Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [TRUE STORY] BOBO SAMA CEWEK TERCANTIK BUAT DAPAT RUMAH

15



Ketertarikan saya sama cerita si Budi soal cincin pengasih ini begitu besar. Soalnya dari muda dulu saya kepengin banget punya begituan. Maklum dulu waktu muda otaknya Cuma ngewe doang. Sempat juga ada yang nawarin tapi enggak berani ambil. Cupu soalnya. Nah, waktu dengar cerita Budi, saya merasa kalau mimpi saya ini terjadi pada Budi. Makanya cerita ini mandek di Budi karena saya nanya detail banget.

Suatu hari waktu saya sama si Budi lagi kongkow, saya tanya, “Bud, kalau sudah bosan sama ceweknya gimana? Memang peletnya bisa dilepas lagi?”

“Rahasia, ya. Ini cuma lu yang tahu. Anak-anak enggak tahu kalau gue lepasin peletnya juga pakai bantuan dukun. Soalnya efek cincin ini gede banget. Cewek yang sudah kena bakal nempel parah.”

Soal perdukunan ini kita save dulu.

Kembali ke Hani.

Pergenjotan Budi dengan Hani dimulai pada sebuah weekend. Hani menelepon Budi untuk datang ke rumahnya karena katanya kosong. Budi dengan semangat empat lima langsung datang ke TKP. Dia sudah tidak tahan mau pecah telur. Sesampainya di rumah Hani, si Hani sudah tidak pakai jilbab. JRENG! Si burung pipit berubah jadi ular naga. Padahal baru lihat Hani tanpa jilbab doang.

Hani mengajak dia masuk lalu mereka ngobrol sedikit sambil pegangan tangan. Budi sempat mencoba menyosor tapi Hani sedikit melawan. Ternyata di rumah itu ada nenek Hani. Nenek Hani sudah tua sekali dan susah jalan kaki. Jadi neneknya ini bergerak keliling rumah pakai kursi roda. Kursi rodanya ini ringan jadi si nenek dengan sekali dorong bisa melesat kebut dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Makanya si Hani takut-takut pas mau disosor Budi.

Budi agak kecewa tapi segera terobat karena Hani bilang si nenek ini biasanya tidur pas siang. Betul saja, tidak lama setelah azan dhuhur, si nenek terlelap di kamarnya. Acara baru diselenggarakan.

Hani menyosor lebih dulu. Astaga, Budi yang cupu sempat megap-megap cari udara pas berciuman sama Hani yang luar biasa agresif. Lidahnya menyapu bibir bawah, lidah Budi, bibir atas, gigi, sampai ke pipi. Hani turun lagi ke leher, menyedot, menjilat, mengigit mesra. Budi mau tidak mau gemetar dibuatnya. Apalagi ketika tangan Hani turun ke selangkangan dan mulai mengusap-usap penis Budi yang sebentar lagi meletus. Tapi Budi bertahan.

Hani menariknya berdiri. Sambil berpelukan, meraba-raba segala bagian tubuh masing-masing, dan bibir bertaut, mereka berjalan ke kamar Hani. Hani mengunci pintu. Hani langsung mencopot semua bajunya. Budi menahan napas. Si jenderal kecil sudah bocor sedikit. Hani dengan tidak sabar melucuti baju Budi dan mereka berguling-guling di kasur sambil berciuman.

Lidah Hani menjelajah leher Budi, ke dada, ke puting (ini membuat Budi mendesah tidak kuat), ke perut, menjilati pusar, lalu penis Budi dikulum Hani.

“Anjing,” Budi memekik ketika ujung penisnya mengenai lidah Hani. Sudah tidak kuat Kakaaaaa!

“Mau keluar, Han!”

“Keluar aja!”

Crot!

Sperma menyembur ke mulut Hani. Si Hani terus mengulum penis Budi naik turun walaupun si Budi menembakinya dengan sperma. Belepotanlah si penis dan mulut Hani sama cairan putih itu. Budi lemas tapi Hani belum. Dia menelan spermanya, menyeka bibir dengan tangan lalu mendorong Budi sampai rebahan. Dia membuka kakinya dan menempatkan vaginanya di atas wajah Budi. Budi bingung.

“Jilatin,” kata Hani lalu dia menempelkan vaginanya di mulut Budi.

Budi sesak. Dan ternyata rasa vagina itu… tidak enak. Tapi si Hani seperti kesetanan. Panggulnya digerak-gerakkan supaya vaginanya menggesek bibir Budi. Budi pasrah. Dia membuka mulut dan menempelkan lidahnya ke vagina Hani. Hani bergerak makin kencang. Suara Hani juga semakin nyaring. Payudaranya naik turun. Matanya terpejam. Kedua tangannya mencengkeram ujung ranjang.

“Ya, Allah!” kata Hani lalu dia orgasme dengan hebat. Badannya bergetar tidak keruan dan jatuh ke kasur. Kedua tangannya terkepal. Kedua kakinya rapat. Mulutnya menganga. Lalu dia mengembuskan napas.

Gobles, orgasme pas lagi seks bebas pake ngomong Allah, pikir Budi.

Hani bergeser dan memeluk Budi.

“Enak banget,” kata Hani.

Budi hanya bisa tersenyum. “Aku maunya kita….”

“Apa? Masukin ke dalam, ya? Tahan-tahan kalau gitu.”

“Iya. Next time.”

“Sekali lagi aja, yuk.”

“Hah?”

Hani menaruh tangannya di penis Budi yang lemas. Dimainkannya penis Budi dengan sabar. Lalu Hani mencium Budi. Lebih santai ketimbang tadi. Budi jadi ikut rileks. Lalu Hani menciumi puting Budi dengan lembut.

Hanjir. Naik lagi si penis.

Setelah tegang dengan sempurna, mereka bertukar posisi. Hani di bawah dan Budi di atas.

“Pertama kalinya, nih,” kata Budi.

“Sama,” kata Hani.

Diarahkan si jenderal ke vagina. Didorongnya pelan. Seret. Mentok. Hani pun meringis kesakitan. Tapi keduanya tidak berhenti. Setelah percobaan kesekian kali, akhirnya penis Budi masuk walaupun baru setengah ke vagina Hani.

Hani menggigit bibir bawahnya. Pemandangan itu membuat Budi semakin horny. Digenjotnya Hani. Hani mendesah. Gerakan mulai kencang. Hani mulai bersuara.

Luar biasah!! Seks itu enak banget!

Budi makin kencang. Hani makin keenakan. Tidak lama, Budi mau crot. Dicabutnya si penis lalu dikeluarkan di perut. Budi kaget melihat penisnya berwarna merah. Hani tidak bohong soal ini seks pertamanya.

Setelah selesai, keduanya rebahan di kasur. Tapi tidak lama karena tiba-tiba si nenek memanggil Hani.

Kelabakan mereka.

Hani langsung pakai baju. Budi sembunyi di balik kasur. Neneknya ternyata minta diantar ke tetangga buat ambil buah-buahan. Hani mendorong neneknya keluar rumah sementara Budi berpakaian. Terus dia pulang.

Sesampainya di rumah, Budi mimpi indah.

**

Pergenjotan mereka berlanjut setelah itu setiap hari. Entah itu di kosan Budi, di rumah Hani, atau di kosan teman mereka kalau sedang kosong. Pada suatu pertengahan bulan, si Budi tidur setelah nggenjot Hani di malam hari. Di mimpinya dia ketemu lagi sama burung yang bunyinya seperti kambing. Pas bangun tidur, badan Budi demam sampai 39 derajat. Dia muntah berkali-kali. Siangnya dia mencret diare. Budi minta tolong Hani untuk diantar ke klinik. Kata klinik tidak ada yang aneh dengan badan Budi. Budi diminta cek perut dan cek darah. Tidak ada yang aneh juga. Pulanglah dia dengan resep dokter. Muntah dan diarenya tidak hilang semalaman. Demamnya pun naik turun dari 39 ke 40 derajat.

Lalu besoknya, secara ajaib, semua penyakit Budi hilang. Dia segar bugar. Cuma lapar. Makanlah Budi buat porsi tiga orang.

Dia bingung. Kenapa dia bisa sakit semalam?

Teringatlah dia. Budi belum memberi makan tujuh orang anak yatim bulan ini. Maka pergilah dia keluar kos, mencari masjid setempat lalu bertanya di mana ada panti asuhan. Setelah ketemu, dia menyumbang uang sekitar tiga ratus ribu ke sana. Malamnya Budi mimpi bertemu burung bersuara kambing yang sama tapi dia tidak ingat apa yang mereka bicarakan. Sewaktu bangun, Budi merasa luar biasa sehat.

**

Hubungan Budi dan Hani berlangsung sekitar tiga bulan. Setelah itu Budi mulai risih dengan Hani yang super posesif. Berhubung sudah masuk semester skripsi, Budi sibuk bikin program untuk kelulusan. Oh, iya, si Budi ini ambil jurusan IT. Setiap lupa berkabar sebentar saja, si Hani sibuk menelepon. Cuma seks setiap harinya saja yang bikin Budi betah sama Hani. Tapi seks pun mulai monoton. Budi mulai bosan. Dia pengin putus dan melepaskan Hani dari pengaruh cincinnya.

Tapi dia tidak tahu caranya.

Biasanya dia bakal mimpi ketemu burung bersuara kambing lalu dengan ajaib dapat jawaban dari semua pertanyaannya tapi yang ini tidak. Budi mulai bingung. Petunjuk datang ketika salah satu anak di kosannya kesurupan. Datanglah seorang laki-laki paruh baya yang katanya orang pintar. Tampilannya biasa saja seperti bapak-bapak kebanyakan. Pakai baju batik, celana kain, rambut rapi. Pokoknya tidak seperti dukun. Bapak itulah yang mengusir hantu dari anak yang kesurupan di kosan Budi.

Budi meminta nomornya ke bapak kos lalu menghubungi dukun itu lewat telepon. Ketika telepon diangkat, si dukun diam lamaaa sekali. Baru dia bertanya, “Ini dengan siapa?”

Budi memberi tahu nama dan alasan dia menelepon. Si dukun ini seperti bingung.

“Ya, sudah. Ke rumah saja dulu. Bawa cincinnya.”

Rumah si dukun terletak tidak jauh dari kosannya. Berada di kampung kaki gunung yang padat penduduk. Dukun itu ternyata beken. Banyak orang yang minta tolong soal hal supernatural sama dia. Waktu sampai di rumahnya, bentuk rumahnya sederhana saja. Tidak mewah tapi tidak kecil.

Si dukun lagi sapu-sapu garasi waktu Budi datang.

“Halo, Mas-,” dukun itu terbatuk waktu melihat Budi. Dia menyuruh Budi tunggu di luar pagar rumah lalu masuk ke dalam. Dia keluar lagi dengan segelas air putih dan menyuruh Budi minum.

“Ini apa, Pak?”

“Air aqua biasa.”

Budi minum airnya. Dia kira bakal terjadi sesuatu tapi ternyata tidak. Tidak ada efek apa-apa. Setelah habis, dukun itu tersenyum lalu menyuruhnya masuk ke rumah.

Rupanya si dukun itu heran sama Budi. Dia punya kemampuan bisa mengetahui sesuatu sebelum terjadi. Biasanya dia tahu kalau ada orang yang butuh bantuannya sebelum dihubungi oleh orang itu. Tapi dia tidak bisa tahu soal Budi. Makanya dia kaget kenapa dia tidak tahu kalau Budi bakal menghubunginya. Katanya Budi seperti disembunyikan auranya.

“Panggil saya Pak Kus,” kata dukun itu.

“Iya, Pak Kus.”

“Saya biasanya bisa tahu orang butuh apa dari saya. Tapi saya enggak bisa tahu kamu butuh apa,” kata Pak Kus. “Mas ini datang ada perlu apa?”

Budi menceritakan soal cincinnya dan soal Hani. Lalu Pak Kus minta lihat cincin Budi. Waktu Budi lepas cincinnya dan menyodorkannya pada Pak Kus, Pak Kus menyuruh Budi untuk memegangnya dari jauh saja. Dia tampak hati-hati.

“Oh. Oke,” kata Pak Kus. “Sebentar.”

Pak Kus ke belakang rumahnya lalu keluar membawa gelas dari tanah liat yang ukurannya sebesar sloki alkohol. “Minum.”

“Apa ini, Pak?”

“Air aqua biasa.”

Diminum lagi airnya. Habis itu tidak ada perubahan yang dirasakan oleh Budi.

“Mulai besok si Hani itu enggak bakal ada perasaan lagi sama kamu. Jadi biasa-biasa kayak teman.”

“Dia bakal masih ingat enggak, Pak, soal hubungan kami?”

“Masih. Tapi dia sudah enggak peduli.”

“Oh,” Budi lega. “Saya perlu bayar berapa, Pak?”

“Jangan bayar. Saya dilarang buat ambil uang kamu.”

“Sama siapa?”

“Sama si (Pak Kus menyebutkan nama),” kata Pak Kus sambil menunjuk cincin Budi.

“Oh, ini ada namanya.”

“Iya. Katanya jangan lupa kamu sebulan sekali kasih makan anak yatim tujuh orang.”

“Iya, Pak. Kemarin saya lupa.”

“Sama nanti lagi hati-hati. Saran saya, sih, kembalikan saja cincinnya ke laut. Soalnya kuat banget pengaruhnya. Kalau mau lepas mesti pakai ilmu khusus. Kamu enggak bisa.”

“Iya, Pak.”

“Ya, sudah, pulang sana.”

Si Budi pulang dengan hati tenang. Dia baru tahu kalau cincinnya itu punya nama. Namanya tidak Budi beri tahu ke saya karena dia tidak mau terjadi apa-apa sama saya. Jadi saya tidak bisa kasih tahu juga di cerita ini.

Semenjak itu Hani biasa saja kalau ketemu Budi. Mereka ngobrol layaknya teman. Orang-orang pada bertanya apa mereka putus sebagai pacar. Jawaban Hani cuma tertawa saja. Budi pun mulai sibuk dengan skripsinya. Dia tidak pakai lagi kekuatan si cincin dan dia juga rajin memberi uang ke panti asuhan.

Sampai pada suatu hari dia pulang kampung pada waktu lebaran dan bertemu dengan sepupunya yang cantik. Nama sepupunya itu Sally. Berjilbab, putih mengilat, tinggi dan ramping. Budi sudah mengkhayal bagaimana rasanya bisa menggenjot sepupunya itu.

Kalau lebaran, kan, biasa orang-orang pada salaman. Nah, pada saat itulah Budi menempelkan cincinnya ke kulit Sally.

Di luar dugaan, cincinnya langsung terasa panas sekali. Panasnya seperti memegang api kompor gas.

Budi menyeringai. Sally sudah kena efek cincin.

---

btw apakah suhu-suhu di sini pernah nggenjot dua kali berturut-turut? ane pernah tapi pas kedua kalinya si otong kagak maksimal terus jadinya ga nikmat wkwkwk
 
Egilaaaa akhirnya update lagi 🔥🔥🔥🔥

Jujur ngakak pas bagian dukunnya jawab "air aqua biasa" 😂😂😂

Anyway ga sabar ama bagian Sally, hehe. Moga-moga suhu sehat selalu biar bisa lancar lanjutinnya.
 
Setelah sekian purnama akhirnya updet juga,, kamsia suhu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd