Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Kamis, 20 Januari 2021, 11:47
" Alhamdulillah...." ucap istriku saat tiba dikantor.
Ketiganya berjalan menuju ruanganku. Sapaan hormat dari para pekerja terdengar disaat mereka berpapasan dengan istriku.
" Assalaamu'alaikum..." ucap istriku
" Wa'alaikumsalaaam.. Gimana hasilnya bun ?" tanyaku
" Alhamdulillah. Ternyata hanya butuh tanda tangan aja yah. Dan Evelyn menyerahkan pewalian Cici sepenuhnya ke kita." jawab istriku
" Ooo. Okay... Dan semua sudah beres. Tinggal bimbingan buat Cici dan koordinasi dengan gurunya..." kesimpulanku.
Istriku mengangguk.
" Yo siap siap shalat... " ajakku
Kami melangkah keluar menuju mushalla.
" Uwaa... Kata wantik bimbingannya di rumah waiki aja..." ucap Cici gembira
" Kan itu rencana dari awal nak sayang.. Sekarang kita shalat dulu terus makan. Uwa ada pembicaraan sama wantik setelah jam makan siang " jawabku
" Iya wa.." jawabnya, lalu ia mencari Rani dan Vilda
Taklama kemudian ketiganya sudah menyusul kami.
Saat memasuki Musholla Al Maiil ( Pejuang Nafkah ) beberapa karyawan membantu menyiapkan tempat untukku.
" Assalaamu'alaikum... Maaf sebelum dimulai. Ada hal hal yang saya perhatikan dan ini harus saya sampaikan sebagai bahan perbaikan buat kita semua. Saat saya datang. Contohnya terlambat seperti saat ini. Teman teman berusaha memberikan tempat di depan buat saya. Maaf ini kurang sreg buat saya. Karena dalam shalat hanya imam yng paling depan. Dan kita sebagai makmum memiliki posisi sederajat. Artinya kalo saya terlambat maka posisi saya di belakang yang hadir lebih dulu. Atau sebaliknya. Dan ini juga jangan jadi alasan datang terlambat teman teman memperlambat diri. Ingat Shalat di awal waktu adalah utama. Jadi saat shalat tolong pastikan bahwa posisi kita sederajat. Pimpinan kita hanya 1 yaitu imam. Demikan terimakasih Wassalaamu'alaikuum.." ucapku sebelum shalat hari ini.
Semua yang hadir mengangguk setuju. Cipot melantunkan iqomah sebagai aba aba saat mulai shalat. Khusyu kami menghadap sang Khaliq. Tak ada fikiran tentang pekerjaan, hanya hubungan denganNya saja yang kami rasakan.
Selesai shalat dan wirid. Kami melanjutkan dengan makan siang di warung mbak Mar.
" Ayah... Sayur jantung..." ucap istriku.
" Hmm... Sambel sama ikan asinnya? " tanyaku
" Lengkap yah..." jawab istriku
Sementara itu ketiga gadis kami selesai memesan menu pilihan mereka, mereka memilih makan ramen.
Saat ramen mereka diantarkan kuperiksa terutama milik Cici.
" Hmm.. Okay, pedasnya wajar, dan ngga asam " ucapku
Aku melanjutkan menikmati santap siangku. Tiba tiba..
" Cici kok ngga dimakan? " tanya Vilda
" Bentar ateu Nda.." jawabnya sambil melirik kepadaku.
Aku ngeuh...
" Ya Allah. Mafin uwa ya nak... Ini... A..." ucapku sambil menyuapi Cici dengan penuh kasih sayang.
Cici menyantap suapan dariku dengan nikmat.
" Mmm.. Enak wa.. " ucapnya
" Iya... Tapi ngga bicara saat mulut penuh makanan ya nak " bujukku
Cici mengangguk sambil membuka hp nya. Sambil melihat aktivitas di medsosnya, suapan demi suapan amblas dimulut mungilnya hingga tandas.
" Minumnya es madu korma aja nak." ucap istriku mengingatkan.
" Iyaa..." jawab Cici
" Mbak Cici ini es Madu Korma nya." ucap Esih
" Makasih mbak.." jawab Cici lalu meminumnya
" Alhamdulillah.." lalu ia berjalan keluar warung mbak Mar. Saat ia kembali sebuah ice cream cone sudah ditangannya.
" Ya Allah. Anakku.. Cintaku... Sayangku... Bintang kejoraku... Dari pagi jajan es krim terus ya.." protes istriku
" Kan ngga tiap hari wa..." jawabnya manja
" Oooh.. Okay... Ngga tiap hari. Berarti besok ngga jajan es krim ya nak. ?" bujuk istriku
" Iya... Cici janji.." ucapnya
" Iya waiki hanya hari ini kok Cici banyak jajan es krimnya " ucap istriku kepadaku
Aku menoleh dan beradu tatap dengan Cici anak gadisku. Lalu aku mengangguk walaupun aku ngga ngerti ada apa.
" Nong, Vilda... madu kormanya udah? " tanya istriku
" Ini yang kedua, make lemon hehehe.." jawab Rani manja
" Emang enak? " tanya istriku
" Segerr.." jawab Vilda
Istriku mencicipi...
" Hmmm... Segeer..." ucapnya
Lalu ia mengambil tissue dan melap ujung bibir Rani yang belepetan minyak ramen. Lalu ia mengambil yang baru untuk me lap ujung bibir Cici dari sisa es krimnya.
Setelah selesai kami beranjak ke S Station.
" Met... Njaluk kopi met...." ucapku
" Nggih pak..." jawab Slamet
Aku mengeluarkan rokok dan mulai menikmatinya.
" Ya kalo yang namanya bimbingan itu semua soal di kasih penjelasan. Kemudian dikasih variasi soal..." jawab Erik
" Ooo... Ngga hanya ngandalin pelajaran yang ada ya.. ?" tanya Revka
" Ngga bang... Kadang malah pelajaran untuk anak S1 yang dikasih ke siswa..." jawab Erik lagi
" Ya kalo gitu sama.aja ngebocorin soal dong..." komentar Sulaeman
" Ya ngga lah... Kan ngga semua soal.di bimbingan di tanya di olimpiade. Malah kadang ngga dapet sama sekali pas bimbingan eh... Keluar..." jawab Erik
" Hlah kalo bocor juga nda apa apa tho.... Itu pertanyaan dialam kubur aja sering dibocorin kok sama pak ustadz.. " komen Herlambang
" Heh kalo itu beda kasus mas, bapak ustadz ajar kita supaya mau ibadah koh... Bukan mau bikin bocor pertanyaan... Tuangalah.... Beta seng bisa paham pikiran mas bas..." protes Dennis
Aku dan Budi ngakak mendengar debat mereka.
" Ya Allah... Ampuni si kampret Herlambang yang ajaib... Hahahaha..." ucapku sambil tertawa
Sementara di sisi lain dari posisi kami sekelompok anak gadis terlihat asyik ngobrol. Tapi tatapan salah satu dari mereka begitu sinis
" Ya emang sih anak boss dan adiknya boss.. Tapi apa perlu pamer sampe sebegitunya ?" ucap Najla
" Ya kalo aku sih menilai sederhana. Setiap orang pasti punya cara menggambarkan rasa sayangnya. Mungkin kalo pak Boss dan bu Bos seperti itu. Ada juga yang manjain dengan harta benda. Jadi buat aku sih normal normal aja..." jawab Tri
" Bener Tri. Ada orang yang, maaf nih ya, kehidupan ekonominya pas pasan, tapi manjain anak istri jor joran secara materi. Malah kesannya aneh buat aku. Kalo pak dan bu Dicky mah manjain dari sisi psikologis. Jujur aku pernah ditanya dan ada sedikit obrolan dengan bu Dicky. Emang ternyata beliau sosok penyayang. Bajuku sedikit terbuka langsung dia rapihkan. Dan wajar kalo ke mereka pak dan bu Dicky sayang banget...." jawab Syahnaz
" Yaa.. Tapi kan... " ucap Najla yang kena tegur Vilda kemarin mencoba mencari pembenaran
" Udahlah.. Jangan ghibah ah.." potong Tri. Lalu ia membahas hal hal lain.
Waktu istirahat segera akan berakhir. Kami melangkahkan kaki menuju kantor. Sesampai di lobby kebetulan teteh baru datang.
" Uwaa... Uwa darimana? " tanya Cici dengan tatapan menyelidik
" Mmmwh... Uwa abis dari luar sebentar nak... Dan sekarang udah pulang.." jawab teteh setelah mencium kening Cici
" Uwa udah makan? " tanya Cici
" Sudah... Tadi sama tamu uwa..." jawab teteh lagi sambil melangkah menuju ruangannya.
Kami berkumpul diruangan teteh, disana teteh membahas pengadaan kendaraan Jihandak untuk Pakistan dan Randurlap untuk Myanmar dan Salah satu negara di afrika tengah. Aku ditunjuk jadi Project manager di proyek ini. Dan bertanggung jawab penuh. Aku setuju dengan syarat ada staff ahli yang membantu. Teteh menyatakan OK dan akan mengirim team supervisi dari Bandung.
Lalu kami membahas soal Cici...
" Hmm... Anak uwa bimbingannya dirumah Waiki aja ya nak. Supaya gampang kalo ada hal hal yang harus diselesaikan segera." ucap Teteh
" Iya wa.. " jawab Cici
" Terus masalah siapa yang dampingin nanti teteh tanya ke Ev dulu. Biar ngga salah paham. Dan bisa bikin schedule." tambah teteh
" Assalaamu'alaikum.. Maaf pak.. Bu. Saya ketitipan amanat dari bu Stella, ini obat mbak Cici, terakhir dan besok ngga minum obat lagi." ucap Euis
" Ooh... Iya.. Mana..?" tanya istriku
" Aaa.. Ateu Icul kenapa ingeeet.." rengek Cici
" Ya kan ateu Icul juga disuruh dokter nak. Ini minum..." ucap istriku setelah membuka bungkus obat Cici. Cici melihat dulu jenis obat yang harus dia minum
" Kapsul nak... Kapsul.." istriku meyakinkan Cici
Lalu Cici meminum obat itu
" Alhamdulillah.." ucap kami
Lalu Cici meminta dibuatkan es madu korma lemon kepada Euis
" Yasudah. Cici sekarang istirahat dulu ditempat Ajeng. Nanti uwa bangunin jam 3... Uwa sama wantik mau meeting di ruang meeting B sama teamnya waiki" ucap istriku
" Iya wa..." jawab Cici.
Lalu ia melangkah ke ruangan tempat Ajeng biasa rehat.
Aku, istriku, teteh, Budi dan Terry melaksanakan meeting merencanakan kegiatan produksi. Ini sebuah tantangan keren bagi kami. Sambil berjalan kuminta Fikri memikirkan fasilitas tambahan untuk pembangunan alut sista dan support tersebut. Sementara Dinar dan teamnya ku minta membagi fokus. Setelah diselingi break shalat ahar, Pembahasan memakan waktu yang lumayan lama hingga tak terasa waktu pulang kerja tiba.
Cici yang sudah bangun terlihat sedang asyik bersama Rani dan Vilda juga Kania dan Dinda. Tawa mereka sesekali terdengar. Apalagi saat Cici mengomentari teman teman prianya yang berusaha mendekati dirinya dan mengajaknya pacaran. Tapi Cici teguh ngga akan pacaran sebelum ada izin Waiki ucapnya.
" Waddduh... Sedang arisan..." ucap istriku
" Ih ngga teh.. Sedang ngobrolin temen temennya Cici..." jawab Kania
" Pada mau pulang ngga ini teh? " ucap istriku
" Mauu.." jawab mereka. Lalu mereka bergegas bersiap pulang.
" Pit, kita ke supermarket dulu..." ajak teteh. Istriku mengangguk. Lalu sesuai instruksi istriku, Cici, Rani dan Vilda naik ke Vellfire teteh. Sementara aku lanjut pulang.
" Kita beli bahan Syabu ya.." ucao teteh
" Iya wa... Wa enoki sama fishcake nya agak banyak ya wa. " pinta Cici
" Boleeh..." jawab teteh
Tak perlu waktu lama mereka telah tiba di supermarket.
Vilda mengambil trolly dan mendorongnya.
" Bule... Sini sayang..." panggil teteh
Vilda menghampiri. Teteh memasukkan sawi putih, jamur kuping, enoki, dan beberapa bahan lainnya. Lau mereka menuju tempat fishcake dan frozen food lainya. Setelah bahan yang dibutuhkan didapat mereka lanjut memilih daging sukiyaki. Agak lama menunggu dan waktu itu dimanfaatkan Rani dan Vilda untuk mencari kebutuhan mereka. Kedua gadis itu mengambil gula rendah kalori dan beberapa kebutuhan khusus wanita.
" Hey mas..." Sapa Rani saat melihat Ratno dan Yatimin antri dikasir sebelah
" Eh bu.. Mbak.. Selamat sore.." sapa Ratno sopan
" Belanja apa mas...?" tanya istriku
" Ini bu... Susu formula buat adik saya... " jawabnya sambil tersenyum
" ooo.. Emang masih punya adik balita..?" tanya istriku lagi
" Masih bu.. Umur 2 tahun.." jawabnya
" Itu susunya ambil lagi aja dik... Masukin ke sini.. " perintah teteh
" Euh tapi bu.." ucap Ratno gagap
" Cepetan...." ucap Rani sambil melotot
" Oh... Euh iya bu..." jawab ratno lalu ia berlari mengambil 2 box lagi
Beberapa menit kemudian acara belanja mereka selesai. Dan mereka beranjak pulang. Tak lupa Ratno mengucapkan terima kasihnya kepada teteh
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd