Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Wanita Yang Menutup Aurat

Status
Please reply by conversation.
Chapter 14

Aku benar benar shock dengan apa yang kulihat. Kehadirannku sepertinya membuat ibuku semakin liar memacu kontol Asep. Sekujur tubuhnya sudah basah oleh keringat.

"Kom, liat emak lagi ewean. Ayah kamu paling seneng liat emak ewean. Nikmat..." kata ibuku tersenyum melihatku yang shock melihat kejadian di depanku.

Entah kenapa aku tidak bisa menggerakkan kakiku. Seolah yang aku lihat adalah tontonan yang sangat menarik dan sangat sayang ditinggalkan begitu saja. Kehadiranku justru membuat ibuku semakin liar memacu tubuh Asep. Benar benar gila, tidak ada rasa malu sedikitpun di wajah cantik ibuku.

"Ampumnn Bu Haji, Asep gak kuat mau ngecrot...!" kata Asep merintih.

"Jangan ngecrot dulu, Sep...!" Bu Haji blom kelllluar lagiiii..!" kata ibuku tak perduli kehadiranku uamg yetdudk lemas di hadapannya melihat adegan yang membuat sekujur tubuhku terbakar. Nafasku tersengal sengal melihat adegan ibuku yang menggerakkan pimggulnya dengan bersemangat.

"Ampun Bu Haji, Asep udah kellluar. Ngilu...!" kata Asep. Entah apa yang dirasakannya sampai begitu.

"Sebentar Sep, Bu Haji mau kellluar lagi...!" kata ibu tubuhnya terlihat mengejang disertai jeritan tanpa arti yang akan membuat setiap orang yang mendengarnya merinding terangsang.

Gila, aku melihat ibuku melakukan dosa besar menikmati buah terlarang yang hanya boleh dilakukan suami istti. Ini zinah dan hukuman yang pamtas adalah rajam. Kenapa mataku tidak mau berpalimg dari selangkangan ibuku. Melihat memek ibu menelan kontol Asep tanpa menyakitinya bahkan mendapatkan rasa nikmat yang jelas terpancar di wajah ibuku.

"Kok kamu pulangnya cepet?" tanya ibuku sanbil bangun dari atas pangkuan Asep sehingga kontol Asep yang sudah lemas tercabut dari memeknya. Ibuku duduk berhadapan denganku dengan kaki yang mengangkang.

Memek ibuku yang mulus tanpa jembut karena rajin dicukur terbuka indah menghipnotisku tidak mampu berpaling. Dari dalamnye perlahan keluar cairan putih kental yang cukup banyak itu pasti pejuh Asep.

"Ini namanya pejuh..!" kata ibuku mengorek cairan pejuh yang berwarna putih dan kental dengan jari telunjuknya sambil diangsurkan ke wajahku.

Bau pejuh yang tajam masuk ke dalam indra penciumanku. Bau yang menurutku sangat harum, bau yang bercampur dengan cairan memek ibu dan mampu membuat sekujur tubuhku terasa panas dan aliran darahku bergerak cepat.

"Emmmmak kennnapa ayyah barru meningggal...!" tanyaku tidak mampu meneruskan pertanyaanku. Otakku yang menjadi buntu dengan adegan yang terjadi di depan mataku. Adegan yang sangat tidak pantas untuk aku lihat, tapi kenapa ibuku justru senang memperlihatkan semuanya kepadaku seolah olah itu adalah hal yang harus aku pelajari. Bukan lagi hal yang tabu.

Aku melihat kontol Asep yang sudah lemas. Ada sisa sisa bercak putih yang menempel. Terbersit keinginanku untuk menyentuhnya, merasakan tekstur urat urat yang melingkar di sekelilingnya. Tapi rasa malu dan harga diri yang terlalu tinggi membuatku tidak melakukannya.

"Ayah kamu paling seneng ngeliiat emak diewe orang, Kom. Biar ayah kamu tenang ngeliat emak lagi diewe." kata ibu sambil merangkak menghampiriku duduk di lantai dan langsung memelukku.

Aku tidak berusaha menghindar, entah kenapa aku sangat suka mencium bau lelaki yang menempel di tubuh bugil ibuku. Bau tubuh lelaki yang selalu membuatku mengalami sensasi dahsyat. Terbesit dalam pikiranku untuk mendapatkan sensasi yang lebih dahsyat dari pada yang aku alami saat ini. Sensasi yang membuat ibuku rela membiarkan setiap lelaki mencicipi tubuh montoknya yang indah.

"Kamu pulang, Sep..!" kata ibuku ke Asep yang bangkit berdiri, kontolnya mulai menegang kembali.

"Emang gak mau dilanjut, Bu Haji? Liat, kontol Asep udah ngaceng lagi.!" kata Asep kurang ajar sambil memperlihatkan kontolnya tepat di depan wajah kami.

"Jangan kurang ajar, Sep. Ada Kokom.!" kata ibuku, berbeda dengan apa yang diucapkannya. Tangannya memegang kontol Asep dan mengulumnya seperti sedang mengulum permen.

"Emak...!" kataku kaget melihat jbuku tanpa rasa jijik menghisap kontol Asep di depan mataku. Benar benar gila, seharuanya ibuku memberi contoh yang baik kepada anak perawannya. Jangan malah memprovokasi dengan timdakan bejatnya.

"Waktu ayahmu masih hidup, ayahmu paling seneng Emak ngisepin kontol..!" kata ibuku kembali melakukan aktifitas bejadnya.

Aku melihat Asep yang tersenyum mengejek. Raut wajahnya terlihat sangat menikmati kuluman ibuku pada kontolnya. Entah apa rasanya mengulum kontol seperti yang ibuku lakukan. Kenapa ibuku tidak merasa jijik malah seperti menikmatinya.

"Sudah dulu ya, Sep. Kasian Kokom masih kaget." kata ibuku melepaskan kulumanya.

"Keluarin dulu Bu Haji..!" kata Asep kurang ajar. Tangannya menowel pipiku yang halus. Entah kenapa aku tidak marah, padahal aku mudah terpancing olwh sifat Asep yang membuatku muak.

Ibuku tidak menjawab, dia kembali mengulum kontol Asep dan kadang kadang dikocok kocok dengan tangannya. Pemandangan ini membuatku tergoda untuk ikut menghisap kontol Asep, apa senikmat seperti yang aku lihat.

"Mau nyobain, Kom?" tanya ibu membuatku terkejut. Gila, ibuku malah menawariku melakukan apa yang dia lakukan. Benar benar ibu yang gila.

"Emak apa apaan, sich...!" aku merajuk manja walau jauh di lubuk hatiku sangat menginginkannya, merasakan mengulum kontol seperti yang dilakukan ibuku.

Ibuku tidak menjawab, dua begitu azik dengan kontol Asep dalam genggaman tangannya. Gerakkan ibuku semakin cepat mengocok kontol Asep sementara mulutnya mengulum kepala kontol Asep.

"Bu Hajiiii Asep kellluar...!" Asep mengerang keras, tangannya memegang kepala ibuku dengan kurang ajarnya mendorong kontolnya semakin masuk ke dalam mulut ibu. Gila, apa yang aku lihat benar benar gila. Ibuku tidak marah dengan kekurang ajaran Asep.

"Ennnak banget sepongan Bu Haji...!" kata Asep saat kontolnya keluar dari mulut ibuku.

Aku melihat wajah ibuku yang menjadi merah. Mulutnya terbuka memperlihatkan cairan pejuh Asep di dalamnya. Tubuhku merinding melihat cairan pejuh Asep di mulut ibuku. Pasti nikmat rasa pejuh sampai ibuku begitu menyukainya. Terbukti ibuku menelan pejuh Asep hingga habis tanpa sisa.

"Asep pulang dulu ya, Bu Haji..!" kaya Asep yang ternyata sudah berpakain. Tangannya terjulur mencium tangan ibuku. Sementara tangan kirinya meremas payudara ibuku dengan kurang ajarnya.

"Emak kenapa?" tanyaku setelah Asep pergi. Ibuku masih dalam keadaan bugil tiduran di kasur lantai yang ternoda oleh ceceran pejuh dan cairan memek ibuku. Aroma sisa sisa persetubuhan masih tercium olehku.

"Apanya yang kenapa, Kom?" tanya ibuku tersenyum tanpa merasa bersalah dengan perbuatannya.

"Kenapa Emak ngebiarin Kokom ngeliat emak lagi ewean?" tanyaku heran, ada ibu yang seperti ibuku.

"Waktu ayahmu masih hidup, Emak selalu ewean ditonton ayakmu. Sejak ayahmu meninggal, gak ada yang ngeliatin emak ewean, emak gak bisa menikmatinya. Tadi waktu Kokom liat emak lagi ewean, rasanya nikmat banget. Emak bisa orgasme lagi. Maafin emak ya, sayang. Emak jadi punya kelainan seperti ayah kamu." kat ibuku tidak berani menatap wajahku.

"Makanya Emak sengaja supaya Kokom liat?" tanyaku. Aku harus mencari informasi kelainan yang dialami oleh mendiang ayahku dan ibuku.

"Iya, maafin Emak..!"kata ibuku sambil bangun mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai dan memakainya.

"Emak gak takut Kokom jadi pengen ewean gara gara liat emak ewean?" tanyaku menatap wajah ibuku.

"Kalo kamu mau nhelepas perawan, nanti saja di Gunung Kemukus." kata Ibu membuatku heran. Kenapa harus di Gunung Kemukus? Apa ibu berniat melakukan ritual swx di Gunung Kemukus lagi. Dan kenapa ibuku seperti menginginkanku melakukan ritual sex di Gunung Kemukus.

"Kenapa harus di Gunung Kemukus, Mak? Emak mak mau Kokom melakukan ritual sex di Gunung Kemukus?" tanyaku heran.

"Kenapa tidak. Emak ngijinin kamu melakukan ritual sex di Gunung Kemukus agar kamu terhindar dari musibah." kata Emakku tenang.

"Itu sirik, mak!" kataku heran, kenapa ibuku melakukan perbuatan kotor yang dilarang agama.

"Di sana kita minta ke Tuha, bukan ke siluman, hanya ritualnya saja yang nyeleneh biar hajat kita cepat terkabul." kata ibu sambil memelukku yang duduk di kasur lantai.

"Rencananya Malam satu suro, minggu depan mak mau ke Gunung Kemukus lagi, ritual dengan seseorang dan juga meminta bantuan orang itu untuk menyelidiki siapa yang sudah membunuh ayahmu." kata ibuku.

"Siapa orang itu, Mak?" tanyaku penasaran.

"Nanti kamu juga akan kenal siapa orang itu." kata ibuku penuh rahasia.

********

Di kamar aku gelisah tidak bisa tidur padahal sudah jam 12 malam. Aku masih memikirkan apa yang dikatakan ibuku tadi dan terlebih adegan ibuku ewean dengan Asep. Gila, adegan itu membuatku gelisah, tubuhku panas dingin.

Lebih gilanya lagi ibuku memberi lampu hijau buatku merasakan kenikmatan sex. Tapi aku disarankan melepas keprawananku di Gunung Kemukus. Gunung Kemukus, ala aku bisa bertemu dengan Satria di sana dan melakukan ritual dengannya. Wajah pemuda itu terbayang olehku dengan senyumnya yang menawan membuat wajahku menjadi panas. Jantungku berdegup kencang membayangkan Satria yang akan mendapatkan perawanku.

"Ceu Haji..!" aku mendengar suara ketukan di jendela kamar ibuku yang berada tepat di sebelah kamarku. Tidak heran aku bisa mendengar suaranya. Aku seperti mengenal suaranya. Tapi siapa..

"Ceu Haji...!" kembali orang itu memanggil ibuku dan aku baru sadar, itu adalah suara bapaknya Ecih. Mau apa dia malam malam datang mengendap endap memanggil nama ibuku.

"Iya, Kang Mamat. Ada apa?" aku mendengar jendela kamar ibuku terbuka.

"Akang kangen sama memek ceu Haji...!" kata ayah Ecih begitu kurang ajar. Gila, apa ayahnya Ecih juga sering mencicipi tubuh ibuku.

Bersambung
 
Aihhhh makin mantap aja suhu... Pengennya sih diperpanjang lagi updatenya & lebih pelan dan detail lagi...hahahaha banyak maunya ya suhu? Sorry suhu :tegang::mantap:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd