" Errghh... Siapa yang numpukkin...?" tanya Mahesh
" Aku yang numpukkin.." jawab Kirana. Putri Rani.
" Hmmhh.. Mwmwmwmwm..." suara Mahesh menggelitik Kirana
" Ahahahahaha.. Kaka.. Ampun kaka.. Ampuuun... Hahahahaa..." tawa Kirana meriah.
" Ya Allah.. Siapa itu yaaa..." ucap istriku
" Kaka ngitikin aku bundaa... Hahahaaha..." jawab Kirana sanbil tertawa. Disampingnya Meldy ikut tertawa karena ia yang punya ide mengganggu suaminya.
" Yah.. Bentar lagi dzuhur..." ucap Meldy sambil mencium suaminya.
" Ih kaka bau oded..." ucap Kirana.
Meldy kembali tertawa. Sungguh ia tidak merasa cembiru dengan kedekatan mereka. Bahkan ia merasa curiga bila ada anggota keluarga uang seperti menjaga jarak. Ia khawatir ia ataupun suaminya menyebabkan menjauhnya mereka.
" Mel... Kaka ajak makan yu..." ucap Corry
" Okkay..." jawa Meldy. Mahesh yang sudah selesai cuci muka dan sikat gigi keluar kamar sambil menggendong Kirana dipunggungnya.
" Eee... Itu ogoaaan..." protes Rani.
Kirana malah tersenyum lebar menanggapi omelan ibunya.
" Kirana.. Kaka tolong ambilin minum gih.." ucap istriku
" Iya bunda..." jawab Kirana. Sementara Rachel langsung nemplok di punggung Mahesh yang baru saja duduk.
" Ya Ampuun... Kaka baru bangun juga..." omel Silvia
" Biarin lah ma.. Ngga setiap waktu..." bela Mahesh
Tak lama sebuah suara mengucapkan salam terdengar. Maher dan Ajeng baru pulang membeli sesuatu.
" Apa itu bang ?" tanya Mahesh
" Kue sagu kelapa..." jawab Maher sambil membuka bungkusnya.
" Weuuh.. Dari waktu di taman sampe sekarang masih ada aja ni kue..." ucap Mahesh.
" Eh mana.. Mana?" tanya Rani
" Ini ateu.." jawab Maher sambil mengasongkan sepotong kue.
" Mmm.." jawab Rani.
Maher tanggap lalu menyuapi tantenya bergantian dengan istrinya.
" Masih Nong yang dulu... " ucapku bahagia.
Tak lama Cici datang dan seperti biasa merecok minta disuapi.
" Hmm.. Udah makan kuenya.. Nanti beres makan siang yaaa..." ucap istriku sambil mengangkat piring kue.
Ngga ada pilihan kecuali menurut. Entah kenapa, istriku begitu didengar selain aku. Manjanya anak anak kepada istriku seperti mereka manja kepada ibu kandungnya. Tak terbatas... Dan istriku tak membatasi kasih sayangnya kepada mereka.
Tak lama kemudian Yanti ikut berkumpul bersama kami. Ia sengaja dipanggil untuk diperkenalkan dengan Maher dan Mahesh.
" I.. Ini.. Sebuah kehormatan bagi saya berkenalan dengan pak Maher dan Pak Mahesh. Wow.. Kehebatan kalian mengalahkan selebriti di negeri ini..." ucap Yanti gugup
" Pak ??" tanya Maher
" Eh.. Eummh.. Anu.." jawab yanti panik
" Hahahaaha. Panggil abang sama kaka.." ucap Cici sambil tertawa.
Corry memeluk bahu Yanti.
" Kalem de.. Kalem.. Jangan panik..." ucap Corry
" Hffffhhh... Iya Abang... Ka. Kaka..." jawab Yanti
Tawa Abang dan kaka meledak melihat kepanikan Yanti. Mereka masih mengobrol hingga..
" Pada mau makan siang ngga ? Keburu pada dingin sayangku..." ucap istriku mengingatkan.
Maher dan Mahesh bangkit tapi dikelit oleh Cipot.dan Herlambang.
" Wuiih.. Bajaj elpiji..." seru Mahesh
" Suruh siapa lama..." ucap Cipot
" Nek ra diselip mesti suwe..." omel Herlambang konyol.
Protes Maher dan Mahes pun sontak terdengar. Protes kocak dan jawaban penuh canda terdengar sambil mereka mengambil nasi. Sayur lodeh, daging ayam goreng dan sambal menjadi menu makan siang kali ini. Racikan Sulis sungguh sempurna seperti racukan bibi. Sungguh kami tak merasa kehilangan. Karena apa yang Sulis masak begitu sempurna seperti masakan bibi.
" Yanti.. Makan dulu nak..." ucap istriku sambil menggandeng Yanti.
" Iya bunda..." jawab Yanti patuh.
Tak lama kemudian semua anggota keluarga menikmati makan siangnya.
" Kiranaa.. Ya Allah...." ucap Rani kesal.
" Ehem... " aku pura pura batuk.. Dan... Kirana mendadak anteng. Ia masih disuapi oleh ibunya. Walaupun sebentar lagi ia masuk sekolah menengah. Tak jarang Kirana disuapi aku atau istrku. Dan biasanya memancing kecemburuan adik adiknya.
" A..." ucap Cici kepadaku
Kusuapi Cici dengan kasih sayang. Yanti menatap dengan takjub sambil tersenyum. Rachel, Vitto dan Maya asyik disuapi oleh Corry. Sementara Aranxta, Luna dan Robbie disuapi oleh Meldy.
Akhirmya acara makan siang usai. Kami menikmati suasana santai menjelang sore. Sajian cemilan kami nikmati dengan lahap pula.
" De.. Bakso pak Sujiman masih ada ?" tanya Maher
" Masih bang... Sekarang diurus sama anak ketiganya. Udah bisa punya cabang sama anakbuah make gerobak." jawab Ajeng.
" Alhamdulillah.. Maju ya mereka." ucap Mahesh.
" Iya.. Nanti abis Ashar biasanya kesini.." ucap Cici.
" Oya.. Itu anak anak bawa tidur siang dulu bu .." ucap Mahesh
" Iya mam..." sambung Maher
" Iyah.." ucap Corry dan Meldy tanggap
" Heey.. Bobo yuu..." ajak Meldy dan Corry. Serentak.para bocil mengikuti teteh mereka kekamar.
" Gimana awalnya si Tanto..?" tanya Maher kepada Cici.
Cici menceritakan awal mulanya ia curiga pada Tanto. Ia merasa janggal karena banyak uang yang hilang dari perusahaan. Hingga
@Firdos66 membeberkan semuanya.
" Hmmmhh... Tapi maaf ya ini... Si Tanto waktu nikah sama kamu punya apa Ci ?" tanya Mahesh
" Ngga punya apa apa ka.. Hanya perilaku santun dan menarik yang ternyata dusta." ucap Cici.
" Lantas hubungannya dengan Yanti ini gimana awalnya..?" tanya Mahesh lagi. Lalu Yanti menceritakan apa yang jadi pertanyaan Mahesh. Segalanya ia ungkapkan dengan kepasrahan akan hukuman yang akan dijatuhkan oleh si kembar.
" Hahaha... Yanti.. Memang dalam hal ini kamu ada kesalahannya. Tapi ngga fatal. Bahkan dengan mengembalikan apa yang kamu terima saya liat sebagai itikad baik dan penyesalan kamu. Yaaa.. Maaf tapi ya... Pengakuan kamu, kamu malecurkan diri demi anakmu. Mungkin lebih baik daripada mendustai dan menipu. Apalagi sampai memfitnah untuk mendapat keuntungan. Jaga itu.. Jangan sampai kamu lakukan !" ucap Mahesh
" Apalagi kata Cici kamu punya skill luar biasa. Kenapa kamu ngga bantu Cici aja ?" ucap Maher menyambung.
" I..I.. Iya itu Juga Cici minta saya di project Uprising bang.." jawab Yanti masih panik
" Jangan panik gitulaah... Santai aja.. Kalo gitu kamu segera berhenti dari karaoke itu ya.. Kalo ada apa apa segera lapor abang atau kaka.." ucap Maher.
" Baik bang.. Saya malah jadi malu.. Karena saya punya salah.. Tapi..." ucap Yanti
" Sssh.. Yanti.. Ayah sudah bilang, selama seseorang mau menjadikan dirinya lebih baik, maka kami siap membantu.." ucapku memotong
" Iya ayah.. Ayah. Bunda.. Semua yang ada disini.. Yanti mengucapkan terima kasih mau memaafkan Yanti dan menerima Yanti..." ucap Yanti sambil berurai airmata.
" Yanti hanya seonggok sampah... Tapi.." ucapan Yanti terputus oleh odak tangisnya
" Yanti. Ayah.. Bunda.. Dan yang lainnya melihat kamu sebagai manusia. Dan kami akan memanusiakan kamu selayaknya kewajiban kami. Dan kamu punya kewajiban membuktikan kepada semua bahwa kamu adalah harta luarbiasa bagi kami, bagi bangsa dan negara ini..." ucap Corry meyakinkan Yanti. Yanti tak bisa berbicara apa apa lagi. Ia bangkit dan bersimpuh di pangkuanku dan istriku.
" Yanti.. Jadilah anakku yang berhasil. Masa lalu adalah sejarah. Boleh kita lihat sebagai cambuk agar kita bisa berlari lebih maju lagi nak.." ucapku
" Jangan pernah ragu akan ketulusan kami sayang..." ucap istriku
" Iya Ayah.. Bunda.. " jawab Yanti
" Hapus airmata kamu.. Kita jalan barengan sebagai 2 wonder women..." ajak Cici sambil tersenyum
Yanti mengangguk.
" Sabtu ini panggil Tanto Ci.." ucap Maher.
" Iya bang. " jawab Cici.
Suasana berangsur normal. Obrolan ringan dan canda mewarnai suasana siang menuju Ashar. Saat Ashar menjelang kami melaksanakan secara berjamaah. Nikmat kekhusyukan ibadah sungguh terasa.
Satu persatu bocil bocil bangun dari tidurnya. Dan mereka berkumpul di ruang tengah bermanja kepadaku, istriku atau kakak kakaknya.
" Ting.. Ting..ting.ting.ting.." suara gerobak bakso terdengar.
" Tuh bang..." ucap Rani
" Oh itu ateu...?" tanya Maher. Rani mengangguk.
Kami keluar dan ternyata memang benar logo Sujiman putra terpasang di gerobaknya.
" Mas.. Satu mas... Jangan make cuka.." pinta Maher
" papap dari kapan doyan bakso ?" tanya Corry heran
" Baru sekarang mam..." jawab Maher ikut heran.
" Hmm... Jangan jangan..." ucap istriku
" Jangan jangan kenapa Bun.." tanya Meldy
" Corry.. Kapan terakhir haid sayang. ?" tanya istriku
" Dua bulan lalu bunda..." jawab Corry
" Hmm.. Yasudah nanti kita test ya sayang..." ucap istriku..
" Iya bun.." jawab Corry
Lalu kamipun lanjut menikmati bakso hingga tiba saatnya adik adikku yang lain pulang termasuk Teh Ita dan a Yahya. Meriah sekali suasana sore ini.
" Corry.. Ayo.. " ajak istriku.
Corry menurut dan ia pipis.di wadah yang sudah disiapkan istriku. Sebuah test pack dengan metode terkini dan akurasi yang makin tinggi telah siap ditangan istriku. Selesai pipis Corry menyerahkan sample kepada istriku. Setelah beberapa saat..
" Hmm... Selamat ya anakku... Jaga bayi dikandungau baik baik sayang..." ucap istriku
" Bun.. Jadi.. Jadi.. Corry hamil...?" tanya Corry. Istriku mengangguk sambil tersenyum. Corry memeluk bundanya dengan tetesan airmata bahagia.
" Hmm.. Kita kasih tau yang lain yu..." ajak istriku. Lalu keduanya keluar kamar mandi.
" Maher.. Istrimu ngga boleh ikut pulang ke kesatrian..." ucap istriku
" Hloh memang kenapa bun ??" tanya Maher bingung
Ditariknya tangan Maher agar berdiri.
" Selamat ya nak.. Kamu akan jadi seorang ayah.. " ucap istriku
" Jj.. Jadi.. Jadi ayah ??" ucap Maher kaget
" Jadi ayah ?? Woooohooooo... Jadi ayah.. Aku jadi ayah.. Hoh.. Hih.. hih..." sorak Maher ngga jelas sambil mencubit pipi Mahesh
" Ni orang kenapa sih kalo udah gembira..??" protes Mahesh.
" Meldy... Giliran kamu sayang..." ucap istriku
Meldy mengikuti istriku....
" Waah... Kita mendapat rezeki dan keberuntungan super... Meldy juga positif yah..." ucap istriku
" Yiiihaaaaa.... Auuuuu....!!!" seru Mahesh.
Kedua perwira itu riweuh dengan kehamilan istri mereka.
" Entah mesti dengan apalagi kami panjatkan rasa syukur kami padaMu Ya Allah. Begitu luarbiasa karunia yang engkau berikan.." ucapku.
" Mmmwh.. Betapa bahagianya kita dengan kehadiran calon penerus keluarga Himawan ya yah.." ucap Istriku yang kujawab dengan anggukan.
Hp Mahesh berdering..
" Siap... Bang... Sedang ngapain nih..?" tanya Brighteyes di Video call
" Sedang santai bahagia... Aku akan jadi ayah..." jawab Mahesh masih rusuh.
" Waaah... Pak Maher...?" tanya Fisher
" Sama..." jawab Mahesh
" Wooooww... Auuuuuuu....! Welcome real Drakken Junior !!" teriak Asmat.
" Kalian dimana ?" tanya Mahesh
" Siap.. Kami.masih di mess ndan..." jawab Fisher
" Urus izin pesiar beberapa hari... Priyono saya suruh jemput sekarang.." ucap Maher
" Ouuuyeaaah... Auuuu...!!" seru mereka ramai.
" Ajak Rodi sama Mama Meal..." ucap Mahesh
" Siaaap...." jawab mereka.
" Yang datang pasti dua divisi bang..." ucap Mahesh
" Ya ngga apa apa... Kan bisa di Mess. Masalah makan jangan takut... Kita ngga pernah kekurangan..." ucapku berbahagia. Kedua putraku mengangguk sambil senyum.
Suasana meriah masih berlangsung. Ada usulan membuat barbeque. Yang disetuju seisi rumah.
" Met.. Pithik piye..?" tanyaku
" Keakehan pak. Enek 100 luwih... Hehehe..." jawab Slamet
" Ta tuku 50... Penggal nggo sesok..." ucapku.
" Siaaap..." jawab Slamet.
" Minta bantuin sama.om Imet dan om Kubil lik..." usul Mahesh.
" Okay.." jawab Slamet. Tak lama waktu Maghrib tiba. Kami melaksanakan kewajiban kami berjamaah. Selesai berjamaah kami masih asyik bercanda.
" Ajeeeng... Ivaaan..." panggil istriku
" Iya boooon..." teriak mereka sambil berlari.
" Beli seafood di tempat biasa ya nak..." ucap istriku.
" Siaap..." jawab mereka. Lalu istriku menuliskan apa yang dipesan termasuk tambahan dari yang lain.
Ajeng dan Ivan berangkat menggunakan mobil yang dikemudikan Ivan. Selamg bebberapa saat terdengar salam dari pintu depan.
Serentak kami menjawab.
" Heey... Masuk masuk..." ucap istriku kepada anggotaku.
" Siap ibu.. Kami diteras saja..." jawab Fisher
" Ngga boleh.. Masuk semuanya..." ucap istriku.
" Baik ibu.." jawab mereka.
Lalu kami ber ramah tamah mengobrol kesana kemari.
Tiba tiba Bian dan Angga keluar dari rumah mengambil motor dan berlalu dengan ngebut. Kami tak terlalu memperhatikan karena asyik bercanda ria.
Setelah beberapa menit, keempat anakku pulang sambil membawa pesanan bundanya. Wajah Ajeng tampak biasa. Tapi wajah Ivan kulihat ada bekas memerah seperti dipukul.
" Bang..." ucapku memberi isyarat
Maher tanggap dan memanggil ketiga adiknya.
Ia melihat wajah Ivan memerah bekas pukulan, sementar baju Bian robek dan bibir Angga sedikit berdarah. Maher dan Mahesh menepuk jidat.
" Kenapa lagi ?" tanya Mahesh
" Preman ka..." jawab Bian
Lalu ia menceritakan kronologisnya.
" Dimana orangnya dik.. Tunjukkin.." ucap Darus dan Kopka. Sitinjak panas melihat adik dari komandannya diganggu preman.
" Ehem..." Maher terbatuk. Kedua prajurit terdiam.
" Hmm.. Hah..?? Masuk selokan ?? Wadduhhh.. Hahaha.. Hmmm.. Ooh.. Oh gitu... Ya sudah.. Anter mereka ke klinik terdekat. Biayanya nanti saya ganti ya mas Kitman..." ucap Mahesh
" Okay.. Makasih mas... Assalaamual'aikuum.." ucap Mahesh
" Hh.. Ngga usah dicari. Wong dua duanya udah nyebur got sama anak tiga ini kok.. Kalo laporan dari tukang mie goreng sih emang premannya rese.. Mabok obat terus berbuat kurang ajar ke Ajeng. Dan mereka kena sama Tiga pemuda berbahaya ini. Hhh... Kaka udah bilang jangan Fatal ya.. Kok masih juga.." ucap Mahesh.
" I.. Iya ka..." jawab Ivan gagap.
" Ya sudah.. Udah kejadian kok.. Besok kalian bersihin Masjid bantuin pak marbot.." ucap Maher pelan
" Iya bang..." jawab ketiganya
Para serdadu menganga melihat cara Maher dan Mahesh memberi tindakan kepada adik adiknya. Lembut tapi tegas dan mendidik.
" Ya sudah kita makan malam dulu yu..." ucap istriku
" Siap ibu... Boleh saya dan Chef membantu...?" tanya Rumi
" Ouuh.. Boleh nak.. Boleh.." jawab istriku. Lalu Rumi dan Chef membantu istriku menyiapkan makan malam.
Saat makan malam tiba. Semua menikmati makanannya. Seperti biasa Vitto, Robbie, Cici dan Karina disuapi oleh Kaka dan Meldy bergantian. Sementara Rani disuapi istriku. Para bocil yang lain disuapi oleh Corry dan istriku.
" Izin tanya bu Vilda... Mbak Cici masih disuapi sama Pak Mahesh ?" tanya Mermaid
" Dulu biasanya sama ayah bunda.. Tapi sekarang karena jarang bertemu sama Abang dan Kaka.. Ya minta disuapin sama.mereka." jawab Vilda
" Bu Rani..." ucap Hera
" Yaa.. Sama Ayah kalo ngga Bunda. Kalo ngga sama Bang Budi.. Tuh yang itu atau istrinya ka Terry.." jawb Vilda.
" Sangat dekat ya bu.. Apa ngga pernah bertengkar ?" tanya Dewi
" Pertengkaran pasti terjadi. Tapi biasanya selesai dalam waktu singkat. Karena ayah ngga mengizinkan masalah berlarut larut." jawab Vilda.
" Iki sopo.meneh sing nyumputi sendokku..??" gerutu Herlambang sambil menggenggam sendoknya
" Diyh.. Makanya punya tangan dikasih mata ." protes Cipot.
" Jarinya kelilipan more.." ledek Revka
" Lu naronya dimana ?" tanya Johan
" Tadi disin.. Oh ini.. Hehehe.." ucap Herlambang sambil nyengir.
Para prajurit berusaha menahan tawa mereka...
" Nek arep ketawa mbok ya ketawa tho pak.. Pak..." ucap Herlambang dengan wajah polos. Tak pelak ucapannya membuat para serdadu terbahak.
" Maafin om saya ya.. Dia juara kalo udah ngocol.." ucap Mahesh
" Siap bang.. Seru..." ucap Smokey
" Naaa ini musuh mas Bas.. Kalo ngga more ya ini.." ucap Cipot.memamerkan lengkuas.
Herlambang nyengir melihat lengkuas yang ngga jadi ia makan.
Akhirnya acara makan malam usai. Semua personil duduk santai sambil bercanda. Aku ikut mengobrol dengan anakbuah Maher dan Mahesh. Dua jam kemudian
" Corry.. Meldy.. Waktunya istirahat sayang... Yu.. Besok check up diantar Ardi ya nak..." ucap istriku kepada menantunya
" Iya bun..." jawab keduanya sumringah.
Hera dan Whistler memperhatikan apa yang dilakukan istriku. Lalu mereka ikut ngobrol kembali.. Beberapa waktu kemudian...
" Cintaku.. Sayangkuu.. Mau ngobrol sampe jam berapa ? Besok kita banyak rencana lho.. Kalian malam ini tidur disini dulu.. Besok malam baru dimess.." ucap istriku
Hera menutup mulutnya dengan.mata berkaca kaca..
" Kenapa dik.." tanya Mahesh
" Siap bang.. Ngga apa apa.." ucapnya dengan suara bergetar haru. Istriku menghampiri cemas.
" Kenapa nak ?"/tanya istriku
" Siap. Perlakuan ibu begitu hangat... Jujur dari tadi saya merasakan kasih sayang seorang ibu yamg selama ini saya impikan. Dan bisa merasakannya walaupun ibu bukan..." ucap Hera
" Hsssh. Nak.. Kalo kamu merasa nyaman dengan apa yang bunda lakukan.. Nikmati.. Dan bunda berpesan... Jangan menangis... Karena kamu adalah Melati pagar nusa.." bujuk istriku sambil membelai kepala Hera.
" Siap bunda.. Boleh saya memanggil bunda ?" ucapnya lirih. Istriku mengangguk sambil tersenyum.
" Nah yang lain ayo istirahat, besok kita jalan pagi ya.." ucap istriku
" Salila aing jadi Maung Papua.. Kakara aing hayang leweh ku bungah jiga kieu.." ucap Asmat.
Yang lain menatap takjub kepadanya.
" Udah.. Udah.. Tidur..." ucap Maher.
Adzan subuh merdu merasuk kalbu. Aku bangkit dan mengambil air wudhu.
" Glontang taaang...." suara rantang kosong jatuh terdengar dari ruang tengah.
Para prajurit serentak bangun karena kaget dan mengambil sikap tempur. Tiba tiba suara tawa terdengar, pelakunya adalah Smokey dan Asmat. Saat aku keluar keduanya cengengesan kepadaku
" Ya Allah.. Jahilnya kalian... " ucapku sambil tersenyum.
" Bajigurrr...!" omel Timber
" Kura !!" gerutu Fisher. Dsambung yang lainnya.
" Yasudah.. Ayo siap siap shalat..." ucapku
" Siap..." jawab mereka serempak.
Satu persatu masuk ke kamar mandi berwudhu. Kami berjalan menuju masjid melaksanakan shalat berjamaah. Selesai shalat mereka menikmati sajian snack dan kopi.
" Hmm.. Kopinya ayah pasti kopi berkelas nih.. Ngga kaya dibarak... Kopi jagung... Hehehe.." ucap Skipjack
" Iya beneran.. Mantaap..." timpal Rattle
" Alhamdulillah kalo jalian suka. Tadinya ayah agak ragu nyuguhin biat kalian " jawabku
" Ini sih berasa dapet Remunerasi terus menerus yah.." jawab Sertu. Agus santai
" Nikmatnya poll.." ucap Darus.
" Ngopinya ngga banyak banyak ya... Bentar lagi kita jalan ke pasar kuliner..." ucap istriku
" Dimana itu bunda...?" tanya Hera antusias
" Di taman komplek nak.." jawab istriku.
" Yo..." panggil Mahesh
" Siaaap.. Tantangan makan.. Pantang muduuur..." jawab Priyo santai
" Bukan itu ih... Ntar siangan tolong ke pasar tradisional, cari kelapa degan hijau ya.." ucap Maher
" Siap.. Buat ibu ?" tanya Priyo. Maher mengangguk
" Aku juga mau Yo.." ucap Meldy
" Siap..." jawab Priyo.
" Ayo kita jalan.." ajak Terry
Kami bangkit dan berjalan menuju pasar kuliner.
" Hmm.. Nasi uduk Dullah..." ucapku sambil memasuki warungnya.
" Weh pak Dicky... Buseet.. Banyak banget pak...?" ucap Dullah
Aku hanya tertawa ringan.
" Hlah. Kaga kira kira.. Kebagi apa ora ya.." ucap Dullah menghitung
" Elu mau jualan lu abis ngga ?" tanya Cipot
" Ya mau bang..." jawab Dullah sambil melayani..
" Eh bentar yak gua ngambil kurangannya..." ucap Dullah
" Kurang apa Lah.." tanyaku
" Kurang ganteng..." jawabnya santai
" Bangke..." omel Revka sambil nyengir.
Tawa yang lain menggema.
Akhirnya kami semua menikmati sarapan pagi Nasi uduk Karim. Yang dilanjutkan oleh adiknya Dullah. Selesai makan kami masih membeli beberapa cemilan tradisional yang dipertahankan. Bahkan Rumi dan Chef takjub melihat kue kue tradisional yang ia tau sudah jarang, bisa didapatkan disini.
Sesampai di rumah...
" Rumi.. Chef sama Hera bantuin bunda nyiapin kuenya ya nak.." ajak istriku
" Siap.." jawab mereka serempak
Rumi dan Chef tekun memperhatikan tata saji yang dilakukan istriku. Tidak hanya asal simpan, tapi juga ada unsur kombinasi warna dan jenis kue. Selesai menata kue dan menyajikan. Istriku menata rambut Rani, Vilda dan para gadis cilik kesayangan kami yang baru selesai mandi.
Celoteh manja mereka membawa keriuhan dan tawa kami..
" Bunda.. Apa semua pakaian adik.adik bunda.yang siapin ?" tanya Brighteyes.
Istriku mengangguk sambil tersenyum.
" Eumhh.. Ayah.. Bunda.. Aku mau lah jadi anak angkat ayah sama bunda.." ucap Brighteyes polos menjijikkan
" Saha deuiih nu daekkeun sateh piyaaan..." omel Asmat
" Teu maker karep kehed.." ucap Pogo sebal
" Ya inikan.. Gua.. Cuma itu.. Ngajuin aja.." reaksi Brighteyes gagap
" Lu urusin aja Restu dulu..." ucap Fisher sambil mengambil kue.
" Sudah.. Sudah.. Selama.kalian dirumah ini... Maka kalian anak ayah dan bunda.." ucapku sambil tersenyum
" Ya tapi ngga akan dapet warisan lu ya..." ucap Jayhawk kepada Brighteyes yang disambut tawa yang lain.
" Yang penting dapet kasih sayang..." jawab Hera.
" Siip... " ucap Mermaid.
" Ini kalian ngga akan mandi.. ? Disini air gampang lho ngga kaya dikapal.." ucap Terry.
" Siap Tante.. " jawab Mereka. Lalu bergantian mereka mandi.
Selesai mandi, mereka masih menikmati suasana santai. Kecuali Darus, Agus dan beberapa bintara yang membantu Slamet, Kubil dan Ismet.
" Pak.. Ini yakin habis pak ?" tanya Darus
" Perut kita banyak san. Makanya butuh bantem.untuk kampung tengahmya juga banyak..." jawab Mahesh
" Siap..." jawa Darus.
" Nden.. Itu ati sama ampelanya... Kita simpan aja ya... Buat nasi goreng.. " ucap Sulis
" Iya lik..." jawab Maher.
Tak lama kemudian mereka sudah selesai. Dan mereka harus mandi lagi. Dikarenakan bau ayam yang melekat kuat.
Waktu dzuhur tiba. Kami semua berjalan ke masjid untuk berjamaah.
Selesai shalat KH. Mahdiyat memanggil Maher dan Mahesh sekaligus meminta para personil TNI tetap ditempat.
" Anakku Maher dan Mahesh, dari berita dan kejadian yang baru lalu. Kami segenap warga perumahan ini merasa bangga luarbiasa. Karena elang perkasa yang dijuluki Killer twins ternyata warga kita. Ketahuilah... Bahwa apa yang kalian.lakukan adalah cerminan Hubbul Watthan atau cinta tanah air, disamping kewajiban kalian selaku ksatria bangsa. Memang Sanad atau dasarnya lemah, tapi keterangan Hubbul Watthan minal Imaan boleh kalian pakai. Sebagai refleksi dari keyakinan kalian kepada sang Khalik yang telah menentukan takdir kalian sebagai Pejuang. Betapa bangganya kami memiliki kalian sebagai Mujjahid yang bertarung demi rakyat dan bangsa kalian. Insya Allah.. Surga menanti kalian selama kalian berada dijalan yang benar.." ucap KH. Mahdiyat.
" Siap terima kasih Kyai.. Amanat Kyai kami junjung tinggi dan kami pegang sebagai kepercayaan rakyat. Tanpa rakyat.. Kami bukan siapa siapa.. Karena akar TNI adalah rakyat. Dan kami bangga bertarung mempertaruhkan hidup mati kami demi rakyat. Demi Allah.. Gugur pun kami Ikhlas.." jawab Maher...
" Kami para Wildwolf tak akan gentar menghadapi ancaman..." sambung Fisher
" Auuuuu....!!!!" sorak yang lainnya.
" Betapa bangga dan lega hati ini. Pak Dicky. Berbahagialah memiliki Putrai nan gagah seperti mereka." ucap H. Satibi. Sesepuh daerah kami.
KH. Mahdiyat berdiri. Memanjatkan do'a bagi semua prajurit yang ada di negeri ini melalui Maher dan anakbuahmya. Sebagai sikap hormat, para Wildwolf berlutut dan mengamini do'a para sesepuh..
Setelah selesai kami pamit pulang. Dijalan obrolan dan candaan riuh terdengar hingga tiba dirumah.
Sesampai dirumah, Freezy tercekat. Begitu pula Rebound saat melihat Cici lewat.
" Ada apa ?" tanya Mahesh
" Ouhh.. euhmm.. siap.. Ngga ada..." jawab keduanya
" O..ow.. Kamu ketauan.. Godain dia.. Adik komandan.." ledek Tuna
" Bangke.." umpat Freezy tertahan
" Ou.. Ada yang berani godain adik saya.." ucap Maher
" Siap.. Saya belum mengetahui kalo beliau... Adik komandan.." jawab Rebound panik..
" Abang..." sapa Cici sambil memeluk manja kepada Maher.
" Darimana ?" tanya Maher balas memeluk Cici
" Abis dari orientasi. Si Mei Hwa ngamuk ke pilot yang baru ketangkep. Dia hampir dihajar habis habisan.." jawab Cici.
" Oya.. Perkenalkan ini Citra Maulida adik saya. Dia sedang diperbantukan ke Mabes untuk orientasi Yi Qing dan anak buahnya " ucap Maher.
Semua mengangguk sopan. Tapi Freezy dan Rebound wajahnya panik.
" Hahaha... Ngga usah panik gitulah wajahnya. Biasa aja.. Lagian juga biasa kalo ada pilot naksir cewek.." ucap Cici
Keduanya merasa lega dengan ucapan Cici.
" Siap salah..." ucap Freezy dan Rebound.
" Turin 30..." ucap Mahesh
" Siap..." ucap Mereka. Tak disangka Maher dan Mahesh ikut turun juga. Hingga yang lainnya ikut turun.
" Saya hanya nyuruh dua kutil ini..." ucap Mahesh
" Siap.. Satu kena.. Yang lain ikut bertanggungjawab.." ucap Bronco
Lalu.mereka.melakukan push up. Vitto dan Robbie pun ikut ikutan push up dengan gayanya yang kocak. Hingga mengundang tawa semuanya.
" Jagoankuu.. Udah yaaa.. Kita makan siang dulu..." ajak istriku
Restu yang menyusul melotot pada Brighteyes.
" Aku ngga ikutan.. Ngga ikutan..." jawab Brighteyes
" Awas kalo mas iseng. Ngga ngehargain sama pak Mahesh..." omel Restu agak posesive.
" Hahaha.. Ya nggak lah nak.. Dia keliatan wajar dan santai kok.. Eh dia calonnya ya..?" tanyaku
" Siap..." jawab Restu dengan semburat merah diwajahnya. Begitu pula Brighteyes.
" Ayo makan dulu.." ajak istriku lagi
" Aaah. Gua salip lagi nih.." ucap Cipot.
" Eh.. Kalo kesalip motor atau mobil.. Apa kita harus syahadat lagi ?" tanya Herlambang polos.
Mendadak semua menatapnya. Ada yang kesal, ada yang heran, dan ada yang ingin ketawa.
" Ntar lu gua masukkin ke kuah rawon lu mas..." omel Revka
" Yaaa.. Aku cuma nanya kok..." ucap Herlambang sambil mencomot ikan goreng.
Beberapa prajurit tertawa tertahan melihat kelakuan Herlambang.
Suasana makan siang berlangsung ramai. Apalagi candaan yang terlontar spontan dan polos.
" Nih pertanyaaan buat para pilot... Pesawat mendarat biasanya di...?" tanya Herlambang
" Bandara.." jawab Maher
" Salah..." ucap Herlambang
" Siap.. Landasan..." jawab Tuna
" Salah..." ucap Herlambang.
Sua yang ada tampak bingung. Termasuk aku..
" Lapangan ngga juga kayanya bang. " omel Rebound.
" Nyerah...?" tanya Herlambang.
" Ya nyerah..." ucap Fisher
" Okay... Pesawat mendarat biasanya di... Bantuin..." jawab Herlambang
" Eh kok... Nahaaa...??" protes Asmat
" Masa dibantuin.. Kumaha aingmah ah.." Pogo ikutan sewot.
Protes yang lainnya juga terdengar.
" Hlah iya tho..? Kalo nda dibantuin namanya jatuh..." papar Herlambang membuat semuanya terdiam membenarkan.
" Kalo bukan omnya komandan udah gua ulek perutnya..." ucap Sitinjak kesal.
" Tapi.kan mendaratnya biasanya di Bandara..." protes Hera
" Dimanapun biasanya bisa.. Helikopter pesawat bukan ?" tanya Herlambang
" Pesawat..." jawab yang lainnya
" Bisa mendarat dikebon, sawah atau bandara nda ?" tanya Herlambang
" Bisa..." jawab yang lainnya
" Nah saat mendsrat dimanapun.. Tetap harus dibantuin.. Kalo nda namanya jatuh... Mak pyek..." ucap Herlambang.
" Iya juga sih bang..." ucap Smokey kepada Fisher.
Fisher terdiam mendengarkan penjelasan Herlambang yang masuk akal.
" Kenapa.ya tiap tebakan mas Bas. Gua merasa paling bodoh di alam dunia..." keluh Cipot yang disambut tawa semuanya.
Obrolan dan candaan masih berlanjut. Hingga..
" Hey... Besok kan libur.. Kita bisa begadang..." ucap Mermaid yang disambut setuju oleh semua.
" Kalo gitu kalian istirahat siang. Tanpa kecuali. Malam nanti kita barbeque.." ucap istriku
" Siap bunda..." jawab Lonewolf
Dan mereka mengatur posisi agar cukup untuk istirahat siang ini.