Arfan115
Semprot Holic
- Daftar
- 7 Jul 2020
- Post
- 384
- Like diterima
- 27.778
MAMAAA!!!!!!!!!!!!!
aku langsung terbangun dari mimpi burukku. Mimpi buruk yang selalu hadir dalam tidurku
Kisah tragis dan menyedihkan itu selalu terbayang dalam pikiran dan mimpiku
Aku terbangun lalu lari ke kamar mandi dan langsung Menyeburkan kepalaku kedalam ember yang berisi air untuk menyegarkan dan juga menghilangkan pikiran kelamku.
Namaku Rega umur 25 tahun aku kini hidup sebatang kara di sebuah desa dan tinggal di gubuk milik pak Wahid tapi semenjak pak Wahid meningal dunia 2 tahun lalu akupun melanjutkan hidupku seorang diri tanpa ada seseorang yang menemaniku..
Aku duduk di teras bambu sambil di temani segelas kopi dan sebungkus rokok dan pada saat itupun fikiranku kembali melayang ke 15 tahun silam
Saat itu usiaku baru sepuluh tahun. Aku adalah anak kedua dari ibuku bernama lestari dan ayahku Firmansyah dan kakakku bernama Indri kami hidup serba berkecukupan dan tak pernah kami merasa kekurangan orang tuaku sibuk kerja tapi sesibuk apapun mereka selalu tepat pulang di sore hari dan bercengkrama dengan kedua anaknya.
Kami mempunyai 4 pembantu 2 orang satpam 2 sopir pribadi dan 1 tukang kebun ya itu pak Wahid
Setiap hari aku dan kak Indri selalu di antar sopir buat antar jemput sekolah
Kak Indri di SMA sedangkan aku masih SD
Sepulang sekolah aku selalu di temani kak Indri bermain dan juga belajar kak Indri
Malam itu sehabis. Makan malam bersama keluargaku akupun masuk ke kamar kak Indri buat belajar bersama.
Sekitar jam 10 akupun pamit dan menyudahi acara belajarnya Karena aku merasa ngantuk
Sekitar jam 2 subuh aku terbangun karena mendengar suara gaduhhh dan kudengar juga suara jeritan lalu jeritan itupun hilang
Dengan mata yang berat untuk terbuka akupun berjalan dan keluar kamar
Tapi alangkah terkejutnya aku setelah melihat 3 pembantuku terlentang di lantai sambil berlumuran darah
Akupun berlari ke kamar orang tuaku.
Dan alangkah terkejutnya aku settelah melihat ayahku terikat di kursi dan dua orang menjaga ayahku sambil memegang golokk yg di tempelkan di leher ayahkuu sedangkan di kasur aku melihat 4 orang yang memakai topeng dua orang memegangi kak Indri dan mamahku sedangkan 2 orang lagi sedangkan menaiki tubuh ka Indri dan mamahku
Aku yang tak mengerti itu berteriak
"Mamaahhh" teriakku
Lalu langsung orang yg satu memegangikuu
"Giliranmuu"ucap orang yg bertopeng lalu gantian memegangi kak Indri dan yg satu lagi naik ketubuh kak Indri dan kulihat mamah dan kak Indri Tak memakai pakian.
6 orang bertopeng itu secara giliran bergantian menaiki tubuh mamahku dan kak Indri sedangkan kulihat ayahku tertunduk memejamkan matanya dengan darah yang mengalir dari perutnyaa.
Kulihat satu orang menggorok mamahku dengan goloknyaa sedangkan yg satu lagi berusaha menikam kak indrii aku langsung berlari loncat menagkap orang yang mau menikam kakakuu tapi telat aku langsung di tangkap sama yg bertopeng satu lagi aku hanya bisa merontaaa disaat orang itu menikam kak indirii.
Tanganku berusaha melepaskan pegangan orang yg memegangi tanganku dan akupun meraih topeng nya dan terbukaaa
Sekilas aku melihatnya dan aku mengenal kalau orang yg bertopeng itu adalah satpam di rumahku tapi setelah itu mataku langsung gelap dan tak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya.
Bersambung
aku langsung terbangun dari mimpi burukku. Mimpi buruk yang selalu hadir dalam tidurku
Kisah tragis dan menyedihkan itu selalu terbayang dalam pikiran dan mimpiku
Aku terbangun lalu lari ke kamar mandi dan langsung Menyeburkan kepalaku kedalam ember yang berisi air untuk menyegarkan dan juga menghilangkan pikiran kelamku.
Namaku Rega umur 25 tahun aku kini hidup sebatang kara di sebuah desa dan tinggal di gubuk milik pak Wahid tapi semenjak pak Wahid meningal dunia 2 tahun lalu akupun melanjutkan hidupku seorang diri tanpa ada seseorang yang menemaniku..
Aku duduk di teras bambu sambil di temani segelas kopi dan sebungkus rokok dan pada saat itupun fikiranku kembali melayang ke 15 tahun silam
Saat itu usiaku baru sepuluh tahun. Aku adalah anak kedua dari ibuku bernama lestari dan ayahku Firmansyah dan kakakku bernama Indri kami hidup serba berkecukupan dan tak pernah kami merasa kekurangan orang tuaku sibuk kerja tapi sesibuk apapun mereka selalu tepat pulang di sore hari dan bercengkrama dengan kedua anaknya.
Kami mempunyai 4 pembantu 2 orang satpam 2 sopir pribadi dan 1 tukang kebun ya itu pak Wahid
Setiap hari aku dan kak Indri selalu di antar sopir buat antar jemput sekolah
Kak Indri di SMA sedangkan aku masih SD
Sepulang sekolah aku selalu di temani kak Indri bermain dan juga belajar kak Indri
Malam itu sehabis. Makan malam bersama keluargaku akupun masuk ke kamar kak Indri buat belajar bersama.
Sekitar jam 10 akupun pamit dan menyudahi acara belajarnya Karena aku merasa ngantuk
Sekitar jam 2 subuh aku terbangun karena mendengar suara gaduhhh dan kudengar juga suara jeritan lalu jeritan itupun hilang
Dengan mata yang berat untuk terbuka akupun berjalan dan keluar kamar
Tapi alangkah terkejutnya aku setelah melihat 3 pembantuku terlentang di lantai sambil berlumuran darah
Akupun berlari ke kamar orang tuaku.
Dan alangkah terkejutnya aku settelah melihat ayahku terikat di kursi dan dua orang menjaga ayahku sambil memegang golokk yg di tempelkan di leher ayahkuu sedangkan di kasur aku melihat 4 orang yang memakai topeng dua orang memegangi kak Indri dan mamahku sedangkan 2 orang lagi sedangkan menaiki tubuh ka Indri dan mamahku
Aku yang tak mengerti itu berteriak
"Mamaahhh" teriakku
Lalu langsung orang yg satu memegangikuu
"Giliranmuu"ucap orang yg bertopeng lalu gantian memegangi kak Indri dan yg satu lagi naik ketubuh kak Indri dan kulihat mamah dan kak Indri Tak memakai pakian.
6 orang bertopeng itu secara giliran bergantian menaiki tubuh mamahku dan kak Indri sedangkan kulihat ayahku tertunduk memejamkan matanya dengan darah yang mengalir dari perutnyaa.
Kulihat satu orang menggorok mamahku dengan goloknyaa sedangkan yg satu lagi berusaha menikam kak indrii aku langsung berlari loncat menagkap orang yang mau menikam kakakuu tapi telat aku langsung di tangkap sama yg bertopeng satu lagi aku hanya bisa merontaaa disaat orang itu menikam kak indirii.
Tanganku berusaha melepaskan pegangan orang yg memegangi tanganku dan akupun meraih topeng nya dan terbukaaa
Sekilas aku melihatnya dan aku mengenal kalau orang yg bertopeng itu adalah satpam di rumahku tapi setelah itu mataku langsung gelap dan tak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya.
Bersambung