Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA WASIAT

Status
Please reply by conversation.

POV HENI



Tepat sebulan adikku reni meninggalkan kami untuk selamanya, dan aku benar benar membenci reza yaitu iparku sendiri, kok bisa2nya dia tidak tahu keadaan istrinya sendiri, aku tidak habis fikir suami macam apa dia sehingga dia acuh.

Namun kebencian ku tidak aku luapkan seperti kak Nining, amarah ku masih bisa aku tahan namun hatiku tidak bisa bohong bahwa aku benar benar membenci reza, karena aku adalah tipe wanita yang sangat berpendirian, ketika hatiku mencintai seorang maka aku akan tetap mencintai nya, namun ketika hatiku membenci seorang maka orang tersebut akan aku black list, rasa rasanya akan sulit untuk memaafkan reza.



Sama seperti suamiku kami berdua dijodohkan oleh ayahku, mas Ibnu merupakan rekan kerja ayahku semasa dia bekerja di PT Air Awet Muda, perusahaan swasta yang bergerak di usaha air kemasan dan air mineral, mereka berdua adalah rekan dalam menyuplai air kemasan ke pelanggan, ayahku merupakan supir truk utama sedangkan mas Ibnu adalah supir pengganti.

Aku dijodohkan lantaran ayahku melihat sifat mas Ibnu yang baik dan bisa bertanggung jawab.



Selisih usiaku dan mas Ibnu adalah 15 tahun, pada awalnya aku menolak dijodohkan dengan mas Ibnu, buka karena aku mempunyai calon lain tapi ketika itu aku ingin lebih fokus mengajar di pondok pesantren tempat ku mondok dulu, namun apalah daya pada akhirnya aku dengan rela menerima mas Ibnu sebagai suamiku.



Aku dan mas Ibnu sudah dikaruniai seorang anak perempuan bernama Mala yang sekarang sudah berumur 5 tahun yang sekarang sudah masuk TK, namun sampai sekarang pun aku masih berusaha untuk mencintai mas Ibnu namun tidak pernah bisa, aku hanya melakukan kewajiban ku sebagai seorang istri, baik dalam hal mengurus anak, menyiapkan makan, menyiapkan kebutuhan kerja maupun ketika berada diranjang.



Keuangan keluarga kami sangat pas2an, apalagi suamiku sekarang sudah pensin dan dia sibuk mengurus bisnis jual beli Bunga hias yang keuntungan nya tak seberapa, namun aku selalu bersyukur atas apa yang diberikan oleh yang di atas.

berbeda dengan almarhumah Reni dan reza, mereka mempunyai segalanya namun mereka belum dikaruniai anak, entah apa alasan mereka apakah mereka menunda atau bagaimana, aku tidak tahu.



“Maa.. ayo berangkat sekolah..”

Ucap anakku, membuyarkan lamunanku

“Iya sayang, tugas yang dikerjakan semalam sudah dimasukkan ke dalam tas..?”

Balasku..

“Sudah ma..”

Jawab mala

Setelah itu kamipun segera keluar rumah hendak berangkat ke sekolah, tak lupa aku menghampiri suamiku yang sedang sibuk menyirami tanaman nya.

“Pa.. aku berangkat dulu ya.. ayo sayang Salim dulu ke papa”

Kataku kepada suamiku, dan menyuruh mala salam ke papanya,

“Iya maa.. hati2 ya, bawa motornya pelan2 saja”

Timpal suamiku mengingat kan.

“Baik pa.. assalamualaikum..”

Ucapku sambil berlalu meninggal kan suamiku.



Ditengah perjalanan menuju sekolah nya mala, mataku tepaku melihat seorang laki2 muda, yang bertubuh kurus dan di dagunya ditumbuhi bulu2 janggut yang tipis tidak beraturan, dia sedang berjalan sambil membawa kertas plastik hitam.

Itu kan reza, kenapa dia kurus banget? Dan nampak hidupnya tidak ter urus. Gumam ku dalam hati, ah mungkin dia sengaja terlihat seperti itu biar semua orang tahu dia merasa kehilangan Reni, padahal kan dia tidak perduli keadaan istrinya semasa hidup, gumam ku dalam hati.



Memang dulu tidak bisa ku pungkiri, aku sangat takjub ketika Reni membawa reza ke rumah orang tua ku, dan mereka berencana untuk menikah, rasanya ada ruang dalam hatiku yang terbuka, namun aku sadar bahwa aku sudah menikah dan punya seorang anak, rasa itu segera aku tepis.



Sesampainya disekolah nya mala, kembali teringat saat aku melihat reza tadi, kenapa dia seperti itu ya? Gumam ku,

Seharusnya dia merasa lebih leluasa ingin itu ingin ini setelah kepergian Reni, apalagi sekarang usaha nya lagi di masa masa jayanya, kan dia sudah expor ke berbagai macam negara dari hasil kebunnya, ucapku dalam hati.



Aku terus bertanya tanya didalam hati dan terus bersuuzon kepada reza, sampai anak ku datang menghampiri.



“Ayoo maa, kita pulang..”

Ucap mala, mengagetkan ku..

“Eehh iya sayang kelas nya sudah selesai ya..?”

Balas ku,

“Sudah maa, ini kan sudah jam 11”

Ucap mala,

“Ehh ya sudah kalo gitu, ayo sayang..”

Kataku mengajak mala pulang.

Ya ampun sudah berapa lama aku membayangkan reza dengan kondisi nya seperti itu, dan ber perasangka buruk padanya..



Setelah sampai dirumah, kemudian aku dan mala Salim pada suamiku..

Lantas aku segera menuju ke dapur untuk masak, setelah acara masak memasak selesai, dengan menu yang ku buat sederhana hanya sayur bening dan tempe balado beserta kerupuk kulit sisa kemarin, aku segera menyiapkan menu tersebut di meja makan.

Azan zuhur berkumandang, setelah selesai menunaikan ibadah, kami segera menuju ke meja makan untuk menyantap hidangan yang sudah aku siapkan.



“Maa tadi pagi jam 9 ada yang datang, ngasih surat ini katanya dia adalah pengacara nya Reni,..”

Kata suamiku di tengah acara makan siang kami

“Surat apa paa..?”

Kataku bingung,

“Gak tahu maa, belum aku buka, tadi aku fikir orang itu mau beli tanaman..”

Ucap suamiku sambil nyengir..

“Baik pa, nanti selesai makan aku buka..”

Kataku, sambil mengambil surat tersebut dan menaruh nya disamping piring.



Acara makan siang ku bersama keluarga pun selesai, menu yang sederhana namun kami sangat menikmati nya, setelah semua piring2 kotor dan bekas alat dapur yang terpakai sudah ku bersihkan, lantas aku kembali ke ruang tengah hendak ingin membaca surat yang diberikan oleh suamiku, yang katanya surat tersebut dari pengacaranya Reni.

Surat itupun aku buka.

Isi surat itu:



Innalillahi wa innalillahi rojiun

Bersama surat ini saya pribadi turut berbela sungkawa atas meninggal nya ibu Reni Puspa, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.

Bersama surat ini pula, saya Hadi Cahyadi selaku pengacara dari ibu Reni Puspa, mengundang bapak Andre Irawan, ibu Ulya Ningsih, Ibu Fani Risma dan ibu Heni Riskika, agar bisa hadir semua pada tanggal 30 Februari 2021, kami sangat mengharapkan kehadiran ibu dan bapak tanpa terkecuali di kantor kami yang beralamat sesuai alamat di atas, untuk bersama menyaksikan dan mendengarkan surat wasiat dari ibu Reni Puspa.

Sekian wassalam.






Isi surat tersebut sangat mengejutkan ku, sejak kapan Reni punya pengacara, apa yang sebenarnya terjadi, kenapa sampai harus menulis surat wasiat segala. Pertanyaan itu terus muncul dalam benakku.

Aku harus segera ngasih tahu kakak2 ku, disurat tersebut tertulis tanggal 30 Februari 2021, itu berarti 2 minggu lagi, kemudian aku segera memfoto surat tersebut dan mengirimkan nya via wa grup keluarga, yang dimana anggotanya hanyalah sodara dan ipar2ku, namun terlebih dahulu aku meminta kak Nining untuk mengeluarkan reza dan Reni dari grup tersebut, karena aku takut nanti reza juga melihat surat itu.



Setelah aku mengirimkan surat itu, komentar2 pertanyaan dari kakak2 ku seperti peluru yang bertubi tubi, namun aku juga masih bingung harus menjawab apa.

Akhirnya kami sepakat 2 minggu lagi akan menemui pak Hadi Cahyadi selaku pengacara nya Reni dikantor beliau.



“Assalamualaikum... hen itu surat apa..?”

Tanya kak Nining kepadaku melalui telpn.

“Aku juga gak tahu kak, tadi pagi setelah aku pergi anter mala sekolah, kata mas Ibnu ada yang dateng nyariin, lalu dia nitip surat itu..”

Ucapku pada kak Nining,

“Ya sudah hen, eehh tadi untung kamu nyuruh kakak ngeluarin lelaki brengsek itu dulu dari grup wa..”

Balas kak Nining,

“Yaa ampun kak, Heni juga benci sama reza, tapi ndak usah lah pakai embel2 brengsek..”

Ucapku pada kak Nining

“Biarin aja, dia emang suami gak bertanggung jawab kok..”

Balas kak Nining mulai sewot.

“Ya sudah terserah kakak, eh tapi tadi Heni liat reza kak, dia keliatan kurus dan hidupnya seperti kacau gitu..”

Timpal ku pada kak Nining,

“Yaa biarin aja hen mungkin itu karma buat dia, dia kan dulu gak pernah ngurusin Reni, sekarang dia yang gak di urus sama keluarga nya..”

Ucap kak Nining, yang terdengar acuh,

“Ya kan emang reza gak punya keluarga kak, selain kita..”

Balasku ke kak Nining,

“Ya juga ya, tapi ya udah lah bodo amat sama nasib nya reza, waktu kamu minta aku kick dia dari grup aku sudah gak anggep dia keluarga,..”

Ucap kak Nining terdengar kesel,

“Kalo Heni masih anggep dia keluarga kak, apalagi dia keliatan sayang banget sama mala, ehh.. tapi Heni gak tau juga kak, setelah apa yang terjadi pada Reni mungkin aja sayang dan perhatian nya ke semua orang cuman topeng ya..??”

Kataku terlihat bingung,

“Nah itu kamu faham, ya sudah kakak mau istirahat dulu ya.. assalamualaikum..”

Ucap kak Nining meng akhiri percakapan kami



Fikiran2 tentang reza mulai menghantui ku, rasa sayang nya pada keluarga ku pada keluarga saudara2 ku, apa mungkin itu cuman kedok dia saja ya..? Hhmm kataku bergumam dalam hati,

Ahh.. tapi aku gak mau seperti kak Nining yang tidak menanggap reza keluarga lagi, aku memang memasukkan reza ke daftar orang yang aku Benci namun tidak se extreme kak Nining.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd