Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Tora The Explolers

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Up datenya :mantap: gan, boleh sedikit senggol kripik ya gan...

Konflik antara Tora sama Nur itu kesannya terlalu terburu-buru kang.
Bagus kalau di bikin sedikit ada pertengkaran dan perdebatan gitu,hehe

Maaf klo ane lancang, kembali kepada TS.
:pandapeace::pandapeace:

Dilanjutkan lg kang step berikutnya.:papi:
 
Up datenya :mantap: gan, boleh sedikit senggol kripik ya gan...

Konflik antara Tora sama Nur itu kesannya terlalu terburu-buru kang.
Bagus kalau di bikin sedikit ada pertengkaran dan perdebatan gitu,hehe

Maaf klo ane lancang, kembali kepada TS.
:pandapeace::pandapeace:

Dilanjutkan lg kang step berikutnya.:papi:

Makasih suhu tas saran nya, ane terima saran suhu,,
Siap ane bikin sedikit melebar
 
STEP TWENTY SIX​



"Ya sudah sayang kalau km masih pengen tidur disini kita tidur disini malam ini. Mamah, Nur dan aku segera berbaring di kasur lantai tersebut tanpa bantal, aku yg berada di paling kiri dan Nur di tengah kemuadian Mamah di paling kanan.

"Mamah pindah di sebelah sisi Mah, aku di pengen di tengah Mah" pintaku ke Mamah Titin

Terlihat sedikit kaget Mamah Titin mendengar ucapanku namun dengan sigap Mamah Titin menuruti perintahku, Nur pun tak bisa menolak keinginanku ia segera bergeser jadi berada di tempat Mamah Titin tadi.
Saat posisiku sudah diapit oleh dua perempuan anak dan mamahnya itu, aku langsung memeluk tubuh Mamah Titin yg terlentang menghadap ke arah langit - langit kontrakan itu

"Kok meluk Mamah sih, itu Nur dianggurin" ucap mamah Titin tapi tak berusaha melepaskan pelukanku di tubuhnya

Kubalik kan tubuh Mamah Titin agar menghadap ke wajahku, mamah pun tak menolaknya malah dengan santainya tangan mamah membalas pelukanku

"Mamah gak kangen sama pak Lurah" ucapku menggoda Mamah Titin

"Mamah sudah terbiasa jarang berhubungan sama papahnya Nur, makanya dulu mamah sampai melampiaskannya pada ibu km" jawab Mamah Titin

"Kenapa bisa begitu Mah" tanyaku

"Ibumu tau kenapa mamah begini, udah dong masa ngomongin mamah sih" jawab Mamah Titin

Akupun tersenyum mendengar itu, aku gak tau Nur sedang berpikir apa yg sedang berada di belakang tubuh aku.
kunaikan tubuhku keatas tubuh Mamah Titin karena aku hanya mau tau apa yg bakal terjadi kalau Nur melihat aku dan Mamahnya sendiri bercumbu di depan matanya

"Sayang kasian tuh Nur, masa km milih sama Mamah bukannya sama dia" ucap Mamah di saat tubuhku berada diatas tubuhnya.

Aku sempat melirik wajah Nur yg terlihat mata berkacanya namun menahan rasa sedihnya itu, aku hanya memandangnya dengan tatapan datar. Dengan lembut Kukecup bibir indah milik Mamah Titin itu, begitu hangat sekali bibir itu dan Mamah Titin juga membalas kecupanku dengan lumatan pada bibirku hingga french kiss pun terjadi. Tanpa memperdulikan anaknya yg berada di sampingnya itu Mamah Titin makin bernafsu dengan tangannya yg mulai meraba penisku di balik celanaku itu. Permainan mulut kami takterhenti dan malah semakin panas serta tanganku kini mulai meraba buah dadanya yg sama persis ukurannya seperti buah dada milik Tante Putri itu.

Eeeeeemmmpppttt

Desahan Mamah Titin yg tertahan

Kulepas kancing pakaian satu persatu sampai terlepas semuanya supaya aku bisa melihat buah dadanya, mamah Titin sudah mengerti maksudku dan dengan cekatan mamah Titin menaikan bh yg menyangga buah dada nya itu tanpa membukanya. Terlihat sangat menggoda sekali buah dada perempuan ini, sebelum aku serang buah dada Mamah Titin itu aku lirik Nur yg berada di samping mamahnya. Air mata Nur terlihat mengalir dari sudut matanya hingga jatuh ke kasur lantai namun dengan sigap Nur membasuhnya dengan kerudungnya. Ada perasaan tak tega juga melihat Nur sangat bersedih seperti itu namun inilah hukuman yg bisa aku berikan padanya supaya dia tak melakukan kesalah yg sama lg.
Kejam sekaali aku hukum Nur seperti ini namun aku gak tak lg harus dengan cara apa supaya dia jera, janji yg dia ikrarkan dulu padaku hanya bertahan beberapa hari saja, aku pun sempat kepikiran waktu tadi kenapa Ratih memberi kode agar aku diam. Mamah Titin segera menyadarkan lamunanku

"Km knapa sayang, malah melamun" tanya Mamah Titin

" Gak apa - apa Mah" jawbku

"Mamah tau km lg mikirin sesuatu, apa ada hubungan nya dengan Nur" tanya Mamah Titin yg membuatku kaget

"Gak ada Mah, soal Nur gak ada hubungan nya Mah" jawabku yg berbohong

"Ya sudah, tapi apa km yakin mau melakukan sama Mamah di depan Nur, kalau kalian gak ada apa - apa pasti km gak bakal lakuin hal ini sayang" ucapan Mamah yg memang merasakan hal yg ganjil ini

Aku pun segera turun dari atas tubuh Mamah Titin dan dengan santai aku hanya memeluk tubuh mamah di sampingku itu hingga sampai aku merasa lelah untuk berpikir dan tak tau lg harus berbuat apa

"Ya sudah kalau km belum bisa cerita sama Mamah gak apa - apa sayang, tapi km harus tau kalau nanti km sudah siap untuk cerita, mamah selalu siap mendengar semuanya" ucapan Mamah Titin sembari mengelus rambutku

Terasa lembut dan hangat belaian tangan Mamah pada kepalaku hingga membuat aku terlelap dalam pelukannya.

Saat ku terbangun masih dalam memeluk tubuh perempuan 45thn yg tak lain Mamah Titin yg masih dalam terpejam matanya, kukecup bibirnya yg lembut untuk membangunkan nya

"Bangun Mah" ucapku didepan wajah Mamah Titin

Mamah pun segera mulai membukan matanya dan seketika tersenyum saat melihat wajahku sangat dekat wajahnya, Mamah Titin memelukku dengan manja

"Aduh sayang masih pengen bobo nih" ucap mamah yg pertama kali keluar dari mulutnya

"Masa kalah sama anak Mamah tuh, dia sudah bangun" balasku sembari menyuruh Mamah Titin melihat Nur yg sedang duduk tak jauh dari tempat kami tidur

"Hehehe, wah Nur sudah bangun yah" jawab Mamah Titin

Segera aku lepaskan pelukan kami dan kemudian bangkit dari tidur untuk duduk, terlihat Nur sudah menyiapkan sarapan untuk kami bertiga dengan nasi bungkus. Aku bangkit dan menuju ke kamar mandi tuk membersihkan semua badan yg terasa gak enak bgt.
Saat telah selasai mandi nampak Mamah Titin segera menyusulku untuk ke kamar mandi, karena kamar mandinya hanya 1 dan kecil makanya kami kalau mau mandi harus gantian. Mamah Titin segera keluar dari kamar mandi itu dan duduk di sampingku untuk menyantap sarapan bersama - sama. Aku dan Nur masih sama - sama terdiam tak saling tegur sapa, beda kalau aku ke Mamah ataupun Mamah ke Nur seperti biasa tak terjadi apa - apa.

"Mamah mau nunggu disini apa di rumah" tanyaku saat beres sarapan

"Km mau pulang ke rumah apa kesini" jawab Mamah Titin yg kembali bertanya

"Nanti aku pulang ke rumah abis kuliah" jawabku

"Ya sudah Mamah pulkang ke rumah saja" jawab Mamah Titin

"Nur km anterin Mamah pulang dulu saja sebelum ke kampus, dan sekalian tolong bawain buku aku yah" perintahku pada Nur

"Iya Pah, tapi nanti Papah ke kampus naik apa" jawab Nur

"Aku bisa jalan kaki dari sini cuma 10menit juga nyampe kampus" jawabku

"Loh sayang kok jalan kaki, naik angkutan umum kalau gak anterin dulu sama Nur" ucap Mamah Titin

"Gak apa - apa mah, itung - itung olah raga Mah" jawabku

Setelah siap semua Nur segera mengajak mamah Titin tuk naik mobil nya dan aku pun seger berjalan kaki menuju kampus. Saat sampai kampus aku bertemu dengan Tante Putri

"Duh yg abis nginep langsung masuk kuliah ternyata" ucap Tante Putri dengan mengejekku

"Iya dong nyimas, kan biar ketemu bidadari disini" jawabku menggoda Tante Putri

"Km ini paling bisa bikin aku geer deh kang mas" ucap Tante Putri

Kami berbincang sembari berjalan menuju ruanagan yg biasa aku mengikuti materi kuliah yg di sampaikan para dosen pengajar itu. Seperti biasanya tiap sampai di depan ruang itu, Tante Putri selalu mencium punggung tanganku untuk pamit.

"Semoga lancar yah kang mas"ucap Tante Putri setelah mencium punggung tanganku

"Km juga nyimas" balasku sembari mengelus rambutnya

Tante Putri pun melangkah menuju lantai dasar kampus tempat para dosen itu. Aku segera berjalan menuju pojokan ruangan yg biasa aku duduk. Cukup lumayan aku melamun terdiam sendiri di kelas karena buku yg aku minta ambilkan pada Nur belum datang, bukannya Nur yg datang tapi ternyata gadis manis yg biasa menemani aku duduk di ruang kelas ini.

"Wah orang ganteng dah duluan datang nya" sapa Anisa saat menghampiriku

"Ehh km cantik, tumben sendirian" jawabku

"Iya niatnya mau nyimpen tas dulu sebelum ke kantin" ucap Anisa

"Ehh Si Nur mana sayang, km gak bareng dia yah" tanya Anisa

"Dia ngmbil buku aku dulu di rumah" jawabku

Terlihat sedikit bingung wajah Anisa saat denger jawaban dariku

"Udah jangan bengong nanti kesambet km cantik" ucapku menyadarkan Anisa

"Hehehe, ke kantin yuk say" ajak Anisa

"Aku dah sarapan Icha"jawabku singkat

"Ya udah aku disini aja deh nemenin km" ucap Anisa dengan wajah manja

"Km sarapan dulu, nanti sakit km" ucapku ke Anisa

"Gak mau ahh kalau gak sama km" jawab Anisa dengan semakin manja

"Aduh km ini Icha, aku masih kenyang cantik" ucapku dengan mencubit gemas pipinya

Aaaaaawww

"Sakit sayang iihhh" rintihan kesakitan Anisa saat aku cubit pipinya hingga terlihat sedikit merah pada pipinya

"Lagian siapa suruh gak mau sarapan, cepet sana sarapan dulu" ucapku menyuruh Anisa agar pergi sarapan

"Gak mau Weee" balasnya sembari menjulurkan lidahnya

"Ya udah kalau gak mau, asal jangan harap aku mau mampir lg kerumah km" ucapku mengancam Anisa

Terlihat wajahnya berubah jadi sedih mendengar ancamanku

"Km gitu ahh masa cuma gak mau sarapan, ampe km gak mau mampir ke rumah" ucapan Anisa yg terlihat sangat sedih dan menundukan kepalanya

Kuraih wajahnya dengan tanganku dan segera mengangkatnya supaya menatap mataku, terlihat matanya yg mulai berkaca - kaca

"Ya udah aku antar km ke kantin tapi aku gak makan yah, aku masih kenyang soalnya" ucapku menenangkan Anisa

Seketika wajah Anisa menjadi tersenyum gembira mendengar ucapanku

"Asik ditemenin, iya gak apa - apa kalau km gak makan juga asalkan temenin aku sarapan yah" ucapan Anisa yg dengan sigap berdiri dan menarik tanganku

Terlihat wajah bahagia Anisa saat jalan menuju kantin bersamaku. Benar - benar seperti anak bocah ini perempuan sangat manja dan polos. Dikantin sudah biasa sudah ada Sanip, Ratih, Dina dan Irma
Ratih terlihat agak gugup saat aku dan Anisa mendekati mereka

"Wah Tor lhu semalam kemana ninggalin gue sendiri" ucap Sanip saat aku dan Anisa duduk bersama mereka

Anisa segera pergi untuk memesan makannya dan hanya Ratih yg terlihat sangat gugup, aku ingin sekali bertanya soal malam itu pada Ratih namun tak enak karena disitu banyak teman - teman nya termasuk Sanip yg tak lain pacarnya Ratih.

"Aku buru - bur Nip karena baru inget kalau ibu aku nyuruh membelikan sesuatu" jawabku soal pertanyaan Sanip

"Ohh gitu Tor, kenapa lhu gak bangunin gue dulu Tor" tanya Sanip kembali

"Gak enak Nip, kliatan km cape bgt saat tidur di sopa" jawabku

"Iya sih, tadi aja pas bangun kepala gue sakit bgt Tor" ucap Sanip

Nampak Ratih semakin ketakutan saat aku dan Sanip ngobrol, takut bgt dia kalau aku bilang soal kejadian semalam itu. "Aku harus coba ketemu sama Ratih di suatu tempat supaya bisa menanyakan langsung soal kode itu" pikirku

Tak lama saat Anisa datang dengan membawa sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya itu Nur pun muncul dengan membawa buku yg aku pinta

"Waduh tuan Putri nya datang" ucap Sanip

Terlihat hanya datar saja wajah Nur tanpa senyum sedikitpun, Anisa CS pun terlihat bertanya - tanya dalam benak mereka. Aku gak mau sampai Nur di ketahui temen - temennya kalau dia sedang sedih

"Kenapa sih km sayang senyum dong" ucapku pada Nur

Terlihat sedikit kaget Nur dengan ucapanku dan dengan cepat wajahnya berubah tersenyum walau secara sedikit di paksakan

"Gak apa - apa sayang, tadi lg bete aja" jawab Nur

Dengan santainya Nur duduk di sampingku dan tangannya langsung memegang tanganku. Anisa CS pun kembali tersenyum melihat Nur namun 1 orang yg tak bisa menyembunyikan rasa gugupnya itu, tak lain dia itu Ratih. Saat Nur menatap Ratih dengan tatapan tajam, seketika Ratih menundukan kepalanya. Nur terlihat seakan hendak bicara pada Ratih namun segera aku halangi dengan cepat kuraih wajahnya supaya menatap wajahku

"Nanti saja yah" ucapku pada Nur dengan memberi kode agar Nur jangan ngomong apa - apa pada Ratih, Nur sudah mengerti akan maksud kode dariku dan dia segera mengajakku ke kelas.

"Ayo sayang kita ke kelas" ajak Nur padaku

"Jangan dulu sayang, aku kan mau liat Icha sarapan dulu" jawabku menolak ajakan Nur

Nampak Nur sedikit kecewa namun ia hanya bisa menuruti saja untuk menunggu Anisa makan dulu



Edisi pusing dulu STEP ini suhu
Semoga besok jadi hilang pusingnya
 
Makan hati bener dech di nur..
Makan mie kuah aja dech, mumpung hujan..
 
numpang mejeng .....


wah penasaran apa tora bles dendam ke ratih atau nur yang bls dendam ke ratih.....

tetep di tunggu update berikutnya....
 
Terakhir diubah:
Maaf suhu, lama lama kok monoton yaa kalo problemnya selalu tentang lesbi.. Gali kreatifitas lagi suhu biar cerita ini lebih berwarna
:ampun:
:semangat:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd