan vagina itu dengan pemiliknya melalui mulut sambil menuntun penisnya ke vagina Reisha.
“mmffhh….”, desah Reisha tertahan bibir Sapto. Reisha menikmati setiap sentimeter penis Sapto yang terus masuk ke dalam rahimnya.
“oohh..”, desah Reisha dalam hati, kini dia bisa merasakan lagi penis Sapto yang sudah lama tidak membuat liang vaginanya penuh sesak.

Sapto pun merasa sangat lega, akhirnya penisnya bisa merasakan kehangatan dan jepitan yang selama ini dia rindu-rindukan. Penis itu pun mulai melakukan aktivitasnya, keluar hanya untuk masuk kembali, dan masuk hanya untuk keluar kembali. Sapto menggoyang sambil terus memaju-mundurkan pinggulnya. Kaki Reisha melingkar erat di pinggang Sapto, tak mengizinkan Sapto mencabut alat kelaminnya. Reisha meracau tak karuan, mendesah dengan liar dan lepas. Gemas dengan suara Reisha, Sapto mendorong penisnya kuat-kuat ke menusuk liang vagina Reisha. Puncak kenikmatan diraih Reisha lagi, padahal Sapto masih tenang sekali mengaduk-aduk vagina Reisha. Penis Sapto semakin cepat meluncur masuk karena cairan vagina Reisha yang tertahan, Sapto pun tidak bisa mengontrol penisnya. Penisnya selalu terdorong masuk sampai tak bisa maju lagi alias mentok di dalam liang vagina Reisha. Sapto membuka kaki Reisha yang mengait pinggangnya. Cairan vagina Reisha yang dari tadi tertahan penis Sapto langsung meleleh keluar dari lubang vagina Reisha.

Reisha tersenyum manis ketika benda tumpul Sapto itu terasa menempel di pintu masuk menuju liang anusnya. Reisha memejamkan matanya untuk menjiwai sekaligus menghayati setiap milimeter penis Sapto yang menerobos liang anusnya semakin dalam.
“aaahh….”, desah Reisha saat penis Sapto sudah klop terpasang dan mengait liang anusnya. Dari mulai pelan dan semakin lama semakin cepat penis Sapto keluar masuk liang anus Reisha. Kedua tangan Sapto pun juga mempunyai aktivitas masing-masing. Sapto menggunakan tangan kirinya untuk mengulas, menggilas, dan memainkan klitoris Reisha. Dan tangan kanan Sapto bertugas untuk ‘merawat’ kedua buah payudara Reisha yang kenyal itu. Tak tahan mendapatkan rangsangan yang begitu banyak, orgasme pun melintas lagi di sekujur tubuh Reisha. Vagina Reisha pun semakin banjir oleh cairan vaginanya sendiri. Seperti biasa, Sapto akan diam saat Reisha orgasme agar Reisha benar-benar menghayati orgasmenya. Penis Sapto pun kembali ke tempat favoritnya yaitu liang vagina Reisha.

Sapto mengangkat tubuh Reisha yang langsung melingkarkan tangannya di leher Sapto agar tidak terjatuh. Reisha pun diajak jalan-jalan oleh Sapto berkeliling kamar tanpa berdiri dengan kedua kakinya sendiri. Sapto menempelkan tubuh Reisha di dinding kamar untuk bisa memompa vagina Reisha. Reisha sama sekali tidak takut jatuh ke bawah karena dia tau penis Sapto yang menancap di vaginanya akan mampu menopang tubuhnya. Tak terlalu mereka dalam posisi ini, Sapto merasa penisnya tidak maksimum masuk ke dalam liang vagina Reisha. Mereka berdua kembali ke atas ranjang, Sapto merebahkan tubuh Reisha tanpa mencabut penisnya. Sapto mendorong kedua kaki Reisha ke depan dan memompa vagina Reisha dengan setengah berdiri. Reisha menggeleng-gelengkan kepalanya benar-benar keenakan, penis Sapto terasa lebih menusuk dalam posisi seperti ini.
“oohh…uuhhh..oohhh..”.
“mmhh…ennghh…”. Desah mereka berdua semakin lama semakin pendek karena dua-duanya sama-sama sedang berpacu menuju puncak kenikmatan terakhir.

“OKKHHHH !!!”, erang Sapto yang akhirnya melepaskan kerinduannya selama ini bersama spermanya yang deras mengalir membanjiri rahim Reisha.
“AAAAHHHH !!”. Reisha pun orgasme dari tembakan demi tembakan sperma Sapto di dalam rahimnya. Sangat hangat dan nyaman terasa di vaginanya yang Reisha rasakan. Penis Sapto yang lemas pun keluar sendirinya seperti dimuntahkan oleh vagina Reisha karena sudah melakukan tugasnya dengan baik. Sapto menggunakan paha kanannya untuk menopang pantat Reisha agar tetap di atas dan menaruh kedua kaki Reisha di pundaknya. Sapto melebarkan kedua bibir vagina Reisha, mengintip ke dalam seolah-olah ingin menyaksikan detik-detik terakhir sebelum spermanya tertelan vagina Reisha. Selain itu, Sapto ingin memastikan tak ada spermanya yang terbuang percuma dan sampai ke tempat yang tepat untuk menyelesaikan tugasnya yaitu membuahi sel telur Reisha. Reisha tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah padahal punggungnya agak sakit dalam posisi seperti itu.

Sapto memang dari dulu ingin sekali mempunyai keturunan dari Reisha. Penasaran, ingin tau bagaimana wajah sang anak jika sang ibu sangat cantik seperti Reisha. Tapi, Reisha tidak membolehkan Sapto membuang sperma ke dalam rahimnya karena masih takut hamil dan kehilangan masa depannya. Namun, Reisha berjanji sebelum berpisah 2 tahun lalu untuk membolehkan Sapto mengisi rahimnya dengan benih-benih cinta mereka berdua. Dengan vagina Reisha yang menjulang ke atas, tentu sperma Sapto tak ada yang ‘ngacir’ keluar dari lubang vagina Reisha. Lalu Sapto menurunkan tubuh Reisha dan tidur di samping Reisha. Mereka berdua sama-sama mengatur nafas dan saling bertatapan dengan penuh cinta. Cinta aneh yang terjalin antara anak majikan yang masih muda dan sangat cantik dengan pembantu yang sudah tua dan jelek. Dalam hati mereka berdua, mereka sudah siap untuk melanjutkan hubungan yang awalnya hanya hubungan fisik dan untuk kesenangan saja ke tahap yang lebih lanjut yaitu menjadi sepasang suami istri.

Kalau Sapto, tak usah ditanya, menjadikan Reisha menjadi istrinya menggantikan istrinya yang meninggal dunia beberapa tahun lalu adalah impiannya. Reisha dengan wajahnya yang sangat cantik, tentu tidak akan bosan melihatnya dan pasti akan menjadi kebangaan tersendiri bisa memperistri gadis secantik Reisha. Satu lagi yang sangat penting, Reisha sangat tau bagaimana caranya memuaskannya di ranjang. Yang menjadi pertanyaan adalah Reisha. Kenapa dia mau dan ingin menjadi istri Sapto. Mungkin karena Sapto sudah lama menemaninya. Sapto tidak hanya menjadi ‘teman main’ Reisha, Sapto juga merupakan teman curhat yang baik bagi Reisha. Kesal, sedih, bahagia, dan perasaan lain Reisha bagi bersama Sapto karena Reisha tidak bisa membagi perasaannya ke orang tuanya yang super sibuk dan ke Putri yang waktu itu masih kecil. Teman-teman Reisha menanggapi curhatan Reisha sekedarnya saja, beda sekali dengan Sapto yang sepertinya sampai mengalami perasaan yang sama dengan Reisha, jadi tak heran kalau Reisha suka curhat ke Sapto.

Meski, Sapto tidak bisa mengajari dan memberi solusi tentang pelajarannya di sekolah, tapi Sapto selalu memberi solusi yang tepat ke Reisha dalam menghadapi masalah-masalah hidupnya. Mungkin semua alasan itulah, Reisha merasa nyaman di dekat Sapto. Bukankah rasa nyaman yang dibutuhkan dalam mencari pasangan, pikir Reisha sehingga wajah dan umur Sapto tidak lagi menjadi masalah.
“Mang Sapto..kemarin ngintip Reisha ama Putri ya?”.
“iya non..tadinya pengen ngeliat aja non Putri lagi ngapain..eh ternyata lagi asik ama non Reisha…hehe…”.
“tukang intip ih..”.
“hehe…pasti asik ya kalo maen betiga..gimana?”.
“jangan…kayaknya Putri gak bakalan mau…”.
“tapi kalo misalnya Mang Sapto rayu..trus non Putri mau…gimana non?”.
“ya kalo Putri yang mau sendiri.***k apa-apa…tapi awas ya kalo Mang Sapto maksa Putri…”.
“tenang aja non Reishaku yang cantik..hehe…”. Mereka berdua sangat mesra dan hangat, sama sekali tak canggung dengan umur mereka yang terpaut jauh.

“bentar ya non..Mang Sapto mau ngerayu non Putri dulu…”.
“awas ya Mang..kalo ampe maksa…ntar ini gak bakal Reisha buka..”, kata Reisha menutupi daerah vaginanya.
“waduh..serem amat ancemannya..iya non..iya..”. Sapto keluar dari kamar. Reisha melihat ke arah perutnya lalu mengelus-elus perutnya sendiri. Di dalam perutnya itu, kini benih-benih Mang Sapto sedang berusaha menjebol pertahanannya, pikir Reisha. Entah dalam jangka waktu panjang atau pendek, di dalam perut Reisha akan tumbuh hasil dari cintanya yang selalu menggebu-gebu bersama Sapto. Buah cinta yang sudah lama diharapkan Sapto. Dan tanpa diketahui Sapto, sebenarnya Reisha juga sudah tidak sabar ingin mempunyai anak dari Sapto. Sapto kembali dengan menggandeng tangan Putri. Putri juga sudah telanjang sama seperti Sapto dan Reisha. Reisha pun bangkit dan berjalan mendekati Putri. Putri tertunduk malu dan agak risih karena Sapto di belakangnya iseng mengelus-elus belahan pantatnya dengan penisnya(Sapto maksudnya).

Sapto
“heh..jangan iseng…”, cubitan dari Reisha mendarat di perut Sapto.
“hehe..maap non..”.
“Mang Sapto keluar dulu sana…”, Reisha mendorong Sapto sampai ke luar kamar dan menutup pintunya.
“Putri…kamu yakin mau gabung sama kakak?”.
“i..iya kak…”.
“gak di paksa kan ama Mang Sapto?”.
“nggak kok, kak…”.
“terus alesan kamu mau apa…”. Dengan agak malu-malu, Putri menceritakan ke kakaknya kalau dia tadi mengintip persetubuhan kakaknya dengan Sapto. Putri menyaksikan permainan Reisha dan Sapto saat Reisha mulai mengulum batang Sapto. Putri menonton mereka berdua yang bercinta dengan sangat menggebu-gebu sampai habis, Putri ke kamarnya menghilangkan rasa gatal di vaginanya setelah melihat kakaknya yang begitu panas bermain dengan Mang Sapto. Sapto menemukan Putri sedang masturbasi di kamarnya sambil mendesahkan nama Sapto, tentu saja Sapto dengan senang hati mengobok-obok vagina Putri untuk membantunya mendapatkan orgasme. Setelah itu, baru Sapto rayu Putri untuk bergabung dengannya.

“oh gitu…tapi apa kamu yakin bener-bener mau ikut gabung?”.
“i..iya..kak..”.
“yaudah..kalo gitu..”. Reisha membuka pintu lagi dan menarik Sapto masuk. Sapto seperti sedang berada di surga. Ada 2 makhluk cantik bidadari yang sama-sama tidak mengenakan sehelai benang pun untuk menutupi tubuh mereka yang menggiurkan, dan mereka berdua hanya untuk Sapto. Sapto berdiri di tengah-tengah Reisha dan Putri. Sapto langsung menggapai daerah vagina Putri dengan tangan kirinya dan meraih vagina Reisha dengan tangan kanannya. Kakak adik itu pun seperti mengadakan lomba mendesah. Desahan mereka saling bersahut-sahutan dan saling balas membalas. Sapto benar-benar bersemangat selain karena desahan Reisha dan Putri juga karena impiannya akhirnya terwujud. Bisa berada di antara Reisha dan Putri. Sapto sama sekali tidak pernah membayangkan dirinya akan sangat beruntung di masa tuanya. Padahal, saat masa mudanya dulu, dia sama sekali tidak beruntung dengan hal wanita, ditolak sana-sini, diacuhkan, dan sebagainya.

Tapi, malah di masa tuanya kini, dia bisa merasakan hangat dan lembutnya sentuhan dari wanita cantik yang lebih pantas menjadi anaknya. Kehidupan percintaan Sapto memang seperti peribahasa ‘Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian’. Masa mudanya yang penuh sakit hati kini terobati dengan 2 dara yang cantik jelita yang setia menemaninya dan melayaninya kapan pun dia mau. Sambil merem melek keenakan vaginanya dikorek-korek Sapto, Reisha melihat Putri yang kelihatannya sangat menikmati Sapto yang mengobok-obok vaginanya. Mereka berdua pun berpegangan ke badan Sapto ketika tubuh mereka bergetar merasakan orgasme di saat yang hampir bersamaan. Sapto membantu mereka berdua duduk di tepi ranjang dan berdiri di depan mereka, otomatis penis Sapto yang mengacung ke depan pun seperti menjadi tontonan Reisha dan Putri.
“nah mumpung ada non Reisha…gimana kalo non Reisha ajarin non Putri soal sepong-menyepong..hehehe…”.
“kamu mau belajar oral seks, Put?”.
“ng..nggak ah kak..jijik..”.
“jijik kenapa non? punya Mang Sapto gak bau kok..”.

“ng…”.
“udah Mang Sapto…emang Putrinya gak mau..udah..jangan ditanya-tanya lagi..”.
“yah…yaudah deh…kalo gitu non Reisha aja yang nyepongin punya Mang Sapto…agak gatel nih…hehe..”.
“dasar..iya-iya..”. Reisha jongkok dan mulai mengulum penis Sapto. Sapto pun merem melek dan melirih keenakan. Wajah Putri agak memerah melihat kelakuan kakaknya yang tidak malu-malu ke Sapto. Tapi, Putri mulai bertanya-tanya dalam hati melihat kakaknya yang terlihat sangat menikmati penis Sapto. Mulai muncul banyak pertanyaan di benak Putri. Kenapa kak Reisha tak segan-segan menjilati penis Mang Sapto? apakah rasanya enak? bukannya daerah itu lembab dan pasti baunya tidak sedap? tapi kak Reisha sepertinya sama sekali tidak kebauan?. Putri pun jongkok di dekat Reisha. Reisha menaruh penis Sapto di telapak tangannya dan sedikit bergeser. Dengan bahasa isyarat, Reisha seperti menawarkan penis Sapto ke Putri. Dan Putri mengulum bibir bawahnya dan malu-malu mengangguk sedikit.

Rasa penasarannya terlalu memusingkan pikirannya, Putri memutuskan untuk mencobanya langsung. Kini, Reisha berada di samping kanan penis Sapto dan Putri berada di samping kiri penis Sapto. Sapto sendiri tidak menyadari Putri yang telah mendekat ke penisnya karena Sapto memejamkan matanya untuk menghayati lidah Reisha yang terus membelai batang penisnya dengan lembut. Penis Sapto masih tertampung di telapak tangan Reisha. Reisha menggerakkan lidahnya dari pangkal penis Sapto terus ke kanan sampai mengenai pucuk penisnya. Reisha mengangguk ke Putri. Putri pun langsung tau kalau Reisha ingin Putri melakukan hal yang sama. Putri pun menempelkan lidahnya di pangkal penis Sapto lalu bergerak ke kiri menyapu batang penis Sapto sampai ke pucuknya. Sapto masih tidak sadar karena Putri selalu melakukan ‘latihannya’ setelah Reisha. Tapi, Sapto langsung sadar saat terasa ada 2 benda hangat membelai penisnya. Sapto melirik ke bawah, antara kaget dan sangat senang, akhirnya Putri mau menyentuh penis Sapto dengan lidahnya.

Tapi, Sapto pura-pura tidak tau, takut Putri jadi enggan jika ketauan olehnya. Reisha pun mengajari Putri dengan langsung praktek. Mulai dari menciumi, menjilati, menggigiti sampai mengemuti. Putri terkejut melihat Reisha yang dengan mudahnya memasukkan seluruh penis Sapto ke dalam mulutnya tanpa tersedak. Bagaimana bisa, penis sebesar itu masuk ke dalam mulut kakaknya secara utuh.
“ohhh…”, Sapto mendesah. Saat Putri mencobanya, Putri tersedak sampai terbatuk-batuk, air mata keluar dari matanya. Kerongkongannya belum beradaptasi dengan benda asing yang masuk menyesaki mulutnya. Beda dengan Reisha, sudah terbiasa melakukannya. Akhirnya, Putri pun bisa juga menelan penis itu utuh meski saat dikeluarkan, Putri langsung batuk-batuk lagi. Seperti yang Reisha duga, Putri cepat sekali belajar dan melakukannya dengan sangat alami. Putri pun menjadi bersemangat dan sibuk memaju-mundurkan kepalanya untuk mengocok batang penis Sapto di dalam mulutnya.

Reisha pun kini mengemuti zakar Sapto. Benar-benar kenikmatan luar biasa yang sedang dirasakan Sapto. Reisha meminta tukar posisi dengan Putri. Putri agak ragu-ragu ‘berhadapan’ dengan zakar Sapto. Terlihat begitu dekil dan mengkerut-kerut menjijikan, tapi rasa aneh yang menggelitik terasa saat Putri menempelkan lidahnya ke zakar Sapto. Dan selanjutnya, naluri mengambil alih Putri, dia mengemut-emut kedua buah zakar dan menjilati seluruh kantung buah zakar Sapto dengan sangat nikmat. Lalu Putri dan Reisha berada di samping kanan dan kiri penis Sapto lagi. Seperti anak kembar, gerakan mereka sangat selaras menikmati batang kejantanan Sapto. Ciuman, gigitan, dan jilatan Sapto rasakan di sisi kanan dan kiri dari batangnya di waktu yang bersamaan. Saat Reisha dan Putri menciumi penis Sapto, bibir mereka pun bertemu dan keduanya berciuman, pucuk penis Sapto pun terjebak di antara bibir Reisha dan Putri. Saat Reisha merasakan penis Sapto berdenyut-denyut, dia langsung memasukkan kepala penis Sapto ke dalam mulutnya.

Usai menampung sperma Sapto di dalam mulutnya, Reisha pun membuka mulutnya ke arah Putri, hanya untuk memperlihatkan saja. Tapi, tanpa diduga, Putri menyelipkan lidahnya masuk ke dalam mulut Reisha untuk mencuri sperma dari Reisha. Sapto pun membuka matanya dan tersenyum melihat Reisha dan Putri yang sedang saling berebutan spermanya. Tapi, Sapto bingung, biasanya penisnya bisa tahan lebih lama, apa karena dikeroyok 2 orang jadinya cepat keluar, pikir Sapto yang menatap penisnya yang sudah loyo. Sapto keluar kamar meninggalkan pasangan kakak beradik itu yang masih berciuman dengan menggebu-gebu.
“Mang Sapto payah nih..cepet banget keluarnya..”, ejek Reisha saat Sapto kembali masuk ke dalam kamar.
“dikeroyok ama 2 cewek cakep.***k mungkin Mang Sapto bisa nahan lama..hehe..”.
“ah payah ah..”.
“tenang aja non-nonku yang cantik…Mang Sapto udah ada solusinya..nih…”. Sapto menunjukkan botol berisi ratusan kapsul.
“itu..jangan..jangan..”.
“ya non Reisha..ini obat yang waktu itu Mang Sapto pake..”.

“masih disimpen?? udah expired..ntar punya Mang Sapto..kenapa-kenapa lho..”.
“tenang aja non..ini baru beli kemarin..rencananya sih mau dipake buat non Putri..hehe…”.
“wah..Putri jangan pake itu Mang..belum siap dia..”. Reisha menatap Putri yang langsung menundukkan kepala. Sapto menenggak 1 kapsul obat kuat itu. Sapto tidur terlentang di tengah-tengah ranjang.
“ayo non Putri..duduk di muka Mang..”. Sudah terbiasa, Putri pun menduduki wajah Sapto. Tidak mau ‘menganggur’, Reisha duduk di dada Sapto membelakangi Putri. Reisha pun ‘mengurus’ burung Sapto yang baru setengah bangun. Efek obatnya belum mulai. Saat penisnya sudah benar-benar bangun, Sapto pun menyuruh Reisha dan Putri menungging. 2 pantat yang sama-sama putih mulus dan bulat itu ada di hadapannya. Ada 2 ‘hotel’ dengan masing-masing 2 kamar bagi penisnya untuk dikunjungi. Sapto pun menggenjot Putri dan mengocok vagina Reisha dengan 2 jarinya. Usai membuat Putri orgasme, Sapto pun kini mengunjungi ‘hotel’ milik Reisha. Begitu Reisha orgasme, penis Sapto langsung check in di liang anus Putri setelah itu giliran liang anus Reisha yang ditumbuk Sapto. Dengan obat kuat, Sapto menjadi perkasa. Reisha dan Putri pun sudah orgasme lebih dari 3x, vagina mereka sudah becek dengan cairan vagina mereka sendiri. Reisha dan Putri menuruti semua perintah Sapto karena Sapto memang mempunyai ‘tongkat’ untuk mengendalikan mereka. 3 jam berlalu, efek obat kuat Sapto habis, dia harus menuntaskan hajatnya. Rahim Putri masih harus steril, jadi Sapto membuang air maninya ke dalam rahim Reisha lagi. Semakin banyak jumlah sperma Sapto yang berusaha membuahi sel telur Reisha. Sapto pun langsung meminum obat lagi untuk ronde kedua, tapi kali ini Reisha yang memegang kendali karena Reisha ingin mengajarkan Putri posisi-posisi yang enak bagi wanita untuk mengendalikan permainan. Pelatihan Putri pun berakhir dan Sapto kembali menabur benihnya di dalam rahim Reisha. Jam sudah menunjukkan 00.37, mereka bertiga sudah sama-sama lelah, mereka memutuskan untuk tertidur.

Reisha dan Putri tidur sambil memeluk badan Sapto sehingga merasa nyaman dan hangat. Selagi mereka bertiga tidur, terjadi peperangan besar di dalam perut Reisha. Bermilyar-milyar sperma sedang menghadapi satu sel telur. Sebenarnya sel telur Reisha sudah sangat siap dibuahi, tapi sperma Sapto terlalu lemah untuk menembus pertahanan Reisha. Sejak malam itu, Sapto menjadi pembantu yang paling beruntung. Penisnya memiliki izin bebas masuk kapan saja ke dalam tubuh 2 majikan cantiknya itu. Dan Reisha menggunakan penis Sapto menjadi alat peraga untuk melatih Putri yang kini mulai agak agresif dan lebih luwes. Putri merasa nyaman ada kakaknya, mungkin karena Putri merasa ada kakaknya yang bernasib sama seperti dirinya menjadi gundik Sapto. Lagipula rasa ingin tahu remaja seusianya, membuat Putri semakin ingin mempelajari lebih dalam tentang sex yang mengenakkan dan mengasyikkan bagi Putri. Tapi Putri masih enggan berkeliaran di dalam rumah telanjang seperti kakaknya.

Masih banyak obat kuat, Sapto pun bisa ‘melatih’ Putri bersama Reisha dengan baik sekaligus terus menanam ‘saham’nya di dalam rahim Reisha untuk memperbesar kemungkinan mempunyai anak dari Reisha. 4 hari bagai di surga Sapto lalui bersama Reisha dan Putri. Reisha pun harus kembali ke luar kota dan berpesan ke Sapto untuk menjaga Putri baik fisik atau mentalnya dan agar jangan membuang sperma ke dalam rahim Putri. Sapto agak berat membiarkan Reisha pergi, tapi tak bisa mencegahnya. Sepeninggal kakaknya, Putri jadi agak malu-malu lagi meski gerakannya kini lebih luwes dibandingkan dulu. Tapi, lama kelamaan karena selalu bersama Sapto, Putri pun mulai nyaman dan terbiasa dengan Sapto. Sapto kini tidak tidur di kamarnya lagi, dia pindah ke kamar Putri. Tentu saja dia pindah ke kamar Putri, dapat teman tidur. Dan Putri pun tidak keberatan karena dia merasa aman ada Sapto yang menjaganya saat sedang tidur meski Putri harus bercapek-capek dulu melayani nafsu Sapto.

1 minggu berlalu setelah kunjungan Reisha, Putri dan Sapto semakin intim dan mesra seperti Reisha dan Sapto. Sapto kaget merasakan perkembangan Putri yang semakin luwes padahal baru 2 minggu. Saat berhubungan dengan Putri yang sekarang, Sapto merasa sudah seperti berhubungan dengan Reisha yang sudah mendapat 1 bulan pelatihan dari Sapto. Rupanya Putri lebih alami dan lebih berbakat dalam hal memuaskan pria daripada Reisha. Putri memberikan jadwal menstruasinya ke Sapto, itu artinya Putri sudah benar-benar mempercayakan tubuhnya ke Sapto. Dengan mengetahui jadwal menstruasi Putri, Sapto pun bisa tau kapan harus berhenti sejenak menyetubuhi Putri agar tidak terkena penyakit sekaligus membantu Putri merawat daerah kewanitaannya itu. Dan setiap hari, Sapto meremas-remas lalu memijati payudara dan pantat Putri dengan suatu minyak gosok. Putri tidak tau minyak apa itu, yang pasti dia tidak keberatan karena pijatan Sapto terasa nikmat lagipula minyak itu wanginya membuat rileks dan nyaman.

Pagi hari pada hari pertama Putri harus masuk ke sekolah di semester 2. Sapto sedang mengancingi baju seragam Putri setelah tadi pagi jam setengah 6, Sapto memandikan dan menggempur Putri di kamar mandi.
“ntar ketemu lagi ya..”. Sapto mengecup mesra kedua payudara Putri sebelum mengancingkan kancing seragam Putri. Putri merasa seperti menjadi anak kecil lagi. Dipakaikan baju dan kini sedang dipakaikan sepatu oleh Sapto. Setelah memakaikan sepatu, Sapto pun mengintip ke dalam rok pendek Putri. Kedua tangan Sapto langsung merayap masuk ke dalam rok Putri dan mengelus-elus pangkal paha dan daerah vagina Putri. Seperti terprogram, Putri melebarkan kedua pahanya sendiri. Sapto pun menyingkap rok Putri, daerah vagina Putri terlihat jelas olehnya karena Sapto memang tidak membolehkan Putri memakai cd dan bh. Tentu Putri tidak terlalu keberatan karena dia sudah terbiasa lagipula Sapto membolehkan Putri memakai cd jika sedang haid. Sapto ingin sekali mengisi vagina Putri dengan spermanya, tapi Sapto tidak ingin merusak masa depan Putri lebih jauh.

Sapto menurunkan rok Putri kembali ketika melihat sudah jam 6.15.
“maap non..hehe..”.
“iya gak apa-apa Mang..”. Lalu Putri pun sarapan dibuatkan Sapto. Sapto menyuruh Putri mengulum penisnya dan memberi Putri minum dengan spermanya. Putri awalnya tidak mau karena takut mual di sekolah, tapi Sapto memaksa. Sapto dulu juga memberi sarapan Reisha setiap pagi dengan spermanya. Sapto pun mengantarkan Putri ke sekolah dengan mobil Putri.
“Mang..Putri sekolah dulu ya..”. Putri bersiap-siap keluar dari mobil.
“iya..”. Sapto pun menyosor Putri dan Putri membalasnya. Mereka berdua berciuman dengan mesra di dalam mobil.
“udah ah Mang..ntar Putri telat..”.
“hehe..jemput kayak biasa kan non?”.
“mm..jemput jam setengah 7 aja Mang..soalnya ada exkul..”.
“oh..oke non..”.
“yaudah ya Mang..daah..”, kata Putri seraya menutup pintu mobil dan berjalan masuk melalui gerbang sekolah. Sapto terus memandangi Putri sambil berpikir betapa beruntungnya bisa merasakan tubuh Putri yang sexy itu setiap hari. Setelah itu, Sapto pun pergi.

Di sekolah, Putri berpapasan dengan Renata, Nadya, dan Anita. Mereka langsung menghindar dari Putri dengan berjalan cepat.
“nanti..liat pembalasan gue..”, kata Putri dalam hati memendam dendam kesumat kepada mereka. Putri sudah menjadi cewek pemberani, tidak lugu dan malu-malu seperti dulu. Di sekolah kini, dia menjadi primadona kelas 1. Kemal tetap menjadi teman Putri yang setia meski Putri yang sepertinya semakin cantik, dan tubuhnya yang semakin padat berisi seringkali membuat Kemal berpikir yang tidak-tidak. Sekolah kini telah usai, saatnya exkul Putri yaitu basket. Banyak cowok-cowok yang tidak jadi pulang, ingin melihat Putri berolahraga basket. Putri memakai baju kaos yang ketat untuk bermain basket sehingga payudaranya tercetak jelas dan kedua putingnya menonjol jelas di bajunya itu. Apalagi saat Putri mulai berlari kesana kemari, payudaranya juga berguncang kesana kesini dengan indahnya. Cowok-cowok membayangkan betapa nikmatnya bila bertanding melawan Putri.

Mereka bisa pura-pura tak sengaja menyentuh payudaranya jika sedang menjaga Putri. Cowok-cowok semakin lebar-lebar membuka matanya melihat keringat yang membasahi tubuh Putri semakin menambah keseksian tubuhnya. Exkul pun selesai, cowok-cowok yang kuper dan minder pun pulang ke rumah mereka masing-masing dan mungkin ada yang masturbasi sambil membayangkan Putri. Sedangkan, cowok-cowok yang berani langsung mendekati Putri dan menawarkan minuman kepadanya. Teman-teman setimnya dan cowok-cowok yang sedang di dekatnya pada kebingungan. Meski tubuhnya seperti mandi keringat, Putri tetap harum dan wangi. Sapto sudah berada di depan gerbang sekolah menunggu tuan putrinya.
“Put..gue anter pulang..mau gak?”.
“nggak usah Dre..”, jawab Putri tersenyum.
“gue anter pake mobil gue Put..”. Semakin banyak cowok-cowok yang ingin mengantarkannya pulang.
“makasih..makasih semuanya..tapi gue udah dijemput..tuh..”, kata Putri sambil menunjuk seorang bapak-bapak yang ada di depan gerbang.

Teman-temannya terlihat kecewa, tapi malah semakin menggebu-gebu ingin mendapatkan Putri karena Putri susah ditebak dan tidak mudah diajak kemana-mana seperti cewek-cewek lainnya, itulah yang membuat Putri semakin hari semakin banyak fansnya.
“ayo Mang..”.
“tuh temen-temen non pada ngomong apa?”.
“biasa Mang..pada mau nganter Putri pulang..”.
“oh..”. Mereka berdua naik mobil.
“pake AC gak non? kayaknya non gerah banget?”.
“boleh Mang..tapi jangan gede-gede ya..”. AC mobil pun menyala dan mobil menjauh dari sekolah Putri. Belum ada sehari berpisah, keduanya sudah sama-sama rindu dengan kehangatan tubuh satu sama lain. Sesampainya di rumah dan memarkir mobil di garasi. Putri menunggu Sapto mengunci gerbang rumahnya lalu mereka berdua masuk ke dalam. Semua pintu dan jendela di lantai bawah mereka kunci. Sapto langsung menggendong Putri ke kamarnya. Keduanya sudah tidak sabar ingin melewatkan malam yang hangat dan menggebu-gebu bersama. Dan Putri tidak merasa keberatan melakukan olahraga sekali lagi. Olahraga malam bersama Sapto.
****************
 
Akhirnya ada sesama penggemar dina_nakal
yuhuuu

Gw ada bikin fanmade yg holiday challenge series tp gk yakin bagus apa nggak, cuma berusaha ngikutin style dina_nakal
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd