Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY The Slavery of Alice (UPDATE 7 Oktober, SEASON 2)

Siapakah yang akan menang?


  • Total voters
    54
  • Poll closed .
Gak sabar nunggu updatenya hu. Kira kira alice mau di siksa model gimaana hu. Apa mau di gangbang ma bule afrika hu
 
Season 2 Chapter 1

New Journey



Setelah perjalanan yang dengan menggunakan pesawat, tidak lama, sekitar 2 jam, kami pun tiba di Surabaya, kota asal sekaligus kota tempat kelahiranku. Yah meskipun aku tau aku kali ini kembali ke Surabaya bukan untuk liburan ataupun “pulang kampung”, setidaknya Surabaya bukanlah kota yang asing lagi bagiku. Setelah keluar dari Bandara, kami bertiga langsung memesan taksi bandara dan menuju ke rumah kediaman Anton. Rumah Anton terletak jauh dari rumahku. Aku tinggal di daerah Timur, sedangkan Anton berada di perumahan mewah di daerah Barat di mana tentu tidak asing lagi bagi orang Surabaya.

Taksi pun berhenti di depan rumah yang sangat besar dan mewah dengan gaya arsitektur yang terlihat megah. Kami pun membawa barnag kami masing-masing, dan berjalan memasuki rumah tersebut. Ketika membuka pintu, kami disambut oleh seorang perempuan yang mungkin usianya tidak jauh dengan ku, kutebak ia berumur 19-20 tahun. Perempuan tersebut sangat manis dan cantik.

“hooo ko Anton udah pulang??” sapa perempuan tersebut
“haha iya me, ini koko bawa “oleh-oleh” balas anton
“mainan baru ko? Jawab perempuan tersebut
“hmhm iya, tapi cuma 3 minggu aja yah”
“yahh, oke deh lumayan daripada ngga ada hihihi” jawabnya sambil memandangi dadaku yang menerawang tipis tindik putingku

Anton: lice, kenalin ini Cheryl adikku, me, kenalin alice


Kulihat Cheryl memberikan tangannya tanda untuk berjabat tangan dan aku pun membalasnya.

Setelah berjabat tangan, kulihat Cheryl langsung memeluk Stella dengan akrab dan sedikit menggrepe dada Stella.

Cheryl: ihh kak Stella, aku kangen sama kakak, gemes dehhh
Stella: aduhh, main remes aja nona itu


Dari percakapan singkat antara Stella dan Cheryl, aku pun langsung menyadari, bahwa Cheryl terlibat dalam sisi gelap anton, bahkan lebih dari itu, ia juga berperan aktif. Rumah ini sangatlah mewah, luas dan rapi. Di beberapa sudut terpasang foto keluarga berisikan orang tua dan dua anak, laki-laki dan perempuan.

Anton: mei, 2 jam lagi kita bikin pesta sambutan buat Alice ya, sekarang biarin Alice istirahat sebentar. Alice, sekarang ikut aku.

Aku pun mengikuti Anton menuju sebuah ruang bawah tanah mirip seperti studio. Di dalam ruangan tersebut aku terkejut dengan apa yang kulihat. Aku melihat ada 4 orang perempuan lain yang berusia seumuran dengan ku dengan wajah dan tubuh yang tidak kalah menarik juga. Tentu dengan hiasan anting pada masing-masing puting mereka. Ada dari mereka yang sedang tertidur dengan tangan terikat pada rantai yang terhubung pada tembok, ada yang tergantung dan mengendarai sybian yang mati dan sepertinya tertidur kelelahan, dan yang terakhir, sedang mendesah nikmat dengan mata tertutup dan mouthgag terikat dan mesin dildo yang bergerak maju mundur di vaginanya dan anusnya.


Melihat pemandangan tersebut aku tahu 3 minggu ini akan menjadi minggu yang berat bagiku. Anton menyuruhku untuk melepas semua pakaianku dan ia menyuruhku masuk ke sebuah sel yang mirip penjara. Lalu ia pun memasangkan collar berwarna merah, lalu menyuruhku istirahat di kasur yang ada di dalam cell tersebut. kulihat terdapat 5 cell dalam ruangan yang besar tersebut, dan masing-masing memiliki kasur yang hanya diletakkan di karpet. Stella pun dimasukkan ke dalam cell yang berbeda dan cel tersebut dikunci oleh Anton.

Anton: Stella, nanti saat pesta penyambutan Alice, sekaligus aku akan beri hukuman ke kamu, jadi kamu siap-siap juga.
Stella: baik tuan
Anton: ohh ya peraturan di sini adalah, pertama kamu harus memanggilku Tuan, kalau kepada Cheryl, terserah Cheryl nanti dia mau dipanggil apa. Kedua, tidak ada bantahan, sekali kamu membantah atau melanggar perintah baik perintah dariku maupun Cheryl, maka akan ada hukuman buat kamu.

Setelah mengatakan peraturan di rumah tersebut, ia pun meninggalkanku dan kembali ke atas.

Stella: lice, kamu harus kuat yah, mungkin awal-awal nanti akan berat bagimu, tapi nanti juga kamu akan menikmati
Alice: maksudnya?
Stella: tentang Cheryl, segila-gilanya Anton, Cheryl jauh lebih gila. Ia bermain secara psikologis dan juga dia sesama perempuan seperti kita, jadi dia akan tahu kelemahan-kelemahan kita baik secara fisik maupun psikis. Kamu harus kuat .

Aku tidak mengerti apa yang dibicarakan Stella, namun aku dari nada bicaranya, terlihat bahwa ia berkata dengan bergetar dan ketakutan. Aku pun sebenarnya ketakutan, namun aku tidak bisa apa-apa. Aku terlanjut masuk ke dalam jurang ini.

2 jam kemudian . . .

Anton kemudia masuk kembali ke ruang bawah tanah ini, lalu membuka semua sel yang ada di ruangan ini, juga dengan 4 perempuan yang lain termasuk Stella. Ia menuntun kami selayaknya hewan peliharan dengan rantai yang terhubung pada colar kami masing-masing, yang merupakan satu-satunya benda yang “menutupi” tubuhku. Lalu kulihat Cheryl datang menghampiri diri ku

Cheryl: dilihat-lihat kakak yang satu ini cantik juga ya kak, dadanya ngga besar-besar amat sih, tapi bentuknya bagus! (ucapnya sembari meraba payudaraku)
Alice: terima kasih, nona (ucapku agak bingung memanggilnya)
Cheryl: hmhm jangan panggil aku nona, panggil aku meimei saja khusus untuk mu
Alice: baik mei
Cheryl: ko udah boleh mulai ngga nih??
Anton: yes, do what do you want Mei.

Cheryl: okay ladies, mari kita mulai pesta penyambutan kita

Aku merasa kebingungan, apa yang akan dilakukan meimei kepadaku, lalu Cheryl mendatangiku dan memegang pundakku sembari memijat lembut serta berkata, “tenang saja, yang namanya pesta, pasti fun kok”

Seakan sudah mengerti, tanpa perintah keempat budak yang lain menghampirku dan mulai menggerayangi tubuhku. Tubuhku merespon tegang perlakuan mereka, lalu kurasakan belaian lembut di pundakku yang terasa tegang. Belaian tersebut berusaha untuk membuat tubuhku merasa rileks dan menikmati perlakuan mereka. Tanpa kusadari, seseorang dari mereka menutup mataku dengan penutup mata yang biasa digunakan untuk tidur dan perlahan rabaan mereka mulai memainkan bagian-bagian tubuhku yang sensitif. Kurasakan seseorang mulai melumat bibirku dengan lembut namun nafas yang berat. Dapat kurasakan hembusan nafas di hidungnya di wajahku, seakan-akan ia sedang melihat sebuah mangsa buruan yang tak berkutik lagi.

Ciuman tersebut sangat lembut, mereka seakan-akan tidak memaksaku, meskipun sejatinya aku sendiri terpaksa untuk menurut. Ciuman lembut, ditambah rabaan tersebut pelahan-lahan memancing birahi yang ada di dalam diriku dan perlahan-lahan sang mangsa (aku) mulai menggigit umpan yang diberikan.

Kurasakan mereka merebahkan ku pada sebuah sofa, pada pergelanganku dipasangkan borgol dan menarik kedua lenganku kebelakang. Permainan mereka semakin meningkat, remasan-remasan perlahan semakin terasa kuat pada dadaku dan jemari-jemari mereka mulai menari liar di atas tubuhku. Belaian lembut pada tubuhku menimbulkan rasa sensasi geli yang sungguh nikmat ditandai dengan tubuhku yang mulai bergeliat kenikmatan termakan oleh rangsangan yang nikmat.

Kurasakan seseorang mulai menjilati kakiku dan aku pun kegeliaan. Ia menghisap jempolku serta telapak kakiku yang membuat tubuhku merasakan sensasi yang baru karena kak rey belum pernah memperlakukan tubuhku seperti ini. Mereka sebagai sesama perempuan tahu betul bagaimana titik rangsang seorang perempuan, membuatku merasa seolah-olah terus-terusan terbang melayang diangkat oleh kenikmatan.

Tubuhku terasa berkali-kali mengejang dilanda nikmat, namun setelah 15 menit, tak kurasa sedikit pun mereka menjamah bagian yang paling ingin dijamah saat ini. mereka hanya bermain di paha bagian dalamku, merangsangku sedemikian rupa hingga membuat vagina sendiri terasa sangat gatal ingin dirangsang. Ciuman lembut nan panas pun tanpa henti kuterima, kurasakan mereka bergantian mencumbuku, dan mengendarai tubuhku dan menggesekkan dadanya kepadaku. Perlakuan mereka semakin membuatku gatal, inginku menggaruk Vaginaku, namun mereka tak kunjung menrangsangnnya. Lalu kurasakan seseorang mendekati kupingku dan membisik kepadaku dengan sangat seksi.

Cheryl: “mulai gatel yahh? Mau dienakkin?” ucapnya manja
Alice: “nggghh iyaa, pliss maininn??”
Cheryl: “mainin apaann???”
Alice: “itttuuhhh”
Cheryl: “itu apaa? Ini maksudnya??” ucapnya sembari menyentil klitorisku
Alice: “ngggh iiyya ituu enakkk banggett””

Mereka mengerjaiku di rasa nikmat ini, memainkan klitku hanya sekali-sekali dan terus membuat ku merasakan akan hausnya dan sentuhan mereka tepat di titik nikmat ku. Aku mulai menikmati permainan mereka, beberapa kali aku mulai mendesah, tidak kencang, namun mendesah dengan penuh kenikmatan. Ia merangsang klit ku dengan gerakan lembut, menggesekan secara lurus menuju melewati lubang kencing dan lubang vaginaku, dan itu benar-benar membuatku benar-benar nikmat.

Alice: “ngghhhh, ahh terusinnn”
Cheryl: “ehh kok perintah-perintah?”
Alice: “ngghh ahh maaf mei . .”
Cheryl: “siapa bosnya di sini?”
Alice: “ngghh meimei”
Cheryl: “oke sebagai akibatnya, ada hukuman buat kamu “

Kurasakan mereka menrangsangkan semakin intens lagi, tubuhku bergetar-getar penuh kenikmatan. Saat aku hendak meraih orgasmeku, sebuah dildo berbentuk penis yang panjang memasuki kerongkonganku dan membuatku tercekik dan tersedak. Hal tersebut membuat ku gagal karena konsentrasi yang terpecah saat menikmati rangsangan. Mereka memainkna dildo tersebut, menekannya cukup dalam hingga menyentuh titik mual ku dan membuah ku ingin muntah berkali-kali. Lambungku berkontraksi kuat “hhhooooeeeeekkk hoooeeekkkk”. Namun mereka terus memaksakan memainkan dildo tersebut. setelah beberapa menit mereka puas lalu melepaskan dildo tersebut. perutku terasa sakit karena kontraksi tersebut dan terasa mual.

Lalu kurasakan mereka mulai menaikiku, dan kurasakan tepat di hadapan wajahku, mereka mengarahkan vagina mereka tepat di wajah ku dan menggesekkannya. “Jilat, hisep” perintah cheryl. Aku pun mulai memainkan mulutku di memek tersebut dan vagina tersebut mulai bergerak maju mundur seolah menggesekkan vaginanya pada wajahku. Di saat yang sama kurasakan sebuah lidah sedang menari-nari di clitku dan dua jari sedang merogoh-rogoh liangku, tidak keluar masuk, melainkan seperti berputar-putar di dalam vaginaku mencari spot nikmat ku.. Rasa nikmat yang kurasakan pada vagina membuatku juga semakin terangsang dan buas memainkan vagina yang berada tepat di wajahku. Kurasakan vagina tersebut semakin menekan wajahku dan menggesekkan kuat.

Kurasakan ia semakin brutal bermain di wajahku, menggesek vaginanya hingga menyentuh hidungku, kurasa ia sangat terangsang dengan permainan mulut dan bermasturbasi dengan hidungku. Di saat perempuan yang ada wajahku hendak mencapai puncak, kurasakan g spot ku ditekan bersamaan dengan klitku dihisap kuat, membuatku tanpa sadar membuka mulutku dan mendesah kuat. Tak lama kurasakan perempuan itu mendesah kuat dan kurasakan sebuah cairan lengket membasahi wajahku banyak langsung masuk tertelan. Setelah perempuan itu mencapai orgasmenya, rangsangan mereka pada diriku kembali berkurang. Mereka sama sekali tidak mengizinkanku merasakan nikmat. Mereka semakin intens merangsang titik sensitifku, namun dilakukannya dnegna cukup pelan dan tekanan yang cukup kuat. Membuatku merasa seakan melayang di surga.

Kurasakan vaginaku sangat basah dan lengket, bahkan akupun dapat merasakan cairan vaginaku perlahan merembes keluar dari liangku. Lidah-lidah mereka, jari-jari mereka merangsangku sangat kuat. Namun perasaan tersebut sangat tanggung untuk membuatku berada pada puncak kenikmatan.

Tubuhku tiba-tiba terperanjat kaget ketika kurasakan sebuat vibrator kecil cukup intens menggelitik clitku. Aku pun meronta-ronta dengan penuh nikmat, kembali aku merasakan tubuhku menegang kuat, hendak meraih puncak nikmat, lalu tiba-tiba mereka menarik vibrator tersebut, membuat tubuhku mengejang-ngejang kehilangan kenikmatan. Tubuhku secara alamiah seakan mencari rangsangan yang hilang tersebut, dan kudengar mereka tertawa melihat ku.

Kembali kurasakan mereka menempelkan vibrator tersebut pada clitku, di tambah dua pasang jari yang menggaruk-garuk gspot ku. Lagi-lagi kurasakan mereka membuatku merasa edgy dan liangku meremas-remas kuat jari yang berada di dalam liangku tersebut. Kali ini kurasakan 3 jari masuk dalam liangku, kurasakan liangku sangat penuh sesak, kali ini gerakan ketiga jari tersebut tidak hanya menggaruk-garuk, namun maju mundur. Mereka kembali melakukan edging padaku dan akupun meronta pasrah penuh dengan kekecewaan.

Berkali-kali mereka edging padaku, tanpa sadar akupun meneteskan air mata dan merengek-rengek ingin dipuaskan. Nafasku menjadi berat dan tak beraturan diselingin suara isak tangis ku akan keinginan untuk mencapai puncak.

Pada akhir permainan mereka tersebut, mereka hanya meninggalkan ku, menggeliat mencari kenikmatan yang tidak didapat. Tanpa sadar aku mulai merengek dan menangis, tidak berani aku meminta dan aku hanya menangis di dalam rasa kegagalan mencapai nikmat.

Berlanjut chapter berikut
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd