Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT This is Destiny

Chapter 22



***

( rere yang merasa risih saat di hadang vivi dan reni bersikap judes.)

"minggir..." ucap rere ketus.

" lo rere kan?" ucap vivi senyum.

"ia.. lo siapa?" ucap rere nantang.

"Gue?? Ceweknya rendraaa..dan lo udah kecentilan deketin dia tau gak?" tatapan vivi tajam karena dari awal tidak bisa di ajak baik-baik.

"haa??" rere kaget dan gugup. Matanya seolah berpura-pura tak mau lihat.
"tapi rendra masih jomblo, seterah gue donk" ucapnya berani karena merasa dirinya di gertak.

"ohhh gitu.. ren pegangin dia.." vivi pinta ke reni.

"okee" di peganganya tangan reni.

"lo mau apa? Berani keroyokan" rere semakin berontak.

"gue cuman mau tanya... lo centil sama rendra ada di suruh kan?" di tatapnya tajam mata rere.

"ituu..." rere buang muka.

"liat sini donk, jawab aja gpp kok, " ucap vivi senyum

"bukan urusan lo" ucap rere.

"gak bisa di ajak baik-baik ya.. hmm" di angkatnya kerah baju rere.

"terus mau apa? Main kasar? Silakaann tampar nih" ucap rere terus emmbela diri

"walau main kasar, rendra pasti bela gue. Makanya Gue maunya main halus aja.." di pegangnya rambut rere.

"hm hm.. lo mau apa?" rere mulai panic.

"yah mau tanya aja..." vivi pun mengeluarkan gunting dari saku celananya.

"nggh. Lo ma mau apa.." rere ketakutan.

"kan udah di bilang mau tanya ya.. lo ada hubungan sama orang yang namanya ben?" vivi sambil memainkan guntingnya.

"ituu.." rere ragu menjawabnya.

"hmm.. gak mau ngomong yaudah, biar gunting gue yang ngomong" ucap vivi senyum.

"vii,, udah,, kayaknya dia gak ada hubunganya sama ben." Ucap reni cegah,

"gue yakinn.. si rere ada hubungannya.. gue pendekin dulu rambutnya.. " ucap vivi sambil menempelkan gunting.


***

"kreesss..." di guntingnya beberapa helai rambut rere..

"iah iahh gue ngomong.." ucap rere saat helai rambutnya terpotong.

"iaah.. ini ada hubungannya sama namnya ben." Rere buang muka sambil tanganya melepas pegangan dari reni.

"gue lakuin ini terpaksa.. " sambungnya sambil nunduk.

"kenapa?" vivi memasukan guntingnya..

"dia bakal sebar foto-foto gue di situs xxx, dan gue turutin mau dia,, dia bakal hapus foto itu." Ucapnya sambil terbata-bata.

" terus?" sikap vivi mulai melembut.

"kalau gue bikin lo sama rendra gak deket lagi, gue bisa deketin rendra dan ben bisa deketin lo vi" ucap vivi..

"haaaa? Ben masih mau gue?" ucap vivi dalam hati, tak percaya ben lakuin semua ini.

"maaf vi.. gue gak bermaksud mau gitu, tapi terpakssaaa" ucap rere sambil terisak nangis.

"please bantuin gue, gue bingung harus apa." Rere menangis.

"wahh vii.. urusan ribet banget ini" ucap reni sambil duduk samping mereka berdua.

"hmmm.. gue bantuin, gue usahain foto lo gak kesebar" ucap vivi pegang pundak rere.

"Tapi... rencana mereka apa?" ucap vivi

"gue gak mau bilang, kalau gue gagal foto gue gmana" ucap rere.

"percaya sama gue.. lo tau rendra kan.. gue jamin lo kash tau rencana ben, rendra gue jamin bantuin lo..percaya sama gue." Ucap vivi sambil pegang pundak rere.

"iah tau.. rendra punya pengaruh di sekolah ini, tapi gue gak yakin dia mau bantuin gue. Dan gue berpikir kalau dapetin rendra bisa bantuin gue hapus tuh foto gue" ucap rere.

"gue jamin rendra di pihak gue.." di tatap matanya rere dalam.

( rere pun berpikir sejenak, vivi terus meyakinkan rere )


***

"gue percaya, gue kasih tau.. rencana ben, gue harus ML sama rendra dan diam-diam merekam adegan kita. Dan rekaman itu buat jadiin skandal buat rendra. Buat jatuhin dia." ucap rere sambil kasih unjung handycam kecil,

"haaaaa.. gila si bennn sampai segitunya.. hmm" vivi terkejut rencana ben sejauh ini.

"iahh.. biar lo jauhan sama rendra." Ucap rere sambil menghela nafas.

"terus gimana rencana lo vi." Ucap reni..

"siniii" ucap vivi sambil mendiskuikan renacannya, setelah berpikir cukup lama.

"hmm. Tapi si ben anggap gue gagal,," ucap rere.

"gk kok.. yang jadi penyebabnya itu gue, dan ben bakal marah ke gue" ucap vivi.

"vi.... Jangan nekad gini lah.. lo terlibat lagi kayak yang dulu loh" ucap reni protes.

" ben incer gue ren.. mau gak mau gue terlibat.. " ucap vivi.

"yahh kita bilang rendra aja selesai" ucap reni.

" iahh itu pasti, gue kasih tau kok nanti" ucap vivi yakkin.

(tak lama pembincaraan mereka pun selesai, reni dan vivi segera pulang. )


***

( malam hari )

"Besokk yah pulang sekolah di gudang belakang setelah pulang sekolah" vivi memandangi langit-langit.

"tapi rendra bakal tergoda gak ya.. tapi pasti tergoda" vivi mengerutkan dahi.

"liat besok.. dan pura-pura gak tau. Gue gak marah ke rendra kalau dia tergoda, justru bagus bisa bikin alasan buat marahin dia haha.. " vivi menghela nafas dalam-dalam.

"duhh deg-deg banget, tapi harus lanjutin sampai ada vivi" ucap rere gak karuan.

"semoga benn gak curigaa besok huftt, vi gue percaya sama ucapan lo". Lanjutnya, menghela nafas.


***

( hari pun berlalu, vivi, reni dan rere pun bersikap tidak terjadi apa-apa. Teman-teman ben terus memantau rere, vivi dan reni pun jaga jarak. )

( pulang sekolah )

" kak rendra..hoi.." ucap rere genit.

"kenapa dede.." rendra bersikap manis..

"hihi.. aku mau ngomong penting.." ucap rere sambil pegang tangan rendra

"ada apa dsini aja ( wahh gawat nih vivi liat )" ucap rendra

"hmm aku tunggu di gudang belakang ya.. pliss penting" ucap rere senyum menggoda.

"iah ok bentar aja kan?" ucap rendra.

"iaahh kak.. aku tunggu sekarang ya...bye" ucap rere sambil pergi ke gudang.

" hoii..." ucap vivi kagetin.

"pulang sendirian ya.. mau ke rumah reni hehe ya gak reni.." ucap vivi.

"iahh.." jawab reni singkat.

"hmm ya udah...)" ucap rendra senyum sambil melambai

"yaa udah byeee..." vivi senyum sambil melambai..

"iaa hati-hati"

( tak lama rendra pun ke gudang belakang, sangat sepi karena cuman petugas kebersihan yang kesini itu pun jarang, teletak di belakang sekolah dan pintuk gudang terbuka sedikit, bend an kawan-kawan pun mengikuti diam-diam dari belakang untuk memastikan. )


***

"reee... " ucap rendra

"iah kak renn.." rere berjalan mendekati rendra.

"ada apa?" ucap rendra santai.

"hmm.. kak.. " di peluknya tubuh rendra.

"eh eh,, ree ada apa" ucapnya kaget.

"aku suka sama kakak..uhmm" bibir rere langsung melumat bibir rendra.

( rendra pun terjatuh karena tidak kuat menopang tubuh rere, rere terus melumatnya.)

"been,, benn... ada orang kesini.." ucap temannya.

"shit.. siapa?" ucap ben kesal saat sedang asik melihat rere dan rendra.

"gak tau.. 2 cewek.. arah kesini.." lanjut nya.

"sembunyi dulu.. bahaya kalau ketauan.." ajak ben bersembunyi.


***

"vii.. tunggu donk.. jalannya pelan-pelan" ucap reni

" gak ada waktu.. " vivi sudah memasuki daerah gudang.

"eh reni.. yuk kita angkat nih meja.. kita pura-pura mau taruh nih meja ke gudang buat alasan." Ucap vivi..

"iaa bentarr tarik nafas dulu" reni pun menghela nafas dan mengangkat meja kea rah gudang,

"lo yakin vi berhasil?" uca reni merinding suasana gudang sepi.

"gak ada yang tau sebelum coba.." ucap vvii senyum dan vivi reni pun berjalan menuju gudang yang pintya agak terbuka.


***

"itu vivi... ngapain dia kesini." Bisik ben ketemannya.

"itu bawa-bawa meja rusak, wah bisa gagal ben kalau dia masuk kedalam" ucap temannya.

"shiitt.. ( tapi gpp vivi bakal rendra lagi mesum sama rere, itu lumayan)" senyumnya.

"gpp.. lah lain kali kita cari rencana lain, tapi hasilnya si vivi bakal ada konflik sama si rendra haha" tawa kecil ben.

"ya udah yuk.. cabutt.. ketauan bahayaa" ucap temannya

( ben dan teman-temanya pun melangkah perlahan meningalkan gudang. )


***

"ayoo cepetan ren, pasti rendra sama rere di dalem.." ucap vivi sambil terus angkat meja..

"ahh lama..." vivi pun segera berlari ke pintu,,

"vivi... tunggu" reni mengikuti,

"brrrrraaaakkk,,,,, " di tariknya pintu gudang..

"eeggghh,,," rere kaget pun langsung berdiri dan merapihkan pakaiannya.

"vi... vii... " rendra pun panic dan langsung berdiri.

"maaf..." rere langsung berlari keluar gudang tanpa di halangi.

"Ouhhh baguss.. yaa... ternyata dan ternyataa" ucap vivi

" vi... aku bisa jelasin..." ucap rendra

"( maaf ren.. gue pura-pura gak tau ya).. plaaakkkkkk" nafas vivi mengebu.

"......." Rendra menerima tamparan vivi telak.

"gue keluar dulu ya vi".. reni melangkah menjauhi mereka.

"huft.. jadi ke inget dulu pernah gue pergokin lo sama randy, inget gak vi. " ucap rendra sambil elus pipinya.

"ituu.." vivi buang muka.

" dan baru pertama kali gue di tampar sama orang.. dan itu lo, gue tau lo kesel. Tapi kenapa gak mau dengerin dulu? Lo yang ajarin gue sabar kan jangan emosi, tapi apa kenyataannya lo cuman bisa ngomong doank." Nada rendra meninggi..

"cukup tau gue vi.. cih" rendra pun langsung pergi meninggalkan vivi.

"reenn.... Rendraaaaa" ucap vivi..

( rendra pun berjalan bergegas, di ikuti vivi dari belakang.. )

"vii.. bentar.. sebenernyaa" ucap reni

"nanti aja reni, gue harus jelasin ke rendra" ucap vivi.

"haa lom kasih tau?" reni kaget?

"belom.. hmm.. kalau gue kasih tau, pasti ben sama teman-temannya curiga dan rendra pasti nolak, oh ia ren kasih rekaman ini ke rere. Dan suruh di laporan ke ben." Ucap vivid an lagnsung mengejar rendra.

"aahhh ihh... harusnya rendra gak pura-pura kan gue bilang ke jerry biar kasih tau rendra rencana vivi.." ucap reni kesal.

"ihhh oon banget sih.. vivi atau rendra yang oon.. aahh" gerutu reni sambil meninggalkan gudang.


***

"ben ben.. ben.. nohh rendra lagi ribut sama si vivi ya namnya?" tunjuk salah seorang temannya ke vivi sama rendra di tengah lapangan.

"hahahaahahah... mampusss.. " ucap ben senang.

"kak ben.. maaf" ucap rere sambil mebawa hadycam kecil.

"sini liat..." di tariknya handycam, ben pun menyetel adegan tadi.

"aahh kenapa ciuman aja.. kenapa lo gak langsung?" nada ben kecewa.

"hmm tapi ketauan duluaan " ucap rere.

"ya udah.. udah pulang sana" ucap ben..

"tapi kaak.. foto aku..." ucap rere ragu.

"nanti gue apus dah sana-sana" ucap ben mengusir.

"kak.. tapi udah janji" ucap rere.

"iaah.. gue gak sebar cuman gue simpen.." ucap ben kesal.

"( ahh padahal gue berharap vivi liat si rendra lagi ngentot si rere, dan nih video biar gue sebar. Aahh oon banget si rere"). Gerutu ben.


***

(reni menunggu di pojok sekolah, menunggu hasil dari rere )

" gimana ree. Apa kata ben?" ucap reni..

"gak mau di hapus.. malah bilang di simpen buat koleksi" ucap rere memelas.

"hmm.. tapi seengaknya foto loo aman, " ucap reni tenangin rere.

"tapii.. kalau di sebarr gimana.. gue masih takut" ucap rere

"lo percaya aja sama vivi ya.." ucap reni.

( rere dengan perasaan yang was-was masih belum tenang, tapi berharap ben menepati janjinya. Vivi pun segera pulang karena rendra duluan naik mobil dan vivi naik angkot. )


***

( rumah )

"lohh non vivi.. ko pulang gak bareng rendra?' ucap bi inah.

"hehe.. iah tadi abis main ke rumah temen. Rendra kemana bi?" nafas vivi ngos-ngosan karena jalan dari depan perumahan.

"oalah.. di kamarnya tadi.." ucap bi inah.

"ya udah.. vivi ke dalem bi" ucapnya vivi langsung ke kamar.

"( rendra pasti marah besar, harusnya gak pakai tampar.. ihh oon banget") vivi menulusir tangga dan sampai depan kamar rendra.

"tok tok tok... reendraa" ucap vivi pelan.

"(kenapa gue yang salah gini ya)" vivi mengetuk kembali.

"kreekk." Pintu kamar rendra tak di kunci..

"reenn... hmm, " vivi memasuki kamar rendra yang berantkan banget.

" rendra.. gue mau jelasin.. reen pliss" ucap vivi memelas.

"aku tau kamu marah banget sampai pake gue lo lagi, aku mintaaaaaaaaa.. ngggghhhhh" ucap vivi tertahan, dan mulutnya di bekap pakai kain..

"ngghh.." kepalanya berusaha menengok tapi matanya tertutup pakai kain...

"ngghh" vivi berontak,,, tanganya tertahan tangan rendra.

"hehehee" tawa kecil di telinga vivi.

"ngghh ( rendra mua apaan sih )" vivi teringat kembali kejadian dengan ben seperti ini.

"ini huukuman buat kamu.. sayang" bisik rendra.

"ngghh... " vivi berontak.

"hukuman buat gak kasih tau aku rencana kamu ke aku.." di remas buahdada vivi dari luar seragam sekolahnya.

(bibir rendra menelusuri pundak vivi, di ciumnya perlahan sambil terus meremas dengan lembut.. di mainkannya bibir rendra di leher vivi bergantian.. tak lama di baringkan vivi posisi terlentang sambil diam-diam rendra mengikat kedua tangan vivi di ujung ranjang. Di bukanya kancing baju perlahan sambil kedua tanganya meremas pelan. Terpampanglah buahdada vivi yang di lapisi tangtop dan bra, rendra pun menangkat tangtop berserta bra vivi )

" eleleleleleleeeleele" lidah rendra bermain di putting vivi,

"nggghhh" lenguh vivi sambil menggerakan badannya.

( sudah puas dengan buah dada vivi, rendra mengarah ke selangkangan. Di elusnya belahan memek vivi yang masih terbungkus CD dan di tariknya perlahan, tak ada penolakan dari vivi. Mulutnya rendra kini melumat memeknya sambil merengangkan paha vivi selebar-lebarnya. Rendra pun seger membuka pakaiannya dan merubah vivi menjadi menyamping. Di peluknya dari belakang sambil tangannya memainkan memek vivi dan tangan satunya memainkan buah dada nya, tak lama di angkatnya satu kaki vivid an kontol rendra di gesekan ke bibir memek vivi. )

"nggh ngghh" desah vivi tertahan oleh kain.

"eeegghh" ucap rendra sambil memasukan kontolnya perlahan.

( setelah masuk rendra pun langsung memompa kontolnya,, tangannya sambil memilin buah dada vivi. Tubuh vivi menggeliat, terasa nafasnya mengebu-ngebu, rendra pun yang sudah nafsu langsung menambah ritme nya semakin cepat. )

"nggghhhh" rendra merasakan kedutan di memek vivid an tak lama tubuh vivi mengejang..

"ehmmm" di mainkannya buahdada vivi sambil vivi menikmati klimaksnya.

( suara nafas vivi sudah mulai teratur, rendra membuka ikatan di tangan, mulut, dan mata vivi.. di pandanginya tubuh vivi yang masih pakai seragam sekolah yang terlentang pasrah.)

"uhhmmmm" di lumat bibir vivi sambil rendra menyelipkan kontolnya ke memeknya..

"ngghh,,, hmmm" vivi menyambut hangat ciuman rendra.

"ahmmm" di lumatnya agresif sambil rendra meremas buah dadanya, dan menekan kontolnya.

( hentakan-hentakan lembut, tak keluar kata-kata dari vivi dan seperti sama-sama tahu, di tariknya tubuh vivi ke pinggir kasur dan posisi menungging, dan rendra berdiri di belakangnya. Di peluknya tubuh vivi sambil rendra kembali menyelipkan kontolnya.)

"bleeessshh" kontol rendra memasukin perlahan.

"ahhh" desah vivi saat rendra mulai memompanya, buah dada vivi yang bergantungan tak lepas dari remasan tangan rendra dan juga tengkuk lehernya.

"eeegghh eeggh rennn aahhh.. aahh" desah vivi saat tanganya di pegang ke belakang dan rendra memompa memeknya cepet.

kinkysex_boppernation.jpg


"aaahhh.." lenguh vivi kerasss..

"uhh sini berbalik" uca rendra melepas kontolnya dan ubah posisi terlentang dan pinggul vivi di ujung tempat tidur..

"bleesshh" rendra kembali memasukan kontolnya.

( di angkatnya ke dua kaki vivi lurus dan mengangkang.. rendra pun seger memompa memek vivi secepat mungking, lenguh dan desah vivi tak tertahan sampai tangnya meremas buah dadanya sendiri. )

"aaaaagghh,,, aahh ah.. gk kuatt auhhhhhh" lenguh panjangg...

"aahhhh,, shitt.. waittt" ucap rendra yang terasa mau klimaks juga.Dan kembali tubuh vivi mengejang hebat.. lenguhh panjanggg..

"aaahh shittt"' rendra menekan kontolnya.

"aahh..crootttt crroootttttt" kontolnya menyembur lahar putih di tekannya dalam..

"ngghh.." vivi menggeliatt.

(di diamkan kontolnya di memek vivi yang masih terasa seperti isep kontolnya ).

To be Continue
 
:p
[size=+2]"lelelelelelelelel"[/size]​


:pandaketawa: itu koq Mokujin lagi kawin ilustrasinya.. nanti lahir boneka jelangkung..
:Peace:
 
Terakhir diubah:
mantap ceritanya suhu......

buat konfliknya makin seru suhu.....
 
males komen ah. yg penting asik bacanya
 
wih...porsi dobel ini?mantap lah...
emang terbaiki suhu ni,,keep spirit...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Chapter 23



***

( hanya suara nafas yang terdengar di kamar rendra, di cabutnya kontolnya di ikuti lelehan sperma yang keluar dari memek vivi. Vivi masih terpejam sambil mengatur nafasnya sedangkan rendra duduk di samping vivi sambil melihat vivi yang masih setengah telanjang dengan seragam sekolah ).

"memek paling enak" gumam rendra dalam hati.

"viii maaf yah tadi" ucap rendra sambil menggeser tubuh vivi ke tengah.

"ihh... jahat ah." Ucap vivi agak manja.

"hehe... abisnya gak kasih tau kalau ada rencana gitu.." ucapnya sambil belai rambutnya.

"ihh.. kalau aku kash tau, km pasti bikin kacau.." ucap vivi sambil liat mata rendra.

"masaa? Itu tadi acting aku sama rere sempurna kan?" ucapnya sambil menaikan alis.

"huu.. enak ya bibir rere sama dada nya?" ucap vivi.

"hmm ituu" jawab rendra ragu.

"gpp kok bilang aja, " di pegangnnya tangan rendra.

"yah masih enakan kamu lah..lebih hot" di ciumnya bibir vivi..

"uhhmm.. maaf ya soal tamparan tadi, dan soal marah tadi itu acting apa beneran" ucap vivi pelan.

"iahh gpp, beneran kok aku baru di tampar sama orang itu kamu, dan marahnya kerjain kamu... haha.. abisnya pelit sihh" di peluknya mesra tubuh vivi.

"uhm... abisnya kamu kan rese kalau di maintain tolong.." ucap vivi manyun.

"gpp lah, kalau gak gini gak bisa kerjain kamu. Enakan di kerjain gini" di peluknya sambil berhadapan muka.

"uhh,, iahh.. aku pipis 2x biasanya kan 1 hehe..." ucap vivi malu-malu.

"hehe.. kalau mau lagi bilang ajah,, muach" di ciumnya bibir vivi.

"ngh ah.. keenakan di kamu nanti... hmm. Aku ke kamar ya, mau bersih-bersih." Di ciuma balik bibir rendra, dan vivi tanpa merapihkan pakiannya langsung keluar kamar.


***

" maaf ya vi, aku udah punya rencana sendiri dan gak bisa libatin kamu. mau damai sama ben, walau martabat gue di injek gak apa-apa selama bukan harga diri kamu yang di injek sama ben vi" ucap ben sambil menatapi langkah vivi keluar kamar.

"mungkin ben gak percaya sama gue, tapi gak ada yang tahu sebelum di coba. Dan rencana ini cuman gue seorang yang langsung ngomong ke ben" ucap rendra memantabkan hati sambil mencari hari yang pas.

( hari pun berlalu, dan tak terasa sudah memasuki hari UAS. Begitu juga vivid an rendra hampir 6 bulan menjalin asmara, dan sudah beberapa kali ML itu pun vivi membatasi antara 1 minggu 1 kali, 2 minggu 1 kali. Dan rendra tak menyia-nyiakan kesempatanya seperti sebelumnya membuat vivi sampai 3 kali keluar dan rendra 1 kali, terkadang rendra 2 kali dan vivi 4 kali dengan catatan di keluarkan di dalam walau vivi sudah pakai spiral tetapi rendra belum mengetahuinya. Dan bila vivi mengizinkannya saat vivi mau di di dalam dengan alasan tidak dalam masa subur. )


***

( hari terakhir UAS, itu rencananya rendra bertemu ben secara baik-baik dan memilih bilang terlebih dahulu ke ben tanpa sepengetahuan siapa pun. )
"ben ben.. si rendra noh ke arah sini" ucap temannya saat mereka semua lagi kumpul di bekalang dekat wc.

"mau apa lo?" ucap ben berdiri.

"gue dsini mau ajak lo ngomong baik-baik. Soal masalah gue sama lo dan vivi.." ucap rendra santai.

"hee? Seorang rendra mau ajak ngomong baik-baik?" ucap ben menangkat bahu.

"Gue bukan rendra yang dulu ben, gue udah mau berubah.. bukan yang semena-mena kayak kemarin." Ucap rendra berusaha menjelaskan.

"haaa? Gak salah denger mau berubah? Power ranger kali berubah hhaaa" ben ketawa keras.

"gue serius ben.. " tatapan rendra tajam ke ben.

" ok... mau kapan?" ucap ben.

" Abis UAS lo tunggu di gudang belakang" ucap rendra.

"dan... cuman empat mata" lanjut rendra.

"hehee.. ok.." ucap ben sambil meninggalkan tempat itu.


***

"lo yakin empat mata sama dia.." ucap temannya.

"gak lah bego.. mana percaya gue si rendra berubah, cuman di depan vivi doank baik.. pasti dia mau hajar gue" ucap ben sesekali melihat rendra.

"wahh tapi kalau beneran berubah?" ucap temannya.

"gak bakall.. gue jamin.. lo lo bantuin gue abis UAS..mau gak?" ucap ben.

"hayoo.... Tapi ngapain?" ucap temannya.

"jaga-jaga aj.. " ucap ben.

"ok siap"

( sungguh ganjil bagi rendra, ben setuju begitu aja tanpa pikir panjang. Tetapi rendra memilih tidak memikirkannya dan berpikir positif dan memilih pulang untuk belajar sebelum uas karena sudah janji kepada vivi)


***

(malam ini ada yang berbeda di rumah seperti biasanya, meja ruang tengah di hiasi buku-buku berantakan, rendra menepati janjinya belajar selama UAS kepada vivid an besok uas terakhir )

"hoiiii... heheh" tegur vivi saat rendra sedang asik belajar di ruang tengah.

"bisa lebih alus gitu?" ucap rendra meregangkang tangannya..

"hehe.. mau bareng gak bejalarnya?" ucap vivi sambil duduk di depan rendra

"boleh... tapi enkan kita belajar posisi lagi aja" rendra menggoda vivi sambil mengangkat alis.

"ihh... gak boleh main sebelum UAS selesai" ucap vivi sambil menyilangkan tangannya.

"hehee udah 2 minggu tau gak boleh pegang kamu.." di senggolnya kaki vivi oleh kaki rendra yang bersila di satu meja yang sama.

"ih kasian deh. Eh besok reni ajak kita makan-makan, ajak raka sama indra ya dan kamu juga" ucap vivi sambil mebuka buku pelajarnnya.

"hmmm ok.. tapi aku mau ke ruang guru" rendra beralasan.

"ouhhmm tumben... jailin anak orang ya?" vivi menatap rendra.

"gk lah.. rendra yang dulu bukan rendra sekarang.. haha" ucapnya sambil nada bernyanyi.

"preeett.. ya udah.. nanti langsung ke kanting ajah.." vivi melanjutkan membaca.

"gak bisa di percepat? Gak tahan nihh liat kayak gituan sexy pula" ucap rendra godain vivi..

"gak.." jawab vivi singkat.

"hmm ya udah.." rendra diam-diam meluruskan kakinya tepat mengenai selangkang vivi, di tekannya pelan..

"ahh.. ihh.. kaki kamu, ngapain.." tegur vivi yang asik belajar.

"pegelll tauu.. ngghh..." ucapnya sambil memainkan jempol kakiknya mengelus memek vivi dari luar celana tidurnya,

"nhhmmm" di tatapnya mata rendra, tapi rendra bertindak seperti tidak terjadi apa-apa.


***

"tak.. tak ... tak.." langkah memasuki ruang tengah,

"wahhh tumben belajar dsini?" ternyata om hen dan tante nia baru pulang.

"hehe.. iah ajarin rendra belajar" ucap vivi sambil liatin rendra.

"boong banget.." jempol kaki terus elus-elus memek vivi.

"nggh.." desah vivi tertahan,

"kamu kenapa vi?" tante nia melihat tingkah aneh dari vivi.

"gpp tante.. pegel aj" ucap vivi sambil meleruskan kakinya dan berusaha mendorong kaki rendra, tetapi tinggi vivi dan rendra beda jauh.

"tumben ma.. paaa jam segini udah balik.." ucap rendra memainkan kakinya yang di jepit kedua kaki vivi.

"iah.. lagi gak da client.." ucap tante nia.

( om hen dan tante nia pun duduk sejenak di ruang tengah, tanpa mengetahui apa yang terjadi di kolong meja. Dan kaki rendra terus mengelus memeknya vivi, geliat tubuh vivi tak mencurigakan tante nia yang sedang asik nonton tv. )


***

"vivi ke kamar dluan yah tante, besok mau bangun pagi.." ucap vivi sambil merapihkan buku-bukunya dan bergegas ke kamarnya.

"rendra juga ya ma.." dengan terburu-buru rendra segera menyusul vivi yang sudah menaiki tangga.

"hehe kenapa udahan.. basah ya?" goda rendra di belakang vivi.

"ihh gak tuh.. km kali" langkah vivi semakin cepat..

"masaa?" rendra menyusul dan langsung memasukan tangnnya ke dalam celana vivi, di elusnya belahan memek vivi.

"hehe tuh basah.." di tunjukinnya jarinya yang basah.

"ihhh.. di bilangin nanti abis uas aja" ucap vivi manyun..

"iah iah.. awas kamu main sendiri lagi, aku bikin kamu 2x lipa lemesnya" bisiknya dan masuk ke kamanya.

"heee rendra ihh nyebelin..( tapi kok dia tau aku main sendirian hmm)" ucapnya dan memasuki kamar dan berusaha menurunkan libidonya.


***

( hari terakhir uas pun di mulai, rendra sudah bilang akan menemui kalau urusannya selesai, vivi dan kawan-kawan pun langsung ke kantin. Rendra dengan diam-diam ke gudang sekolah tanpa sepengetahuan siapa pun. )

"wah wah... beneran sendirian kesini ya" ucap ben berdiri menyambut rendra
.
"brraakk..." pintu gudang langsung di tutup beberapa teman ben.

"cih... gue cuman mau ngomong sama lo berdua, kenapa yang lain ikutan" ucap rendra sambil matanya mengawasi gerak gerik 4 teman ben.

"kenapa gue harus percaya ucapan lo, dan gak bakalan percaya ucapan lo hehe" ben melangkah mendekat.

"lo masih lupa kejadian dulu kan? Dan nih liat " ben sambil menunjukan beberapa gigi ben yang bolong saat rontok di pukul rendra.

"lo masih inget kan.. rahang gue patah, gigi gue rontok, dan hidung gue juga, tapi gue bisa aja laporin lo kepolisi. Tapi gue pikir gue tunggu balas dendam yang sesuai dan 100 kali lipat dari ini ren.." jelasnya ben mengelilingi rendra.

"soal itu.. makanya gue pengen damai sama lo ben, " ucap rendra

"haaa damai? Apa yang lo lakuin ke gue mau damai? Gak bakal, sebelum lo apa yang guue rasain." Ucap ben sambil memanggil teman-temannya.

"lo bego ren, ajakin ke sarang harimau dan bakalan jadi makanan harimau haha" sambungnya.

"( dugaan gue meleset, harusnya gue gak ceroboh,)" langkah rendra mundur.

" Hajaarrrr...." Teriak ben...

( rendra pun segera berlari menuju pintu gudang, dan berhasil sedikit terbuka, tetapi di tariknya tubuh rendra dan langsung berhadapan dengan 2 orang teman ben. Adu pukul tak terelakan, walau jago karate rendra kualahan menghadapi 2 orang karena sama-sama bisa bela diri, dan kini 3 teman ben turun langsung menghadapi rendra. )

" nih lo hajar pakai kayu.. biar mampus sekalian" ucap ben sambil kasih kayu ke temannya.

"gue gaku ben.. ini kelewatan.. " tolak temannya.

"aahh banci lo.. " ben langsung menuju rendra

( walau kena pukulan cukup banyak rendra masih bisa bertahan, dan mencari ke sempatan kabur. )

"baaakkk..." kaki rendra kena pukulan kayu dari bend an langsung tersungkur dan menerima pukulan telak dari teman-temannya..

"aahh... " nafasnya seperti mau habis melihat ben.

"pegangin cepet.." ucap ben suruh temannya pegang rendra yang tak berdaya.

"hehe.. lo belom ngerasain patah tulang kan, lo sekarang banci ren... haha?" ucap ben.

"benn stop.. udah cukup.. ini kelewatan.. " ucap temannya.

"aahh banci lo semua.. " ucap ben teriak sambil sebilah balok kayu lagi.

" gue gak ikut-ikutannn" salah seorang temannya langsung pergi keluar gudang.

( ben pun menuju ke belakang rendra, menepuk-tepuk pahu rendra dengan balok kayu, tanganya rendra masih kepegang temannya dan ben siap-siap mengambil ancang-ancang. )

"baaaakkkkk......" pukulan kerass dari balok kayu..

"aaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh" teriak rendra kerass memenuhi gudangg."


***

( posisi lain di kanting, vivid an teman-temannya sedang asik makan-makan.)

"trannggggggggg" vivi menjatuhkan gelas ke lantai.

"vi... lo kenapa?" ucap reni.

" hmm gak tau.. perasaan gue jadi gak enak ren.. " bisik vivi sambil membersihkan pecahan gelas.

"cuman persaan aja.." bisik reni dan juga membantu vivi.

"rendra kok belom kesini ya, kok jadi gelisah gini ren.. gue cari rendra ya.." bisik vivi langsung meninggalkan reni.

"wew vivi kemana reni?" ucap jerry.

"hmm itu.. mau cari rendra, soalnya belom kesni-sini.. " ucap reni.

"ouhh,,, ya udah abisin dulu, gue yakin rendra baik-baik aja cuman keruang guru kan?" ucap jerry

"iaahh sayang banget nih banyak gak di abisin" ucap indra mulutnya di penuhi makanan

"abis itu kita ke rendra ok" lanjut raka.

( vivi pun langsung ke ruang guru, persaannya semakin gak enak ketika seorang guru kasih tau dari tadi rendra gak pernah ke ruang guru. Vivi yang panik, langsung berlari menelusuri lorong sekolah. Dan tak sengaja vivi melihat seorang temannya ben, vivi tak pikir panjang langsung menemuinya)

"stoop.. lo temannya ben kan?" ucap vivi ngos-ngosan.

"ia kenapa?" ucapnya santai.

"lo liat ben? Atau rendra?" ucap vivi.

"ittuu." Ucap temannya ragu.

"cepeett.. gue mohon lo kasih tau gue.." ucap vivi yang tak sadar matanya memerah.

"ben sama rendra di gudang belakang.. mendingan lo cepet-cepet. Dan gue ada hubunganya dengan semua itu" ucap temannya.

"iaahh.. iah. Makasih banget.." vivi pun berlari sekuat tenaga ke arah gudang sekolah.

( nafasnya terputus-tepus, berjalan menuju pintu gudang yang terbuka )

"rendra.. semoga lo gak kenapa-kenapa, perasaan gue gak enak banget ren" gumam vivi melangkah ke pintu.


***

"hahahaa.... Tinggal nih gigi belom gue rontokin.." ucap ben sambil menepuk-tepukan balok kayu ke wajah rendra yang berdarah-darah.

"udah lah ren.. dah keok gitu..." ucap temannya.

"belom lah... abis ini selesai kok" ben kembali ambil ancang-ancang..

"Stooooooppppppppppppp.." ucap vivi teriak berada di pintu gudang...

"wew kita ketauan ben" bisik temannya..

"gpp kok.. tunggu aja." Ucap ben berdiri sambil membuang balok kayu,

"buggggggg" tubuh rendra tersungkur dan kepalanya melihat ke arah vivi.

" cepet kaburrrrrrrrrrrrrrr...." Teriak rendra sekuat tenaga.

"gak... ha haa." Ucap vivi sambil menarik nafas.

" wahhh bebeb kesayangann dateng hhehee" ucap ben nyegir..

( langkah vivi mendekati rendra, di tutup mulutnya sambil menahan tangis melihat kondisi rendra. )

"gue mohon, udahan... ben..." ucap vivi matanya berkaca-kaca.

"bentar lagi kok.. tinggal gigi aj" ucap ben mendekati wajah vivi.

"stop gue mohon.. udah sampai sini, rendra udah berubah ben, gak kayak dulu.. dia udah lebih baik. Makanya lepasin dia sekarang ben" ucap vivi tegas.

"lo mau dia lepas, dan masalah gue sama rendra selesai?" ben mendekatkan lebih dekat wajahnya ke vivi.

"iaaaa..." ucap vivi dengan tampang datar.

"baikk...gue mau aja.. tapi.." ucapnya.

"tapi apaa?" vivi melirik ke arah rendra.

" jawab dengan jujur pertanyaan gue" ucapnya

"iaa apaa"

"lo masih virgin dan lagi subur gak?" rendra senyum

"masihlah.. ia lagi masa subur kenapa?" ucap vivi datar.

"kalau gituu.. kita ngentot aja hheehe dengan gitu masalah ini terselesaikan.." ucap ben santai.

"haaaaa?" vivi terkejut.

"kenapa.. cuman ngentot aja kok.. " bisiknya ben.

"hmm.. tapi lo janji kan? Gak bakal masalah ke rendra, gue dan kawan-kawan" ucap vivi

"buat lo gue pasti janjjin" ben sambil memegang dagu vivi.

"okk.. gue mau.. tapi lo juga hapus foto rere dan jangan ganggu rere" lanjutnya vivi.

"shitt.. jadi lo yang gagalin waktu itu?" nada ben meninggi.

"iah..." jawab vivi singkat.

"fvkkk... " ucap ben geram.

"( gue ia in, gue gak bahan buat manfaatin.. tapi vivi lagi subur, kalau gue crotin di dalem dan hamil.. haha.. vivi bakal milik gue..)" ben tersenyum sendiri.

"kenapa diem.. gmna?" tegur vivi..

"ok.. deal... oia kita ngentot nya dsini ya,, di depan rendra hehe" bisiknya

"haaa sekarangg?" vivi terkejut lagi..


***

( suasana gudang menjadi hening sesaat)

" vi.. jangan begoo... " ucap rendra mulai setengah sadar.
"( maaf ren.. demi km.. dan demi kita dan teman lain juga)" vivi tak sadar menetesan air mata.

( mata rendra pun tertutup, vivi yang kaget langsung memeriksa keadaan rendra dan masih bernafas hanya pingsan )

"gak bisa besok?, rendra udah kayak gitu." Vivi kwahtir keadaan rendra.

"makanya cepetan makin lo cepet, makin cepet selesai." Ucap ben mempersiapkan alas.

"gue mau tapi gak di liatin..hmm" ucap vivi deketin ben.

"ya ya.. gue siapin dulu, eh rebahin si rendra, dan lo tunggu luar , gue mau perawanin anak orang hehe" ucap ben seneng,

"ok... cepetan.. nanti pada keburu yang liat" ucap temannya berjalan keluar.

"iaahh.. slow" ucap ben

( teman-teman ben pun keluar gudang, rendra yang tergeletak pingsan. Di ajaknya vivi ke matras bekas, ben yang sudah nafsu langsung merebahkan vivid an melumat lehernya.. awal vivi menghindar di cium bibirnya, tak lama bibirnya di lumat sambil tanganya ben meremas kasar buahdada vivi dari luar seragamnya )

"uhmm vi.. jangan terus hindar donk.. lama kelarnya nanti.." bisik ben

"pasrah aja dan serahin ke gue ya.." sambungnya

(dibukanya kancing satu persatu seragam vivi tanpa perlawanan, di angkatnya baju dalam vivi, begitu juga bra yang di pakai, ben pun langsung melumat rakus buahdada vivi. Vivi hanya diam pasrah tetapi libidonya semakin naik, jilatan-jilatan di sekitar buah dadanya membuat vivi mendesah tapi di tahannya..)

"uhh gue suka toket lo,, gede, ahmm" ben masih asik. Dan tak lama tanganya turun ke selangkangan vivi di turuninya cd dan di singkapnya roknya ke atas.

"uhh... jembut lo aahh makin lebat yah.." jarinya ben korek-korek memeknya vivi.

"ngghh..." desah vivi tertahan

"jangan di tahan.. lepas aja kalu enak." Ben langsung melumat memek vivi..

( lumatan ben, terasa lebih lihai daripada rendra, membuat vivi mendesah. Ben pun langsung melucuti celananya dan llangsung mengeluar kan kontolnya, di gesek-geseknya perlahan.)

"minta apa syang? Jawab donk.. kalau gak gue lamain nih" ben memainkan kontolnya

",,,,,,," vivi diam dan membuang muka.

"yah diem.. lama loh nanti " goda ben sambil memasukan dan mengeluarkan palkonya.

"nggh,, minta di entot" ucap vivi sambil menitikan air mata.

"ouhhh iaahh.. ok sayang.. nggghh" di tekannya perlahan..

"ouhh yea.. kenapa nangiss.. hahaa" di remasnya buahdada vivi.

( vivi pun berekpesi seperti perawannya hilang, mengerang seolah perawannya hilang saat itu juga. Ekpresi ben pun sangat senang mendapatkan perawannya. Dengan sangat bernafsu ben memompa kontolnya cepet)

"aah vi,,, memek lo ouhh... yeahh" di regangkan kedua kaki vivi.

"ngghh nghh" nafas vivi mulai mengebu,

"uhh,, shiit.. " di tindihnya tubuh vivi, pinggul ben naik turun dengan cepat.

"nggghh" vivi pun lingkarin kakinya dan di susul klimaksnyaaa..

"ouhh shit.. vii memek lo.. ouuhh,,, " ben menghentak-hentakan kontolnya.


***

( cukup menikmati jepitan memek vivi, ben pun langsung cabut kontolnya dan ben pun berbaring)

"masukin donk.. lo yang goyang sekarang.." di tarik pinggul vivi duduki kontolnya.

"sini gue ajarin.. nahh pasin kontol gue. Lo turunin pinggul" ucap ben sambil mengajari vivi..

"aahh yaa gitu sayang. Sekarang goyang.." tangan ben membantu menggerakan pinggul vivi.

( sensasi baru bagi vivi, dan secara tak langsung menikmati gaya ini.. libidonya pun naik lagi membuat vivi menaikan turunin pinggulnya sambil buahdadanya di mainin ben.. )

"ahhh.. aahhh ahh uhh" desah vivi terbawa suasana..

"yeah terus sayang.. uhh aahh... " ben diam-diam hentakin kontolnya

"ahhh... mau pipis benn. Nggh.." wajah vivi sayu memerah..

"ouhh aahh.. sini gue bantuin." Di peluknya vivi dan langsung ubah posisinya rebahan.

( ben pun langsung pompa cepet kontolnya.)

"nggghhh" lenguh vivi di ikuti tubuhnya mengejangg..

"aaahh vii... shitt gue juga..aahh pecunnn anjingg.. aahhh" di tekannya kontol ben dalam-dalam

"crottttttt....crroottt..." semburan kenyang menyebur kencangg..

"aaahhh shitttt auhh vi.. aahh" di remasnya keras buah dada vivi

( tubuh vivi masih terasa mengejang, mata merem melek sambil melirik tubuh rendra yang tak berdaya, tubuhnya lemas tak berdaya, stamina punya ben hampir sama kayak rendra membuat vivi terpuaskan secara tak langsung.)

"ploopppp" ben mencabut kontolnya.

"hehehe.. makasih ya syang.. " ben merapihkan celanannya.

"oh ia.. kalau lo hamil gue mau tanggung jawab kok" bisiknya sambil menghiruupp bau badan vivi dalam.

"......" tak ada jawaban dari vivi dan masih mengatur nafas.

( ben pun melangkah keluar gudang, dan sesekali tendang rendra yang masih pingsan )

To Be Continue

Ane kasih ekstra ya suhu.. haha banyak dikit..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
"Cewek yang jatuh cinta ke seorang cowok, lalu hamil karena berhubungan seks dengan cowok yang menghajar cowak yang dicintainya, untuk menyelamatkan cowok yang dicintainya itu?"

Jangan-jangan, maknanya judul This is Destiny ini adalah ini ya? :((

ahha belum juga gan.. mungkin masih setengah perjalanan.
 
sekedar saran suhu krn menurutku terlalu aneh jalan ceritanya,seharusnya bukan digudang sekolah,krn kalo digudang sekolah terkesan kalo sitokoh cewek bego,disitu ada tmn sirendra knp gak dipanggil?beda kalo lain tempat,jd terkesan sicewek terpaksa krn gak bisa minta bantuan dan terlihat lebih natural jalan ceritanya.itu menurut sy sebagai penikmat hasil karya suhu dan sy nantikan lanjutan karya suhu ini.selamat berkarya.
 
Cerita udah mulai blunder...eehhmm..
Anak kelas 1 berani bantuin gebukin anak yg punya sekolah.. ini wow banget..

Apalagi klo sampe si rendra tetep terima si vivi. Alibi dengan spiral.. gak banget
Mungkin bisa balik dan rendra terima vivi lagi.. tapi butuh proses ( pas bagian ini konflik nya bakalan seru nich )

Tapi kita lihat aja nanti kedepan nya..
 
Bimabet
maaf suhu kali ini ane agak laen komennya.
1. kenapa rendra beruba justru menghilangkan harga diri.
2. jujur kalau ane jadi vivi lebih baik mati menjaga harga diri. apa lagi yng di hadapi hanya si ben yang notabene levelnya dibawah rendra.
3. vivi kesannya jadi cewek gampangan. gak semua masalah selesai dengan ngentot.
4. tapi semua terserah ente. ente yang nulis. tapi jujur apdet kali ini ane kurang sreg. tapi sebagai pembaca siapa ane sih hehehe. :ampun:
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd