Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Trix!

Bimabet
tamat season 1 bentar lagi...
gak bakal ngerubah cerita kok...
my plan, fixed, and firm... :kacamata:
biar disuruh bikin trix berantem sama flo di rumahnya kanjeng distro (biar greget) juga gak bakal bisa dibikin... karena itu akan merusak cerita ke belakang..

that's it... dari penyajian cerita yang sedemikian matang, ane yakin banget, sebelum bikin nih cerita pasti nya ente dah punya pakem yang jelas. gimana nanti alur nya, gimana nanti ending nya, semua udh pasti ada di kepala ente, walaupun mungkin belum dituangkan kedalan bentuk tulisan... paling nggak sekedar bayangan lah...

nah, kalau minta ide, saran, kripik ataupun batako sekalian menurut ane sah-sah aja, asal jangan sampai nantinya malah ngerusak alur yg sudah dibikin, terutama ending nya...:beer:

huaaahh... ngomong opo toh iki... :bata:
 
@brokec coffe: makasih atas perhatiannya hehehe... iyah... udah ada di otak cetak birunya...
meski well... ada beberapa perubahan dari ide awal sih... wkwk... makanya buat season2 aku dan tim panelis akan brainstorming lagi hehehehe...

aku selalu menunggu ide saran, kripik dari pembaca sekalian... makasih buat yang udah baca :hore:
 
yeep brada.
pasti bakalan rame.
tinggal memprovokasi (dan menyemangati) suhu ichi ama sis eliza aja skrg :hore:
hehehe.... iyah,,, aku cuma bisa di character design... buat plot cerita Trix! ini digarap rame2 sama cowok aku, dan temen2 aku... (yang namanya nggak mau disebut di sini)
:pandapeace:
 
Baca maraton cerita ini bikin ane jadi tontonan warga 1 kos :aduh:


Hutang anal , ӄά̲̣̣̣̥†ά̲̣̣̣̥ yang gagal paham :hua: bikin mules perut :D
heheheh.... berarti lelucon2 kamfret aku berhasil wkwkwkw....
makasih dah baca yah kk choco...
next update kita tancap gas kenceng..
JRENG... JRENG,,,
 
let the fist... fly...
 
cerita ini fiktif dan terjadi di sebuah forum fiktif (bukan semprot).

Sembah sujud, kulo nyuwun pangapunten bagi pengasuh UG Regional Jogja, mod alaihim, suhu cpp, beserta semua teman-teman di kota gudeg tercinta, karena sudah menjadikan Jogja sebagai setting bagi cerita saya ini. Sekali lagi, cerita ini fiktif belaka, dan tidak menggambarkan forum ini, ataupun kejadian yang memang pernah kebetulan terjadi di dunia nyata. Mudah-mudahan forum semprot selalu damai dan tenteram, tidak ada rusuh-rusuh seperti apa yang ada di dalam cerita ini (yang merupakan imjinasi penulis semata).

Jogja tetap istimewa

Salam, Liz.
 
edited versi 2017
 
Terakhir diubah:
Part 24
Cinta itu Buta,
Tapi Kita Harus Tetap Punya Mata
by: Floral_Fleur




“Jika jatuh cinta itu buta
Berdua kita akan tersesat
Saling mencari di dalam gelap
Kedua mata kita gelap
Lalu hati kita gelap
Hati kita gelap
Lalu hati kita gelap...”


Kalau boleh gue pengin selalu begini. Kita berempat, gue, Trix, Meiji, Jo, main-main bareng di alun-alun kidul. Gue pengin terus-terusan gini, happy-happy kaya nggak ada hari esok. Tapi kayanya kebahagian ini nggak lebih dari mimpi yang harus terbangun di suatu pagi.

Selalu ada kedamaian sebelum badai. Waktu balik dari Alun-alun Kidul, gue ngelihat di utara udah kebentuk awan hitam tebal. Bulan-bulan segini emang musim-musim hujan sih. 2 minggu lalu aja waktu gue ke Jogja, kita kena hujan deres di Angkringan Kopi Joss.

Gue beneran nggak nyangka kalau masalahnya bakalan meleber kemana-mana. Pertama gue ngira cuma postingan tempo hari itu aja yang ngerusuh di lapaknya Trix, tapi beberapa hari setelahnya muncul lagi beberapa posting serupa, di lounge, bahkan di SF lain. Awalnya kita pikir dari orang yang sama, tapi setelah Meiji melihat gaya tulisan yang berbeda-beda. Itu artinya, Si Biang Kerok adalah sindikat yang terorganisir buat ngejatuhin Trix.

"Emang elu beneran yakin orangnya Iko, Jo? Kalau ternyata pelakunya bukan Iko gimana?" tanya gue waktu kita berempat berkumpul di ruang tengah kost-kostannya.

Ntar malam bakalan ada rapat mingguan persiapan terakhir acara Gathering Nasional Komunitas. Iko pasti bakalan datang. Gue, Meiji, dan Jo sama-sama berencana mengkonfrontasi orang itu di sana.

Sampe sekarang, gue masih nggak yakin kalau Iko adalah dalang di balik semua ini. Iya, Iko memiliki motif yang kuat, tapi gue yakin Iko bukan orang serendah itu.

Jo mengangkat bahu, sambil terus memandangi layar MacBook Air gue yang dijadiin comand center buat mengkoordinasikan serangan balik.

"Elu inget nggak hapenya Iko apa? Soalnya setahu gue hapenya iPhone6..." Jo malah balik nanya.

"Ngapain tanya hape?"

Terus Jo ngejelasin ke gue: waktu elu posting di forum ini pakai gadget: ponsel pintar, tablet atau sebangsanya, maka dipostingan elu akan ada tulisan kaya gini: "Posted via mobile device." Dan kalau elu hover kursor ke atasnya, nanti akan muncul kode-kode tertentu.

Jo udah jelasin arti kode-kode tersebut, tapi gue nggak begitu ngerti... Yang gue ngerti cuma satu, dari sini elu bisa tahu suatu postingan di-post pakai hp apa, atau seenggaknya tahu browser atau operating system yang tertanam di perangkat yang bersangkutan.

"Yang ini pakai windows mobile," Jo nunjukin postingan gue di H2H. Oia bener. "Postingan Kanjeng Distro pakai iOS," katanya terus nunjukin iPhone6-nya. "Nah, postingan Si Biang Kerok ini, di-post pakai OS Android Froyo. Semenjak tahun 2010, sudah nggak ada lagi hp Android pakai OS Froyo. Selama jalan sama dia, elu pernah perhatiin Iko pake hp Android jadul?"

Gue menggeleng. "Gue... nggak... tahu... ah.. tapi masa iya kita menetapkan tersangka cuma dari hape yang dipake. Bisa aja dia pinjem hp kan?"

"Iya sih, tapi tetep aja bisa memperkecil lingkup pencarian. Dan lagi, di dalam hp yang dipakai ngepost itu pasti ada bukti forensik yang tersisa. Meski histroy browser dihapus, tetep masih bisa dilacak. Gue tahu caranya."

Kecuali Froyo. Iko memiliki motif yang cukup buat ngejatuhin Trix. Dan gue nggak bisa menyangkal kalau semua jari kini mengarah ke dirinya.


= = = = = = = = = = = = = = = = =

Jo bilang dia udah koordinasi sama temen-temennya dari regional Jogja, kalau emang Iko pelakunya, besok kita bakal punya banyak dukungan. Denger ini bukannya lega, adanya gue yang malah tambah khawatir. Karena gue tahu, Iko juga punya banyak simpatisan.

Fundamentalisme ternyata nggak dimonopoli sama agama tertentu. Awalnya emang banyak yang simpati sama Trix waktu tulisannya dihujat. Tapi lama kelamaan, fanatisme buta pendukungnya Trix yang balik menyerang orang-orang yang dicurigai secara membabi-buta, malah mengundang sikap antipati dari berbagai kalangan.

Forum terbelah jadi dua. The Loyalist, yang mati-matian membela Trix, dan The Conformist, orang-orang yang muak melihat tingkah laku orang-orang yang terlalu mengagung-agungkan Trix dan menganggapnya nabi.

Loyalist atau Conformist, gue nggak peduli. Gue cuma pengen kembali kaya dulu, waktu dulu kita sering seru-seruan di lounge sama Trix, Meiji, dan anak-anak. Kadang gue berpikir, kenapa sih perbedaan pendapat nggak diselesaikan dengan main Pokemon Go, kenapa harus pakai geng-gengan yang bikin komunitas jadi nggak nyaman lagi. Cuma komunitas ini yang jadi pelarian gue dari dunia nyata, dan gue nggak mau kehilangan itu semua.


= = = = = = = = = = = = = = = = =

Habis maghrib, kita berangkat ke TKP naik mobil Jo. Hujan yang turun sejak siang tadi makin lama makin deras. Dari anak-anak regional, Jo dikasih tahu kalau lokasi rapat dipindahin ke Kafe Blandhongan di daerah Timoho. Meiji yang nyalinya paling kecil, keliatan pucet pasi waktu ngelihat Jo mainin sebuah butterfly knife sambil ngelamun di lampu merah.

"Jo, elu norak, ah! Ngapain juga bawa kaya gituan?! Gue nggak suka!" kata gue judes.

"Kenapa? Terlalu kecil? Golok ada di bagasi belakang."

"Serius gue."

"Jaga-jaga aja, you'll never know."

"Tapi gue tetep nggak setuju!" gue mau ngerebut senjata tajam itu, tapi keburu dimasukin saku sama Jo.

"Lebih baik jadi serigala daripada jadi domba yang dijagal," Jo berkata dingin.

Hujan turun makin deres, dan gue udah nggak bisa ngomong apa-apa lagi. Mobil beregerak pelan di tengah jalanan yang macet karena saluran air meluap. Langit macam udah bocor aja, dan petir menyambar silih berganti, membuat kilatan-kilatan cahaya yang memantul di kaca jendela.

How far will you go for the one you love most?

Pertanyaan ini seketika berputar-putar di otak gue. Berkorban demi cinta ternyata nggak sesederhana merelakan orang yang gue sayang buat dimiliki orang lain. Di satu sisi, cinta adalah substansi maha suci yang menjadi energi penggerak bagi kehidupan. Di sisi satunya -di sisi lain mata uang- ada konsekuensi pahit yang membuat elu rela menyakiti diri sendiri atau orang lain demi sesuatu yang elu cintai.

Fundamentalis rela mati demi menegakkan agama, menembak mati orang-orang di kantor redaksi tabloid Charlie Hebdo waktu Nabi mereka dihina. Kaum nasionalis rela mengganyang orang-orang yang dituduh komunis demi kecintaan mereka pada Pancasila. Dan gue nggak mau mikirin kebiadaban apalagi yang dilakukan atas nama cinta.

Gue ngeri sendiri. Substansi bernama cinta yang dijelaskan sama Jo membikin orang-orang rela melakukan apa saja demi sesuatu yang dicintainya.

Jujur, gue iri sama Trix. Gue cemburu sama Trix. Gimana orang-orang yang rela mati waktu Trix dihina. Coba kalau gue yang dihina, setan aja males kali belain gue. Gue udah biasa dikatain lonte, bispak, tukang embat laki orang, tapi sampai saat ini belum ada tuh, orang-orang yang rela angkat senjata demi gue. Wajar aja kali, Trix itu manis, polos, lucu, cerdas, segala sifat-sifat malaikat ada di dirinya. Lah, gue? Binal, hobby ngentot, dugem, segala primbon antek-anteknya Lucifer ada di gue. Siapa yang rela mati demi antagonis?

Lamunan gue buyar ketika mobil antik Jo memasuki halaman kedai kopi di daerah Timoho itu. Hujan deras banget, bikin gue harus berjalan cepat-cepat memasuki bangunan yang terbuat dari bambu dan dipenuhi anak-anak muda yang menghabiskan malam minggu.

Seperti yang udah gue duga. Rapat koordinasi acara gathering nasional itu berlangsung lebih tegang dari biasa. Bukan hanya karena permasalahan Trix semata, tapi karena minggu depan delegasi dari seluruh Indonesia sudah sampai di Jogja, dan ini bikin anak-anak hectic dan lebih cepat tersulut emosi. Nggak mudah memang buat menyadari, tapi gue ngerasa anak-anak udah terbelah jadi dua faksi. Faksi Iko, dan Faksi Jo.

Raut wajah Iko langsung berubah begitu ngelihat gue datang bareng Jo. "Ngapain dia di sini?" tanyanya dingin.

"Dia anak dokumentasi yang ada di bawah departemen gue, sekedar mengingatkan kalau gue masih ketua seksi dokumentasi," jawab Jo, nggak kalah dingin.

Nada-nada yang diucapkan datar, tapi jelas saling mengintimidasi. Ibaratnya komik Long Hu Men, gue bisa ngelihat aura Naga dan Harimau di atas kepala mereka berdua. Grau! Ditambah lagi hujan gede dan petir yang menyambar-nyambar, bikin suasana jadi tambah tegang aja. Dan gue dan Meiji cuma bisa jadi kelinci yang lebih memilih ngemilin kacang sambil nunduk, huhuhu...

Jo dan Iko sendiri bukan orang sembarangan. keduanya termasuk beberapa orang pendiri komunitas dan memiliki pengaruh yang kuat di akar rumput.

Makanya, begitu mereka berdua ada masalah, otomatis anak-anak forum terpecah dua. Kelihatan banget dari posisi duduk dan candaan-candaan sinis penuh satir yang saling dilempar. Gue aja sampai panas kupingnya, soalnya nama gue jadi kesangkut-sangkut. Dikiranya mereka berdua lagi ribut gara-gara ngerebutin gue. Plis deh. Tapi gue sabar aja. Udah dari kecil gue diomongin lonte juga.

The Loyalist dan The Conformist kini berada di ambang peperangan, dan bisa meledak karena sepatah kata yang salah. Mati-matian ketua panita regional jogja mencoba mendinginkan suasana, namun sepertinya fanatisme dan agresi buta telah mendarah daging dalam DNA manusia.

"Jo, denger-denger elu ke Jakarta yah," kata Rejos, dari The Loyalist. Dia emang paling sensi sama grup sebelah, apalagi sama Iko, nggak tahu kenapa.

"Ho-oh, ketemu Admin sama anak-anak kantor pusat," jawab Jo terus nyalain rokok.

"Mantep lu emang. Bekingan lu emang luar biasa. Terus gimana katanya? Udah ketemu belum TERORISNYA?"

Jo tersenyum sinis, melirik ke arah Iko. "Udah, katanya dari JOGJA. Tapi nggak tahu siapa, gue sih nggak mau SEMBARANGAN menuduh ya," ucapnya datar, tapi jelas sekali memprovokasi anak-anak Conformist yang mulai naik emosinya.

"Haha... apa dong kira-kira motifnya?"

Jo memberikan senyumnya yang paling sinis. "Nggak tahu, kali aja cemburu karena nggak bisa bikinin ceweknya puisi barang satu bait. Emangnya cukup pacaran MODAL KONTOL doang?" kata Jo yang disambut gelak tawa anak-anak Loyalist.

"Jo, ente hati-hati kalau ngomong!" Mamet dari grup sebelah emosi. "Apa buktinya kalau kita yang ngerusuh di sana!? Jujur, gue muak sama tingkah laku Trix yang sok jadi korban. Kita tuh sama-sama dewasa, dia harus bisa dong menghadapi hal-hal kecil kaya gitu, jangan malah nyari bekingan di mana-mana yang akhirnya bikin komunitas kita kepecah gini."

"Met, mulut lu tolong dijaga," Jo ngomong pelan, tapi gue lihat urat-urat mukanya udah mulai tegang.

"Mulut gue udah dijaga," kata Mamet. "Cuma kuping aja yang panas gara-gara orang-orang sok suci yang nuduh kita-kita ngerusuh di tritnya Trix. Jo, jangan kira kita nggak tahu yang mana baik dan salah. Jangan anggap Trix itu suci tapi ternyata kelakuan nggak lebih baik dari babi."

Naik pitam, Jo langsung melompat dengan muka merah padam dan tinju terkepal yang siap disarangkan ke mulutnya Mamet.

"ANJING! TARIK KATA-KATA LU!" Secepat kilat Jo menerjang, namun untung masih keburu dilerai Meiji. Suasana langsung tegang, dan orang-orang yang ada di sana ikut berkerumun melihat perkelahian.

"Sabar Suhu Distro... Sabar..." Meiji yang paling kewalahan memegangi Jo.

"Udahlah Jo... udah... jangan didengerin kata-katanya," kata gue sama Jo yang udah siap mati aja demi Trix.

"ELU JANGAN IKUT-IKUTAN, LONTE," jerit Mamet ke gue. Buset gue jadi kena batu. "INI JUGA GARA-GARA ELU! PUAS ELU KOMUNITAS KITA JADI KAYA GINI? KONTOL DOANG YANG ELU PIKIRIN! EMANG SEKALI LONTE BAKAL TETAP LONT-"

"BRUAAAAAK!"

Sebuah tinju melayang, membuat Mamet terhuyung seketika. Disusul tendangan tepat di dada yang menjatuhannya terjerembab ke lantai. Tanpa bicara, berkali-kali bogem mentah bersarang ke wajah Mamet yang minta ampun nggak berdaya. Parahnya, nggak ada satupun yang sempat bereaksi, karena semua masih terperangah, tidak menyangka-nyangka dari tangan siapa tinju itu bakal melayang...

"IKOOOOOO!" gue langsung histeris ngeliat dia lagi mukulin temen satu gengnya. "IKO! UDAH! IKO!" jerit gue sambil memegang tangan Iko yang kini berlumuran darah Mamet. "IKO! UDAHH!"

Enggahan nafas. Amarah tanpa kata. Iko memang tidak berucap apa-apa. Tapi gue tahu. Ada kepedihan luar biasa dari balik matanya.



[PLAYLIST]

Efek Rumah Kaca | Jatuh Cinta itu Biasa Saja

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
whoah.... tegang...
:hore: update kali ini too much feels
 
Ya motif cemburu Dan cinta memang bisa membuat seseorang menjadi berubah Dan mau melakukan apa aja, Dan iko sudah menunjukkan power of cemburu Dan cinta 😁😁😈
 
Waw sadis, karna kesalahpahaman dan sikap kurang dewasa bisa jadi kacau gini.
Emang sih, manusia gak ada yang jatuh karna tersandung batu besar tapi karna kerikil kecil.

Btw, gue suka opening-nya pake lagu "Jatuh Cinta Itu Biasa Saja" dari Efek Rumah Bordir
Eh, bener gak ya :huh:
:ngacir:
 
waduh updatenya ada berantemnya :hore:
masih ada yg ganjil tapi buat ane, ditunggu update selanjutnya aja deh kali aja kejawab keganjilannya :tendang:
 
@badboyclassic: njlimetisasi...? :ngeteh: selamat datang di trix...

@archie: hehehe :hore: makasih archie senpai, ditunggu cerbung barunya

@fai2902: "how far will you fo for the you love most|' tema itu yang ingin aku angkat di sini...
ya Iko sudah menunjukkan power of lovenya

@nostra: iyaaah :hore: aysik lagunya.... emang

@brokencoffe: makasih udah baca hehehe :hore:
 
waduh updatenya ada berantemnya :hore:
masih ada yg ganjil tapi buat ane, ditunggu update selanjutnya aja deh kali aja kejawab keganjilannya :tendang:
yang ganjil apanyah? kalau mau tanya2 via pm aku terima kk idunkzz...

makasih udah baca... mudah2an kejawab di edisi depan hehehe....
 
bagaimana pun egoisnya laki namun jika melihat dan mendengar org yg disayangi dihina2 bakalan panas juga.

gud job iko
 
:jempol:

begitulah cinta, bikin orang gelap mata...

makasih udah baca kk badabik :hore:

abis update lega banget nih :ngeteh:

sekarang tinggal bikin closing curtain buat season 1 :kacamata:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd