Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Underestimated

Jika Suhu seorang Arga, suhu bakalan milih siapa?

  • Tari Sandra Aryagina

  • Yona Lusiana

  • Fannisa Khairani Pertiwi


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
Ceritanya keren dan plot ceritanya keren.

Chapter by chapter ada cerita dan adegan yg tak tduga.

Semoga dbuat title TAMAT nih cerita.

Salam hormat suhu dan dtunggu lanjutannya.
 
EPISODE 24
--PANTES YA KAK.....--



Sudah seminggu Christ berada di rumah sakit. Dan selama seminggu ini ia dijenguk beberapa orang yang memang mengkhawatirkan keadaannya. Dan ia menutupi kejadian sebenarnya kenapa ia bisa berada di rumah sakit sampai diketahui retak di bagian tulang pipi tersebut. Ia hanya menceritakan kalau ia dirampok di tepi jalan saat hendak pulang dan dikeroyok kepada orang yang menjenguknya termasuk Ibas dan Tari. Hanya kepada papanya saja, ia berkata jujur dan menyusun rencana balas dendam dengan bantuan anak buah papanya dan seorang yang menemaninya saat ini.

Ia yang kini ditemani oleh kekasih gelapnya yang memang bekerja di tempat Yona dan Arga bekerja membicarakan sesuatu rencana besar untuk membalas semua ini. Tampak Joanna serius mendengarkan rencana Christ yang tentunya melibatkan dirinya. Ya, Joanna memang termasuk baru bekerja di perusahaan kontraktor tersebut. Sesama resepsionist, ia juga sama masuk dengan Icha saat proses recruitment perusahaan tersebut. Tetapi selama di kantor, ia memang selalu tertutup dan menyimpan jati dirinya. Terbukti tidak ada satupun orang di kantornya tahu dan dekat dengan jati dirinya.

Ia sebenarnya sudah berumah tangga tapi belum dikaruniai seorang anak. Tetapi selama ini ia tidak mencintai suaminya yang memang dijodohkan orang tua mereka. Hatinya sudah terpaut di diri Christ. Sampai akhirnya ia rela untuk menuruti permintaan Christ untuk memata matai Yona. Awalnya ia cemburu dengan kondisi Yona sebagai tunangan Christ. Tetapi dengan penjelasan Christ, ia mempercayai orang yang ia cintai tersebut.

“Apapun kata kamu, akan aku turuti sayang.”
“Makasih sayang. Aku makin sayang sama kamu.”
“Tapi kamu masih ingat janjimu kan?”
“Kamu masih meragukannya?? Aku hanya ingin membalaskan dendam ke Ibas. Setelah aku melihat ia terpuruk. Aku bakalan ceraikan Yona. Aku akan menikahimu Joanna.”

Jelas sudah semua maksud Christ yang hanya menjadikan Yona sebagai alat tersebut. Joanna yang mendengarkan tersebut memeluk tubuh Christ yang memang sudah seminggu terbujur di rumah sakit tersebut. Dalam pikirannya saat ini adalah bagaimana cara menjalankan misi Christ untuk balas dendam. Apalagi ia sendiri tidak terima dengan sikap Arga yang sudah membuat pujaan hatinya terbaring di rumah sakit ini.

CEEEKKKLLLEEEKKKKK

Pintu ruangan tersebut terbuka dan yang membukanya adalah Ibas. Ibas tampak terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ia melihat sahabatnya yang memang terbujur di ranjang rumah sakit itu dipeluk oleh seorang wanita yang tidak ia kenal selama ini. Apalagi saat ia masuk, ia melihat sikap wanita itu seakan tertangkap basah dan langsung meninggalkan ruangan setelah mengelus bahu Christ.

“Siapa dia?”
“Kandidat Calon istriku.”
“Kok kamu gak ngomong sama aku?”
“Aku maunya setelah resmi lalu aku beritahu kamu. Kamu udah pulang kerja?”
“Hmmm.. sudah sih.. eh, tapi kok aku masih penasaran sama cewek tadi?”
“Emang kenapa? Naksir?”
“YA enggak laahhh.. bukan tipeku untuk merebut pacar sahabatku. Hahahah.”
“Syukur deh.. hahahah..”
“Sial.. bener mikir aku naksir ya.”
“Hahahaha.. canda brooo…”

Christ malah berhasil mengalihkan pikiran Ibas tentang Joanna. Walau dalam pikiran Ibas mengatakan kalau ia pernah melihat wanita itu, tapi ia sendiri lupa dimana ia bertemu dengan wanita tersebut. Tetapi takut disangka suka dengan wanita tersebut, Ibas malah mengalihkan penasarannya sejenak. Dan malah melupakan rasa penasarannya tersebut.

“Yakin lo gak mau bawa ini ke polisi?”
“Gak usah bro. gue terharu dengan perhatian lo. Lagian, gak ada sedikitpun kok gue kehilangan.”
“Tapi kan lo sekarang….”
“Selagi gue bisa nafas, berarti gue harus lebih waspada kan. Hehehe.. udah laahh… ngomong ngomong Tari mana?”
“Hmmm.. dia di jemput sama Arga hari ini.”
“Arga?”
“Iyaaa..”
“Dan lo ngizinin?”
“Iyaaaa… gak tega gue liat Tari malah murung. Lagian gue liat, Arga pemuda yang baik kok.”
“Yaaa… aku takut aja kalau Tari kenapa napa. Adek sahabatku itu, adekku juga. Iya gak?”
“Hmmm.. iya… makasih ya sudah safe Tari.”
“Santai bro.”


***​


“Vespanya udah kembali?”
“Hehehehe.. semalam aku jemput. Udah kangen aku sama nih vespa.”
“Bilang aja kangen sama aku.”
“Ihhh.. PEDEEEE,,, lagian apa hubungannya coba.”
“Yaaa.. selama seminggu ini kan kamu sama mbak Yona aja, karena kamu nyetir mobilnya. Kalau udah ada vespa kan…..”
“Hahahaha.. KEPE DE AN….”
“Hihihihi.. ayo ngakuuuuu…”
“Aku pulang yaaa…”
“Ihhhh.. ngembekaaaann… hahahahaha…”

Pura pura ngambek Arga ditanggap dengan cepat oleh Tari. Dengan mengambil paksa helm yang berada di bagian belakang vespa tersebut, Tari makin tersenyum dengan sikap Arga. Tari pun semakin berani dengan candaan berbau rayuan tersebut. Apalagi ia merasa kali ini perasaannya tak bisa disimpan lagi. Benar kata Jeje, kalau Arga kelamaan karena takut dan Tarinya juga begitu, hubungan ini akan begini terus tanpa adanya kejelasan.

“Mbak Yonaaa pulang sendiri?”
“Hmmm.. mbak Yona lagi lembur. Kebetulan minggu depan, ada proyek baru yang mulai berjalan. Dan proses rekruitmennya harus dipercepat juga.”
“Kan mbak Yona bosnya.”
“Mbak Yona itu orangnya professional.”
“Hmmm… pantesaan…”
“Pantes untuk???”
“Ada deh.. KEEEE POOOO… hihihihi”
“Issshhhh…”
“ARGAAAAAAA… jangan gitu bawa vespanyaaa.. aku takuuuttttt…”
“Hehehehehe…”

Arga membalas candaan Tari dengan mengendarai vespa seakan pembalap Moto GP. Saat berbelok, sengaja Arga lebih memiringkan vespanya lebih miring dan menyebabkan Tari memeluk erat pinggang Arga yang saat itu memang usil. Sambil berteriak keras, Tari malah memicingkan matanya saat kemiringan ia di atas vespa itu berakhir.

“Kenapa neng?”
“huh huh huh… Kamu ituuuuu…”
“Tadi itu ada anak semut nyebrang, jadinya ya harus gituuuu…”
“Au ah…”
“Hahahaha…”
“Untung aja aku udah pake celana. Coba tadi duduknya miring, mungkin aku udah jatuh.”
“Hahaha.. aku lakuin itu juga mikir kok. Mana mau aku buat kamu celaka.”
“Kenapa?”
“Yaaa.. pertanyaan yang seharusnya kamu tahu jawabannya.”

Setelah berhasil mengendalikan nafasnya yang tadi berat setelah insiden “balapan” tersebut, Tari terdiam dengan pernyataan Arga. Ia semakin yakin kalau pria yang sedang ia peluk dari belakang saat ini mempunyai perasaan yang sama dengan dirinya. Tangan yang tadinya memeluk pinggang pria ini semakin kaku. Malah tanpa sadar, pelukannya tersebut semakin erat sesaat mendengar kata kata yang tulus ia dengar tersebut.

“Udah tenang?”
“Hmmm… udaaahhh..”
“Mau langsung pulang?”
“Terserah sih. Emang kenapa?”
“Temani aku dulu ya.”
“Kemana?”
“Ketemu sama salah satu adiknya mbak Yona.”
“Kamu kenal?”
“Iyaaaa.. Yeni… ada yang mau dibicarain.”
“Tapi….. akuuuu….”
“Aku udah bilang kok kalau bakalan bawa kamu. Dan dia fine aja.”
“Hmmm…”
“Siiipppp.. pegangan yang kuat ya neng. Saya mau ngebut nih.”
“Argaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….”


***​


TOK TOK TOK…

“Masuuukkkk….”
“Permisi buukkk..”
“Yaaa.. silahkan masuk..”
“Ada apa ibu memanggil saya?”
“Pas saya hubungi tadi kamu udah dimana?”
“Masih belum naik kereta sih Buk.”
“Syukur deh. Gini, kamu benar pernah ngambil jurusan Psikologi?”
“Benar Buk.”
“Duduk dulu gih.”

Joanna pun terpaksa untuk kembali ke kantor setelah dihubungi oleh Yona, manager HRD tempatnya bekerja. Apalagi saat menerima telpon tersebut, ia sedang bersama Christ di rumah sakit yang memang tidak jauh dari kantornya tersebut. Dan benar saja, Christ malah melihat adanya peluang yang lebih terbuka untuk memuluskan rencananya. Apalagi sekilas, Yona menanyakan kebenaran Joanna yang pernah mengambil jurusan Psikologi yang membuat Christ tersenyum penuh arti.

Memang, sebelum ia memutuskan untuk menikah dengan pilihan orang tuanya, kuliah Joanna terhenti yang sudah menginjak semester 6. Orang tua Joanna melakukan hal tersebut karena ia khawatir dengan putrinya yang selalu pergi dengan Christ. Apalagi Ibunya Joanna, ia paling merasakan kalau Christ bukan orang yang tepat untuk anaknya. Sampai akhirnya, mereka tidak tahu kalau di belakang mereka, anak semata wayangnya masih berhubungan dengan Christ.

Joanna sendiri mau tak mau hanya menjalankan permintaan sang ibu karena ia tahu umur sang ibu waktu itu tidak lama karena suatu penyakit menderitanya. Sampai akhirnya ibunya meninggal, ia masih belum menerima akan statusnya yang sudah menikah dengan orang yang tak ia cintai ini. Dan sekarang, ia merasa harus menolong kekasihnya tersebut yang telah menerimanya tanpa memikirkan statusnya tersebut. Ini lah saatnya.

Apalagi dengan PT Septia Karya Energie yang baru mendapatkan mega project terbaru, membutuhkan pekerja yang banyak untuk menunjang project tersebut. Apalagi project sudah bisa dilakukan dalam waktu 3 minggu. Hal ini pastinya membuat repot tim HRD yang melakukan proses rekrutment karyawan baru. Dengan terpaksa Yona, selaku Manager HRD memanggil Joanna yang saat ini bekerja di bagian resepsionist tersebut karena butuh tambahan staff yang berkurang karena adanya yang pindah tugas dan tidak memungkinkan untuk merekrut karyawan baru dalam waktu singkat begini.

“Kenapa kamu gak menamatkan kuliah kamu?”
“Karena saya terpaksa harus menikah karena orang tua saya buk.”
“Hmmm… pada semester berapa kamu memutuskan hal tersebut?”
“Mau masuk tahun akhir buk.”
“Masih ingat dengan pelajarannya?”
“Sedikit sih Buk.”
“Cara menilai orang, masih ingat?”
“Semoga saya masih ingat Buk.”
“Okeee.. kamu saya promosiin untuk naik jadi Admin di HRD ya. jika kamu berprestasi, bukan tidak mungkin kamu jadi HRD Staff.”
“Saya berterima kasih sama Ibu yang telah mempromosikan saya. Tapi Bu saya belum yakin dengan semua ini.”
“Untuk 3 hari ke depan, kamu hanya bertugas memasukkan data calon karyawan baru dan memanggilnya. Setelah itu, baru kamu di ikutkan training. Kamu menyanggupinya?”
“Hmmm…”
“Saya harap kamu menyanggupinya. Karena biar bagaimanapun kamu tahu kalau dalam waktu dekat, tim HRD sibuk sekali.”
“Baik buk. Saya akan coba.”
“Hmmm.. baiklah.. untuk sekarang, kamu boleh pulang. Kamu mulai besok saja. Lagian kamu harus memberitahu ke suamimu kabar gembira ini.”
“Hehe.. iya buk. Makasih ya Buk. Saya permisi.”

Sesaat rona kebahagiaan terpancar dari wajah Joanna. Hal iniah yang ia idam idamkan selama ini. Menjadi HRD Staff bukan tidak mungkin lagi sekarang ia raih. Sambil meninggalkan ruangan Yona, ia sempatkan untuk memberitahukan ke kekasihnya tentang promosi jabatannya tersebut. Walau lewat pesan, ia masih bisa merasakan kalau Christ bangga dengan hal ini. Apalagi di lain hal, ini salah satu langkah awal yang baik untuknya melancarkan misi yang telah ia pikirkan selama ini.

“Mbak Jo beneran dapat promosi ya?”
“Hehehe.. iya Cha…”
“Selamat ya mbak. Icha ikut senang.”
“Makasih ya Cha. Kok kamu belum pulang?”
“Nungguin Pita mbak. Bentar lagi kelar katanya.”
“Hmmm.. saya duluan ya.”
“Iya mbak.. kabarin sama mas nya ya mbak. Hihihihi.”

"Christ, ini saatnya aku mulai menghancurkan orang yang menghalangiku untuk mendapatkanmu.."


***​


Sesampainya di kafe yang dijanjikan Yeni, Arga mengajak Tari masuk setelah memastikan kepada Yeni yang telah berada di dalam. Tari yang hanya mengikuti Arga dari belakang hanya bisa berjalan sambil memikirkan apa yang akan ia hadapi sesaat lagi. Dalam situasi antara Arga dengan adiknya mbak Yona. di saat bersama Mbak Yona saja ia terdiam. Apalagi ini, anggota keluarga lain dari Yona. Sampai akhirnya ia telah melihat seorang wanita yang kelihatan masih muda dengan busana yang membuat pria terkesima.

“Kak Argaaaa…..”
“Udah lama?”

Yeni yang melihat kedatangan Arga langsung berdiri dan menyalami sang kakak angkat. Tak lupa ia mencium tangan Arga sebagai rasa hormat kepada Arga tersebut. Ia sedikit menoleh ke samping kiri Arga yang kini telah berdiri seorang perempuan yang selama ini hanya ada dalam cerita Arga kepadanya. Kini ia tahu, kenapa malah bisa seorang Arga bisa menyukai gadis didepannya.

“Ini Kak Tari ya?”
“Eh.. kok kamu tahu?”
“Aku Yeni kak. Salam kenal.”
“Iyaaa.. Tari.. salam kenal jugaaa..”
“Duduk dulu ih kak..”

Tanpa menjawab pertanyaan dari Tari, Yeni malah mencairkan suasana yang seakan berubah dengan Tari yang heran dengan sikap Yeni yang menerimanya walau belum pernah ketemu sebelumnya. Setelah melihat Arga dengan senyuman dan anggukan tersebut, akhirnya Tari duduk di antara Yeni dan Arga.

“Pantesan ya kak.”
“Apaan?”
“Hihihi… cantik kak.”

Tari makin terdiam malu dengan bahasa isyarat yang didengar dan dilihatnya saat ini. Sekali kali ia melihat ke arah Arga dengan menanyakan apa maksud Yeni. Malah dengan garukan kepala dan gelengan dari Arga, membuat ia hanya bisa menghembuskan nafas yang berat sembari menggelembungkan pipinya sesaat.

“Ihhh.. kak Arga jail ih.. maafin kakak Yeni ini ya kak.”
“Ehhh….”
“Kak Tari mau makan apaan?”
“Hmmm… apa yaaa…”
“Kak Tari aja yang ditawari?”
“Ihhh.. kak Arga manjanya keluar,…”
“Hehehehe..”
“Ya udahhh.. kak Arga dan kak Tari mau makan apaaaa?”
“SPAGHETTI”
“Cieeeee… udah pesannya sama. Ngomongnya juga samaan… Cieee cieee…”

Kali ini bukan hanya Tari yang selama ini dominan diam. Tapi Arga kali ini juga terdiam saat menyebutkan pesanan yang ingin ia coba untuk pertama kalinya bersamaan dengan Tari. Apalagi mereka memesan makanan yang sama. Hal ini tak elak membuat Yeni yang mendengarnya tertawa tak karuan. Malahan ia sampai mengacuhkan pelayan yang telah ia panggil sebelumnya.

“Hmmm… Spaghettinya dua. Minumannya, satu es jeruk, satu lemon tea aja ya mbak.”
“Cieeee… gak nanya dulu sama kak Tari?”
“Kasihan mbak itu udah kamu panggil malah kamu cuekin.”
“Si mbak nya aja ikut ketawa kok. Hihihi.”

Sambil menunggu pesanan yang ia pesan, Arga mencoba kembai mencairkan suasana. Dalam hatinya saat ini memang merasa malu bercampur rona kebahagiaan dengan candaan adik angkatnya tersebut. Dan Tari yang sedari tadi hanya melihatkan rona kemerahan di pipinya makin malu dengan candaan Yeni yang tak henti henti tersebut. Bahkan Yeni sudah tak segan dengan menggodanya sambil memegang pundak Tari seperti hendak memeluk tersebut.

“Udah lah Yen.. “
“Hihihi.. aku kepengen liat bom di muka kak Tari meledak kak. Liat tuh.. makin memerah kaaakk.. hahahaha”

Kali ini Yeni malah memeluk Tari yang sudah bisa mengendalikan dirinya saat ini. Memang adaptasi yang lama buatnya. Karena selama ia datang, tak henti hentinya candaan datang menghampirinya. Sampai akhirnya pesanan Tari dan Arga sampai dan mereka memakannya sambil sesekali candaan masih menghampiri di meja tersebut. Tak ayal, setiap orang yang mendengar ketawa Yeni yang lepas, melihat keadaan yang riuh tersebut.

“Aku senang deh. Makasih ya kak Tariii…”
“Hmmm… “
“Kenapa Yen?”
“Aku merasakan kembali kasih sayang kak Yona yang hilang gara gara laki laki itu kak.”
“Sssstttt… mbak Yona masih sayang sama kamu kok.”
“Aku tahu itu kok kak. Tapi dengan kak Tari, aku bisa merasakan aura kak Yona dahulu sebelum mutusin tunangan sama …………”
“Ssstttt… udaahhh.. habisin makanan dulu. Gak baik ngomongin orang sambil makan. Apalagi…”
“Apalagi dia jahat ya kak.. hehehe.. beda banget sama kak Ibas?.”
“Ibas?”
 
Terakhir diubah:
Baca ulang :bata: agak lupa :bata:

Edit: pertamax :D

Edit lagi, dulu mau komen tp keburu tenggelam tritnya ampe lupa.

Jadi gini.... Masalah penulisan, kalau bisa dikurangin penggunaan "hmm...."-nya. Mungkin bisa diganti dengan penggambaran ekspresi/gerak tubuh. Di part yg terakhir ini masih tergolong berkurang dibanding jumlah "hmm" di part awal.

Lalu masalah dialog, mungkin sesekali dikasih penjelasan yg bicara siapa atau yang menjawab obrolan siapa, biar gk kaku cuman teks dialog doang, dan seperti yg pertama td, mungkin bisa ditambahkan penggambaran ekspresi/gerak tubuh.

Overall sih bagus, bahasanya gk terlalu kaku, alurnya jg pas gk keburu.


Kalau sekiranya ane lancang komentar ini-itu ya mohon maaf, ane disini jg bukan suhu besar, punya trit cerbung aja kagak:bata:
 
Terakhir diubah:
aNE mohon maaf atas TENGGELAM, HILANG, PENSIUN nya ane kemaren...
(Itu kata kata yang chat ane.. hehehe)

Tapi selain kesibukan di RL, ane gak bisa buka akun ane sendiri, ane kena musibah, lalu gak simpan akun sama passnya di tempat lain selain di note ane yang hilang... hmmm....

untung aja ane minta sama provider nomor yang udah ane pensiunkan untuk aktifin semua akun yang pakai email yang sama dengan ini akun...

hehehe.. sekali lagi maaf suhu suhu semuaaa...

(CURHAT DIKIT)
 
aNE mohon maaf atas TENGGELAM, HILANG, PENSIUN nya ane kemaren...
(Itu kata kata yang chat ane.. hehehe)

Tapi selain kesibukan di RL, ane gak bisa buka akun ane sendiri, ane kena musibah, lalu gak simpan akun sama passnya di tempat lain selain di note ane yang hilang... hmmm....

untung aja ane minta sama provider nomor yang udah ane pensiunkan untuk aktifin semua akun yang pakai email yang sama dengan ini akun...

hehehe.. sekali lagi maaf suhu suhu semuaaa...

(CURHAT DIKIT)
Wah untung bisa masuk lagi.
:mantap:
 
aNE mohon maaf atas TENGGELAM, HILANG, PENSIUN nya ane kemaren...
(Itu kata kata yang chat ane.. hehehe)

Tapi selain kesibukan di RL, ane gak bisa buka akun ane sendiri, ane kena musibah, lalu gak simpan akun sama passnya di tempat lain selain di note ane yang hilang... hmmm....

untung aja ane minta sama provider nomor yang udah ane pensiunkan untuk aktifin semua akun yang pakai email yang sama dengan ini akun...

hehehe.. sekali lagi maaf suhu suhu semuaaa...

(CURHAT DIKIT)
Selamat om dah ketemu kunci gemboknya, n btw Om ketemu kunci gemboknya dimana...?:hore: habisnya nyimpen sembarangan sich hahaha

Yang jelas sekarang dah kebuka ... Tinggal lanjut berkarya lagi ...

:beer: pokoke ini cerita musti keren ampe tamat...
 
Sakiang lamo bana apdet e, lupo jalan cito e hu... Tapaso baco dari 3 episode kabalakang lu, bia refresh...
Thanx for apdet huu...
Salam sanak sakampuang..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd