Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Villa Naturis [Starring Ratu Vashti]

Cimoyy

Suka Semprot
Daftar
2 Sep 2021
Post
19
Like diterima
63
Bimabet
Villa Naturis

Selamat datang di trit Story perdana ane :).

Ini pertama kali banget ane coba buat cerita, dan langsung saja cerita yang ane buat adalah cerita hot :semangat:. Olehkarena itu, mohon maaf jika ada kurang dari sisi diksi, alur atau mungkin kurang hot xD, tapi ane akan coba supaya cerita ini bisa memuaskan agan-agan dimari. Supaya lebih menarik, ane juga akan coba buat ceritanya jadi lebih interaktif, jadi agan-aganwati dimari bisa ikut serta menentukan nasib dari protagonis cerita kita bersama ini ;).


Nah untuk cerita perdana ini, karakter utamanya adalah Ratu Vashti. Dalam cerita ini, doi jadi masyarakat umum yang ga terkenal, dan ternyata sedang diterpa oleh sebuah masalah. Penasaran? kuy simak aja ceritanya.




“Udah lah kalo emang cowo lu engga siap mau gimanapun juga pasti akhirnya kelar gini.”

“Baikan nunggu daripada lo jatuh sama cowo yang salah. Doi baik sih tapi gasiap aja.”

Ucap temen-temen gue berusaha menenangkan diriku yang masih shock ditinggal oleh cowokku. Aku sudah mempercayakan hati kecilku ke dia selama 3 tahun lamanya, namun waktu itu terbuang sia-sia karena Keputusan sepihaknya untuk meninggalkanku.

“Gue udah umur 29 nih, masa mulai dari awal lagi? Gimana perasaan bokap nyokap gue kalo tau gue single lagi?” ucapku lirih. Mereka pun menepuk-nepuk pundakku, berusaha untuk menenangkanku.

“Yaudah, daripada pusing mending kita sans dulu ga sih nongki di Semaja? Udah jam setengah 7 nih, daripada rame jalanan kan soalnya malming, mending cus sekarang” ucap Shafa, salah satu temanku. Aku mengangguk setuju dengan sarannya.


….

Kita pun sampai di Semaja. Sebuah table telah dipesan oleh Shafa. Aku, Nindya dan Dewi segera duduk sementara Shafa pergi sebentar ke toilet.

“Lo tau ga sih kalo Shafa kemarin liburan ke Bali hooked-up sama bule gitu?” ucap Nindya ke Dewi yang sedang sibuk scrolling di Instagram.

“Hah iya? Kaga tau gue?” jawab Dewi terheran. Ia mengerenyitkan dahinya.

“Iya anjir ini doi ngasih tau ke gue, liat noh foto orangnya” balas Nindya sambil mengeluarkan HP-nya. Ia pun membuka chat whatsapp Shafa ke dirinya, menunjukkan foto selfie Shafa bersama seorang bule kaukasian.

“Ngewe ga tuh mereka?” tanya Dewi sembari tertawa kecil.

“Lo tau lah si Shafa gimana. Apalagi doi eksotis gitu kan. Mending lo cari bule gini deh Ti. Gampang, kan lo eksotis, siapa tau jodoh lo bule.” Ucap Nindya. Ia tersenyum dan menaikkan alisnya.

“Terserah deh, gue mau coba ningkatin value dulu sebelum jatuh hati ke orang selanjutnya.” Balasku dengan pede sembari mengangkat gelas wine berisikan Rose Wine pesananku.

….

“Sarapan dulu nak, udah siap makananya di meja”, ucap ibuku. Aku hanya termenung terduduk di depan meja kamarku. Didepanku laptop Macbookku, memainkan lagu galau “On Bended Knees” sembari membuka Agoda untuk mencari tempat “healing”ku. Jam menunjukkan pukul 07:30 pagi, waktu sarapan keluargaku. Ibu pun masuk ke kamar, ia menepuk ringan pundakku seraya mencoba menenangkan diriku.

“Udahlah sayang. Semua hal itu pasti ada hikmahnya. Jodoh itu ga kemana. Kalo dia orangnya, dia pasti akan Kembali. Kalo bukan, nanti kamu dikasih yang lebih baik.” Ucapnya tersenyum. Aku pun mengangguk.

“Kamu lagi cari tempat healing ya? Yaudah sana liburan aja dulu, sama temen atau sendiri. Yang penting kamu happy dulu. Ibu mau pergi dulu ya sama bapak. Kalo udah laper nanti makanan udah siap di meja.” Ucapnya sembari keluar ruangan. Aku hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata.

Aku hanya terduduk termenung. Pikiranku kemana-mana, namun satu hal yang masih terbayang-bayang di pikiranku. “Mending lo cari bule gini deh Ti,” ujar Nindya semalam. Pikiranku ini pun semakin berputar-putar tidak jelas, apalagi tubuhku mulai bergejolak, tanda bahwa periodku akan segera dimulai. Aku terus men-scroll tidak jelas, berusaha mencari hotel atau resort natural nyaman di Thailand untuk sekedar solo trip dan healing sejenak. Tiba-tiba mataku tertuju ke sebuah iklan pop-up yang muncul.

“Orchard Naturism Resort.” Cukup menarik menurutku. Setahuku naturist resort adalah tempat Dimana kita bebas menyatu dengan alam, menanggalkan pakaian kita. Tiba-tiba tubuhku bergejolak lagi. Birahiku meningkat, hal yang wajar Ketika sedang menuju waktu mens. Aku pun segera menyalakan VPN-ku, membrowse tempat-tempat “naturis” di Thailand.

Beberapa pilihan pun muncul. Harmony Naturist Resort, Oriental Village, Pasadena. Banyak pilihan tempat-tempat yang cukup menarik, namun tentu aku mencari tempat yang pas dengan budgetku, karena liburan ini harus sepenuhnya ditanggung oleh diriku. Sembari men-scroll, tubuhku pun mulai bergetar. Kayaknya aku mulai “sange”.

Tanpa membuang waktu aku segera menanggalkan seluruh pakaianku dan membanting tubuhku ke atas Kasur. Telanjang tanpa sehelai benangpun di tubuhku, aku meraih ke laci yang terletak di samping kasurku, mengeluarkan sebatang dildo transparan berukuran 17cm milikku.

“Uuhh, ahh” desahku lembut sembari mengocok-ngocokkan dildo itu di dalam memekku. Aku membayangkan diriku telanjang bulat, digenjot seorang bule perkasa sementara beberapa lainnya mengantre di samping Kasur. Kuremas toketku dan kubelai-belai klitorisku. Aku pun menggelinjang nyaman dengan perasaan ini. Kupikir kini waktunya untuk menemukan orang baru untuk menggenjot diriku.

Tanpa membuang waktu aku segera Kembali duduk di depan laptopku. Aku pun Kembali mem-browse nude resort yang akan menjadi pilihanku. Mataku pun tertuju ke Osiris Beach Resort, sebuah villa yang terletak persis di pinggir Pantai di Phuket. Harganya pun sesuai dengan budgetku. Aku pun mulai menyusun rencana dan mem-book tempat liburanku.


Penampakan Osiris Villa, tepat berada di samping lautan.​

….

Sebulan kemudian.

“Lo berangkat hari ini? Tiati beb.” Tulis Nindya di grup whatsapp. Aku mengabari mereka bahwa hari ini aku akan segera berangkat untuk berlibur, namun aku tidak menjelaskan detailnya ke mereka, hanya sekedar memberikan info kalua aku akan solo trip ke Phuket. “Careful girl, chase em white dicks” reply Shafa. Aku hanya tertawa kecil sembari duduk nyaman di belakang mobil yang dikendarai ayahku.

“Hati-hati ya nak” ucap ayah ibuku. Aku menyalami mereka dan segera beranjak masuk ke terminal 2. Aku merasa sangat Bahagia dan plong, sembari terus menerus memutar rencana yang telah aku susun di otakku. Akhirnya saat yang dinanti pun tiba. Pukul 10:00, aku pun segera board pesawat yang langsung membawaku ke Phuket. Pesawat pun mendarat pukul 13:30 waktu setempat, dan tidak perlu waktu lama diriku segera menaiki taksi lokal yang segera membawaku ke Osiris Naturist Villa.

Perjalanan dari Bandara Phuket ke lokasi villa itu memakan waktu kurang lebih 1 jam. Terlihat pemandangan hutan yang indah dan pinggiran pantai alami dari jendela taksi yang membawaku. Taksi pun akhirnya melambat di sebuah area yang dipenuhi hutan, dan terlihat sebuah gerbang di ujung jalan sana. Aku pun segera beranjak turun dari mobil, melangkahkan diriku masuk ke villa yang sudah ku nanti-nanti ini.

Nah, bagi pembaca yang harapan ane sudah mulai penasaran dengan nasib Mba Vashti, kira-kira apa yang akan ia temui setelah memasuki gerbang Osiris Villa?

a. Villa yang sepi, sedikit kotor dan kurang terawat, seolah seperti sarang preman dan pamakai narkoba.
b. Villa yang mewah, terawat dan dipenuhi oleh pengunjung bule naturist high-class


Reply pilihan ente, dan pilihan yang terbanyak akan menjadi kelanjutan dari cerita ini.

Lanjutan:
Chapter II
 
Terakhir diubah:
Semangat berkarya suhu
Saya pilih A.. lebih buat penasaran dan explorenya ceritanya lebih banyak
 
Vote for A....
Villa kotor, kumuh, sarang preman dan penyamun, yang memang sengaja menjebak turis yang na'as, hehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd