Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Minggu, 6 desember, 04:39
Aku baru selesai menjalankan shalat shubuh. Kurapikan peralatan shalat bekas pakaiku. Dalam otakku bergaung perintah agar membangunkan Herlambang.
Saat akan kubangunkan... Aku malah ngakak keras demi melihat gaya tidur Herlambang yang aneh.
" Ahahahahaha... Hahahaha...." suara tawaku bergema. Om Marwan bergegas masuk kedalam untuk memeriksa. Aku tertawa terbungkuk. Om Marwan juga akhirnya tertawa.
Herlambang terbangun dan menatap kami heran dalam keadaan belum komplit.
" Ada apa Tho ?" tanyanya polos
Aku malah ngga bisa jawab
" Gayamu turu kuwi nggo gaya opo Bas ? Hahaha...." tanya Om Marwan sambil tertawa
" Yaaa... Gaya biasa aja tho om.... Nda aneh..." jawabnya lempeng sambil mengucek matanya lalu menguap
" Hahaha... Udah... Udah... Hehe... Udah... Kamu sholat dulu sana Bas...." perintahku saat tawaku mereda.
" Nggih pak..." jawabnya.
Ada orang mengetuk pintu kamarku....
" masuk... " jawab om Marwan
Dhilla dan Erika masuk ke kamar dengan wajah kaget
" Abang kenapa pagi pagi ketawa ketawa kaya gitu" tanya Dhilla
Aku malah tertawa lagi sambil berpandangan dengan om Marwan.
" Hmmm.... Pasti ini gara gara mas Bas..." ucap Dhilla sambil tersenyum
Terdengar lagi suara pintu diketuk. Om Marwan memeriksa lalu mempersilahkan masuk. Seorang perawat masuk sambil membawa alat tensi dan beberapa perlengkapan lainnya.
" Makasih ya... Sekarang kamu ke NS aja. Ngga ada yang nungguin soalnya" ucap Erika. Si perawat mengangguk lalu ia pamit secara sopan kepada kami.
" Bentar ya bang...." ucap Erika yang mulai memasang alat tensi
Aku melihat tampang Herlambang yang sedang kebingungan mencari cari kopiah yang sedang dikempit olehnya.
" Nyari apaan Bas ?" tanyaku
" Itu lho... Kopiah saya mas...." ucapnya dengan wajah bingung
" Hlah elu tadi nyimpen dimana ??" tanyaku penasaran
" Tadi abis shalat aku lepas. Terus tak kempit disini.... Udah gitu.. Eeh... Malah nda ada mas.... Hadduh... Dimana yaa ?" ucapnya sambil masih mengempit kopiah di ketiaknya sementara tangan yang satunya berkacak pinggang, dengan wajah bingung pula
Aku ngga kuat ngakak parah melihat kelakuan Herlambang.
" Abaang.. Ihh.. Kan ngaco lagi tensinya... " protes Erika sambil tertawa tawa.
Aku makin kuat tertawa. Begitu juga om Marwan.
Ia sampai terbungkuk bungkuk...
" Malah pada ketawa.... Mbok ya bantuin aku tho..." ucapnya.
" Itu di kelek kamu Bas... Hahahaha....." jawabku masih tertawa
Dhilla menggebuk lengan Herlambang
" Siapa ini yang nyumputin disini.... Pasti.....??" tanyanya sok serius tapi takut menunjuk om Marwan
" Kowe sing lali kok... Piye Baaas... Baas... Hahahaha..." jawab om Marwan. Ia sampai terduduk di lantai menungkupkan kepalanya ke lutut.
Butuh waktu setengah jam untuk meredakan tawa kami. Hingga akhirnya Erika berhasil mengukur tekanan darahku dalam kondisi normal.
" Mas Bas. Abang jangan dibawa ketawa terus... Ntar kecapean...." ucap Erika
" Hloh... Aku nda ngajak ketawa de... Aku hanya mau ngajak balap semut...." jawabnya santai
Aku udah ngga sanggup lagi merespon Herlambang. Dia memang konyol tapi dia cerdas dan berbakat. Juga loyal....

Minggu, 6 desember, 07:21
"Assalaamu'alaikum..." ucap Istriku
Kujawab salamnya dan kulihat Bidadari cintaku datang.
Ia mencium tanganku takzim. Lalu ia menyimpan bawaannya yang memang ngga banyak.
" Gini lho mbak... Kan Mbak Fitri sudah datang. Saya mau minta izin beli sarapan sambil ngrokok di luar... Boleh kan ?" ucap Herlambang.
" Ooh.. Iya boleh. Boleh... Ajak om Marwan ya Bas...." jawab Fitri
" Eh.. Ini... Buat beli sarapan..." ucap Fitri
" Makasih lho mbak.. Hehehe... Mas Dicky mesti mbayangin kopi tho ? Aku tak tuku en sik aaaahh...." Herlambang mulai meledekku
" Bas... Ta gembhik kon... " jawabku sambil melempar Herlambang dengan washlap lalu aku tertawa
Tak lama mereka pun berlalu. Sementara di depan om Gito menunggu.
" Bun...." panggilku
" Iya sayang...." jawab Fitri
" Kangen...." ucapku
" Ooowwh... Suamiku.... Sayangku... Cintaku... " jawabnya sambil memelukku. Hangat sekali pelukan istriku. Aku menikmati pelukannya dan ku angkat wajahnya. Ku kecup dahi istriku. Ia menikmati dengan mata terpejam. Seperti waktu pertamakali kukecup dahinya dulu.
" Bibirnya..." bisik Fitri
" Ayah belum gosok gigi... " jawabku
" Mmm... Ngga apa apa.... " rengeknya
Aku mulai membelai pipinya yang halus dan lembut. Aku dekatkan bibirku ke bibirnya. Akhirnya bibir kami bertaut, saling lumat dan lidah berbelit mesra. Kulakukan tak lama karena ini di tempat umum.
" Izin mbak...." ucap om Gito sambil mengetuk pinru
" Iya om...." jawab Fitri masih sambil memelukku.
Pintu terbuka lalu masuklah perawat yang akan hand over shift.
" Pagi pak Dicky.... Gimana semalam... ?" sapa suster Dewi
" Alhamdulillah mbak..." jawabku.
" Dhilla...." suster Dewi memanggil Dhilla
" Sampe semalem tensinya terus normal. Ngga fluktuatif. Infus sudah dilepas tapi intravena valve masih dipasang. Konsul gizi : Terapi natural meal menggunakan madu kurma dipagi hari 2 sendok makan dilarutkan dalam air 1 gelas ukuran 250 ml. jus buah jambu merah siang hari 350 ml. Sore boleh jus semangka atau yang lainnya. Makanan mulai makan makanan padat lembek. Pantangan pedas dan asam. Obat oral diresepkan masing masing 3x1. Vitamin B kompleks diberikan secara intravena sebanyak 10ml dan Vitamin C 1000mg diberikan secara Intravena sebanyak 10ml, paracetamol 500 mg 15 ml dan antibiotik pro injection 500 mg sebanyak 20ml secara Intra muscular bila diperlukan. Hasil MRI kedua trauma post fracture masih nampak, kesan : thorax ke tiga dan empat masih perlu ada tindakan dan konsul ke orthopaedi. Trauma post injuries di lengan mengalami inflamasi dan perlu dibuka lagi untuk mengeluarkan cairan yang terjebak. Rencananya dilakukan pagi ini oleh dr. Alfred. Asistancy oleh dr. Ikhwan. Sifat minor surgery. Juga harus dilakukan latihan respon otot setelah lama inaktif. Terutama kaki dan paha. HB, HT dan Trombosit semakin membaik. Lab terakhir siang jam 1. Cek gula darah sewaktu jam 10 pagi atau sebelum minor surgery." lapor Dhilla
Pintu kamarku terbuka dan Herlambang masuk lalu mengangguk kepada Alline.
" Hmm.. Masih harus ada tindakan ya pak Dicky.... Tapi ngga masalah kok... Bukan tindakan berat." ucap suster Dewi
" Makanan kaya nasi tim atau roti bakar boleh ngga suster ?" tanya Fitri
" Oh iya boleh bu.. Makanan lunak apapun boleh asal jangan pedas Dan asam. Selain itu juga ngga boleh berlebihan sedikit tapi sering ngga apa apa.... Itu aja..." jawab Dewi
" Bun... Ayah boleh memilih..." tanyaku
" Memilih apa maksud ayah sayang...?" tanya istriku
" Memilih ki Bunda di dunia dan akhirat..." jawabku sekenanya
" Dhillaaa... Teh Fitrinya meleleh.." komentar Alline
" Waddduh.... Jaan... Jan... Sing lara kok nggombal bojone.." komen Herlambang dengan wajah sok kesal
" Ayah... Ntar Alline ngajak Basuki pulang lho... " jawab istriku dengan wajah merona malu dan bahagia.
" Ayah ngga diajak bun....?" tanyaku spontan
" Diajak pulang ?" tanya istriku
Aku menggeleng
" Diajak mengarungi kebahagiaan dalam mengayuh biduk asmara dan rumah tangga sama bunda." jawabku masih ngasal
" Aaa... Teteeh.... Aku jadi bapeer..." ucap Dhilla sambil memeluk tangan istriku. Sementara yang lainnya hanya menganga atau merespon dengan caranya saat mendengar gombalanku kepada Fitri
" Dhilla kok manggilnya...." protes Retno
" Ya.. Wajar... Dhilla dan Alline adalah calon adik ipar kami " potong istriku santai
Suster Dewi tersenyum dan mengusap bahu Alline.
" Alline sama Stella ya... Ratri.... Bantu Alline disini pas minor surgey kalian asistancy buat dr. Alfred dan dr. Ikhwan" ucap Suster Dewi menugaskan anggotanya
" Iya mbak " sahut mereka bertiga
Visit perawat selesai. Istriku berpesan kepada Dhilla agar menemani kami sarapan. Juga Alline
" mbak Dhilla ini lhoo... ada titipan dari kangmas Johan Pahlawan Kromounggulsejagad " ucap Herlambang.
Aku tertawa mendengar ocehan Herlambang
" Buat Alline mana Bas ?" pancing istriku
" Hehehe... Ini ada mbak... Aku belikan buat sarapanmu mai suwithat... Makannya disini ya ngonconi mbak Fitri sama mas Dicky." Ucap Herlambang
Alline dan Dhilla mengangguk, Sementara aku dan istriku ngakak. Retno melongo dan merasa kelu. Karena ia sadar sulit untuk menelusup masuk untuk mencuri seseorang dari kami. Akhirnya meka pamit keluar.
Aku, istriku dan Herlambang asik ngobrol mengenai banyak hal. Mulai dari yang ringan hingga yang serius. Komen kocak Herlambang hampir selalu menemani.
Tak lama kemudian Johan, Revka dan Cipot tiba.
Mereka ikut mengobrol beberapa saat.
" Njir. Perawat disini bening bening... Pantesan Basuki Sama bang Jo betah...." Komen Cipot santai.
" Coba kalo kamu dari kemaren kesini pot...." ucap istriku
" Diproyek ditinggal ? Bisa kena keplak bang Budi kalo gitu mah ka..." jawab Cipot
" Izin bu..." ucap Om Gito
" Iya om.." sahut istriku
Alline, Stella dan Ratri masuk
" Abang. Vitaminnya dulu ya..." ucap Alline
Aku mengangguk
" De.. Walaupun aku nda dikasih vitamin juga aku pasti tetap bersemangat lho " ucap Herlambang kepada Alline
" Kok bisa mas Her ?" tanya Alline heran
" Ya.. Bisa.. karena ada kamu yang menjadi sumber semangatku disetiap hari yang kumulai " ucap Herlambang sambil menerawang
Seketika aku, Cipot, Revka dan Johan berraksi
" Wooohoo... Edan mas Baas.." ucap Cipot sambil membentangkan tangannya bergaya hip hop
" Woosaah... Ulululululu..." aku Johan dan Revka bergaya seperti penari suku Iroquis
" Lapor. Tembakan tepat mengenai hati sang bidadari..." ucap om Gito yang kebetulan masuk sambil bergaya serdadu
" Lanjutkan... " jawabku
Kami ngakak puas
" Mas... Iiih..." ucap Alline malu sambil bahagia
Stella tertawa lepas melihat gaya Cipot sementara Ratri menutup mulutnya sambil tertawa melihat perilaku kami.
" Pot... Stella kok didiemin..." pancingku iseng
" Stella... Pasti bapaknya pedagang parfum..." ucap Cipot
" Kok tau..." komen istriku
" Karena namanya mengharumkan hari hariku..." jawab Cipot slow
Wajah Stella merona. Tawanya tak tertahankan memamerkan gigi gingsulnya yang menambah kecantikannya
" Revka nda ada pelawanan..." komen Herlambang
Revka hanya menggaruk rambutnya. Sedari tadi ia asik memandang ke arah Ratri yang Imut.
" Teteh... Stella jadi susah masukin vitamin buat abang kalo gini terus " rengek Stella
" Ya sudah masukin aja namaku disetiap do'a kamu supaya kita bisa swlalu bersama... Gampang kan ?" jawab Cipot sambil tersenyum
" Aaaa. Ka... Iiih.." rengek Stella manja pipinya makin merona. Dhilla yang masuk kemudian sumbang komen
" Kiri tipis tarix jabrix !!" ucapnya
Kami masih tertawa mendengar komenan Dhilla yang mulai blend in.
Setelah semua selesai ketiga perawat itu pamit untuk melanjutkan tugasnya. Istriku berpesan agar mereka kembali lagi untuk sarapan besama kami.
" Iya teh.... Tinggal 2 pasien lagi kok teh...." jawab Alline
" Teteh tungguin lho...." ucap istriku
" Iya teh..." sahut Alline.
Stella tersenyum malu malu saat akan keluar. Sementara Revka dan Ratri saling bertukar tatap lalu keduanya tersenyum malu malu
" Acieeee..... " ledek Dhilla kepada Revka yang disambut tawa yang lainnya. Istriku mengucek rambut Revka yang kebetulan duduk disebelahnya
Suasana tetap penuh kehangatan dan canda.
Kami serius mendengarkan cerita Herlambang. Walaupun sesekali gelak tawa terdengar
Tiba tiba hp Johan menjerit parau.
Ia melihat ke hp nya. Lalu mengecilkan volume dering hpnya.
" Siapa pa ?" tanya Dhilla
" Nona " jawab Johan singkat dengan ekspresi sebal.
" kenapa apa ngga angkat. Ngga bagus kalo kaya gitu pa... Apapun yang dia ucapkan nanti ambu akan lebih percaya apa kok.... " bujuk Dhilla
" Bang.... Kenapa ngga blokir terus delete ? Permanen aman..." ucap Cipot
" Eh... Kenapa ngga kepikiran ya...." jawab Johan.
Lalu ia melakukan langkah ya g disarankan Cipot.
setelah selesai ia seperti merasa lega. Aku melihat raut wajah Dhilla begitu wajar. Seolah telepon dari Nona bukan hal besar dan fatal. Dan sepertinya Johan sudah menceritakan semuanya. Selang beberapa waktu Alline, Stella dan Ratri datang ke kamarku.
Kami menikmati sarapan yang dibawa.
Aku disuapi roti bakar buatan istriku. Nikmat sekali... Entah kenapa...
Hp istriku berdering memberitahu ada panggilan video.
Istriku menerima panggilan itu
' Asslaamu'alaikuum " teriak kedua jagoanku
Kami menjawab salam mereka.
" Bundaa.... Abang mau ayah sama bunda...." rengek si sulung
" Kaka juga....." adiknya ikut berteriak
" Ooouuhh... Cintanya bunda... Bunda juga kangen pengen sama abang sama kaka.... Seminggu lagi pulang ya ?" jawab istriku
" Iya... Wapi sama uwa mau ikut.... Mau naik kuda...." jawab mereka
" Ayah... Nanti kaka bobo ayah ya...?" celoteh si kembar lucu...
Aku tertawa mendengarnya.
" Dicky... Gimana sekarang ?" tanya teteh.
" Alhamdulillah udah jauh lebih baik teh. " jawabku.
" Makanan ?" tanya teteh lagi
Kujawab sesuai dengan petunjuk dokter. Setumpuk omelan dan nasihat mengalir ceria dari teteh. Kuterima dengan ikhlas. Karena semua itu demi kebaikanku.
" Weekend minggu depan teteh jalan kesana. Eh... Siapa aja yang nungguin ? Tanya teteh...."
Lalu Fitri memperlihatkan semua yang sedang kumpul.
" Itu ada Basuki ??? " tanya teteh
Kami ngakak mendengar pertanyaan teteh. Kujelaskan siapa Herlambang. Dan juga bagaimana ia dalam kesehariannya.
" Weuh... Nambah Ipar sama mantu dong.... Perawat lagi.... Hahaha...." kata teteh
" Iya teh... Enak ada yang ngurusin..." jawab Fitri manja.
Akhirnya video call diakhiri.
" Pa... Kayanya keluarga bang Dicky...." ucap Dhilla terpotong
" Sssst.... Nanti apa cerita sama ambu seperti apa keluarga utama bang Dicky..." bisik Johan
Minggu pagi hingga siang itu kami bersenda gurau. Bahkan om Gito sempat jadi sasaran tembak para radikal bebas.

Minggu, 6 desember, 13:11.
Semua sudah pulang. Hanya ada aku dan istriku juga om Gito yang kebagian jaga.
Secara tertulis Om Herdi, om Marwan dan om Gito ditugaskan berjaga di rumah " Beliau" tetapi realnya mereka berjaga di rumahku. Tentunya atas perintah lisan " Beliau " penyandang bintang tiga
" Bun.... Abis keketawaan ayah gerah bun... Pengen mandi...." ucapku
" Kan bentar lagi ayah ada tindakan.. Mending beres tindakan aja ya yah...." jawab istriku
Aku mengangguk.....
" Mmmmh.... Gemesh... Gemesh...." ucap istrku sambil mencubit manja pjpiku.
" Ya Allah teteh... Kasian si abang teh.." ucap Alline sambil tersenyum
Aku hanya nyengir
" Abang siap ya... 5 menit lagi dr. Alfred sama dr. Ikhwan datang bang..." ucap Alline. Tak lama Stella dan Ratri masuk bersama sebuah meja berisi beberapa peralatan bedah minor.
Keringat dingin merebak dikulitku. Jujur aku agak takut kali ini.
" Assalaamu'alaikum " ucap dr. Alfred
Kujawab salamnya
" Beuh... Sang jagoan tumbang juga... Hehehe.... " canda dr. Alfred
" Iya dok... " jawabku
" Ngga apa apa... Berarti Allah masih mengakui kita sebagai mahluknya dan masih dikasihi dan disayangi oleh Nya" ucap dr. Alfred lagi
" Aamiin..." jawab kami semua
" Wan... Siap ?" tanya dr. Alfred
" Siap dok...." jawab dr. Ikhwan tegas
" Yuk kita berdoa dulu...." ucap dr. Alfred
Lalu ia memimpin doa singkat. Kami mengamini doanya
" Sterilized wounded...." ucap dr. Alfred
" Progress..." jawab Ratri yang sedang membersihkan bekas luka dan sekitarnya lalu membungkusnya hingga yang tersisa hanya area yang bengkak saja.
" Anesthetic..." ucap dr. Ikhwan
" Lidocaine 24 cc subcutant...." jawab stella
" Silahkan dok... " ucap Stella sambil memberikan alat suntik berisi cairan bening
" 6 point anesthetic injection...." ucap dr. Ikhwan lalu ia menyuntikkan cairan itu di 6 titik sekitar bekas luka
" Tunggu respon " ucap dr. Alfred
Beberapa menit kemudian otot dan kulit disekitar bekas luka dilenganku terasa kebas dan kebal. 3 kali Alline menusukkan sebuah alat sambil memeriksa responku
" sakit ngga bang ?" tanyanya
" Hah..? Emang diapain neng ?" tanyaku ngga ngeuh kalau lenganku ditusuk
" Repon positif... Scalpel A10... Wan pegang cotton clamp...." ucap dr. Alfred
" On hand...." jawabnya
Lalu dr. Alfred menyayat kulit di bagian bekas luka...
" Hmm... Edema sama gangrene.... Kalo liat history pak Dicky ngga ada yang parah... Kondisi organ vital masih sangat normal. Terapi albumin dan obat diuretic bisa dipakai dok...." ucap Ikhwan
" Tepat... Wan... Swipe yang ini wan..." ucap dr. Alfred.
Ikhwan menyeka cairan yang keluar. Lalu ia mengganti kapas dengan yang baru. Lalu ia meminta sebuah alat
" Sus.... Kogel tang sus... Saya mau angkat gangrene ini...." pintanya
Stwlla memberikan alat yang diminta. Ikhwan dengan cekatan memotong daging mati yang mengeras dari lenganku. Setelah selesai ia menyimpan alat itu bersama dagingnya.
" Wan... Setelah stitching... Kasih Furosemide 40mg intra muscular sama anti inflamasi. Suster. Konsul dengan dr. Alvin atau Inayah, pasien saya kasih terapi diuretic per oral dan tindakan Furosemide 40mg sama anti inflamasi. Tolong informasikan kalau ada reaksi alergi dan side effect ke saya atau Ikhwan. Sekarang silahkan stitching... " ucap dr. Alfred
" Baik dok..." jawab Alline
Lalu ia mencatat perintah dr. Alfred dalam.starusku.
" Dok... Suami saya boleh mandi ?" tanya istriku
" Ya harus lah... Biar ngga rentan infeksi " jawab dr. Alfred
" Cuman lukanya ngga boleh basah dulu bu " sambung Ikhwan
Istriku mengangguk paham.
Selesai dijahit dan menerima suntikan. Selesai pula tindakan dari kedua dokter itu.
Alline dan kedua kawannya pun membereskan bekas tindakan dan membawa keluar.
" Naaa... Sekarang ayo mandi..." ajak Fitri
Aku dan Fitri berjalan ke kamar mandi. Kepalaku masih agak keleyengan tapi ngga lama. Kalo dr. Alvin bilang efek tiduran terus..
Sesampai dilamar mandi pakaianku dibuka oleh Fitri. Lalu ia menyalakan shower dan menyirami sekujur tubuhku dengan air hangat. Bagian lengan yang disayat diangkat sedemikian rupa agar tidaj terkena air.
Akhirnya acara mandi pun selesai...
" Hmm.. Masih tetap seksi...." ucap Fitri sambil melumat putingku
" Bun kalo ayah horny gimana ?" tanyaku menggoda Fitri
" hehehe...." tawa manja menjadi jawaban Fitri. Gemas dan kangen bercampur jadi satu. Kulumat lembut bibirnya. Cukup singkat. Mengingat kondisiku belum pulih. Fitri memakaikan pakaian untukku dan menyisiri rambutku
" kalo udah sembuh. Udah dirumah ayah cukur ya... Gondrong...." ucap istriku sambil menyisiri rambutku
Aku mengangguk dab menikmati perlakuannya padaku.
Tubuhku terasa segar dan ada semangat untuk sembuh yang kurasakan. Tapi rasa kantuk datang menyerang. Kupicingkan mata dalam pelukan hangat Fitri, istriku
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd