Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA WASIAT

Status
Please reply by conversation.
Bimabet

POV REZA



Hari hari yang ku jalani terasa hampa, harta berupa uang, mobil dan aset2 berupa tanah dan properti sudah ku miliki, namun tak ada artinya sejak Reni minggalkan ku, aku tidak tahu bagaimana harus menikmati kekayaan ku.

Kondisi rumahku sekarang betul2 seperti kapal pecah, selama sebulan setelah kepergian Reni aku tidak pernah membersihkan rumahku, memang pada saat Reni masih hidup kami mempekerjakan mbok darsih yang khusus bertugas membersihkan rumah dan mencuci pakaian kotor, setelah tugas nya selesai dia akan segera pulang.

Namun semenjak Reni meninggal, mbok darsih aku suruh tidak masuk kerja dulu aku beralasan ingin tenangin fikiran, beberapa kali mbok darsih datang ingin melakukan tugas nya yaitu bersih2 rumah, tapi aku langsung menyuruh nya pulang dengan sopan.



Aku sangat terpukul dan setres dengan kepergian nya Reni dan ditambah lagi dengan keluarga Reni yang membenciku, namun hal tersebut tidak lantas membuat aku akan melampiaskan ke hal hal yang negatif, seperti mabuk, narkoba dan main cewek, hal2 tersebut sangat tidak mungkin rasanya akan terjadi, walaupun keadaan ku seperti ini jika waktu ibadah telah tiba aku akan segera menunaikan nya.



Ketika aku sedang duduk melamun meratapi nasib, tiba tiba “ttiingg” bunyi notifikasi di smartphone ku, aku segera mengambil nya dan seketika itu aku menjadi semakin lemas dan bertanya tanya, kok bisa bisanya mereka sampai setega ini, kenapa kak Nining sampe tega mengeluarkan ku dari wa grup keluarga?

Memang hal ini sangat sepele, mereka mengeluar kan ku dan Reni dari grup wa mereka jelas2 sudah menutup segala informasi, hal itu membuatku sangat terguncang aku sudah tidak memiliki siapa2 lagi, istriku Reni sudah tiada dan keluarganya pun kini menghindari ku bahkan mereka sudah menganggap ku bukan bagian dari mereka.



Aku berpikir kemana harus ku mengadu dan meluapkan semua rasa sesak dalam hati, seketika itu pula aku teringat kak fani, hanya dia yang terlihat tidak menghindari ku, ketika proses acara 9 harinya Reni cuman dia yang sesekali menyapa dan senyum padaku.

Kak fani adalah kakak ke ketiga mendiang istriku Reni, dia sudah menikah dengan seorang pengusaha mebel keturunan Arab, dia merupakan istri ke 3 dari pengusaha tersebut dan usia mereka terlampau sangat jauh, kak fani yang sekarang berusia 28 tahun sedangkan suaminya berusia 50 tahun, walaupun usia suaminya sudah lanjut tapi kondisi nya cukup sehat dan sangat aktif menjalankan usaha nya, namun informasi yang aku dapatkan bahwa 5bulam terakhir ini usahanya mengalami kebangkrutan.

Namun aku mengenal kak fani bukan tipe wanita yang bersifat habis manis sepah dibuang, dia masih setia menemani suami nya, begitu pula dengan madu2 nya mereka semua sangat setia walaupun mereka akan jatuh miskin, kak fani dengan madu2 nya sangat akrab tidak ada kebencian diantara mereka semua.

Kak fani diberikan tempat tinggal di sebuah perumahan grand Krakatau dengan type 36, rumah yang menurutku cukup untuknya mengingat dia juga belum mempunyai anak, kak fani sangat dibebaskan oleh suaminya kemanapun dia pergi, hal itu tidak disia siakan oleh kak fani, dia lantas memuaskan dirinya Untuk melakukan hobinya semasa lajang dulu yaitu keliling ke segala penjuru daerah untuk mendaki gunung.





Ttuuyt ttuuutt tuutttt......

“Assalamualaikum kak..”

Ucapku lirih

“Waalaikum salam, Iya Za..”

“Jawab kak fani,

“Kak hatiku sangat kacau, aku rasa semua orang begitu sangat membenciku..”

Ucapku kepada kak fani,

“Hmm... jujur Za, memang kita sangat terpukul dengan kepergian nya Reni, apalagi setelah mengetahui penyakit yang dideritanya dan namun kamu sendiri tidak mengetahui nya, itu membuat asumsi kami menjadi bias, termasuk aku juga Za, tapi apa mau dikata toh semua juga sudah terjadi, jujur aku juga sempat membenci mu, namun perlahan aku sadar, buat apa aku membenci seseorang nanti malah membuat hatiku merasa terbebani, jadinya aku berusaha untuk melupakan nya..”

Tutur kak fani padaku,

“Kak.. aku minta maaf karena sudah gagal menjaga Reni..”

Ucapku, dengan mata yang berkaca kaca..

“Iya Za..”

Ucap kak fani singkat

“Kak.. aku mau tanya, kenapa kak Nining sampe mengeluarkan ku dari grup wa keluarga..?”

Tanya ku pada kak fani,

“Hhmmm... Kalo masalah itu, aku tidak tahu Za,..”

Jawab kak fani terbata bata,

“Apa kak Nining se begitu bencinya ya..?”

Kataku menimpali,

“Kurang tahu juga Za, kamu kan tahu sendiri bagaimana sikap kak Nining, setelah kepergian Reni dan tahu penyebab nya apa..”

Ucap kak fani,

“Hmm.. iya kak, kalo gitu aku pasrah saja kak..”

Timpal ku,

“Kamu yang kuat ya Za, mungkin dibalik semua ini ada hikmah nya..”

Ucap kak fani berusaha menguatkan ku,

“Baik kak, terimakasih sudah mau meladeni ku..”

Kataku lagi,

“Iya Za, kalo begitu udah dulu ya Za,..”

Ucap kak fani, ingin segera mengakhiri..

“Baik kak terimakasih atas waktunya..”

Kataku.

“Iya Za, assalamualaikum..”

Timpal Kak fani mengucapkan salam, tanpa sempat ku balas..




POV FANI



10 menit setelah kak Nining mengeluarkan reza dan Reni dari grup internal wa keluarga, aku sempat bingung mengenai surat yang dikirim oleh Heni, sesekali aku menanyakan perihal surat tersebut yang informasi dari Heni, bahwa itu diberikan oleh pengacaranya Reni.

Inisiatif dari kak Nining juga menurutku tepat yaitu mengeluarkan reza dari grup wa, barangkali ada sesuatu yang ingin di ungkap oleh Reni setelah kepergian nya tentang kehidupan rumah tangga nya bersama reza,



Ditengah2 lamunan ku, tiba2 hp ku berbunyi setelah melihat nya ternyata reza yang menelepon, setelah kami mengobrol panjang lebar, terdengar dari suaranya yang nampak seperti bergetar menunjukkan bahwa itu memang benar2 tulus dari hatinya, berkat studi yang ku ambil semasa kuliah dulu yaitu psikologi, aku bisa membaca karakter2 orang apakah dia berbohong atau dia jujur hanya dengan melihat raut wajah, gerak gerik tubuh maupun dari suaranya.

Ketika reza meluapkan keluh kesahnya, aku merasa iba dan kasihan padanya, sebab dia hanya seorang diri menghadapi musibah yang besar ini, dikarenakan kami semua menjaga jarak darinya, sempat terlintas dikepala ku ingin membantu reza berhasil keluar dari masalah ini dan membuat dia semangat lagi, namun aku teringat surat yang di share oleh Heni yang katanya dari pengacara Reni, lantas aku mengurungkan niat ku untuk membantu reza semangat lagi.

Aku harus mengungkap apa yang sebenarnya terjadi, aku gak boleh gegabah mungkin saja kehidupan rumah tangga Reni memang lagi dalam masalah sebelum dia meninggal. Gumam ku dalam hati.



Hari ini seharusnya merupakan giliran ku dikunjungi oleh mas faruk, yaitu suamiku sendiri.

Namun tadi pagi dia sempat menelepon kalo dia lagi kurang sehat demam lumayan tinggi, dia minta izin kalo mau dirawat di tempat mbak syifa saja yaitu istri pertamanya, lantas aku iya kan saja permintaan suamiku, dia beralasan kalo ditempat mbak syifa ada anak2nya yang bisa mengurusnya, kalo dia ke tempatku dia tidak ingin membuat ku repot, lantas aku iya kan saja permintaan nya dengan sopan.



Sudah 4 tahun aku dan mas faruk menikah, pernikahan kami sempat ditentang oleh ibuku sendiri lantaran usia kami yang terpaut sangat jauh, dan juga mas faruk sudah memiliki istri, namun aku tetap teguh dengan pendirian ku untuk tetap menikah dengan mas faruk.



Alasan aku ingin menikah dengan mas faruk adalah bukan karena cinta dan harta yang dia miliki, namun pada saat itu aku sedang gila2nya untuk melakukan penelitian, bagaimana rasanya menjalin hubungan rumah tangga dengan orang yang sudah lanjut usia dan bagaimana rasanya menjadi istri yang dipoligami, yang dimana nanti hasil riset ku tersebut akan ku tuangkan dalam sebuah tulisan , namun tentu saja alasan ini tidak aku sampaikan kepada keluarga ku.

Setelah memikirkan matang matang keputusan ku, akhirnya pilihanku jatuh ke pada mas faruk.

Setelah hampir 2 tahun menikah niat ku untuk melanjutkan riset ini perlahan lahan mulai hilang, yang pada akhirnya aku sudah terjebak dengan permainan ku sendiri, aku sudah berusaha untuk mencintai mas faruk, namun tidak pernah bisa sudah ku paksakan hatiku untuk bilang aku cinta suamiku tetap saja tidak bisa, tapi kalo dalam urusan mengabdi dan melayaninya ketika dia menginap dirumah ku, aku selalu dipuji oleh nya mengenai ketelatenan ku mengurusnya maupun ketika kita berada diranjang dalam urusan melepas dahaga nafsu.



Satu hal yang paling aku suka dengan sikap mas faruk, dia tidak pernah memarahi ku dan memasang muka masam untuk ku walaupun aku membuat kesalahan, bahkan dia membebaskan aku untuk melakukan apa saja, dan berhubung ketika lajang dulu hobiku adalah muncak ke gunung2 maupun mendatangi tempat2 seperti danau, air terjun dan pantai, maka ku ungkapkan semua hal tersebut kepada mas faruk bahwa aku ingin melanjutkan hobiku dulu ketika masih lajang, tanpa diduga duga mas faruk pun mengizinkan ku dengan bebas meng explor hobi2ku dahulu.



Mengenai masalah percintaan dan mencintai memang semua saudariku tipe nya hampir sama, yaitu sangat sulit sekali untuk bisa mencintai, berkat ilmu yang ku miliki, aku bisa menerka nerka bahwa saudari2 ku menikah bukan atas dasar saling cinta, Iya mungkin suami mereka mencintai mereka dengan segenap hati, namun aku ragu pada saudari2 ku.

Namun berbeda dengan Reni, aku melihat dia sangat bahagia, ya memang sih reza adalah pengusaha sukses dan dia sangat kaya dengan umur nya yang masih sangat muda, tapi bukan itu yang aku lihat dari kebahagiaan nya Reni, dia terlihat sangat2 menikmati apabila bersama dengan suaminya, bahkan dia pernah bercerita padaku bahwa reza itu kalo di ranjang sepeti malaikat, sentuhannya dan cumbuan nya membuat seluruh tubuh bergetar, ucap Reni padaku kala itu.

Memang aku dan Reni cukup terbuka dalam masalah Sex, namun hanya sebatas curhat2 saja.



Hal itulah yang membuat aku semakin penasaran, kenapa bisa pasangan yang terlihat saling mencintai dan mesra bisa tidak saling jujur satu sama lain, apakah ada sesuatu yang disembunyikan didalam rumah tangga nya Reni, gumam ku dalam hati.



Dan aku pun sudah tidak sabar ingin segera mendatangi pengacara nya Reni tersebut.






POV REZA



Hari demi hari terus berlalu, aku sadar bahwa kondisi ku semakin memprihatinkan dengan berat badan yang sudah turun lumayan banyak dan bulu2 dipipi dan dagu yang sudah mulai menebal, sempat timbul keinginan untuk mencukur bulu2 tersebut, namun seperti ada gejolak didalam hati, buat apa kamu cukur rapi2, toh juga gak ada yang peduli sama kamu” ucap hatiku melarang..

Dan akhirnya aku urung melakukan bersih2, kecuali mandi kalo itu sih tetap ku lakukan.



Dalam lamunan ku, tiba2 bel pintu ku berbunyi. Ting tong...ting tong....

Lantas aku dengan perlahan menghampiri pintu tersebut dan membuka nya, terlihatlah seorang pria menggunakan jas hitam berdiri tegap dan melebarkan kan mulutnya sembari tersenyum.



“Assalamualaikum pak reza..”

Ucap orang tersebut, yang ternyata sudah mengetahui namaku,

“Ehh wwwaaalaikum salam pak..”

Jawabku masih kaget, hampir mendekati 2 bulan setelah kepergian nya Reni, baru hari ini aku bertemu dengan seorang dan berinteraksi, rasanya sangat canggung dan tangan ku juga agak gemetaran.

“Santai aja pak..”

Ucap orang itu lagi sambil tersenyum melihat ku yang agak panik.

“Iyyyaa pak.. bapak siapa ya..?”

Tanyaku pada orang itu,

“Sebelumnya kenalkan nama saya Hadi cahyadi pak panggil saja hadi, dan mohon maaf sebelumnya pak bisa kita sambil duduk..”

Ucap pak Hadi, yang mengingat kan ku sambil dia tersenyum.

Lalu saya pun segera mempersilahkan pak Hadi masuk, dan mempersilahkan nya duduk di sofa



“Jadi begini pak, saya adalah pengacaranya ibu Reni Puspa, saya datang ke sini karena ada yang harus saya sampaikan kepada bapak reza..”

Ucap pak hadi menjaelaskan siapa dia,

“Haahh.. sejak kapan Reni punya pengacara..??”

Ucapku masih kaget dan mata agak melotot memandang pak Hadi.

“Sebelum saya jelaskan semua nya, saya minta bapak tenang dulu atur nafas dalam2 lalu buang perlahan, saya lihat bapak sudah agak lama tidak berinteraksi dengan orang lain”

Ucap pak Hadi dengan santun dan beliau sambil mengeluarkan beberapa berkas2 dan 2 buah flasdisk.

“Ini pak surat2 yang di tanda tangani langsung oleh ibu Reni, mengenai penunjukan saya sebagai pengacaranya,..”

Ucap pak Hadi, memberikan ku beberapa berkas dan setelah ku lihat2 ternyata memang benar ini adalah tanda tangan istriku Reni.

“Dan ini ada dia buah flashdisk, saya tidak tahu Isi nya apa, dan ini bertuliskan yang satu biat bapak reza, dan yang satu lagi buat saudar saudari ibu Reni,

Ucap pak Hadi melanjutkan penjelasan nya.



Aku satu persatu memeriksa surat2 yang diberikan oleh pak Hadi, dan aku menemukan beberapa dokumen hasil lab dari beberapa laboratorium ternama, setelah aku memeriksa satu Persatu hasil lab tersebut, dari bulan sebelumnya ke bulan2 berikut nya, yang rupanya istriku Reni selalu rutin untuk melakukan uji lab, dan aku dikejutkan oleh hasil lab yang dilakukan oleh Reni pada kali ke lima, disitu tertulis bahwa Reni didiagnosa mengidap penyakit, terdapat Tumor ganas di dalam otak nya Reni.

Aku terus memeriksa hasil demi hasil lab yang dilakukan oleh Reni, total sekitar 15x tes lab yang dilakukan oleh Reni, hatiku menjadi bingung kenapa ini semua terjadi.? Dan kenapa Reni tidak memberi tahu aku selama ini?, pertanyaan pertanyaan itu terus terngiang dalam otakku, apa sebenarnya alasan Reni.



“Pak reza, mungkin kebingungan bapak bisa terjelaskan setelah mengetahui isi flashdisk ini..”

Kata pak Hadi, membuyarkan lamunan ku

“Baik pak, coba sini saya lihat flashdisk nya...”

Ucapku berusaha mencari tahu jawaban..

“Ini pak,..”

Ucap pak Hadi, dan memberikan ku flashdisk yang terbungkus kertas coklat dan didepan nya tertulis nama ku, untuk suamiku reza halland.

“Kalo flashdisk yang satu buat siapa pak..?”

Kataku bertanya kepada pak Hadi.

“Ini untuk saudara saudari ibu Reni pak, rencana satu minggu lagi kita akan bertemu di kantor saya, untuk membahas perihal masalah ini..”

Kata pak Hadi menerangkan,

“Setelah saya lihat isi flashdisk yang untuk saya, apakah boleh saya lihat juga flashdisk untuk ipar2 saya tersebut pak..?

Ucapku karena rasa penasaran..

“Mohon maaf pak tidak boleh, pesan ibu Reni tidak boleh ada yang tahu isi flashdisk ini kecuali nama2 yang sudah tertera..”

Kata pak Hadi memberikan penjelasan,,

“Tapi pak saya juga kan bagian dari mereka, apalagi saya adalah suami dari Reni, justru saya lebih berhak dong..”

Ucapku kepada pak Hadi namun dengan sopan..

“Hhmmm baik pak reza, tapi terlebih dulu kita lihat isi dari flashdisk yang untuk bapak, nanti kalo isinya agak2 meragukan saya untuk memberi tahu isi dari flashdisk yang ke 2 ini, maka saya tidak akan kasih bapak..”

Tutur pak Hadi dengan sedikit tegas,

“Siap pak, mari Kita mulai pak..”

Ucapku, dan langsung mengambil flasdisk yang ditujukan untuk ku, kemudian langsung mencolokkan ke PC komputer ku, yang memang sudah hidup dari sebelum pak Hadi datang.



memang selama ini aku memindahkan beberapa barang yang ada di kamarku ke ruang tamu karena aku tidak kuat berada dikamar sendiri soalnya bayang2 istriku selalu muncul apabila berlama2 dikamar, salah satu barang yang ku pindahkan ke ruang tamu adalah PC ini supaya aku bisa memainkan game2 yang ku suka untuk sekedar mengurangi setres.



Isi flashdisk





“Hai sayang... 🥰🥰

Bagaimana kabar mu hari ini? Ingat jaga makannya sayangku, hmm itu itu tubuh mu kurus banget, berewok juga sudah mulai menghitam kayak nya itu, hihihi...

Eh ngomong ngomong kamu sudah ziarah belum ke kuburan ku..?

Hhmm kamu saking seteres nya sampai lupa ya ziarah ke aku,.. 🤔

Oiya sayang.. kamu ingat gak waktu kita pergi liburan ke India, aku pernah bilang kan ke kamu kalo aku tidak pernah sebahagia dan itu pasti akan ku kenang selalu, ya memang bukan karena liburannya, tapi itu tuh aksi kamu ketika kamu sebelum nya menyewa orang2 dari Bollywood untuk menyanyi dan menari seperti di film2 dan yang nyanyi kamu sendiri, eehh tapi suara kamu bagus banget trus cengkok nya depet tau yank, hehehe😁

AKU SAYANG KAMU REZA, AKU CINTA KAMU REZA, AKU CINTA AKU CINTA AKU CINTA 😭😭😭😭




Hiks..Hiks.. 😢😢

Maafkan aku reza sayang...

Aku gak pernah memberitahu kamu kondisi ku sebelumnya, bukan maksudku yang tidak2 Za.

Aku sangat sangat mencintai mu Za..😭😭😭


kamu masih muda sayang,, dan..dan kamu selalu menginginkan anak dariku, aku bukannya tidak bisa memberikan nya, aku memang sengaja tidak hamil supaya aku bisa agak lama bersama mu, kalopun aku hamil kemungkinan umurku akan jauh lebih pendek lagi, 😢😢

Aku sayang kamu Zaa... hiks hiks.... 😭😭😭😭


Dulu kan aku pernah meminta mu cari wanita lain, tapi kamu gak mau, itu aku lakukan supaya kamu tidak terlalu terpukul dengan semua ini dan kamu bisa punya anak Za😢😢 hiks.. hiks...



Alasan yang kedua juga Za..😢

Kamu tahu kan setelah kepergian orang tua ku, aku sangat terguncang dan sangat setres kala itu, aku berpikir barangkali dengan aku meninggal aku bisa segera berjumpa dengan mereka Zaa..

Hiks...hiks...

Maafkan aku sayang..😢😢




Tolong jaga keluarga ku Zaa, jaga kakak2 ku Zaa..

Aku tahu pasti sekarang mereka sangat membencimu, tapi aku minta kamu jangan pernah membenci mereka, sayangi mereka Za, bantu mereka Za apabila mereka mendapat kesusahan..

Dan mereka juga pasti akan mengetahui alasan ku diam selama ini Za, setelah itu aku yakin mereka tidak akan membenci mu lagi.. 😢😢




Hhhh....

Sayang... jangan pernah merasa bersalah lagi ya, kamu jangan sampe setres 🙂

Liat itu.. wajahmu kusut banget 🙂, tenang aja sayang..

Pasti setelah ini kakak2 ku gak akan benci kamu, bahkan pasti mereka akan berbalik sangat menyayangi mu..🙂🙂🙂




Udah dulu ya sayang, I LOVE YOU SO MUCH REZA HALLAND 😘😘





Tak terasa bulir2 air mata membasahi pipiku, aku merasa sangat merindukan Reni, hormon2 cinta terasa sangat penuh diproduksi oleh hatiku,.

Vidio selama 10 menit itu sudah mengobati luka hatiku, aku merasa bergairah kembali untuk menjalani kehidupan, rasa penasaran ku sudah terobati dengan menonton vidio tersebut..





“Pak Hadi, terimakasih ya..”

Ucapku kepada pak Hadi,

“Baik pak reza..”

Ucap pak Hadi sambil tersenyum berusaha menguatkan ku



Namun aku juga penasaran dengan flashdisk yang ditujukan kepada ipar2ku..

“Pak.. saya juga ingin mengetahui apa isi dari flashdisk yang satunya lagi..”

Ucapku kepada pak Hadi.

“Iya pak reza,, saya rasa gak ada hal2 yang aneh, seperti yang saya bayangkan, maka pak reza saya persilahkan untuk membuka nya..”

Timpal pak Hadi mengizinkan ku..



Setelah itu,

aku mulai mecolokkan flashdisk tersebut, dengan terlebih dahulu aku meng copy file yang ada di dalamnya, sementara proses copy sedang berjalan, maka segera ku buka file vidio yang dimana thumbnail nya Reni sedang duduk, sama seperti vidio yang ditujukan untuk ku..



Isi vidio:



“Hallo kak..

Aku harap kak Andre, kak Nining, kak fani dan kak Heni hadir semua ya.. 😊😊😊

Apa kabar kalian semua..? Tolong jaga ponakan ponakan ku ya kak 😊😊

Kak Heni,, mala kabarnya gimana?? Aku kangen banget sama tuh anak, aku sudah janji mau beliin dia sepatu baru.. hmmm 😌😌,, Ehh tapi tenang aja kak reza sudah aku kasi tahu kok, dia pasti akan ajak mala beli sepatu baru..
😊😊



Hmm.. trus..trus.. kalo Kak fani jadi gak muncak ke gunung rinjani..?? Aku sebenarnya pingin ikut kak, kayaknya kalo kemah di danau segara anak itu bakalan seru dah.. hehe😊😊



Kalo kak Nining pasti sibuk terus dah ni, usaha Warkop kayak nya tambah maju nih kak 😊😊

Mendingan fokusin aja kak, usulku sih kakak berhenti aja jadi sales mobil, mendingan di Warkop kerja nya santai, kakak tinggal tunggu cuan aja yang dateng 😃😃 hehe




Ini dia nih kakak ku yang paling ganteng dan paling jail,.. hihi😃😃

Kak Andre nih,.. orang super sibuk buk buk buk buk terus.... hehe

Kerjaanya buatin orang2 rumah mulu, malah rumah sendiri jarang di tidurin, wkwk😄😄

Kasian tuh, kak Ulfa ditinggal terus, nanti diambil orang baru tahu rasa 😄😄wkwk..


untung kak Ulfa ada temen ngegosip itu tuh buk sukini yang make up nya kayak aspal bandara, luntur dikit langsung ditambal.. hehe



Hmmm...Kkaakk maafin Reni yaa🙁🙁🙁



JLLEEP......

Tiba tiba listrik dirumah ku mati..

“Waduh mati listrik kayaknya ini pak..”

Ucapku ke pak Hadi..

“Iya pak, bapak tidak ada laptop..?”

Kata pak Hadi menimpali.

“Kebetulan laptop saya tertinggal dikebun pak..”

Balasku,

“Wahh.. saya juga kebetulan tidak bawa nih pak..”

Ucap pak Hadi..

“Baik pak, tadi sih sudah saya copy pak, semoga saja sudah selesai..”

Kataku ke pak Hadi..

“Iya pak semoga saja, kayaknya lama nih pak mau nyala lagi..”

Tukas pak Hadi.

“Iya pak,..”

Kataku singkat..

“Kalo begitu saya pamit aja ya pak reza..”

Ucap pak Hadi,

“Baik pak, saya sangat2 ber terimakasih bapak sudah menyampaikan ini semua, saya merasa agak tenang setelah tahu informasi ini..”

Ujarku, dengan perasaan mulai tenang.

pak Hadi pun segera merapikan berkas2 yang telah dia perlihatkan padaku, dan memberikan satu buah flashdisk untuk ku, lantas aku mengembalikan lagi flashdisk yang ditujukan untuk ipar2 ku..



“Kalo begitu saya pamit ya pak reza, bapak yang tabah ya dengan ini semua..”

Ucap pak Hadi kepadaku berusaha menguatkan ku..

“Baik pak terimakasih banyak..”

Balasku singkat..



Setelah kepergian pak Hadi, perasaan ku mulai agak tenang setelah menonton vidio yang dibuat oleh mendiang istriku Reni, namun aku jadi penasaran isi vidio yang dibuat Reni untuk ipar2 ku..
kentang...mumet ndasku hu.....heeheeh.
keren suhu ku...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd