Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Sandar

“ 1003 to Kepanduan Priok, Request Entry Priok Harbour.” Ucap Jurumudi Lettu ( P ). Dewi Sulistiani
“ Kepanduan Priok to 1003 clear to entry. Tug enroute with Pilot and Quarantine officer inside.” Jawab kapal Pandu Surya Jaya XXV
Tak lama kemudian...
“ Kepanduan Priok to 1003 request Permitted Pilot to onboard.” Ucap Kapten kapal pandu
“ 1003 to Kepanduan Priok Permition Granted.” Jawab Dewi
Lalu kapal pandu memepet KRI HM SOEHARTO tepat di posisi tangga tali dan menahan posisi agar Pilot bisa naik dengan aman.
Setelah memberikan penghormatan kepada Letkol. ( P ). Maher Fajar Himawan, pilot mengambil alih kemudi didampingi oleh para pelaut yang memperhatikan cara kerjanya.
Saat memasuki alur pelabuhan, beberapa kali mereka berpapasan dengan sesama KRI, penghormatan diberikan mereka kepada crew KRI HM SOEHARTO. Bahkan Water salutation diberikan oleh beberapa kapal Firefighter sebagai penghormatan, juga suara terompet kapal yang menyambut pulangnya sang prajurit membahana membawa kebanggaan...
“ Elsa Maersk Request permition For salutation to KRI HM SOEHARTO.” ucap Kapten Olauffson
“ Granted. “ jawab Pilot
3 kali terompet kapal Elsa Maersk yang Notabene adalah Gigantic Vessel terdengar. Personelnya berbaris di sisi kapal menghadap ke arah KRI HM SOEHARTO memberikan Voyage salutation yang dibalas dengan penghormatan pula.
" Pilot Cikar kanan 20°" ucap kapal pandu
" Cikar 20." jawab pilot sambil memutar kemudi 20° ke kanan.
" Haluan kiri 30°" pinta pandu
" Haluan kiri 30°" ulang sang pilot.
Beberapa saat kemudian posisi kapal sudah lurus dan 3 kapal pandu mendorong kapal agar rapat dengan dok.
" Kepanduan Priok. 1003 selesai. Mohon izin undur diri."
" 1003. Kepanduan Priok mengucapkan terimakasih untuk perjuangan anda, Salam Hormat dari jajaran Pelindo.. Auuuu!!!" jawab petugas pelabuhan.
Proses sandar memakan waktu yang cukup lumayan, hingga akhirnya kapal sandar sempurna dan sauh bisa turun.
Setelah selesai upacara, seluruh personil menurunkan barang bawaan dan berbaris turun.
" Dan Ops sama Dan Wing... Kesini !" panggil Marsekal Yudho
" Siap.!!!" jawab mereka berdua
" Turun 50 untuk Yellow Fin Tuna !" ucap Marsekal Yudho lagi
" Siap.!" ucap sikembar sambil mengambil posisi push up
Serempak seluruh personil dan tawanan mengambil posisi push up mengikuti komandannya.
" Yang lain berdiri.!" ucap Marsma. Alfonsius
" Siap.! Izin menolak Perintah.!! Tindakan terhadap Dan Ops serta Dan Wing akan kami tanggung bersama !!" ucap Pratu. Dadang Eka.
Semua yang hadir terperangah karena kekompakan mereka. Kembali para perwira tinggi menggelengkan kepala karena loyalitas yang ditunjukkan mereka. Sebuah hasil pembentukan sempurna dari perwira yang punya kharisma.
" 1...2...3...." seru mereka sampai hitungan selesai. Setelah melaksanakan push up...
" Siap. Terimakasih !!!" seru para serdadu
Sikembar langsung menghampiri kedua orangtua mereka
“ Assalaamu’alaikum. Ayah..Bunda..” ucap Maher dan Mahesh, lalu keduanya berlutut bergantian memeluk kaki kedua orangtua mereka.
Kejadian ini tak luput dari perhatian para perwira tinggi TNI yang ikut menjemput.
“ Nak.. Kalian tunaikan janji bhakti kali ini, dan pulang dengan selamat..” ucapku terbata bata
“ Tanpa do’a ayah dan bunda, usaha kami tak ada apa apanya ayah..” jawab Maher dan Mahesh masih sambil berlutut. Semua anggota pasukan yang dijemput orangtuanya mengikuti apa yang dilakukan komandannya.
“ Bangun nak.. Biarkan kami menatap wajah para petarung kebanggaan kami dengan senyuman bahagia..” ucap istriku bergetar penuh haru.
Keduanya bangkit dan menghaturkan penghormatan sempurna. Aku dan istriku memeluk mereka dengan penuh haru biru, istri mereka menatap bangga dengan tetesan airmata keharuan.
“ Laksamana Indrawan dan Marsekal Yudho mohon izin menghadap...” ucap kedua panglima matra
Aku mengangguk kaget.
“ Hormat grak..!” ucap Laks. Indrawan, penghormatan dilakukan dengan sempurna oleh seluruh perwira dan bintara yang mengikuti mereka
“ Tegak grak..!” ucap Laks. Indrawan
“ Bapak.. Ibu.. Sungguh sebuah kehormatan bisa berjumpa dengan kedua orangtua Killer twins yang menggegerkan dunia. Keberanian dan kepahlawanan mereka adalah panutan generasi berikutnya.” ucap Laks. Indrawan
“ Jeritan serigala marah akan menjadi suara yang menakutkan lawan di manapun.” sambung Marsekal Yudho
“ Bapak bapak... Mereka tak akan seperti ini tanpa bimbingan dan kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan dan institusi. Kehebatan mereka adalah keberhasilan bapak bapak dalam membimbing mereka... Putra kami." jawabku terbata.
“ Like father like son.... Inilah yang membuat kami tak sangsi mengharapkan jabatan tinggi dibahu si kembar. Membumi seperti ayahandanya.” ucap Laks. Indrawan.
“ Allahumma Tsabbits Hamdahuu... hanya itu yang bisa kami ucapkan panglima.” jawab Istriku
“ Pantas... Pantasss... Syarat ketat religius dan tata krama mutlak tergambar dari didikan awal... Pilot project sempurna.” Ucap Marsda. Wahono

Selesai berbincang...
“ PARA SERIGALA...!! KEMBALILAH KEPADA MEREKA YANG MERINDUKANMU...!! SEGERA BALIK KE SARANG SAAT BUNDA PERTIWI MEMANGGIL KITA !!” Seru Maher saat diminta membubarkan pasukan
“ Kami akan memenuhi panggilan itu commander !!... Biar dunia tahu SIAPA KITA ???” Jawab Mahesh tak kalah keras
" INDONESIA !!!"
“ SIAPA KITA ???”
“ INDONESIA !!!”
“ SIAPA KITA ???”
“ INDONESIA !!!”
“ SIAPA KITA ???”
“ INDONESIA !! AUUUUUU !!” Jawab para Prajurit diikuti lolongan serigala khas mereka ditambah expresi wajah sangar yang mereka perlihatkan membuat kengerian suasana makin merebak. Tapi itulah mereka, petarung sejati yang tak kenal rasa takut dan kadang nyeleneh.
Selesai acara....
“ Abaaaaaang....” teriak Ajeng sambil lari memeluk kakak nya, sementara Mahesh dipeluk oleh Ivan, Bian dan Angga. Kemanjaan mereka tetap kental tak peduli tempay dan situasi.
“ Babaaaang... nto mau babang...” teriak Vitto dari gendongan Corry. Lalu ia turun dan berlari mendapati kedua kakaknya. Maher dan Mahesh memeluk Vitto dan menciuminya.
“ Izin bu... Adik kecil itu siapa ?” tanya Marsma. Alfons wakil dari Marsda. Wahono
“ itu adik sepupunya si kembar pak jendral, mereka memang sangat dekat. Dari semenjak bayi merah selalu bersama kami, dan sikembar adalah pengasuhnya. Bahkan saat awal penugasan kemarin anak itu sempat demam nyariin kedua kakaknya...” jawab istriku menjelaskan
“ Huuufffhh.... Keluarga sempurna dan akrab...” jawab Marsma. Alfons.
Giliran Corry dan Meldy nemplok di pelukan suami mereka.
Cici si manja pun hadir..
Fei Fei menatap si kembar dengan tatapan mata yang berbinar terbawa suasana..
“ Fei Fei... Mei Hwa.. Come here...” panggil Maher. Keduanya menghampiri.
“ I want to introduce to you.. This is my wife Corry, and this is Mahesh’s wife Meldy, this is my dad, my mom and those are my entire family “ ucap Maher memperkenalkan
“ It’s an Honour to meet you all...” Jawab Mei Hwa demgan wajah sumringah. Walaupun ada kilatan kesedihan melihat keakraban leluarga kami.
“ And this is my little sis... Cici..” ucap Maher
“ Ni Hao ma ? / ( Apa kabar ? )” sapa Cici
“Wǒmen zuò dé hěn hǎo, hěn róngxìng jiàn dào nǐ / Kami baik baik saja, dan merasa bangga berkenalan dengan kalian “ Jawab Fei Fei kagum
“Duìle, wǒ shì Citra Maulida, nǐ kěyǐ jiào wǒ Cici. Wǒ bèi yāoqiú zài yíngxīn shí péi nǐ / Oya, saya Citra Maulida, kalian bisa panggil saya Cici. Saya diminta mendampingi kalian selama orientasi “ ucap Cici
“ Wa……tài bàngle, wǒmen yǐhòu kěyǐ xué dào hěnduō dōngxī / Waaah.... ini luar biasa, kami bisa belajar banyak nantinya “ jawab Mei Hwa
Ketiganya asyik bercakap cakap dalam bahasa mandarin.
" Eummh... Gimana ? Kita jalan sekarang ?" tanyaku
" Siap...!" jawab Maher dan Mahesh
" Okay.. Follow the orientation and dont makin a mess.. Or I kill you myself.. See you soon..." ucap keduanya kepada para penerbang pembelot.
" See you Commander..." jawab Lo Long...
" Pap... Hmmm..." Ucap Corry manja.
" Sama mam.. Papap juga kangen..." jawab Maher sambil tersenyum.
Di mobil lain...
" Yayah... Bubu deg degan da pas nerima berita kalo yayah tempur beneran kemarin. " ucap Meldy
" Yaa.. Siapapun orangnya, pasti akan seperti bubu. Khawatir... Dan itu normal bu... Selain upaya habis habisan... Kita minta sama Allah perlindungan maksimal.." jawab Mahesh.
Meldy memeluk tubuh suaminya erat. Ia merasa bangga mendampingi sang rajawali penjaga kedaulatan negeri.
Sepanjang perjalanan banyak hal dibahas hingga tak terasa mereka tiba di sektor 3 di rumah kami.
" Belenti.. Halus lapol dulu sama Jendlal..!!" seru Robbie sambil bertolak pinggang dengan seragam TNI AD untuk anak anak.
" Siap, komandan Maher dan Wakil komandan Mahesh izin menghadap.." ucap Maher
" Hmm... Masuk...!" jawab Robbie dengan tengil
Tawa kami berderai melihat kelucuan putra Vilda dan Dida. Sementara Maya, Aranxta dan Luna membawa bouquet bunga berwarna merah dan putih yang diserahkan kepada kedua kakaknya.
" Ouhh... Makasih adik adikku.. Kalian ngga nakal kan selama abang ngga ada..?" tamya Maher
" Nda... Maya mau masuk sekolah besok baang..." jawab Maya
" Oya ? Weuh pintaar.. Sama siapa ?" tanya Mahesh
" Sama Mbak Ara sama Mbak Luna.." jawab Maya bawel
" Waaa... Kalo sekolahnya pintar, nanti abang kasih hadiah..." ucap Maher
" Yaaaaaay... Bundaaaa.. Aku mau dikasih hadiaah..." seru Aranxta sambil berlari memeluk istriku
Wejangan dan Nasihat meluncur untuk kelima bocil kesayangan keluarga kami.
" Mandi dulu ah mam... " pinta Maher
Corry mempersiapkan keperluan mandi suaminya, begitu pula Meldy. Selesai mandi keduanya kembali bercengkrama
Tak lama sebuah salam terdengar. Serentak kami menjawab salam tersebut.
" Haaaaiiii.... Jagoan ateu...." seru Terry
" Ateu Tey.... Mmmmh... Mana Ombud...?" tanya Maher dan Mahesh sambil memeluk Terry
" Tuh.," jawab Terry
Lalu keduanya memeluk Budi.
" Dasar turunan gua... Brantem aja kerjaannya..." ucap Budi.
" Tapi digaji kan om... Hehehe..." jawab Mahesh koplak.
Tawa kembali terdengar mengiringi candaan mereka.
" Ya wis kersaning Hyang Maha suci... Laskar Baruno lan Laskar Krincingwesi sampun tumibo saking griyo kakang prabu..." ucap Herlambang
" Dok... Dok... Crekk,.." jawab Budi
" Sadururunge... Kalih lurah tamtomo ngelakoni bitotama karo butho petet." sambung Herlambang
Riuh tawa membahana menyaksikan gaya Herlambang. Berbagai komenan meluncur. Diakhiri pelukan kangen darinya.
" Piye bang.. Katanya itu tentara China ada yang mbelot..." tanya Herlambang.
" Iya om. Mereka muak dengan pemimpinnya. Dan bukan hanya 1. Tapi beberapa." jawab Maher.
Obrolan hangat berlangsung hingga waktu makan siang tiba.
" Tumis daun pepaya... Bang kirimin fotonya ke Mama Meal..." ucap Mahesh
Maher melakukan apa yang diucapka Mahesh.
" Siap..! Harusnya saya ada disana untuk mencoba.." jawab Rumi
" Next time will.…" jawab Maher
Lalu kami tenggelam dalam nikmatmya makan siang bersama.
" Lik Sulis... Aku mau minta honey lemon tea boleh ngga" tanya Maher
" Aku juga Lik.." ucap Mahesh
" Nggih nden kembar..." jawab Sulis sumringah.
Selesai makan siang, sikembar menikmati waktu bersama keluarga. Para bocil merubungi sambil bermanja. Dan beberapa momen menjadi status medsos keduanya.
" Siap...! Komandan ternyata punya banyak pasukan dirumah..." komen Rodi
" Ahahaha... Biasa dik.. Kalo pulang kaya gini adik adik berebut manja.," jawab Maher
" Bahagianya Komandan. " komen Lettu. Dewi
" Alhamdulillah. Nanti juga kamu ngalamin dik..." jawab Maher
" Weuh... Yang dua kayanya bakalan jadi Drakken Junior nih..." komen Fisher
" Iya... Yang laki laki..." jawab Smokey
" Yang make PDLT kayanya jadi Prajurit darat...." komen Rattle.
" Wah.. Ngga bisa.... Ngga bisa..! Mereka harus jadi penerus Drakken..." sanggah Smokey
" Hlah aku liat dia pantas kok jadi KASAD..." timpal Asmat
" Aamiin., hahaha.. Doakan mereka bisa berbakti dengan cara apapun..." jawab Mahesh menengahi
" Ouyeeeah... Auuu...!!!" jawab mereka.
Tak lama mata mereka melemah. Tidur siang kali ini begitu kisruh saling tumpang tindih. Terutama bocil bocil dengan kakak dan bundanya.

Sore hari mereka bangun dan mandi, lalu melaksanakan shalat ashar berjamaah.
Selesai shalat Maher dan Mahesh masih bermalas malasan hingga Ajeng menghampiri da menduduki perut Mahesh.
" Hmm.. Pasti ada maunya..." ucap Mahesh sambil memeluk adiknya.
" Pengen jalan jalan kaaa.. Sama abang sama teh Corry, teh Meldy..." rengek Ajeng.
" Ikoooooot... " teriak Ivan, Bian dan Angga...
" Semua ngga akan terlaksana kalo Citra Maulida ngga diajak.." ancam Cici
Kami ngakak parah melihat kelakuan adik adik si kembar. Bahkan istri mereka pun tertawa sambil ngomporin.
" Yaudah... Kita jalan makan malam di tenda kaki lima ya..." ajak Mahesh
" Siiip... Eh inget sama nasi Biryani mamanya tante Syahnaz ngga ?" tanya Maher
" Iya... Masih jualan da. Tapi kakaknya yang pegang. Masih tetap original..." jawab Vilda
" Kesana yu.." ajak Mahesh
" Ayooo..." jawab semuanya semangat. Lalu kamipun bersiap dan melaksanakan maghrib karena telah sampai waktunya. Selesai shalat kami berjalan menuju resto milik keluarga Syahnaz. Tak lupa kukabari yang lain agar menyusul.
Setibanya disana....
" Assalaamu'alaikuum..." seru para bocil.
" Wa'alaikum salaaam... Aaa.. Pada dataang.." seru Syahnaz gembira.
Kami menyusun tempat duduk agar pas dengan jumlah kami. Beberapa pengunjung takjub dengan kehadiran kami yang ramai.
" Keluarga besar... Kayanya akrab semua ya..." ucap salah seorang.
" Iya... Tapi itu yang kembar.. Aku seperti pernah liat..." ucap teman wanitanya sambil berkerut mencoba mengingat.
" Teteh Meldy... Nto mam sama teteh aaah..." rengek Vitto
" Iya nak.. Iyaa..." jawab Meldy sumringah
" Maya sama teteh Corry mamnya ?" tanya Corry
" Iyah.. Sama kaka juga..." jawab Maya
" Ara mau sama bunda aja..." ucap Aranxta yang diikuti oleh Robbie, Luna dan lainnya.
" Pak Maher.. Pak Mahesh... Selamat datang kembali bapak... Ini teh khas timur tengah spesial untuk bapak.." ucap Syaqilla kakak Syahnaz
" Aeuuh... Makasiih... Eh mana suaminya ?" tanya Maher
" Ada pak.. Sedang siapin sajian.." jawab Syaqilla
" Aaah.. Pak Maher sama Mahesh..." ucap wanita tadi
" Emang mereka siapa ?" tanya silelaki. Lalu si wanita menceritakan apa yang ia saksikan ditelevisi.
" Ooh... Weuhh.. Luarbiasa... Kalo nanti punya anak pemgen kaya mereka ah..." ucap si lelaki
" Makanya berenti mabu' mabu"an sama ngelonte.... Biar anaknya unggul..." ledek kawannya diikuti tawa. Si lelaki mengangguk memahami.
Lalu semua asyik menikmati makan malam dengan lahap dan penuh keceriaan. Tawa riang dan keriuhan bocil mewarnai suasana.
" Mas Bas... Nih more nya..." ucap Cipot
" Hehehe... Masa lalu tho pot.." jawab Herlambang. Alline tertawa mendengar kejailan Cipot.
Selesai acara makan malam, semua bersiap pulang. Tiba tiba...
" Maaf.. Pak Mahesh dan pak Maher.. Mohon izin waktunya boleh pak ?" tanya si lelaki
" Oya boleh... " jawab Maher
" Pak.. Terima kasih sudah mempertaruhkan nyawa intuk kedaulatan negeri ini... Kami akan selalu bersama bapak bapak.." ucap si lelaki dengan bergetar
" Euhm.. Waaw.. Kami yang harusnya berterima kasih... Tanpa dukungan rakyat TNI ngga akan bisa apa apa mas.." jawab Mahesh.
" Kalian kebanggan kami.. Dan izinkan kami bersama bapak..." ucap kawannya
" Bagi kami... Kalian selalu ada disini dan disini..." ucap Maher sambil menunjuk dada dan kepalanya.
" Kebanggaan kami TNI !!" seru kawannya
" Ouyeaaah...!! Auuuu !!!" jawab mereka.
Maher dan Mahesh terperangah lalu tertawa dan mengucek nkepala mereka dengan penuh kasih sayang seorang kakak. Beberapa saran dan wejangan disampaikan dan disimak dengan baik. Hingga akhirnya si kembar harus pulang.
" Siap... Berhenti mabok.. Mulai dekati masjid..." tekad lelaki pertama.
" Bukti boss.." timpal temannya
" Ingetin gua kalo lupa ya.." pintanya.
Diperjalanan pulang Cici menerima telepon dari Tanto. Ia memohon mohon untuk kemvali kepada Cici.
" Kita dengar apa kata Abang dan Kaka." ucap Cici tegas lalu menutup telepon.
Istriku memeluk Cici, sementara Ajeng menghibur Cici dan membesarkan hatinya.
" Biarin nanti abangmu yang nentuin kapan ketemu Tanto. Biar ada kepastian dan ketegasan.!" ucapku sedikit meradang.
Ali kekasih Ajeng sepertinya gatal. Tapi ia menahan diri karena sadar siapa dirinya dan posisinya saat ini.
" Sebaiknya ayah jangan terlalu membebani diri dengan urusan Tanto. Biarkan putra putra ayah yang mengurus. Demi Allah yang mengasihi kita. Kami semua masih membutuhkan Ayah dan bunda untuk mendoakan kami..." ucap Ali
" Iya nak..." jawabku pelan sambil menepuk pundaknya.
Sesampainya dirumah. Semua bersiap untuk menuju peraduan. Tiba tiba telepon Mahesh berbunyi
" Siap... Perintah panglima..." jawab Mahesh
" What...???" ucap Mahesh
Mahesh terdiam mendengarkan petunjuk di telepon. Selang beberapa saat ia menutup telepon tanpa berkata. Ia masuk kamar dan mengganti dengan G Suit Antakesuma.
" Ka..." ucap Ajeng
" Negara memanggil.." ucap Mahesh dingin.
" Tapi kan..." protes Ivan sambil memeluk Mahesh
" Kamu ingat ucapan ayah ??" tanya Mahesh sambil memeluk Ivan
" Ingat ka..." jawab Ivan mulai meneteskan airmata. Bian dan Angga mulai terisak.
" Hey.. Jagoan mudaku... Kaka akan berjuang demi negeri ini.. Bukan mau pelesir... Mending kita lepas dengan Ikhlas supaya kaka bisa pulang selamat ya nak..." bujuk istriku sambil terisak
" Anakku Mahesh Surya Himawan pergilah. Perintah Allah dan kejayaan negeri ini adalah segalanya. Buat kami bangga melepasmu.." ucapku serak
" Siap.. Drakken mohon izin...!!!" seru Mahesh
Aku mengangguk. tak lama kemudian suara Helikopter terdengar meraung diatas kami. Mahesh menuju lapangan terdekat agar Heli bisa mendarat. Para tetangga menyaksilan kepergian Mahesh dengan takjub.
" Berangkatlah pahlawanku. Jangan pernah kamu ragu. Do'a kami selalu bersamamu..." ucap KH. Mahdiyat.
Dilapangan...
" Sir.. We're direct to HLP..." ucapnya saat Mahesh sudah didalam pesawat.
" ETA ?" Tanya Mahesh
" 25 Minutes on normal..." jawab si gunner
" Hey pilot.. Make it short...!!" ucap Mahesh
" Aye aye Commander..." jawab si pilot sambil menambah kecepatan pesawatnya.
Tak sampai 20 menit mereka sudah mendarat di HLP. Sesampai disana Mahesh menerima briefing.
" Infiltrasi dimulai dari sini... " ucap Marsma. Edi Sofyandi sambil menunjuk wilayah sekitar Riau, Batam dan Singapura.
" 3 F-15 H Spartan Eagle dan F-37 Thunder dipecundangi dengan sekali tembak. Malaysia dan singapura sangat bergantung pada kita kali ini. Supply tanker akan berada diatas Riau pada jam 22:11 zulu time code name Lion tank. Dan 04:21 zulu time code name Tiger Tank. Ada pertanyaan ?" ucap Marsma Edy
" Dugaan J-50. Benarkah ?" tanya Mahesh
" Tepat. RCS Jagger memberi siluet J-50.." jawab Marsma Edy.
" Scramble...!! Scramble...! Intruder alert !! Intruder Alert !! We got 15 bandit upside Riau.. All pilot airborne in 4 minutes... I repeat... All pilot airborne in 4 minutes..." ucap petugas melalui pengeras suara.
" Dismiss..!!!" seru Marsma Edy.
Semua pilot berlarian menuju pesawatnya. Saat sudah berada dikokpit
" Si sipit ngga ada kapoknya bang.. " ucap Digger yang ditarik karena pengalaman tempur melawan J-50.
" Yaaa. Namanya juga keserakahan.. Kita hadapin aja. Mereka jual.. Kalo.perlu borong dengan produsennya." jawab Fisher
" Kunta flight Hotel Lima.. Request taxi..." ucap Mahesh
" Hotel Lima Kunta Flight, Taxi via outter to Bravo Sierra holdshort on quebeck heading north to Rwy 18 R."
" Taxi via outter to Bravo Sierra holdshort on quebeck heading north to Rwy 18 R. Copy that.." Jawab Mahesh
Semua penerbangan sipil mengalami penundaan. Dan beberapa pesawat yang sudah taxi kembali ke apron. Bahkan beberapa pesawat yang berpapasan tampak memberikan salam dengan mengedipkan lampumya. Juga tampak lambaian tangan penumpang menyemangati.
" I am Ready... Are we ready...?" tanya Mahesh
" Ouuuuuyeaaaah....!! Auuuuuu...!" seru kelima belas pilot bersemangat.
" Kunta Flight Hotel Lima on position.." ucap Mahesh
" Hotel Lima kunta Flight clear for take off..." jawab tower.
" Clear for take off.." balas Mahesh
Jeritan mesin membahana membelah malam. Drakken, Fisher, Brighteyes, Smokey, Hera, Timber, Asmat, Digger, Mermaid, Skipjack, Merlin, Lonewolf, Rattle, Seiya dan Bronco mengudara.
" Nighteyes Kunta Flight, we got bandit at 143..." ucap petugas di pesawat N-3300 High View.
" Kunta flight enroute..." jawab Mahesh.
Semua pesawat menuju arah yang diberikan oleh Night eyes.
Tiba tiba...
" Tuit.. Tuit.. Tuit... Lock on.. Lock on... Evasife action..!" suara dogital memperingatkan.
" Break now...!!" seru Mahesh
Semua pesawat memecah formasi dan masing masing mencari sasarannya.
" Super Stealth initiate.." suara sistem pertahanan memberi tahu.
Data link semua pesawat tersambung dan saling membagi informasi.
" Target lock..!" desis Mahesh...
" Aquilla initiate..." suara sistem kembali terdengar.
" Ratatatata.... Wufft.. Wufft.. Wufft .." suara peluru 20mm mendesing disamping kiri kanan pesawat Mahesh. Ia menggoyangkan pesawatnya menghindar sambil tetap fokus dengan tagetnya.
" Errggh... " geram Mahesh
" Pfzzzzt.... Booom....!!" sebuah pesawat J-50 meledak dan pilotmya sempat eject.
" Splash one..." ucap.Mahesh sbil.berusaha melepaskan diri dari kuntitan lawan.
Tiba tiba pesawat Mahesh seperti kehilangan daya dan jatuh bebas. Pilot China yang mengejarnya terperangah kaget. Dalam hitungan detik Mahesh berbalik mengunci pesawat itu
" Pfzzzzt.... Booom....!!" kembali ledakan terdengar mengikuti hancurnya sebuah pesawat J-50.
Sementara Fisher dan Brighteyes memakan korbannya. Begitu pula Mermaid yang seolah ingin menebus kesalahannya.
Bola api sesekali terlihat diangkasa. Pesawat lawan mulai terlihat keteter dan kalah jumlah. Hingga akhirnya tersisa 2 pesawat.
" Ratatata...." salakan senapan 20mm terdengar
" Aaeerghh..." teriak Merlin.
" I'm hit...! I'm Hit... " teriaknya dengan suara tersengal
" Merlin...!! Merlin...!!! Eject now !! Eject..! Eject...!" seru Mahesh
" Gnnnahh.. I can't.. Rescue system was broken...perut saya kena Commander..." ucap Merlin melemah.
" Eject..! Eject..!" seru Mahesh
" Commander.. Sebuah kehormatan pernah bersama anda dalam pertempuran. Biarkan takdir Allah berbicara... Yes... We're Wildwolf... Auuuuuu!!!!" seru Merlin terbata. Ia.menambah kecepatannya diantara hujan peluru lawan, dan....
" Booomm....!!!!" kedua pesawat bertabrakan tanpa kedua pilot sempat menyelamatkan diri...
" MERLIIIIINNNN....!!!" seru Fisher
Mahesh begitu murka. Ia mengejar sisa 1 pesawat dengan kalap.
" This is Great wall 12... I'm surrender.. I'm surrender..." seru si pilot penembak Merlin dengan nada panik
" Follow us !" perimtah Mahesh penuh kemarahan
Keempatbelas pesawat mengawal J-50 Puyi menuju HLP.
" Kunta flight Hotel Lima. We Bring 1 prisoner, Request clrarance for landing." pinta Mahesh
" Hotel Lima Kunta Flight you're Clear for landing at RWY 18R. Security escort will be provide as you clear on apron." jawab tower.
Kelompok pertama mendarat mulus dan melakukan Taxiing menggiring pesawat China yang tertangkap.
Sesaat setelah pesawat terparkir sempurna, Mahesh melompat dan mengejar pilot China yang membunuh Merlin. Tetapi...
" Commander... Dia cewek.. Cewek..." Seru Fisher sambil menyergap atasannya agar tak memukul si pilot.
" Hrrrrghh...." geram Mahesh dengan tatapan tajam..
" Kill me.. I don't want to kill your friend. But they will kill me if I don't..." seru si pilot...
" Auuuuuuu.......!!!!" Lolongan panjang menyedihkan dari Lonewolf dari punggung pesawatnya membuat bulu kuduk meremang menyeramkan. 3 kali ia melolong dengan nada marah, sedih dan kesakitan...
" Can't you see my man was hurt.. And die ??" sergah Mahesh lagi. Fisher, Brighteyes, Smokey dan Asmat menahannya.
" Forgive me... I didn't mean to..." ucap si pilot sambil menangis memohon ampunan.
" Hrrrgh... " geram Mahesh
" Auuuuuuuu.....!!" kembali Lonewolf merintih pedih meratapi kepergian Merlin..
" Bawa..! Bawa...!" perintah Fisher kepada petugas POMAU.
Akhirnya pilot itu dibawa pergi oleh petugas yang menangkapnya.
Perlahan kemarahan Mahesh surut.
" You good ?" tanya Fisher
" I'm good... I'm good..." ucap Mahesh dengan mata basah.
" Bang.. Ngga seorangpun siap dengan kepergian Merlin.. Tapi dia pergi sebagai Kesuma bangsa..." ucap Brighteyes
Mahesh mengangguk dan menyeka matanya.
Sementara Lonewolf berlutut mematung diatas pesawatmya dengan bulan purnama seolah berada dihadapan wajahnya.
" Wolfie... Balik kesarang !!" perintah Mahesh.
Lonrwolf menurut dan turun dari pesawatnya. Ia melangkah gontai mendekati kelompoknya.
Mereka berdiri dalam lingkaran. Diikuti ground crew dan mekanik.
" Merlin pergi sebagai petarung sejati, Ia membawa merah putih sampai akhir hayatnya. Sakit... Ya..!! Sakit sekali..!! Tapi ini bukan saatnya meratapi kepergian Merlin...!! Ia sudah bahagia disana sebagai Syuhada dan patriot bangsa. Tugas kita meneruskan pertarungannya.!!!! WILDWOLF !!!!!" seru Mahesh
" Ouyeaaaah... Auuuuuuuu!!!!" lolong semua personil penuh kemarahan.
" Merlin... For us... You'll never die.. You just fade away... You always a Wildwolf..." ucap Mahesh setengah berbisik...
" Auuuuuuu.....!!!" lolong Lonewolf penuh kesedihan menanggapi ucapan Mahesh.
Beberapa saat kemudian...
" Mayor ( Pnb ) Dudi " Viper" Supriyadi lapor untuk bertugas." ucap Viper
" Lanjutkan.." jawab Mahesh dingin
" Sir... Atasnama Evil Snake, kami menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian Merlin. Dia sahabat yang unik dan meriah. Kepergiannya akan kami bayar dengan jiwa kami sir..." ucap Viper.
" Sssshhhh....." desis seluruh personil Evil snake penuh kemarahan.
" Evil Snake... !! Saya serahkan sama kalian. Jaga keselamatan diri kalian UNTUK SAYA DAN VIPER...!!" ucap Mahesh keras
" Hhhsssshh...." jawab Evil Snake dengan desisan. Lalu kedua kelompok berpisah.
Sesampai di Ops room...
" Sir... Sebuah kebanggaan mendapatkan kesempatan bertarung secara nyata dengan anda.." ucap Seiya.
" Saya yang merasa terhormat mendampingi kalian para pilot muda... Saya harap diantara kalian ada yang jadi serigala muda disini..." ucap Mahesh.
" Aye aye sir.." jawab Bronco.
" Mulai saat ini jangan pernah ada yang melepaskan perhatian pada wingmannya. Kecuali kalian sudah kenyang tempur. Drakken.. Squadron kalian bisa melanjutkan break selama 7 hari. Dan kalian akan kembali bersama KRI HM SOEHARTO menuju Kepulauan Riau untuk patroli. Sementara ini, squadron Viper dan Dayak berpatroli. Support oleh squadron Mandau. Dismiss.." ucap Marsma Edy.
Semua personil berdiri dan memberi hormat.
" Haram hukumnya mematikan telepon kalian. Standby 24 jam...!" ucap Mahesh
" Siap...!" jawab mereka.
Lalu para serigala kembali ke kediaman masing masing.

Sesampai dirumah.
Adzan subuh mendayu memanggil kepada semua mahluk untuk memenuhi panggilan Illahi.
Mahesh melangkah perlahan agar tidak membangunkan penghuni rumah. Tapi...
" Kakaaa...." seru Ivan sambil memburunya.
" Brughhh... Hmmmpff.... Hadddaah..." suara Mahesh ditubruk Ivan.
" Kaka jangan pergi lagi kaaaa.... " tangis Ivan.
" I.. iyaaa.. Kan ini udah pulang.. Hmmpff.. Hmmmppff... " jawab Mahesh menjawab adiknya dan menerima tumpukan baru dari Bian, Angga Ajeng dan lainnya...
" Haddaah.. Hadddaah... Beraathh..." keluh Mahesh.
Maher ikut menumpuki Mahesh. Ia begitu bahagia karena adiknya pulang dalam.keadaan selamat.
" Bangun dolooh... Haaah... Haah..." seru Mahesh. Satu persatu dibangunkan Maher hingga tersisa Mahesh yang menelentang.
Lali Maher membangunkan Mahesh dan memeluknya.
" Maafin bang... Merlin..." ucap Mahesh terpotong.
" Ssshh.. Sudah.. Qullunnafsiin dzaaiqottul mauut.. " ucap maher mengingatkan adiknya.
Mahesh mengangguk.
" Mandi dulu gih.. Bau mesiu..!" ucap Maher. Mahesh tertawa lalu ia masuk kamar dan mandi untuk kemudian melaksanakan shalat subuh.

Pagi harinya.
Maher dan Mahesh melakukan senam pagi ala militer agar kondisi mereka terjaga dengan baik. Robbie, Vitto, Maya, Aranxta dan Luna mengikuti keduanya dengan lucu.
" Heeey... Sayangnya bundaa... Ayo mandi dulu... Sarapan... Kakaaa... Abis sarapan istirahat...!" ucap Istriku.
" Ayo.." ajak Maher
" Ayoooo....!" seru para bocil
" Bunda... Nto ibak sama bunda... " seru Vitto.
" Obbie juga bundaa..." ucap Robbie
" Boleeh.. Ayo..." ajak istriku
" Ara sama teteh Corry..." seru Aranxta
" Maya sama teteh Meldy..." teria Maya
" Una sama siapa ayahh..." remgek Luna
" Sama bunda yo..." ajak istriku
Diiringi keriuhan, para bocil mandi dan berdandan. Pakaian mereka sudah disiapkan istriku dan disimpan di sofa. Selesai mandi...
" Nden... Ini jamunya.. Lik Sulis belajar sama mbok..." ucap Sulis
" Waaah.. Mantaaap... Makasih ya lik.." ucap Mahesh lalu meminumnya.
" Hmm.. Wangi daging sukiyaki nih..." gumam Mahesh.
" Cabe manisnya de..." ucap Maher yang masih menyebut cabe paprika sebagai cabe manis. Keduanya menyantap sarapan dengan lahap.
" Enak bun.. Enak..." ucap Mahesh
" Ini buatan istri kalian... Mereka belajar ke ayah.." jawab istriku
" Waah.. Ilmu ayah bentar lagi menitis. Kalo ilmunya bunda udah plek.." jawab Maher.
Lahap kedua perwira itu makan. Selesai makan, Mahesh memeriksa medsosnya. Beberapa ucapan belasungkawa disampaikan. Bahkan squadron Badjingan yang selalu menjadi kompetitor Mahesh menyampaikan duka cita dengan sepenuh hati, dan berjanji menuntut balas atas gugurnya Merlin.
Semua dijawab Mahesh dengan bijak dan berusaha menenangkan yang lain agar tak tersulut. Lalu Mahesh menyimpan gawainya.
" Kaka... Istirahat dulu ya. Bunda sudah tahu kejadiannya. Dan kamu butuh istirahat. Anakbuahmu, bangsa dan rakyatmu juga ayah bunda, dan saudara saudaramu masih membutuhkan kamu..." ucap istriku sambil memeluk Mahesh.
" Iya bunda... " jawab Mahesh membalas pelukan bundanya. Mahesh yang perkasa diangkasa seketika berubah menjadi anak manja penurut dipelukan bundanya.
Ia melangkah masuk kamar ditemani Meldy. Sesampai dikamar...
" Bu... Emmhh... Titit yayah kok keras ya..?" tanya Mahesh bingung.
Meldy memeriksa titit suaminya... Lalu ia bangkit menuju dapur dan menayakan perihal jamu.
" Wadduh.. Saya salah bikin.. Malah saya bikin jamu kuat...! Wadduh..." jawab Sulis panik
" Hah.. Hahahahaha....! Haduuh lik Sulis... Hahahaha...!" tawa Meldy
" Kenapa nak ?" tanya Istriku
Meldy menceritakan apa yang dialami Mahesh dan penyebabnya.
" Hahahahahaha... Liiis... Lis... Hahahaha..." istriku tertawa terbahak sambil menepuk bahu Sulis
Lau Meldy menceritakan kepada Mahesh apa yang terjadi.
" Oalaaaah..! Asem..!" gerutu Mahesh sambil tersenyum.

Kelelahan mendera tubuhnya. Mahesh sang Elang lambat laun merapatkan matanya beristirahat dalam dekapan mesra sang pujaan hati. Diiringi doa ayah bundanya.
 
Bimabet
" Errghh... Siapa yang numpukkin...?" tanya Mahesh
" Aku yang numpukkin.." jawab Kirana. Putri Rani.
" Hmmhh.. Mwmwmwmwm..." suara Mahesh menggelitik Kirana
" Ahahahahaha.. Kaka.. Ampun kaka.. Ampuuun... Hahahahaa..." tawa Kirana meriah.
" Ya Allah.. Siapa itu yaaa..." ucap istriku
" Kaka ngitikin aku bundaa... Hahahaaha..." jawab Kirana sanbil tertawa. Disampingnya Meldy ikut tertawa karena ia yang punya ide mengganggu suaminya.
" Yah.. Bentar lagi dzuhur..." ucap Meldy sambil mencium suaminya.
" Ih kaka bau oded..." ucap Kirana.
Meldy kembali tertawa. Sungguh ia tidak merasa cembiru dengan kedekatan mereka. Bahkan ia merasa curiga bila ada anggota keluarga uang seperti menjaga jarak. Ia khawatir ia ataupun suaminya menyebabkan menjauhnya mereka.
" Mel... Kaka ajak makan yu..." ucap Corry
" Okkay..." jawa Meldy. Mahesh yang sudah selesai cuci muka dan sikat gigi keluar kamar sambil menggendong Kirana dipunggungnya.
" Eee... Itu ogoaaan..." protes Rani.
Kirana malah tersenyum lebar menanggapi omelan ibunya.
" Kirana.. Kaka tolong ambilin minum gih.." ucap istriku
" Iya bunda..." jawab Kirana. Sementara Rachel langsung nemplok di punggung Mahesh yang baru saja duduk.
" Ya Ampuun... Kaka baru bangun juga..." omel Silvia
" Biarin lah ma.. Ngga setiap waktu..." bela Mahesh
Tak lama sebuah suara mengucapkan salam terdengar. Maher dan Ajeng baru pulang membeli sesuatu.
" Apa itu bang ?" tanya Mahesh
" Kue sagu kelapa..." jawab Maher sambil membuka bungkusnya.
" Weuuh.. Dari waktu di taman sampe sekarang masih ada aja ni kue..." ucap Mahesh.
" Eh mana.. Mana?" tanya Rani
" Ini ateu.." jawab Maher sambil mengasongkan sepotong kue.
" Mmm.." jawab Rani.
Maher tanggap lalu menyuapi tantenya bergantian dengan istrinya.
" Masih Nong yang dulu... " ucapku bahagia.
Tak lama Cici datang dan seperti biasa merecok minta disuapi.
" Hmm.. Udah makan kuenya.. Nanti beres makan siang yaaa..." ucap istriku sambil mengangkat piring kue.
Ngga ada pilihan kecuali menurut. Entah kenapa, istriku begitu didengar selain aku. Manjanya anak anak kepada istriku seperti mereka manja kepada ibu kandungnya. Tak terbatas... Dan istriku tak membatasi kasih sayangnya kepada mereka.
Tak lama kemudian Yanti ikut berkumpul bersama kami. Ia sengaja dipanggil untuk diperkenalkan dengan Maher dan Mahesh.
" I.. Ini.. Sebuah kehormatan bagi saya berkenalan dengan pak Maher dan Pak Mahesh. Wow.. Kehebatan kalian mengalahkan selebriti di negeri ini..." ucap Yanti gugup
" Pak ??" tanya Maher
" Eh.. Eummh.. Anu.." jawab yanti panik
" Hahahaaha. Panggil abang sama kaka.." ucap Cici sambil tertawa.
Corry memeluk bahu Yanti.
" Kalem de.. Kalem.. Jangan panik..." ucap Corry
" Hffffhhh... Iya Abang... Ka. Kaka..." jawab Yanti
Tawa Abang dan kaka meledak melihat kepanikan Yanti. Mereka masih mengobrol hingga..
" Pada mau makan siang ngga ? Keburu pada dingin sayangku..." ucap istriku mengingatkan.
Maher dan Mahesh bangkit tapi dikelit oleh Cipot.dan Herlambang.
" Wuiih.. Bajaj elpiji..." seru Mahesh
" Suruh siapa lama..." ucap Cipot
" Nek ra diselip mesti suwe..." omel Herlambang konyol.
Protes Maher dan Mahes pun sontak terdengar. Protes kocak dan jawaban penuh canda terdengar sambil mereka mengambil nasi. Sayur lodeh, daging ayam goreng dan sambal menjadi menu makan siang kali ini. Racikan Sulis sungguh sempurna seperti racukan bibi. Sungguh kami tak merasa kehilangan. Karena apa yang Sulis masak begitu sempurna seperti masakan bibi.
" Yanti.. Makan dulu nak..." ucap istriku sambil menggandeng Yanti.
" Iya bunda..." jawab Yanti patuh.
Tak lama kemudian semua anggota keluarga menikmati makan siangnya.
" Kiranaa.. Ya Allah...." ucap Rani kesal.
" Ehem... " aku pura pura batuk.. Dan... Kirana mendadak anteng. Ia masih disuapi oleh ibunya. Walaupun sebentar lagi ia masuk sekolah menengah. Tak jarang Kirana disuapi aku atau istrku. Dan biasanya memancing kecemburuan adik adiknya.
" A..." ucap Cici kepadaku
Kusuapi Cici dengan kasih sayang. Yanti menatap dengan takjub sambil tersenyum. Rachel, Vitto dan Maya asyik disuapi oleh Corry. Sementara Aranxta, Luna dan Robbie disuapi oleh Meldy.
Akhirmya acara makan siang usai. Kami menikmati suasana santai menjelang sore. Sajian cemilan kami nikmati dengan lahap pula.
" De.. Bakso pak Sujiman masih ada ?" tanya Maher
" Masih bang... Sekarang diurus sama anak ketiganya. Udah bisa punya cabang sama anakbuah make gerobak." jawab Ajeng.
" Alhamdulillah.. Maju ya mereka." ucap Mahesh.
" Iya.. Nanti abis Ashar biasanya kesini.." ucap Cici.
" Oya.. Itu anak anak bawa tidur siang dulu bu .." ucap Mahesh
" Iya mam..." sambung Maher
" Iyah.." ucap Corry dan Meldy tanggap
" Heey.. Bobo yuu..." ajak Meldy dan Corry. Serentak.para bocil mengikuti teteh mereka kekamar.
" Gimana awalnya si Tanto..?" tanya Maher kepada Cici.
Cici menceritakan awal mulanya ia curiga pada Tanto. Ia merasa janggal karena banyak uang yang hilang dari perusahaan. Hingga @Firdos66 membeberkan semuanya.
" Hmmmhh... Tapi maaf ya ini... Si Tanto waktu nikah sama kamu punya apa Ci ?" tanya Mahesh
" Ngga punya apa apa ka.. Hanya perilaku santun dan menarik yang ternyata dusta." ucap Cici.
" Lantas hubungannya dengan Yanti ini gimana awalnya..?" tanya Mahesh lagi. Lalu Yanti menceritakan apa yang jadi pertanyaan Mahesh. Segalanya ia ungkapkan dengan kepasrahan akan hukuman yang akan dijatuhkan oleh si kembar.
" Hahaha... Yanti.. Memang dalam hal ini kamu ada kesalahannya. Tapi ngga fatal. Bahkan dengan mengembalikan apa yang kamu terima saya liat sebagai itikad baik dan penyesalan kamu. Yaaa.. Maaf tapi ya... Pengakuan kamu, kamu malecurkan diri demi anakmu. Mungkin lebih baik daripada mendustai dan menipu. Apalagi sampai memfitnah untuk mendapat keuntungan. Jaga itu.. Jangan sampai kamu lakukan !" ucap Mahesh
" Apalagi kata Cici kamu punya skill luar biasa. Kenapa kamu ngga bantu Cici aja ?" ucap Maher menyambung.
" I..I.. Iya itu Juga Cici minta saya di project Uprising bang.." jawab Yanti masih panik
" Jangan panik gitulaah... Santai aja.. Kalo gitu kamu segera berhenti dari karaoke itu ya.. Kalo ada apa apa segera lapor abang atau kaka.." ucap Maher.
" Baik bang.. Saya malah jadi malu.. Karena saya punya salah.. Tapi..." ucap Yanti
" Sssh.. Yanti.. Ayah sudah bilang, selama seseorang mau menjadikan dirinya lebih baik, maka kami siap membantu.." ucapku memotong
" Iya ayah.. Ayah. Bunda.. Semua yang ada disini.. Yanti mengucapkan terima kasih mau memaafkan Yanti dan menerima Yanti..." ucap Yanti sambil berurai airmata.
" Yanti hanya seonggok sampah... Tapi.." ucapan Yanti terputus oleh odak tangisnya
" Yanti. Ayah.. Bunda.. Dan yang lainnya melihat kamu sebagai manusia. Dan kami akan memanusiakan kamu selayaknya kewajiban kami. Dan kamu punya kewajiban membuktikan kepada semua bahwa kamu adalah harta luarbiasa bagi kami, bagi bangsa dan negara ini..." ucap Corry meyakinkan Yanti. Yanti tak bisa berbicara apa apa lagi. Ia bangkit dan bersimpuh di pangkuanku dan istriku.
" Yanti.. Jadilah anakku yang berhasil. Masa lalu adalah sejarah. Boleh kita lihat sebagai cambuk agar kita bisa berlari lebih maju lagi nak.." ucapku
" Jangan pernah ragu akan ketulusan kami sayang..." ucap istriku
" Iya Ayah.. Bunda.. " jawab Yanti
" Hapus airmata kamu.. Kita jalan barengan sebagai 2 wonder women..." ajak Cici sambil tersenyum
Yanti mengangguk.
" Sabtu ini panggil Tanto Ci.." ucap Maher.
" Iya bang. " jawab Cici.
Suasana berangsur normal. Obrolan ringan dan canda mewarnai suasana siang menuju Ashar. Saat Ashar menjelang kami melaksanakan secara berjamaah. Nikmat kekhusyukan ibadah sungguh terasa.
Satu persatu bocil bocil bangun dari tidurnya. Dan mereka berkumpul di ruang tengah bermanja kepadaku, istriku atau kakak kakaknya.
" Ting.. Ting..ting.ting.ting.." suara gerobak bakso terdengar.
" Tuh bang..." ucap Rani
" Oh itu ateu...?" tanya Maher. Rani mengangguk.
Kami keluar dan ternyata memang benar logo Sujiman putra terpasang di gerobaknya.
" Mas.. Satu mas... Jangan make cuka.." pinta Maher
" papap dari kapan doyan bakso ?" tanya Corry heran
" Baru sekarang mam..." jawab Maher ikut heran.
" Hmm... Jangan jangan..." ucap istriku
" Jangan jangan kenapa Bun.." tanya Meldy
" Corry.. Kapan terakhir haid sayang. ?" tanya istriku
" Dua bulan lalu bunda..." jawab Corry
" Hmm.. Yasudah nanti kita test ya sayang..." ucap istriku..
" Iya bun.." jawab Corry
Lalu kamipun lanjut menikmati bakso hingga tiba saatnya adik adikku yang lain pulang termasuk Teh Ita dan a Yahya. Meriah sekali suasana sore ini.
" Corry.. Ayo.. " ajak istriku.
Corry menurut dan ia pipis.di wadah yang sudah disiapkan istriku. Sebuah test pack dengan metode terkini dan akurasi yang makin tinggi telah siap ditangan istriku. Selesai pipis Corry menyerahkan sample kepada istriku. Setelah beberapa saat..
" Hmm... Selamat ya anakku... Jaga bayi dikandungau baik baik sayang..." ucap istriku
" Bun.. Jadi.. Jadi.. Corry hamil...?" tanya Corry. Istriku mengangguk sambil tersenyum. Corry memeluk bundanya dengan tetesan airmata bahagia.
" Hmm.. Kita kasih tau yang lain yu..." ajak istriku. Lalu keduanya keluar kamar mandi.
" Maher.. Istrimu ngga boleh ikut pulang ke kesatrian..." ucap istriku
" Hloh memang kenapa bun ??" tanya Maher bingung
Ditariknya tangan Maher agar berdiri.
" Selamat ya nak.. Kamu akan jadi seorang ayah.. " ucap istriku
" Jj.. Jadi.. Jadi ayah ??" ucap Maher kaget
" Jadi ayah ?? Woooohooooo... Jadi ayah.. Aku jadi ayah.. Hoh.. Hih.. hih..." sorak Maher ngga jelas sambil mencubit pipi Mahesh
" Ni orang kenapa sih kalo udah gembira..??" protes Mahesh.
" Meldy... Giliran kamu sayang..." ucap istriku
Meldy mengikuti istriku....
" Waah... Kita mendapat rezeki dan keberuntungan super... Meldy juga positif yah..." ucap istriku
" Yiiihaaaaa.... Auuuuu....!!!" seru Mahesh.
Kedua perwira itu riweuh dengan kehamilan istri mereka.
" Entah mesti dengan apalagi kami panjatkan rasa syukur kami padaMu Ya Allah. Begitu luarbiasa karunia yang engkau berikan.." ucapku.
" Mmmwh.. Betapa bahagianya kita dengan kehadiran calon penerus keluarga Himawan ya yah.." ucap Istriku yang kujawab dengan anggukan.
Hp Mahesh berdering..
" Siap... Bang... Sedang ngapain nih..?" tanya Brighteyes di Video call
" Sedang santai bahagia... Aku akan jadi ayah..." jawab Mahesh masih rusuh.
" Waaah... Pak Maher...?" tanya Fisher
" Sama..." jawab Mahesh
" Wooooww... Auuuuuuu....! Welcome real Drakken Junior !!" teriak Asmat.
" Kalian dimana ?" tanya Mahesh
" Siap.. Kami.masih di mess ndan..." jawab Fisher
" Urus izin pesiar beberapa hari... Priyono saya suruh jemput sekarang.." ucap Maher
" Ouuuyeaaah... Auuuu...!!" seru mereka ramai.
" Ajak Rodi sama Mama Meal..." ucap Mahesh
" Siaaap...." jawab mereka.
" Yang datang pasti dua divisi bang..." ucap Mahesh
" Ya ngga apa apa... Kan bisa di Mess. Masalah makan jangan takut... Kita ngga pernah kekurangan..." ucapku berbahagia. Kedua putraku mengangguk sambil senyum.
Suasana meriah masih berlangsung. Ada usulan membuat barbeque. Yang disetuju seisi rumah.
" Met.. Pithik piye..?" tanyaku
" Keakehan pak. Enek 100 luwih... Hehehe..." jawab Slamet
" Ta tuku 50... Penggal nggo sesok..." ucapku.
" Siaaap..." jawab Slamet.
" Minta bantuin sama.om Imet dan om Kubil lik..." usul Mahesh.
" Okay.." jawab Slamet. Tak lama waktu Maghrib tiba. Kami melaksanakan kewajiban kami berjamaah. Selesai berjamaah kami masih asyik bercanda.
" Ajeeeng... Ivaaan..." panggil istriku
" Iya boooon..." teriak mereka sambil berlari.
" Beli seafood di tempat biasa ya nak..." ucap istriku.
" Siaap..." jawab mereka. Lalu istriku menuliskan apa yang dipesan termasuk tambahan dari yang lain.
Ajeng dan Ivan berangkat menggunakan mobil yang dikemudikan Ivan. Selamg bebberapa saat terdengar salam dari pintu depan.
Serentak kami menjawab.
" Heey... Masuk masuk..." ucap istriku kepada anggotaku.
" Siap ibu.. Kami diteras saja..." jawab Fisher
" Ngga boleh.. Masuk semuanya..." ucap istriku.
" Baik ibu.." jawab mereka.
Lalu kami ber ramah tamah mengobrol kesana kemari.
Tiba tiba Bian dan Angga keluar dari rumah mengambil motor dan berlalu dengan ngebut. Kami tak terlalu memperhatikan karena asyik bercanda ria.
Setelah beberapa menit, keempat anakku pulang sambil membawa pesanan bundanya. Wajah Ajeng tampak biasa. Tapi wajah Ivan kulihat ada bekas memerah seperti dipukul.
" Bang..." ucapku memberi isyarat
Maher tanggap dan memanggil ketiga adiknya.
Ia melihat wajah Ivan memerah bekas pukulan, sementar baju Bian robek dan bibir Angga sedikit berdarah. Maher dan Mahesh menepuk jidat.
" Kenapa lagi ?" tanya Mahesh
" Preman ka..." jawab Bian
Lalu ia menceritakan kronologisnya.
" Dimana orangnya dik.. Tunjukkin.." ucap Darus dan Kopka. Sitinjak panas melihat adik dari komandannya diganggu preman.
" Ehem..." Maher terbatuk. Kedua prajurit terdiam.
" Hmm.. Hah..?? Masuk selokan ?? Wadduhhh.. Hahaha.. Hmmm.. Ooh.. Oh gitu... Ya sudah.. Anter mereka ke klinik terdekat. Biayanya nanti saya ganti ya mas Kitman..." ucap Mahesh
" Okay.. Makasih mas... Assalaamual'aikuum.." ucap Mahesh
" Hh.. Ngga usah dicari. Wong dua duanya udah nyebur got sama anak tiga ini kok.. Kalo laporan dari tukang mie goreng sih emang premannya rese.. Mabok obat terus berbuat kurang ajar ke Ajeng. Dan mereka kena sama Tiga pemuda berbahaya ini. Hhh... Kaka udah bilang jangan Fatal ya.. Kok masih juga.." ucap Mahesh.
" I.. Iya ka..." jawab Ivan gagap.
" Ya sudah.. Udah kejadian kok.. Besok kalian bersihin Masjid bantuin pak marbot.." ucap Maher pelan
" Iya bang..." jawab ketiganya
Para serdadu menganga melihat cara Maher dan Mahesh memberi tindakan kepada adik adiknya. Lembut tapi tegas dan mendidik.
" Ya sudah kita makan malam dulu yu..." ucap istriku
" Siap ibu... Boleh saya dan Chef membantu...?" tanya Rumi
" Ouuh.. Boleh nak.. Boleh.." jawab istriku. Lalu Rumi dan Chef membantu istriku menyiapkan makan malam.
Saat makan malam tiba. Semua menikmati makanannya. Seperti biasa Vitto, Robbie, Cici dan Karina disuapi oleh Kaka dan Meldy bergantian. Sementara Rani disuapi istriku. Para bocil yang lain disuapi oleh Corry dan istriku.
" Izin tanya bu Vilda... Mbak Cici masih disuapi sama Pak Mahesh ?" tanya Mermaid
" Dulu biasanya sama ayah bunda.. Tapi sekarang karena jarang bertemu sama Abang dan Kaka.. Ya minta disuapin sama.mereka." jawab Vilda
" Bu Rani..." ucap Hera
" Yaa.. Sama Ayah kalo ngga Bunda. Kalo ngga sama Bang Budi.. Tuh yang itu atau istrinya ka Terry.." jawb Vilda.
" Sangat dekat ya bu.. Apa ngga pernah bertengkar ?" tanya Dewi
" Pertengkaran pasti terjadi. Tapi biasanya selesai dalam waktu singkat. Karena ayah ngga mengizinkan masalah berlarut larut." jawab Vilda.
" Iki sopo.meneh sing nyumputi sendokku..??" gerutu Herlambang sambil menggenggam sendoknya
" Diyh.. Makanya punya tangan dikasih mata ." protes Cipot.
" Jarinya kelilipan more.." ledek Revka
" Lu naronya dimana ?" tanya Johan
" Tadi disin.. Oh ini.. Hehehe.." ucap Herlambang sambil nyengir.
Para prajurit berusaha menahan tawa mereka...
" Nek arep ketawa mbok ya ketawa tho pak.. Pak..." ucap Herlambang dengan wajah polos. Tak pelak ucapannya membuat para serdadu terbahak.
" Maafin om saya ya.. Dia juara kalo udah ngocol.." ucap Mahesh
" Siap bang.. Seru..." ucap Smokey
" Naaa ini musuh mas Bas.. Kalo ngga more ya ini.." ucap Cipot.memamerkan lengkuas.
Herlambang nyengir melihat lengkuas yang ngga jadi ia makan.
Akhirnya acara makan malam usai. Semua personil duduk santai sambil bercanda. Aku ikut mengobrol dengan anakbuah Maher dan Mahesh. Dua jam kemudian
" Corry.. Meldy.. Waktunya istirahat sayang... Yu.. Besok check up diantar Ardi ya nak..." ucap istriku kepada menantunya
" Iya bun..." jawab keduanya sumringah.
Hera dan Whistler memperhatikan apa yang dilakukan istriku. Lalu mereka ikut ngobrol kembali.. Beberapa waktu kemudian...
" Cintaku.. Sayangkuu.. Mau ngobrol sampe jam berapa ? Besok kita banyak rencana lho.. Kalian malam ini tidur disini dulu.. Besok malam baru dimess.." ucap istriku
Hera menutup mulutnya dengan.mata berkaca kaca..
" Kenapa dik.." tanya Mahesh
" Siap bang.. Ngga apa apa.." ucapnya dengan suara bergetar haru. Istriku menghampiri cemas.
" Kenapa nak ?"/tanya istriku
" Siap. Perlakuan ibu begitu hangat... Jujur dari tadi saya merasakan kasih sayang seorang ibu yamg selama ini saya impikan. Dan bisa merasakannya walaupun ibu bukan..." ucap Hera
" Hsssh. Nak.. Kalo kamu merasa nyaman dengan apa yang bunda lakukan.. Nikmati.. Dan bunda berpesan... Jangan menangis... Karena kamu adalah Melati pagar nusa.." bujuk istriku sambil membelai kepala Hera.
" Siap bunda.. Boleh saya memanggil bunda ?" ucapnya lirih. Istriku mengangguk sambil tersenyum.
" Nah yang lain ayo istirahat, besok kita jalan pagi ya.." ucap istriku
" Salila aing jadi Maung Papua.. Kakara aing hayang leweh ku bungah jiga kieu.." ucap Asmat.
Yang lain menatap takjub kepadanya.
" Udah.. Udah.. Tidur..." ucap Maher.

Adzan subuh merdu merasuk kalbu. Aku bangkit dan mengambil air wudhu.
" Glontang taaang...." suara rantang kosong jatuh terdengar dari ruang tengah.
Para prajurit serentak bangun karena kaget dan mengambil sikap tempur. Tiba tiba suara tawa terdengar, pelakunya adalah Smokey dan Asmat. Saat aku keluar keduanya cengengesan kepadaku
" Ya Allah.. Jahilnya kalian... " ucapku sambil tersenyum.
" Bajigurrr...!" omel Timber
" Kura !!" gerutu Fisher. Dsambung yang lainnya.
" Yasudah.. Ayo siap siap shalat..." ucapku
" Siap..." jawab mereka serempak.
Satu persatu masuk ke kamar mandi berwudhu. Kami berjalan menuju masjid melaksanakan shalat berjamaah. Selesai shalat mereka menikmati sajian snack dan kopi.
" Hmm.. Kopinya ayah pasti kopi berkelas nih.. Ngga kaya dibarak... Kopi jagung... Hehehe.." ucap Skipjack
" Iya beneran.. Mantaap..." timpal Rattle
" Alhamdulillah kalo jalian suka. Tadinya ayah agak ragu nyuguhin biat kalian " jawabku
" Ini sih berasa dapet Remunerasi terus menerus yah.." jawab Sertu. Agus santai
" Nikmatnya poll.." ucap Darus.
" Ngopinya ngga banyak banyak ya... Bentar lagi kita jalan ke pasar kuliner..." ucap istriku
" Dimana itu bunda...?" tanya Hera antusias
" Di taman komplek nak.." jawab istriku.
" Yo..." panggil Mahesh
" Siaaap.. Tantangan makan.. Pantang muduuur..." jawab Priyo santai
" Bukan itu ih... Ntar siangan tolong ke pasar tradisional, cari kelapa degan hijau ya.." ucap Maher
" Siap.. Buat ibu ?" tanya Priyo. Maher mengangguk
" Aku juga mau Yo.." ucap Meldy
" Siap..." jawab Priyo.
" Ayo kita jalan.." ajak Terry
Kami bangkit dan berjalan menuju pasar kuliner.
" Hmm.. Nasi uduk Dullah..." ucapku sambil memasuki warungnya.
" Weh pak Dicky... Buseet.. Banyak banget pak...?" ucap Dullah
Aku hanya tertawa ringan.
" Hlah. Kaga kira kira.. Kebagi apa ora ya.." ucap Dullah menghitung
" Elu mau jualan lu abis ngga ?" tanya Cipot
" Ya mau bang..." jawab Dullah sambil melayani..
" Eh bentar yak gua ngambil kurangannya..." ucap Dullah
" Kurang apa Lah.." tanyaku
" Kurang ganteng..." jawabnya santai
" Bangke..." omel Revka sambil nyengir.
Tawa yang lain menggema.
Akhirnya kami semua menikmati sarapan pagi Nasi uduk Karim. Yang dilanjutkan oleh adiknya Dullah. Selesai makan kami masih membeli beberapa cemilan tradisional yang dipertahankan. Bahkan Rumi dan Chef takjub melihat kue kue tradisional yang ia tau sudah jarang, bisa didapatkan disini.
Sesampai di rumah...
" Rumi.. Chef sama Hera bantuin bunda nyiapin kuenya ya nak.." ajak istriku
" Siap.." jawab mereka serempak
Rumi dan Chef tekun memperhatikan tata saji yang dilakukan istriku. Tidak hanya asal simpan, tapi juga ada unsur kombinasi warna dan jenis kue. Selesai menata kue dan menyajikan. Istriku menata rambut Rani, Vilda dan para gadis cilik kesayangan kami yang baru selesai mandi.
Celoteh manja mereka membawa keriuhan dan tawa kami..
" Bunda.. Apa semua pakaian adik.adik bunda.yang siapin ?" tanya Brighteyes.
Istriku mengangguk sambil tersenyum.
" Eumhh.. Ayah.. Bunda.. Aku mau lah jadi anak angkat ayah sama bunda.." ucap Brighteyes polos menjijikkan
" Saha deuiih nu daekkeun sateh piyaaan..." omel Asmat
" Teu maker karep kehed.." ucap Pogo sebal
" Ya inikan.. Gua.. Cuma itu.. Ngajuin aja.." reaksi Brighteyes gagap
" Lu urusin aja Restu dulu..." ucap Fisher sambil mengambil kue.
" Sudah.. Sudah.. Selama.kalian dirumah ini... Maka kalian anak ayah dan bunda.." ucapku sambil tersenyum
" Ya tapi ngga akan dapet warisan lu ya..." ucap Jayhawk kepada Brighteyes yang disambut tawa yang lain.
" Yang penting dapet kasih sayang..." jawab Hera.
" Siip... " ucap Mermaid.
" Ini kalian ngga akan mandi.. ? Disini air gampang lho ngga kaya dikapal.." ucap Terry.
" Siap Tante.. " jawab Mereka. Lalu bergantian mereka mandi.

Selesai mandi, mereka masih menikmati suasana santai. Kecuali Darus, Agus dan beberapa bintara yang membantu Slamet, Kubil dan Ismet.
" Pak.. Ini yakin habis pak ?" tanya Darus
" Perut kita banyak san. Makanya butuh bantem.untuk kampung tengahmya juga banyak..." jawab Mahesh
" Siap..." jawa Darus.
" Nden.. Itu ati sama ampelanya... Kita simpan aja ya... Buat nasi goreng.. " ucap Sulis
" Iya lik..." jawab Maher.
Tak lama kemudian mereka sudah selesai. Dan mereka harus mandi lagi. Dikarenakan bau ayam yang melekat kuat.
Waktu dzuhur tiba. Kami semua berjalan ke masjid untuk berjamaah.
Selesai shalat KH. Mahdiyat memanggil Maher dan Mahesh sekaligus meminta para personil TNI tetap ditempat.
" Anakku Maher dan Mahesh, dari berita dan kejadian yang baru lalu. Kami segenap warga perumahan ini merasa bangga luarbiasa. Karena elang perkasa yang dijuluki Killer twins ternyata warga kita. Ketahuilah... Bahwa apa yang kalian.lakukan adalah cerminan Hubbul Watthan atau cinta tanah air, disamping kewajiban kalian selaku ksatria bangsa. Memang Sanad atau dasarnya lemah, tapi keterangan Hubbul Watthan minal Imaan boleh kalian pakai. Sebagai refleksi dari keyakinan kalian kepada sang Khalik yang telah menentukan takdir kalian sebagai Pejuang. Betapa bangganya kami memiliki kalian sebagai Mujjahid yang bertarung demi rakyat dan bangsa kalian. Insya Allah.. Surga menanti kalian selama kalian berada dijalan yang benar.." ucap KH. Mahdiyat.
" Siap terima kasih Kyai.. Amanat Kyai kami junjung tinggi dan kami pegang sebagai kepercayaan rakyat. Tanpa rakyat.. Kami bukan siapa siapa.. Karena akar TNI adalah rakyat. Dan kami bangga bertarung mempertaruhkan hidup mati kami demi rakyat. Demi Allah.. Gugur pun kami Ikhlas.." jawab Maher...
" Kami para Wildwolf tak akan gentar menghadapi ancaman..." sambung Fisher
" Auuuuu....!!!!" sorak yang lainnya.
" Betapa bangga dan lega hati ini. Pak Dicky. Berbahagialah memiliki Putrai nan gagah seperti mereka." ucap H. Satibi. Sesepuh daerah kami.
KH. Mahdiyat berdiri. Memanjatkan do'a bagi semua prajurit yang ada di negeri ini melalui Maher dan anakbuahmya. Sebagai sikap hormat, para Wildwolf berlutut dan mengamini do'a para sesepuh..
Setelah selesai kami pamit pulang. Dijalan obrolan dan candaan riuh terdengar hingga tiba dirumah.
Sesampai dirumah, Freezy tercekat. Begitu pula Rebound saat melihat Cici lewat.
" Ada apa ?" tanya Mahesh
" Ouhh.. euhmm.. siap.. Ngga ada..." jawab keduanya
" O..ow.. Kamu ketauan.. Godain dia.. Adik komandan.." ledek Tuna
" Bangke.." umpat Freezy tertahan
" Ou.. Ada yang berani godain adik saya.." ucap Maher
" Siap.. Saya belum mengetahui kalo beliau... Adik komandan.." jawab Rebound panik..
" Abang..." sapa Cici sambil memeluk manja kepada Maher.
" Darimana ?" tanya Maher balas memeluk Cici
" Abis dari orientasi. Si Mei Hwa ngamuk ke pilot yang baru ketangkep. Dia hampir dihajar habis habisan.." jawab Cici.
" Oya.. Perkenalkan ini Citra Maulida adik saya. Dia sedang diperbantukan ke Mabes untuk orientasi Yi Qing dan anak buahnya " ucap Maher.
Semua mengangguk sopan. Tapi Freezy dan Rebound wajahnya panik.
" Hahaha... Ngga usah panik gitulah wajahnya. Biasa aja.. Lagian juga biasa kalo ada pilot naksir cewek.." ucap Cici
Keduanya merasa lega dengan ucapan Cici.
" Siap salah..." ucap Freezy dan Rebound.
" Turin 30..." ucap Mahesh
" Siap..." ucap Mereka. Tak disangka Maher dan Mahesh ikut turun juga. Hingga yang lainnya ikut turun.
" Saya hanya nyuruh dua kutil ini..." ucap Mahesh
" Siap.. Satu kena.. Yang lain ikut bertanggungjawab.." ucap Bronco
Lalu.mereka.melakukan push up. Vitto dan Robbie pun ikut ikutan push up dengan gayanya yang kocak. Hingga mengundang tawa semuanya.
" Jagoankuu.. Udah yaaa.. Kita makan siang dulu..." ajak istriku
Restu yang menyusul melotot pada Brighteyes.
" Aku ngga ikutan.. Ngga ikutan..." jawab Brighteyes
" Awas kalo mas iseng. Ngga ngehargain sama pak Mahesh..." omel Restu agak posesive.
" Hahaha.. Ya nggak lah nak.. Dia keliatan wajar dan santai kok.. Eh dia calonnya ya..?" tanyaku
" Siap..." jawab Restu dengan semburat merah diwajahnya. Begitu pula Brighteyes.
" Ayo makan dulu.." ajak istriku lagi
" Aaah. Gua salip lagi nih.." ucap Cipot.
" Eh.. Kalo kesalip motor atau mobil.. Apa kita harus syahadat lagi ?" tanya Herlambang polos.
Mendadak semua menatapnya. Ada yang kesal, ada yang heran, dan ada yang ingin ketawa.
" Ntar lu gua masukkin ke kuah rawon lu mas..." omel Revka
" Yaaa.. Aku cuma nanya kok..." ucap Herlambang sambil mencomot ikan goreng.
Beberapa prajurit tertawa tertahan melihat kelakuan Herlambang.
Suasana makan siang berlangsung ramai. Apalagi candaan yang terlontar spontan dan polos.
" Nih pertanyaaan buat para pilot... Pesawat mendarat biasanya di...?" tanya Herlambang
" Bandara.." jawab Maher
" Salah..." ucap Herlambang
" Siap.. Landasan..." jawab Tuna
" Salah..." ucap Herlambang.
Sua yang ada tampak bingung. Termasuk aku..
" Lapangan ngga juga kayanya bang. " omel Rebound.
" Nyerah...?" tanya Herlambang.
" Ya nyerah..." ucap Fisher
" Okay... Pesawat mendarat biasanya di... Bantuin..." jawab Herlambang
" Eh kok... Nahaaa...??" protes Asmat
" Masa dibantuin.. Kumaha aingmah ah.." Pogo ikutan sewot.
Protes yang lainnya juga terdengar.
" Hlah iya tho..? Kalo nda dibantuin namanya jatuh..." papar Herlambang membuat semuanya terdiam membenarkan.
" Kalo bukan omnya komandan udah gua ulek perutnya..." ucap Sitinjak kesal.
" Tapi.kan mendaratnya biasanya di Bandara..." protes Hera
" Dimanapun biasanya bisa.. Helikopter pesawat bukan ?" tanya Herlambang
" Pesawat..." jawab yang lainnya
" Bisa mendarat dikebon, sawah atau bandara nda ?" tanya Herlambang
" Bisa..." jawab yang lainnya
" Nah saat mendsrat dimanapun.. Tetap harus dibantuin.. Kalo nda namanya jatuh... Mak pyek..." ucap Herlambang.
" Iya juga sih bang..." ucap Smokey kepada Fisher.
Fisher terdiam mendengarkan penjelasan Herlambang yang masuk akal.
" Kenapa.ya tiap tebakan mas Bas. Gua merasa paling bodoh di alam dunia..." keluh Cipot yang disambut tawa semuanya.
Obrolan dan candaan masih berlanjut. Hingga..
" Hey... Besok kan libur.. Kita bisa begadang..." ucap Mermaid yang disambut setuju oleh semua.
" Kalo gitu kalian istirahat siang. Tanpa kecuali. Malam nanti kita barbeque.." ucap istriku
" Siap bunda..." jawab Lonewolf
Dan mereka mengatur posisi agar cukup untuk istirahat siang ini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd