Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Sabtu 14 November 2020 03:47
Aku terbangun dan kulihat Fitri masih dalam keadaan bugil. Kupakai celanaku tanpa celana dalam. Kujenguk Ajeng dikamar nya. Ia masih pulas tertidur, kuperiksa Pampers nya ternyata baru ganti. Pasti Sari atau Nenah yang menggantinya. Kugosok gigiku dan membasuh wajahku.
Aku kembali ke kamar menuju kasur berniat meneruskan tidurku. Kupeluk Fitri sambil kulumat bibirnya sangat pelan. Kulihat pahanya yang mengangkang lebar. Menggodaku untuk menjilati bibir memeknya yang tembem dan menggoda.
Perlahan kukecup memeknya dan kujilati memeknya dengan sangat lembut. Fitri mendesah dalam tidurnya dan menggerakkan pantatnya merespon jilatan lidahku di memeknya
Kutingkatkan intensitas ciuman, lumatan dan jilatan di memeknya
" Oouh... Mmmm... " Desahnya tapi matanya masih terpejam, pahanya membuka makin lebar dan menonjolkan itilnya yang berwarna pink. Lidahku menerobos masuk kedalam memeknya dan menari nari disana. Hingga nafsuku tak bertahan lama dan mencari solusi. Kulepaskan celanaku, dan kontolku yang sudah tegang maksimal berdiri tegak menantamg
Kuarahkan kontolku kememek Fitri. Dengan tekanan lembut dan perlahan kontolku menerobos masuk kedalam memek Fitri.
" Mmmmhh.... Ahh.. inih pasti ayah .. mmmhh..." Desahnya
Lalu ia.membuka mata. Ia menatapku dengan tatapan mesra dan sayu. Sementara pahanya ia renggang kan memberi ruang kepadaku untuk menikmati keindahan cinta.
" Mmmwah... Sayangku... " Ucapku sambil mengecup bibirnya.
" Sayanghh... My breath was bad... Ahh..." Ucapnya sambil menerima genjotanku
Kunikmati suasana bersama fitri. Dekapan erat dan pelukan kami berpadu dalam keindahan cinta yang semakin menggelora didada kami.
" Mmmwah... Shayang.... Yang cepet yang... Lagggih...." Erangnya menikmati sodokan kontolku dimemeknya.
" Aaah. .. ayahh.... Enak yaah..... Bunda mauhh.... Ehh... Shampeee.....oohh..." Desahnya sambil menggoyangkan pinggulnya menyambut gerakan ku.
" Ooohh.... Eemmhn...... Ayaaahhhh..... Shampe yaaah..... Sampeeeh....." Erangnya. Tubuhnya gemetar menahan nikmat sementara tangannya menahan kepalaku di dadanya.
Memeknya berkedut meremas kontolku yamg membuatku melayang menikmati remasan manja memeknya. Pertahanku pun bobol dan air mani menyembur kedalam memek Fitri...
" Oohh... Bundaa... Eummmh...." Erangku saat kontolku berkedut melepaskan air mani.
" Hhh... Hhhh... Ayahhh.... Enak yaah.... " Desahnya menikmati sisa sisa orgasme pagi ini
Kucabut kontolku dan tubuhku menggelimpang lemas dengan nafas yang memburu.
Setelah beberapa saat aku berdiri mengambil wash lap.
" Mm... Ayah mah ngga ngasih aba aba dulu... " Rengeknya manja sambil menciumi ku mesra.
" Abis liat Ajeng... Ngga nangis... popoknya abis diganti... Ayah balik lagi kesini eh bunda masih bugil... Horny ayahnya... Hehehe..." Jawabku asal asalan....
Fitri memelukku dengan mesra.
" Mandi yu... Tapi jangan itu dulu ya.... Buat nanti malem aja tenaganya..." Ajakku
" Mm.... Tapi berendam dulu ya di bath up... Berdua..." Pintanya
" Boleeh.... Ayah siapin dulu ya...." Jawabku
Kusiapkan bath up dikamar mandi. Kuisi air hangat hingga β…” kapasitasnya.
" Bunda ayo..." Ajakku
Fitri berjalan menuju ke arahku dengan tubuh bugil. Kupeluk tubuh indah itu dan kulumat bibirnya. Remasan tanganku mendarat di pantatnya yang kencang.
" Kalo dikasih lagi juga bunda mau.yahh....." ucapnya sambil tersenyum cantik sekali.
Kulumat bibir tipisnya dan ku ajak dia memasuki bath up. Ia bersandar dadaku seperti dulu.sewaktu pertama kali kunikmati tubuhnya.
" Ayah.... Sebesar apa cinta ayah ke bunda" tanyanya dengan nada manja
" Mmm... Kalo seluruh kata didunia ini dipakai untuk menggambarkan rasa cinta ayah ke bunda. Ngga akan pernah cukup. Udah habis rasa cinta yang ada di dunia ayah habiskan buat bunda.... Itu jawaban ayah " jawabku
" Mmm... Sebesar itukah ?" Fitri penasaran dalam kemanjaannya
" Iya..." Jawabku
" Oouuhh... Berarti bunda pemilik sah hati ayah ya ?" Ucapnya sambil memeluk tanganku menutupi buah dadanya
" Pasti... Dan ayah juga ngga ingin mengingkari itu " jawabku
" Yah... Kapan kita mau punya anak ?" Tanyanya
" Hm... Ayah paham maksud bunda. Ayah minta izin sama bunda. Biarin Ajeng punya adik pas dia umur 4 atau 5 tahun. Biar dia ngerti dan bisa menerima adiknya. Dan supaya kita bisa maksimal ngurus semua anak kita..." Jawabku
" Mm... Emang perencanaan ayah sejauh itu ?" Tanyanya bahagia
" Iya bun... Bunda optimal mengurus segala sesuatunya dan ayah optimal ngurus usaha dan nafkah ayah..." Ucapku
" Ayah tau ngga... ?" Tanyanya
" Tau..." Jawabku
" Aaaa... Jangan jawab gituuu .." ucapnya sambil memeluk leherku
" Iya apa atuh apa...?" Tanyaku sambil tertawa
" Cinta bunda ke ayah seperti ban kereta api... Ngga pernah kempes..." Jawabnya malu malu
" Acieee .. Ny. Cecilia Himawan ngegombal... Mantaaap.... Keren keren...." Jawabku memuji
Kami tertawa sambil menikmati kemesraan ini.
Waktu mandi selesai dan kami melaksanakan shalat subuh berjamaah. Selesai shalat subuh aku membangunkan Ajeng.
" Anak ayah bangun nak... Nen dulu sayang....." Bujuk ku sambil mencolek pipinya dengan ujung jariku. Ajeng menggeliat dan memperlihatkan mimik wajah lucu. Aku tertawa
" Ayah... Jangan diketawain anaknya..." Protes Fitri
" Iyaa .. " jawabku
Kubawa Ajeng ke pelukan bundanya yang sudah membalurkan madu di putingnya.
" Ajeng nen dulu ya sayang..." Ucap Fitri membujuk
Ajeng menggeliat lagi dan menampilkan mimik wajah lucu seperti tadi. Fitri tertawa melihatnya.
" Nah kan bunda sendiri ngetawain Ajeng" kataku
" Iya... Lucu mukanya...." Jawab Fitri sambil mencium anaknya.
Mata Ajeng membuka lalu menatap Fitri seolah menyapa dan mengucapkan selamat pagi kepada bundanya.
" Sayangnya bunda liatin bunda ya nak... Cintanya bunda kangen sama bunda ya ?" Tanya Fitri saat memberi nen kepada Ajeng.
" Mm...mmm...." Ajeng mengeluarkan suara seolah mengerti sedang diajak ngobrol oleh bundanya.
Ajeng meraba wajah Fitri dengan tangan mungilnya dan Fitri tampak menikmati apa yang dilakukan Ajeng.
Waktu menyusui usai. Ajeng tidak tidur lagi tapi ia merengek. Kuperiksa Pampers nya ternyata Ajeng e e.
" Ya sudah sekalian aja mandi bunda... " Kataku
Fitri mempersiapkan baju salin Ajeng. Untuk pagi ini, siang, sore dan untuk tidur nanti. Sari dan Nenah sudah paham akan kebiasaan Fitri mempersiapkan pakaian Ajeng mulai pagi hingga waktu tidur.
Selesai mandikan Ajeng, kami turun ke bawah menyiapkan sarapan dan menunggu matahari terbit untuk berjemur
Kunikmati kopi hitam dan roti buatan Fitri. Nikmat sekali rasanya. Kunikmati setiap gigitan di roti yang kumakan. Dan aku bersyukur memiliki Fitri sebagai istriku.

Sabtu 14 November 2020 07:12
Kubawa Ajeng dan Fitri berjemur.
" Ajeng.... Udah mandi ?" Tanya Rahma
" Aku udah mandi... Dimandiin ayah..." Jawab Fitri sambil melangkah. Ajeng berada dalam kain gendongan di bahu Fitri
" Hey anak gadis... Malam Minggu nih... Hahaha " godaku
" Iihh.... Jangan godain aku...." Ucap Rahma bersemu merah
" Opik mau kesini da..." ucap Fitri sambil mencubit pipinya
Kami mengobrol sambil melihat lihat rumah Wulan. Mak tersenyum menyambut kami
" Abang.... Mak mau liat cucu mak.... Boleh da ?" Tanya mak
" Jangan... Jangan sampe lupa maksudnya...." Jawabku
" Hahaha... Abang nih bercanda bae sama mak... Wulan kelihatan bahagia kerja sama Teh Ita " ucap mak
" Wah... Bukannya kerjaan di teh Ita berat mak... ?" Tanyaku
" Eh.. nian bang.... Lagaknyo macam wong da kenal waktu pulo..." Jawab mak dengan logat khas orang Kepahiang.
" Alhamdulillah... Semoga usaha teh Ita diberi kelancaran..." Ucapku
" Aamiin... Mana gadisnyo mak... Rindu nian mak ingin menatapmu cantik..." Ucap mak
Mak terlihat sumringah melihat Ajeng dan tak lama asyik ngobrol dengan Fitri dan Rahma.
Tiba tiba seorang pria lusuh dan kotor mendatangi kami. Mak berdiri, lalu...
" Asikin.!!!! Budak bigak tak tau malu !!! Nak apo kau kemari ??? Dak ado puasnyakah kau siksa Wulan ???" Sergah Mak penuh amarah
Kuhampiri mereka di teras
" Mak.... Maafkan Ikin Mak... Ikin khilaf " ucapnya dengan mata basah..
Aku masih terdiam mengawasi perkembangan. Yang aku khawatirkan Asikin akan menggugat rumah. Tapi sebagai antisipasi kami telah membalik namakan rumah ini atas nama Fitri dengan perjanjian bahwa kepemilikan rumah tetap ditangan Wulan.
" Emhh.. maaf... Tapi ada baiknya kamu bicara sebagai laki laki didalam. Bicara baik baik... Sampaikan maksud kamu " ucapku dingin sambil ku minta Fitri dan Rahma membawa Ajeng pulang.
" Kamu Dicky ?" Tanya Asikin
" Ya " jawabku dingin
" Dicky.... Maafkan saya yang khilaf dan buta tempo hari...." Ucapnya memohon
" Maksud kamu ?" Tanyaku ketus
" Aku ingin kembali sama Wulan..." Jawabnya
" Maaf... Wulan sudah menikah lagi. 2 tahun kamu tinggalkan tanpa nafkah itu cukup untuk pengadilan agama memutuskan jatuh talak 3 dan membebaskan Wulan menentukan hidupnya. Apalagi kamu susah dihubungi " jawabku serak karena kemarahan ku makin naik.
Iandi datang menghampiriku.
" Siapa bang ?" Tanya Iandi
" MANTANnya Wulan " jawabku datar
Lalu Iandi menghampiri Asikin dan membawanya ke luar pagar. Ia menjelaskan bahwa Wulan sudah menikah dan ngga mungkin diganggu lagi. Asikin menangis dan memohon agar bisa kembali pada Wulan.
Iandi menjawab ngga mungkin
Tiba tiba seorang wanita datang dan menghardik
" Asikin mana surat rumah ini ??? Aku mau ambil sekarang... Mau aku jual !!" Ucapnya sok hebat
Aku seperti mengenali wanita ini...
Saat dia menatapku aku cukup kaget ternyata dia TANTE MERRY....
Ekspresi ku tetap dingin.
" Kalau kau mau ambil surat rumah ini kau terlambat. Rumah ini sudah jadi milik anak Mak yang sulung namanya DICKY !!!" Jawab Mak
" Owh.. jadi kamu yang menghasut " ucap Tante Merry.
" I'm just doing bussiness as usual..." Jawabku
" Mana surat rumah ini....??" Tanyanya
" Ada.... Ditempat yang aman dan atas nama istri saya..." Jawabku datar dengan wajah membeku
" Haaah.... Asikin... Aku ngga mau tau.... Surat itu harus ada atau anak anak kamu aku serahkan pada Mirzan !" Ancam Merry
" Mm.. maaf bukannya mau pansos... Tapi saya infokan... Anak anak Abang saya... Karena mereka sudah sah menyandang nama HIMAWAN dibelakang nama mereka. Jadi kalo ada yang macem macem sama mereka. Ya berhadapan dulu sama saya dan saudara saya yang lain...." Jawab Iandi kalem menakutkan.
" Kamu siapa ??? " Tanya Merry
" Saya... Edi Bandrol tukang es buah ! Kenapa ?" Jawabnya mempermainkan Merry
" Tukang es buah aja banyak gaya... " Jawab Merry masih sombong.
" Daripada banyak dosa...." Jawabnya masih cuek
Kalau boleh ketawa rasanya ingin aku ngakak ngeliat Iandi ngebacod membully Merry
Merry kehabisan omongan dan meninggalkan kami dengan ancaman.
" Siggi harus dibersihin. Kasih tau Budi si karbon siapin " ucapku datar
Asikin masih tertunduk.
" Kin.... Anak anak udah saya adopsi. Segala sesuatu dan apapun ancamannya saya bertanggung jawab penuh menghadapi semua itu. Kamu ada dipihak siapa terserah. Kamu mau berseberangan dengan saya silahkan. Saya ngga maksa " jawabku sambil menatap Asikin
Asikin menangis kian keras
" Saya titip Maher dan Mahesh. Sampaikan permohonan maaf saya kepada Wulan dan anak anak...." Jawabnya sambil bersimpuh.
" Saya ngga ada arti lagi buat mereka. Saya hanya sampah...!" Asikin mulai histeris.
Iandi menghampiri dan menampar Asikin sambil berkata
" Tuhan ngga pernah menciptakan sesuatu tanpa arti. Lu pilih aja satu... Mau berguna atau mau dieliminasi ?" Ancamnya
Asikin terdiam
" Kin kalau kau nak jadi manusia normal dan berlaku baik... Tobat lah... Dan kau jauhi kami. " Ucap mak
" Mak... Maafkan Asikin.... " Ucapnya sambil memeluk kaki Mak
" Buktikan dulu... " Ucap Mak
Security komplek yang dihubungi Iandi telah datang dan aku meminta mereka membawa Asikin secara baik baik.
Hp ku berbunyi
" Ayah... Gimana yah ?" Tanya Fitri dengan nada cemas
" Udah bun... Mereka udah pergi. Nanti ayah cerita " kataku
" Mak bawa aja kesini dulu yah..." Pintanya
" Iya bun...." Jawabku
Aku meminta Mak bersiap siap dan aku mengunci rumah Wulan.
Sesampainya di rumah kuceritakan siapa dalang dibelakang semua ini. Aku meminta Fitri menghubungi temannya di Gym untuk mencari foto Merry.
Untung Fina menyimpan soft copy foto Merry. Dia mengirimkan ke Hp Fitri.
Kuserahkan foto Merry kepada security agar mereka waspada.
Hp ku berdering
" Cuy... Ada pesta lagi nih ? " Tanya Budi selow dengan suara serak habis bangun tidur
" Kayanya...." Jawabku
" Gua ma Terry OTW... " Ucap Budi singkat
Sementara itu kami bersiap sarapan. Masakan sederhana. Telur mata sapi di taburi bawang goreng dan kecap.
Aku makan dengan lahap. Fitri memperhatikan cara makanku sambil tersenyum
" Makan apa marah yah ?" Tanya Fitri sambil tersenyum.
" Kalap.... Kalaparan.... Hehehehe" jawabku asal
Selesai makan aku melanjutkan quality time dengan Ajeng.
" Assalamu'alaikum..." Sebuah suara yang belum kami kenal mengucapkan salam
Kami menjawab salam dan kukangkahkan kaki menuju ke pintu.
" Maaf ini rumah pak Dicky adik pak Priatmana ?" Tanya suara itu
" Berul pak... Silahkan masuk..." Sambutku dengan heran
" Izin menyampaikan. Saya Serma Herdi Sulistyo diminta bantuan pak Pri dan salah seorang " Beliau " untuk standby disini untuk beberapa waktu. Sehubungan banyak kejadian aneh disini. Jadi demi keamanan " Keluarga Kita " saya mendapat tetesan dari atas untuk bergerak senyap di dalam ring bapak..." Paparnya sambil masuk kedalam rumahku.
" Ya.. kalo perintahnya seperti itu saya ngga bisa nolak pak... Mangga saya persilahkan bapak mengatur semuanya. Kami ikut aja.." jawabku pasrah
Gak lama suara ZX 6363R kalong ijo terdengar memasuki garasi.
" Akulah arjunaaaaa... Aaaa..
Yang menjalin cintaa..aaa..."
Suaranya Sember ngga enak didengar.
" Mana ada Arjuna keling kaya elu bud..." Komentarku
" Iya nih... Masuk rumah mbok ya salam..." Protes Terry
" Eh... Ada tamu... " Jawab Budi mengabaikan ku
Setelah bersalaman mereka terlibat obrolan ringan
" Mulai besok bapak ke proyek saya sopirin. Dan mas Budi sebagai LO saya pak " ucap Pak Herdi
" Aaaaaww.....aaaa...." Suara Ajeng terdengar mendekat
" Nenah... Punten Kopinya buat tamu say...." Pinta Fitri
" Iya bunda..." Jawab Nenah
" Oh iya... Ini Fitri istri saya" kataku memperkenalkan
Pak Herdi mengangguk hormat.
Kujelaskan tujuan pak Herdi di rumah kami. Dan fitri memahami.
" Teteh juga udah dari kemaren pas kejadian Ali dan Ambar mau kirim personil kesini. Tapi bunda tahan... Tadi bunda telepon ke teteh soal kejadian tadi dan ancaman Merry. Dan bunda setuju perintah teteh " Fitri menjelaskan sambil menggendong Ajeng.
" Hmm... Om Herdi bisa pakai salah satu kamar di lantai bawah. " Ucapku
" Akan lebih baik kalau ada kamar belakang mas... Maaf saya panggil mas aja biar ngga sungkan..." Ucapnya
" Iya mangga... " Jawabku santai
" Maaf bu... Putrinya kok mak.plek sekali sama ibu ya ?" Ucap Herdi
" Semua bilang seperti itu om... Alhamdulillah bahagia banget sayanya..." Ucap Fitri
" Iya Om... Saya serasa jadi raja minyak... Punya 2 bidadari.... Hehehe" jawabku.
" Lho... Kan masih ada 2 jagoan lagi... " Ucapnya menunjuk Foto kami berlima
" Iya... Mereka sedang di Bandung sama Pak Pri..." Jawabku
Kami melanjutkan obrolan sampai waktu makan siang tiba.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd