Rencananya aku balik kejakarta sore nanti, tetapi bu silvi minta kalau aku ga keberatan mengantarkan kerumah orang tuanya yang sakit, kalau nunggu suaminya pasti bisa 2-3hari
Malam sekitar pukul 10 malam disaat aku sedang tiduran dengan dedek.. Tiba-tiba ada telepon masuk, aku lihat dari bu Silvi
" Pak Roy.. Maaf mengganggu, bisa tolong saya, ada ular masuk dirumah saya. Tolong Pak saya tunggu
" Baik Bu saya segera ke sana.. Jawabku
" Aa ada apa tanya dedek yang masih tiduran disampingku
" Rumah bu silvi kemasukan ular, dia minta tolong supaya Aa kesana buat ngusir ularnya
" Hii.. Serem amat, ya sudah Aa kesana tapi aku ikut.. Katanya mengikuti aku dari belakang
Memang perumahan itu masih sepi dan banyak Kavling yang kosong ditumbuhi rumput 2 yang banyak
Bu silvi membuka pintu dengan wajahnya yang ketakutan. Aku sempat terkejut melihat bu Silvi, sungguh luar biasa. Tanpa disadarinya saat itu bu silvi mengenakan baju tidur yang tipis warna pink bahkan hampir transparan berenda bunga, bukan cuma itu yg mbuatku berdecak kagum melihatnya. Buah dadanya yang besar putih dengan punting yang coklat menghiasi gunung kembar itu dengan celana dalam warna hitam kecil menutupi vaginanya
Disaat aku terpana.. Satu cubitan menyadarkan aku
" Mulai deh Aa mata keranjangnya... Malu tau.. Kata dedek
" Dimana ularnya Bu.. Tanyaku
" Di ruang tengah Pak katanya sambil memegangi lengan tangaku dan berusaha disamping belakang ku
Hemmm... Buah dadanya menempel kenyal aku rasakan, coba dedek tadi tidak ikut. Pikir ku dalam hati
Setelah ketemu ularnya, segera aku masukan kedalam karung, aku ikat besok baru aku lepas di sungai
" Maaf Pak Roy juga kamu ya dek kalau ibu baju tidurnya bikin ga nyaman, soal nya sudah terbiasa dari dulunya. Katanya baru menyadari
Belum aku menjawab dedek terlebih dahulu sudah ngomong yang menurut aku candaan yang kurang tepat
" Ohhh ga apa apa tante, kelihatan cantiknya dan masih montok. Coba saja tanya sama Aa yang pertama lihat langsung mengaggumi Ibu, mungkin sudah nafsu banget kalau lihat yang seperti ibu. Katanya sambil tersenyum melihat ku
" Dedek kamu ngomong apaan seh, balas ku.. Sambil aku coba marah sama dia
Tetapi dedek malah mengedip kan matanya seperti mempunyai maksud tertentu
" Ya sudah saya buatkan kopi dulu ya Pak, dedek mau minum apa? Tanya bu silvi
" Terima kasih Tan... Saya nemenin Aa aja katanya
Setelah bu silvi kedapur dedek dengan nafsunya langsung duduk dipangku anku, bibirnya langsung melumat bibirku dengan mainkan lidahnya
" Aa ga usah bohongin diri sendiri juga dedek, karena dimata Aa dedek sudah hafal setiap kali menginginkannya. Dedek sangat sayang Aa makanya dedek bantu malam ini juga mendapat bu silvi. Karena dedek sudah dengar dari mamah kalau bu silvi kesepian.. Bisik dedek
Aku tidak membalas omongan dedek tetapi aku ikutin kemauan dedek walaupun masih sedikit tidak percaya
Luar biasa dedek sudah jongkok dan mengeluarkan batang kemaluan ku dari resleting, aku sudah tidak bisa berfikir sehat lagi ketika dedek sudah mengulum penisku dan menjilati kepalanya
" Dedek.. Akhss, nanti bu silvi datang sayang... Desahku menahan nikmat
Disaat aku bilang seperti itu ternyata bu silvi sudah ada dibelakangku..
" Hemm... Maaf apa ga salah tempat katanya yang sempat mengagetkan aku
Dedek langsung reflek bangun dan menarik aku untuk berdiri sampai aku lupa memasukkan kembali kemaluan ku yg sudah berdiri mengangguk
Disinilah yang memang direncanakan dedek sebelumnya. Bu Silvi berdiri bengong matanya menatap tajam kearah batang penisku dan dia malah tersenyum
" Maaf ya Tan.. Dedek sudah ga tahan, tadinya sebelum tante telepon kita lagi bercumbu, Aa kalau sudah begitu sama dedek bisa sampai 2 jam lebih kadang dedek yang ga sanggup Tan, itunya Aa mentok bikin gimana gitu. Pokoknya kalau Aa sudah mulai jarang ada wanita bisa mengimbanginya..
Mendengar perkataan dedek bu silvi diam terpaku...
" Ya sudah ya Tan.. Kalau sudah selesai kita mau lanjut lagi, karena salah tempat kalau disini,kecuali kalau maaf tante pengen bukti kan kebenaran omong dedek tadi..kata dedek sembari mencoba memasukan batang penisku yang masih kencang
Bersambung