Part 3
POV KUCING HITAM.
Aku mendapat kan sebuah telepon yang menyuruh ku untuk membubarkan pertemuan sore ini, dan dengan senang hati aku menuruti perintah dari pria yang sudah ku kenal lama itu. Setelah itu aku begitu terkejut saat memasuki mobil ku sendiri karena yang berada di dalam adalah pria tersebut ia terlihat risau dan cepat2 menyuruh ku masuk duduk disampingnya.
“
ada apa mas kok ?” ucapku yg belum selesai tapi sudah di timpanya.
“
masuk aja dulu.. Ada yg tak beres” ucapnya.
Aku lalu menuruti perkataan pria tersebut dan duduk disampingnya. Di saat mobil yang adalah punya ku ini di bawa keluar dari parkiran.
“
aww..” ucapku kaget ketika tangan pria tersebut merangkul ku dan langsung bibirnya menyosor melahap menjilati telinga ku.
Sebuah serangan dadakan yang ia lakukan tepat ditempat sensitif ku, tangan satunya bahkan bergerak cepat mengelus-elus pahaku.
“
Aduh mass.. Jangan mas..” ucapku berusaha menahan laju tubuhnya tapi membuat ia semakin bersemangat. Bibirnya kemudian melepas emutan di telingaku dan mulai berbisik.
“
Kamu tuh makin cantik.. Makin seksi.., buat mas pengen terus..” ucapnya berbisik.
tangan kirinya mulai bergerak tak lagi merangkulku, terus meyusuri punggungku kemudian telapak tangannya mulai menggapai buah dada kiriku. Sementara tangan kanannya semakin menyusup masuk diantara selangkanganku.
Aku tersipu malu dengan pujiannya juga rangsangannya, Wajahku sudah mulai memanas dan bisa ku pasti kan pasti sudah memerah akibat darah yang berkumpul disana. Tangan ku masing2 mulai menangkap kedua tangan jahil pria tersebut dan meremasnya kuat. Wajah kami saling berpandangan dengan tanda tanya besar di wajahku.
“
tenang sayang yang nyetirin albert kok, dia tadi aku minta buat gantiin supirmu”
Wajahku seketika berubah tenang setelah tahu kalau yang menyetir adalah tangan kanan pria ini, yang begitu setia dan loyal pada majikannya.
Setelah melihat perubahan ekspresi ku yang mulai tenang, malah ia melepaskan dekapannya dariku dan menjauh kemudian merapikan bajunya yang tadi sedikit berantakan. Pria ini sungguh lihai mempermainkan perasaanku.
“
jadi gini Han, informanku mendapatkan informasi kalau ada yang mengincar kelompok kucingmu itu” ucapnya dengan wajah serius dan kali ini memanggil nama terang ku.
“maksud mas ? Ada yang mengincar kami ?”
“
ia tapi masih belum jelas siapa yang mengincar dan siapa yang di incar, yang pastinya ini serius bisa melukai bahkan bisa menghilangkan nyawa”
“haa ? Kok gitu sih mas.. Aku takut mas..”
“makanya itu aku minta kamu untuk sudahi pertemuan kelompokmu tadi dan...” ia menahan lama perkataaanya..
“
Dan apa mas ? "
“
dan kamu lihat mobil di belakang kita, dari tadi ia mengikuti kita terus, Mas curiga dia adalah orang suruhan yang ingin mengawasimu”
“
maksud mas aku yang di incar ?”
“sebenarnya masih belum pasti Han, karena menurut informanku mereka juga belum tahu siapa yang harus mereka incar tapi bisa di pastikan kalau orang itu berada di antara kelompok kucingmu”
“
kok bisa gitu sih mas ? Inikan kelompok pecinta kucing biasa , kok ada yang ngincar..”
“mas juga nggak tahu apa motifnya, tapi yang pasti informasi ini akan akurat kalau kita bisa mendapatkan bukti. Makanya itu, mas sudah atur segalanya”
Pria ini begitu yakin dengan ucapannya, aku berusaha melihat mobil avansa hitam yang katanya sedang mengikuti kami tapi kembali wajahku ditarik olehnya ke depan.
“
sudah sekarang jangan risau, akan aku jaga kamu semampu aku dan takkan ku biarkan ada tangan kotor menyentuhmu walau cuman se inch saja”
Ucapan pria ini sangat tegas, bersamaan dengan kelembutanya untukku, inilah yang membuatku tergila-gila padanya, bahkan sampai mengkhianati suamiku sendiri.
Kemudian kami mengobrol ringan didalam mobil itu sembari mengulur waktu persiapan yang di buat oleh pria di samping ku ini, hampir satu jam lebih kami hanya berputar2 di antara kota ini sebelum akhirnya kembali ke arah gedung yang kami tinggalkan tadi.
Mobil menuju area privat parking, disana terlihat beberapa orang sedang berjaga, Albert membuka jendela pintunya sambil memberi anggukan yang kemudian salah satu pria memberi jalan padanya memasuki tempat tersebut.
Setelah terparikir, diatas mobil kami menunggu sambil melihat dari arah tangga darurat. Dan benar saja, tak sampai 5 menit terlihat seorang pria yang samar2 mengendap2 menghindari pantauan cctv yang terpasang, ia berjalan pelan menuju arah mobil kami.
Ditengah perjalanan, ia di kejutkan oleh sebuah hantaman yang hampir mengenainya, tapi ia cukup beruntung karena bisa menghindarinya bahkan ia membalas menjatuhkan si satpam yang tadi memberi kami akses jalan, hanya saja ia tak cukup beruntung menghindar dari sebuah tembakan listrik yang membuatnya terkapar dan jatuh bahkan sebuah tendangan dari pria yang menyetrumnya itu membuat ia pingsan.
Tak berapa lama kami pun turun berbarengan menuju tempat pria itu jatuh untuk melihat kondisi dan wajah si pria.
“pekerjaan bagus” ucap Albert pada satpam yang menjatuhkan si penguntit
“ia pak.. Hehe” cengir si satpam.
“kamu kenal dia Han ?” tanya pria yang tadi disampingku.
“ nggak mas, saya nggak kenal” ucapku tegas..
Tapi.. Tapi ekor mataku menangkap sesuatu yang aneh dari wajah albert.. Dia nampak terkejut saat si satpam membalikan wajah si penguntit..
Entahlah dia kenapa.. Tapi yang pasti ia tak bisa menutupi ekspresi kekagetanya itu yang aku tangkap dalam dirinya.
“
Yaudah kalau gitu.. Pak, bawa pria ini masuk.. Nanti akan kami interogasi dia kalau sudah sadar”ucap pria disampingku ini dengan tegas.
“tapi sebelumnya urus dulu temanmu itu” timpal albert lagi.
“
baik pak” ucap satpam itu lagi mengangguk pada dua majikannya kemudian melihat temannya lalu menggelengkan kepalanya, tanda tak habis pikir dengan sekali pukulan temannya bisa pingsan.
Setelah itu aku mengikuti ke dua pria ini memasuki lift khusus menuju sebuah tempat.. Tempat yang tak asing lagi bagi kami ber 3...
---------------+++++++++++++++--------------
“Ahh.. Ssstt mhhmm mass”
“uhh.. Nikmat mas... Teruss..”
“ahh yahh yess mhh ahh yeahh yesss”
“owwhh fuck me.. Yess mhh yess ahh”
Aku terus mendesah menikmati sodokan demi sodokan dari penis milik pria yang sudah ku kenal lama ini..
Meski sudah tak terhitung berapa kali benda tumpul itu masuk keluar didalam sana aku tetap menikmatinya selalu ada sensasi nikmat saat berhubungan seks dengannya.
Pria yang bernama lengkap Broto Sanjaya (45), sebenarnya bukanlah orang asing dia adalah saudara kandung suamiku sendiri Brata Sanjaya (46).
Adalah Sebuah kisah klasik yang terjadi 20 tahun silam, saat diriku masih berumur 20 tahun. Dimana sebenarnya pria yang berhasil merebut hatiku adalah Pria yang sedang menunggangiku ini. Sedangkan kakaknya, suamiku saat ini juga memendam Rasa pada diriku. Karena keputusan sepihak dari keluarga kami berdua, akhirnya malah aku dan Brata Sanjaya yang melangkah ke pelaminan bukan aku dan kekasihku saat itu Broto sanjaya.
Aku sebenarnya menolak perjodohan tersebut karena telah jatuh hati pada adiknya yaitu Mas Broto, tapi malah mas broto sendiri yang melepaskanku, merelakanku untuk kakaknya itu.
“Ahh hann.. Mhh nikmat banget.. Uhh “
“kamu pinter sayang.. Ahh gitu ohh putarin sayang, ahh”
Mas Broto keenakan dalam posisi Doggy Style ini, saat dimana dia yang berada di belakangku hanya diam tanpa bergerak sedangkan aku memutar-mutar bokong dan pinggulku seperti sedang mengulek sambal membuat sensasi nikmat pada kedua kelamin kami.
“
ahh sayang aku keluaaarrrr.....”
“crott....crott...crott..”
Desah mas Broto bergetar antara suara dan tubuhnya. Aku merasakan vaginaku kembali penuh dengan tembakan-tembakan Peju milik mas broto yang terasa hangat..
“
Brukkk”
Kami berdua sama sama ambruk diatas kasur empuk tersebut, mas broto sudah 2 kali menggapai puncaknya sedangkan aku sudah 4 kali di buat bergetar olehnya dalam 2 jam terakhir permainan kami ini.
“
bluppphh.. Cup.. Cup..cup.”
“owhh nikmatnya..”
Ungkap mas broto saat aku selesai membersihkan sisa-sisa peju pada penis miliknya dengan mengulumnya dan di akhiri dengan kecupan hangat beberapa kali.
“
Coba mas waktu itu nolak perjodohan kami, setiap hari bisa mas nikmati tubuhku”
“haha.. Hana sayang jangan lagi ingat2 masa lalu, biarkan itu semuanya. Lagian apakah sekarang aku tak bisa dapati itu semua ? “
“tapikan.... Ahh sudahlah.. “
Kami masih terbaring diatas kasur itu ketika sebuah telepon berdering di samping tubuh mas broto yang kemudian di jawabnya.
“
Mhhh.. Oke... Lanjutkan.. Apa kamu yakin ?... Baiklah 15 menit lagi aku kesana”
Mas broto nampak serius, ia terlihat seperti memikirkan sesuatu, matanya berlari ke segala arah tanda kalau ia sedang berpikir keras sebelum akhirnya ia melihat kearahku dan tersenyum.
“Kucing Hitam"
“haa ? Apa mas ?”
“hahaha.. Kucing hitam yah.. Mhh.. Itu codename kamu sayang dari orang yang menguntit kamu”
“maksud mas ?”
“udah.. Jangan di pikirin sekarang aku mau menemuinya akan kupastikan sendiri..”
“mas hati-hati”
“tenang saja sayang dia nggak berbahaya”
Mas broto kemudian bangkit lalu menuju kamar mandi setelah itu nampak ia bergegas menuju ruangan sebelah masih satu lantai dengan tempat kami bermain-main ini.