Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Sabtu, 28 November 2020, 16:50
Satu persatu teman teman pergi dengan tujuan masing masing walaupoun masih satu tema, Meniukmati malam minggu bersama pasangan atau sahabat
" Kaka beta ada minta izin mau malmingan deng Ilham, Cipot, Revka dan Ardi " Ucap Dennis meminta Izin
" Eumhh... okay... boleh.... kalo mau pake mobil bilang sama Om Herdi, Hati hati dan ngga pake acara mabok !" aku memberi arahan tegas
" Siap kaka... " Jawab Dennis tak kalah tegas
Mereka berlalu dari hadapanku dengan Sumringah
" Izin mas, saya juga mau jalan dengan Nenah, dan Bila mas berkenan saya mohon izin meminjam Motor untuk jalan..." Ucap Om Marwan
" Oh mangga Om... make yang mana terserah lah... hehehe..." Jawabku memberi kelonggaran
" Baik mas, saya make yang pariyo saja...." Jawab Om Marwan
" OK... eh... Om... ini sekedar buat jajan dan Bensin..." Ucapku sambil memberi sekedar Rupiah untuk bekal
tak lama om Marwan pun berlalu bersama Nenah
Tinggal kami bertujuh di rumah Aku dan anak istriku, Kani, Rani, Sari, dan om Herdi
" Hey... aku lupa.... kita harus belanja bulanan...." ucap istriku
" Daftarnya udah siap bun di tempel di kulkas.." Jawab Sari
" Ya sudah.... Kita jalan yu...." Ajakku
" Ikuuut.... " Suara cempreng Rani terdengar
" Iyaa... " Jawab istriku sambil mengusap kepala Rani
" Okay... kita siap siap..." Ajakku
Rani dan Kania berebut menuju kamar mandi
" Ihh... aku duluu.... " Rengek Rani
" Hahahaha..." Tawa Kania
" Bareng aja nong..." ajak Kania
" Iya..." Jawab Rani
Sementara om Herdi dan Sari tenang karena mereka memang sudah mandi dari tadi
Aku dan Fitri melangkah menuju kamar... sesampainya dikamar
" Mmmmwah... mmmmwah..." Fitri mengecupkudengan penuh kerinduan yang kubalas dengan lumatan mesra di bibirnya
" Nanti malem bunda pengen ya yah.." Pinta Fitri dengan mata berbinar
Aku mengangguk lalu melepaskan seluruh pakaianku, saat aku menikmati guyuran air di shower Fitri menghampiri dan kami mandi bersama dengan mesra. tak lupa kuberikan layanan khusus agar ia makin kangen
Selesai mandi dan berhias kami turun menuju nlanai bawah. Kulihat Kania dan Rani sedang bersolek
" Ihh... nong... medok amat..." Protes Fitri
" Emang iya Teh ?" tanya Rani
" Bedaknya hapus dulu..." Pinta Fitri
Lalu ia memberikan tips berdandan sederhana untuk acara santai di malam hari
" Ngga perlu menor, tapi ngga keliatan pucat..." saran Istriku
" Tapi aku ngga punya bedak warna semi nude gitu teh... nggak kebeli hehehe..." Ucapnya konyol
" Nanti kita liat di Mall ya..." ajak IStriku
Sementara aku telah selesai menemui Mamang dan Kubil, tak lupa kuberikan sekedar membeli rokok untuk mereka
" Udah siap ? Wiiyyhh.... si Nong jadi gemerlap euy..." Candaku
" Siapa dulu mentornya..." Ucap Kania
Istriku tersenyum tipis sambil mengedipkan sebelah matanya
Tak lama berselang kami sudah berada di jalan menuju pusat perbelanjaan
om Herdi bersama Sari di baris depan, aku dan Fitri serta anakku Ajeng di baris kedua sementara Rani dan Kania asyik bercanda di barisan belakang
Satu jam berlalu dan kami tiba di Mall, setelah menaruh mobil kami menuju Musholla untuk menjalankan Ibadah Maghrib. Supaya tenang saat berbelanja...
Selesai Shalat kami berjalan menuju supermarket untuk membeli berbagai keperluan yang telah tercatat, termasuk keperluan pribadi masing masing
Saat memilih buah tiba tiba wajah Rani berubah dan seperti tercekat...
" Nong..." panggil Kania agak kaget
" Ferin...." Desisnya sambil melirik kearah seorang wanita yang menatapnya lekat
Kania menggamit tangan Rani dan membawanya kesebelahku dan istriku
" Kenapa ?" Tanyaku
" Ferin bang..." Jawab Ranio ketakutan
" Siapa Ferin ?" Tanyaku penasaran
" Panjang ceritanya bang... Nanti aja..." Jawabnya masih ketakutan
" Ya sudah... mbak Rani jangan terlihat ketakutan... bersikap wajar dan jangan liat dia..." Ucap om Herdi seraya memasukkan semangka kedalam trolley dengan ekspresi seperti tak terjadi apa apa
Rani mengangguk.... 15 menit kemudian kepercayaan dirinya kembali bangkit dan sikapnya kembali normal, seperti biasa ia manja kepada istriku yang di balas dengan sikap ngemong dari istriku maupun Kania
Selesai berbelanja, kami melanjutkan dengan rencana semula, Rani diajak memasuki sebuah toko kosmetik untuk memilih bedak sesuai dengan arahan yang diberikan Fitri, sementara Kania berbelanja kebutuhan kosmetiknya sendiri begitu pula Sari.
Kurasakan ada seseorang yang membuntuti kami, tapi aku berusaha tak perduli dan menikmati suasana malam minggu ini..
" Hkkngg.... Atatatatah.... Haaaw.." Jeritannya lucu membuatku tertawa
" Wadduuh... Cintanya ayah mau jajan apa nak ?" Tanyaku
" Hkknggg..... " Jawabnya sambil mengejat ngejatkan kaki dan tangannya gembira
" Wadduuh... Bidadari om sedang seneng jalan jalan yaa..." Ucap om Herdi yang ternyata dibalik kesan sangar dan tegasnya memiliki hati lembut dan penyayang kepada anak anak
" uuwwhh.... hkkngg... mamamamama..." Jawab Ajeng
" Hlaah... udah nambah omongannya... waah... Bidadari om memang cerdas..." om Herdi tampak senang mendengar Ajeng bertambah kosakatanya
" Kok aku ngerasa kita dibuntutin ya om " Ujarku
" Ya... Rambut pendek hampir cepak celana jeans belel kemeja flanel kotak kotak..." Ucap Om Herdi sambil tetap bercanda dengan Ajeng
" Hmm... sama Om..." Jawabku
" Santai aja... Wait and See.." Pinta om Herdi
" Haay.... Sayangnya bunda ketawa ketawa terus..." Ucap Fitri kepada Ajeng
" Haaawww..." Jeritannya sangat kencang membuat beberapa pengunjung menengok lalu tersenyum gemas melihat Ajeng
" Nungguin kalian bikin ayah kalap... Kalaparan..." candaku
" Kita makan di restoran jepang yu.." Ajakku, ternyata semua menyambut setuju dan kami pun berjalan menuju restoran tersebut, tawa dan candaan mengalir begitu saja tanpa ada skenario, menciptakan kedekatan bathin satu sama lain. Sementara selama makan mata om Herdi liar dan nanar mengawasi sekitar, tapi wajahnya tetap kalem seolah tak ada masalah sedikitpun.
Selesai makan kami melaju pulang
Aku merasakan ada keanehan dari route yang ditempuh om Herdi kali ini, terasa jauh dan berputar putar seperti tanpa arah
" Izin mas, saya mau mengecoh.." ucapnya
Aku melihat kebelakan mobil, tampak sebuah sepeda motor trail membuntuti kami dengan jarak yang lumayan dekat
Tiba tiba om Herdi membelok tajam ke arah kiri dan menginjak gas dalam dalam...
Aku kaget dan kepalaku sempat terbentur kaca jendela. sementara Ajeng malah berteriak girang karena ia menyangka sedang diajak naik wahana permainan
Akhirnya kami terlepas dari kuntitan pemotor itu
" Maaf mas... kepalanya kebentur ya ?" tanya om Herdi yang kujawab dengan cengiran nakal
" Ada apa sih om ?" tanya Fitri masih agak ketakutan
" Ngga ada apa apa Mbak... Cuman kok pemotor itu mencurigakan... makanya saya melakukan manuver untuk escape.." jawabnya
" Itu motornya Ferin... Aku tau banget.." jawab Rani
" Hmm.... Yaudah nong... Sampe rumah kamu jelasin ada apa antara kamu dengan Ferin ya.. Sejujur jujurnya" pinta Fitri
" Iya teh.." jawab Rani
Seperti biasa, sebelum sampai kerumah kami membeli makanan untuk cemilan kami, martabak bang Ridwan, Empek empek @bagaskara91 dan lainnya
Setelah sampai dan membenahi belanjaan...
" Nooong.... mau empek empek ngga ?" panggil Fitri
" Mauu.... yang kapal selam..." Jawabnya
Sari menyiapkan permintaan Rani, tak lama Rani keluar dari kamarnya dengan pakaian santai khas anak remaja kekinian. Celana legging ¾ dan kaus ketat yang menonjolkan lekuk liku tubuhnya yang langsing
" Sambelnya ngga dikasih sama bang @bagaskara91..." ucap Rani
" Udah pedes ini nong..." Ucap Kania
" Owh... Hehehehe..." Jawab Rani
lalu kami menikmati empek empek yang memang istimewa ini. selesai makan kami ngobrol ringan sambil menunggu yang lain pulang
" Emang kamu punya masalah apa sama si Ferin itu nong ?" tanya Fitri
" Eummhh... Mungkin ini saatnya aku cerita rahasia yang selalu ngeganjel di dalam dada aku... aku ngga berani ngomong sama keluarga kaena aku terlalu takut...." ucap Rani mengawali kisahnya
" Ferin itu pasangan lesbianku dulu..." Ucap Rani hati hati
Aku cukup kaget mendengar pengakuan jujur Rani, tapi ini malah sangat kuhargai karena ia begitu berani dan terbuka
" Kami pacaran lebih dari 1 tahun.... mungkiun 1,5 tahunan..." sambungnya dengan wajah tertunduk
" ooh... terus kenapa dia kaya yang dendam..?" tanyaku berusaha wajar
" Jujur aja bang, dia sangat sayang sama aku... dan dia begitu protektif sama aku... tapi hati kecil aku ngga bisa berbohong kalo aku wanita yang mendambakan kasih sayang laki laki... saat aku kenal Ferin waktu itu aku semester 5 kuliah, aku habis diputusin pacar aku karena aku ngga mau diajak Make Love sama pacar aku... aku mengalihkan kesedihan hati dengan ngambil Kerja Praktek di sebuah Garment. Awalnya semua berjalan normal sampai suatu hari ada seseorang yang aku kira laki laki, menghapiriku dan ngajak kenalan... aku menyambut wajar ajakan itu setelah seminggu baru aku tahu kalo dia seorang perempuan, tapi semakin hari jalan sama dia aku semakin nyaman dan merasa menemukan kenyamanan, kerinduan dan gairah.... sampe suatu malem aku sama dia nginep bareng di mess perusahaan. Kami diizinkan sekamar karena dua duanya perempuan. Kami ngobrol panjang lebar dan selalu diselingi candaan. Makin malam obrolan kami makin menjurus kearah sex bang." Ia menarik nafas sejenak
" Hmm... terus.." Fitri penasaran dengan kisah Rani
" Ya... itu... tangan Ferin mulai mengelus elus tubuh aku... dia mulai mengelus pahaku sesekali meraba dadaku.... entah siapa yang memulai kami udah telanjang bulat.... Ferin nafsu banget melumat dada aku, dan aku ngga ngerti karena aku seperti kena bius... aku nurutin maunya dan membalas apa yang dia lakukan... sampai akhirnya aku ngerasain sakit di kemaluanku, jarinya merobek selaput daraku... dari situ aku takut kehilangan dia dan aku selalu nurut dengan apa kata katanya. terlebih lagi dia selalu menyiapkan waktu untukku. Akhirnya pas aku mau skripsian aku mulai sadar kalo langkah dan perbuatanku salah... nggak normal... dan dihujat banyak sisi... aku mutusin untuk menyudahi hubungan aneh itu, tapi Ferin ngga mau dan terus mengejarku. Selesai Skripsi dan akhirnya aku wisuda diam diam aku resign dari perusahaan itu. Aku minta izin mamah dan papa untuk nyari kerja, kebetulan perusahaan abang manggil aku... jadi aku putusin kesini sekalian mengeksplor kemampuanku di bidang IT dan manajerial..." Kisahnya
" ooh... jadi itu masalahnya.... Ya sudah... toh saat ini kamu sudah tau hal itu salah dan bertentangan dengan norma, dan nurani kamu juga mengakui kalo kamu membutuhkan seseorang yang mau nerima kamu seutuhnya dan siap mencintai kekurangan kamu. Abang yakin hal itu akan terjadi dan kamu akan mendapatkan pendamping sesuai dengan harapanmu.Ingat... Alah menciptakan Adam dan Hawa untuk mengisi dunia, bukan menciptakan Entin dan Hawa nong" Ucapku memberikan dorongan semangat kepada Ranidiiringi selingan canda
" Iya nong... Yang jelas saat ini kamu hanya harus membuktikan kepada kami kalo apa yang kamu impikan adalah hal normal, hal yang setiap orang harapkan, Kami akan selalu mendukung kamu nong... karena kamu udah jadi bagian keluarga kami.." Ucap Fitri memberi semangat kepada Rani seraya memeluknya
" Angkat dagu kamu nong.... Ngga seharusnya adik kami bersedih seperti itu.... Kamu masih muda dan memiliki pejalanan yang sangat panjang.... ukannya nggak mungkin kamu nanti mendampingi salah satu anak kami menjalankan perusahaan ini nong.." pinta Fitri sambil tetap memeluk Rani
Isakan lembut terdengar dari bibir Rani
" aku sebenernya malu sama diri ini teh... kotor dan hina..." Isak Rani di bahu Fitri
" Ngga ada seorangpun yang kotor saat dia mempunyai niat membersihkan diri, dan ngga ada seorangpun yang hina kecuali ia menghinakan dirinya... Mbak Rani masih jauh lebih mulia dibandingkan dengan anjing anjing koruptor diluar sana" Ucap om Herdi tegas
" Dan keselamatan seisi keluarga dan pegawai disini ada dibahu saya... Jadi ngga ada alasan buat Mbak Rani untuk takut lagi.." Sambung om Herdi
" Aku akan bantu kamu melupakan masa lalu kamu nong.." Ucap Kania
Tangis Rani mereda dan senyuman tipis tersungging di bibirnya,
" Makasih buat semuanya. Tadinya aku udah siap untuk diusir atau dicampakkan dari rumah ini.." Ucap Rani
" Nggak akan ada yang bertindak begitu selama orang itu mau berubah memperbaiki dirinya nong.." Sahutku

Sabtu, 28 November 2020, 22:10
" Assalaamualaikum...." Suara om Marwan terdengar... tak lama kemudian harumnya durian tercium di hidung kami
Kami serentak menjawab salam tersebut
" Dureen...." Seru Fitri seraya menyambut bawaan om Marwan
" Assalaamualaikum... Weeuhhh.... bagiiii...." Seru Terry yang datang menyusul, Buah tangan berupa makanan angkringan ia simpan di meja
" Untung saya bawa 7 buah bang..." Ucap Om Marwan kepada Om Herdi
" Iya.... kurang dikit aja.... Mas Budi keluar taring..." Canda om Herdi yang disambut cengiran butut Budi
yang lain datang silih berganti dengan bawaan dan respon terhadap durian. Malahan Dennis yang mengaku tidak suka durian mulai mencoba Raja dari buah buahan ini
" Beta seng sangka, durian ternyata enak benar toh...Menyesal beta seng suka dari dulu..." ucapnya sambil menikmati durian
" Elu mah Buah kecubung gua kecapin juga diembat nis..." Ledek Yahya
" Mana ada beta makan kecubung kaka Yahya.." protes Dennis diiringi tawa yang lain
Suasana hingar bingar saat kami meneruskan ngobrol santai setelah pesta duriuan malam ini
Tak terasa malam makin larut dan rasa kantuk kami menyerang. Aku pamit untuk segera terlelap dalam indahnya buaian mimpi, begitu pula dengan yang lainnya yang juga mulai beranjak menuju tempatnya beradu

Keindahan ini
Tak akan pernah kulupakan seumur hidupku
Walaupun ajal menjemput esok hari
Kebersamaan antara kami adalah segalanya
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd