Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Jagoanku….jagoanku….hajar terus…memekku ini….ini milikmu semua….”. ibuku merintih-rintih nikmat sambil masing-masing tangannya memegang kedua belah pipi Martin dengan keras dan matanya memandang liar ke mata Martin.

Kayak scene Audrey VS Kisno, di " Ketika Istriku Menjadi Budak Bosku"
wkwkwkwkkw
 
Seru banget ini habis maraton malah ndak bisa tidur
 
Kemudian Martin dengan keras menekan pantatnya ke depan sehingga seluruh penisnya amblas ke dalam vagina ibuku yang disertai lolongan sangat panjang dari mulut ibu. Menerima seluruh kontol Kisno di dalam vaginanya membuat badan ibuku menegang
ini kenapa jadi ada Kisno????
 
Kaya pernah baca beberapa kalimatnya
Istriku budak nafsu bosku kah?
 
n
Ya, Dia Ibuku







Note: Diharap untuk kembali melihat Tag cerita ini dan dimohon untuk mengingat bahwa ini hanya sekedar fantasi belaka, jadi sangat dimohon tidak untuk menjual tabung gas disini. Terima Kasih. Hahaha... (REMAKE)





Chapter 13
Take Me To The Top




[MULUSTRASI] Yuli Novianti




.
.



Satu minggu sebelumnya.



Seperti biasa di saat Bagas merasa bosan, ia selalu berada di rooftop sekolah. Di tangan kirinya terdapat sebatang rokok dalam keadaan sudah terbakar seperempatnya. Wajar, namanya juga masa muda. Apalagi SMA dimana sedang nakalnya. Ya walau wajar yang dimaksud pun juga masih sangat salah.

Bagas hembuskan asap rokok tersebut ke atas hingga hilang tertiup angin. Kepalanya penuh dengan pemikiran yang beberapa hari ini terus membuatnya pusing. Sejak masalah baru kembali muncul, Bagas selalu menghindar dari teman kelas maupun penghuni sekolah lainnya. Sebenarnya apa yang membuat Bagas menghindar dari teman maupun siswa lainnya?

Sebuah video persetubuhan antara seorang wanita dengan dua lelaki beberapa hari ini viral di sekolahnya. Hampir semua murid di sekolahnya telah mengetahui tentang video tersebut. Entah siapa yang menyebarkan pertama kali. Entah juga sengaja disebarkan atau tak sengaja video tersebut bocor pun Bagas sama sekali tak mengetahuinya.

Dua hari yang lalu awalnya Bagas tak terlalu mengurusi akan video yang tersebar luas itu. Bagas mulai tertarik dengan video tersebut saat teman depan bangkunya terlihat sedang menonton saat jam istirahat. Bagas yang berada di belakang murid tersebut otomatis bisa melihat isi dari video. Saat Bagas sekilas melihat karna ia juga sedikit ada rasa penasaran tentang dan seperti apa video tersebut sehingga hampir seluruh siswa disekolahnya menjadi heboh dibuatnya.

Dari posisi Bagas sama sekali tak bisa mendengar suara dari video tersebut. Ya karna memang temannya itu memakai headset untuk mendengarkannya. Walau dia tak bisa mendengar suara videonya, tapi Bagas bisa melihat dengan jelas isi video viral tersebut.

“What the...”

Terlihat seorang perempuan tengah di doggy oleh seorang pria dan mulutnya sedang dimasukkan oleh sebuah penis lainnya. Di dalam video tersebut semua wajah pemain disensor, tapi Bagas bisa dengan jelas mengenali siapa saja pemain yang terlibat.

“Ibu...”, lirihnya.

Sebuah video dimana ibunya Bagas tengah disetubuhi oleh dua orang yang bisa diperkirakan orang tersebut adalah pak Susno dan pak Anton. Video yang tersebar tersebut ternyata video skandal lama ibunya bersama kepala sekolah dan orang tua temannya dulu. Mereka berdualah juga yang memulai merubah ibunya Bagas secara perlahan dan secara tak di sadari.

“Keparat!”, suara gerutuan hati Bagas serta mengepalkan tangannya.
“Kedua bajingan inilah yang pertama kali menjamah ibuku hingga sekarang ibuku menjadi seperti piala bergilir. Karna mereka juga setelahnya ibuku sering dinikmati oleh orang-orang hanya untuk pelampiasan nafsu semata. Bajingan”

Saat Bagas sedang merasakan emosi yang amat saat melihat video tersebut, kedua temannya yang berada di depannya saling berbicara memberi komentar atas video yang mereka tonton tersebut dengan ucapan yang tak pantas.

“Gue baru nonton, ternyata emang benar kata anak-anak kalau bodi ceweknya mantap banget. Sayang banget mukanya di sensor”, ucap si A.
“Toketnya, cuk... Pengen gw remes kenceng. Gemas gue”, lanjutnya.

“Lu perhatian aja lagi lebih detail. Ini cewek badanya kaya bu Yuli guru BK kita”, ujar si B.
“Benar juga lu, mirip bu Yuli. Gila juga gue jadi kepikiran ngentotin bu Yuli”, ucap si A.
“Gue tiap coli pake ini video juga bayangin kalo cewek ini bu Yuli. Sial! Kontol gue ngaceng banget. Rasanya pengen gue entotin itu bu Yuli yang lagi hamil terus gue jadiin budak nafsu gue sepuasnya rasanya pasti enak banget”, ucap si B yang terlihat tangannya sedikit mengelus tonjolan celananya.


Saat itu Bagas sebenarnya sangat marah terhadap ke dua teman kelasnya itu, tapi mau bagaimana lagi jika dia lampiaskan amarahnya kepada mereka pasti akan ada hal yang lebih buruk lagi. Dimana mereka akan mempertanyakan kenapa Bagas marah? Bisa-bisa juga identitas dirinya dengan ibunya sebagai guru BK akan terbongkar.

Bagas memilih untuk beranjak dari kursinya dan berjalan keluar meninggalkan kelas. Saat baru akan keluar, Bagas dengan jelas mendengar obrolan mereka berdua.

“Gue punya foto bu Yuli yang gue ambil diam-diam dan gue suka jadikan bahan coli gue. Bahkan fotonya sering gue pejuhin”
“Hahaha... Gila lu, guru sendiri dijadikan bacol”
“ya habis bodinya ngajak pengen di sodok sih”


Bagas berjalan keluar dan karna salah satu hal seperti itulah kenapa Bagas sekarang berada di atas rooftop sekolah.

Kegiatanku disekolah, hari ini sangatlah datar. Sama sekali tak ada hal yang menyenangkan ataupun hal yang berkesan. Sepanjang pagi sampai siang ini aku hanya mendapatkan dan melihat para murid lelaki yang kujumpai hanya membicarakan tentang video tersebut. Sebenarnya hal apa yang sudah menanti di depanku? Khususnya untuk ibuku sendiri. Kenapa kehidupan keluargaku menjadi sangat tak menyenangkan. Bila saja waktu bisa aku putar. Aku pasti akan memutar waktu itu kembali dan memperbaiki semuanya. Bukan hanya memperbaiki, bahkan aku akan mencegah semuanya. Tapi nasi sudah menjadi bubur dan sekarang inilah yang haru aku terima sebagai anak. Hanya bisa melihat ibuku sendiri menjadi mainan para lelaki dan tubuhnya hanya untuk dimanfaatkan demi nafsu birahi semata.

Disini aku rasanya ingin menyalahkan semuanya pada ibuku, tapi ibuku pun juga tak sepenuhnya salah. Ia korban. Ya korban. Aku harus mencari cara bagai mana caranya aku harus membantu ibuku untuk mengakhiri ini semua. Walau aku sendiri sampai sekarang masih belum bisa memastikan apakah ini penderitaan ibu atau justru sebaliknya. Tapi aku sebagai anak harus melakukannya. Aku tak mau ibuku terus terusan seperti ini. Dia ibuku. Orang yang sangat aku hormati di dunia ini. Dia yang mengandungku. Dia yang melahirkanku. Dia yang membesarkanku dan sekarang aku harus membalasnya walau disini juga aku pernah membuat kesalahan besar, bahkan sampai sekarang pun aku akui, diriku masih punya setitik keinginan untuk kembali mengulangi kesalahan itu.

“Maafkan, Bagas, bu...”



.
.



Malam harinya aku tengah duduk di sofa sambil menonton acara televisi malam setelah ayahku belum lama masuk ke dalam kamar untuk tidur. Saat diriku sedang memandang lurus ke arah layar kaca TV plasma di depanku. Aku merasakan ada seseorang yang ikut duduk di sampingku. Saat ku menoleh ternyata orang itu adalah ibuku.

Kami memang sekarang duduk bersama dalam satu sofa, tapi kami sama sekali tak mengeluarkan sepatah kata pun dari mulut kami. Aku canggung dan merasa bersalah dengan apa yang aku perbuat pada ibuku. Aku merasa malu dan sangat bersalah pada ibuku yang dimana aku telah memperkosanya. Memperkosa ibuku sendiri setelah sebelumnya dirinya telah dipaksa untuk melayani kedua tukang ojek itu.

Disini aku mulai berpikir, jika aku tak mau memulainya maka masalah ini tak akan ada ujungnya dan akan tetap seperti ini. Maka dari itu aku mencoba untuk memulai membuka suaraku untuk ibu.

“Bu...”, ucapku pelan, diriku tak berani memandang ibuku karna rasa bersalahku ini. Saat ku panggil, ibu juga tak merespons panggilanku dan saat itu aku benar-benar menjadi semakin bersalah pada beliau.

“Apa kamu tau, apa yang sudah kamu lakukan terhadap ibu...”, akhirnya ibuku bersuara. Disini aku tak langsung menjawab ucapan ibuku.

“Bagas...Bagas....”, aku tak bisa melanjutkan ucapanku karna rasa bersalahku yang menumpuk tebal. Aku langsung mencoba memeluk ibuku, bukan memeluk dengan rasa nafsu, tapi aku memeluknya karna memang sebuah rasa bersalah. Tapi, hal yang tak kuduga terjadi. Dimana saat aku mencoba memeluk ibuku, ibu malah menghindar. Aku sungguh sangat kalut dan takut. Bencikah ibu terhadapku. Tapi kalau ibu memang marah dan membenciku itu wajar saja setelah apa yang aku lakukkan.

Aku melihat ibuku dengan tatapan bersalah. Kulihat ibuku hanya memandang lurus ke depan tanpa menoleh sambil berbicara.

“Apa kamu mau lakuin itu lagi sama ibu? Apa kamu sadar betul kalau yang kamu lakuin itu sangatlah salah? Ibu ini ibumu, gas. Bukan wanita gampangan yang bisa kamu.... Kamu...”, ibuku menangis.

“maafin Bagas, bu. Bagas tau kalau yang Bagas lakukan itu sangatlah salah dan Bagas...Bagas tak bisa berkata apa-apa lagi, karna Bagas memang mengakui kesalahan Bagas. Tapi Bagas mohon maafkan Bagas, bu. Sungguh...”, tanpa sadar aku pun juga ikut menangis di samping ibuku.

Aku sungguh tak bisa berucap apa pun lagi untuk ibu. Hanya itu yang bisa aku utarakan. Aku yang merasa kesal dengan dengan diriku sendiri memukul-mukulkan kepalaku sendiri.

“Maaf....maaf...maaf....maaf...”, aku terus mengucapkan kata tersebut sambil terus memukul kepalaku sendiri. Hingga aku merasakan tangan yang aku gunakan untuk memukul kepalaku ditahan oleh tangan ibuku. Setelahnya tubuhku langsung di tarik oleh ibu ke dalam pelukannya.

“Hiks...hiks...”, dalam pelukan ibuku aku bisa mengetahui bahwa ibuku memelukku sambil menangis.

“maafin Bagas, bu...”, ucapku kembali. Ibu tak membalasnya, namun kurasakan pelukan ibu terhadapku terasa semakin erat.

Setelah beberapa menit berlalu ibu melepaskan pelukannya. Kulihat ibuku sekarang mulai tenang dan sedikit mulai mau menatapku kembali.

“Bagas....bakal bantu ibu keluar dari lingkaran hitam ini. Bagas janji, Bagas janji bakal bawa ibu dan kehidupan yang dulu kembali lagi. Bagas janji”, ucapku dengan sangat mantap dan ibuku kembali memelukku sambil menangis.

Malam itu benar-benar berbeda dari malam-malam sebelumnya yang pernah aku alami. Malam dimana ibu dan diriku saling meminta maaf dengan apa yang masing-masing perbuat. Malam itu aku benar-benar merasakan namanya bersyukur mempunyai sosok ibu yang kuat seperti ibuku ini. Dan dia juga sosok yang sangat sayang akan anaknya. Kamu terus mencurahkan hati satu sama lain, hingga aku tak tersadar tidur di pangkuan ibuku, wajahku tepat berada di perut hamil ibuku.

“Bagas bakal ubah hari gelap ini menjadi hari cerah kembali, bu”, ucapku dalam hati. Di dalam mimpi aku melihat ibuku, ayahku dan aku kecil tengah bermain bersama di pekarangan rumah. Kulihat senyuman ibu yang sekarang hilang dan gambaran keceriaan keluarga ini juga yang mulai hampa. Aku sungguh sangat menginginkan dimana aku beserta kedua orang tuaku bisa kembali seperti di dalam mimpi tersebut.





Kembali ke waktu sekarang.



Ibuku didudukkan oleh Martin di sofa tunggal itu, masing-masing kedua kakinya dibuka lebar diletakkan di lengan-lengan sofa tersebut sehingga posisi ibuku sekarang duduk di sofa dengan kedua kaki mengangkang lebar. Disinilah rencana Martin tadi dilakukan, dimana ia merekam semua kegiatannya bersama ibuku sekarang. Di depan TV plasma nampak lah gambar ibuku sedang mengangkang lebar di sofa.

Sepertinya mereka terlalu fokus dengan ibuku sehingga mereka sama sekaki tak menyadari pintu rumah terbuka dan terbapat seseorang berdiri melihat dari sana. Dari temoatku mengintip aku sama sekali tak bisa melihat siapa sebenarnya orang itu, karna aku hanya bisa melihat bayangannya saja.


“Nah, sekarang baru asyik. Ibu bisa melihat secara live persetubuhanmu sendiri” kata Martin kepada ibuku. Ibuku tidak menjawab apa-apa. Kemudian Martin memerintahkan ibuku untuk membuka vaginanya dengan jari tangannya sendiri.

Ibuku dengan sedikit ragu menurutinya untuk membuka vaginanya sendiri dengan lebar-lebar. Lalu Martin memerintahkan ibuku untuk mengatakan hal-hal yang tidak senonoh, seperti “saya pelacur yang siap melayani”, “memek saya sudah ingin sekali dimasuki kontol yang besar” dan lain-lain

Ibuku pada awalnya tidak mau menuruti perintah Martin, namun setelah diancam oleh Martin bahwa rekaman persetubuhannya akan tersebar di internet. Walau ibu sendiri belum tahu bahwa video pas dirinya disetubuhi pak Susno dan pak Anton kini telah tersebar luas di sekolah.

Ibu yang tak bisa melawan akhirnya menuruti dengan sedikit isak tangis dan air mata yang meleleh di kedua pipinya. Setelah puas mempermalukan ibuku, Martin memberikan isyarat kepada Reno, dan Reno pun langsung berlutut didepan selangkangan ibuku dan mulai menjilati paha dalamnya dan terus turun ke vagina ibu. Ketika lidah Reno yang ternyata ditindik dengan besi kecil itu mulai menyapu bagian dalam vagina ibu. Terlihat tubuh ibuku sedikit menegang menerima rangsangan di vaginanya. Kedua tangan ibuku meremas-remas pegangan tangan sofa dan kadang-kadang memegang paha dalamnya sendiri agar kedua kakinya tetap mengangkang lebar. Mata ibuku tertuju pada selangkangannya sendiri untuk melihat kegiatan lidah Reno di memeknya.


“Aakkkhhhh.....Aakkkhhhh....ssshhhhh.....”
“Oowwsshhhh....mass.....Aaaakkkkhhh....”



Erangan-erangan makin jelas keluar dari mulut ibuku, nampak nya Reno dengan lihainya telah membuat ibuku menjadi terangsang hebat. Tubuh ibuku makin bergoyang mengikuti irama jilatan-jilatan lidah Reno di vaginanya. Kadang-kadang terlihat ibuku menggigit kecil bibir bawahnya sendiri menahan rangsangan hebat yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Cukup kira-kira 10 menit permainan Reno di vagina ibuku sudah membuat ibuku mulai lupa pada keadaan sekelilingnya.

Kulihat sekarang kedua tangan ibu mulai mengelus-elus dan menjambak-jambak kecil rambut di kepala Reno. Ibuku mulai berani memajukan pinggulnya ke depan agar lidah dan jari-jari tangan Reno dapat makin menekan masuk ke dalam vaginanya.


“Iyaaa…terusss…iyaa….teeerusss”. Mulai terdengar rintihan-rintihan ibuku tanda bahwa ibu menyukai apa yang diperbuat Reni terhadap vaginanya.


Mendengar itu Martin tertawa kecil dan menzoom kamera ke wajah ibuku yang cantik. Ibuku yang melihat wajahnya di close-up tersenyum kecil. Entah itu senyuman terpaksa atau memang senyuman menikmatinya, aku sungguh tak bisa menebak hal itu.

Rangsangan yang diberikan Reno pada vaginanya mulai menghilangkan rasa malu dan rasa jijiknya terhadap pasangan persetubuhannya. Bahkan telah menghilangkan pikiran dimana ibuku sebenarnya melakukannya dengan terpaksa. Semua hilang. Tak lama setelah itu mulai nampak tanda-tanda ibuku akan mengalami orgasmenya. Pinggulnya makin ditekannya ke depan kearah mulut Reno. Jambakan-jambakan tangannya pada rambut Reno mulai semakin liar dan kedua kakinya semakin dibukanya lebar-lebar. Detik-detik akhir mendekati orgasme makin terlihat pada tubuh ibuku. Gerakan pinggulnya semakin liar, erangan-erangannya semakin keras, namun ketika saat-saat orgasme tinggal selangkah lagi, tiba-tiba dengan mulutnya, Reno menggigit Klitoris ibuku dengan sedikit keras.


“Aoouuuccch……..!!!” teriak ibuku dengan keras karna merasakan sakit. Mukanya meringis menahan sakit, bibirnya menggigit tangan kanannya yang dikepal.


Orgasme yang tinggal selangkah lagi dicapainya hilang karena rasa sakit itu. Muka sedikit kecewa nampak diraut wajah ibuku, namun Reno tak memedulikannya. Reno kembali pada kegiatannya merangsang vagina ibuku kembali, dan bagi ibuku setelah beberapa menit rasa sakit itu hilang, ibuku pun kembali hanyut pada permainan Reni di vaginanya. Beberapa kali kejadian seperti itu berulang, rupanya Reno dengan sengaja membuat ibuku ke titik hampir klimaks ,namun kemudian menurunkannya kembali dengan cara menggigit Klitoris ibuku, sehingga ibuku hanya mengalami rangsangan yang sangat hebat, namun tidak bisa orgasme. Diperlakukan seperti itu membuat ibuku penasaran, goyangan pinggulnya semakin hebat, sedangkan kedua tangannya berusaha melindungi Klitorisnya agar tidak bisa digigit kembali oleh mulut Reno.

Melihat itu Martin segera menyuruh Dion untuk memegang kedua tangan ibuku. Awalnya Dion terlihat seperti keberatan, namun akhirnya dia mau juga memegangi kedua tangan ibuku. Dion menariknya ke atas dan ke belakang kepala ibuku, sehingga dengan kedua tangan yang dipegang oleh Dion itu, ibuku tak bisa mencegah perbuatan Reno yang menghalanginya mencapai orgasme.

Selama setengah jam ibuku diperlakukan demikian oleh Reno. Ibuku nampak sekali sudah tidak tahan untuk meraih orgasmenya yang tidak kunjung juga bisa dicapainya. Tatapan matanya sayu dan pasrah dan kadang-kadang ibuku memejamkan matanya.


“Tolong….bikin saya orgasme…jangan…ditarik lagi…” desah ibuku pelan kepada Reno berulang-ulang.


Mendengar itu Martin kembali tertawa lebar dan berkata “ibu Yuli, ibu harus sadar siapa posisi ibu sekarang. Ibu hanya budak kami, bukan ibu yang harus dilayani, tapi ibulah yang harus melayani kami!”

“ibu kalau mau orgasme harus minta ijin, apabila diizinkan baru boleh ibu orgasme, mengerti!” lanjut Martin kepada ibuku. Ibuku yang sudah tidak tahan untuk mencapai orgasme langsung menjawab, “Mass...Mas Martin...Aakkkhhhh..., bolehkah saya orgasme?”.

Pertanyaan tak pantas itu akhirnya keluar dari mulut ibuku sendiri dan pertanyaan itu diulangnya berkali-kali sampai tiba-tiba Martin meletakan kameranya di posisi yang pas dan melangkah mendekati ibuku. Tiba-tiba Dion berkata, “Mas, biarkan saya saja yang membuat tante Yuli ini orgasme”.

Martin tertawa kecil mendengar ucapan Dion yang kini sudah mulai berani, siapa pun tak masalah, kalau kalian berdua mau juga silahkan. Lagian ibu Yuli ini bisa melayani kalian berdua sekaligus, kok. Jadi tenang aja”. Ucap Martin dengan gampangnya.

Martin mendekatkan kepalanya ditelinga ibuku, “bu Yuli, kamu beruntung banget ada 2 pejantan ini yang mau memuaskanmu, kamu tahu apa yang harus dilakukan” kata Martin tepat di telinga ibuku demgan nada setengah memerintah kepada ibuku.

Mendengar itu, ibuku dengan dibantu oleh Reno dan Dion bangkit dari sofa, lalu kemudian langsung merebahkan diri telentang di karpet di tengah ruang TV dengan kaki mengangkang lebar-lebar di hadapan mereka bertiga sambil tetap di rekam. Dion dan Reno dengan penisnya masing-masing yang sudah kembali tegang melihat ibuku yang sudah siap disetubuhi. Tubuh ibuku dipertontonkan kepada mereka.

Reno segera mengarahkan penisnya yang besar dan hitam kearah lubang vagina ibuku yang mungil dan mulus itu. “Maaf ya bu….hehehehe…”. Bisikan Reno sambil terkekeh kecil kepada ibuku ketika Reno mulai memasukkan penisnya ke dalam vagina ibuku.

Terdengar erangan dan rintihan kecil dari mulut ibuku ketika penis Reno mulai memasuki vaginanya. Ibuku berusaha memosisikan dirinya agar penis Reno dapat masuk dengan lancar ke dalam vaginanya. Meskipun vaginanya sekarang sudah sangat basah akibat permainan Reno, namun terlihat ibuku sedikit kesusahan menerima penis Reno yang besar itu di dalam vaginanya.



“Aaaakkkkhhh...sempit banget ini memek...”, racau Reno saat kesusahan memasukkan penisnya.



Setelah beberapa puluh detik, barulah seluruh penis Reno amblas ke dalam vagina ibuku. Mata ibuku membulat saat penis tersebut berhasil mengisi penuh vaginanya. Ternyata vagina ibuku dapat menampung seluruh penis Reno yang besar dan panjang itu. Beberapa menit Reno mendiamkan penis di dalam vagina ibuku untuk memberikan kesempatan pada ibuku untuk membiasakan kembali vaginanya dengan penis miliknya yang besar itu. Kemudian tanpa basa-basi lagi Reno langsung menggenjot penisnya pada vagina ibuku dengan keras, cepat dan kasar. Ibuku yang sudah terangsang berat karena permainan Reno sebelumnya, langsung melayani permainan kasar Reno. Dilayaninya tiap genjotan penis Reno dengan goyangan-goyangan pinggulnya dengan tak kalah hebat pula.

Terlihat pemandangan yang sangat hebat. Dua manusia berbeda jenis kelamin, yang satu muda dan cantik sedangkan yang satu lagi tua dan jelek bersetubuh hanya untuk mencari kepuasan nafsu masing-masing, tanpa cinta dan tanpa kemesraan, tapi hanya berlomba-lomba mencari kepuasan seksnya masing-masing.

Ibuku dan Reno bersetubuh dengan kasar dan ganas, mereka berdua sudah tidak memedulikan sekelilingnya. Mereka seakan-akan berlomba untuk lebih dahulu mencapai orgasmenya sebelum pasangan persetubuhannya mencapai orgasme. Hanya perlu sekitar 15 menit ketika ibuku yang memang telah terangsang hebat dengan permainan Reno mencapai orgasmenya yang hebat dan panjang. Lenguhan keras terdengar keluar dari mulutnya, badannya menegang keras, tangannya merangkul erat punggung Reno dan kedua kakinya dikaitkan rapat-rapat pada pinggul Reno.



“AAAKKKHHHHH.......”



Setelah beberapa menit di puncak orgasme, badan ibuku terlihat melemas, kedua tangannya melepas pelukannya pada punggung Reno. Kedua kakinya tergolek lemas di atas karpet. Tidak seperti ibuku yang lemas, Reno yang sebelumnya sudah mencapai orgasme ketika dioral servis oleh ibuku masih membutuhkan waktu lama untuk mencapai orgasmenya.


“Aakkkhhhh....Aakkkhhhh....ssshhhhh....pelan...oowwsshhhh ngilu....Aakkkhhhh”, desah ibuku merasa ngilu karna baru saja mendapatkan orgasme, tapi langsung di genjot kembali oleh Reno.


Genjotan-genjotannya pada vagina ibuku malah semakin kencang, cepat dan kasar. Muka Reno tersenyum lebar karena mengetahui ibuku sudah mencapai orgasme, seakan-akan menunjukkan bahwa dia telah berhasil menjinakkan istri orang dengan penis besarnya. Ibuku yang sudah lemas, karena selain sudah orgasme juga karena sedari siang sudah melayani Dion dan Martin hanya bisa terguncang-guncang badanya dengan hebat akibat permainan kasar yang Reno berikan.

Kedua tangan ibuku hanya tergolek lemah di atas karpet, kedua kakinya tidak dapat diangkatnya lagi. Ibuku hanya bisa tergeletak lemas dengan posisi kaki terbuka lebar di atas karpet. Ketika Reno meraih kedua pergelangan kaki ibuku dengan kedua tangannya dan mengangkatnya ke atas serta membuka kedua kakinya lebar-lebar. Sementara ibuku hanya bisa pasrah dengan apa yang dilakukan Reno terhadap tubuhnya.

Erangan-erangan terdengar setiap kali penis Reno yang besar membobol vaginanya berulang kali dengan kasar. Mata ibuku hanya bisa menatap kosong ke wajah Reno yang tengah bergerak menyetubuhinya dan sesekali melihat ke arah selangkangannya yang tengah beradu satu sama lain. seakan-akan menunggu kapan penis Reno yang besar akan memuntahkan seluruh spermanya ke dalam vaginanya.



“Aakkkhhhh....gila padahal kemarin udah gue entotin ini memek...ssshhh... tetap bikin nagih aja memek ibu hamil ini....ssshhh....Aaaakkkkhhh....”. racau Reno menikmati vagina ibuku.


Setelah belasan menit, Reno masih belum juga tampak akan orgasme. Reno merapatkan kedua kaki ibuku dan menyandarkannya pada salah satu bahunya dan semakin cepat menggenjot vagina ibuku. Ibuku secara reflek merapatkan kedua tangannya sejajar di kiri dan kanan tubuhnya. Ibuku hanya bisa mengerang-erang dan merintih-rintih ketika penis Reno menyentak masuk seluruhnya ke dalam vaginanya. Dengan kaki yang dirapatkan oleh Reno, vagina ibuku makin menyempit karena selangkangannya tertutup rapat. Badan ibuku hanya tergoncang-goncang mengikuti permainan Reno. Ibuku sudah tidak sanggup lagi menggoyangkan pinggulnya, dia hanya bisa pasrah sambil merintih-rintih. Telah beberapa belas menit berlalu ketika tiba-tiba Martin berkata, “Ooohhh, kita ada yang lupa nih, si pelacur tadi orgasme tanpa minta ijin terlebih dahulu, berarti dia harus dihukum”


“Dion! Ambilkan penjepit jemuran di halaman samping dan bawa kemari”, perintah Martin. Setelah beberapa saat Dion kembali dengan jepitan jemuran di tangannya.

“Pakaikan ke bu Yuli ini” perintah Martin kepada Dion. Wajah ibuku nampak ketakutan melihat jepitan jemuran itu. Kedua tangannya langsung digunakannya untuk menutupi kedua payudaranya. Rupanya ibuku dapat langsung menebak apa kegunaan jepit jemuran itu. Reno yang tengah menyetubuhi ibuku melihat ibuku menutupi kedua payudaranya dengan kedua tangannya langsung menyingkirkan kedua tangan ibuku dari payudaranya. Diraihnya kedua tangan ibuku dan dengan paksa ditariknya kedua tangan ibuku itu ke atas dan diletakan di atas karpet sejajar dengan kepala ibuku oleh Reno.

Dengan posisi kedua lengan dipegangi oleh Reno sambil menyetubuhinya dan kedua kaki yang dipegangi oleh Martin. Ibuku menjadi tidak berdaya dan kedua payudaranya terekspos bebas di depan ketiga lelaki itu. Kemudian Martin menghampiri ibuku dan dengan cekatan masing-masing jepitan itu digunakannya untuk menjepit puting payudara ibuku. Ibuku tak dapat berkata apa-apa karena begitu cepatnya kejadian itu. Hanya terdengar jeritan keras dari mulut ibuku dan diikuti dengan air mata yang meleleh di kedua pipinya ketika masing-masing jepitan sudah terpasang dengan sempurna menjepit puting payudaranya.



“Sakit...mas....akkkkhhhh....”



Setelah kedua jepitan sudah terpasang sempurna pada tempatnya, Martin menyerahkan tali dan menghubungkannya pada kedua jepitan itu dan diberikan kepada Reno. Martin dengan wajah mesum melepaskan pegangannya pada kedua kaki ibuku. Kemudian Reno tanpa basa basi lagi langsung menarik tali yang terhubung ke penjepit jemuran itu ke arahnya sehingga kedua payudara ibuku tertarik ke atas dan ke arah Reno sampai-sampai membuat tubuh ibuku terpaksa mengikuti tarikan Reno pada puting payudaranya itu, sehingga posisi ibuku setengah duduk, namun ibuku tidak dapat duduk dengan sempurna karena dalam vaginanya masih tertancap penis Reno yang besar.


“Mengangkang yang lebar dan angkat kakinya atau gue tarik sampai putingnya putus!”, ucap Reno tiba-tiba kepada ibuku.


Dengan kedua jepit diputingnya dan tali ditangan Reno, ibuku hanya bisa menurut. Diangkatnya dan dibukanya lebar-lebar kedua kakinya sehingga kini ibuku dalam posisi setengah duduk dengan hanya sedikit pantat yang menumpu tubuhnya dan kedua tapak tangannya yang bertumpu pada karpet agar tubuhnya tidak jatuh ke belakang.


PLAK!!!! PLAK!!!! PLAK!!!!


Reno kembali mempercepat genjotannya pada vagina ibuku. Kedua tangan Reno memegang tali jepit itu dan menarik-nariknya sehingga nampak seperti seperti seseorang yang sedang memegang tali kendali kuda. Sesekali tangan kirinya menampar-nampar paha luar ibuku sehingga Reno seperti seorang joki. Tapi bukan joki yang menunggang kuda, tapi joki yang sedang menyetubuhi seorang wanita bersuami yang tengah hamil.


“Aaaakkkkhhh....ampun...aampuunn....sssshhhhh....akkkkhhhh....”, desah ibuku tiap vaginanya didobrak keras oleh penis Reno yang besar.


Payudara ibuku nampak tertarik dengan kencang ke depan, badannya bergoyang hebat karena genjotan ganas Reno pada vaginanya. Ibuku nampak kerepotan untuk menjaga keseimbangannya, namun karena jepitan pada kedua payudaranya itu, ibuku tetap berusaha tetap pada posisinya. Setelah beberapa menit diperlakukan kasar begitu oleh Reno, nampak perubahan pada diri ibuku yang lebih. Rupanya diperlakukan kasar oleh Reno yang notabene hanya seorang tukang ojek membuat sensasi sendiri pada diri ibuku. Vagina ibuku mulai bertambah banjir dengan cairan kewanitaannya.



CEPLAK!!! CEPLAK!!! CEPLAK!!!



Bunyi basah vagina ibuku yang dimasuki penis Renol mulai terdengar keras setiap kali Reno dengan kasar memasukkan penisnya ke dalam vagina ibuku. Mata ibuku menjadi berbinar, matanya memandang bergantian kearah Reno, kearah kedua payudaranya dan kearah vaginanya yang sedang digenjot dengan ganas oleh penis Reno yang besar dan hitam itu. Ketika Reno menyodorkan jari tengah dan jari telunjuk tangan kirinya kearah muka ibuku, ibuku langsung menyambutnya dengan mulutnya dan mulai mengulum-ngulum kedua jari Reno itu dengan tatapan yang seksi kearah Reno. Desahan-desahan kenikmatan mulai keluar dari mulut ibuku, rupanya ibu sudah benar-benar tunduk pada tukang ojek itu.


Ibuku menuruti apa saja perintah Reno. Ketika Reno menyuruhnya menjulurkan lidah, ibuku langsung menurutinya. Tangan kiri Reno langsung meraih lidah ibuku itu dan menarik-nariknya. Ibuku bukan kesakitan tapi malah membiarkan Reno dan tersenyum dengan mulut yang terbuka. Setiap adegan-adegan itu direkam dengan baik oleh kamera yang diletakan oleh Martin di atas meja. Terlihat Martin sangat puas dengan hasil karyanya. Ibuku nampak sekali menikmati persetubuhannya dengan Reno. Ibuku terlihat sekali berusaha menyenangkan dan melayani Reno dengan sebaik-baiknya, rasa sakit pada puting payudaranya sudah berubah menjadi kenikmatan yang luar biasa. Setiap genjotan kasar Reno pada vaginanya selalu diiringi dengan jeritan seksi kenikmatan yang tiada tara dari mulut ibuku.


“oowwhhhh...yaaa....teruuss...Aakkkhhhh...lebih kencang....Aakkkhhhh”


Dion yang dari tadi hanya menjadi penonton kelihatannya sudah tidak bisa menahan diri untuk ikut menyetubuhi ibuku, menyetubuhi ibu dari sahabatnya itu. Dion mendekati ibuku dengan penisnya yang tengah berdiri tegak dan sangat keras. Diambilnya tali yang menghubungkan kedua jepitan dari tangan Reno dan direbahkannya ibuku telentang di atas karpet.

Kemudian Dion berlutut menghadap kearah Reno dan mengangkangi wajah ibuku sehingga sekarang wajah ibuku berada di bawah selangkangannya. Setelah itu, Dion menarik tali tersebut ke atas, sehingga mau tidak mau ibuku harus mengangkat dada dan wajahnya sehingga wajahnya menempel di biji kemaluan dan lubang pantat Dion. Dengan sekali hentakkan pada tali itu oleh Dion, kelihatannya ibuku sudah dilanda birahi yang sangat hebat mengerti apa maunya sahabat anaknya itu. Ibuku mulai menjilati dan mengulum biji kemaluan Dion dari bawah. Muka Dion tampak semringah ketika merasakan jilatan dan kuluman ibuku di selangkangannya, sedangkan Reno sekarang meraih kedua pergelangan kaki ibuku dan mengangkatnya serta membuka lebar-lebar kedua kaki ibuku sambil terus menggenjot vagina ibu dengan penisnya.


“RASAIN NIH KONTOL GUE... RASAIN KAU PELACUR!!!””, umpat Reno kepada ibuku.


Desahan-desahan ibuku semakin menggila, rasa malunya disetubuhi oleh tukang ojek dan sahabat anaknya telah hilang sama sekali. Rintihan-rintihan nikmat membahana di ruangan itu. Kurang lebih sepuluh menit kemudian terdengar suara dari bawah selangkangan Dion.


“Tuan….tuuu…an….boleh sa…saya orgasme?”. Desah ibuku cukup keras dengan rasa malu dan harga diri entah hilang kemana.

"Hahaha….boleh…boleh….” tawa Martin dan Reno hampir bersamaan.


Beberapa detik setelah itu terlihat tubuh ibuku mengejang hebat, terdengar lenguhan hebat keluar dari mulut ibuku yang sedang menggambarkan seakan-akan ibuku melepas suatu kenikmatan yang luar biasa yang telah tertahan lama di tubuhnya. Martin dengan cekatan merekam semua adegan itu, mukanya terlihat puas melihat ibuku sekarang benar-benar tunduk dan menerima semua yang dilakukan terhadap dirinya.


“Mantap sekali bu Yuli ini. Memang Lonte terbaik”, ucap Martin sambil merekam kejadian ibuku orgasme.


Setelah beberapa menit di puncak orgasme, akhirnya tubuh ibuku melemas. Wajahnya terlihat lelah, namun senyum kepuasan terlihat di bibirnya.

“Nah, Sekarang gentian gue yang harus dilayani sampe peju gue mengisi memek ibu ini”. Kata Reno kepada ibuku tiba-tiba sambil mencabut penisnya dari vagina ibu serta merebahkan diri disamping ibuku.


Ibuku terlihat berusaha keluar dari bawah selangkangan Dion dan Dion pun mengerti dan membolehkannya. Dengan senyum ibuku kemudian menaiki tubuh Reno sehingga sekarang ibuku dan Reno dalam posisi WOT. Segera setelah menaiki tubuh Reno, ibuku membimbing penis besar Reno dengan tangannya untuk masuk kembali ke dalam vaginanya. Ujung penisnya berada tepat di bibir vagina ibuku dan kemudian ditekannya tubuhnya ke bawah sehingga penis Reno amblas seluruhnya ke dalam vagina ibuku yang sudah sangat becek akibat cairan orgasme nya.


BLES!!!

“Aakkkhhhh....”


Kemudian ibuku menggerakkan pinggulnya naik turun serta memutar, membuat Reno merasakan penisnya diservis oleh vagina ibuku dengan sangat baik. Tidak itu saja yang dilakukan oleh ibuku. Ibuku juga menciumi dan menjilati dada serta leher Reno yang membuat Reno sedikit melenguh Kenikmatan.

“kok Cuma mas Reno aja sih, tan. Dion juga mau”. Sahut Dion iba-tiba dengan nada yang sudah tidak sabar. Ibuku hanya tersenyum kearah Dion dan merebahkan tubuhnya di dada Reno. Kemudian dengan tanpa mengatakan apa-apa lagi, kedua tangan ibuku membuka kedua pantatnya sendiri sehingga lubang pantat ibuku terlihat jelas dan menantang untuk dimasuki.

Dion yang mengerti apa maksud dari ibuku segera berjongkok dan mengarahkan penisnya ke lubang pantat ibuku. Ujung penis Dion menempel tepat di depan lubang pantat ibuku. Sebelum memasukkannya, Dion meludahi lubang pantat ibuku dan sedikit demi sedikit terlihat penis Dion memasuki lubang pantat ibuku.


“Aaaakkkkhhh....gillaaa....akhirnya gue bisa juga ngentotin pantat mu, Yuli ..ssshhhhh....”, racau Dion.

“Aakkkhhhh.....Dioonnn....”


Lubang pantat ibuku masih cukup seret karena hanya keringat dan cairan ludah Dion yang membasahi lubang tersebut. Terlihat wajah ibuku di dada Reno menahan sakit. Mata ibuku terpejam menahan sakit dan ibuku menggigit bibir bawahnya sendiri ketika senti demi senti penis Dion yang tak kalah besar mulai menerobos masuk ke dalam lubang pantat ibuku. Namun tidak ada keluhan atau jeritan sakit keluar dari mulut ibuku.

Ibuku dengan menahan rasa sakit menerima penis Dion yang mencoba penetrasi ke dalam lubang pantatnya. Setelah penis Dion masuk seluruhnya ke dalam lubang pantat ibuku, baik ibuku, Reno maupun Dion berdiam diri beberapa menit dalam keadaan penis Reno seluruhnya masuk dalam vagina ibuku dan seluruh penis Dion seluruhnya masuk dalam lubang pantat ibuku.


“Tahan aja, bu. Nanti juga bakal kelojotan”, ucap Reno terkekeh sambil memandang wajah ibuku yang tengah memejamkan mata menahan sakit.

“Iya, tante Yuli tenang aja. Kontol Dion bakal buat tante Yuli gila kontol”, sahut Dion yang kini sudah berani mengatai ibuku.
“Gimana bu rasanya di anal sama teman anaknya sekaligus murid ibu sendiri di sekolah?”, tanya Reno, namun ibuku disitu masih diam dalam posisinya tak menjawab.

Dengan serempak, baik Reno maupun Dino tiba-tiba menyentakkan dengan keras penisnya ke dalam masing-masing lubang ibuku dengan sangat keras.


“AAAKKKKHHHH!!!!”, erang ibuku yang merasa sakit di kedua lubangnya.


"Makanya kalo ditanya jawab. Punya mulut Cuma buat kulum kontol sama telan peju doang sih”, hardik Reno.

"Enak,, tuan,,,”, balas ibuku masih dengan menahan sakit di kedua lubangnya.


Beberapa menit berlalu ketika terlihat ibuku mulai dapat membiasakan diri dengan dua penis besar masing-masing bersarang di vagina dan pantatnya. Kemudian ibuku mengangkat tubuhnya sedikit dan bertumpu dengan kedua tangannya di karpet dan secara bersamaan mulai memutar-mutar pantatnya sendiri.

Reno dan Dion yang mengerti bahwa perempuannya di depannya itu sudah siap melakukan persetubuhan dan keduanya segera mulai menggenjot penis mereka kembali. Gerakan masing-masing dari pelan-pelan makin lama makin cepat. Reno dari bawah dengan buasnya menggenjot kan penisnya ke vagina ibuku, sedangkan Dion dengan tidak kalah ganasnya menggenjot penisnya di dalam pantat ibuku dari belakang.


"AAAKKKHHHH....AAKKKHHHH....TERUUSS...TEERRUUSSS....SSSHHHH....”


Menerima serangan dari dua arah pada kedua lubangnya, wajah ibuku menampakkan kepuasan, senyumnya kembali terlihat dan desahan-desahan nikmat mulai keluar dari mulutnya. Reno kemudian dari bawah menyerahkan tali yang menghubungkan kedua jepitan di payudara ibuku ke mulut ibuku dan ibuku pun menyambutnya dengan tali tersebut.

Kemudian ibuku sedikit merebahkan tubuhnya ke depan sehingga kedua payudaranya persis di atas wajah Reno yang langsung disambut oleh Reno dengan genggaman kedua tangan di kedua payudara besar padat berisi milik ibuku. Terlihat juga Reno melepaskan salah satu jepitan jemuran yang berada di puting ibuku. Di pelintirnya puting ibuku dan keluarlah air asi dari payudaranya yang langsung diminum oleh Reno.


“Minum susu langsung dari sapi perah binal, biar tambah semangat ngentotnya”, ucap Reno sambil meminum air asi ibuku.


Dion yang sedang menggasak pantat ibuku dengan penisnya tak mau kalah. Ditariknya rambut ibuku ke belakang sehingga kepala ibuku terdongak ke atas yang menyebabkan kedua payudara Audrey ikut tertarik dan Reno yang tengah menyusu pada ibuku telah terlepas. Lenguhan kecil terdengar dari mulut ibuku ketika kedua payudaranya tertarik kencang, namun wajah ibuku tetap terlihat kenikmatan. Mendengar itu, Dion makin menarik-narik rambut ibuku.


"Hhhmmmppfff....hhhmmmppfff..."


Setiap tarikannya selalu disertai lenguhan nikmat ibuku sehingga membuat Dion semakin berani menarik-narik rambut ibuku dengan kasar. Setelah dua puluh menit berlalu. Terlihat Reno mulai akan mencapai orgasmenya. Disini ibuku menyadari hal itu dan semakin menggerak-gerakan pinggulnya dengan liar sehingga dalam waktu tidak beberapa lama kemudian Reno mencapai orgasmenya dan memuntahkan seluruh spermanya ke dalam vagina ibuku.


"AAKKKHHHH....ANAK DALAM PERUT LU GUE SIRAM PAKE PEJU, LONTE!!! AAAKKHHH!!!”



Melihat Reno telah orgasme, Dion kemudian mencabut penisnya dari lubang pantat ibuku dan menarik tubuh ibuku ke belakang. Segera Dion men-doggy style ibuku dengan kasar dan sangat bernafsu. Ibuku terlihat puas dengan perlakuan kasar mereka berdua saat menyetubuhinya. Mulut ibuku yang sekarang tepat diselangkangkan Reno tidak tinggal diam. Dikulum dan dijilatinya penis Reno yang setengah tegak dengan seluruh batang penisnya berlumuran cairan vaginanya dan bercampur cairan sperma milik Reno sendiri. Sehingga semua sperma dan cairan kewanitaan yang menempel di penis Reno dijilat dan ditelannya sampai bersih.


“Lonte pintar”, puji Reno melihat ibuku membersihkan penisnya dengan mulutnya sambil mengelus pelan kepala ibuku.


Kedua tangan ibuku mengocok-ngocok penis Reno seakan-akan tidak rela kalau penis Reno sudah melayu. Kegiatan ibuku pada penis Reno baru terhenti ketika tiba-tiba Dion meraih kedua pundak ibuku dan menariknya ke belakang sehingga sekarang posisi ibuku dan Dion dalam keadaan berlutut tegak dengan penis Dion menggasak keras vagina ibuku dari belakang. Dion terus menggasak vagina ibuku dengan penisnya. Gerakan-gerakannya sungguh liar, kedua tangan Dion meraih kedua payudara ibuku dari belakang.


“ssshhhhh.....ssshhhhh....Aakkkhhhh....diion...Aakkkhhhh”


Diremas-remasnya kedua payudara ibuku dengan ganas. Ibuku pun tak mau kalah, diputar-putarnya pinggulnya dengan disertai tekanan-tekanan ke belakang kearah penis Dion. Selain menggenjot Pantat ibuku dari belakang dan meremas-remas payudara ibuku dengan ganasnya. Dion juga menciumi dan menjilati leher ibuku yang jenjang itu dan juga mengulum-ngulum telinga ibuku. Sambil terus menjilati leher dan telinga ibuku, Dion kemudian mengarahkan tangan kanannya ke klitoris ibuku dan mulai menggosok-gosok klitoris ibuku dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya.



"Aaaakkkkhhh....Aakkkhhhh...buat tante.... Orgasme lagi, Dion....Aakkkhhhh”


Diperlakukan demikian, ibuku menggelinjang-gelinjang kenikmatan, kedua tangan ibuku meraih pantat Dion dan menarik-nariknya ke depan sehingga penis Dion semakin keras menghunjam vaginanya. Kemudian ibuku mendongakkan kepalanya ke belakang ke bahu kanan Dion dan mulai menciumi bibir Dion yang langsung disambut Dion dengan ganas.

Disini aku sudah benar-benar tak menyangka apa yang aku liat dari tadi di dalam rumahku sendiri.

Ibuku dan Dion berciuman dan saling memainkan lidahnya masing-masing. Terdengar rintihan-rintihan nikmat ibuku dan dengan mata sayu ibuku memandangi mata Dion sambil terus berciuman dengannya.


“Aakkkhhhh.…Ahhhh…nikmat Dion….aam..pun….nikmat sekali…jadikan tante pemuas nafsumu, Dion...Aakkkhhhh...dan...kasih terus kontolmu ke memek tante...Aakkkhhhh...” terdengar desahan-desahan kecil keluar dari mulut ibuku.

“Sshhhh...apa tante yakin?”, ucap Dion.

Ibuku terlihat mengangguk, “yaa... tante mau dan tante rela... sshhhh...jadi pemuas nafsumu. Jadikan tante Lontemu, Dion..Aakkkhhhh... tante bakal siap menampung seluruh peju kamu...dengan memek tante...Aakkkhhhh”. ibuku benar-benar sudah hilang arah dan pikirannya sudah dikuasai oleh kenikmatan.

“Tuuaan bolehkah saya orgasme lagi….”, tanya ibuku pada Dion.


“Tunggu, gue juga hampir orgasme, kita orgasme sama-sama, tante”, jawab Dion kepada budak seksnya yang dahulu adalah ibu dari sahabatnya yang ia hormati dan sekarang dengan memelas meminta pada Dion untuk menjadikannya pemuas nafsunya.


Ibuku tidak menjawab, dia hanya menganggukkan kepala dan terlihat berusaha sekuat tenaga menahan orgasmenya dengan susah payah. Setelah beberapa belas menit kemudian terlihat Dion akan mencapai orgasmenya. Ibuku menyadari hal itu dan raut mukanya terlihat lega. Beberapa detik kemudian kedua manusia berlainan jenis itu mencapai orgasme secara bersama-sama. Kembali tubuh ibuku mengejang hebat, diremas-remasnya rambut kepala Dion dan diciuminya bibir Dion. Secara bersamaan, Dion juga memuntahkan sperma di dalam vagina ibuku


“DION KELUAR TANTE!!! PEJU GUE KELUAR...LONTE!!!! AAKKHHHHH!!!!”


CROT!!! CROT!!! CROT!!


Beberapa menit ibuku dan Dion berada di puncak orgasme, kemudian kedua tubuh mereka rebah bersamaan di atas karpet kelelahan.


Aku baru tersadar dan ternyata mereka semua memang tak mengetahui bahwa tadi pintu rumah terbuka dan terdapat seseorang yang melihat persetubuhan mereka atas ibuku. Namun, karna aku terlalu fokus pada persetubuhan ibuku, aku juga jadi tak memperhatikan orang tersebut yang kini entah pergi kemana.


Setelah lima belas menit berlalu Martin berdiri dari posisinya duduk dan menghampiri ibuku yang terkulai lemas diatas karpet. Rupanya Martin belum puas dengan tubuh ibuku. Segera ditariknya tali penjepit payudara ibuku sehingga terpaksa membuat ibuku bangkit kembali dari rasa lemasnya. Kemudian Martin memerintahkan ibuku untuk duduk di sofa kecil dengan kedua kaki mengangkang bertumpu pada kedua lengan sofa. Kemudian Martin memerintahkan Reno untuk mengikat masing-masing pergelangan kaki ibuku pada kaki-kaki sofa, demikian juga kedua pergelangan tangan ibuku. Sehingga kini posisi ibuku menjadi tidak berdaya dengan posisi duduk mengangkang di sofa dan masing-masing kakinya terikat di kaki-kaki depan sofa serta masing-masing tangan terikat di kaki-kaki belakang sofa.

Ibuku yang masih kelelahan tidak banyak melawan, kelihatannya ibuku sudah benar-benar pasrah dengan apa yang akan dialaminya.


“Nah, bu Yuli sekarang pelajaran baru buat ibu” kata Martin tiba-tiba sambil menyerahkan kamera video kepada Reno.
“Ren, lu rekam ya yang bagus” lanjut Martin kepada Reno. Reno yang mendengar ucapan Martin hanya mengangguk-angguk sambil tersenyum dan mulai merekam ibuku dalam keadaan tidak berdaya itu.


Martin kemudian berlutut di hadapan selangkangan ibuku, tangan kanannya kemudian menggosok-gosok vagina ibuku dan jari tengah serta jari telunjuk tangan kanannya mulai memasuki vagina ibuku. Ibuku sedikit menggelinjang ketika dua jari tangan Martin masuk ke dalam vaginanya. Desahan kecil keluar dari mulut ibuku. Setelah beberapa menit memainkan vagina ibuku dengan dua jarinya, Martin kemudian meraih tali penjepit payudara ibuku dengan tangan kirinya serta mulai menarik-nariknya pelan-pelan, namun panjang sehingga kedua payudara ibuku benar-benar tertarik ke depan.


“Aakkkhhhh....”


Suara rintihan terdengar lagi dari mulut ibuku ketika tali tersebut ditarik-tarik oleh Martin. Beberapa menit berlalu ketika Martin mulai menggunakan ibu jari tangan kanannya untuk memainkan klitoris ibuku, dan secara pelan-pelan memasukkan jari manis tangan kanannya ke dalam lubang vagina ibuku. Sehingga kini tiga jari Martin masuk ke dalam lubang vagina ibu sepenuhnya. Martin mulai memompa ketiga jarinya keluar masuk di vagina ibuku dengan cepat.


“Aakkkhhhh...akkkkhhhh....mass...Aakkkhhhh....”



Martin secara lihai memainkan vagina ibuku dengan ketiga jarinya ditambah ibu jarinya di klitoris ibuku yang membuatnya menggelinjang hebat dan merintih-rintih kenikmatan dengan keras. Terdengar bunyi basah ketika vagina ibuku yang sudah basah dengan sperma Reno serta ditambah cairan kewanitaannya sendiri setelah dikerjai habis-habisan oleh jari-jari tangan Martin. Setelah beberapa menit, Martin mulai memasukkan jari kelingkingnya ke dalam vagina ibuku sehingga sekarang ada empat jari tangan milik Martin memompa keluar cairan vagina ibuku. Terlihat raut wajah ibuku menampakkan sedikit kekhawatiran, tapi ikatan pada kedua kaki dan kedua tangannya membuat ibuku tak dapat berbuat banyak serta ditambah lagi kelihaian jari-jari tangan Martin di vaginanya membuat ibuku kembali hanyut dalam birahinya meskipun terdapat sedikit kekawatiran karena vaginanya tak pernah dimasuki empat jari tangan sebelumnya.

Cukup lama Martin memainkan vagina ibuku dengan keempat jari tangannya sehingga ibuku makin menggelinjang tak tahan akan sensasi yang ia dapatkan dan mendesah nikmat dibuatnya. Martin memperlambat kocokkan keempat jarinya pada vagina ibuku. Kemudian ia mulai mencoba memasukkan ibu jari tangan kanannya ke dalam vagina ibuku.


"Jaaa…ngggaan...mass...ugggghhhh…”


terdengar suara khawatir dari ibuku kembali ketika ibu jari tangan Martin mulai memasuki vaginanya dengan jumlah yang ditambah.


“Ini namanya fisting, bu Yuli harus terbiasa dengan ini dan harus bisa menerima serta menikmati apa saja di perlakuan tuanmu. Ini juga supaya pas kelahiran anak ibu nanti tak terlalu susah”, Martin menjawab kekawatiran ibuku dengan tegas. “Sekarang perhatikan ini! Ibu akan takjub dengan dengan apa yang memekmu bisa terima” lanjut Martin sambil terus memasukkan ibu jarinya ke dalam vagina ibuku.

Setelah kelima jari tangan kanan Martin masuk seluruhnya ke dalam vagina ibuku, Martin tak berhenti sampai situ saja, namun telapak tangan kanannya terus mendesak masuk ke dalam vagina ibuku. Sedangkan tangan kirinya makin menarik tali penjepit payudara ibuku makin ke depan.


“Ooogghhh…..uuugghh…..aaaggghhhhh….”, jerit ibuku keras ketika telapak tangan kanan sampai pergelangan tangan kanan Martin masuk seluruhnya ke dalam vagina ibuku.

“Gigit ini supaya tidak terlalu sakit” kata Martin kemudian sambil menyerahkan tali penjepit payudara itu ke dalam mulut ibuku yang langsung dituruti olehnya.

Martin tak langsung memompa lengannya pada vagina ibuku. Didiamkannya telapak tangannya di dalam vagina ibuku. Ibuku sambil menggigit tali itu terlihat meringis-ringis sambil berusaha membenarkan posisinya badannya. Matanya terlihat menatap takjub kearah vaginanya sendiri. Sekali lagi benar-benar pemandangan yang diluar dugaanku, ibuku yang cantik duduk mengangkang terikat di atas sofa tidak berdaya dengan telapak tangan Martin tertancap kuat di dalam vaginanya. Setelah beberapa waktu, Martin mulai menggerakkan telapak tangannya keluar masuk di dalam vagina ibuku secara perlahan-lahan yang disertai rintihan-rintihan ibuku setiap kali telapak tangan Martin memasuki vagina ibu.


"Uuughhh…..ooogggh……Aahhhh….”. Desah ibuku cukup keras sambil menggelinjang serta meringis-ringis antara menahan sakit dan nikmat. Beberapa menit kemudian Martin mulai mempercepat gerakan tangannya keluar masuk di dalam vagina ibu. Martin juga mengombinasikan gerakan tangannya dengan gerakan memutar-mutar telapak tangannya di dalam vagina ibuku. Gerakan-gerakan tangan Martin tersebut makin membuat ibuku menggelinjang.

Ibuku mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur serta memutar mengikuti irama permainan tangan Martin pada vaginanya. Desahan-desahan yang keluar dari mulut ibuku semakin keras, dan sekarang nampak nya tinggal desahan kenikmatan. Wajah ibuku terdongak ke atas sambil sesekali menunduk menatap kearah vaginanya, sedangkan dada ibuku membusung ke depan dan meliuk-liuk tidak karuan. Kedua payudaranya tertarik keras setiap kali ibuku mendongakkan kepalanya ke atas karena tali yang digigitnya menjadi menarik kedua payudaranya.

“Ooohhhh…..Oohhhh…mass….Ooohhh..ooohhh”. terdengar desahan-desahan ibuku telah berubah menjadi lolongan-lolongan panjang kenikmatan. Beberapa menit kemudian, ibuku sudah benar-benar hanyut dalam kenikmatan birahinya. Matanya berubah menjadi benar-benar sayu dan sesekali ibuku memejamkan matanya. Liukkan pinggul dan badannya memelan seakan-akan sedang bergerak dalam gerakan lambat. Mulut ibuku terbuka sedikit, tali dimulutnya sudah terlepas dari gigitannya. Kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan serta memutar dengan pelan, lolongan-lolongannya menjadi semakin panjang dan lambat-lambat.
Melihat perubahan pada diri ibuku. Martin yang melihatnya tersenyum sinis dan memerintahkan Reno untuk melepaskan seluruh ikatan pada kaki-kaki dan tangan-tangan ibuku.

Begitu seluruh ikatan terlepas, ibuku yang kini bebas bergerak, mulai menggeliat seperti orang yang baru bangun tidur. Kedua tangan ibuku kadang menggeliat ke atas sambil meremas-remas pelan rambutnya sendiri, kadang mengusap-usap perutnya sendiri yang tengah hamil dan naik ke atas untuk mengelus-ngelus kedua payudaranya yang telah mengeluarkan air asi. Ibuku semakin membuka lebar kedua kakinya untuk memberikan akses lebih luas bagi tangan Martin, sedangkan bibir ibuku mulai menciumi dan menjilati serta menggigit-gigit kecil lengan atasnya sendiri persis di atas ketiaknya, dan kadang kala digigitnya sendiri bibir bawahnya. Beberapa belas menit kemudian terlihat ibuku sudah siap orgasme. Dengan kedua tangannya ibuku meraih tangan kanan Martin yang sedang mengobok vaginanya sehingga Martin tak dapat lagi memompa tangannya keluar masuk di vagina ibuku.

Martin mengerti apa yang diinginkan oleh ibuku dan Martin menghentikan kegiatannya serta membiarkan telapak tangan kanannya terbenam seluruhnya di vagina ibuku.

Sedangkan ibuku dengan kedua tangannya yang masih memegang tangan kanan Martin mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur dan memutar, sehingga kini ibu lah yang bergerak sendiri untuk memuaskan nafsu birahinya dan mengarahkan tangan Martin agar mengenai titik-titik kenikmatan dalam vaginanya. Tidak lama setelah itu, badan ibu kumengejang hebat. Kedua tangannya menarik kuat-kuat tangan kanan Martin agar semakin dalam tertancap di dalam vaginanya.


“Tuuuuaaaan…. bbolehhh..saya orgasme….pleaaaassseeee…..”. pinta ibuku dengan sangat dan bicaranya terbata-bata. Martin yang ditanya hanya mengangguk pelan, dan tak lama kemudian terdengar suara ibuku berteriak keras dengan badan yang mengejang hebat.


“Oogggghhh…terimaaa…kassiiihhhh….tuaaaan…eennnaakkkk!!”


Setelah badan ibuku melemas, Martin pun mengeluarkan tangan kanannya dari dalam vagina ibuku. Ibuku langsung roboh ke sofa ketika tangan Martin seluruhnya tercabut dari vaginanya. Nafas ibuku terengah kelelahan, kedua kakinya dirapatkannya kembali, keringat membasahi sekujur tubuhnya.


“Nah, sekarang bagian kontolku lagi bu yang pengen dipuasin sama memek ibu ini”, ucap Martin memecah keheningan ruangan.


Ibuku yang masih kelelahan terlihat sedikit ketakutan melihat Martin. Tanpa membuang waktu lagi, Martin langsung menjambak rambut ibuku dengan keras dan menarik ibuku sehingga terjerembap ke karpet.


"Aakkkhhhh…..!!!”


“Diam kamu pelacur! Sekarang kamu milikku! Nurut aja! Ayo bangun posisikan menungging!”. Bentak Martin kepada ibuku sambil menampar pelan pantat ibuku. Dengan gerakan menjambak rambut ibuku ke atas, Martin berhasil membuat ibuku menuruti kemauannya. Kini ibuku dalam posisi menungging dengan Martin menjambak rambutnya kuat-kuat.

Kemudian Martin dengan tetap menjambak rambut ibuku berjalan mengelilingi ruangan sehingga ibuku harus merangkak-rangkak mengikutinya.

Martin sambil mengelilingi ruangan mengatakan kepada semua yang ada di ruangan itu bahwa dia akan membuat ibuku benar-benar bertekuk lutut padanya dan membuat ibuku benar-benar kecanduan akan penisnya yang besar. Kemudian Martin menghentikan langkahnya ketika sampai ditempat aku duduk yang tak terlalu jauh dari tempatku mengintip.

Ibuku duduk di sofa panjang dekat posisiku mengintip dengan kaki mengangkang lebar. Terlihat lelehan sperma ada yang keluar dari selangkangannya yang dicukur bersih itu. Kemudian Martin memosisikan dirinya di hadapan ibuku, diarahkannya ujung penisnya kearah vagina ibuku. Ibuku terlihat sedikit ketakutan ketika penis Martin yang besar, panjang dan berurat mendekati vaginanya.


“Jangan takut, ibu akan segera merasakan kembali enaknya ini kontol ini. Ini kontol spesial untuk Lonte spesial juga seperti ibu Yuli ini. Hehehe”. Tawa Martin melihat raut muka ibuku yang memperlihatkan kekawatiran.


Secara pelan-pelan, Martin mulai memasukkan penisnya ke dalam vagina ibuku yang langsung disambut dengan teriakan histeris dari Ibuku.


“Aaaakkkkhhh…….ugggghhhhhh….jangan tuan….apa ini….”. jerit histeris ibuku sambil berusaha melepaskan diri dari Martin. Entah kenapa ibuku terlihat seperti ada yang salah, padahal waktu di Setubuhi oleh Martin sebelumnya tak seperti itu.

Sebelum ibuku bisa berbuat banyak, Martin dengan cekatan memegang kedua tangan ibuku dan memosisikan ibuku kembali ke posisi semula.

“Jangan banyak bergerak, ibu mau saya sakiti atau mau menerima kenikmatan luar biasa! Pilih! Ini baru kepala kontolku yang masuk!” bentak Martin kepada ibuku sambil memegang kedua tangan ibuku sejajar dengan kepalanya. Terlihat kemudian ibuku hanya mengangguk lemah tanda persetujuannya. Air mata terlihat berlinang di kedua matanya.

Kemudian Martin melanjutkan memasukkan penisnya ke dalam vagina ibuku secara perlahan. Senti demi senti masuk pelan-pelan ke dalam vagina ibuku, seakan-akan Martin memang sengaja agar dinding vagina ibuku merasakan gesekan urat penisnya. “Ooogghhh…….”. Desah ibuku panjang ketika Martin menekan pantatnya ke depan sehingga sebagian kecil batang penis Martin mulai masuk menembus ke dalam vagina ibuku. Mata ibuku melotot tajam memandangi vaginanya yang mulai dimasuki penis Martin. Mulut ibuku terbuka lebar dan pinggulnya bergerak sedikit mengatur posisinya agar lebih nyaman dalam menerima penetrasi dari penis Martin yang paling besar dibanding dua orang lainnya.


"Ugggghhhhhh….”. teriakan kecil tapi panjang keluar dari mulut ibuku ketika Martin menekan lagi pantatnya ke depan sehingga batang penisnya semakin masuk ke dalam vagina ibuku dan badan ibu bergetar hebat. Ibuku membuka kakinya lebar-lebar, matanya masih melotot tajam memandangi vaginanya sendiri.

"Oogggghhh……”. Teriakan ibuku kembali semakin panjang ketika untuk ketiga kalinya Martin menekan pantatnya ke depan sehingga batang penisnya semakin dalam lagi memasuki vagina ibuku. Ibuku mendongakkan kepalanya ke belakang, matanya tertutup rapat namun mulutnya makin terbuka lebar. Beberapa saat Martin menghentikan gerakannya, kemudian terdengar lagi teriakan panjang, “Ooogghhh…” yang keluar dari mulut ibuku ketika Martin kembali menekan pantatnya ke depan sehingga semakin dalam lagi memasuki vagina ibu.

Kepala ibuku yang masih terdongak itu terlihat bergerak ke kiri dan ke kanan. Kedua tangan ibuku yang telah dilepas dari genggaman Martin terlihat masing-masing kini memegang bahu Martin . Badan ibuku semakin bergetar hebat, kakinya yang mengangkang terlihat menendang-nendang kecil ke udara. Sekali lagi Martin menghentikan gerakannya untuk beberapa saat sebelum untuk kelima kalinya menekan pantatnya ke depan yang membuat batang penisnya semakin dalam lagi masuk ke dalam vagina ibu.

Teriakan ibuku terdengar semakin keras dan liar ketika batang penis Martin makin dalam masuk ke dalam memeknya. Badan ibuku yang bergetar hebat sekarang bergoyang-goyang tak karuan. Kedua kakinya semakin keras menendang-nendang ke udara sedangkan masing-masing tangannya memukul-mukul bahu Martin.


“Aaaammmppppuuunnnn…..tuaaaannnn…..saya tak kuat!", ucap ibuku yang menggeliat-geliat hebat sambil memandang . Martin kembali menghentikan gerakannya, namun kontras dengan Martin, justru badan ibuku semakin keras menggeliat-geliat, kakinya semakin keras menendang-nendang ke udara dan kedua tangannya kini menjambak-jambak rambut Martin. Kemudian Martin dengan keras menekan pantatnya ke depan sehingga seluruh penisnya amblas ke dalam vagina ibuku yang disertai lolongan sangat panjang dari mulut ibu. Menerima seluruh penis Martin di dalam vaginanya membuat badan ibuku menegang. Kedua kakinya mengangkang lurus ke atas dan bibir ibuku menggigit keras tangan kirinya sendiri yang dikepal sedangkan tangan kanannya tetap menjambak keras rambut Martin.

“Hehehe…. enak ya?”. Tanya Martin mengejek kepada ibuku. Ibuku tak menjawab, matanya nanar melihat ke wajah Martin. Lalu tiba-tiba Martin memutar-mutar pinggulnya sehingga seluruh penisnya menggesek-gesek dinding dalam vagina ibuku. Masing-masing tangan ibuku meremas keras pegangan sofa, kepalanya kembali terdongak ke belakang, badannya makin menegang hebat, dadanya membusung ke depan sehingga punggung ibuku sampai melengkung ke depan ketika ibuku merasakan penis Martin bergesekkan dengan dinding dalam vaginanya.

Beberapa detik kemudian terdengar lolongan panjang Ibuku tanda bahwa ibuku kembali mencapai orgasmenya. Terlihat vagina ibuku memuncratkan cairan kewanitaan dengan cukup banyak dan berulang-ulang sampai-sampai sofa yang didudukinya menjadi sangat basah. Tak memedulikan ibuku yang sedang orgasme, Martin mulai memompa penisnya secara perlahan keluar masuk dalam vagina ibu. Diperlakukan demikian ibuku menggelinjang hebat seperti cacing kepanasan. Kemudian Martin mulai mempercepat genjotan penisnya pada vagina ibuku. Disini badan ibuku makin bergerak tidak karuan, kedua tangannya memukul-mukul lengan sofa. Nafasnya tersengal-sengal, rintihan-rintihan nikmatnya makin menjadi-jadi. Terdengar suara kecipak suara basah yang sangat keras ketika penis Martin keluar masuk di vagina ibu yang sudah sangat becek.


“Terus….teruussss….jangaaannn…berhenti……lebih keras…lebih keras…..lebih dalam…lebih dalam….”. jeritan ibuku terdengar keras kepada Martin.

“Jagoanku….jagoanku….hajar terus…memekku ini….ini milikmu semua….”. ibuku merintih-rintih nikmat sambil masing-masing tangannya memegang kedua belah pipi Martin dengan keras dan matanya memandang liar ke mata Martin.

Hanya perlu kurang lebih lima menit untuk ibuku mencapai orgasmenya kembali. Vagina ibuku kembali memuncratkan cairan kewanitaannya, badannya menegang hebat, matanya tertutup rapat dan lolongan yang panjang membuat semua orang tahu ketika ibuku sedang orgasme. Setelah orgasme, ibuku kembali menggeliat-geliat hebat, matanya kembali terbuka, tangannya menekan-nekan pantat Martin agar penisnya makin dalam masuk ke vaginanya dan selalu kurang lebih lima menit kemudian, badan ibuku menegang kembali, lolongan panjang terdengar dari mulutnya, badannya seperti kaku ketika ibuku mengalami orgasmenya kembali dan cairan kewanitaan kembali memuncrat hebat dari vaginanya.


Kejadian tersebut kembali terjadi berulang-ulang sampai kurang lebih 40 menit. Badan ibuku dan Martin sudah mandi keringat, namun keduanya nampak menikmati sekali permainan seks mereka, terutama ibuku. Terlihat sekali bahwa ibuku sudah tak dapat lagi mengontrol dirinya, lenguhan-lenguhan nya semakin keras. Ibuku mulai meracau dan mengeluarkan kata-kata cabul untuk menyemangati Martin. Sangat berbeda dari ibuku yang aku tahu dan sangat berbeda dari awalnya diperkosa. Yang aku lihat sekarang ibuku berubah menjadi wanita yang gila seks, semakin kasar perlakuan Martin, maka terlihat semakin ibuku menikmatinya.

Kemudian secara tiba-tiba, Martin mencabut penisnya yang besar dari vagina ibuku. Saat penis tersebut terlepas dari dalam lubang vagina, langsung saja terdengar keluhan keras dari mulut ibuku. “Jangan….dilepaaasss…..Oooucchh……”.

Terdengar teriakan ibuku ketika Martin menjambak rambutnya dengan kasar dan menariknya serta memosisikannya berdiri menungging ke sofa yang digunakan untuk menonton TV dengan kedua tangan berpangku pinggir meja. Tanpa mengatakan apa pun lagi, Martin dengan kasar lalu memasukkan penisnya ke dalam vagina ibuku dari belakang. Terdengar jeritan dari mulut ibuku ketika penis Martin yang besar, panjang, berurat itu kembali mengoyak vaginanya. Martin kemudian langsung memompa dengan kasar vagina ibuku dengan gaya doggy style. Tangan kiri Martin melingkar ke depan, kearah klitoris ibuku dan tangan kiri Martin mulai memainkan, mencubit-cubit dan memilin-milin.

Diperlakukan demikian langsung badan ibuku bereaksi. Badan ibuku menggelinjang dengan hebat seperti orang kegelian. Terlihat cairan kewanitaan ibuku kembali meleleh dari sela vaginanya yang makin membasahi kedua paha dalamnya. Mulut ibuku terbuka lebar, kepalanya bergoyang-goyang tidak beraturan, sedangkan kedua tangannya berusaha dengan susah payah tetap bertumpu pada pinggir meja. Suara lolongan dan rintihan nikmat ibuku membahana di ruangan itu bersahut-sahutan dengan bunyi kecipak dari vaginanya yang basah. Mata ibuku merem melek dan mendelik-delik karena kenikmatan yang tak ada taranya, dan setiap kurang lebih lima menit ibuku kembali mencapai orgasmenya yang selalu ditandai dengan badannya yang mengejang hebat dan vaginanya yang memuncratkan cairan kewanitaan dengan cukup banyak.

Kurang lebih tiga puluh menit ibuku di doggy style oleh Martin. Keringat ibuku sudah mengucur deras. Cairan kewanitaannya sudah benar-benar membasahi kedua paha dalamnya. Karpet di antara kedua kaki ibuku sudah basah karena cairan kewanitaan ibuku yang mengucur deras ke bawah. Meja kaca tempat kedua tangan ibuku bertumpu sudah juga basah dengan lelehan keringat dan cairan kewanitaannya yang memuncrat cukup jauh.

Kemudian Reno dengan kamera ditangan kanannya menjambak rambut ibuku dengan tangan kirinya dan menarik rambut ibuku ke belakang sehingga wajah ibu terdongak ke atas. Kamera lalu menclose-up wajah ibukuyang sedang meringis-ringis kenikmatan itu.

“Enak? Jawab ke kamera ini bagaimana rasanya”. Tanya Reno tegas kepada ibuku.
“Enakkk…sekkaaali Tuuuuaaaan”. Jawab Ibuku sambil menggeliat liar karena sodokan penis Martin dari belakang. “kontol tuan Martin seperti hidup dan menggigit bagian dalam memek saya…uuugghh…aaaggghhhhh…..”. lanjut ibuku sambil memandang kamera dan merintih-rintih kenikmatan.


“OOoooogggghhh………!!!”. kemudian terdengar lolongan panjang ibuku yang disertai dengan vaginanya yang kembali memuncratkan cairan kewanitaannya tanda ibuku kembali mengalami orgasme yang panjang.

“Cepat sekali ibu orgasme ya. Mulai sekarang ibu harus juga menuruti apa kemauan Reno dan Dion juga. Ibu Yuli harus menyerahkan seluruh tubuhmu pada kami, mau? Siap?”. Tanya Martin sambil menjambak rambut ibuku ke belakang.

Setelah sedikit reda dari orgasmenya, ibuku menjawab dengan terbata-bata, “Mau…tuaaaan…maaauu…, saya siap melayani dan menuruti apa maunya tuan Martin, tuan Reno dan juga tuan Dion”. “Sayaa….sepenuhnya milik kalian…Eeggghhhh…aaaggghhhhh….ugggghhhh….”. jawab ibuku sambil menggelinjang dan merem melek kenikmatan.

Lalu Martin melepaskan jambakannya pada rambut ibuku dan memberikan kembali konsentrasi pada rasa nikmatnya oleh penis Martin. Setelah jambakan rambutnya terlepas, tiba-tiba Dion dan Reno maju ke depan. Mereka berdiri masing-masing disamping kiri dan kanan wajah ibuku. Kemudian Reno dan Dion memerintahkan ibuku untuk mengocok masing-masing penis mereka dengan tangan ibuku. Ibuku segera menuruti meskipun hal tersebut membuat dirinya susah untuk berdiri karena kedua tangannya yang tadinya digunakannya untuk menumpu badannya sekarang harus dipergunakan untuk mengocok kedua penis lelaki yang kini menjadi tuannya. Terlihat ibuku sudah sangat lemas dan kelelahan, apalagi dirinya di Setubuhi secara bergilir dan diperlakukan kasar dalam keadaan hamil.

Melihat ibuku yang kesulitan berdiri sambil menungging, Martin malah menggunakan kedua tangannya untuk memegang erat pinggul ibuku dan makin memompa dengan keras penisnya pada vagina ibuku yang membuat ibuku makin kesulitan berdiri dalam posisi menungging. Ditambah lagi sekarang Reno dan Dion dengan tangannya masing-masing mulai meraba-raba dan mempermainkan kedua payudara ibuku bahkan sesekali sambil mengelus perut hamil ibuku sehingga ibuku makin menggelinjang seperti cacing kepanasan yang membuatnya tambah sulit mempertahankan posisi berdirinya. Ibuku yang sudah benar-benar kehilangan kontrol atas dirinya sudah benar-benar pasrah. Kenikmatan yang diberikan Martin pada dirinya telah benar-benar menghilangkan harga dirinya sebagai wanita terhormat. Menyadari ibuku sudah benar-benar hanyut dalam kenikmatan seksual, Reno dan Dion tak tahan untuk mengetahui seberapa menurutnya ibuku pada mereka.


“bu Yuli coba ngomong kotor saat sedang dientot begini ke arah kamera". Perintah Reno pada ibuku.

“Saya...wanita bersuami tengah hamil dan....Aakkkhhhh...sedang di entot oleh ketiga tuanku. Saya guru tapi saya suka kontol. Saya mengajarkan hal baik disekolah....tapi di belakang...saya malah mencari kontol untuk memenuhi memekku....saya....mencari peju untuk menyiram bayi di dalam perut saya ini...Aakkkhhhh...”
. ucap ibu yang membuatku sangat pusing mendengarnya.

“Siapa yang buat ibu hamil?”, kali ini giliran Dion yang bertanya pada ibuku.

“saya...saya tak tau...Aakkkhhhh...soalnya saya sering ngentot dengan banyak kontol.... Soalnya saya istri Lonte yang suka mencari peju untuk memenuhi memek saya...”,[/I][/B] jawab ibuku sambil menggelinjang kenikmatan sehingga sekarang ibuku dalam posisi berdiri menungging tengah di doggy style oleh Martin dengan masing-masing tangannya sibuk mengocok penis Reno dan penis Dion, serta mulut terbuka dengan lidah menjulur keluar serta nafas terengah-engah seperti sedang kehausan.

"Hahahahaha…” terdengar tawa semua yang ada di ruangan TV itu melihat ibuku menuruti perintah untuk berbicara kotor dan kasar. Disini hanya aku yang tidak ikut tertawa di posisiku mengintip. Aku sekarang melihat ibuku yang cantik benar-benar dipermalukan oleh kedua tukang ojek dan oleh sahabatku sendiri, tapi ibuku malah menikmatinya. Ibuku sudah benar-benar takluk pada keperkasaan Martin sehingga mau dipermalukan dan di injak harga dirinya sebagai istri dan ibu yang terhormat.


“Oogggghhh…..”. Terdengar lolongan panjang dari mulut ibuku setiap kali mencapai orgasmenya. Tubuhnya selalu mengejang hebat dan vaginanya selalu memuncratkan cairan kewanitaan setiap kali ibuku mencapai puncak orgasme, namun walau ibuku melemas setelah mengalami orgasme, ibuku selalu saja siap untuk terus menerima sodokan penis.

Setelah berpuluh menit dan setelah ibuku mengalami orgasme yang sudah tidak terhitung lagi, Reno dan Dion mencapai orgasmenya. Dimuntahkannya sperma mereka masing-masing ke wajah ibuku dan mereka memerintahkan ibuku untuk membersihkan sisa-sisa sperma dari penis mereka dengan menggunakan lidah dan mulut ibuku yang langsung dituruti tanpa ada rasa ragu-ragu. Reno dan Dion juga memerintahkan ibuku untuk membersihkan mukanya sendiri dari sperma dengan tangannya, kemudian mereka meminta ibuku untuk menjilati tangannya sendiri dan menelan seluruh sperma yang ada ditangannya. Tak seperti Reno dan Dion rupanya Martin benar-benar seorang pria yang tangguh dalam hal seks. Belum ada tanda-tanda bahwa Martin akan orgasme.

Reno dan Dion yang sudah lemas berejakulasi kemudian hanya menonton Martin yang tengah menyetubuhi ibuku dengan kasar. Ibuku dan Martin tetap melanjutkan pertarungan seks yang tidak seimbang itu. Setiap kurang lebih 5 menit ibuku menyerah kalah dan mengalami orgasme yang dahsyat sedangkan Martin dengan perkasanya tetap memompa vagina ibuku menggunakan penisnya yang besar dengan cepat dan kasar. Ibuku dan Martin bersetubuh dengan berbagai macam gaya, baik itu dalam posisi Martin di atas menindih tubuh ibuku maupun gaya lainnya yang aneh-aneh dan belum pernah aku lihat sebelumnya.

Ibuku dan Martin juga bersetubuh di berbagai tempat di lantai bawah rumah kami, baik itu di atas karpet, di atas sofa, ditangga maupun di atas meja makan. Reno dan Dion yang menonton hanya mengikuti kemana saja persetubuhan ibuku dan Martin dilakukan. Setelah beberapa jam, akhirnya terlihat Martin akan mengalami orgasmenya. Diperintahkannya ibuku untuk berlutut sambil kedua tangannya memegang mangkuk dan menengadahkannya kearah penis Martin.


Dengan sedikit kocokkan pada kontolnya, Martin memuntahkan banyak sekali sperma ke mangkuk itu. Begitu juga dengan Reno dan Dion yang sedari tadi menonton kembali mengocok penisnya dan mereka berdua pun juga menyemprotkan spermanya ke dalam mangkuk yang ibu pegang. Kemudian Martin memerintahkan ibuku untuk meminum habis semua sperma yang terkumpul di dalam mangkuk. Ibuku menuruti segala perintah Martin tanpa melakukan protes apapun. Nampak nya sudah benar-benar habis harga diri ibuku ini di hadapan mereka. Ibuku sudah benar-benar menjadi budak mereka. Hal itu makin terlihat ketika sedang menelan habis sperma di dalam mangkuk tersebut yang berisi sperma Martin ,Reno dan juga sperma Dion, sahabatku sendiri dengan posisi jongkok dan Reno memasukkan remote TV ke vagina ibuku dari belakang dan memerintahkan ibuku untuk menggerakkan pinggul dan badannya, sehingga vagina ibuku mengocok remote TV tersebut dan hal tersebut dipatuhi oleh ibuku tanpa protes sehingga ibuku dengan rela menyetubuhi dirinya sendiri dengan remote TV yang dipegang oleh Reno.


“Oke, Ren kita pulang dulu, buat hari ini sampai disini saja. Untuk lu Dion, kalu lu emang masih kepingin disini silahkan aja. Lagian kayaknya bu Yuli juga ketagihan sama kontol lu. Sebelum anak sama suaminya pulang kalau lu masih pengen tinggal entotin aja ini Lonte gue. Kasih peju lu yang banyak biar kenyang itu memeknya. Hahahaha...”. Ucap Martin pada Dion.

Kulihat Dion mengangguk dengan semangat, sedangkan Martin dan Reno pergi setelah kembali berpakaian. Perginya Martin dan Reno, Dion langsung kembali menyetubuhi ibuku. Posisi Dion berbaring di atas karpet ditindih oleh ibuku. Penis Dion tertancap keras di vagina ibuku. Jeritan serta rintihan nikmat terdengar lagi dari mulut ibuku membahana di rumahku.

Aku sangat emosi dan aku langsung kepikiran akan tante Wiwi dan disini aku berniat untuk membalas perbuatan Dion kepada ibunya juga. Dia Setubuhi ibuku, dipermalukannya dan juga diinjak harga diri ibuku. Kenapa aku harus tetap diam seperti orang bodoh tak punya pikiran. Aku tertawa dalam sesak dan pergi meninggalkan ibuku yang tengah di Setubuhi kasar oleh Dion di ruang tengah. Aku berjalan ke rumah Dion untuk membalas perbuatannya pada tante Wiwi.




“Bagas datang, tante Wiwi!!!”




Sebenarnya apa hubungan Dion dengan Martin dan Reno. Kenapa mereka bisa saling kenal dan seperti apa ceritanya sehingga mereka bisa menggauli ibuku secara bersama-sama? Satu lagi, siapa orang yang datang dan melihat ibuku tengah disetubuhi ketiga lelaki tersebut. Siapakah dia? Ayah kah? Kalau memang ayah pasti sudah habis mereka semua. Kalau bukan ayah, lantas siapa??




.
.
.





*Bersambung...
next episode,ditindik sama tatto dong hu biar makin pas jdi budak
 
Semoga sih itu Ayahnya Bagas yang entah gemana bisa tau dan ikut menikmati pas istrinya digarap orang. Dari awal gemes banget sama ayahnya yang nggak kebagian sex scene sebanyak Bagas apalagi istrinya..
 
Bimabet
Hajar tante wiwi buat dia jadi pelacur murahan yang setiap hari haus kontol, muat Dion nyesal melakukan hal itu pada ibumu Gas. Siksa fikisnya dikit2 biar dia tau siapa Bagas...... Akhirnya Bagas mulai berbakti dengan membalas apa yang mereka perbuat dengan ibunya. Gak sabar nunggu update lagi..... Sukses dan mantappp
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd