Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Yeni, Partnerku, Mantan Istri Temanku

Malamnya, aku baru dapat balasan WA dari Yeni, yang mengabarkan dia sedang di suatu daerah yang susah sinyal. Dia akan menghubungiku Kembali saat sudah pulang ke Jakarta. Besoknya aku Kembali ke Jakarta sambil berharap ditelpon atau dihubungi oleh Yeni. Rasanya sudah tak sabar ingin ketemu dia.

Seminggu kemudian aku dapat telpon dari Yeni yang mengajakku ketemuan di kantornya. Hari itu juga aku kami ketemuan. Pertemuannya agak formil karena di kantornya dan staff kantornya lagi rame. Ohya, Yeni ini sekarang sudah jadi Direktur sebuah konsultan. Dia mengajak aku untuk membantu dia di konsultannya secara part time, karena aku sendiri sudah kerja full time di tempat lain. Yeni mengajakku survey di sebuah perkebunan di wilayah Sumatra.

“Lusa kita berangkat ya Pras, Cuma survey perkebunan saja di sana, kamu kan sudah ahli di bidang ini.” Ujar Yeni.

“Siap Yen, siapa aja timnya yang berangkat ke sana?” tanyaku

“Karena ini projek kecil, timnya kita aja berdua…”

Aku kaget sekaligus senang…, “Oh.. oke, dengan senang hati aku membantu…”

“Tapi aku gak bisa ngasih honor gede loh, gak apa-apa kan?”

“Gak apa-apa Yen, don’t worry lah, kita kan teman lama, itung-itung jalan-jalan sama kamu..hehehe”

Dua hari kemudian, sampailah waktu keberangkatan kami ke suatu daerah di Sumatra. Aku dan Yeni janjian ketemuan di bandara. Akhirnya kami bertemu dan buru-buru check in penerbangan supaya lebih tenang. Setelah segala sesuatunya beres, aku dan Yeni nongkrong di salah satu café di bandara Soetta.

“Yen, tadi di anter siapa?” tanyaku setelah kami sampai di café bandara.

“Tadi dianter si Abi, tapi buru-buru balik lagi, karena ada meeting pagi di kantornya.”

“Abi? Eeeh suamimu ya? Sayang gak sempet ketemu. Sekarang manggilnya Abi ya?” ledekku.

“Ya.. gitu deh, kan sekarang mah beda dari yang dulu… hehehe, sudahlah gak usah dibahas, mo pesen apa nih?”

Akhirnya aku pesen kopi dan roti bakar dan kami pun ngobrol sambil menunggu keberangkatan pesawat. Sambil ngobrol aku selalu curi pandang sama wajahnya yang masih tetep cantik, meskipun sekarang mukanya terlihat chubby. Jilbab syar’I yang dikenakannya makin menambah keanggunannya. Kadang aku membayangkan di balik busana Muslimah yang longgar tersebut pasti ada tubuh indah Yeni yang sangat montok.

Sejam kemudian ada panggilan boarding pesawat yang akan kami tumpangi. Kami pun segera bergegas dan gak lama kemudian kami sudah berada dalam pesawat. Aku dan Yeni duduk bersebelahan.

“Pras.. aku ngantuk, gak apa apa kan kalo aku tidur selama perjalanan?”

“Ok Yen, aku juga kurang tidur, kayaknya aku pun akan tidur juga nanti, berarti kita tidur bareng… hehehe.”

“Iiih dasar… pasti sudah ngeres tuh pikiran..” Yeni langsung mencubit tanganku.

Tidak berapa lama pesawat pun sudah take off, Yeni pun sudah mulai tertidur. Posisi Yeni yang awalnya nyender ke jendela pesawat lama-lama berubah jadi nyender ke pundakku. Sebenarnya cukup berat pundakku disenderin tubuh Yeni yang montok dan gendut tersebut, tapi aku merasa senang bisa bersentuhan dengan Yeni. Entah suatu kebetulan atau tidak, lenganku menyentuh pinggiran dada Yeni, pas di payudaranya. Terasa empuk payudara Yeni yang gede dan montok tersebut. Otak mesumku mencoba menuntun lenganku berlaku lebih jauh untuk memeluk badan Yeni yang besar itu. Tanganku mencoba menyentuh halus payudara Yeni yang besar dan empuk itu dengan hati-hati, sambil mengira-ngira seberapa besar payudaranya. Wow.. sepertinya gede banget payudara Yeni sesuai dengan ukuran tubuhnya.

Sebenarnya aku takut juga Yeni terbangun dan mengetahui kenakalan tanganku, tapi karena sudah terdorong nafsu aku semakin berani. Kutatap wajah cantik dan chubby Yeni, pipinya, hidungnya, bibirnya dan alisnya yang hitam tebal. Kubayangkan bagaimana kalau bibir itu mengulum kontolku, bagaimana lebatnya jembut Yeni kalau melihat tebalnya alis dia. Hal itu membuat kontolku semakin tegang. Lama kelamaan aku mulai nekad mencium halus pipinya dan mengecup lembut alisnya. Yeni tak bergeming, sepertinya dia tidur sangat pulas.

Satu jam lebih atau sekitar jam 8 pagi akhirnya pesawat kami mendarat di kota tujuan, di mana daerah tersebut dikenal banyak perkebunan sawit. Yeni pun terbangun karena guncangan saat pesawat mendarat.

“Ehh sudah sampai…, sorry Pras aku tadi ketiduran dan nyender di pundakmu… pegel ya?” kata Yeni sambil mengucek matanya.

“Gak apa-apa, aku juga gak terasa kok karena akupun ketiduran…” jawabku berbohong.

Akhirnya kamipun turun dari pesawat, dan pihak perusahaan perkebunan yang akan kami kunjungi telah mengutus orangnya untuk menjemput kami. Masih pagi, sekitar jam 9 akhirnya kami meninggalkan bandara untuk menuju lokasi perkebunan. Jam 11 kami sudah sampai di kantor perkebunan dan langsung mengadakan meeting dengan manajemen perkebunan sekaligus melakukan pembagian tugas survey. Untuk menghemat waktu, kami akan langsung melakukan survey ke areal perkebunan hari ini. Pembagian tugasnya, aku ke lapangan sedangkan Yeni cek dokumen di kantor perkebunan. Sehabis makan siang, kami pun segera melaksanakan tugas masing-masing.

Sore hari, setelah pekerjaan lapangan yang merupakan target hari ini selesai, aku Kembali ke kantor petkebunan. Ternyata Yeni sudah sudah tidak ada di sana, rupanya dia sudah selesai duluan, dan kata staf kantor dia sudah pergi ke mess tamu, tempat kami menginap selama di perkebunan. Aku pun segera menyusul ke sana, dan sesampainya di mess Nampak Yeni sedang duduk santai di ruang depan sambil minum teh dan makanan ringan.
 
Makasih updatenya huu

Jilbab syar'i(nob sara) memang bikin penasaran apa lgi panggilanya umi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd