Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG TITIK BALIK [By. Ranfast]

BAB I


“Kemana kau selama ini? Tahukah kau bahwa selama ini aku mencarimu, merinduimu sehingga tak sedikitpun terbersit keinginanku untuk mencari wanita lain selain dirimu? Kemanakah kau selama ini?...”





Diana memang menyadari statusnya kini. Dia adalah seorang istri yang telah memberi dua orang anak untuk suaminya, Dan jangan tanya apakah dia mencintai suaminya?. Bahkan lebih dari pembaca atau siapapun tahu, rasa cinta untuk suaminya begitu besarnya, meskipun diawal mesti diakuinya bahwa semua ini hanya sekedar pelarian dari rasa jenuh dan suntuk dalam dirinya.


Hidup bersama Yanto (suami Diana) selama sepuluh tahun dan telah beroleh momongan, bukanlah waktu yang singkat, dan itu sudah lebih dari cukup untuk mengenal siapa Yanto, lalu merasakan curahan kasih dan sayang dari sang suami yang sangat menyayanginya itu.

Semua disadarinya. Dia adalah istri yang sungguh beruntung.

Yang tak dimengerti olehnya mengapa seakan dia tak sanggup menolak uluran tangan pria lain...


Diana berusia 29 Tahun. Tubuh montok nan seksi serta wajah yang cantik seringkali menipu pandangan orang lain. Banyak yang menyangkanya masih seorang gadis perawan. Oleh karena hal inilah banyak hal-hal yang menggoda datang menerpanya, dan itu terlalu sering.


Aku telah selingkuh?



Dia masih belum menyadarinya, masih belum mengerti apa kriterianya sehingga seseorang dikatakan “selingkuh”. Apa ketika ia tidak menolak saat seorang pria mengajaknya “jalan” itu bisa langsung dikatakan bahwa ia telah selingkuh?

Ataukah ketika tiada lagi kekuatan yang dimilikinya untuk menepis godaan yang terlalu sering mendatanginya, lalu dia mencoba menyambutnya?

Ataukah, ketika seorang pria menatapnya penuh nafsu, dan dia membiarkannya, padahal dia tahu hal itu, namun ada kenikmatan tersendiri akan hal itu?


Diana memang sosok yang supel, selalu tertarik dengan pria yang gentle, terlihat rapi dan penuh wibawa. Meskipun itu hanya sekedar kekaguman saja, tapi saat pria itu menganggapnya lebih, Diana malah merasa senang, bangga dan merasa bahwa dia wanita anggun yang dikagumi oleh banyak pria.

Entah bodoh, entah terlalu ge-er, entah selalu ingin dipuja dan menjadi wanita nomor satu dalam segala hal, yang pasti itu semua diinginkannya. Keyakinan bahwa semuanya akan dapat dimilikinya bila dia bisa memikat siapa saja, menjadikannya wanita yang tak sanggup menolak uluran tangan pria manapun yang memenuhi kriteria pria idamannya. Bukan karena suaminya tidak ideal, tapi ini tentang ‘ego’ dalam dirinya yang sangat besar.


Sebulan yang lalu, seseorang dari masa lalunya telah berhasil menemukannya di akun Fbnya. Ya, pria yang dulu dicintainya. Pria gentle yang sangat perhatian dan tak pernah menyakitinya sedikitpun.


“Kemana kau selama ini, Diana? Tahukah kau bahwa selama ini aku mencarimu, merinduimu sehingga tak sedikitpun terbersit keinginanku untuk mencari wanita lain selain dirimu? Kemanakah kau selama ini?” Tulis mantannya lewat inbox.


Ada nada rindu terkandung dalam deretan kalimat itu. Sebuah ungkapan pencarian yang melelahkan dari seseorang yang mencintai.


“Aku sudah menikah...” Balas Diana pada akun yang bernama Firdaus itu.


Teringat Diana akan masa lalunya, saat dia duduk di bangku SMA. Jerry, pemilik akun Firdaus, adalah teman sekelas yang tak pernah berhenti berusaha mendapatkan hatinya, namun selalu ditolaknya dengan halus, hingga suatu waktu tiba puncak dari pertahanan Diana runtuh melihat kesungguhan Jerry. Diana membuka hatinya, mencoba menerima ketulusan Jerry, hingga akhirnya setelah rasa cinta telah menguat dan berakar dihatinya, mereka harus terpisah karena Diana harus kembali ke kampung halamannya setelah ujian akhir sekolah selesai. Semenjak mereka lulus SMA, Diana tak pernah lagi mendengar kabarnya, apalagi saling kontak dengannya.


“Dimana kau tinggal, aku hendak menemuimu, aku ingin melihat tampang suamimu, aku ingin melihat anak-anakmu, dan paling utama aku ingin melihat wajahmu lagi...”

Tulis Jerry lagi diiringi emot sedih meneteskan airmata.


“Aku tinggal di Kota B”


“Boleh aku menemui keluarga bahagiamu?”


“Silahkan..., akan aku perkenalkan kau dengan suamiku”


“Iya, aku ingin melihat dan berkenalan dengan suamimu. Aku ingin tahu, layakkah pria itu untukmu?”


Layakkah? Sangat layak, bila Diana boleh berkata jujur pada Jerry, dan pada siapapun yang mengajukan pertanyaan yang sama.

Dan percakapan berlanjut lebih luas dan lebih bebas.


Anehnya, sebuah perasaan ‘tersanjung’ muncul dihatinya diiringi oleh sebuah keinginan untuk memberi sedikit ruang dalam hatinya kembali untuk Jerry, sang mantan pemujanya. Ada rasa bahagia, rindu, dan perasaan yang terasa sulit untuk digambarkan.




~~***~~~



Tuuuuut.... Tuuuuuut.... Tuuuuuut...


HP Diana bergetar. Mode Silent telah lama digunakannya untuk menjaga kemungkinan yang tak diinginkannya, terutama ketika dia tertidur pulas lalu suaminyalah yang akan buka SMS masuk atau menerima panggilan dari pria yang selalu ingin ber-SMS sex atau Call Sex dengannya.


Meskipun ini bukan satu-satunya cara teraman, tapi setidaknya ini cukup membuat Diana merasa aman bila si ‘Dia’ menghubunginya.


Malam itu, seperti malam-malam sebelumnya, suaminya tidur diluar, sofa depan TV menjadi tempat tidur ‘terfavorit’ suaminya.


“Sayang..., kamu belum tidur?” SMS mulai dibacanya.


“Belom...” Balas Diana cepat.


“Ngapain sekarang?”


“Nonton film kesukaanku”


“Besok boleh bantu aku gak?”


“Bantu apa?”


“Temani aku menemui seseorang”


“Boleh...”


Mudah benar dia mengiyakannya, tanpa tanya kapan, mengapa dan dimana.


Begitulah Diana kini. Entah mengapa semua ini dihadapinya dengan perasaan bahagia. Dia menyadari bahwa ini semestinya tidak boleh terjadi, dia telah memiliki keluarga sendiri, memiliki kebahagiaan sendiri. Tak pernah disadarinya bahwa sesungguhnya para pria yang merayunya baik lewat media sosial maupun secara langsung mempunyai tujuan yang sama, nafsu belaka. Pastilah tak seorangpun yang berniat menjadikannya istri, karena mereka tahu Diana telah bersuami dan memiliki anak. Meskipun kadang pada beberapa kejadian ada pria yang menikahi selingkuhannya, namun pastilah semuanya akan berujung perpisahan atau percekcokan dalam rumah tangga mereka.


Saat ini, ketika Larry, sang pria ‘selingkuhan’ mengajaknya menemui seseorang, dia mengiyakannya begitu saja. Padahal dia sudah bisa menebak apa sesungguhnya yang diinginkan Larry. Ini pernah terjadi, sebuah kejadian yang membuatnya nyaris melewati batasan.

Diana seakan tak peduli, bahkann ketika suaminya bertanya hendak kemana karena melihatnya berdandan rapi dan cantik di pagi itu, padahal hari itu Sabtu, bukan hari kerja, Diana menjawab sekenanya saja bahwa dia hendak ketemu temannya.


~~***~~



“Sebenarnya kita mau kemana?” Tanya Diana saat mobil Larry yang datang menjemputnya pagi itu mengarah ke jalanan sepi.


“Mau ketemu teman...” Jawab Larry singkat.


“Kenapa harus sama aku?”


Larry tersenyum tipis.


“Jangan cerewet lagi, Nona...”


“Aku bukan Nonamu...” Ucap Diana ketus.


“Ehhh??” Larry tersenyum lagi. “Kamu itu pacarku, aku pacarmu, lalu menurutmu apa yang salah bila seorang pacar pengen jalan berdua?”


Mata Diana membesar, keningnya berkerut, tanpa sadar jari-jari lentiknya menutupi sebagian bibirnya. Ini sebenarnya aksinya saja, untuk lebih memberi kesan ‘menarik’ dimata Larry.


“Aku kan,,,”


Kalimat itu tidak berlanjut saat kembali Larry mengangkat tangannya memberi isyarat agar Diana tidak protes.


“Aku tidak ingin berdebat. Aku sedang menyetir, dan itu butuh fokus, Nona...”


“Baiklah...” Lirih Diana.


Hembusan angin dingin bercampur pengharum ruangan memenuhi ruang kenderaan, saat Larry menaikkan kaca mobil diiringi dengan pendingin yang dinyalakannya. Kaca gelap mobil milik Jerry membuat Diana cukup merasa ‘aman’ dari pandangan orang-orang yang mereka lewati, meskipun Diana yakin mereka tidak akan mengenali Diana saat itu.


Kecepatan mobil mulai berkurang saat mereka memasuki kawasan Hutan Lindung. Menurut Larry bahwa rumah temannya itu berada di Kota sebelah, dan Kota itu terletak sesudah kawasan Hutan Lindung.

Mestinya Diana khawatir, berdua saja dengan Larry dalam mobil berkaca gelap dan sedang melewati kawasan hutan lindung. Dia yakin Larry akan menghentikan mobilnya disuatu tepi jalan kawasan hutan lindung ini, dan pasti akan melakukan aksi seperti yang telah dilakukannya.


Apa yang diinginkannya kini? Apakah ini hanyalah sebuah obsesi yang suntuk dalam dirinya?



Dan hal itupun memang terjadi seperti yang dibayangkan atau lebih tepatnya diharapkan Diana.


“Mendekatlah...”


Tak perlu memaksa, tak perlu mengeluarkan kalimat rayuan, Diana seakan dihipnotis langsung mendekat dan menjatuhkan kepalanya ke bahu Larry. Sisi kewanitaannya mengatakan bahwa ini kebutuhan. Seakan segala norma dan kesusilaan tiada berarti lagi, terhapus oleh sebuah keinginan untuk menjadi wanita pujaan seluruh pria dimuka bumi. Tak peduli status. Yang ada hanyalah ‘aku wanita cantik yang diinginkan dan digilai oleh banyak pria. Dan itu sebuah kebanggan...’


Seperti yang pernah terjadi, kecupan dibibirnya membuat Diana terhanyut. Hatinya kembali protes, namun kembali kalah oleh ‘keinginan’ anehnya.


“Larry,,, aku tak bisa...” rintih Diana disela pagutan Larry.


Tanpa suara, Larry menjelajahi wajah Diana dengan bibir, hidung dan lidahnya, membuat Diana semakin lupa keadaan. Terlebih saat tangan Larry menyusup melalui bagian leher kemejanya, masuk dengan mudahnya kedalam tangkup bra dan menemukan puting yang mengeras disana, Diana semakin menggigil. Secara refleks tangannya ikut masuk ke celah celana Larry, dan menemukan tonggak panjang yang sangat keras disana.


Begitu mudah semuanya, begitu gampangnya Larry mempermainkan hasrat Diana, dan begitu entengnya Diana kembali mengkhianati kepercayaan suaminya. Bahkan kali ini melewati batasan yang mestinya sangat dijaganya. Tangannya dengan kuat menahan, saat Larry mencoba membuka kancing baju yang dikenakannya. Namun entah bagaimana akhirnya kekuatannya seperti tersedot habis, tinggallah kepasrahan. Nafasnya semakin memburu, dadanya berdegup kencang, udara semakin dingin, bahkan semakin meningkat, menjalar melalui ujung kaki dan tangannya, membuat tubuhnya semakin menggigil.


Larry menatap tubuh bugil Diana dengan penuh birahi. Kursi mobil yang sudah ditekan tuasnya hingga menjadi datar dan tubuh Diana menjadi terlentang semakin memberi peluang besar bagi Larry untuk meloloskan celananya.


Diana menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Mencoba menghindar dari bayangan wajah suaminya yang muncul begitu memelas, memohon padanya untuk tidak melakukan ini.


Semuanya tak dapat dielakkan lagi. Puting susunya sudah ada dalam mulut Larry. Sedotannya begitu kuat, membangkitkan birahi, menjadikan Diana seorang wanita bodoh yang lupa pada statusnya. Bahkan celananya yang luruh melewati kakinya dibiarkannya begitu saja. Terpampanglah bagian paling rahasianya, bagian yang selama ini hanya dimiliki oleh suaminya, bagian yang selama ini hanya menjadi tempat keluar masuknya penis suaminya, kini dengan bebas dipandangi oleh Larry.


“Hmmm..., vagina yang mulus...” Desah Larry penuh gairah.


Diana mencoba tersenyum, namun patah oleh gelora nafsunya. Tangan Larry mengelus bagian itu dengan lembut, membelai belahan yang semakin basah oleh cairan kewanitaannya.


“Maybe... I Can... “ Larry berbisik


Diana mengangguk pelan. Hanya satu yang diinginkannya kini, pelepasan akan hasrat sex.


Jlebb!!!


Akhirnya apa yang menjadi hak suaminya bisa dimiliki pria lain juga. Batasan itu telah dilewatinya dengan sangat mudah. Pompaan, hentakan, genjotan dan segala macamnya kini sedang dialaminya, dari seorang pria yang bukan suaminya.

Semuanya sedang terjadi, hingga detik orgasme hebat yang dialaminya, bahkan hingga tembakan sperma yang terasa mengenai dinding rahimnya.

Dia benar-benar telah melewati batasannya...



~~~***~~~



Benarkah rasa cinta itu?

Mungkinkah seseorang mengatakan Cinta, sementara tubuhnya dinikmati oleh orang lain?



Sedih kusambut malam, sepedih kidung kinanti yang meloloskan diri dari kepungan sepi, kini ku terjerat pada tikaman dusta …





Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Ijin:baca:suhu

Edited:

Suhu, apdetnya boleh nambah nggak?
:):):)
Kayanya kurang nih suhu:D:D:D

:ngacir::ngacir::ngacir:
 
Terakhir diubah:
Perselingkuhan istri. Mantaapp. Bahasanya keren. Softcore kesukaan ane :)
 
Kyknya bakalan tragis ne ending nya,,,,,ngeri gw ngebayangin nya. Tak selalu yg berkilau itu indah Bu. Seperti nya tokoh utama wanita menyadari apa yg dia lakukan itu mempertaruhkan hal paling berharga yang dia miliki. Semoga sang tokoh wanita siap menerima resiko kehilangan apa yg dia pertaruhkan jika nanti dy kalah. Saya suka cara anda dalam memaparkan ceritanya, membuat saya sebagai pembaca ikut terbawa suasana. Ss nya cukup soft, cuma klo ada pergolakan batin si cewe mgkn bisa lbh detail. Biar lebih greget. Terima kasih telah menyempatkan untuk menulis, :ampun:tetep semangat, semoga sampai tamat.
 
Selingkuh mode on........

Thank updatenya suhu. Mo kritik ga ada, cuma mo bilang ceritanya sudah mantap...
Smoga lancar trus fantasinya.....
:semangat:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd