Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Wah mantap bgt Verani Julie come back.
Update Hu, di bdsm in kayak yg episod 1 tp bdsm nya lbh sadis lg, fokus di puting, klit ama keteknya Hu...

Atau Vera nya dpt tawaran maen di film bdsm Hu, nanti di bdsm in, di anal fisting, digangbang sampe orgasme trs trsan.
 
Wah nanda nya ngilang

Padahal ada nanda, drama cerita nya lebih dapet feel nya

Apakah nanda akan come back dalam cerita ini hu?
 
CHAPTER I


Hola, bagaimana kabar kalian? Baik-baik saja? Kuharap begitu, karena akupun begitu..

“ Lama tidak bertemu kalian.. ”

Pasti itu yang ingin Nanda katakan pada kalian, tapi kali ini aku bukan dia, laki-laki itu sudah lama tidak Exist, dia pergi menghilang dalam kehidupanku.

Yap ini aku, Vera.

Kali ini biarkan aku menceritakan sendiri tentang kehidupanku setelah perpisahanku dengan Nanda.

Bagi kalian yang baru bergabung dan belum tau latar belakangku kalian bisa baca langsung cerita sebelumnya di Link ini :


https://www.semprot.com/threads/verani-julie.1272913/


LIST CERITA

CHAPTER 1 : NEW PHASE
CHAPTER 2 : PACAR SAHABAT
CHAPTER 3 : SLUT
CHAPTER 4 : SENSASI THREESOME
CHAPTER 5 : LISA
CHAPTER 6 :
CHAPTER 7 : MASTER!
CHAPTER 8 : RAGA TANPA JIWA (BRAINWASH)
CHAPTER 9 : BODY MODIFICATIONS
CHAPTER 10 : BEAST!


Rasanya aku perlu memperkenalkan diriku secara langsung, perkenalkan namaku Verani Julie, sekarang usiaku 25 tahun, dari segi fisik aku patut berbangga karena aku memiliki wajah dan tubuh yang bisa membuat siapapun klepek-klepek.

Aku Blasteran, Ayahku orang Kanada, sedangkan Ibuku asli Jepang, aku punya tubuh setinggi 172 cm dengan kaki jenjang, hidung mancung, mata abu-abu seperti bola kristal, dan rambut pirang murni, meskipun aku tak suka dengan warna asli rambutku yang begitu mencolok perhatian, jika bisa memilih, aku ingin punya rambut hitam panjang seperti Ibuku, apa boleh buat karena aku lebih mewarisi rupa bule Ayahku ketimbang Ibuku, tapi setidaknya Ibuku mewariskan kulit putih halus khas gadis Asia Timurnya padaku, Mix yang sempurna, begitulah kata orang.

Seperti bule pada umumnya, buah dadaku berukuran besar dengan ukuran 36D, membulat penuh tanpa kendor sedikit pun, dipadukan dengan pinggul langsing dan kaki yang jenjang membuatku sangat percaya diri berjalan melenggok, dan yang pastinya membuat laki-laki manapun meneguk ludah ingin merasakan tubuhku ini.

Dari sejak SMP dan SMA aku selalu menjadi Primadona, hal ini tak berubah ketika aku beranjak dewasa, banyak laki-laki yang dengan ramahnya ingin berkenalan dan sekedar ingin dekat denganku, walaupun aku tahu itu hanyalah modus mereka untuk mendapatkan tubuh seksi ini semata.

Sejak dulu banyak yang menganggap bahwa aku punya payudara palsu hasil Implant silikon, aku sudah malas menanggapi itu, aku anggap saja mereka iri padaku, siulan nakal setiap kali aku lewat kerumunan laki-laki sudah menjadi rutinitas bagiku, malah kadang aku merasa senang setiap kali mendengar bisik-bisik mereka yang memanggilku ‘toge’ ‘bening’ dan lain-lain.

Jika kalian yang belum tahu mengenaiku, aku seorang cewek Hyper Sex yang menganut paham seks bebas, aku punya segudang fantasi didalam kepalaku yang menunggu untuk direalisasikan, bahkan lebih jauh, hal inilah yang mengubahku menjadi seorang Masochist seperti sekarang, mulanya mungkin sifat ini diawali karena sejak dulu aku punya kebiasaan aneh, aku suka memperlihatkan dan memamerkan keseksian tubuhku, atau yang lebih populer dengan istilah Eksibisionis.

Entah kenapa aku justru malah bangga jika melihat laki-laki terbius melongo ketika menatap tubuh sintalku ini, Body Killer, itu yang sering mereka katakan. Parahnya dulu jika bosan, aku sering dengan ‘sengaja’ berpakaian super seksi pergi dikeramaian atau ketempat-tempat yang dipenuhi banyak orang, hanya untuk membuat para pria tercengang.

Semua itu berawal ketika aku masuk SMA, dan seiring berjalannya masa pubertas, sifat nakalku itu mulai menjadi-jadi, dua kancing seragam SMA ku sengaja aku buka agar belahan payudara besarku terlihat, sehingga para laki-laki yang melihat bulatan toketku itu langsung salah tingkah, bahkan aku sampai memotong rok sekolahku 10 cm diatas lututku juga untuk memamerkan paha putih mulusku, memperlihatkan lekukan pinggul dan pantatku untuk membuat teman-teman sekolahku mupeng abis, predikat pecun/perek langsung melekat padaku sejak aku SMA, mereka mulai menganggap aku wanita penggoda dan bahkan mereka mulai berani melecehkanku, tapi anehnya aku malah menyukainya! Pun aku sendiri tidak mengerti kenapa aku malah menikmati sensasi dilecehkan.

Sifat pamerku itu tak hanya kulakukan di dunia nyata, tapi juga di dunia maya, melalui Instagram aku sering Update Foto-Foto seksi disana, banyak sekali respon kotor mereka di kolom komentarku, dan isi DM Instagram ku juga penuh dengan kata-kata yang sama, tapi lagi-lagi, aku justru suka dengan komentar-komentar negatif yang ditujukan padaku, tak pelak aku langsung populer dan Followers ku meningkat pesat karena semakin banyak cowok yang ingin melihat Foto-Foto seksi yang kuunggah, dan itu juga mendatangkan keuntungan untukku.

Sejujurnya pada awalnya sebagai ABG, aku hanya melakukan itu untuk mendapatkan pujian saja, namun hasilnya aku malah dikejar-kejar baik teman seangkatan, kakak kelas, dari sekolah lain, bahkan mahasiswa dan orang kantoran juga banyak yang mencoba PDKT denganku, aku benar-benar di gila-gilai, mereka mulai terobsesi denganku, beragam macam cara mereka lakukan untuk berlomba-lomba mendekatiku, setiap hari selalu ada nomor tidak dikenal menelpon dan sekedar SMS hanya untuk berkenalan, tapi tidak pernah aku ladeni karena aku memang tidak tertarik dengan mereka.

Tapi diantara teman-teman sekolahku dulu, ada 1 orang yang membuatku jatuh hati, Namanya Nanda, teman seangkatanku, Nanda sendiri memang sangat ganteng dan keren dalam berpakaian sehingga banyak cewek yang suka dengannya termasuk aku, namun cowok ini selalu bersikap dingin dan cuek, aku menjadi penasaran dengan cowok yang satu ini, karena setiap kali berpapasan denganku ia terkesan cuek melihatku, padahal aku selalu dilirik oleh setiap laki-laki manapun yang melewatiku.



..............................

Musim berganti, angin berlalu, dan seperti yang kalian ketahui, banyak hal yang telah terjadi, aku menemui titik terendah dalam hidupku, Nadir itu membuatku hanya melihat dunia dari satu sudut pandang saja, Drugs, alkohol dan Free Sex menghiasi kehidupan malamku, dari semenjak itu pergaulanku mulai salah, disinilah awalnya aku mulai kecanduan dengan seks, dan menjadikan seks sebagai sebuah kebutuhan.

Momen itu benar-benar tak mudah untuk kulalui, aku harus terus Survive dengan cara seperti itu, hingga akhirnya orang yang menyadarkanku justru orang yang paling tidak aku inginkan mengetahui rahasia gelapku.

Nanda menyelamatkan hidupku, kami pun bersatu, dia menerimaku dengan segala kekuranganku dan konsekuensi dari masa lalu kelamku, kami tinggal bersama dari semenjak tamat sekolah, selama 4 tahun hidup bersamanya, dia begitu sabar menghadapi segala sifat liarku, dan terus mendidikku menjadi lebih baik, pelukan hangat dan belaian tangannya di rambutku membuatku merasakan kembali ketenangan yang selama ini hanya kudapatkan ketika mengkonsumsi obat-obatan terlarang, dia melakukan pendekatan yang selama ini tak pernah kurasakan. Dialah Oasis ditengah gurun pasir tak berujung yang kulalui, dengan senyumnya ia terus menuntunku menjadi wanita normal seperti pada umumnya, dia menghargaiku lebih dari apapun, meskipun dia punya kuasa penuh atas diriku, namun dia terus memperlakukanku dengan lembut.

Sifat Gentle nya itulah yang membuatku Respect padanya, tak seperti pria lain yang memperlakukanku bak boneka seks mereka saja, Nanda benar-benar laki-laki yang berbeda. Aku seperti terlahir kembali setelah kehadirannya, banyak hal yang kami lalui berdua, suka dan duka.

Hingga akhirnya kebahagiaan itu sirna....

Ya, tepatnya 3 tahun yang lalu aku dan Nanda resmi berpisah untuk selama-lamanya, aku sangat sedih, aku merasa ingin mengakhiri hidupku, aku kehilangan arti dari hidupku, dia adalah sumber kekuatanku dan segalanya bagiku, namun takdir berkata lain, ini yang terbaik untuknya.

Nanda tidak meninggalkanku, ada hal yang tidak bisa kuceritakan secara detil, yang jelas semenjak Nanda membawaku ke Qatar untuk memperkenalkanku dengan orang tuanya, sejak saat itu pula hubungan kami dicekal, mereka menolak keras hubungan kami, sampai saat ini aku tidak tahu kenapa mereka menolakku, padahal saat itu kami baru akan memulai ke jenjang yang lebih serius dan berencana menikah muda.

Keluarga Nanda adalah keluarga besar yang terhormat, sangat religius, sebuah keluarga pembisnis sukses dan punya citra yang bagus.

Sedangkan aku tak punya keluarga yang jelas, dan mungkin karena bentuk tubuh dan wajahku yang seperti wanita nakal inilah yang menjadi alasan mereka tak suka denganku.

Nanda sampai beradu mulut dengan orang tuanya demi membelaku, orang tuanya tidak akan menganggap ia sebagai anak lagi jika terus bersamaku, Nanda tak peduli, dia bahkan rela melepas statusnya hanya untuk hidup denganku.

Beragam cara sudah ia coba, untuk meyakinkan orang tuanya, sia-sia, ini sekat besar yang tidak bisa kami lewati.

Aku yang sejak kecil memang tak pernah merasakan kasih sayang orang tua, aku sendiri juga tak pernah paham apa itu arti dari ‘petuah orang tua’ tapi, aku tak ingin Nanda durhaka kepada orang tuanya.

Dititik itu aku tersadar, aku harus undur diri dalam hidup Nanda, aku lupa bahwa selama ini aku terlalu kotor untuknya, dia laki-laki yang sangat baik dan tak pantas untukku.

Aku masihlah Vera yang liar dan berlumur dosa untuknya, Nanda sudah mengorbankan begitu banyak hal untukku, dan aku tak mau dia sampai mengorbankan masa depan dan keluarganya hanya untuk pecun sepertiku, maka dengan berat hati aku pun memintanya meninggalkanku.

Berat, berat, teramat berat, namun ini demi kebaikannya.

Malam perpisahan itu kami harus saling melepas dengan besar hati, pelukan terakhirnya membuat tubuhku lemas, karena mengetahui orang yang paling kusayang akan pergi, ia pun begitu, karena sebenarnya keadaanlah yang memaksa kami untuk berpisah, sambil menangis dia mengecup dahiku dan mengucapkan Goodbye kemudian berlalu menghilang pergi.


What is the ‘Good’ means in Goodbye? ”

“ There’s no Good in Goodbye!



..............................

Sejujurnya aku tidak ingin membangkitkan bagaimana momen betapa sedihnya aku ketika perpisahan kami terjadi, aku tak mau kenangan pedih itu bangkit lagi. Nanda sudah meninggalkan Indonesia dan tinggal di Qatar sekarang, bertahun-tahun telah berlalu, aku sudah menjadi lebih dewasa dan aku harus Move On, bagiku, dia adalah mimpi yang indah, sebuah Part yang mengajariku banyak hal dan arti dari sebuah ketulusan, kini saatnya aku bangun dan melanjutkan hidupku dan petualanganku seperti biasa.


Thanks For Everything Dear....



NEW PHASE


Sore itu aku baru bangun, tapi Bimo tak ada di sebelahku, tampaknya dia sudah ngeloyor pergi.

“ Aduh sialan, udah ditinggal aja ” gerutukku dalam hati.

Aku langsung mengambil ponselku, dan mengecek setiap pesan yang masuk.

“ Ver ntar jangan lupa ya jam 6.. ” Tulis WA dari Sena diiringi 3x panggilan tak terjawab darinya.

Aku lupa bahwa hari ini aku ada pemotretan, dan celakanya sekarang sudah jam 3 sore, bukan lagi kesiangan, aku sudah kesorean rupanya.

Aku yang pada saat itu terbangun Naked langsung mengambil pakaianku yang sudah dirapikan Bimo di meja disebelah ranjang, dan aku langsung sisiran merapikan rambutku yang acak-acakan.

Tak mau buang waktu aku langsung keluar dari kostan Bimo mengunci pintu kamar kostan dan menaruhnya di tempat biasa, lalu pergi berjalan menuju mobilku yang kuparkir dikampus Bimo, tak jauh dari kostannya, karena kostan Bimo di dalam gang kecil, maka aku harus berjalan sedikit untuk keluar gangnya.

Di perjalanan banyak anak-anak kampus Bimo yang berpapasan denganku dan menatapku nakal, aku hanya memakai kaos putih ketat tanpa lengan dan Hot Pants Jeans, yang jelas saja mengekspos paha putih bersihku, dalam berpakaian aku suka yang simpel-simpel yang penting membuatku nyaman.

Kemudian memasuki area kampus, tambah banyak anak-anak kampus yang lagi nongkrong langsung melihat dan mensiuliku berusaha menggodaku, mereka melihat tubuhku dari atas sampai bawah, karena aku sedang buru-buru aku langsung berjalan ke parkiran dan tak memperdulikan mereka, kemudian menghidupkan mobil Mazda putihku, dan langsung berjalan pulang menuju Apartment.

Di perjalanan, sebenarnya aku masih agak pusing, karena efek minuman malam tadi, bahkan ketika menelan pun rasa sperma Bimo dan minuman Long Island masih terasa, begitu tergesa-gesanya aku sampai lupa minum air putih dulu tadi.

Setibanya di apartemen, aku langsung menutup pintu kamarku dan buru-buru mandi, aku membuka keran Jacuzzi dan membaringkan tubuhku di dalam Bathup sambil mendengar lagu dari Iphone ku, berelaksasi ketika mandi memang benar-benar Quality Time buatku.

Lagi asik-asik menyanyi mengikuti musik dari ponselku, tiba-tiba seseorang menelpon, otomatis lagunya pun terhenti dan berganti menjadi nada dering.

Rupanya Bimo yang menelpon.

“ Halo sayang, lah ditinggal bentar udah pergi aja... ” ujarnya lembut.

“ Lah kamu pergi gitu aja, kebiasaan main tinggal-tinggalin! ” jawabku karena dia memang sering meninggalkanku sendiri ketika bangun.

“ Engga tadi beliin kamu makan bentar kedepan, eh pas balik udah ga ada lagi kamunya.. ” balasnya seraya menjelaskan alasannya.

“ Aku udah di Apart, yaudah gpp kok, ntar jam 6 aku ada pemotretan.. ” aku berusaha memakluminya, meskipun kesal karena tak bisa ngeseks dengannya setelah bangun tidur tadi.

Lalu setelah bercakap-cakap kami pun menyudahi telpon singkat ini, aku langsung mulai luluran dan keramas.

Bimo sendiri bukanlah pacarku, usianya 2 tahun dibawahku, dia mahasiswa perantauan dari Sumatera yang berkuliah jurusan Photography di ibukota ini, hubunganku dengannya hanya sebatas Partner bersenang-senang saja, tak lebih.

Yah, semenjak 3 tahun ini aku kembali bergonta-ganti pasangan demi untuk memuaskan nafsu seksku yang besar, meskipun sekarang aku lebih bisa mengontrol diri dibanding ketika SMA dulu, namun rasa-rasanya hasrat seksualku semakin hari semakin menggila dan terus menuntut untuk dipenuhi.

Selama 3 tahun ini pula aku sudah mandiri, kini aku sudah menjadi seorang Asisten Desainer, model majalah Fashion, dan juga model majalah dewasa, belum lagi banyaknya Endorse dari Instagram yang selalu menyibukkanku, memang sebelum Nanda pergi ia memberikanku segalanya, Apartemen, mobil dan rumah, secara materi aku tidak kekurangan, aku punya sederet penghasilan dari kesibukanku diluar sana, itu lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhanku sehari-hari.

Selepas Nanda pergi, entah mengapa aku merasa seperti menjadi diriku yang sebenarnya lagi, aku merasa seperti seekor burung yang kembali bisa terbang, tidak lagi hanya melompat-lompat didalam kandang besiku, aku merasa bebas, tapi aku juga merasa hampa.

Selama ini Nanda selalu menjadi pelindung sekaligus peredam hasratku yang sering meledak-ledak, aku akui, aku memang terlalu murahan, aku kadang berlebihan, aku bahkan sering bersetubuh dengan orang yang tidak kukenal, tapi inilah Habit Character ku, aku melakukan ini bukan untuk mendapatkan uang, tapi untuk sebuah kepuasan!

Aku benci disamakan dengan lonte yang memang menjadikan itu sumber penghasilan utamanya, aku bisa saja mendapatkan uang ratusan juta per bulan jika aku mau menanggapi kencan dari para pejabat-pejabat itu. Tapi aku tak sudi melacurkan diriku atas nama uang, karena bagiku hanya dengan seks aku merasa dahagaku benar-benar tersalurkan.



..............................


Jam hampir setengah 5, aku sedang mengeringkan rambut panjangku di depan cermin, aku masih agak uring-uringan, karena ketika sebelum tidur dan setelah bangun tidur, memang aku wajib menyalurkan hasrat libidoku, jika tidak maka kepalaku akan sakit, rasanya seperti ada yang kurang dan aku takkan tenang sepanjang hari.

Lalu aku membuka lilitan handukku hingga telanjang, kemudian mengambil Dildo getar di dalam lemari meja riasku. Dan bergegas membanting diriku di kasur empuk, kemudian aku Video Call Bimo sambil mulai menggosoki memek tebal pinkku yang sudah mulai basah. Nafsuku sudah diubun-ubun sekali, sekedar bermasturbasi sambil Phone Sex, aku rasa cukuplah untuk membuatku tenang sementara.

Tapi panggilan pertamaku tak diangkat Bimo, kucoba lagi, begitu seterusnya.

Hingga kira-kira 5-6 panggilanku tak juga dijawab olehnya, maka akupun mulai jengkel.

“ Giliran gue lagi nafsu banget gini aja dia gak pernah ada, dasar cowok impoten!.. ” ujarku amat dongkol.

Aku langsung memasukkan Dildo itu kedalam kemaluanku, sebagai tambahan aku juga menonton Video porno yang direkam Bimo beberapa hari yang lalu, saat ia mengentotiku dari belakang sambil menjambak rambut panjangku. Aku mencoba menikmati sambil mendesah mengikuti desahanku sendiri seperti di Video itu, namun rasanya hambar. Dengan emosi aku langsung mencampakkan Dildo getar itu kelantai. Sambil mengumpat Bimo aku pun mulai kesulitan mengontrol diriku, sejujurnya bermasturbasi menggunakan Dildo sudah tidak mempan lagi bagiku, aku tidak bisa mencapai klimaks menggunakan benda itu.

Mood ku langsung berubah, aku sendiri tak mengerti kenapa setiap kali aku Horny aku seperti kerasukan iblis, Nanda sendiri bahkan bingung dengan Alter Ego ku ini, bahkan dia telah berusaha membawaku ke Psikiater namun tetap tak ada hasil.

Aku terduduk dipinggir ranjang memegangi kepalaku yang mulai nyut-nyut pertanda tubuhku mulai meminta keinginannya dituruti, aku bingung harus melakukan apa sekarang, aku butuh seks segera! Karena Sex sudah sangat adiktif bagiku.

Untuk saat ini tak ada yang bisa kulakukan, aku hanya punya seorang Sex Partner.

“ Dasar cowok gak guna! Masa gue mesti turun ke lobi buat nyari orang yang bisa make gue sekarang.. Arrrggh!... ” aku makin kesal sendiri dan mulai menyadari betapa pentingnya punya lebih dari satu Sex Partner.

Aku mulai berpikir mencampakan Bimo dan mencari laki-laki lain yang bisa memuaskanku setiap saat.



FOTO SESSIONS

Jam 6 kurang, aku sudah tiba di parkiran basement Apartment yang dijanjikan, di Lobby Sena sudah menungguku, kami pun cepika-cepiki, lalu kami naik ke kamar yang akan menjadi set foto.

Xena adalah Manajer dari majalah FHM, sebuah majalah konten dewasa, namun bukan Naked, dan ini adalah sesi keduaku, karena sesi pertama sudah diambil 10 hari yang lalu dengan tema Pool Bikini, untuk malam ini temanya Sexy Pajamas, atau foto seksi menggunakan baju-baju tidur begitu.

Di Lift pun kepalaku masih uring-uringan, aku takut kalau nanti ekpresiku justru hancur karena birahiku sedang tinggi-tingginya. Tapi aku harus profesional dan bertekat memberikan yang terbaik.

Setibanya dikamar, set sedang disiapkan, sementara aku pergi ke kamar Make-Up dan merias diri disana bersama ahli riasnya, Xena kemudian membrifing 4 orang yang terdiri dari Photographer dan Lighting nya.

Setelah jam 7 kami pun siap, aku mulai masuk ke set utama hanya menggunakan piyama semi transparan berwarna putih seksi tanpa dalaman, sontak kru yang tadinya agak bersantai langsung terdiam melihatku, aku yang terbiasa dengan situasi ini kemudian mencairkan suasana dengan mengulurkan tanganku memperkenalkan diri kepada 2 orang kameramen dan 2 orang Lighting nya, karena mereka kru yang berbeda dari sesi yang pertama.

Kemudian Xena pun menjelaskan secara singkat padaku gaya-gaya yang akan diambil nantinya, aku segera mengerti karena aku bukanlah amatir lagi dalam dunia foto model begini, sambil sesekali kulihat pandangan mata mereka terus mencuri-curi pandang kearah tubuh molekku.

Dalam hati aku mulai menyombongkan diri.

“ Mereka profesional yang notabene sering berhadapan dengan model-model seksi saja masih tak berkedip menghadapiku.. ” senyum angkuhku didalam hati.

Singkatnya kami mulai mengambil gambar, aku mulai berpose diatas ranjang, jujur sejak awal fokusku memang tak 100% karena aku dimasih dilanda birahi seksual yang belum dituntaskan. Aku berusaha sebisa mungkin menahan diri melihat keempat laki-laki yang kini ada didepanku.

Dalam benakku, bagaimana jika tubuh seksi yang sangat di idam-idamkan banyak cowok ini digerayangi mereka, aku penasaran mungkinkah penis mereka sudah ereksi saat ini? Lalu aku membayangkan diriku kini sedang merangkak di kaki mereka sambil memohon-mohon untuk segera mereka gilir dengan wajah yang memelas, dan aku dikelilingi empat kemaluan yang sudah terhunus tegang!

“ Shhhhhhshh... ” desisku sambil menarik nafas dalam-dalam tanpa sadar.

Masih dalam momen yang sama, rupanya aku juga memejamkan mata sembari menggigiti bibirku dan mulai larut dalam fantasiku sendiri saat itu, tak ayal memekku mulai berkontraksi dan basah, namun aku buru-buru menyadarkan diriku, aku mesti fokus bekerja dulu.

Jika saja tak ada Xena, mungkin aku benar-benar akan menggoda mereka dan membiarkan diriku disantap mereka berempat sekaligus!

“ Ahhh shit!! ” ujarku dalam hati sambil mencoba menguasai diriku sendiri lagi.

Aku terus menahan gairahku sendiri sambil mencoba profesional, mataku mulai sayu, keringat dinginku mulai keluar, mungkin mereka aneh dengan itu karena AC dikamar ini sangat dingin.

Selang beberapa waktu, set berubah, aku kini akan bersandar di jendela kaca yang View nya langsung memperlihatkan City Light Ibukota di malam hari dari atas, karena Apartment kami termasuk Skycrapper atau pencakar langit, dan kami berada dilantai teratas maka pemandangan yang disuguhkan pun sangat indah.

Aku terus berpose sensual sambil menyandar, menyamping atau membelakangi mereka sambil mempertontonkan lekuk-lekuk tubuh langsing padatku ke kamera.

Aku gelisah, mereka juga tampak begitu, aku benar-benar ingin tahu apa yang ada dipikiran keempat laki-laki itu, aku berharap akan ada keajaiban seperti ada sebuah telpon yang mengharuskan Xena untuk pergi karena urusan mendadak dan meninggalkan aku bersama keempat serigala lapar ini disini.

Aku berani jamin jika itu terjadi, pastilah mereka akan langsung mencabik-cabik tubuhku!

Tapi yang terjadi justru tidak, Xena terus memantau sambil mengarahkan kami, maka aku kembali berusaha fokus. Keringatku semakin jadi, Vaginaku sudah sangat basah, yang paling aku takutkan kalau nanti pelumas alami ini sampai lumer turun kepahaku dan terlihat mereka, bisa kacau semuanya.

Aku tidak ingin reputasiku rusak didepan Sena, Xena sudah aktif sebagai Director sejak tahun 2000an, direntang waktu itu ia sudah banyak menghandle artis-artis papan atas seperti Kiki Amalia, Sarah Azhari, Wiwid Gunawan, Aura Kasih, Julia Perez, Ayu Anjani, dan Anita hara. Karenanya aku tak ingin terlihat konyol dan tak profesional didepannya.

Terlebih, kedepan aku bakal punya banyak Project juga dengannya, next aku akan berfoto untuk majalah Popular, Maxim Indonesia, ME, dan SHE semuanya hasil rekomendasi dari Xena, dan aku tak mau menyia-nyiakan kepercayaan darinya karena persaingan di dunia modeling sungguh ketat.

Meskipun secara profesional aku baru merintis, tapi kata Ci Xena aku termasuk model yang paling menjanjikan, selain karena memiliki paras cantik dan tubuh yang seksi tentunya, aku tergolong model yang berani berfoto syur, selama tidak sampai bugil aku sih berani-berani saja.

Tapi yang menarik sebenarnya aku punya pengalaman berfoto bugil, sekitar dua tahun yang lalu, seiring Followers ku yang semakin bertambah, aku mulai sering mendapat tawaran berfoto seksi, baik secara amatir maupun profesional, bahkan banyak tawaran padaku untuk berfoto bugil! Namun semuanya aku tolak karena aku masih ingin mengembangkan karirku.

Tawaran itu terus saja berdatangan, salah satu tawaran yang menarik datang dari Porn Magazine di Thailand, saat itu aku ditawari berfoto Naked dengan bayaran besar, namun tetap aku tolak karena perkara bayaran bukan masalahnya, tak menyerah, tawaran berikutnya datang masih dari tempat yang sama, tema yang diangkat Couple, aku akan difoto syur bersama seorang model lelaki, manajernya terus membujukku, sebenarnya aku agak tertarik dengan tawaran ini, berbagai pertimbangan mulai kupikirkan, karena pada dasarnya aku memang suka sesuatu yang menantang, akhirnya aku pun setuju dan berangkatlah aku ke Thailand ketika itu, dalam pikiranku tidak ada salahnya mencoba, lagi pula majalahnya sendiri tidak dijual bebas, hanya untuk kalangan tertentu saja.

Ketika pengisian formulirnya aku dikagetkan dengan sebuah Form pertanyaan yang menanyakan apakah kelak aku akan keberatan jika dalam sebuah sesi akan ada adegan seksnya? saat itu aku lagi-lagi merasa tertantang dan aku langsung menulis ‘tidak keberatan’ karena sudah kepalang tanggung disini ya mau bagaimana lagi, toh cuma sekali ini.

Lawan mainku memang tampan, berkulit putih, tubuhnya gagah dan sangat atletis, kami pun memulai sesi, sang pria hanya memakai Boxer saja, sementara pakaianku berubah-ubah, mulai dari Lingerie, BH-CD, dan tentu saja telanjang, karena memang yang ingin ditonjolkan adalah keindahan tubuhku, awalnya aku sangat kaku, karena ini pertama kalinya aku di foto telanjang secara profesional, gaya yang diambil bermacam-macam, terkadang aku dan sang pria berpelukan mesra diatas ranjang, kemudian ada dimana dia mencium leherku dari belakang, dan kami berciuman bibir, Director nya tidak terlalu banyak mengarahkan, semua gambar diambil secara natural mengikuti gerakan sang model laki-lakinya saja, ini membuat kami lebih seperti sedang bercumbu dan membuat Video Foreplay ketimbang sebuah sesi foto.

Bahkan disebuah sesi, dimana kami sama-sama telanjang, aku duduk dipangkuan model laki-laki itu, sambil memelukku dari depan bertatap-tatapan mata, aku merasakan penisnya sudah menegang dengan keras, sesekali sambil menatap wajahku ia menggesekkan kontolnya di bibir memekku yang sudah basah kuyub.

Dan akhirnya sesuai aba-aba dari Director, aku dan sang model pria itu harus menyatukan kelamin kami, meskipun grogi tapi aku malah meleguh nikmat, sensasi ketika ngeseks sambil di foto secara profesional dan disaksikan banyak kru ternyata luar biasa! Sesuai intruksi Director diawal tadi, kami harus melakukannya seluwes mungkin agar gambar yang diambil tidak terlihat kaku.

Berbagai macam gaya baru mulai diarahkan sang Director, sang pria menggendongku masih dengan kelamin yang menyatu, kami harus menahan beberapa detik sebelum kilatan Flash kamera memberi tanda kami untuk segera berganti gaya lagi, begitu seterusnya.

Tentu saja sang pria tidak menyetubuhiku secara nafsu, karena ada ikatan etik profesionalisme disana. Setelah proses foto itu selesai, barulah tanpa sepengetahuan kru, sang model laki-laki yang penasaran dan ‘tanggung’ itu menarik tanganku kemudian membawaku ke WC dan dia menyetubuhiku disana.

Setelah itu aku pulang ke Indonesia dan mulai sibuk wara-wiri lagi meng-Endorse segudang tawaran dari Instagram ku, hingga aku sampai di titik ini.



..............................

2 jam sudah, barulah sesi fotoku berakhir.

“ Bravo... ” ujar Xena bertepuk tangan diikuti kru yang lainnya.

Menandakan bahwa pekerjaan kami bagus hari ini, aku agak terkejut padahal fokusku benar-benar sedang kacau saat itu, tapi Cici Xena bilang ekspresiku begitu natural dan luar biasa. Aku agak tersipu dipuji oleh orang sekaliber Sena, akupun tak menyangka bahwa libidoku saat itu yang justru membuat ekspresiku mengalir keluar lebih natural, Flawless!

Kami mengobrol sebentar dan aku kembali memakai pakaian awalku, aku buru-buru pamit pulang duluan dengan Xena dan yang lainnya, tampak para kru yang sedang merapikan set terlihat menyimpan kecewa, aku hanya mengedipkan mataku genit kearah mereka seolah mengatakan :

“ Next time ya... ”

“ Memang belum rejeki mereka.. Hihihi ” ujarku dalam hati sambil segera turun menuju Lift.



..............................

Di lampu merah aku kembali menelpon Bimo, karena birahiku makin menjadi-jadi setelah sesi foto tadi, sambil menunggu dia mengangkat telpon, aku bahkan menyelipkan tanganku masuk kedalam rok miniku dan mulai menggosok memekku yang sudah basah. Dan lagi-lagi dia tidak mengangkat, aku makin panik harus ku kemanakan libidoku ini, maka kuarahkan mobilku kekostannya saja.

Diperjalanan setelah beberapa kali aku menelponnya, akhirnya dia membalas, namun bukannya balik nelfon yang kutemukan hanyalah sebaris tulisan :

“ Kenapa sayang? ” Via WA.

Ingin rasanya aku menjerit, cowok ini seakan menganggap enteng diriku, tak mau berlama-lama, aku langsung menelponnya lagi.

“ Ya sayang? ” ujarnya dengan nada tak bersalah.

“ Lu dimana sih? Nyariin engga! gak penting emang gue buat lo?! ” kataku dengan nada tinggi.

“ Loh-loh kok marah-marah gitu sih sayang? ini aku lagi nongkrong di kafe sama temen-temen.. ” katanya tak begitu terdengar jelas karena berisik ramai orang.

“ Ini gue lagi otw ke kostan lo, lo malah nongkrong ga jelas gitu.. ” kataku masih dengan nada yang sama.

“ Bentar dulu ini kenapa dah? Kok kamu marah-marah gitu sih? Ya kamu gak bilang mau kekostan, mana aku tau!.. ” Bimo tampaknya mulai serius dan tampak berdiri menjauh dari teman-temannya, karena suaranya mulai Clear.

“ Lo dimana sekarang, gue jemput!! ” bentakku.

Setelah Bimo memberikan alamat kafe tempat dia nongkrong pun aku segera menuju kesana untuk menjemputnya.

Sesampainya disana Bimo kemudian menghampiriku di parkiran dan langsung kusuruh masuk mobil lalu langsung membawanya pergi, diperjalanan ia tampak heran dan bingung dengan sikapku.

“ Kita mau kemana ini Ver?.. ” tanyanya memberanikan diri setelah dari tadi kami saling diam.

“ Udah ikut aja! Banyak tanya banget sih!.. ” jawabku sewot.

Bimo pun hanya bisa kembali diam, dan ikut saja.

Mobil kuarahkan kearah Puncak, Bogor, rencananya aku ingin menyewa Villa dan menghabisi Bimo disana!

Selama diperjalanan, akhirnya Bimo mulai mengerti kemana tujuan kami.

“ Ver aku gak bawa jaket loh, pake oblong doang gini.. ” celetuknya.

“ Manja.. ” jawabku sekenanya.

“ Hmmm yaudah, tapi beli minum ya.. ” sambungnya lagi tak berapa lama.

“ Gak ah, aku males ML kalo kamu mabuk lagi, kayak dientotin mayat tau gak.. ” mengingat kebiasaannya yang sering mabuk ketika menyetubuhiku.

“ Hahaha engga, engga... Gak sampe mabok lagi kok.. Ayo yah sayang buat penghangat doang.. ” katanya mulai merayu sambil mengelus paha putih mulusku dan mencium leherku.

Aku yang tadinya masih ingin marah, kini langsung tersentak, badanku terasa bergetar, sejak tadi aku menahan diri supaya tidak lepas kendali dan fokus membawa mobil, bimo mulai meraba-raba tubuhku dari samping.

“ Mmmmhh, tumben kamu pakai BH sayang.. ” katanya sambil meremas buah dadaku kemudian memagut bibirku.

Aku biarkan saja, karena posisi sekarang sedang agak macet di jalur tanjakan puncaknya.

Sepanjang jalan Bimo mulai menggrepe-grepe tubuhku, ia membuka 4 kancing kemejaku dan mengeluarkan toket putih bulatku yang masih tersanggah BH berwarna merah.

“ Uhhh Bimm... ” aku mendesah dan menikmati setiap emut cucupan mulutnya di puting susuku, sambil terus mempertahankan kesadaran untuk sampai ke lokasi.

10 menit kemudian kami sampai di kawasan Megamendung, aku berhentikan mobil didepan warung remang-remang.

“ Itu Bim udah sampe warung, katanya mau beli minuman.. ” kataku seraya mendorong pelan wajahnya menjauh dari toketku.

“ Oh iya bentar ya sayang.. Muaach.. ” sempat-sempatnya dia mencium bibirku.

Selagi dia keluar aku langsung meremas sendiri toketku yang sudah basah dengan ludahnya dan menyelipkan tangan sebelahku ke rokku, aku langsung memasukkan 2 jariku kedalam memekku sendiri, kemudian mengocoknya.

“ Uhhh.. Udah gak tahan banget... ” lirihku karena sejak tadi aku sebenarnya ingin menyuruh Bimo mengocoki memekku dengan jarinya, hanya saja aku tengsin karena masih marah dengannya.

Setelah kulihat dia keluar dari warung itu, aku langsung buru-buru mengembalikan tanganku kembali keposisi semula, Bimo membuka pintu sambil tersenyum manis menatapku, kulihat dia menenteng kresek hitam, setidaknya itu berisi 2 botol minuman yang aku tidak tahu Merk nya apa.

“ Kamu minum juga ntar ya sayang.. ” katanya sambil menaruh kresek itu ke kursi belakang.

“ Kamu beli minuman apa?.. ” aku penasaran apa yang dia beli sambil mulai kembali menjalankan mobil.

“ Cuma anggur merah kok sayang, gak berat kan? ” jawabnya kembali melingkarkan tangannya di leherku dan memelukku dari samping.

“ Tuh kan, AO terus, capek tau mabuk miskin.. ” kataku masih agak jutek.

Dia hanya tertawa saja dan kembali mengecup pipiku.

Sesampainya di sebuah Villa kami pun Check-In, aku sengaja membiarkan Bimo mengurus semuanya, dan ketika dia mengeluarkan dompetnya untuk membayar segala sesuatunya, aku menahannya dan langsung memberikan Debit Card ku pada resepsionis, Bimo langsung menatapku aneh, aku membuang muka tak berkomentar.

“ Seenggaknya dia punya niat baik juga.. ” kataku dalam hati.


EXE

Di dalam kamar hawa dingin puncak tetap terasa, aku langsung mengunci pintu, Bimo kemudian menghampiriku dan memelukku dari belakang dengan mesra, dia mengangkat daguku kemudian menatap mataku.

“ Hayo, kamu kenapa tadi marah sama aku?.. ” tanyanya dengan lembut sembari tersenyum.

“ Kamu tuh kebangetan! Main pergi gitu aja tadi sore.. ” kataku mulai lunak.

“ Kan aku udah jelasin tadi sayang, aku keluar beli makan buat kamu, itu sebentar doang, terus kamunya main pulang aja.. ” Bimo kembali menjelaskan sambil mulai meremas pantatku.

“ Ya betelah, bangun-bangun udah ditinggal gitu! ” ketusku.

“ Hmmm iya deh, maaf ya, lain kali aku nunggu kamu bangun dulu baru deh beli makannya.. ”

“ Udah sange banget ya?.. ” tanyanya lagi sambil mengangkat daguku.

Aku tak menjawab dan langsung mencium bibirnya.

Bimo mulai meladeniku, ciuman bibir kami yang lembut berangsur-angsur mengganas, tangannya yang tadinya berada di bongkahan pantat montokku kali ini berpindah kepunggung untuk mendekapku agar lebih rapat di dadanya, aku mulai melucuti kaos oblong dan juga celana jeansnya, Bimo dengan nafas mendengus mulai membuka kancing kemeja putih dan juga rokku, hingga saat ini kami hanya sama-sama tinggal memakai dalaman saja, Bimo dengan Boxer nya, sementara aku hanya berbalut BH merah dan juga CD dengan warna senada.

“ Kamu hot banget sayang.. ” katanya kembali memelukku.

Dia mulai mengecup leherku, menjilatinya hingga ke bagian bahuku.

“ Uhh Bim.. ” leguhku serasa terbang melayang.

“ Kocokin memek aku Bim.. ” pintaku.

Dia tak menjawab, dan terus mengecup bagian bulatan atas dadaku yang tak tertutup Bra.

“ Toket kamu bulet banget deh Ver.. ” ujarnya menyela sendiri disela kegiatannya.

Aku menarik dagunya dan kembali mencium bibirnya, sementara tanganku kulingkarkan di lehernya, Bimo merespon ciumanku dengan ganas, dia menaikkan sebelah kakiku dan melilitkan di pinggangnya, sambil berdiri kami terus saling bercumbu.

“ Jilat memek aku yang.. ” kataku yang sudah ON sekali.

Bimo seakan tak peduli ia masih mendekapku dan terus mencumbui bibirku, kemudian tak berapa lama dia mulai menunjuk kearah kursi.

“ Duduk disana sayang.. ” tunjuknya.

Aku langsung duduk saja mengikuti perintahnya, terlihat sekali celana dalamku sudah amat basah.

Bimo masih memakai cawat, kemudian mulai mengambil miras yang tadi dia beli, dan membukanya, lalu langsung menenggaknya. Ia menoleh kearahku yang terduduk diatas kursi dengan hanya menggunakan BH dan CD masih menantinya. Dia tersenyum melihatku yang menggosok-gosok mekiku sendiri seolah sudah sangat tak sabar untuk segera dia gagahi.

“ Udah gatel ya memek kamu?.. ” kekehnya kembali menenggak mirasnya.

Cowok ini berjalan lagi kearah celana jeansnya dan mengeluarkan ponsel dari sakunya, lalu dia mulai menseting posisi Handphone nya kearah dimana kami menghadap, tak lupa kembali meneguk minuman keras yang dari tadi dia genggam.

Bimo memang hobi mabuk, ia selalu menyetubuhiku dalam kondisi mabuk, tak jarang dia sering memaksaku untuk ikut mabuk, meskipun aku tidak suka ngeseks dalam kondisi mabuk, aku merasa tidak mendapat kepuasan sama sekali, aku ingin seks dalam kondisi sadar, hingga aku bisa dengan sadar pula menikmati rasanya klimaks.

“ Sip udah ngerecord tuh.. ” Bimo kemudian berjalan menghampiriku.

Bimo langsung jongkok dan mulai menjilati paha mulusku, sambil sesekali menggigitinya gemas seperti menggigit jagung.

“ Mulus banget paha kamu sayangku.. ”

Aku hanya mendesah membiarkan dia melakukan apa yang ingin dia lakukan terhadap tubuhku, Bimo naik ke arah perutku, ia menjilati pusarku yang sedang tidak kupasang tindikan.

“ Uuuuhh Bim.. ” leguhku merasakan lidahnya yang mulai menjilati sekujur perut rata dan dada bagian bawahku.

Setiap jengkal ditubuhku seolah ingin dia rasakan. Bimo kemudian menatap wajahku dari jarak dekat kemudian mengelus daguku mesra.

“ Kamu cakep banget Ver kalo lagi sange gini, kamu udah pengen dientotin? ” tanyanya pada saat itu.

Aku hanya mengangguk mengiyakan.

“ Bule kayak kamu emang nafsuin banget, bagus kalo gitu, sekarang buka semua pakean kamu sayang, aku pengen liat bodi seksi kamu.. ” lanjutnya sambil mengambil ponselnya dan merekamku dari jarang dekat.

Bimo juga rajin merekam ketika dia mengentotiku, selama sebulan ini entah sudah berapa banyak Video porno yang telah kami buat.

Sambil menggenggam kamera Handphone nya, dia mulai mendekatiku, aku pun mulai beraksi didepan kameranya.

“ Hai toket gede.. ” kata Bimo kepada kameranya sambil menyorotku.

Aku hanya memberikan senyumku saja padanya.

27264920c1d6397bfa9a5be2daa632151355bdec.jpg

Dari ujung kaki sampe ujung kepala Bimo terus mengarahkan kameranya seolah-olah sedang men-Scan tubuhku yang sudah setengah telanjang ini, aku kemudian mulai meremas-remas sendiri toket besarku yang masih di sanggah BH.

272649195a23fa8a618c3aa2240caedfb07b1e13.jpg

Aku berusaha merangsangnya, Bimo tipe laki-laki yang pasif, staminanya tak begitu kuat, gaya mainnya juga biasa-biasa saja, sebenarnya Bimo sama sekali bukan tipeku, aku mengenalnya di klub malam, sampai saat ini aku mau meladeninya karena dia mengajakku berkenalan disaat yang tepat, hari dimana aku berada di klub malam itu, adalah hari dimana aku baru saja memutus hubunganku dengan Partner lamaku sebelum dia, hubunganku dengan Bimo juga belum lama, baru berjalan sekitar sebulan lebih, jika aku menemukan yang lain selain Bimo pasti aku akan segera mengakhiri hubungan gelap kami ini, untuk sekarang ya okelah daripada aku kembali harus bermasturbasi dengan Dildo dan Vibrator ya mending aku dengan Bimo untuk sementara.

Bimo sendiri sebenarnya tak begitu buruk, dia punya penis yang lumayan panjang dengan bentuk yang membengkok kebawah, tapi sayangnya ukuran bukanlah prioritas untukku, yang penting bagiku punya gaya main yang unik dan juga daya tahan, karena aku mau dipuaskan setiap saat!

Selain terlalu pasif, yang aku tidak suka dari Bimo adalah dia tak punya inisiatif, dan juga tak mau mendominasi.

Sejujurnya sangat sulit mencari laki-laki yang sesuai dengan selera dan tipeku, seperti yang kalian ketahui aku suka sekali permainan yang kasar, aku suka laki-laki yang punya tipe mendominasi, ketika sedang dientoti aku suka dimaki-maki, ditampar, diludahi, diikat dan di Bully secara Verbal, itu bisa membuatku benar-benar bisa menggila dan mendapatkan klimaks yang sangat aku inginkan.



..............................


Masih sambil meremas-remas toketku sendiri kali ini aku mulai menggoda Bimo, sambil menurunkan sebelah tali penyanggah BH ku, aku juga mulai memasukkan jari lentikku kedalam mulutku, menjilatnya dan memberikan tatapan seerotis mungkin untuk memikat pejantanku ini.

2726491763d2b36d1d696b7af23c580a4b1ed7c1.jpg

27264915776f693de9c185d66b2070d2fd20f9ce.jpg

Bimo mulai bergeming, wajahnya mulai menampakkan tatapan lapar ketubuhku, sesekali sambil merekamku dia mulai memegang kemaluannya sendiri yang masih tertutup Boxer hitam.

“ Uhhh.. Buka BH kamu Ver.. ” pintanya dengan nada yang bernafsu.

Pelan-pelan aku menurunkan BH ku, lalu mengeluarkan sebelah toket putih bulatku dihadapannya, dengan jariku yang sudah basah dengan ludah tadi, aku langsung memilin puting susu pink ku yang sudah amat ereksi itu, Bimo kelimpungan, melihat wajahnya yang sangat bernafsu itu membuatku tersenyum menang.

27264916e4768ab81a87f92e8ea73cb3fc1a0687.jpg

27264918388e48509311bf8d1edb644b7ab24381.jpg

“ Ahhh, Ver kamu montok banget sayang.. ” desahnya sambil mulai memasukkan sebelah tangannya kedalam Boxer dan tampak mulai mengocoki kemaluannya sendiri dari dalam.

“ Aku pengen Topless didepan kamu Bim.. ” balasku tak kalah ingin semakin menggodanya.

Aku mencari pengait BH merahku dibagian belakang, setelah ketemu, dengan sekali tarik BH merah itu pun terlepas.

27264913ecae18011771c17a87f11ead4829b4dd.jpg

2726491205982dff90c8777b8dd48a96a3d98eeb.jpg

Aku membuang BH itu sejauh mungkin kepojok ruangan, seolah aku tak perlu mengambilnya lagi, Bimo langsung mendesis melihat tubuh polos bagian atasku itu, dengan telaten ia terus merekamku dengan toketku sebagai fokusnya.

Suasana kamar mulai senyap, kami sedang berkonsentrasi saling rangsang satu sama lain.

“ Kamu suka toket aku kan sayang?.. ” celetukku menyadarkan fokusnya yang terlihat semakin cepat mengocok penisnya.

“ Suka banget sayang.. ” jawabnya seketika.

Bimo tampaknya tak mau membuang waktu, dia langsung membuka Boxer nya, hingga kini ia pun sudah telanjang bulat didepanku.

Akhirnya apa yang aku inginkan dari tadi terwujud juga, sudah dari sore aku menahan gairah ini, dan kini melihat kontol laki-laki yang sudah ereksi tepat dihadapanku membuatku seperti mendapatkan hidup kembali, aku paling tidak tahan melihat kontol yang sudah ereksi, jika sudah begini aku pasti langsung ingin menghisap kontol itu.

Tapi aku masih ingin menggoda Bimo dulu, Bimo sudah tahu bahwa aku masih ingin beraksi didepan kameranya, karena itu dia masih menjaga jarak denganku saat ini.

Aku kembali meremas-remas toketku sendiri bahkan dengan keras, aku meleguh dan menadahkan kepalaku keatas, membayangkan diriku sebentar lagi akan segera dientoti membuat bulu romaku berdiri, aku kembali mengulum jariku dan kembali membasahi puting susuku yang membesar mencuat seperti peluru itu dengan ludah.

272649149e1485bd5bedeecec27205fd335d13a3.jpg

27264911031dbc4002bfb08a753bdcdf28f54be2.jpg

Aku semakin merasakan bahwa Vaginaku mulai berdenyut-denyut, seperti ada aktifitas dan kegiatan untuk menghasilkan pelumas alami yang kini sudah membasahi liang dalam kemaluanku itu, sebagai seorang wanita yang sedang dalam birahi tentu kontraksi seperti ini sangat wajar, Vagina menghasilkan cairan agar memudahkan pejantan mengawininya adalah cara alam membawa kehidupan ke planet bumi ini.

Aku duduk menyandarkan punggungku dikursi, kemudian mengangkangkan kakiku, Bimo semakin mendekat, tampaknya ia ingin gambar yang terbaik yang terekam di ponselnya. Aku menarik celana dalamku menyamping, memamerkan memek merah, tebal dan bersih dari bulu itu kepada Bimo, agar dia melihat bahwa aku tak main-main! Dan memekku benar-benar sudah amat basah sedari tadi.

27264910f561ad9f8e1776f6cc4b46c85c5f5873.jpg

Bimo semakin terdiam terpana, ini ekspresi yang sama yang sudah sangat sering kulihat. Dari entah berapa banyaknya laki-laki yang sudah pernah meniduriku, pasti mereka mengatakan bahwa mereka sangat menyukai bentuk memekku yang tembem dan berwarna pink khas bule, dengan pinggiran daging Labia yang tebal tentu sangat membuat nyaman siapa saja untuk segera mencucup organ intimku itu.

Aku kembali meludahi jariku dan kali ini aku colmek sendiri tepat didepan Bimo.

27264909c0c00d6b7fe21be022108a10ee4b667b.jpg

“ Veraaa mantep bener kamu sayang.. ” responnya.

Aku terus menatap wajahnya dengan tatapan binalku, sambil terus mengesek-gesek Clitoris ku sendiri dengan jari lentikku, Bimo masih merekam kegiatan Solo Foreplay yang kumainkan dengan hikmat.

Bimo mengarahkan Handphone nya semakin dekat didepan selangkanganku, mataku tak lepas dari mata dan juga kontolnya, Bimo tampaknya begitu, dia terus menatapku penuh nafsu sementara tangan kirinya terus mengocok kontolnya sendiri, kini kami saling Onani dengan cara kami masing-masing.

27264908748bd985ac7b930f8e6a2e91880ba191.jpg

2726490729dd70a3371257d72738b5659a0d3de4.jpg

Aku terus menggigiti bibir bawahku sendiri, mataku mulai memelas, dalam fase ini aku ingin segera dieksekusi, dan Bimo mengerti, dia pun mundur ke meja lampu di dekat pintu, ia kembali menyandarkan ponselnya agar tetap bisa merekam tanpa dipegang, dan setelah mendapatkan Setting yang pas, tak lupa cowok ini kembali menenggak miras Cap Orang Tua itu.

Bimo menenggaknya dengan banyak tegukan, tampaknya dia menghabiskan langsung minumannya, rupanya dia ingin All Out denganku, lalu dengan segera dia menghampiri aku, pecunnya yang sejak tadi akhirnya akan segera dia belai juga.

Bimo langsung duduk diatas pahaku, dia memegang wajahku dengan kedua tangannya dan mendekatkan wajahnya, hidung kami saling bersentuhan, aku mengunci tatapan memelasku di matanya, terasa sekali aroma miras itu di mulutnya, aku sungguh berharap malam ini dia akan menghabisiku, kuharap dia tahu apa yang kuinginkan, kurang jelas apalagi kode yang kutebar bahwa selama sebulan ini aku menginginkan di dominasi olehnya, bahwa aku tak suka seks yang datar-datar begini, tapi dia tak pernah menangkap itu.

Aku tak pernah bilang tentang apa yang kuinginkan pada para teman kencanku, karena jika aku melakukan itu, berarti aku hanya melakukan inisiatifku sendiri, maka itu sama saja aku tak mendapatkan pengalaman baru, untuk apa aku berpetualang dan bergonta-ganti pasangan jika yang kudapat Just Normal Sex? Aku ingin sesuatu yang lebih! Suatu tantangan yang bahkan diluar ekspektasi liarku selama ini!



..............................

Bimo mencium bibirku, ia mengulum lidahku dengan buas, rasa miras yang tadi dia tenggak kini bisa kurasakan juga, ludah kami saling bertukar, dia masih mendudukiku diatas kursi ini, aku pasrah saja akan perlakuannya, memejamkan mataku untuk fokus akan kenikmatan surga dunia yang sebentar lagi kurasakan.

Tangan Bimo mulai menjarah payudaraku, ia meremas-remasnya dengan kuat.

“ Toket kamu kok bisa gede banget gini sih Ver? Rahasianya apa?.. ” tanyanya disela ciuman bibirnya yang buas.

Aku diam saja, rupanya dia sudah mulai High.

“ Pasti gara-gara sering diremes kan? ”

“ Emang udah berapa orang cowok yang pernah make kamu Ver?.. ” sambungnya lagi.

Aku mendesis mendengar itu, ini yang aku suka!

“ Terus Bim, teruus... Ahhhh.. ” leguhku berharap Bimo menjadi semakin Toxic dan terus mengata-ngataiku.

Bimo menggigit bibir bawahku, tubuhku mulai melengkung merasakan denyut-denyut di memekku yang semakin Intens.

Lalu laki-laki itu mulai menghisap puting susuku sama rata di kiri dan kanan.

“ FUCCCKKKK!!! ” teriakku merasakan getar nikmatnya.

Dari puting susuku Bimo kemudian turun dan kini sudah jongkok tepat dihadapan memekku, ia mengesampingkan celana dalam yang masih mengait disana agar memekku terbuka.

“ Udah banjir gini.. Kamu udah minta digaruk dari tadi rupanya.. ” celetuknya lalu mulai menjilati bagian Labia dalamku.

“ OHHH MY GOOOOD!!... ” teriakku semakin menggila.

Aku kembali melengkungkan tubuhku, kemudian mencengkram jok sofa yang kududuki ini dengan sangat kuat. Inilah dahaga yang sedari tadi terus kutahan hingga membuat kepalaku sakit, kenikmatan inilah yang memang selalu kucari hingga membuatku sakau berat.

Bimo melirikku, ia terus mengemut memekku yang bersih tanpa bulu itu, aku terus mendesis dan mendengus, tak mau kehilangan kenikmatan ini, jari tanganku kugunakan sebagai bantuan untuk menstimulasikan Clitoris ku sendiri, Bimo terus melihat aku yang kesetanan dalam nafsuku sendiri, pandanganku terus keatas, menatap langit-langit kamar yang dingin ini sambil memburu orgasme pertamaku.

Sekitar 3 menit kemudian, melihat Vaginaku yang mulai membanjir karena terus menerus menghasilkan cairannya, Bimo mulai memasukkan dua jarinya kedalam memekku dan mengoboknya dengan pelan.

“ Auuuhhh...... Bimmmm.... Enak banget, dikocok pelan Bim plis.. ” kataku tak sadar karena aku sangat ingin menikmati orgasme pertamaku.

Bimo terus mengocok memekku dengan tempo yang pelan, namun dari bunyinya terdengar sangat kuat, karena memang isi dalam memekku sudah sangat dipenuhi cairan alaminya, aku menggeleng-gelengkan kepalaku, semakin menggila karena sudah semakin dekat dengan orgasme pertamaku, rasa nikmatnya jauh sekali ketika memekku dikocok dengan jari laki-laki dari pada menggunakan Dildo.

Tak lama kemudian aku yang tadinya tiduran menyandar dikursi itu, kini mulai menaikkan tubuhku dan duduk di pinggir kursi, memberikan celah kepada Bimo untuk segera membetot memekku dengan kuat.

“ Bim masukin satu jari kamu lagi, terus kocokin yang kuat ya sayang... ”

“ Uuuh sayang buruan!!... ” pintaku langsung mencengkram lengannya.

Bimo pun menurutiku, jika sebelumnya dia mengocoki memekku hanya menggunakan jari tengah dan jari manisnya, kali ini dia memasukkan jari telunjuknya, aku pun langsung merasakan ada 3 jari kini yang sedang keluar-masuk di memek tebalku.

“ Kocok sampe aku muncrat sayang.. Kocok yang kuat jangan kasih ampun.. Uuuh!!.. ” racauku dengan tidak sadar.

Bimo mengikuti arahanku, dengan RPM tinggi, 3 jarinya mulai menggeber memekku tanpa ampun.

“ Ahhhh BANGSAAT!!... Terus Bim, kocok terus memek aku sampe jebol!! ” dalam kondisi begini sudah pasti aku akan mengucapkan kata-kata jorok.

Aku menjambak rambut panjangku sendiri, mataku hanya tinggal putihnya merasakan kenikmatan yang sudah didepan mata ini.

“ OOOOOOHHH BIM, AKU KELUAR SAYAAANG!!!.... ” aku melolong sejadi-jadinya.

Dari memekku pun berkali-kali mengucur dengan deras sumber kenikmatan yang kucari, tak hanya orgasme, aku juga mengalami Squirt yang hebat, lantai pun langsung basah dibuatnya. Aku kembali rebah disofa itu, nafasku tersengal-sengal daguku gemetaran dan lututku bergetar-getar rasanya. Antara sadar dan tidak, aku melihat Bimo berdiri, tampaknya dia sengaja membiarkanku menarik nafas memulihkan energi sebelum dia mengeksekusiku.

Tak lama kudengar bunyi botol minuman terbuka, rupanya Bimo membuka satu botol mirasnya lagi.

“ Kamu kayak yang keenakan banget sayang.. ” Bimo mulai mengajak aku bicara lagi.

“ Enak-enak-enak-enak-enak banget Bim!.. ” jawabku masih tersengal-sengal sambil memejamkan mataku.



..............................

Beberapa menit kemudian aku tersadar dan mencoba bangkit dari goleranku, kemudian kulihat Bimo lagi berdiri bersandar di tembok menatapku, penisnya masih mengacung, sedangkan tangannya tak pernah jauh dan lepas dari mencekek botol mirasnya.

Aku mengambil kursi datar yang ada tak jauh dariku, kemudian menarik dan menaruhnya tepat didepanku.

27264906d4079e396b3a0744a53dffa9d0a04b56.jpg

Bimo memperhatikanku, lalu aku memanggilnya menggoda dengan telunjukku.

Bimo paham, ia meneguk miras dulu sebelum mengambil ponselnya dan menghampiriku untuk segera diberi ‘makan’.

“ Siniin kontol kamu sayang.. Biar aku isep... ” kataku dengan nada binal saat ia berjalan kearahku.

Bimo menyodorkan kontol bengkoknya itu langsung kemulutku, tak mau berlama-lama lagi, aku pun langsung caplok kontol Bimo tanpa menggunakan tangan.

“ Aaaah Veerrr... Enak banget sayang hisapanmu.. ” desisnya sambil kembali merekam wajah cantikku dengan ponselnya.

272649054ea61dde72b4fa35fb869f4e085cdff4.jpg

272649047a73e15ce0ced6842b1ee92eb868130f.jpg

Aku mulai menatap kearah kamera HP Bimo, memberikan tatapan terbinalku, kepala kontolnya terus aku hisap dalam-dalam sambil sesekali ujung lidahku aku tusuk-tusukkan kelubang kencingnya.

Bimo tampak meringis-ringis, sesekali ia mengucapkan “ Ver ngilu-ngilu.. ” tapi aku tak bergeming aku terus menatap matanya sambil terus memberikan Oral Sex terbaikku padanya.

Aku sangat suka memandangi ekspresi wajah laki-laki ketika penisnya sedang kukulum, bagiku seperti sedang menguji kemampuan oralku sendiri, ada yang merek-melek keenakan, ada yang meringis ngilu, dan tak jarang dari mereka yang Stay Cool sambil mencoba menutupi rasa nikmat mereka, bagiku itu lucu, karena ekspresi dan raut wajah mereka menjelaskan semuanya, bukannya mau sombong tapi selama ini tak pernah ada yang tahan aku kulum selama lebih dari 5 menit.

Bimo pun begitu, ia tak pernah tahan lama ketika aku hisap kemaluannya, dia bilang hisapanku sungguh luar biasa, hingga membuat spermanya terasa naik begitu cepat.

“ Uhh Ver, udah sayang.. Aku udah mau keluar ini.. ” katanya tak lama, padahal baru saja aku mau memulai mengoralnya menggunakan teknik hisap dan pijat.

Aku masih menahan penis Bimo di dalam mulutku, meskipun dia mulai gelisah karena sudah tak kuat, tapi aku terus mencoba menghisapnya sedalam mungkin, hingga penisnya masuk kedalam kerongkonganku, sementara batangnya aku kocoki dengan membuat gerakan mengurut yang lembut, tak lupa aku terus memberikannya Eye Contact paling binalku padanya.

27264978854709bed4e91e9d88258b034cdd9b86.jpg

2726497776b757fb843320f456613a57f6c2c04d.jpg

272649768748fe1d9bba0b0da0b98cf266112bb5.jpg

“ Ver.. Udah-udah, aku udah mau muncrat sayang.. ” katanya sambil mendorong bahuku agar kontolnya terbebas dari hisapanku.

“ Gak kuat banget aku sayang sama sepongan kamu.. ” sambungnya lagi.

Aku memanyunkan bibirku merajuk, karena aku sebenarnya masih ingin menghisap kontolnya.

“ Entotin aku sekarang Bim.. ” kataku sambil mulai menggosoki memekku sendiri.

Bimo langsung tiduran dikursi yang tadi aku pakai untuk mengulum kontolnya, dia merebahkan punggungnya diatas kursi kotak kecil itu, hingga kini kontolnya langsung mengacung tegak keatas.

27264975d628331eefb272aa57b53b7d9920198c.jpg

“ Dudukin kontol aku sayang.. ” katanya tampak tak sabaran.

“ Uuuh.... Udah tegang banget kontol kamu Bim.. ” balasku sedetik kemudian sambil mengambil posisi menaiki tubuh pejantanku itu.

Dengan pelan aku mengarahkan kontolnya kebibir Vaginaku, karena memekku sudah basah dan juga kontol Bimo yang berlumuran ludahku, maka tak sulit untuk menyatukan kelamin kami.

“ AhhhhhHhhhH... ” leguh kami berbarengan menikmati proses penyatuan tubuh ini.

Aku mulai menaik-turunkan tubuhku diatas Bimo secara perlahan sekali, membuatnya menikmati setiap detiknya, karena aku yang diatas aku jadi punya kendali penuh.

Aku terus menatap Bimo yang sudah merem-melek keenakan, sambil sesekali menggosok-gosok itilku sendiri dengan jariku.

27264974bb48254b1bbbeb35bb71b316e1f8412f.png

“ Enak gak Bim? Kita udah sebadan loh sayang.. ” ujarku merangsangnya.

Dulu diawal dengan Bimo, aku katakan padanya, disetiap ronde, setiap malam anggaplah bahwa kita baru pertama kali melakukan ini, meskipun faktanya kita sudah sering melakukannya, tapi aku ingin dia selalu terus menganggap aku adalah ‘pengantin barunya’.

Aku selalu mensugestikan diriku seperti itu agar aku selalu total dalam melakukan Sex, dan terhindar dari rasa bosan, tak hanya dengan Bimo, aku selalu mengatakan itu ke setiap teman kencanku.

“ Malam ini aku bakal lakuin apapun yang kamu mau, kamu jangan sungkan ya sayang... Aku bakal puasin kamu!.. ” sambungku sambil mencoba memancing keluar sifat liarnya.

Tapi dia tidak menjawab, dia terus mendesah sambil terus menaik-turunkan tubuhku.

“ Ahhh Ver, memek kamu legit banget, hangat... Aku udah mau keluar aja nih.. ” celetuknya.

“ Jangan dong sayang, aku masih pengen lama-lama sama kamu, masa kamu udah mau keluar aja, emang kamu gak sayang sama aku?.. ” jawabku dengan nada manja sambil menindih dan mengecup bibirnya.

Aku memeluknya dari atas, rambut panjangku menutupi wajahnya, sementara mulutnya kukunci dimulutku, dengan jari lentikku, aku mengelus-elus putingnya. Bimo mengerang, nafasnya terasa berat sekali.

“ Ahhhh.. Halus banget jari kamu Verrr.. ” celetuknya disela ciuman bibir kami.

Bimo masih saja pasif, meskipun sudah mabuk tapi kalimat-kalimat Bully yang kutunggu-tunggu tak juga keluar dari mulutnya.

Dia kembali memompaku, dari bawah, matanya kali ini terus menatap kearah toket besarku yang naik turun seiring tempo yang kami mainkan, ia pun mulai mengarahkan kameranya kearah toketku.

2726497359a828caaf39abdd3543a05895571371.jpg

Melihatnya yang tampak selalu terkagum-kagum dengan bentuk buah dadaku, aku pun membimbing tangannya, kemudian menaruhnya di toket bulatku itu.

“ Remes aja yang kuat sayang, aku suka kok.. ” kataku kembali memancingnya.

Bimo segera melakukannya, ia meremas toket sebelah kananku dengan kuat.

“ Aauuhhhh!!... Iya sayang gitu, lebiih kuaat!.. ” rintihku mulai merasakan remasan kerasnya di payudara montokku.

272649727d433b8895765fc61b7a34b078aca17a.jpg

“ Ver kamu cantik banget sayang, kamu sempurna.. Uuuhh.. Aku bakal ngentotin kamu sampe pagi.. ” katanya sambil menatap wajahku.

Aku mendesah, memekku terus berkontraksi, sementara Bimo masih terus meremas-remas toketku, tak jarang sesekali dia mendekatkan ponselnya yang dari tadi terus merekam untuk memperlihatkan toketku dari jarak dekat.

“ Ini toket padet banget.. Bulet gede lagi! ” celotehnya tak henti-hentinya memuji keseksian tubuhku sambil terus merekam semuanya.

272649714bcdf2d975252f7396e0b829090eea83.jpg

Tak lama kemudian Bimo menyuruhku membelakanginya, dia ingin mengentotiku dari belakang rupanya. Tanpa mencabut penisnya yang masih menancap kuat di Vaginaku, aku langsung memutar dengan perlahan kearah belakang, Bimo meringis, karena penisnya serasa sedang diputar seperti sekrup.

“ Ayo Bim, entotin aku yang kuat.. ” kataku kemudian mulai menambah tempo goyanganku.

Bimo mau tak mau mengikuti ritme yang kuatur, karena aku masih berada diatasnya, kami mulai larut dalam desahan kami masing-masing.

Sesekali aku menepuk-nepuk pantatku sendiri dengan kuat sambil bercakap kotor, aku sudah terbawa nafsuku, aku berharap Bimo akan ikut menampar pantatku jika aku begitu, tapi hingga akhir hanya tanganku sendiri yang terus menepuk pantatku sendiri, Bimo tampaknya memang tak punya kecenderungan untuk bermain kasar sama sekali.

Karena kulitku yang putih bersih bak pualam maka tak perlu waktu lama untuk membuatnya merah. Bekas jeplakan tanganku sendiri mulai tampak di kulit halusku itu.

27264970901f16b4a0d64ca89a7383da4b56a782.jpg

Bimo semakin menggila, ia menggeberku dengan kuat, aku pun mengerang-erang keenakan meskipun apa yang aku harapkan tidak terjadi. Kemudian Bimo bangkit dan menuntunku kearah kursi ditempat pertama aku duduk tadi, sambil memegangi sebelah lenganku dia mulai menunggangiku, masih dengan gaya yang sama, menyetubuhiku dari belakang, hanya saja kali ini ia melakukannya sambil berdiri.

2726496926685fa87c83837d9b8f64066d2daae2.jpg

Malam mulai larut, angin dilembah mulai turun masuk ke sela-sela jendela, dinginnya AC tak memadamkan bara gairah kami, Bimo terus menghantamku dari belakang, aku mengerang-erang menikmati hujamannya.

Beberapa saat kemudian dia memintaku merubah posisi, aku duduk dengan kaki mengangkang di kursi, Bimo mundur sebentar untuk meminum kembali mirasnya, aku sudah tak sabar untuk segera dia eksekusi dengan gaya ini, memekku terus aku usap-usap karena sudah terasa gatal sekali.

Setelah meminum minumannya, Bimo kemudian datang lagi, kontolnya yang mengacung itu langsung diarahkan ke Vagina tebalku.

272649683ba3ecc940c64a8a2cf050b47ce08abc.jpg

“ Ahhh Bim, ayo tusuk aku sayang, tusuk pecunmu ini!... ” kataku kemudian membuka memekku sendiri dengan jariku, untuk memudahkan kontol panjang Bimo masuk.

2726496741e59398c9aeedf2bd70f9e53201d182.jpg

“ Anjiiing!! Enak banget gila!.. ” dengusnya sambil menadahkan kepalanya keatas dan mulai menggenjotku.

“ Terus Bimm, genjot aku yang kuat, terus tumbuk memek aku sekuat tenaga kamu, ini memek kamu sayang.. ” balasku terus membakar birahinya.

PLOP.. PLOP.. PLOOP..

Suara genjotan cepat kontol Bimo didalam memekku mulai membuatku menggelinjang, memekku sudah sangat basah, dan juga tusukan Bimo terasa sangat dalam sekali. Aku mulai menggesek-gesekan jariku ke itilku, aku ingin mengejar orgasmeku lagi, Bimo pun tampaknya juga sama.

Ia terus menggagahiku sambil menatapku mesra, ia terus memuji-muji kecantikan dan keindahan tubuhku, sambil terus merekam setiap ekspresiku melalui kamera Handphone nya.

“ Veeer, aku udah mau keluar... ” leguhnya.

“ Aku juga sayang, bareng ya.. ” kataku sambil menahan ledakan orgasmeku yang tampaknya tak lama lagi.

Dan benar saja tak kurang dari 20 detik, aku pun orgasme duluan dengan kontol Bimo yang masih berada di dalam menggeber memekku, cairanku langsung meleleh tumpah, Bimo tak memperdulikannya, ia terus saja menggenjotku, tak peduli bahwa aku sedang orgasme.

Dia mempercepat genjotannya, kemudian Bimo meleguh kuat, dan sekejap menarik lenganku untuk segera duduk dibawah, aku langsung tahu kalau sudah begini pasti dia ingin aku menelan air maninya.

Aku duduk bersimpuh dan mendekatkan wajahku tepat didepan kontolnya, Bimo mengocok kontolnya sambil mendengus-dengus, sambil menunggunya ejakulasi aku julurkan lidahku dan terus menatap kearah kamera ponselnya.

272649661b66da3c64015e507957ea001034380b.jpg

27264964c85cddfe9bd1c281c4f3cbef3074c675.jpg

“ Ahhh Veerr, aku keluaar sayang!!!... ” jeritnya sambil diiringi letupan spermanya kearah mulutku.

Aku terus membuka mulutku selebar mungkin, berusaha menampung seluruh benih hangatnya di dalam mulutku.

27264965583f28c20eb9311489b5c6c6a469ce48.jpg

Kira-kira 4-5 kali muncratan memenuhi mulutku, Bimo mulai mengarahkan kameranya kemulutku, aku langsung memamerkan hasil dari hubungan zina kami ini kearah kameranya, kini mulutku sudah penuh air maninya.

27264963920add30fea502b667d2548616f58890.jpg

“ Telen sayang aku pengen kamu minum peju aku.. ” katanya setelah cukup lama tadi nge-Zoom wajahku.

Tak perlu diberitahu pun, sudah pasti aku akan menelan spermanya, maka aku langsung menutup mulutku, kukumur-kumuri sebentar spermanya didalam mulutku, barulah setelah itu dengan sekali tegukan sperma pria ini langsung masuk kedalam perutku.

272649884894ba00bbd56364c88168dd512a9af6.jpg

“ Enak banget sayang pejunya kamu.. ” kataku memberikan senyum manisku mencoba mengapresiasinya.

“ Kamu makin lama makin hot Ver mainnya! ” komentarnya benar-benar puas.

Aku tak menjawab, aku tarik lagi kontolnya untuk melakukan Cleaning. Bimo kembali mendesah ngilu saat aku hisap dalam-dalam lubang kencingnya, sementara tanganku mengelus-elus dan memijat halus kantung zakarnya.

2726498638baf03f2e7ce111e3b10a570d6ea4e9.jpg

“ Brengseeek, nikmat banget sayang!.. ” leguhnya lagi.

Kemudian Bimo mengelap bekas muncratan spermanya yang ada di bahu, dan daguku, kemudian ia menyendoki dengan jarinya kemulutku, aku langsung emut dan kulum jari telunjuknya dan menghabiskan sisa air maninya itu dengan lahap hingga tak bersisa.

272649859bca24a8a44f5580ed45c493e5f9a8d6.jpg

27264987fb3e3182b961b4973da46b0fc28f50b1.jpg

Setelah kontol Bimo kubersihkan, dia pun langsung mematikan rekamannya dan terduduk tepat didepanku, dengan nafas tersengal dan wajah amat puas, kami saling bertatapan, aku langsung memeluknya, ia memelukku balik dan mengelus-elus rambut pirang lurus panjangku.

“ Aku puas banget sama kamu sayang.. Kamu gila banget Vera.. ” katanya dalam pelukku.

Aku diam, karena jujur ini bukanlah apa-apa bagiku, dan aku masih ingin dipuaskan lebih dari ini olehnya.



..............................


“ Bim... ” kataku setelah cukup lama kami saling berpelukan.

“ Ya apa cantik?.. ” tanyanya mengelus-elus punggungku.

“ Cupangin leher aku sayang... Aku kepengen kamu tandain.. ” pintaku padanya dengan nada lembut.

“ Serius sayang? Kamu lagi gak ada pemotretan kan? ” tanyanya balik.

“ Dalam waktu deket gak ada kok sayang, jadi kamu bisa cupangin aku sepuas-puas kamu.. ” balasku sambil mulai kembali sange.

Bimo tak menjawab, dia mulai menyibak rambut panjangku, dengan jarinya dia menyisir rambut lurusku itu keleher yang sebelah, hingga kini leher sebelah kiriku sudah terekspos, Bimo kemudian mulai mengendus-endus leher jenjangku yang mulus itu, darahku berdesir, bulu kudukku kembali berdiri, aku memejamkan mata, sudah lama sejak terakhir kali aku dicupang cowok, karena belakangan aku memang banyak sesi pemotretan.

Kemudian aku mulai merasakan lidahnya mulai menjilati leher kiriku mencari titik sasarannya, Bimo memelukku erat, kini toket bulatku tertekan kedada bidangnya, sedangkan tangannya terus mengelus-elus punggung mulusku.

Aku mendesah ketika bibir dalamnya mulai menggigit leherku, dengan pasrah kubiarkan saja dia menandai diriku.

“ Ooohh Bim... ” lirihku ketika sesaat tadi kurasakan rasa sakit seperti dicubit.

Bimo kemudian mendekatkan wajahnya kedepan wajahku, ia menatapku dengan tatapan penuh nafsu, aku melingkarkan lenganku di lehernya dan menatapnya dengan dalam.

“ Sumpah Ver, kamu cantik banget.. ” pujinya saat itu.

“ Sekarang dileher kamu ada bekas cupangan aku Ver, kamu milik aku kan sayang? aku pengen sama kamu terus.. Aku cinta sama kamu Ver.. ” sambungnya lagi.

Lagi-lagi aku tak menjawab pertanyaannya.

Kemudian kami kembali berciuman bibir, dia menciumku dengan ganas, sementara aku menjambak rambutnya. Aku kembali mengajaknya bercinta lagi, Bimo menggendongku ke ranjang, makin malam permainan kami mulai hidup, Bimo menyetubuhiku diatas ranjang dan menembakan benihnya berkali-kali di dalam memekku.

Keinginanku untuk bersenang-senang sampai pagi dengannya tidak berjalan sesuai rencana, baru 2 ronde Bimo sudah tak kuat lagi, dia benar-benar sudah mabuk, bahkan ketika aku memintanya untuk mencupang leherku sekali lagi ia tak melakukannya, Bimo sudah tepar dan langsung tertidur.

Aku sungguh kecewa, meskipun sudah mabuk tapi dia tetap tidak bermain seperti yang kuharapkan, pasif dan datar-datar saja seperti biasa, meskipun semuanya jauh dari ekspektasi tapi ya mau bagaimana lagi, setidaknya syahwatku terpenuhi.

Aku segera menarik selimut dan menutupi tubuh kami berdua dari dinginnya AC dan larut dalam tidurku.



..............................

Jam 10 pagi kami sama-sama terbangun, aku meminta satu ronde lagi padanya sebelum kami Check-Out dan pulang. Diperjalanan pulang aku mulai mempertimbangkan banyak hal, aku mengantarkan Bimo di depan gang kostannya, sebelum turun dia menciumku mesra.

Di titik ini Bimo mungkin mulai memiliki pandangan yang berbeda terhadapku, aku tidak tahu seperti apa dia mengartikan tanda cupang yang kuminta tadi malam, tapi dari apa yang kulihat, dia cenderung menganggap itu lebih sebagai awal tanda hubungan yang lebih serius, tentu penafsirannya berbeda jauh dari apa yang aku maksud, aku tidak ingin berhubungan serius dengan siapa pun.

Dan setelah itu aku kembali ke Apartment untuk mandi, beristirahat dan mulai memikirkan untuk segera mencari pengganti Bimo, yang tentu saja bisa memulai petualangan baru yang lebih gila denganku.
Welcome back vera :baris:
 
Welcome back suhu kania dan Verani Julienya, salah satu cerita yang paling ane suka di forum ini, terlihat menarik judul-judul episodenya...
kalo bisa jangan 10 chapter dong suhu, tambahin terus... karena suka banget sama teknik nulis suhu..
Hahaha iya liat nanti kalo semangat lebih 10 chapter kok
 
Akhirnya ada update juga dek. Hehehe sebenernya agak kecewa karena cerita yg kemarin masih ada yg kurang. Dan blm dapat tanda tamat. Tapi ya mau gimanapun juga tetep aq support tulisanmu karena bagus. Semoga lancar updatenya dan vera makin menggila hehehe
Makasih kak signal error, iya sebisa mungkin gak ngecewain ✌
 
Welcome back, Sis.....
Been wondering where you've might have been....
Your story is as awesome as always....
Looking forward for what kind of wilderness Veranie will bring....
THX mr Pimp...
Gonna bring Kind of wilderness that you didn't expect before 😄
 
Welcome back sis kania..
Jujur sampe sekarang brand 'Verani Julie' ini terlalu ikonik dan bener2 susah dikalahin, sulit cari penulis yg punya detil cerita sekelas novel dan sebagus ini.. senengnya suhu kania balik lagi.

Sekarang povnya di vera, gregetnya jadi lebih kerasa..
Terus update sis, jgn perduliin silent readernya.. kami bakal dukung selalu
Woah masa? aku belum sehebat penulis master yang lain loh.
Makasih ternyata nungguin..
Iya kalem aja, udah biasa sama silent reader.. 😆
 
Wah mantap bgt Verani Julie come back.
Update Hu, di bdsm in kayak yg episod 1 tp bdsm nya lbh sadis lg, fokus di puting, klit ama keteknya Hu...

Atau Vera nya dpt tawaran maen di film bdsm Hu, nanti di bdsm in, di anal fisting, digangbang sampe orgasme trs trsan.
Wew serem bgt kak babeh 😳..
Thx ya masih inget..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd