Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
e25786742030723.png


Duh... padahal udah lama nungguin. Ajak Viny ke pantai aja broo..... terus eksekusi
wadooh boleh bagi yg no sensor no watermark ngga

:minta::minta:
Vira itu semok sundanese campuran gitu.
Kalo rio sih terlalu beruntung mungkin tampang oriental tapi bukan keturunan cina, intinya ane jadi sirik suhu bisa foto2 bugil karena semua bermula dari situ:beer:
wah Vira nya mendekati, sundanese mmg terbaik, tapi Rio nya masa oriental, kaya oppa oppa koreya dong hhhhh
 
btw pengen nanya plus sharing aja, selama beberapa bulan baca ff ini, menurut kalian 'Rio' itu seperti apa sih? dari segi fisik maupun karakter yang selama ini kalian imajinasikan, apakah tampan, apakah berwajah oriental, apakah berwajah arab, atau seperti apa?

btw masih ingat tokoh 'Vira' ? bayangan kalian tokoh 'Vira' itu seperti apa sih? apakah cantik? apakah gendut? apakah pendek? atau seperti apa yang selama ini di imaji kalian,

kalo rio, eug mikirnya ya langsung ke sendy satrio (ya iyalah mau siapa lagi :D)

zdksk.jpg

kalo vira, eug ngebayanginnya kayak Deanda Puteri
15535596_189807104816632_7449803147813322752_n.jpg
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 

Terimakasih ya Viny, hehe
2nd Season

Part 7​

Vn30s76A_o.jpeg

Hari ini langit sedang cerah, entah jam berapa saat ini, yang jelas matahari sudah tinggi di atas. Gw terbangun di atas sofa di ruang depan, masih lengkap menggunakan jaket dan celana panjang.

Kepala gw berputar putar, pening dan pusing. Puncaknya gw merasakan mual. Ah nampaknya gw terlalu banyak minum semalam.

Gw pun mandi dan membersihkan diri

Minggu siang itu adalah hari terakhir gw bisa bertemu Viny, sebelum dirinya disibukkan oleh project kampus dan beberapa praktek lapangan. Pastinya pekan depan akan sangat hectic dan melelahkan untuk Viny.

Ia pun harus vacum dan izin untuk tidak mengikuti beberapa show di JKT48, lantaran kesibukan di kampusnya.

Untuk urusan jemput menjemput, sudah ada Ayahnya yang kebetulan sedang pulang di rumah.

Ahh gw bakal nahan kangen nih untuk beberapa hari kedepan.


=====00000=====

Sebelum gw menemui Viny, gw berniat menemui Vira terlebih dahulu untuk menceritakan sesuatu yang mengganjal di hati gw. Mungkin dia satu satunya sahabat yang bisa mengerti dan memahaminya.

Ada sesuatu yang masih menjadi pemikiran gw sampai detik ini, membuat hari gw terganggu. Daripada terus menjadi pertanyaan di otak, gw pun akan menceritakan dan mencari tau dari Vira.

Alhasil gw mampir ke tempat kerja Vira, di sebuah media periklanan terbesar di Jakarta.

Sampailah gw di lobby sebuah perkantoran. Gw mengirim voice call kepada Vira agar ia menemui gw di bawah, ia terkejut karna gw nggak mengabarinya terlebih dulu sebelumnya, alhasil ia harus meninggalkan pekerjaannya sejenak.

Gw menunggu di lobby hampir sepuluh menit.

Klaakk..

Sebuah lift di hadapan gw terbuka, muncul lah sosok gadis jelita menggunakan setelan kantor dengan rok pendek dan blus hitam.

Ia berjalan mendekat dengan anggunnya, hari ini ia nampak berbeda, terlihat lebih cantik daripada biasanya. Sebenarnya dia memang cantik sih, tiap hari pun cantik, tapi entah kenapa, hari ini adalah hari tercantiknya.

Wajah geulis khas darah sunda, cantik yang sangat hakiki, dengan rambut tanggung melebihi bahu, tidak bisa dibilang pendek, tapi juga tidak bisa dibilang panjang. Tubuhnya yang tinggi membuatnya terlihat sempurna.

Dia Vira...

Sahabat gw

Sekaligus...

Gadis yang pernah menjalin cinta dengan gw semasa putih abu abu.

Kenapa hari ini dia cantik sekali?

Apa dia...

Apa dia sudah punya kekasih baru?

Sial...

Kenapa fikiran gw kemana mana

Sekilas terlintas rasa cemburu apabila ia benar benar memiliki kekasih baru, namun gw buru buru meredam perasaan tak penting itu.

"Apa sih tiba tiba dateng." Ucap Vira membuyarkan segala narasi di otak gw.

"Vir, lo cantik hari ini." Tiba tiba kalimat itu keluar begitu saja dari mulut gw.

"Hah?"

"Eh sorry, gw ngga fokus...."

"....ayo keluar bentar."

Gw langsung menarik tangan Vira begitu saja, membuatnya kaget.

"Mau kemana, jangan jauh jauh, gw masih banyak kerjaan."


=====00000=====

"Vir."

"Apaan..." Ucapnya sambil menyedot Thai tea.

Kini kita berdua duduk berhadapan di suatu kedai di samping kantor Vira. Gw harus rela mentraktirnya supaya ia mau meluangkan waktunya.

"Gw ada kebingungan nih."

"Bingung? Apaan..." Jawab Vira masih asik menyedot minumannya.

"Tiba tiba muncul kekhawatiran..." Ucap gw lirih

"Wah tumben seorang Rio bisa khawatir, bukannya lu ngga pernah mau mikirin hal hal berat? jadi idup lu selow selow aja."

"Tapi.... ini beda, ini bukan masalah gw doang, ini menyangkut masa depan Viny juga."

Tiba tiba raut wajah Vira berubah ketika gw menyebut masa depan Viny.

"Apasih? Serius banget?"

"Errgghhh.... kalo cewek keluar air susunya itu tandanya apa sih?"

Ppfffttt....

Vira menyemburkan minuman dari mulutnya saking terkejutnya.

"Viny?" Tanya Vira

"Eerrggghhhh...."

"Selamat..." Ia menepuk bahu gw

"Selamat apaan." Gw bingung

"Selamat, Anda akan menjadi seorang Ayah."

Deggg

"Selamat berkeluarga dan selamat menjadi Ayah. Semoga keluarga lu sakinah mawadah dan warohmah."

Nafas gw tercekat, rasanya darah gw berhenti mengalir dan berkumpul pada satu titik di kepala gw, membuatnya jadi sangat berat.

"Maksud lu??"

Suara gw bergetar

"Yahh lu pasti paham perkataan gw barusan, ngga perlu gw jelasin lagi, udah jelas kok."

"Tapi... gw belom siapp."

"Siap ngga siap, ini jalan lu. Jalan kalian berdua, eh kalian bertiga. Yaaaahh mau ngga mau hadapin aja."

"Tapi.... duh..."

Gw menepuk kening gw sendiri

"Mulai sekarang lu ubah pola pikir lu yang dulu cari duit buat hidup seorang, sekarang orientasi lu cari duit buat hidup tiga orang. Tekanan dan cibiran dari orang orang sekitar pasti ada, tinggal lu mau dengerin mereka atau lu hidupin keluarga lu dengan cara lu sendiri."

"Ini bukan masalah gw seorang, gw sih bodoamat penilaian orang orang terhadap gw, gw emang jalang, tapi ini masalah Viny juga. Gimana kalo fans nya tau, pasti hujatan dan cercaan akan ia terima. Belom lagi tekanan keluarga dan sanak sodaranya. Kasihan dia kalo harus memikul beban kayak gitu."

"Yah itu resiko kalian berdua, gw sih ngga bisa bantu apa apa dalam hal ini, udah kejadian juga. Yang jelas pinter pinter lu aja. Dia ngga sendirian kan? Lu mau temenin dia kan?"

Gw termenung sesaat.

"Heh."

"Gw udah janji sama bokapnya buat nunggu setaun dulu setelah dia lulus kuliah, apa reaksi beliau kalo sekarang Viny udah kebobolan gini. Arrghh ****** gw sumpah." Gw menjambak rambut gw sendiri

"Yah moment seperti ini sebetulnya moment kebahagiaan loh, bagaimana kita menyikapinya aja. Kalo lu bisa ngobrol baik baik sama orangtua dia, pasti bakal dikasih jalan kok. Nggaperlu takut atau merasa bersalah, ngga akan ada gunannya juga."

"Hmmmm...."

Gw menangkupkan kedua telapak tangan gw pada wajah, beban gw serasa makin berat.

Sesak, dada gw makin sesak

Ingin menangis

"Viny udah tau masalah ini?" Tanya Vira

"Dia kayaknya nggatau, atau emang ngga mau tau, setiap gw ajakin ke dokter buat periksa, pasti dia nolak, pernah juga gw beliin dia testpack, dianya ngga mau pake, katanya biar jadi misteri gitu, ya gw rada kesel juga kalo jadinya kaya gini. Udah terlanjur telat mau diapain juga. Seandainya dari awal gw tau kalo dia ada tanda tanda hamil kan gw bisa cegah sebelum kandunganya makin berkembang."

"Dia emang keras kepala sih, lu obrolin baik baik aja, kasih pengertian. Dia udah ngga mens 3 bulan ini, ditambah keluar air susu, udah jelas sih itu."

"Kayaknya gw ngga bakal ngobrolin hal ini ke dia deh, biar dia tau sendiri aja, ntar juga kalo perutnya gede dia sendiri yang bingung."

"Hahahaha...."

"Makasih Vir, udah luangin waktu buat gw."

"Yah untuk kali ini gapapa deh."

Ia menyedot minumannya lagi, kemudian berdehem sekali.

"Ehemm... Gw cuma ada satu pertanyaan buat lu." Kata Vira serius

Gw mengangkat satu alis, kira kira apa yang akan di tanyakan Vira.

"Lu sayang Viny kan?"

"Hah? Pertanyaan macam apa ini? Udah jelas lah gw sayang."

"Nah kalo gitu lu harus janji sama gw."

"Apaan..."

"Jangan pernah tinggalin Viny...

...dalam keadaan apapun, jangan pernah sekalipun tebersit niat untuk ninggalin dia. Walaupun gw tau di masa lalu pergaulan lu rusak, tapi gw yakin lu orang baik, gw tau lu orang bertanggung jawab. Jangan jadi pengecut demi menyelamatkan ego lu sendiri. Okay?"

"Gw sayang Viny, mana mungkin gw tinggalin dia. Ada ada aja lu." Jawab gw sedikit kesal

"Gw pegang ya omongan lu." Ucap Vira tajam

"Iyya Viraaaa..."

"Jangan sampe kejadian 8 tahun yang lalu keulang lagi, lu sekarang udah dewasa, ngga kayak dulu lagi, lu bukan remaja baru puber, lu harus bisa nyingkirin ego lu, emang ngga mudah, tapi bukan berarti lu harus lari."

Degggg

Sial...

Vira mengungkit kejadian 8 taun yang lalu, membuat gw makin merasa bersalah. Semua kenangan kenangan itu merebak kembali bagai asap yang mengepul dan makin lama makin pekat.

Gw bagai terlempar kembali ke 8 tahun silam. Perasaan bersalah memenuhi rongga hati gw.

Wajah Vira pun sedikit berubah menjadi getir.

Gw meraih tangannya

"Maafin gw ya Vir, gw emang jalang."

Ia terdiam sejenak.

Gw menatap dalam dalam matanya, berusaha membaca perasaanya, ia terlihat seperti mengenang sesuatu.

"Apasih, bukannya lu udah minta maaf beberapa taun yang lalu, dan gw juga udah lupain semua itu kok. Gw ungkit kejadian itu sebatas biar lu ngga ngulangin kesalahan fatal kayak gini lagi, bukan niat gw buat mojokin lu. Okay?"

"Yah... gw paham sekarang, gw udah ngga senaif dulu, jadi tenang aja..." Gw menunduk, tak berani menatap mata Vira

"Hih cupu banget, ngga berani natap mata gw." Ejek Vira.

"Yahhh perasaan bersalah itu masih ada Vir, ngga bisa ilang gitu aja. Gw emang lelaki paling jalang di dunia."

"Hahahha udah udah. Lupain aja, gw ngga mau lu tambah terpuruk, sekarang lu fokus urus Viny aja, biar dia bahagia terus, awas kalo bikin dia nangis. hahaha..."

"Hmmm."

"Yang penting lu siapin aja finansial lu, biar hidup kalian bertiga nggak lontang lantung nantinya."

"Yaaahhh, gw kudu lebih gencar lagi deh."

"Semangat Rioo, lu pasti bisa."

Kemudian terjadi hening sejenak.

Kenapa tiba tiba ada batas antara gw dan Vira, ada perasaan canggung dan kikuk.

Kayaknya gw salah besar menceritakan hal ini ke Vira, yang ada hanya membuka luka lama seperti ini.

Maafin gw Vir...

Tiba tiba otak gw kembali muncul bayang bayang Viny...

Apa benar Viny hamil? Gw masih belum bisa menerima kenyataan ini. Gw masih meyakini bahwa ada kemungkinan dia tidak hamil.

Tapi...

Dari dua hal yang ia alami selama tiga bulan terakhir ini, mengarah tepat bahwa dia hamil.

Sial

Gw harus apa sekarang

Arggh kepala gw makin pusing, beban gw jadi makin berat gini.

Gw harus bisa menahannya.


=====00000=====

Gw pun memacu mobil gw menuju sebuah Mall atau pusat perbelanjaan di kawasan Senen, untuk menemui Viny yang baru saja membeli bahan bahan dan alat untuk menggarap project nya. Teman teman sekelas Viny sudah pulang duluan, sementara ia menunggu disana sendirian.

Sesampainya disana, gw memarkirkan mobil gw di basement, kemudian naik ke lantai 5 menggunakan lift. Gw mencari sebuah outlet alat alat lukis dan semacamnya, ternyata Viny duduk di bangku tak jauh dari situ.

"Lama banget sik." Viny cemberut

"Maaf deh."

"Gitu doang?" Ia memanyunkan bibirnya

"Emmm, yaudahh sebagai permintaan maaf, kali ini aku yang traktir, gimana?"

"Wah kebetulan banget, aku lagi pengen makan banyaaakk hehehe..."

Mengetahui akan ditraktir, moodnya langsung berubah dalam sekejap

"Waduuh, ngga jadi deh kalo gitu, kita pulang aja yah."

"iiihhh php."

"Hahahaha, iya iya, kita makan, ayok."

"Yeaay..." Ia pun mencium pipi gw

Gw menggandeng tangan Viny dan menuntunnya menuju lift.

"Mau kemana?" Viny bertanya.

"Katanya mau makan? Ayok keluar."

"Disini aja lah, ngapain harus keluar."

"Ini mall terbuka loh, kalo ada wota yang liat gimana? Ntar jadi masalah lagi."

"Aku keburu laper Nyet, disini aja yah."

"Aku udah janji sama Papah kamu kan, buat jagain kamu, aku ngga mau kamu kena skandal gegara kita makan nya sembarangan. Kita cari cafe atau foodcourt yang lebih tertutup dan sepi, oke?"

"Nggamau, aku maunya disini, udah laper banget akutu." Viny memanyunkan bibirnya sambil mengusap usap perutnya

"Erghhhh..." Gw menggaruk garuk kepala gw, males banget gw harus berdebat masalah sepele ginian doang.

"Hmm oke deh serah kamu,"

"Yeeeaaaahhhhh!!!"

Viny teriak kegirangan, sambil melompat dan mengangkat kedua tangannya, kemudian ia memeluk gw dan menciumi pipi gw beberapa kali.

"Katanya laper banget, tapi bisa lompat lompat gitu, huft."

"Hehehe."

Akhirnya kami berdua pun turun ke lantai 3 untuk mencari tempat makan yang sepi, masuklah kami ke tempat makan jejepangan. Kami duduk berhadapan di meja paling pojok.

utRBdYUE_o.jpeg

"Cumik mau makan apah." Tanya gw

Ia membaca baca menu.

"Aku mau Chicken katsu, Beef teriyaki, sama dragonroll Shusi yak. Eh tambah spicy ramen deh."

"Errgghhh... itu aja?" Gw nyengir

Sial tumben banyak banget makan dia hari ini. Yah walaupun biasanya emang makan dia banyak sih, tapi kali ini sampe 4 menu sekaligus, apa gara gara dia hamil jadi pengen makan ini itu?

"Kenapa sayang? Kebanyakan yah? Maaf yah, oke deh aku kurangin." Wajahnya seketika berubah murung.

"Errgghhh gapapa sayang, kamu pesen aja apa yang kamu mau, nggausah dipikirin. Pokoknya kamu harus bahagia terus."

"Gapapa nih?"

"Yaampun kayak sama siapa aja, kan pacar."

"Hahahha... makasihh nyeet, makin sayang kalo kayak gini hehehe..."

"Iyaa..." Balas gw dengan malas

"Kalo kamu mau makan apa." Viny bertanya balik.

"Aku chicken karaage sama Ramen aja deh." Gw memilih menu secara acak, karna gw ngga paham makanan jejepangan.

"Ehhm oke, aku ke kasir dulu ya." Ia berdiri dari kursinya

Setelah memesan makanan, Viny kembali duduk di hadapan gw.

"Sayang..." Gw memanggilnya

"Hmmm?"

"Kayaknya aku mau gondrongin rambut lagi deh."

"Seriusan?"

"Iya lah."

"Jangan!! Jelek banget!!!"

"Yampun, masa aku dibilang jelek sih, sedih akutu."

"Kamu jelek kalo gondrong!!"

"Emang kamu pernah liat aku gondrong? Kan kita pertama kali ketemu pas rambut aku udah pendek waktu itu."

"Aku kan pernah nyelem feeds intgrm kamu... ah pokoknya jangan gondrong ah, kayak gembel."

"Huufftt." Gw murung

"Kamu pernah ngelarang aku buat potong poni rata kan, nah sekarang aku yang ngelarang kamu gondrong."

"Ooh gitu cara mainnya, oke fineeee.."

"Aku sering liat temen temen kampus yang rambutnya gondrong, jelek banget, wota wota juga, jadi keliatan buluk gitu kalo rambutnya gondrong."

"Wota mah style kayak apapun juga tetep keliatan buluk, hahahaha." gw tergelak

"Hih ngga boleh gitu."

Tiba tiba perhatian kami teralihkan oleh makanan yang dateng diantar oleh waitress.

"Atas nama mas Rio?"

"Iya mbak."

Mbak tadi pun memindahkan makanan dari atas baki ke atas meja.

"Makasih mbak."

"Wahh selamat makan!!" Kata Viny

Kami pun melahap makanan dengan khidmat. Viny makan dengan sangat rakus, bumbu bumbu dari makanan sampai belepotan ke pipi dan dagunya.

"Kamu kayak bocah aja makannya."

Kemudian gw mengusap pipinya itu menggunakan jari gw.

"Iiihhh bukannya ilang malah merata gitu makananya di pipi aku."

"Hahaha emang gitu tujuan aku, hahaha."

Viny nampak tak terlalu mempermasalahkan dan melanjutkan makan nya. Ia makan 4 hidangan sekaligus secara bersamaan dalam satu waktu, menyuap secara bergantian. Belum habis makanan di mulutnya, ia sudah menjejalkan makanan lagi ke mulutnya.

"Ee pelan pelan aja makannya, aku ngga buru buru kok." Ucap gw khawatir kalo ia tersedak.

"Enak banget Nyet... nyammm... nyamm..." Ia berkata dengan mulut penuh, sampai sampai sebagian makanan di mulutnya muncrat keluar.

Keempat sajian itupun ludes habis dimakan sendirian. Gw melihat dirinya makan saja sudah ikut kenyang.

"Masih laper?" Tanya gw

"Dikit, hehehe."

"Makan 4 porsi masih laper?" Gw mengulang pertanyaan gw

"Aku minta dikit punya kamu dong Nyet."

"Nih ambil aja." Gw menyodorkan mangkok gw

Viny pun menuang seluruh Ramen serta daging yang ada di mangkok gw ke mangkoknya.

"Eh kok diambil semua, katanya minta dikit doang."

"Makanan yang udah ada di mangkok aku, udah ngga bisa diambil lagi." Kata Viny dengan logat khas anak kecil.

"Yaampun jahat banget." Gw memanyunkan bibir gw

Kemudian dia melahapnya dengan rakus, bagai belum makan 3 hari.

Gw sih ngga mempersalahkan dia makan punya gw atau apa, justru gw seneng kalo ngeliat dia bahagia seperti ini, jadi ikut seneng gitu.

Gw hanya ingin membuat dia bahagia sebelum dirinya mengetahui kenyataan bahwa dirinya sedang mengandung janin hasil cinta kami berdua.

Gw hanya tersenyum senyum melihatnya menyantap makanan itu.

Setelah habis, ia minum dengan tergesa gesa.

"Happy Tummy, Happy me!!! Hooeerggghhhh..." Ia pun bersorak senang, kemudian ditutup dengan sendawa.

"Hahaha..."

Setelah itu ia ambruk bersandar pada kursi karna terlalu kenyang.

E50Ftuwm_o.jpeg

Setelah kekenyangan, ia menguap menandakan dirinya mengantuk. Ekspresinya sungguh lucu dan menggemakan, gw pun iseng memotret nya menggunakan hape.

Viny pun ikut membuka hape nya dan membaca baca pesan masuk. Tak lama berselang, hape gw pun berbunyi, ternyata telfon masuk dari Jati.

Si Anjir ada apa nih tumben.

Gw mengangkatnya

"Bre gw dapet skandal baru nih." Kata Jati

"Skandal? Skandal apaan?" Balas gw

"Skandal member jeketi lah."

"Ah ada member ketauan pacaran gitu?"

"Iya, bahkan gw ngeliat dengan mata kepala gw sendiri, mereka duduknya di sebelah meja gw, sedih gw ngeliatnya, gw merasa dikhianati oleh member tersebut. Member itu enak enakan pacaran."

"Gw bukan wota, gw ngga mau ngurusin ginian."

"Tapi lu bakal kaget deh." Kata Jati

"Siapa sih, gw kan ngga hafal nama nama member."

"Ntar gw fotoin dulu."

Ia mematikan telfon, selang beberapa detik, ia mengirim foto melalui chat.

Gw pun membuka foto tersebut

What the fcckkk

N2fJrT01_o.jpeg

Ini kan Viny!!

Memakai pakaian yang ia pakai saat ini.

Jangan jangan!!?

Gw menoleh kebelakang secara perlahan,

Jeggeeerr

Faaak

Ternyata Jati dan 2 orang temannya sedang duduk di sebelah meja gw. Gw panik bukan kepalang.

Apakah Jati megetahui bahwa lelaki yang sedang makan bareng Viny adalah gw?

Gw buru buru memakai kupluk hoodie gw agar Jati tidak mengenali gw dari belakang.

Gw mengirim chat ke Viny dengan tergesa gesa

"Sayang, liat di belakang aku deh, ada wota!!"

Setelah membaca pesan itu, ia melotot ke arah gw, kemudian melirik ke belakang gw, dimana Jati dan dua temannya berada.

"Ayo cabut. Tapi keluarnya gantian," Viny membalas

Ia langsung buru buru menggunakan masker serta topi 5 panel nya. Kemudian melangkah keluar begitu saja.

Gw pun mengemasi barang barang gw dan Viny, setelah itu gw membayar ke kasir

Selang tiga menit, gw mengikutinya keluar. Gw langsung turun ke parkiran

Ternyata Viny telah menunggu di samping mobil gw. Kami berdua pun masuk ke mobil dan langsung meluncur untuk menuju FX Sudirman, lantaran nanti sore Viny ada show 2.

"Tuh kan aku bilang apa, jangan makan di mall, pasti banyak wota. Kamu sih."

"Maaf deh." Viny merasa bersalah

"Itu kan Jati, untung dia ngga sadar kalo yang duduk di depan kamu itu aku. Kalo sampai ketauan, berabe banget. Yaudah lupain aja."

Gw memacu mobil makin kencang.


=====00000=====

Akhirnya kami sampai di FX, gw menghentikan mobil di lobby belakang.

"Semangat manies, maaf yah aku ngga bisa nonton, aku ada kerjaan."

"Iyah sayang, kamu semangat kerjanya, jangan suntuk ya."

"Sini cium dulu." Gw merangkul bahu nya

Viny mendekatkan wajahnya ke gw, kemudian gw mengecup singkat keningnya, kedua pipinya, hidungnya, kemudian diakhiri kecupan bibir.

Kemudian, Viny melakukan hal yang sama terhadap gw. Setelah itu ia buru buru turun dari mobil dan berlari menuju lift.

Gw mengawasinya sampai Viny betul betul masuk lift.

Setelah dirasa aman, gw pun membuka hape dan menelfon Jati.

"Lu dimana dah, katanya lu ke singapur, kok masih bisa mergokin member pacaran." Kata gw pura pura nggatau apa apa

"Gw berangkat jam 6 sore ntar, sekarang nonkrong dulu sama temen temen wota, eh malah ngeliat oshi sendiri pacaran, sedih banget gw, aseli."

"Emangnya lu yakin kalo itu Viny? Bisa aja cuma mirip kan."

"Gw yakin 100% itu Viny, orang dia sempet ngeliat ke gw, trus panik gitu."

"Hahahaha sabar sabar."

"Aarrgghhhh.... Pengen nangis gw rasanya, kemaren pas hs padahal dia bilang kalo gw pacarnya, ternyata itu cuma harapan manis, yaaaaaampun sedih."

"Lebay banget anjir lu."

"Gimana ngga lebay, gw dukung dia tulus, gw tonton tiap show dia sampe sampe gw MVP 100, 200, dan 300 ke dia, tapi dia nya malah pacaran terus.... "

"....dan ini kayaknya pacarnya baru deh. Beda sama pas skandal sebelumnya."

"Trus foto skandal tadi mau lu sebarin?
" Gw agak serius disitu

"Nggatau, gw masih terpukul."

"Kalo saran gw sih jangan disebar, oke?"

"Kenapa?"

"Yah kasian aja, dia kan udah turun trainee, kalo kena skandal lagi, mau turun jadi apa? Staff tiketing? Yakali."

"Iya juga sih, kasian oshi gw kalo gitu..."

"Nah..."


Akhirnya gw berhasil membujuk Jati

"Tadi gw ngeliat yang cowok sekilas mirip lu dari belakang, model rambutnya sama kayak lu, pake jaket yang sama persis kayak punya lu, punya tindik kecil juga di kuping kanan. Gw sempet ngira kalo yang pacaran sama Viny itu elu, hahahaha."

"Masa sih?"

"Iya mirip banget, bahkan kunci mobilnya yang ditaro di atas meja itu kunci BMW lawas, persis kayak punya lu, pokoknya mirip banget sama elu."

"Ah kebetulan aja kali mirip, yakali gw macarin member, gw kan debu."

Hahahahaha...

Gw ketawa dalam hati


=====00000=====

Setelah menutup telfon, gw pun memutar kunci untuk menyalakan mesin.

Tiba tiba saja disaat gw hendak menginjak pedal gas, hape gw berbunyi lagi, ternyata ada chat dari seseorang.

Di kontak Line itu tertera nama Yuriva.

Hah?

Ada apa dia menghubungi gw?

"Kak dimana."

Begitu isi chat dari Yuri, gw terpaku nggatau harus membalas apa. Gw ngga mau berhubungan lagi dengan gadis itu.

"Kakak jangan cuma read chat aja, bales, kakak dimana."

Gw membalas

"Gw di fx, mau pergi. Kenapa."

"Kita ketemu di P3 bentar."

"Mau apa, gw buru buru nih."

"Bentar, ini penting banget."

"Ada apa sik, bukannya kita ngga ada hubungan apa apa."

"Pokoknya bentar!!"

"Iya iya gw kesana sekarang."

Setelah itu gw menyalakan mobil gw lagi dan turun ke P3.

Sampai di sana, gw memarkirkan mobil gw di dekat tiang.

Setelah menunggu sekitar lima menit, terlihat sesosok gadis mengenakan rok pendek serta kaos belang belang hitam putih. Berwajah bulat dan berponi rata.

Dia lah Yuri

5rSrzzp4_o.jpg

Dengan wajah yang sendu dan tatapan yang gundah.

Gw turun dari mobil dan menghampirinya.

"Mau apa?"

"Yuri mau ngomong."

"Yah ngomong aja." Ucap gw dengan malas, pasti hanya urusan tak penting

Ia menatap mata gw dalam, seperti menerawang bagaimana nantinya reaksi gw kalo mendengar perkataanya nanti.

"Udah ngomong aja, gw buru buru nih, ada kerjaan." Gw menengok arloji di tangan kanan

Ia nampak kikuk, takut dan khawatir disaat yang bersamaan, gw makin bingung ada apa sebenarnya. Tatapannya terlihat was was, ia menggigit bibirnya sendiri.

"Heh, kalo lu diem aja, gw tinggal ya, gw sibuk."

"Sini."

Ia menarik bahu gw, seraya meminta gw untuk menunduk agar ia dapat berbisik ke telinga gw. Gw pun melakukan yang ia mau.

Ia berjinjit dan mulai membisikkan kata kata kepada telinga gw.

Deggg

Gw terkejut bukan kepalang mendengar kata kata yang ia bisikkan itu. Jiwa gw tersentak, mata gw melotot, dan bibir gw menganga.

"Eh seriusan? Jangan becanda gitu dong, ngga lucu tau." Gw menyergah

Ia pun menangis lirih, air matanya mulai merembes dan membasahi pipinya, gw reflek memegang bahu nya.

"Eh kok malah nangis sih. Jangan becanda gini dong, gw takut beneran loh." Gw mulai panik

Ia pun menangis makin menjadi, matanya merah, nafasnya sesenggukan, kemudian ia memberikan suatu benda kecil ke gw, dan ia pun langsung berlari begitu saja.

Benda itu adalah...

Testpack...

Dan hasilnya...

Positif...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd