Penat. Kehidupan monoton kuliah membuatku merasa ingin melampiaskan hal-hal intim bersama seorang wanita sebagai kepuasan tersendiri. Film-film porno yang meracuni otakku sekarang sudah menginfeksi seluruh bagian dalam diriku. Segala sesuatu hal yang aku lihat selalu dirasa tabu, intim, dan bergairah. Dan hal yang paling membuatku merasakannya adalah wanita yang memiliki gairah seks, ntah dalam sifatnya ataupun fisiknya.
Siang ini, aku berencana mengunjungi rekan kampusku untuk mengerjakan tugas kelompok. Dengan situasi pikiran kotor seperti ini, rasanya aku lebih baik tidak ikut saja, dan memilih menonton video di kosanku ini yang bisa melampiskan nafsuku. Ya.. mau bagaimana lagi, gaada yang mengerti situasi dan kondisiku saat ini. Dan kalaupun ada, tidak akan terbayang apa yang akan aku lakukan. (Tiba-tiba ada suara wanita memanggil namaku dan mengintip melalui pintu kosanku yang sedikit terbuka). Mengetahui hal tersebut aku terperanjat kaget, karena situasiku sedang duduk melamun dan tak sadar sedang melepaskan baju kemejaku.
"Ehhh sebentar, jangan dulu masuk ca!"
Kataku sambil mencari kaos yang digantung dibalik pintu.
"Aaakk!, jod! sori aku gatau" katanya dengan suka sedikit agak teriak karena kaget melihatku tidak mengenakan baju.
Setelah selesai mengenakan baju aku bertanya,
"Ada apa ca, tumben sendiri kemana si agis, nela, sm alfida?" kataku sambil membukakan pintu dan memintanya masuk.
"Emmhh, aku mau ikut disini dulu ya bentar. nunggu om aku yg mau jemput disekitaran kampus" katanya memohon.
Dengan tatapan sendu seperti itu bagaimana bisa seorang laki laki menolak permohonannya. Ditambah aca ini seseorang yang cukup terkenal diantara kalangan organisasi kampus kami, karena sifatnya yang mudah bergaul, memiliki fisik yang cukup membuat laki laki jatuh hati karena lekukan tubuhnya sempurna dengan bibir eksotis yang bisa menarik mataku setiap kali dia berbicara. Andai dia bisa aku jamah sekarang, ini akan menjadi hari yang bersejarah dalam hidupku.
"Woy jodi setiabudi! boleh ga? lu sendiri aja tumben?" katanya membuyarkan lamunanku.
"Setiawan! hobi banget dah ganti ganti nama gue!". kataku sambil berjalan mengambil beberapa makanan yang ada di tas selempang.
"Wih bagi dong! tau aja gue lagi laper" dia berdiri dan mendekat kearahku, meraih tanganku yang menggenggam banyak cemilan.
"Eh apaan gue juga laper. Gak! beli sendiri sono, warung deket kosan gue!" kataku menggenggam mempertahankan makanan dan berusaha menjauh dari aca.
"Ahhhh jauhh, lu tega ke gue ya" jawabnya sambil berusaha meraih makanan yang ada digenggamanku.
Sialnya suara lucu dia buat pikiranku melayang kemana mana, mengangankan buat cium bibirnya yang seksi, meremas buah dadanya, membuka kerudungnya lalu menjamah setiap sisi wajahnya. Ditambah hari ini dia begitu rapi karena baru saja melakukan pelantikan kegiatan protokoler kampus. Badannya penuh dengan wangi parfum bunga, make up yang pas, warna pipi yang merona bisa membuatku khilaf kalo tidak kuat menahan.
"Iya nihh. Satu aja ye, dua deh takut lu mati" kataku meminimalir kontak dengan tubuhnya yang agresif menggesek gesek bagian belakang tubuhku.
"Yeeee makasi sayang" katanya dengan tatapan penuh gairah, menggenggam tanganku sambil mengenggak keatas akibat posturnya yang kalah tinggi denganku.
"Ada maunya aja manggil sayang lo" tegasku.
"Ahh si sayang gitu aja ngambek" jawabnya.
"Dih ca sadar woy, gue udah ada yang punya sori jangan panggil sayang" kataku sambil tak kuasa memegang pipinya yang lucu dan menggemaskan, suaranya begitu nyaring yang membuat gairahku semakin tidak terkendali. *Ayolah ca, gue pengen banget cium bibir lo, menyalurkan nafsu ini sama lo* andai aku bisa bilang gitu ke dia.
Setelah lelah bersenda gurau membicarakan kekonyolan rekan rekan kampus kami, dia terlihat lelah dan memutuskan untuk sedikit merebahkan dirinya dikasurku.
"Jod.. lo suka nonton bokep ye? kasur lo bau amis" katanya membuat jantungku serasa mau copot.
"Hal? bokep? apatuh bokep?" kataku mendekat kearahnya karena tidak kuasa saat posisi tidurnya memperlihatkan bentuk tubuh dan betapa mulus betisnya saat mataku arahkan pada kakinya.
"Alahhh jangan so polos sama gue, jujur aja. Nih gue jujur duluan. Pertama kalinya gue nonton itu waktu gue kelas 1 SMA. Saat itu gue pacaran dan dikamar berdua sama cowo gue. Gila ga?" katanya menyakinkanku.
"Aduh lemah banget kelas 1 SMA baru tau, nih gue dari SD juga udah coli! Hahaha" kataku vulgar dan tatap matanya bulat mengarah padaku.
"Serius? gila lu. Gue tau coli apaan ye" katanya sambil berbisik
"Apaan emang? dikasih tau cowo lu ya?" kataku sambil menahan tawa
"Ngga, gue coba sendiri" katanya mengagetkan aku.
"Hah? serius lu, coli tuh buat cowo acaa! Wkwkw" kataku memberikan dia penjelasan
"Wkwkwk iya gue tau, bahkan rasa amisnya juga gue udah tau. makanya ini gue nanya ke lo bambang" jawabnya yang bikin aku speechless
"Ca.. lo sehatkan?" kataku memegang jidatnya yang tetutup kerudung formal warna merah marun.
"Kalo mau tau pegangnya sebelah sini" katanya mengarahkan tanganku ke buah dadanya.
Bersambung.
nyimak
sekalian nitip notif suhu 
