Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ya, Dia Kakakku.

Mantap nih, kk cemburu ad yg deketin adeknya.... apa jgn² mereka saudara tiri sebenarnya, hehehehe
 
Part 4 : No Rest Today


"OPER SINI RID!!"

Sayangnya, bola lambung Farid hanya terbang ke atas. Tidak ingin bola itu sia-sia, aku berlari ke arah bola itu. Untung bolanya cukup tinggi, jadi aku punya waktu untuk ancang-ancang. Aku lihat blocker lawan sudah menunggu. Dengan kencang aku smash bola itu. Cepat dan keras, serta satu senti jatuh tepat di sebelah kiri tosser lawan.

"MASUK!"

Aku berteriak kegirangan. Tinggal dua angka lagi dan tim sekolahku masuk ke final. Posisi sekarang 23-19 dan aku lihat tim lawan sudah mulai menyerah. Dan benar saja, dua angka terakhir bisa didapat dengan mudah.

.
.
.
.
.

"Keren kamu dek," kata Kak Sella di perjalanan pulang. Karena aku capek, Kak Sella yang nyetir mobil.

"Keren lah, siapa dulu dong," kataku bangga.

"Ngotot banget deh pengen menang," kata Kak Sella. "Yang tadi kamu lawan tuh sekolah yang ngalahin kamu tahun lalu kan?"

Aku mengangguk. "Makanya pada ngotot menang kak," jawabku. "Ngga lagi-lagi deh kalau sama mereka. Tadi juga mainnya parah banget apalagi di set kedua. Untung dua set terakhir mereka loyo."

"Kalo kagak mah kalah lagi ya dek," sahut Kak Sella sambil cekikikan.

"Yee.. ngga gitu juga kali.."

Kak Sella tertawa mendengar aku protes begitu. Yah, aku nggak mau mikirin siapa lawan di final nanti. Siapapun lawannya, aku udah siap kalahin mereka.

"Oh iya dek, minggu depan papah mamah pulang," kata Kak Sella. "Katanya sih cuman pulang tiga hari terus balik kerja lagi. Kamu bisa tahan kan dek?"

Aku tahu arah bicara Kak Sella ini kemana.

"Tahan lah, cuman tiga hari ini," jawabku. "Harusnya tuh aku nanya gitu ke kakak. Kakak bakal tahan nggak nih ngga ngerasain peju aku selama tiga hari..," kataku.

"Antara tahan ngga tahan sih dek," kata Kak Sella. "Hmm.. kakak jadi kepikiran yang seru-seru deh dek."

"Apaan?" tanyaku.
"Tunggu papah mamah pulang aja deh," jawab Kak Sella.

Topik jorok itu berhenti dengan sendirinya. Sepanjang jalan pulang, kami cuma dengerin musik sambil nyanyi-nyanyi ngga jelas.

.
.
.
.
.

"Kakak bersihin ya dek."

Aku hanya mengangguk. Aku niatnya mau mandi tenang hari ini. Jujur, tenagaku udah setengah habis buat turnamen voli tadi. Tapi Kak Sella malah nyelonong masuk ke kamar mandi yang sekarang dia lagi bersihin penisku. Iya, dibersihin. Tapi bukan pake sabun.

"Uhhh.. kakk..."

Kak Sella dengan telaten memaju-mundurkan mulutnya. Penisku yang panjang itu dia telan semua. Tidak hanya itu, dia juga memainkan lidahnya, menyapu batang penisku sampai ke ujungnya.

"Muahhh.. enak banget sih dek kontolmu," kata Kak Sella sambil mengocok penisku dengan tangannya. "Jadi sayang deh hehehe.."

Kak Sella kembali memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Entah kenapa, ada yang muncul di dalam otakku. Sebelum Kak Sella menggerakkan kepalanya, aku lebih dulu menahan kepalanya agar tidak bergerak. Kemudian, aku yang menggerakkan pinggulku.

"Ugghh rasain ini kak!"

Aku menggenjot mulut kakakku sendiri. Menggenjot mulut kakakku dengan cepat dan keras sampai penisku masuk ke tenggorokannya. Kak Sella hanya menggumam ngga jelas saat penisku keluar-masuk menghajar tenggorokannya. Ngga perlu lama-lama, aku merasakan spermaku akan keluar. Dengan sekali hentakan keras, spermaku keluar dan langsung menuju lambung Kak Sella.

"Ahhh..," aku mencabut penisku dari mulutnya. Kak Sella masih mangap, spermaku masih ada yang tersisa di mulutnya. Entah kenapa, aku kemudian memegang pipinya, lalu meludah beberapa kali ke dalam mulutnya. Setelah itu, baru Kak Sella menelan sisa sperma yang sudah bercampur ludah itu ke dalam perutnya.

"Kamu bisa kasar juga ya dek..," kata Kak Sella yang masih ngos-ngosan.

Kata-kata itu membuatku sadar. Aku melakukan sesuatu yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya dengan Kak Sella. Kemudian, Kak Sella tersenyum.

"Mau mandi beneran atau mau ngewe dulu?"

Aku hanya diam. Kak Sella seakan mengerti arah pikiranku. Dia berbalik, kemudian menungging. Dua lubangnya terlihat jelas di depan mataku. Memeknya sudah basah juga.

Aku mendekati Kak Sella, lalu mengelus pantatnya. Meski tubuh Kak Sella ngga semok, tapi tubuhnya itu proporsional. Payudaranya sedang, tidak besar, tidak kecil, begitu juga dengan pantatnya. Saat mengelus pantatnya itu, pikiran itu muncul kembali.

PLAK!!!

Aku menampar pantat Kak Sella. Saat aku tampar, tubuh Kak Sella menegang. Sepertinya dia kaget (tentu saja dia kaget) karena aku belum pernah menampar pantatnya sekeras itu sebelum hari ini.

PLAK!!!

Aku kembali menampar pantatnya. Kini pantatnya mulai merah. Padahal hanya dua kali tamparan. Kak Sella menoleh ke arahku. Dia sepertinya kesakitan, tapi dia masih berusaha tersenyum.

"Kakak nakal!"

PLAK!!!

Aku menampar pantatnya lagi. Kali ini Kak Sella mendesah. Tentu saja itu semakin membuatku horny. Aku benar-benar tidak tahan. Aku memegang pantatnya erat-erat dan memasukkan penisku dengan sekali hentakan keras.

"Ughh.. adek...," desah Kak Sella. "Ssshhh.. terus.."

Dia minta terus. Aku menarik penisku sampai setengah keluar, lalu menghujam lagi dengan sekali hentak. Lalu mengeluarkan lagi, lalu kembali menghujamnya dengan keras. Aku lakukan itu beberapa kali.

"Ugghh.. adekk.. terus kasarin kakakk..!"

"Oke," jawabku.

Aku menarik rambut Kak Sella sampai kepalanya mendongak. Kemudian tanpa pikir panjang aku menggenjot vagina Kak Sella dengan kecepatan tinggi. Saking cepatnya, Kak Sella sampai tidak bisa mendesah. Hanya meracau tidak jelas sambil menyebut "adek.. adek.." berkali-kali. Ngga sampai semenit, vagina Kak Sella berkedut. Aku semakin cepat bergerak dan ketika waktunya, aku menarik penisku keluar.

Kak Sella squirt. Tubuhnya bergetar beberapa kali. Aku menahan Kak Sella hanya dengan menarik rambutnya. Setelah itu, kakakku ambruk di lantai. Hanya nafasnya yang terdengar. Beberapa saat setelah itu, aku sadar. Itu bukan aku. Entah kenapa aku jadi liar begitu.

.
.
.
.

"Kak, makan dulu yuk."

Aku ke kamar Kak Sella sambil membawa dua kantong KFC. Gara-gara aku Kak Sella sampai ngga bisa jalan. Katanya vaginanya ngilu kalau dibuat berdiri. Duh, mungkin aku kelewatan.

"Hehe.. makasih ya dek," kata Kak Sella girang. "Makan disini aja dek. Kalo kotor nanti kakak yang bersihin."

Aku mengangguk. Aku duduk di atas ranjang Kak Sella, tepat di samping kakakku. Kami pesan dua burger dan dua potong ayam goreng. Di kamar Kak Sella ada TV jadi kami ngga bosan makan di kamar begini.

"Dek, kapan-kapan lagi ya..," kata Kak Sella tiba-tiba.
"Kak, lagi makan gini jangan bahas yang jorok-jorok ah!"
"Hehehe.. maaf dek. Lagian ngga biasanya gitu," jawabnya.

"Ya tapi gara-gara aku kakak jadi ngga bisa jalan," kataku.
"Yaelah dek, besok juga sembuh," katanya enteng.

Aku hanya mengangguk. Kak Sella berkata begitu bagai ngga terjadi apa-apa. Seperti wajar-wajar saja. Padahal tidak wajar sama sekali.

"Dek, nanti malem tidur sini ya," kata Kak Sella.

"Hm? Iya deh. Udah lama juga aku ngga tidur di kamar kakak," jawabku. "Malah kakak yang sering tidur di kamarku."

Kak Sella tertawa kecil. "Tapi cuman tidur ya dek," kata Kak Sella. "Kadang tuh dek, kakak mikir kita bisa romantis tanpa harus ngewe begitu tau."

"Aku juga maunya begitu," kataku. "Tapi kan kakak duluan yang mulai. Aku mah nerima aja. Enak ini soalnya."

"Iya ya, kalo dipikir-pikir kakak nakal banget sama kamu," kata Kak Sella. "Tapi dek, sumpah nih ya, kakak ngga pernah main sama cowok. Temen-temen kakak kan cewek semua. Jadi kamu ngga usah takut kakak bakal macem-macem di luar."

Aku mengangguk. "Percaya kok," kataku. "Btw kak, kalo misal aku punya pacar gimana?"

"Hm? Gimana ya.. pertama sih kakak bakal cemburu," jawab kak Sella. "Tapi kakak ngga bisa larang kamu juga dek. Pacaran itu mah di luar rumah, kalo di dalem rumah lu cuman punya kakak."

"Hmm.. sama aja boong ya," kataku. "Yaudah lah, ngga ada yang aku suka juga di sekolah. Mau belajar dulu yang bener. Pacaran kata orang-orang cuman bikin bego."

Kak Sella tertawa lagi. Kali ini lebih keras.

"Tapi suatu saat kamu butuh support sistem loh dek," kata Kak Sella. "Kamu butuh seseorang yang bisa dukung kamu dari belakang. Kamu butuh seseorang buat dengerin keluh kesah kamu, buat diajak curhat. Emang kamu ngga mau punya orang kayak gitu?"

"Mau sih..," kataku. "Tapi kalo ngga nemu juga, ngga masalah kok. Kan ada kakak."

Kak Sella diam. Wajahnya memerah. Aku tersenyum melihatnya. Sadar dikerjai, Kak Sella memalingkan wajahnya dariku. Kali ini aku yang tertawa. Kalau begini, Kak Sella jadi makin imut di mataku. Andai saja dia selalu begini.

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd