Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

TIGA WANITA STW (COPAS)

BU MEILAN



Kalau di tempat asalku sangat sukar untuk bergaul dengan orang Cina, maka di Surabaya hal itu bukan hal yang aneh. Aku bergaul akrab, bisa bermain-main,

berkunjung dan berjalan-jalan dengan mereka. Keinginanku sejak menginjak

Surabaya ialah merasakan nikmatnya tubuh wanita Cina. Itu memang menjadi

obsesiku. Seorang wanita Cina atau kalau boleh lebih harus menjadi sasaran

birahiku. Tak kusangka, semuanya berjalan lancar. Wanita itu ialah Mei Lan.



Kisahnya bermula dari Bu Sherlly. Sesudah beberapa kali bersetubuh memuaskan wanita yang gede nafsu ini, aku menyatakan keinginanku untuk bersetubuh dengan seorang wanita Cina. Kupikir Bu Sherlly tak akan keberatan mencarikan wanita-wanita idamanku tersebut. Bukankah ia juga yang memperkenalkanku kepada Ibu Suwarsih?



"Bu Sher", kataku satu malam, setelah melewati beberapa kali orgasme.

"Ada apa, jantanku", sahutnya sayu.

"Bu Sher jangan marah ya", sahutku sambil mengelus-elus kedua payudaranya yang bulat dan montok itu.

"Nggak, kok", sahutnya sambil mengelus kemaluanku yang mulai mengeras lagi.

"Sudah berkali-kali saya bersetubuh dengan Ibu dan Ibu Suwarsih. Kalian berdua selalu puas dengan kejantananku. Hanya aku belum puas. Aku punya obsesi, menyetubuhi seorang wanita Cina. Kalau lebih dari satu itu lebih baik", kataku.

Hahahaha..", Bu Sherlly tertawa. "Ngapain pingin wanita Cina?"

"Di tempat asalku, sangat sukar bergaul dengan wanita Cina, apalagi bersetubuh dengan mereka. Ini jelas sangat menantangku. Ingin kurasakan, seperti apa nikmatnya bersetubuh dengan wanita Cina itu", kataku

"Kalau itu sih gampang", sahut Bu Sherlly.

"Tapi kamu mesti kuat lho! Wanita Cina nafsunya gede-gede, kuat-kuat, sangat lama puasnya."

"Kalau soal kuat, jangan khawatir", sahutku.

"Ibu khan sudah pernah merasakannya. Yah khan."

"Tentu jantanku. Itu kuakui", sahut Bu Sherlly.

"Mudah kok, ada Mei Lan. Suaminya sudah nggak kuat. Selalu ejakulasi dini. Mana bisa Mei puas. Sebentar, kutelepon Mei. Biar esok jadi hari pertamamu menikmati tubuh wanita Cina impianmu."



Tangannya menjangkau telepon di atas meja kecil di samping tempat tidur.

Diputarnya angka-angka itu, sementara tanganku sendiri terus sibuk

memutar-mutar kedua payudaranya.

"Halloo, Mei", kata Bu Sherlly. "Nih ada khabar gembira untukmu. Ada

penodong yang galak, mungkin bisa bantu kamu. Kan udah lama puasa. Gimana?

Setuju? Besok siang? Okay! Dijamin deh, orangnya kuat. Malah Mei yang akan

kewalahan. Pokoknya, Mei akan menjadi seperti pengantin baru. Nah, siap-siap

yah? Gimana? Namanya Rudy. Agak hitam. Tapi itu khan bukan soal. Yang perlu kan burungnya. Hahaa.. Gimana? Oh ya, itu sih gampang. Aku akan keluar dan kembali sore harinya. Jadi jangan khawatir. Kalian bisa menggunakan ruangan tamu di depan. Pokoknya buat seperti rumah sendiri deh! Tentu! Mau ngomong sendiri?"



Gagang telepon diopernya kepadaku. Terdengar desah suara lembut dan sexy seorang wanita.

"Halloo, Bu Mei", kataku sopan.

"Rudy yah", katanya. "Ini Mei. Belum kenal yah? Kata Sherlly kamu sangat kuat. Mau nemanin Ibu besok? Soalnya Ibu udah lama puasa nih. Ibu mau

bersenang-senang sedikit besok. Gimana? Bisa?"



"Untuk Ibu aku selalu bersedia ", sahutku nakal. "Pokoknya, pasti memuaskan."



"Gimana? Puas dengan Bu Sherlly", katanya.

"Wah, gawat. Nafsunya gede, kayaknya nggak pernah puas, tuh. Nih, lagi rebahan telanjang bulat di sampingku", sahutku.

"Sudah beberapa jam, tapi katanya belum puas dia. Maunya ditambah."



"Beruntung deh Sherlly ", sahutnya. " Tapi ngomong-ngomong, hemat-hemat

tenaga, yah. Besok Ibu mau sepuas-puasnya. Hihihihii.."



"Siap deh, Bu", sahutku.



Telepon diputus. Aku menoleh, tersenyum kepada Bu Sherlly, sambil terus

mengelus tubuhnya yang mulus. Sebentar lagi tubuh indah itu akan kugumuli

lagi, bukan saja karena aku suka, tetapi itu juga kerinduannya.



"Nah, mana komisinya", kata Bu Sherlly.



"Komisi?", sahutku pura-pura tak mengerti.



"Yah, tentu dong", katanya. "Kan sudah dicarikan wanita Cinanya. Jadinya,

komisi itu wajib hukumnya." Ia tersenyum nakal. Cepat aku bergerak menerkamnya.



"Ini komisinya", sahutku sambil menerkam tubuhnya. Aku menyerangnya diiringi tawa cekikikannya yang membangkitkan birahi.



"Jangan sekarang", sahutnya genit. "Ibu lapar, pengen makan."

Walau nafsuku telah menggelegak, aku terpaksa bersabar dan menurutinya ke

ruang makan, tanpa merasa perlu berpakaian. Ia pun tidak berpakaian, sehingga buah dada dan pantatnya yang motok, putih mulus itu bergoyang-goyang naik turun dengan indahnya. Aku menelan ludah sembari tersenyum penuh kemenangan.

Pantat dan buah dada yang montok dan indah itu memang telah menjadi milikku. Bu Sherlly memang milik suaminya, tetapi tubuhnya itu milikku. Sesudah makan kembali kami bergumul di ranjangnya. Dan kembali kami tenggelam dalam pertarungan birahi yang panas dan menegangkan. Kuhabiskan dua jam lagi untuk menggumuli tubuh montok itu, menyetubuhinya dan memuaskan nafsu birahinya.

Dalam kepuasan yang luar biasa itu, aku tertidur di lekukan payudaranya,

menanti hari pertama pertarunganku dengan seorang wanita Cina.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd