Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT This is Destiny

Bimabet

Chapter 27


( sawah )

"panas banget vi, balik yuk" di ajaknya rendra ketengah sawah.

"haha takut item yah" ledek vivi berjalan santai.

"iaahh.. nanti kamu gak mau sama aku" bisiknya rendra.

"huu gpp item asal masih kuat aja hehe" ucapnya vivi menggoda.

"kuat apanyaa? Ini nya?" lanjutnya rendra sambil menggoyang pinggulnya.

"huuu... yuk balik" vivi dan rendra berpegangan sambil menelurusi pinggir sawah, angin sepoi-sepoi tetapi panas yang tak tahan, mereka pun menuju rumah.

"huaahh... panasss" ucap rendra langsung mencari kipas angin yang dekat kamar vivi, di nyalahkannya sambil mengkibas-kibaskan baju nya.

"nih minum dulu, gak ada batu es hehe" ucap vivi sambil kasih air putih ke rendra.

"iah gpp," rendra kembali duduk langsung menenggak abis air putihnya, vivi dan rendra pun mengobrol ringan cerita masa kecilnya vivi ke rendra yang belum ia tau. Rendra geleng-geleng ternyata vivi dari sd sudah membantu kedua orang tuanya, anak perempuan satu-satunya padahal sang papa mengharap anak lelaki dan mempersiapkan baju anak lelaki, itu pun kata dukun beranak kalau anak yang akan di lahirkan anak lelaki.

"pantess ya, galak banget jadi cewek.." tawa rendra mendengar cerita vivi.

"huft.. jadi mau aku yang galak?" vivi manyun sambil menyilangkan tangan.

"haaha.. jangan donk, bisa patah lagi nih tangan hahaha..." tawa nya lagi, tak henti-hentinya rendra meledek vivi.

" tapi tapi,,, gpp deh galak.. galak di ranjang tapi.. hahaaa" ucapnya tetawa terbahak-bahak.

"iihhh... rasaiin nih..." di cubitnya perut rendra, rendra pun segera menghentikan tertawanya, walau sedikit tertawa kecil. Dan cukup lama terdiam.


***

"vi.. papa mama kamu kapan baliknya dah jam segini belum balik" rendra membuka pembicaraan.

"biasanya kalau pergi sore menjelang malam baru pulang." Ucapnya sambil mengambil minum kembali.

"eh vi.. aku suka kamu yang galak kayak kemarin tau" bisiknya sambil meniup kupingnya.

"ihhh.." vivi tersipu malu,

"hhee belajar dari mana tuh naikin aku?" bisiknya lagi,

"hehe.. ummhh dari film gituan di kasih mama kamu" wajah vivi tersipu malu,

"ouhh pantes hehe, ih kenapa malu gitu.. udah biasa juga.. gak usah malu cuman aku kok yang tau" di kecupnya bibir vivi.

"uhmm.. iaah" vivi mengangguk kecil, di pangkunya vivi sambil bibir mereka melumat. Remasan kecil mendarat di buahdada vivi, vivi membalasan ciuman rendra dan saling melilitkan lidahnya. Rendra mulai menaikan baju vivi dan menurunkan bra nya ke bawah, di remasnya sambil di pilinnya secara lembut, vivi pun semakin agresif melumat bibir rendra.

"Uhh..." desah rendra sambil arahin tangan kirinya vivi memegang kontolnya yang sudah tegak dari luar celanannya, di elusnya lembut dari luar celana.

"aaahhmmm.. " mulut rendra mencaplok buah dada vivi, di mainkannya lidahnya di buah dada vivi, pelan-pelan rendra membantu vivi membuka celananya keluar dan langsung mengacung tegak. Agak canggung vivi kembali kocok kontolnya sambil buah dadanya di lumat rendra.

"aaahhh sssh.. ren..." desah vivi saat bibir rendra kembali menciumi leher vivi sambil tangannya kembali bermain di buah dada vivi. Vivi pun membuka kaos dan mencopot bra nya,

"udah nakal sekarang.. " ucap rendra saat ia mau menghisap lagi buah dadanya tetapi vivi menghindar.

"hihihi.. biarinnn" buah dada vivi pun kembali menjadi mainan bibir rendra, di kocoknya lagi kontol rendra yang tepat di selangkangannya. Vivi pun berdiri, mencopot celananya dan di lempar ke rendra begitu juga celana dalamnya, terpampang memeknya yang di hiasi bulu-bulu lebatnya.

"come on.. " rendra membuka celana dan celana dalamnya sambil renggangin kakinya agar kontolnya terlihat mengacung tegak. Vivi pun kembali di pangku rendra dengan kontolnya menempel tepat di memeknya. Vivi kembali berciuman sambil rendra menggoyangkan pinggul vivi, perlahan kontol rendra bergesekan dengan memeknya.

"uhh vi anggkat dikit" pinta nya menggangkat pinggulnya dan rendra memposisikan kepala kontolnya di bibir memek vivi..

"aaahhhhh" pinggulnya menekan masuk kontol rendra dan terus sampai tertelan semua, mereka kembali berciuman sambil render menghentak-hentakan pinggul, vivi yang tak mau kalah mulai maju mundur pinggulnya. Di peluknya erat tubuh vivi sambil pinggulnya vivi bergerak semakin cepat.

"sshh ahh aahh aahh" gerakan vivi semakin cepat, wajahnya kini sayu mendesah. Tubuhnya kini naik turun. Di sibakannya rambutnya ke kiri dan terus menaik turunkan pinggulnya. Rendra kembali mencium leher vivi dan tanganya memilin puting vivi.

"aaahhhh......" vivi memeluk erat di ikuti erangan panjangnyaa, di tekannya kontol rendra. Desah nafasnya terputus-putus. Rendra membiarkan vivi menikmati klimaksnya.

"galak banget sihh" goda rendra saaat melihat vivi memejamkan mata.

"huuu." Di ciumnya bibir rendra lembut.


***

Cukup tenaga vivi berdiri mencabut kontol rendra, terlihat kontolnya masih tegak berdiri di hiasi cairan putih.

"ke kamar ajah..." ucap vivi sambil menarik lengan vivi ke kamarnya, rendra pun langsung rebahan dengan kontol yang agak tegak. Vivi pun rebahan di samping renda sambil di kocoknya kembali kontolnya.

"nafsu banget sih gak biasanya.. " bisiknya.

"uhh,, kamu kan lagi sakit, gak mau aku manjain?" bisik vivi agak mendesah.

"mau donk... jarang kamu bisa galak di ranjang, biasanya aku yang hajar kamu haha" kontolnya rendra kembali berdiri melihat tingkah vivi sangat nafsu tak seperti biasanya.

"iaahh.. biar cepet sembuh ahaha, dan kamu boleh keluarin di dalam selama disini" bisiknya menggoda rendra,

"oh ya? Kamu hamil gimana?" di tindihnya tubuh vivi, rendra merasakan masih sakit di pundaknya.

"iah hamilin aja hihi" vivi kembali menindih tubuh rendra dan memposisikan kontolnya tepat di memeknya.. rendra tersenyum nakal melihat tingkah vivi menjadi nafsu seperti ini.

"nggghhhh" vivi menurunkan pinggulnya kembali..

"aku aja yang gerak yah, kamu tiduran ajah" tangan vivi bertumpu di dada rendra, vivi pun berjongkok sambil naik turunin pinggulnya. Desah vivi kembali keluar di saat kedua putingnya di pilin oleh rendra.

"uh vii.. terus dikit lagi.." tanda-tanda rendra akan klimaks, vivi pun mengegakkan tubuhnya, di putar-putarnya pinggul dan sedakit hentakan..dengan cepat vivi menaik turunkan pinggulnya lagii..

"viiii...aah shitt.. sfx*crroottttt crrroooottt" tangan rendra menekan pinggulnya,

"aaahhhhh" desah vivi saat memeknya merasakan sembutan hangat beberapa kali, vivi menggerakanya dikit agar rendra lebih nikmat sambil kedua tangannya ber tumpu di dadanya. Tak lama rendra menarik tubuh vivi dan di peluknya erat dengan kontol ang masih tertanam di memek vivi. Hanya terdengar lenguhan nafas mereka berdua di kamar.

"love you vii" di ciumnya kening vivi, dan langsung memposisikan tubuhnya tegak.

"love you juga hehe" ucapnya senyum, cahaya matahari sore menembus kekamarnya, menyinari tubuh vivi yang telanjang bulat dengan keringat yang menetes,


***

Cukup istirahat vivi segera mencabut kontolnya rendra, dan keluar kamar untuk membersihkan spermanya, rendra yang masih menikmati tertidur dengan posisi terlentang. Selesai bersih-bersih dan memakai pakainnya vivi kembali ke kamarnya, melihat rendra yang tertidur dengan kontol yang tertidur juga. Vivi pun memilih memberi makan ayam, kambing, dan sapi yang di samping rumahnya.

Hari mulai petang, mama papa vivi pun pulang dengan mengendarai kuda besi tuanya sambil membawa sesuat.

"sini maa vivi bantu" vivi pun mengambil beberapa kantong.

"kamu bawa ke dapur, malam ini kita makan sop ayam." Ucap mama langsung turun dan membawa beberapa kantong lagi. Vivi pun masuk ke rumah, melihat celana dan celana dalam rendra yang di sofa, vivi segera mengambilnya dan berlari membawa ke dalam kamarnya.

"kenapa lagi gitu vi?" ucap mamanya memasuki rumah.

"hehe gpp ada kecoa tadi di kamar" di lemparnya ke wajah rendra yang masih asik tertidur. Dan langsung menuju dapur. Vivi membantu mamanya memasak sedangkan papanya melanjutkan kasih makan peliharan mereka.

" vi leher kamu kok merah-merah ya?" di lihatnya leher vivi yang memerah dan ada yang sudah agak kehitaman, sehabis di ciumin rendra.
"hmm gatel tadi ma, tapi sekarang udah ngak kok" vivi melanjutkan memotong daging ayamnya.

"ouhh.. mama kira kamu alergi" ucapnya langsung membuat bumbunya. Vivi dan mamanya pun sibuk membuat makan malam.


***

"hoaaaaammm, eh tante udah pulang " rendra yang berniat cuci muka, bertemu vivi dan mamanya yang sedang memasak.

"eh baru ya ren.. malam gak bisa tidur ya disini?" ucap mama vivi langsung membersihkan tangannya.

"ngk kok tante, tadi kecapean aja abis jalan-jalan dari sawah" ucapnya memainkan alis saat vivi liat rendra.

"ouh hehhe,, ya udah.. kamu mandi dulu sana, nanti keburu gelap loh." Rendra pun segera mengambil handuk dan mandi, vivi dan mamanya telah selesai membuat makan malam, menunggu yang lain selesai mandi rendra duduk santai sambil memegang bahunya yang makin terasa sakit.

"yuk makan" ucap papanya vivi, mereka berempat pun segera makan, seperti biasa rendra satu piring dengan vivi.

"nak ren.. bahunya di pegangin terus sakit banget ya?" ucap papanya melihat curiga bahu rendra yang agak miring.

"iaah tapi gpp kok, hehe" wajahnya nyengir menahan rasa sakit dan nyilu dari bahunya.

"jangan boong ihh,, " vivi mengehentikan suapan lauk ke rendra.

"hm.. iah tiba-tiba abis bangun tidur nyeri banget vi.. sampai sekarang" ucapnya,

" uhmm, ada sih urut patah tulang disini tapi lumayan jauh, 30 menit lebih kalau bawa motor" ucap papa vivi, rendra pun tak berniat ke pijat patah tulang,, mau tak mau papa vivi pun tau bahunya terbentur keras sampai geser dan retak.

"yuk. Om anterin aja" papa vivi langsung bangun mencari kunci motor.

"gak usah pa.. vivi aja yang anter, mama papa pasti capek banget kan." Ucap vivi sambil mengambil kunci motornya dari tangan papanya.

"tapi vi, udah malam," mama vivi mencegah, tapi vivi pun keras kepala langsung mengeluarkan kuda besinya. Dengan terpaksa rendra pun menuruti kemauan vivi.


***

"yakin kamu yang bawa? Bisa bawa motor emang?" rendra ragu menaiki jok belakangnya.

"bawel ah naik aajaa.. cepet" ucapnya, rendra pun langsung naik berpegangan ke pinggang vivi, vivi pun berusaha menyeimbangkan stang motornya karena rendra lumayan berat.

"vii.. ngerii ah.. " rendra semakin erat peluk vivi, sampai tangan kirinya memegang buah dadanya.

"ihh diem ah..." vivi membiarkan tangan rendra memegang buah dadanya. Vivi pun berhasil menyeimbangkan motornya dan langsung menuju rumah tukang urut patah tulang. Rendra semakin merasakan nyeri dan nyilu karena jalannya tidak rata.

"sampee juga" ucap vivi yang berhenti di sebuah rumah, rendra pun turun dengan meringis tahan sakit.

"tokkk ... tokkk .. malaaammm.. emaak.. ada orang?" ucap vivi, dan tak lama keluarlah wanita agak tua dengan rambut yang putih.

"vi... ini yang bakal urut patah tulang?" bisik rendra ragu dengan wanita itu.

"iahh... jangan liat dari tampangnnya, nanti kamu juga tau kok" wanita itu mengizinkan masuk, rendra pun duduk bersila dekat wanita agak tua itu.

"jadi siapa yang patah?" ucapnya agak serak.

"ini emak, rendra namanya. Bahunya geser" vivi menjelaskan kepada wanita itu. Wanita itu pun langsung mendekati rendra, dan menyuruh rendra buka bajunya, di pegangnya pelan bahu rendra.
"awwhh mak sakitt awwhh." Rendra meringis kesakitan saat jarinya menyentuh pelan.

"bisa gak emak?" ucap vivi, anggukan wanita itu dan menuang segelas air putih, mulutnya komat kamit seperti mengucap sesuatu.

"di minum dulu" ucapnya sambil mengambil minyak urut.

"udah minum,, itu jampi-jampi biar pas di urut gak teriak-teriak" bisik vivi menjelaskan, rendra tak percaya berbau mistis. Mau tak mau rendra pun meminum abis air putih yang sudah di jampi-jampi. Wanita itu pun mengoleskan minyak urut di bahu rendra.

"biar cepet sembuh" bisiknya, sambil pegang tangan rendra erat.

"aaaaahhhhhhh" teriak rendra, wanita itu pun kaget rendra kesakitan, begitu juga vivi.. tangan kiri rendra pun bergerak dan memegang buah dada vivi, di remasnya perlahan.

"ahh.. ihh" ucap vivi agak bête rendra mencari kesempatan, vivi mencoba menatap mata rendra tetapi menghindar memilih memejamkan matanya. Bahu rendra terus di urut, tapi tak ada teriakan lagi hanya remasan lembut di buah dada vivi.

"kreteekkk...awh" suara tulang rendra bergeser dan wanita itu kembali mengurut dari bahu sampai ujung jarinya..

"ihh udah ah tangannya" bisik vivi yang merasakan putingnya mengeras, tetapi tak ada respon dari rendra. Vivi pun menurunkan paksa tanganya dan duduk bersila menahan tangan kiri vivi. Wanita itu menggerakan lengan rendra leluasa seperti normal, di tekuknya sana sini.

"udah..." ucapnya sambil melilitkan kain panjang.

"Pagi-pagi di gerakin ke atas ke bawah lengannya, nanti di rumah baru di lepas ya" lanjutnya yang masih membalut kain ke rendra dan minimum air putih kembali. Rendra dan vivi pun pamit setelah membayar seiklasnya. Vivi pun membonceng kembali rendra menuju rumahnya. rendra hanya senyum-senyum sendiri mlihat vivi kelihata agak horny. obrolan ringan sambil menurunkan libido vivi.


***

"maaa.. paaa.. vivi pulang" ucap vivi langsung menuju ke dalam rumah,

"cucian dulu gih.. mama udah masak air buat kamu sama rendra" ucap mama vivi yang keluar dari dapur.

"iaah,, mama papa tidur aja.. hehhe" vivi memasukan kuda besi tua papa nya ke dalam rumah. Keduanya pun segera masuk untuk tidura karena waktu tidak terasa menunjukan pukul 10 malam.

"nih air hangat.." vivi membawa baskom air hangat,

"buat apaa?" rendra sambil membuka perlahan kain yang di lilitkan tadi.

"sini..aku bantuin bersihin badan kamu.." vivi perlahan membuka baju rendra, di perasnya air hangat di handuk, rendra membelakangi vivi sambil duduk bersila. Di usapkannya tubuh rendra dengan handuk hangat terutama bahu sampai lengannya.

"( beruntung banget vi, aku milikin kamu )" rendra senyum-senyum sendiri sambil menoleh liat vivi yang telaten membersihkan sisa minyak urut di badannya.
"kenapa senyum-senyum" ucapnya sambil lanjutin membasuh lagi tubuh belakang rendra.

"gpp... " rendra membalikan badannya dan memeluk vivi. Di peluknya sambil mencium bibir vivi, di lumatnya mesra, vivi pun mebalas ciuman rendra.

"ehhm.ihh tadi kan udah.. hmm.. aku cucian dulu" vivi melepas pelukan rendra dan mengambil lampu sumbu, berjalan ke kamar mandi. Di basuhnya seluruh tubuh dengan air hangat, selesai di lilitkannya handuk langsung menuju kamarnya. Dan langsung duduk samping rendra yang di ruang tamu.

"aku tidur sini aj vi... kamu dalam aja" ucapnya sambil berbaring di sofa, vivi langsung ke kamarnya mengambil tikar dan beberapa bantai dari kamarnya.

"aku temenin aja.." vivi membuka tikarnya, rendra pun rebahan di ikuti vivi di sampingnya. Hembusan kipas angin membuat mereka berdua tertidur saling berpelukan.


***

Vivi dan rendra pun tertidur, ayam berkokok kembali dari samping rumah. Mama dan papanya pun bangun.

"paa.. vivi sama rendra kok tidur di situ bukannya di kamar" ucap mama vivi saat keluar kamar.

"yah temenin rendra kali.. tapi cocok ya ma vivi sama rendra" ucap papanya yang memandangi anak gadisnya.

"iah.. tapi apa mereka udah gituan ya bisa lengket gitu" ucap mama vivi yang agak kwahtir.

"hmm.. kita percayain ke vivi aja ma, " ucap papanya melangkah pelan, dan mamanya selimutin lagi dengan sarung tubuh vivi yang merangkul rendra dari belakang. Wajah vivi terlihat sangat lelah tak tega membangunkannya.

"nggghhhhh" vivi menggeliat, di lihat sekelilingnya hanya suara kipas angin.

"Mampus kesiangan hmm" gumamnya dalam hati langsung bangun dilihat sudah jam 7 pagi, vivi pun langsung ke belakang rumah.

"ehh udah bangun vi.." ucap mama vivi saat lagi mencuci pakaian.

"hmm ehehe iaa.. kesiangan hm.. sini vivi aja" vivi pun langsung bergantian mencuci.

"vi.. mama boleh tanya, kamu sama rendra udah sebatas mana?" vivi tersontak kaget,

"bilang aja gpp kok.. " lanjutnya .

"uhmm rendra sama vivi udah pacaran ma hehe" ucapnya malu-malu.

"wah.. pantes mesra banget tidur berduannya, hehe tapi cocok kalian berdua" mama nya ikut senang dan agak tidur percaya rendra mau sama vivi.

"tapi vi.. kamu belum lepas perawan kamu kan? Mama takut rendra cuman mau nafsu dari kamu aja. Kan kebanyakan anak kota gitu. " ucapnya agak cemas.

"iah ma.. masih kok. Vivi kan bisa jaga diri.hhee" vivi ternseyum sambil lanjut cuci pakaian.

"mama lega deh.. ya udah, mama mau bikin sarapan yah" ucapnya meninggalkan vivi,

"Maaf ma, vivi bohong, tapi vivi lepas perawan vivi ke orang yang vivi rasa tepat kok ma" ucapnya senyum dalam hati melihat langkah mamanya masuk ke rumah.

***

( rumah )

"sepi ya paa.. 2 hari rendra belum pulang," ucap tante nia

"hehe.. gimana besok kita jemput rendra?" kebetulan hari sabtu, om dan tante libur kerja.

"iah boleh... tapi mama belum dapat kabar pa vivi mau balik lagi gak" tante nia sangat mencemaskan rendra dan vivi di tambah bahu rendra yang belum pulih.
" iah makanya kita pagi-pagi kesana" di elusnya pipi tante nia yang cemberut.

"maa.., nanti malam kita main yuk.. tapi di kamar vivi" bisik om hen genit.

"ohh kenapa kamar vivi?" ucapnya bingung.

"cari sensasi ma.. mama pakai seragam vivi ya hihi jangan lupa sama bodystocking juga" di remas lembut buahdada tante nia.

"ih papa nakal ah.. kayak abg aja.." ucap tante nia manyun.

"tapi gpp yuk coba haaha" senyum genit tante nia, selesai sarapan mereka berdua pun siang ke kantor masing-masing.


***

"paggiii..." ucap endra yang baru bangun.

"siaaangg liat tuh dah jam 8 lewat.. " vivi yang baru selesai jemur pakaian.

"hehehe.. papa kamu kemana sama mama kamu?" rendra sambil pelan-pelan menggerakan lengannya.

"ke sawah bantu tetangga , sekarang udah musim panen, besok giliran sama papa sama mama aku panen" di tunjuk sawah yang di belakang kebun singkong,

"jauh gak?" matanya memainkan alisnya.

"deket kok.. hmm kenapa mau di manjain?" ucap vivi sambil mendekati muka rendra.

"ih pengertian banget, pengen keringin sperma. Nanti udah pulang kan belum tentu kamu mau hihi" bisiknya sambil rangkul pinggang vivi.

"iaah... mau apa?" tangan vivi merangkul leher rendra.

"mandi bareng kamu sambil ehemm eheeem" rendra langsung meremas buah dada vivi.

"ihh tiap hari keluar gak lemes ya?" vivi membiarkan tangan rendra meremasnya.

"gak donk.. kamu yang bisa imbangin aku..hehe" di bukanya baju vivi satu persatu sambil berciuman, begitu juga rendra membuka pakainnya dan di taruh di bale bambu di dekatnya, vivi menarik rendra ke kamar mandi, dan bibir vivi kembali di lumat rendra sambil tangannya rendra meremas bongkahan pantatnya.

"byurrr.." vivi membasuh tubuhnya begitu tubuh rendra yang memeluk dari belakang sambil meremas kedua buah dadanya. di oleskannya sabun keseluruh tubuh vivi perlahan, begitu juga tubuh rendra, di baliknya tubuh vivi sambil berhadapan dan kembali tangan rendra meremas dan memainkan tangan di selangkangan vivi.

"uhh tangannya nakal, awas geser lagi" ledek vivi ketika tangan kanan rendra memainkan memeknya.

"biar cepet sembuh kan harus banyak gerak" jarinya masuk ke memek vivid an mulai mengocoknya, vivi tak mau kalah mengocok kontol rendra yang licin oleh sabun, di kocoknya terus sambil berciuman..


***

"vii.... Vii." Panggil papanya kea rah kamar mandi.

"ehghh lepasin dulu.." vivi langsung melepas kocokannya.

"iaahh paa.. lagi mandi." Ucap vivi sambil kepalanya keluar dari pinggir kamar mandi.

"ouhh.. kamu liat parang gak? Tadi lupa bawa.. " ucap papanya sambil mencari di sekitar belakang rumah.

"ngngghghhh ngghk gk pa" ucapnya tertahan karena di pepetnya tubuh vivi ke tembok, dan di angkatnya kaki kiri, diam-diam rendra memasukan kontolnyaa..

"aahhhh reenn" bisik vivi saat merasakaann kontol rendra mulai terbenam di memeknya.

"uhh vi.. nggh" di posisikannya pinggul vivi agak menungging sambil vivi berpegangan ke tembok. Rendra semakin cepat menghujamkan kontolnya..
"aaaahhaahh.." jerit vivi...

"kamu kenapa vii?" ucap papa nya yang tak berada jauh dari kamar mandi.

"nggh gk pa.. ada taii burung aja " pandangan vivi tajam ke rendra agar berhenti sejenak, tetapi rendra tak menghiraukannya dan terus menghujamkan kontolnya.

"vi kamu gpp? " ucap papanya mendengar seperti ada kegaduhan dari kamar mandi.

"iahh ada kecoa ahh aaah paa... ini lagi di pukuli uhh" ucapnya sambil tahan desahh.

"ouhh ya udah.. papa balik ke sawah lagi udah ketemu paranngnya." Langkah papanya pun mulai menjauh.. di tariknya tubuh vivi menungging sempurna yang berpegangan ke pinging bak mandi. Di angkatnya kembali kaki vivi.

"uhhhh renn... ngghh.." desah vivi di ikuti buah dadanya yang bergoyang menggantung. Punggung belakang vivi kembali di gosok sabun, begitu juga buah dadanya sambil terus rendra menghujamkan kontolnya.

"sini vi..." rendra membalikan tubuhnya dan duduk di pinggir bak mandi, di hujamkan kembali sambil berciuman, tak lama vivi perluk rendra erat sambil melingkarkan kakinya di pinggang rendra.. tubuh vivi mengejang hebatt,, di mainkannnya pinggulnya. Rendra pun terdiam menunggu vivi menikmati klimaksnya.

"enak yaahhh" di elus pipi sambil meremas buah dada nya,

"vi.. aku ketagihan kamu di atas.. lagi donk" wajah mesum rendra, di copotnya kontol rendra dan langsung tiduran dengan kontol yang tegak mengacung.

"iaah. " vivi pun memposisikan memeknya tepat di kontol rendra, di pegangnya sambil menurunkan pinggulnya perlahan, vivi langsung naik turun perlahan sambil bertumpu di dada rendra.

"uh vi.. makin pinter aja maininnya" ucap rendra memuji sambil meremas buahdada vivi yang semakin liar naik turun, tak lama maju mundurin pinggulnya.

"vi puter tubuh kamu belakangin aku" pinta rendra, di kangkanginya kaki rendra di ikuti kaki vivi yang ikut merenggang ngangkang.

"ihh susah gerakinnya" ucap vivi protes.

"ssst,,, " di tariknya tubuh vivi terlentang.

"kamu gerakin pinggul kamu sekarang" vivi pun menuruti kemauan rendra, di gerakannya pinggul vivi perlahan. Diam-diam tangan kiri rendra memainkan memeknya, di carinya klitorisnya. Vivi pun menghentikan gerakannya karena kurang leluasa. Rendra perlahan menghujamkan kontolnya dari bawah sambil jari-jarinya memainkan klitoris.

"viii. Uhh shit" gerakan rendra semakin cepat, desah vivi yang pertanda dikit lagi klimaks begitu pun rendra, di ubahnya tubuh vivi menjadi terlungkup tanpa mencabut kontolnya. Di tindihnya tubuh vivid an tangan kiri rendra bertumpu menahan sedikit badannya, dengan cepat rendra menghujamkan kontolnya,

b2f3f0f7329e6f392e80146493115120.jpg


"aaahhhhhhh" desah histeris vivi, di ikuti tubuhnya mengejang hebat sambil mendongakkan kepalanya..

"viiiiii....crrooootttt..crottttt..." di tekannya sampai mentok kontol rendraa.. lenguhnya panjang... di diamkannya sebentar kemudia di cabutnya. Rendra pun duduk di samping vivi sambil mengatur nafasnya. Vivi yang masih terngkurap, cairan putih pun keluar dikit demi sedikit dari memeknya.


To Be Continue
 
malah:pandaketawa: jadi ketagian goal geolan Vivi... seperti gempa saja balai-balai bambu diterjang amukan birahi...
:mindik: :ha: tuch...tuch...ada yang ngintip saat berisik di bilik kamar mandi​
 
Next update bisa jadi ke tangkap basah nih vivi ama Rendra,,
Langsung deh dikawinin
:pandaketawa:

Mantap suhu 92
:jempol:

Waiting for next update
:ngeteh:
 
widih awas ren kopong tu lutut. hehehehe
 
Edan enak bgt rendra nya.. Diservis tiap hari

di tambah vivi yang manjain hahaa

malah:pandaketawa: jadi ketagian goal geolan Vivi... seperti gempa saja balai-balai bambu diterjang amukan birahi...
:mindik: :ha: tuch...tuch...ada yang ngintip saat berisik di bilik kamar mandi​

sepi kok suhu, hanya mereka berdua dan tuhan yang tau haha

Markotop gan.

Tiada hari tanpa ngesex sama vivi
.

mumpung lagi sakit di manjainn dehh
 
menurut ane sh gan, ini menurut ane loch ya..

perasaan beberapa episode kebelakang seperti monoton ya ??

terlalu keseringan adegan sex vivi sama rendra, jadi kurang greget ceritanya gan.

gak seperti di awal2 cerita.

ini sih menurut seorang newbi yg hina ini gan.
 
menurut ane sh gan, ini menurut ane loch ya..

perasaan beberapa episode kebelakang seperti monoton ya ??

terlalu keseringan adegan sex vivi sama rendra, jadi kurang greget ceritanya gan.

gak seperti di awal2 cerita.

ini sih menurut seorang newbi yg hina ini gan.

hahaa ia.. mumpung puas-puasin.. kaalu dah balik ke kota.. ssh tuh ajak main. haha
 
Kalau menurutku jga bgitu gan .....sangat monoton jdi kurang menarik apa lgi kalau abis ini balik ke kota....kayaknya terkesan adegan didesa cuma berisi ssnya vivi ma rendra dirumah vivi aja.....coba dikembangin lagi gan kaya temannya vivi yg dikampung datang menemui vivi main disana.....atau menjelajahi desa nya vivi dan berinteraksi dengan rumah paman ,kakek atau apalah gan kan thu rumah vivi bukanya rumah yg tersendiri diujung desa kan .....yah cuma itu ajan gan sarannya ....maaf ya klo kurang berkenan
 
Kalo ane sih yg penting jembut Vivi jgn dicukur,biarkan makin lebat....masalah monoton tetap menarik buat ane gan.....lanjut gan......
 
wah jangan lupa pulang.mentang2 asik
 
Kalau menurutku jga bgitu gan .....sangat monoton jdi kurang menarik apa lgi kalau abis ini balik ke kota....kayaknya terkesan adegan didesa cuma berisi ssnya vivi ma rendra dirumah vivi aja.....coba dikembangin lagi gan kaya temannya vivi yg dikampung datang menemui vivi main disana.....atau menjelajahi desa nya vivi dan berinteraksi dengan rumah paman ,kakek atau apalah gan kan thu rumah vivi bukanya rumah yg tersendiri diujung desa kan .....yah cuma itu ajan gan sarannya ....maaf ya klo kurang berkenan

sippp di terima masukannya... hahah

Kalo ane sih yg penting jembut Vivi jgn dicukur,biarkan makin lebat....masalah monoton tetap menarik buat ane gan.....lanjut gan......

sipp masukannya..

wah jangan lupa pulang.mentang2 asik

pulang- pulang lemes dia..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd