Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY The Slavery of Alice (UPDATE 7 Oktober, SEASON 2)

Siapakah yang akan menang?


  • Total voters
    54
  • Poll closed .
Bimabet
Lanjut Hu...
Alice nya mau dihukum apanya...
Hukuman nya fokus di puting, klitoris, vegi, anal & ketek nya aja Hu...
 
Mantab banget bro ceritanya.. di tunggu updatean nya...penasaran sama cerita slanjutnya....
 
Ayo Hu update nanggung bgt update an nya Alice nya blm diapa2x in...
 
Wedan... bangkit lagi dia.... Pindahin tenda dulu
 
FIRST LESSON
Season 2 Part 2 First lesson


Setelah menyiksaku, tampaknya mereka belum puas. Mereka membaringkan tubuhku di lantai, lalu mengikat kaki kiriku pada sebuah bilah besi dan mengikatkan kakiku pada besi tersebut sehingga kaki kiriku tidak bisa menekuk. Berbeda dengan kaki kiriku, mereka menekuk kaki kananku dan menyatukan betis dengan pahaku dengan seutas tali yang lalu dikaitkan pada sebuah pengait yang ada ditembok.

Mereka mengikat kaki kananku cukup erat sehingga kaki kananku tidak bisa bergerak. Lalu mereka menarik kedua tangan ku keatas, mengaitkan pada sbuah pengait yang lain pada sisi tembok yang lain. Mengikat kencang kedua tangan ku dan tanganku pun tidak dapat bergerak bebas. Posisi tangan yang tertarik keatas kepala ini membuat dadaku membusung dan memamerkan kedua dadaku yang indah. Lalu mereka mengeluarkan sebuah mesin dari lemari, yang diujungnya terdapat sebuah dildo yang panjang dengan diameter yang cukup besar yang diarahkan tepat pada vaginaku.

Mereka lalu merogoh vaginaku, memastikan lendir-lendir alami tersebut masih belum kering lalu memasukan dildo yang cukup besar itu ke dalam vaginaku. “nggghhhh” aku mengeluh nikmat ketika kurasakan ada dildo yang cukup besar mengganjal kemaluan ku dan menggesek dinding-dinding vaginaku. Otot-otot vaginaku yang sudah benar-benar terangsang merespon dengna spontan dildo tersebut dan meremas-remas dildo tersebut dengan penuh kenikmatan.

Lalu cheryl menghampiriku, ia menaiki tubuhku dan mencium bibir ku dengan penuh lembut dan berkata “nikmati hukuman mu lice”. Kata tersebut seperti sebuah aba-aba dan kelima slave yang lain pun mengerti apa tugasnya. Kurasakan mesin itu bergerak maju mundur, namun dengan sangat perlahan dengan tempo 30 BPM (60 BPM = 60 beat per minute= kecepatan 1 detik, maka 30 BPM lebih lambat atau setiap dua detik dildo tersebut maju menghujam vaginaku).


“oooohhhh, yeeaasshh”

Tanpa sadar akupun mendesah nikmat. Kurasakan dildo tersebut sangat lembut dan perlahan menghujam vaginaku. Sangat lambat kurasakan, namun justru sangat membakar birahiku saat itu. Karena begitu nikmatnya, aku memejamkan mataku, tubuhku menggeliat, dan otot-otot vaginaku kurasakan berkedut-kedut seolah meremas dildo tersebut.

“nggghhh ahhhh, ohhhhh, sssshhhhh, ssshhhhhh, ohhhhh”

Desisku menikmati setiap momen gesekan dildo di dalam vaginaku. Sekitar 3 menit aku menikmat setiap hujaman tersebut membakar birahiku. Batinku benar-benar terbakar dan ingin meraih orgasme sesegera mungkin. Namun tempo dildo tersebut sangat lambat sehingga aku hanya mendesah sekaligus merengek kenikmatan.

Disela-sela aku menikmati setiap moment tersebut tiba-tiba kuraskan,

*tess* “ngggghhhhhhh”

Kurasakan sebuah cairan panas tepat di putingku, membuat tubuhku spontan menegang. Aku pun membuka mataku, dan ternyata mereka sedang membakar lilin di atas tubuhku. Mereka semuanya masing-masing memegang lilin berukuran sedang, dan memiringkannya ke tubuhku.

“aaaaaahhhhh, ssssshhhhh, nggghhhhh ahhhhh”

Desahku antara nikmat, perih, panas ketika kurasakan lelehan tersebut menyentuh kulitku yang tipis dan sensitif tersebut. aku menggeliat antara nikmat dan menahan panas. Tubuhku langsung terasa memerah dan cucuran keringat nikmat dan panas membasahi tubuhku.

Ahhh sungguh perasaan yang menyiksa, antara digantung kenikmatan digenjot oleh mesin, serta sensasi panas yang terus kurasakan di beberapa titik tubuhku yang sensitif. Mereka mengincar kedua putingku, belahan payudaraku, pusarku, pinggang, klit, leher dan ketiak ku. Aku tidak bisa melakukan apa-apa, namun hanya menggeliat.

Scene tersebut berlangsung selama 30 menit dan tubuhku dihiasi oleh lelehan lilin yang mengering di tubuhku. Dalam 30 menit tesebut aku merasakan kenikmatan yang luar biasa yang tak kunjung henti dirasakan pada seluruh tubuhku, namun aku juga belum mendapatkan orgasme. Ketika semua lilin habis, mereka mulai mengelupasi lilin di tubuhku tersebut.

“Sssshhhh” aku merasakan sebuah sensasi yang nikmat ketika lelehan lilin kering tersebut menarik lembut setiap pori di kulitku dan meninggalkan bekas kemerahan. Proses pengelupasan tersebut membuat bulu kuduk ku berdiri dan kulitku terasa lebih sensitif. Suara ku terus menghiasi setiap sudut ruangan ini tiada henti dengan penuh eluhan dan desahan nikmat. Cheryl kembali menduduki tubuhku dan berkata

Cheryl: heh lonte, masih mau orgasme ngga?
Alice: ssshhh iyaaa meii, plissshhh, jawabku dengan penuh harapan karena kurasakan dinding vaginak mulai keram karena terus meremas-remas
Cheryl: yakin masih mau?
Alice: ssshhh iyyyaaa
cheryl: okay, meimei kasih apa yang kamu minta.

Kurasakan dildo yang dari tadi menggenjot ku perlahan kecepatannya, aku merasakan kenikmatan semakin memburuku

“nggghh sshhh ahhhh ahhhhh ahhhhh yessshhh terrruussshhhh”

Tidak menunggu lama aku pun mencapai puncak pertama ku pada pesta ini, tubuhku mengejang, menggeliat kuat penuh kenikmatan sembari dildo terus memompa tubuhku. “NNGGGHHH AHHHH UDAAAHHHH, SSSHH SSSHHH SSHHH” kenikmatan ku berubah menjadi kepanikan ketika dildo tersebut tak henti-hentinya menghujam vaginaku dengan kecepatan 90 BPM. Aku mendesah antara nikmat dan ngilu ketika dindingku yang sedang berkontraksi terus-terus dihajar oleh dildo tersebut.

“NGGGHH AAAHHH MEEII, UDDAHHHH, NGGGHHH OHHH UDDAAAHH PLEEEASSEEE NGGGGHH NGGGGHHH AAAKKKHHH AKKKHHH”


Dalam waktu yang singkat tidak sampai dua menitaku kembali mendapatkan orgasme ku yang kedua, desahan ku semakin tidak terkendali, aku mengerang kuat, terasaka liangku sangat sensitif dan cairanku meluber membasahi ruangan. Meskipun demikian tidak ada tanda-tanda mereka menghentikan permainan ini.

Akupun benar-benar panik, tubuhku terus mengejang-ngejang, memberontak, namun apa daya posisiku terkat erat. cheryl berada di atasku dan ia pun menampar-nampar kedua payudaraku. Aku terus mendesah, menjerit, mengejang-ngejang kuat, hingga sudah tidak jelas apa yang kukatakan

“NGGGHH AHHH SSSSHHH AAAAKKKHHH NGGHH AAHHHH”

Kudengar samar-samar cheryl berkata “ENAKK?? RASAIN TUHHH, PENASARAN BERAPA BANYAK LUU BISA TAHAN HAHH?

Tubuhku terus mengejang tanpa henti, entah berapa kali aku orgasm, yang kurasakan tubuhku dildo tersebut sudah berhenti bergerak. Tubuhku masih bergetar kecil, kuraskan gesekan dildo yang masih membayang di dinding vaginaku. Keringat membasuh seluruh tubuhku, aku merasakan tubuhku sangat lemas, bahkan membuka mata rasanya sangat berat.

*PLAAAKKK, PLAAKKKK* HEEHHH! SIAPA SURUH TIDUR LONTE! Cheryl menamparku keras berulang kali, namun aku terlalu lemas untuk menjawab dan hanya bisa membuka mataku sayu.

Cheryl: kuat juga ya kamu sebagai pendatang disini.
Alice: . . . .(tenggorokkan ku terasa kering dan terlalu lemas untuk bersuara
Cheryl: KALO DITANYA ITU JAWAB *PLAAAKKK* yah udah lemes niih lonte. Kasih istirahat aja dulu.

Cheryl: permainan hari ini belum selesai, oke? *sembari mencubit putingku yang terdapat anting di sana*
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd