Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Quest

QUEST # 10
CAPRICORN

Sehari setelah aku mendapatkan ZODIAC CORE ke sembilan, kuputuskan untuk mengunjungi Carrie lagi ke kotanya, Perth di Australia. Ini semua untuk kembali memupuk perasaanku yang kuakui mulai sangat berkurang terhadap tujuan dari semua pencarianku selama ini, Carrie.
Perlahan-lahan, seiring dengan perjalanan dan pengalamanku, sedikit demi sedikit perasaanku dan ingatanku tentang Carrie berkurang. Puncaknya adalah saat gagalnya aku melakukan TRIGGENCE pada Ana Natasha Killearn ketika aku akan mengambil ZODIAC CORE SAGITTARIUS dari sniper OSSR itu. Untung saja aku masih menyimpan foto-foto Carrie di HP-ku sehingga aku akhirnya berhasil melakukannya.
Untuk menghindari itu terjadi lagi di saat-saat krusial seperti malam itu, aku berencana untuk terbang ke Perth tanggal 10 Desember nanti. Menemui Carrie.
Tapi menjelang tanggal itu, aku masih harus mengurusi Fantina Gorin dan juga Dellayani alias Ana dan Angel, eks agen OSSR.
Mengurusi keduanya tentu saja tidak semudah mengatakannya karena mereka maruk banget di dekatku dan selalu menuntut pelampiasan kebahagian mereka bisa lepas dari bayang-bayang OSSR. Mereka menjadi pribadi-pribadi bebas yang bisa melakukan apapun tanpa pengawasan bekas organisasi itu.
Akhir hidup Fantina Gorin dan Dellayani yang juga merupakan awal baru bagi Ana Natasha Killearn dan Mei Ren-Hwa hari itu adalah sebuah kecelakaan mematikan. Dellayani yang menyetir mobil Fantina karena mobil bertransmisi manualnya sedang rusak dan ia harus mengendarai mobil matic milik Fantina yang saat itu sedang tidak enak badan. Mobil itu meluncur tanpa kendali dan menabrak pembatas jalan. Terseret terbalik sejauh tujuh meter dan menewaskan keduanya di tempat dengan luka-luka parah di bagian kepala.
Ada sedikit sandiwara yang harus dilakukan tentang insiden kecelakaan mobil tersebut memanfaatkan kesimpang siuran berita yang sering terjadi di negara ini. Satu pihak mengatakan kecelakaan memakan dua korban jiwa. Pihak lain mengatakan hanya satu korban jiwa. Dan pihak lain mengatakan hanya ada korban luka-luka ringan saja. Bahkan pihak lain mengatakan tak ada kecelakaan sama sekali. Yang mana yang harus dipercaya dan dipegang?
Kehidupan baru bagi Ana dan Angel yang kini sudah berubah menjadi Fantina Gorin dan Dellayani seutuhnya. Aku sudah memindahkan semua memori, ingatan dan semua hal yang mengenai tubuh baru mereka. Termasuk refleks, pembawaan diri, mimik wajah, mood, cara bicara, dan lainnya.
Ini semua akan sangat berguna bagi keduanya untuk dapat terjun langsung berinteraksi di kehidupan normal identitas baru mereka. Jadi kolega kerja, tugas dan tanggung jawab, interaksi sosial dengan masyarakat, keluarga dan lainnya tidak perlu adaptasi dan pembelajaran yang mendalam.
Tubuh asli Fantina Gorin dan Dellayani sudah kuubah menjadi Ana dan Angel lalu kubuang agak jauh di luar kota. Tepatnya di tepi sungai. Masih lengkap dengan luka-luka di kepala mereka akibat kecelakaan itu tetapi dengan identitas lengkap pengganti. Setelah ditemukan warga dan membuat pusing pihak kepolisian karena kemisteriusan identitas khas agen rahasia.
Aku juga yakin kalau organisasi asal mereka, OSSR akan ikut meneliti juga sampai detail DNA jenazah keduanya. Karena aku bisa merubah sampai ke kode genetik sekalipun dengan THIRD STING-ku yang baru saja kukuasai.
Fantina Gorin dan Dellayani di masa remajanya memulai semuanya dari dunia model dan catwalk yang ditunjang oleh tubuh tinggi dan wajah cantik mereka. Fantina lebih beruntung karena lebih banyak mendapatkan kontrak iklan dan pemotretan. Dellayani banting stir ke dunia penerbangan dengan memasuki sekolah Airline Officer dan menjadi pramugari di salah satu penerbangan swasta. Fantina yang bekerja sambil kuliah di Fakultas Ekonomi akhirnya memutuskan untuk menjadi pekerja kantoran dan berpindah-pindah pekerjaan yang akhirnya berakhir di kantor mamaku. Dellayani akhirnya keluar dari maskapai penerbangan itu karena trauma setelah mengalami kecelakaan tergelincirnya pesawat di landasan pacu bandara. Ia kembali banting stir dan memasuki dunia kesekretarisan dan berakhir bertemu dengan teman lamanya lagi di kantor yang sama. Mereka bahkan patungan membeli apartemen.
Mengenai kehidupan pribadi Fantina dan Dellayani, ternyata keduanya masing-masing sudah punya pacar. Fantina Gorin baru saja jadian dengan seorang pria bernama Adam selama satu setengah bulan sedang Dellayani punya pacar bernama Valdo yang sudah berhubungan selama lebih dari dua tahun. Tetapi keduanya dengan enteng memutuskan pacar-pacar mereka dengan alasan akan mencari yang lebih sesuai dengan selera mereka sendiri.
Kalau Dellayani bilang akan cari pacar baru sedang Fantina lebih bersikukuh cukup denganku saja atau ngejomblo aja sama sekali. Gawat…
Praktis dari tanggal 6 sampai 9 Desember itu kuhabiskan hanya bersama mereka berdua. Sejak kejadian pertarungan dahsyat bersama melawan Cyrus, kami jadi semakin dekat dan akrab. Bila tidak sedang bersenang-senang bertiga dengan berpindah-pindah dari satu club ke club lainnya, kami akan dengan mudah ditemui sedang memacu birahi di apartemen bersama milik Fantina dan Dellayani.
Ini memang pengaruh atas keliaran Angel yang sudah terbiasa begini dan Ana alias Fantina segera ketularan dan menikmatinya sepuas-puasnya.
--------​
Kepergianku ke Perth, Australia kali ini, hanya beberapa orang saja yang tahu. Orang tuaku tidak mengetahui hal ini karena ini belum masa liburan sekolah. Lagi pula sebentar lagi aku akan ujian semester beberapa hari lagi lalu bisa liburan selama setidaknya dua minggu.
Yang tahu rencanaku ini hanyalah Putri dan Dewi juga Hellen karena ia bisa dengan mudah menemukanku dengan Versemeternya. Fantina dan Dellayani juga. Berganti-ganti keduanya meneleponku menyesal karena tidak bisa mengantarku ke bandara karena harus bekerja.
Praktis, aku kembali memakai kemampuan MULTIPLICITY-ku yang semakin bisa diandalkan dalam situasi seperti ini. Aku bisa ada di dua tempat sekaligus dengan membagi CORE pribadiku. Aku selalu membawa XOXAM di diriku saat ini dan VOXA sebagai penggandaanku. Cara ini sudah banyak membantu dalam misi-misiku. Jadi selama aku pergi ke Australia, akan ada penggandaanku yang tetap beraktifitas normal di rumah dan di sekolah…
--------​
Pesawat ke Perth Australia akan take off jam 13.20. Aku sudah ada di bandara ini sejak jam 12.00 siang tadi. Tiket sudah di tangan dan aku sedang menunggu di area boarding untuk segera naik ke pesawat.
Sambil menunggu panggilan untuk menaiki pesawat, aku membuka file-file misiku selama ini. Kata-kata yang muncul di buku GOD MAESTER CORE tiap kali kusentuhkan ZODIAC CORE yang baru kudapatkan di halaman kosong itu. Aku sudah mendapatkan terjemahan kata-kata yang sudah dibacakan EBRO dari ZODIAC CORE SAGITTARIUS:

HATINYA TERTANCAP PANAH YANG PEDIH. IA TAK PERDULI. SAGITTARIUS TERUS MEMINTAL SELIMUT UNTUK MUSIM DINGIN. KEINGINAN UNTUK BERTAHAN SEPERTI NYALA API YANG AKAN PADAM.​

Coba iseng-iseng kubahas kata-kata ini… HATINYA TERTANCAP PANAH YANG PEDIH. Apa ini mewakili perasaan dan kondisi mental Ana saat itu, ya? Ia menderita karena keanehan yang membuatnya merasa berbeda. IA TAK PERDULI… Tapi ia berusaha untuk meredamnya. SAGITTARIUS TERUS MEMINTAL SELIMUT UNTUK MUSIM DINGIN. Lalu untuk apa memintal selimut untuk musim dingin? Tentunya agar tidak kedinginan di musim itu… Apa itu artinya mempersiapkan segala keperluan untuk masa depan yang susah. KEINGINAN UNTUK BERTAHAN SEPERTI NYALA API YANG AKAN PADAM. Kata-kata yang bertolak belakang begini yang sering bikin pusing…
Enakan ngeliat koleksi fotoku…
Ada satu folder khusus di mana aku menyimpan beberapa foto terbaik dari sembilan objek pemilik asli ZODIAC CORE yang telah berhasil kudapatkan.
Ada foto April, pemilik CORE pertama. Jessie yang kedua. Beserta adiknya Aya. Ketiga, si kembar Silva dan Silvi. Lalu Synvany yang keempat. Yang paling tidak biasa adalah Leony, kucing Siam betina itu. Kemudian sketsa terbaikku tentang gambaran dari Vlasq, si ratu peri pohon VANGUARZH. Lalu gambar sketsa asli putri Bernadette Srevakova beserta foto-foto Kid, Cera dan Andromeda. Dan Nining dengan senyum cerianya. Yang terakhir adalah Ana versi awal dan perubahan identitasnya menjadi Fantina.
Kalau kuingat-ingat dengan benar, aku sangat menikmati waktu saat bersama kesembilannya. Walaupun ada kadar yang paling melekat di hatiku seperti saat bersama Nining karena kami udah seperti pacaran beneran kala menghabiskan waktu.
Dan investasi terbesarku adalah Synvany. Bisa dibilang kalau aku sudah berhasil mengubahnya menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Aku tidak tahu kapan aku akan muncul di depannya.
Saat aku sedang melihat-lihat foto-foto koleksiku, terlihat beberapa langkah kaki orang datang mendekat. Ada sekitar sepuluh orang lelaki dan perempuan masuk ke ruang Boarding ini melewati pemeriksaan barang dan pendeteksi logam. Barang-barang yang mereka bawa kebanyakan adalah peralatan perekam video dan aksesorisnya. Dikemas dalam kotak-kotak khusus yang menjaga kelembaban udara lensa dan peralatan sensitifnya.
Yang menjadi perhatian utamaku adalah enam orang perempuan di rombongan itu. Mereka berpakaian super seksi dan menonjolkan kemolekan tubuh mereka di tempat umum.
Walaupun tidak menimbulkan kericuhan, tetapi pastinya kemunculan keenam perempuan itu menarik perhatian banyak kaum Adam untuk melirik, bahkan lebih.
Mereka duduk tepat di depanku. Di deretan bangku tunggu ruang Boarding yang hanya berjarak dua meter di depanku. Puluhan mata langsung tertuju dan terpaku pada keenam perempuan seksi itu. Tetapi mereka sepertinya cuek saja dan tak ambil pusing dipelototi dengan pandangan mesum seperti itu.
“Bintang-bintang Fireday Productions memang gak ada matinya…” bisik seorang pria di belakangku pada temannya.
“Mereka dari Fireday Productions?” tanya temannya itu.
“Tentu… Lihat itu Belladona, Cherry, Monique, Cecillia, Rosa dan tentu saja… Velinda…” katanya menunjuk keenamnya sesuai urutan duduknya. “… semuanya begini…” pastinya ia mengacungkan kedua jempol tangannya.
Rosalinda—Cherry—Belladona

Cecillia—Monique—Velinda
“Seandainya… aku bisa jadi pemain pilem bokep juga…” khayal orang itu. Pasti dengan ngiler menetes di sudut mulutnya.
“Emang tititmu cukup gede?” ejek kawannya.
“Standar sih… Tapi bulan lalu ada satu edisi spesial dimana Fireday Productions mengadakan satu undian dan pemenangnya boleh menikmati bintang-bintang ini… Mukanya memang dikaburin supaya gak ketahuan keluarganya… Jadi kalau tititmu gak besar-besar amat atau kecil malah… masih bisa maen bokep kok…” katanya.
“Wah… Asik kalau gitu…” kata temannya ikut mengkhayal juga. Membayangkan ia juga mendapatkan keberuntungan itu.
Saat kulirik kedua lelaki yang sedang bergunjing itu, keduanya mengacungkan jempol padaku. Norak sekali… Karena mereka berusaha mengintip kedalam belahan kaki keenam perempuan yang memang duduknya lumayan slebor dan sembarangan saja. Apalagi belahan dada yang rendah sehingga terlihat jelas. Belum lagi puting yang ngejeplak kemana-mana.
Keenam perempuan itu semuanya berpakaian seronok dan vulgar. Sangat kelihatan kalau mereka itu perempuan gak benar. Sangat jauh dari budaya timur yang menjunjung kesusilaan dan rasa malu. Padahal keenamnya adalah orang Asia dan Indonesia asli.
Memang mereka benaran bintang bokep internasional.?
--------​
Karena gerah dengan pemandangan di depanku ini, aku memilih untuk pindah mencari tempat duduk lain. Tempatku segera diduduki lelaki lain karena memang lokasinya sangat strategis. Tepat di depan wanita-wanita itu! Penumpang yang seharusnya tidak menunggu di sinipun berkumpul disini. Mencuri-curi lihat dan mengabadikan pemandangan ini dengan kamera HP.
Aku duduk sejauh-jauhnya dan main game di HP-ku. Kebanyakan populasi tempat dudukku sekarang adalah kaum Hawa dan anak-anak. Ini lebih mendingan-lah.
Akhirnya penumpang dengan tujuan Perth, Australia dipersilahkan untuk memasuki Gate 2 untuk menaiki pesawat. Ternyata 10 orang dari Fireday Productions itu juga akan menuju Perth juga dan satu pesawat denganku. Mereka berdiri mengantri memasuki Gate 2.
Salah satu dari keempat pria itu terus merekam dengan Handycam kecilnya. Ia mengarahkan kamera itu ke berbagai sasaran yang dianggapnya menarik. Yang lainnya sibuk dengan urusannya masing-masing.
Menyenangkan sekali melihat petugas cantik yang menyambut tiap penumpang pesawat ini. Ia tersenyum manis dan menyapa dengan ramah pada siapa saja. Pasti ia juga melakukan hal yang sama pada kesepuluh orang di depan tadi.
Bawaanku hanya sebuah tas ransel berisi berisi beberapa potong pakaian, celana panjang dan pakaian dalam. Cukup untuk menginap beberapa hari lamanya. Bekal utamaku tentu saja Passport, kartu kredit saktiku, HP Coremeter, kacamata canggih buatan Hellen dan beberapa lembar dolar Australia.
Seorang pramugari cantik membantuku menemukan tempat dudukku. Ia mengarahkanku sampai aku duduk di kursiku. Duduk di bagian tengah tiga buah kursi di sisi kanan pesawat. Dua kursi di kanan kiriku masih kosong.
Penerbangan ini akan makan waktu beberapa jam dan aku berusaha mengatur tempat duduk ini agar nyaman selama perjalanan panjang ini.
“Squeeze me… squeeze me…” kata suara seorang perempuan yang lewat di depanku untuk duduk di sampingku tepat di tepi jendela. Wanginya harum sekali…
Glek! Salah satu bintang bokep Fireday Production yang bernama Rosa itu duduk di samping kiriku. Aku tidak berkedip melihatnya saat ia duduk di sana. Ini kebetulan atau keberuntungan? Atau malapetaka malah…?
Perempuan bernama Rosa itu berkulit putih dan bermata agak sipit tetapi bukan Tionghoa. Lebih mirip orang Menado. Rambut panjang lurusnya di-highlight warna pirang sehingga kulit putihnya jadi semakin bersinar. Ia memakai baju model kemben berwarna biru muda untuk menutupi dadanya yang cukup montok sehingga belahan dadanya terlihat jelas. Kala ia bergerak, susunya itu akan berguncang-guncang karena ia tidak memakai bra untuk menyangga asetnya itu. Lalu sebuah rok mini—super mini. Sampai aku hampir bisa melihat pangkal pahanya saat ia duduk begini.
Aku tidak habis pikir kenapa ini bisa terjadi saat aku mulai merasa sedikit agak santai…
“Cherry… Kita duduk diantara brondong…” kata Rosa pada seseorang di samping kiriku.
Glek! Ternyata satu lagi temannya juga duduk di samping kiriku. Perempuan bernama Cherry itu juga duduk dengan santainya.
Cherry berkulit hitam manis. Sangat beda sekali dengan Rosa yang putih. Dada Cherry juga tidak terlalu besar. Mungkin karena itu ia memakai sejenis kaus sport pendek berwarna biru army yang juga menjadi bra-nya. Terlihat dua puting susunya menyembul di depan dadanya. Perutnya yang rata dan kencang sampai aku bisa melihat pusarnya. Kulit hitam manisnya bersih dan berkilat. Semakin ditonjolkan karena ia hanya memakai hotpants dari bahan kulit berwarna merah.
“Hei… Enak ya kalian dapat brondong… Aku dapat dua bapak-bapak disini…” muncul satu lagi tepat di depanku. Ia yang bernama Belladona. Rambutnya yang tebal agak ikal. Ia memakai jaket denim kecil yang hanya menutup setengah punggungnya. Dadanya yang ditopangkannya pada bagian atas sandaran kursi hanya ditutupi blus tipis berwarna kuning lembut.
“Iya… Aku juga dapat bapak-bapak di sini…” kata seseorang lagi dari belakang Cherry. Dia yang bernama Cecillia. Pemilik ukuran dada terbesar dari keenam bintang bokep Fireday Productions ini. Bahkan terbesar yang pernah kulihat langsung. Ia menutupi sepasang melon itu dengan sebuah bra bikini dan rompi berbahan renda transparan.
Keempatnya lalu saling mengolok-olok dengan kata-kata tak senonoh dan vulgar. Saling lempar kertas tisu dan tertawa cekikikan. Dan aku ada di tengah-tengahnya…
Aku tidak tahu pasti posisi kedua bintang bokep sisanya yaitu yang bernama Monique dan Velinda. Aku tidak bisa celingak-celinguk kemanapun karena kehebohan yang disebabkan empat perempuan itu. Kemungkinan mereka ada di samping kiri atau lebih di belakang lagi.
Dan juga aku tidak tahu kalau di pesawat boleh merekam dengan handycam karena bule satu itu tetap merekam dari tadi. Dua lelaki bule lainnya memegang kotak kamera itu dipangkuannya dan duduk diam. Sementara yang satunya lagi entah duduk dimana.
Apa mereka akan melakukan pengambilan gambar di atas pesawat ini, ya? Tapi tidak mungkin… Tapi kalau benar, pasti mereka sudah mendapat izin dari maskapai penerbangan ini. Tapi apa mungkin mereka mendapat izin untuk mengambil gambar film porno di atas pesawat komersil umum yang ramai begini. Tapi kalau benar, mungkin saja pengambilan gambar scene yang tidak ada unsur pornografinya. Hanya scene pembuka misalnya…
Menjelang pesawat take off dan beberapa pramugari menyampaikan instruksi keselamatan dan fitur pesawat, mereka berempat tetap ngobrol dengan hebohnya. Mereka tertawa-tawa saat pesawat tinggal landas. Seperti sedang fly karena obat-obatan…
Saat lampu tanda kalau toilet sudah dapat dipergunakan, mereka mulai bergerak…
“Alo, boy… Penerbangannya lumayan lama… jadi kami akan menghiburmu sedikit…” kata perempuan di kiriku yang bernama Rosa itu. Ia memelorotkan kemben penutup dadanya hingga aku bisa melihat kedua payudaranya yang berputing coklat tua dan mungil. Kain kemben itu hanya bergulung di perutnya yang putih mulus. Ia mencondongkan dirinya padaku untuk meraih mukaku. Sepertinya ia mencoba untuk menciumku.
Tentu saja aku menghindar… Apa-apaan ini. Di tempat umum begini? Gila aja!
“Kami complimentary companion dari airline ini untuk beberapa penumpang yang beruntung…” seseorang lainnya mendekapku dari belakang. Dari lembut dan warna kulit tangannya, kutahu kalau ini Cherry yand duduk di sebelah kiriku. Aku tidak bisa menghindar!
“Mmm…” perempuan itu melumat bibirku dengan bibirnya yang tipis dan segar…
Kusambut ciuman Rosa dan dada kami saling menempel. Tetapi Cherry lebih agresif karena tangannya sudah merogoh ke dalam celanaku. Segera ia menemukan batang penisku yang langsung menggeliat. Langsung digenggamnya dan berusaha dikeluarkannya dari pembungkusnya.
Rosa sangat lihai berciuman. Lidahnya menerobos masuk ke mulutku dan mengaduk-aduk lidahku. Lidahku dihisap-hisapnya dengan lembut sampai terasa sangat enak.
Tanganku tak mau tinggal diam saat Rosa mengusap-usap dadaku. Dadanya kuremas-remas dan kupilin kedua putingnya. Tak terasa kalau celanaku sudah melorot dan terasa dingin.
“Strike!” kata suara seorang pria.
Saat kuintip, ternyata ada seorang cameraman yang sedang merekam adeganku ini. Ia salah satu dari tiga pembawa peralatan video itu. Ia merekam bawah tubuhku. Lebih tepatnya penisku yang sedang dikulum Cherry dengan rakusnya. Kata “Strike” untuk kode kalau penis sudah dikuasai.
Terdengar lenguhan keenakan beberapa pria lain di sekelilingku. Di depan dan di belakangku. Pasti Belladona dan Cecillia juga sudah berhasil mengerjai bapak-bapak yang disebutkan mereka tadi. Dua cameraman lainnya pasti bersama mereka. Lalu desah keenakan berlanjut pada ejakulasi. Mereka sudah nembak.
“Hss…sst..” desah Rosa menyodorkan dadanya yang dari tadi kupermainkan. Mereka memilih orang yang salah kali ini. Kucaplok dadanya dengan rakus. Kupermainkan dengan lidah dan kusedot-sedot. Rosa mendesah-desah keenakan jadinya. Tanganku yang nganggur melata mencari-cari sampai ke gundukan kemaluannya yang ditutupi lingerie G-string saja. Sebelah lagi meremas-remas rambut Cherry yang bermain-main dengan batangku.
Vagina Rosa sudah kuobok-obok dengan jari sampai basah dan penisku sudah tegang sekali dihisapi Cherry. Aku sangat terangsang karenanya. Kudorong tubuh Rosa sampai ia rapat pada kursi depan. Ia langsung menunggingkan pantatnya mengerti apa yang akan kulakukan.
Kutarik lepas penisku dari kekuasaan Cherry dan langsung kuarahkan pada belahan menggoda di bawah belahan pantat Rosa. Liangnya mengintip gelap dan lembab basah. Sangat mengundang dengan dua bongkah pantat yang montok yang berkilap menantang.
“Uff….hhh…mm…” desah Rosa merasakan penisku meluncur perlahan di dalam liangnya yang pastinya sudah piawai menelan puluhan kemaluan lelaki di profesinya ini. Terasa hangat dan cukup masih menggigit dengan teknik yang pastinya sangat dikuasainya.
Semakin lama semakin dalam aku bisa memasukkan penisku seiring dengan gerakan maju mundurku memompa vagina Rosa dari belakang ini. Cherry tidak tinggal diam, ia mencaplok mulutku dan bermain dengan lidahku.
Wajah manisnya terasa sangat manis sekarang. Matanya sedikit terpejam saat menikmati mulutku dengan menarikan lidahnya dengan lidahku. Bibirku dihisap dan dikulum bergantian. Ia juga menghisap liurku dengan tiada sungkan. Seakan ludahku adalah minuman terlezat di dunia.
Bermain dengan Cherry tidak membuatku lupa memompa pinggangku ke Rosa dengan konstan. Ia memberikan variasi gerakan dengan memutar-mutar bokongnya sampai batang kemaluanku terpelintir di dalam liangnya. Dahsyat sekali memang.
“Aagh… aa… hh…” keluh Rosa dengan tubuh sedikit bergetar merasakan kenikmatan orgasme yang baru saja menjalar di sekujur tubuhnya. Ia mengejangkan seluruh otot tubuhnya sehingga cengkraman otot uterusnya mengetat dan meremas batang penisku. Terasa hangat sekali. Rosa bertopang pada sandaran kursi di depanku dengan pantat sedikit menungging.
Saat kutoleh ke samping kiri, ternyata 3 cameraman plus si Handycam kecil sedang mengabadikan aksiku barusan. Mereka fokus pada ciumanku, tanganku dan pertemuan kelaminku dengan Rosa.
“Sir…?” kata Rosa pada orang itu untuk instruksi selanjutnya.
“Monique…” panggil pria bule ber-Handycam itu. Yang dipanggil segera muncul di dekat kursiku. “… And Cherry… Give him more blowjob and make him cum…” instruksinya.
Rosa segera menyingkir setelah melepaskan penisku dari liang vaginanya yang masih berdenyut enak. Ia kembali ke kursinya yang ada di sebelah kananku. Cherry segera berjongkok di depanku bersama Monique. Apa perempuan bernama Monique ini yang paling jago nyepong sehingga ia yang diserahi tugas ini?
Aku diposisikan duduk kembali di kursiku dan dua perempuan itu mulai ngerjai penisku. Pria ber-Handycam itu memberi kode para dua cameraman untuk merekam ke tempat lainnya.
Terasa sangat hangat sekali dan lincah permainan lidah Monique. Ia kadang berfokus pada bagian kepala penisku saja dan memanjakannya dengan sentuhan-sentuhan intim. Seakan tahu persis titik mana yang memberikan kenikmatan termaksimal. Lalu menjilati sekujur batangku sembari mengocoknya lembut. Mengulum kedua buah pelirku dan mengurutnya lembut bergantian.
Cherry tidak tinggal diam. Saat kepala penisku sedang diservis Monique, ia akan mempermainkan pelirku dengan lidah dan mulutnya. Jari tangannya akan mengelus-elus duburku dan mencoba menyeruak masuk. Kedua kakiku dibuat mengangkang di kedua pegangan kursi sehingga mereka berdua bisa bebas mengeksplorasi tubuh bawahku.
Enak sekali memang rasanya. Penisku sampai menegang total dan keras sekali. Aku sampai harus menahan nafas berkali-kali untuk menjaga aku tidak nembak secepatnya seperti instruksi orang tadi. Pria ber-Handycam itu mungkin sutradara atau produser mereka.
Sutradara itu berjalan-jalan ke beberapa tempat untuk melihat adegan lain di pesawat ini. Saat ia kembali lagi ke tempatku, ia berhenti dan merekam lagi untuk beberapa saat.
“Velinda…” panggilnya pada satu perempuan lagi yang duduk di bagian belakang. Sepertinya ia baru saja selesai dengan tugasnya.
Perempuan itu segera menghampiri kami. Kurasa ia yang paling cantik dan menarik dibanding yang lainnya. Wajahnya tak bosan dipandang dan tubuhnya juga sangat indah.
“Ride him…” (Tunggangi dia) instruksi sutradara itu.
Perempuan bernama Velinda itu langsung melorotkan celana jeans hipsternya sekaligus dengan CD G-string hingga vagina mulus dengan bulu yang dicukur seperti kumis Hitler di bagian atas belahan bibir vaginanya terlihat jelas tanpa penutup lagi.
Dari kursi Cherry yang kosong itu ia naik dan lalu mengangkangiku dan mencecahkan kedua tapak kakinya di atas kedua pegangan kursi. Ia menyodorkan vaginanya ke mulutku.
Mulutku terasa penuh dengan gundukan yang tidak terlalu tebal itu. Wanginya pun enak. Terasa manis… Lidahku menari-nari mengais-ais klitorisnya yang menegang. Jariku kutusukkan ke dalam liangnya dan mengobok-obok agar basah dan memudahkan aku masuk nanti.
Saat Velinda merasa kalau vaginanya cukup basah, ia melepaskan mulutku dan memposisikan dirinya lagi. Kakinya berpindah tumpuan di samping pahaku. Tangan kirinya menggenggam batangku dan mengarahkannya ke bukaan liang vaginanya yang sudah basah. Monique dan Cherry membantu mengarahkan juga.
“Mm…” desahnya saat dengan seret batangku masuk dan perlahan tenggelam sampai mentok. Velinda memejamkan matanya dan menggigit bibir bawahnya saat ujung penisku menyentuh pintu rahimnya.
Ia mulai menggerakkan tubuhnya naik turun untuk mengocok penisku di vagina profesionalnya. Sekali waktu ia akan menggerakkan badannya berputar atau sekedar menggesekkan klitorisnya dengan maju mundur.
Rasanya enak sekali. Gesekan nikmat di kulit penisku dan tumbukan kepala penisku yang sensitif di bukaan rahimnya sangat intens. Apalagi saat ia membuka kancing kemeja dan membuatku bebas mempermainkan dadanya.
Ditambah lagi dengan gangguan terus menerus yang dilakukan Monique dan Cherry di bawah sana. Monique mempermainkan pelirku dan Cherry di anusku.
“Hmm…” seruku kaget saat Velinda menciumi mulutku, dua jari terasa menusuk anusku dan mengkait kedalam.
Splurt! Splurt!
Aku nembak di dalam liang Velinda dengan tak terduga tanpa bisa kucegah. Rasanya sangat enak saat aku bisa ejakulasi di dalam hentakan mantap Velinda yang dengan rela kubanjiri rahimnya dengan spermaku.
Velinda agak menurunkan tempo goyangannya tetapi karena merasa kalau ketengangan penisku tidak berkurang, ia kembali meneruskan temponya. Permainan kami semakin panas dan becek. Spermaku meluber sampai ke pangkal pahaku dan dibersihkan Monique dan Cherry dengan dijilati dengan rakus.
“Velinda… Get down… Monique… Take her place…” (Velinda... Turun... Monique, gantian dengannya...) terdengar suara instruksi sutradara itu memberi perintah pada para artisnya.
Velinda dengan patuh melepaskan penisku dari cengkraman vaginanya yang bisa kubilang sangat enak. Hanya beberapa perempuan seingatku yang pernah memberikan kenikmatan setara ini selama petualangan seksku beberapa bulan ini.
Velinda segera menghilang di balik kursi dan bayangannya segera digantikan oleh Monique yang mendesakkan tubuhnya untuk berbaring di kursiku yang sandarannya direbahkan 60°. Rok mininya segera diangkat ke atas dan celana dalam berenda tipis itu disisihkan ke samping. Ia melebarkan bibir vaginanya yang hanya ditumbuhi jembut halus dan mempertontonkan isi belahan surga itu.
Kubenamkan mukaku di sana dengan cepat. Aku segera menikmati isi vagina Monique yang menggairahkan dengan baunya yang wangi dan manis. Lidahku kulancipkan untuk melesak masuk ke dalam liangnya keluar masuk. Kemudian klitnya yang juga sudah bengkak.
Tak sabar, aku lalu bangkit dan mengarahkan ujung penisku yang masih menegang itu ke liang yang kutahu pasti akan sangat nikmat. Monique memperhatikan lekat-lekat bagaimana ujung penisku terbenam perlahan sambil meremas-remas dadanya sendiri. Kakinya mengangkang lebar ke atas.
Kutarik dengan cepat lalu kumasukkan perlahan lagi atau kubalik kutarik dengan lambat dan kumasukkan dengan cepat atau kombinasi kedua pola itu.
Tanganku kutumpukan di samping kepalanya dan kucondongkan tubuhku untuk mencumbu bibirnya yang cukup seksi. Lalu dada bulatnya yang lumayan empuk dan kenyal. Penisku masih mengaduk-aduk isi vaginanya dengan ganas. Monique meraung-raung keenakan. Ia menggapai mukaku untuk kembali mencumbu mulutnya.
Rasanya memang enak sekali. Ada wanita cantik yang mengangkang di bawahku. Rela untuk digenjot sesukanya. Seluruh tubuhnya diserahkan sepenuhnya padaku. Semaunya digagahi bagaimanapun terserah.
Monique melengkungkan tubuhnya merasakan orgasme dan melenguh nyaring. Saat itu, kuturunkan tempo kocokanku untuk merasakan semakin kuatnya remasan liang vagina Monique mencengkram batang penisku. Kakinya mengait pinggangku dan tumitnya menekan kuat.
“Sir… She’s coming… My turn, ya?” (Pak, dia udah dapet... Giliranku, ya?) usul Cherry mengajukan diri untuk kugilir.
“Sure… Do it in the alley…” (Boleh... Lakukan di gang...) kata si sutradara itu memberi tanda setuju.
Segera saja Cherry merangkul tubuhku dan mencabutkan penisku yang masih betah bercokol di liang Monique. Digenggamnya sembari mengocoknya perlahan dan diarahkannya aku keluar dari barisan tiga kursi di sisi kanan pesawat ini. Sesampai di gang, ia langsung berjongkok dan mulai menghisapi penisku kembali. Ia tidak sungkan walaupun batang kemaluanku itu masih berlumuran cairan Monique yang beraroma semerbak sisa orgasmenya tadi.
Ia menjilat dan menelan penisku sambil menggodaku dengan menatapku langsung dengan wajah seksi hitam manisnya. Lidahnya menari-nari dengan lincah di kepala penisku lalu menelan sampai mentok di tenggorokannya. Ia menghisap kuat-kuat penisku bak vacum cleaner. Kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya seperti sedang memperkosa penisku.
Kupegangi kepala bagian kedua telinganya dan kupompa mulutnya yang ahli karaoke itu. Ia tentunya menahan nafasnya saat ujung penisku menekan-nekan pangkal lehernya. Penisku berkilat-kilat oleh liurnya.
Cherry akhirnya melepas penisku dari mulutnya dan berbaring menyamping di atas lantai pesawat ini. Kaki sebelah kanannya diangkat. Aku ikut berbaring di belakangnya dan memposisikan penisku dari bagian belakang. Bintang Fireday Productions berkulit hitam manis ini membantu mengarahkan penisku memasuki kemaluannya.
“Ooohh…” keluhnya saat perlahan-lahan tapi pasti penisku meluncur masuk ke dalam liangnya yang hangat basah. Dalam posisi ini, penetrasi hanya bisa dilakukan sekitar lebih setengah dari panjang penis karena pangkal paha akan tertahan oleh pantat sang perempuan. Tetapi karena sudut masuknya yang tepat akan dengan mudah mencapai G-Spot perempuan. Apalagi kalau ditambah dengan stimulasi klitoris dengan jari yang terekspos di depan.
Aku hanya bisa menggerakkan pinggulku terbatas saja maju mundur agar penisku keluar masuk ke Cherry. Tanganku menahan pahanya agar tetap naik ke atas sambil mendengar desahan-desahan seksi cewek hitam manis ini.
“Nih…” sodor seorang perempuan lainnya yang mengangsurkan kemaluannya padaku dengan posisi berjongkok. Ia menekankan vaginanya yang terbentang lebar ke mulutku. Ia yang bernama Belladona itu. Klitorisnya sudah menegang keluar dari belahan atas vaginanya yang membengkak.
Dengan terus menggoyang pinggulku maju mundur, aku juga menjilati vagina Belladona. Ia sepertinya baru saja ngeseks dengan orang lain barusan karena di bagian perutnya ada bekas sperma yang mengering dibersihkan.
Belladona menekan kepalaku agar lebih kuat lagi bermain dengan kemaluannya. Lidahku masuk ke liang vaginanya dan keluar masuk bak penis kecil. Merojok sambil menghisap-hisap. Menelan tiap cairan yang dihasilkan lubang menggemaskan itu.
Belladona mengerang-erang keenakan kemaluannya kupermainkan hanya dengan mulutku sehingga aku sedikit merubah posisiku dengan Cherry. Perempuan hitam manis itu kuatur di atasku dalam posisi WOT (Woman On Top). Cherry yang kini menggerakkan badannya naik turun sementara aku masih mempermainkan vagina Belladona dengan mulut. Dadanya juga mendapat remasan tanganku.
Cherry menggasak penisku dengan ganas. Terkadang berputar atau ditekuknya badannya dengan sudut patah. Berkali-kali pula ia melepaskan penisku dan membersihkannya agar cairan pelumas sedikit berkurang lalu dimasukkan kembali lalu kembali diaduk dengan ganas.
Kemudian kulepas mulutku dari kemaluan Belladona dan kemaluanku sendiri dari Cherry. Belladona kubuat menduduki pangkuanku. Aku sudah ingin sekali merasakan kemaluannya ditembus penisku.
“Huff…” hangat dan lembut sekali saat kepala penisku meluncur masuk dengan tegak lurus ke dalam liang Belladona. Spontan aku memeluk tubuhnya dan menciumi lehernya. Tanganku meremas kedua bukit payudaranya. Perempuan cantik bintang Fireday Productions ini membenamkan penisku hingga mentok dan menekan pintu mulut rahimnya. Belladona bergerak-gerak pelan untuk mengocok penisku.
“Aku belum selesai denganmu…” kata Cherry membenamkan mukanya ke mulutku. Ia menciumiku seperti penasaran karena aku menghentikan senggama kami barusan dan beralih pada rekannya. Ia meremas-remas rambutku saat mencumbui bibirku dan mendesakku sampai berbaring di lantai pesawat hingga Belladona juga dalam posisi WOT. Aku mengerjai liang vaginanya yang masih becek dengan jari. Jariku jadi hangat sekali.
“Ouh…” keluh Cherry melepaskan karena mulai merasakan enak di vaginanya yang kukutik dengan jari. Jariku kutekuk ke atas, ke titik dimana G-Spot dipercaya berada. Jari telunjuk dan jari tengah menggosok-gosok G-Spot dan jari jempol menggosok klitoris.
Pantatnya sampai diangkat berulang kali saat merasakan kenikmatan itu dan remasan liang senggamanya pada kedua jariku terasa kuat. Pertanda kalau memang sangat enak rasanya. Cherry duduk bertopang pada kedua tangannya ke belakang dan tanganku yang satu lagi meremasi dada Belladona.
“Uuhh… uhh… Mmm…” desah Cherry melepaskan jariku dari vaginanya dan terkapar di lantai pesawat. Kedua kakinya mengangkang selebar-lebarnya dan membuat vaginanya yang becek menganga dengan kedutan-kedutan nikmat orgasme.
Selesai dengan Cherry hingga aku bisa konsentrasi penuh dengan Belladona. Aku mengganti posisiku dengan hanya mendorong pinggang Belladona hingga ia menungging tanpa melepas kelamin kami berdua. Ia bertumpu dengan kedua tangannya. Aku tetap memegangi pinggangnya. Satu kaki ditekuk dan satu lutut dilantai untuk tetap menggoyang pinggulku maju mundur.
 
--------​
Ketiga cameraman itu mengelilingi kami berdua. Cherry sudah kembali ke tempat duduknya dan beristirahat. Begitu juga dengan Rosa dan Velinda. Monique dan Cecillia berdiri tak jauh. Setelah aku menggasak perempuan bernama Belladona ini, akan kugilir Monique dan Cecillia juga.
Aku mengganti posisi dengan variasi doggy style lain. Kedua lutut kutekuk dalam posisi berdiri sehingga penisku menghujam ke dalam vagina Belladona dengan sudut miring ekstrim. Aku memegangi bahunya dan mulai memompa dengan cepat. Perempuan itu melenguh keras karena G-Spot-nya tergerus dengan kuat di posisi ini.
Gemas aku dengan bintang-bintang Fireday Productions ini. Kutarik Cecillia yang paling dekat yang bisa kujangkau. Dari bagian luar pakaian seronoknya, kuremas dadanya yang luar biasa besar itu. Rasanya sangat alami karena kenyal dan lembut. Bukan terbuat dari silikon cair hasil operasi. Cecillia membantuku dengan menaikkan rompi renda sekaligus dengan bra bikininya. Dua melon itu segera melompat brutal. Berguncang-guncang erotis.
Kontan kubenamkan mukaku ke salah satu gunung kembar itu dan menghisapi putingnya yang lumayan besar. Sesuai dengan kemasannya. Tanganku tak sanggup menggenggam sebuah melon itu seluruhnya. Kuremas-remas dengan kuat tetapi ia tidak kesakitan.
Penisku tetap berpiston dengan cepat di vagina Belladona. Ia tidak sanggup lagi bertumpu dengan tangannya melainkan dengan lehernya yang hampir berbaring sekarang. Hanya pantatnya saja yang mengacung menjulang. Terus kugasak dengan gemas.
“Oouughh… uuhh…” jerit Belladona tak sanggup lagi dan ambruk menelungkup di lantai pesawat. Pantatnya bergetar sedikit merasakan sisa-sisa orgasmenya yang kupastikan barusan.
Aku berdiri tegak setelah menyelesaikan Belladona. Setegak penisku yang tegak dengan gagahnya. Memerah dan keras, juga berkilauan cairan vagina dari lampu ruang pesawat.
Kududukkan Cecillia di pegangan kursi Cherry dan kusisihkan rok pendek kembangnya. Ia tidak memakai celana dalam sama sekali dan menampakkan vaginanya yang kecil dengan klitoris gemuk yang sudah menonjol tegang. Pinggangnya yang sempit sangat kontras dengan ukuran dadanya yang jumbo. Tanpa ragu ia menaikkan sebelah kakinya.
Kujejali vagina kecil itu dengan penis besarku. Tak mengapa, ia bisa menampungnya. Pelan-pelan kupompa penisku karena aku masih gemas dengan dadanya yang super ekstra super duper besar ini. Tak bosan-bosan aku merasakan kenyal dan lembut sepasang melon itu. Apalagi kalau kedua putingnya dipertemukan dan kuhisap sekaligus, membuatnya merinding geli juga.
Kulepas penisku dari vagina kecilnya yang sungguh enak. Lalu kubuat dia berjongkok di depanku. Kujepit penisku di tengah dadanya yang lembut dengan tangan menekan keduanya menyatu.
“Uhh…” desahku sendiri. Sensasinya sangat berbeda dengan terbenam di dalam vagina atau anus sekalipun. Tekstur lembutnya sangat nikmat dan enak sekali. Apalagi cairan yang masih menempel di sekujur batangku menambah mudah pergerakan maju-mundurku.
Cecillia menambah kenikmatan itu dengan menyambut kepala penisku dengan mulutnya. Ia memainkan lidahnya di kepala penisku atau mengulumnya lalu dihisap. Pipinya sampai kempot saat menghisap kuat penisku.
“Eugh…”
Splurt! Splurt!
Spermaku meluncur masuk ke mulutnya. Badanku sampai mengejang merasakan kenikmatan dahsyat ini. Kakiku lemas. Ini ejakulasi keduaku di pesawat ini.
Mulut dan dada Cecillia belepotan spermaku tetapi aku belum selesai. Penisku yang masih bisa terus. Masih tegang dengan perkasa!
Aku menarik sebelah kaki Cecillia dan kuangkat. Lalu kujejalkan penisku kembali ke vagina mungilnya yang menantang dengan liang mungil gelapnya. Kupompa lagi Cecillia dengan sisa-sisa kenikmatan yang kudapat lewat ejakulasi barusan dengan kenikmatan baru yang kurengkuh sekarang.
“Trus!... Trus…” seru Cecillia memberitahuku kalau genjotanku sangat enak. Ia meremas-remas dadanya sendiri. Bahkan menjilat putingnya sekali-kali sangking gemasnya dengan kenikmatan yang dirasakannya. “Trus… Lebih kuat lagi!”
Kuhentakan tiap kali aku merojokkan penisku masuk ke vagina kecilnya. Sampai gepeng permukaan bibir kemaluannya tertekan perutku. Cairan pelumas muncrat kemana-mana karena brutalnya gerakan memompaku.
Cecillia bersandar pada sandaran kursi Cherry dan terus kugasak dengan cepat. Sebelah tangannya meremas dada dan sebelah lagi mempermainkan klitorisnya.
“Aaahh… Aaduhhh…” keluhnya bergetar dan mencabut penisku dari kemaluannya. Aku yang terlalu bersemangat hanya menumbuk pahanya. Cecillia ambruk dan disambut Cherry.
Pandanganku nanar dan tertuju pada Monique. Ia sedang mengelap mulutnya dengan punggung tangannya. Ia baru saja mengerjai seorang bapak-bapak sampai nembak di mulutnya.
Kutarik dia dan kubuat menungging di tempat itu. Memegang pegangan kursi di mana orang yang telah dikerjainya itu duduk. Hot pants-nya kuperlorotkan sampai lutut berikut dengan G-String-nya.
Kubenamkan mukaku di lembah belahan bongkah bokong itu. Pada dua bibir tebal tanpa rambut sehelaipun di permukaannya. Gundukan dengan sebuah tonjolan merah sebesar kacang tanah yang membengkak lembab. Lubang berkerut yang masih rapat katupannya.
Aku dengan rakus menyisipkan lidahku ke dalam lubang itu. Berharap mendapat lebih banyak cairan manis nan lezat dan semakin haus karenanya. Gemas dan kugunakan juga jari-jariku untuk mengorek makanan lezat itu.
Dengan terburu-buru kemudian kutempelkan ujung kepala penisku yang segera terbenam diantara bibir kemaluan Monique. Dengan terarah mengikuti jalurnya, aku berhasil masuk dan membenamkan batang penisku yang masih menegang keras sehabis ejakulasi pada Cecillia tadi.
Kakiku sampai harus berjinjit saat kubenamkan seluruh batangku amblas di dalam liang Monique dan menyentuh mulut rahimnya. Monique-pun mendesah merasakan perutnya terasa penuh kujejali kejantananku.
Kutarik sampai hanya tinggal sebatas leher penisku lalu kutusukkan sampai kandas lagi. Berulang-ulang…
Aku bermaksud untuk nembak lagi. Dan dengan begini aku bisa merasakan gesekan maksimal di batang dan kepala kemaluanku. Gesekan dari dinding kemaluan Monique yang bergerinjal hangat dan basah. Ia juga sangat ahli mencengkram batang penisku dengan liang dan otot pelvic-nya yang terlatih baik.
“Ehmm… emm… mmngg…” desah Monique merasakan kenikmatan juga dengan pompaan penuh tenagaku ini.
Aku berkonsentrasi penuh pada rasa nikmat yang menjalari tubuhku. Walaupun rasanya sangat enak, aku sudah dua kali nembak dan untuk ketiga kali memang akan sulit. Kecuali dengan kemampuan Carrie yang bisa membuatku nembak sebagaimanapun kondisiku atau sekuat apapun aku menahannya.
“Mnnng… ngg…” Monique-pun akhirnya terkapar juga mendapatkan orgasme seperti rekan-rekannya yang lain. Tubuhnya merosot dan bersimpuh di lantai pesawat. Penisku tercabut karenanya dan mengacung dengan garangnya berwarna merah gelap tidak tahu harus kemana.
“Girls… Finish him…” (Para cewek... Selesaikan dia...) kata sutradara yang rupanya cukup tanggap. Lima perempuan yang sudah kugarap dari tadi beramai-ramai maju dan mengeroyokku. Dua bermain dengan penisku, dua lainnya bermain dengan dada dan mulutku dan satu lagi dengan bagian belakang tubuhku.
Rasanya seperti di surga dikerubungi lima perempuan seksi seperti ini dan kemudian Monique juga ikut bergabung setelah pulih dari lemas akibat orgasme barusan.
Croooottt… crooottt…
Spermaku kembali menyembur kencang dan menerpa wajah Velinda dan Monique yang tepat di depanku. Aku nembak dengan tiba-tiba setelah Cherry kembali menjejalkan dua jarinya ke dalam duburku…
--------​
“Nice laid, young boy…” (Itu tadi pertunjukan ngentot yang sangat bagus, anak muda..) sapa sang sutradara itu yang duduk di kursi Cherry. Cherry disuruh duduk di kursinya untuk sementara. Ia hanya menggenggam handycam-nya yang dalam keadaan tidak aktif dengan view finder tertutup.
Aku baru saja membersihkan kemaluanku yang tadi berlumuran sperma dan cairan vagina di toilet pesawat lalu kembali duduk di tempatku. Semua orang sudah kembali duduk di tempatnya kembali termasuk Rosa di sisi kananku.
“Here’s my business card…” (Ini kartu bisnisku...) sambungnya sembari menyodorkan sebuah kartu nama. Namanya Paulo Pablo. Seperti nama orang Italia. Memang logat bahasanya dari negara itu. Ada alamat rumah dan kantor juga nomor telepon. “My name is Paulo Pablo… I’m a director and producer of the Fireday Productions… I direct some adult movies and such… I believe you’ve watched some of my works…” (Namaku Paulo Pablo. Aku adalah sutradara dan produser Fireday Production. Aku menyutradarai beberapa film dewasa dan sejenisnya. Aku yakin kamu sudah pernah menonton beberapa karyaku) jelasnya dengan logat kental Italia.
“Ng… I’m not sure…” (Aku tak begitu yakin...) jawabku sedikit bingung.
“Can we speak of a business?” (Bisa kita membicarakan bisnis?) tanyanya. Ia mencondongkan mukanya padaku. Ia terlihat sangat serius.
“Business?” (Bisnis)” tanyaku balik tak mengerti.
“We’ve already filmed some scenes on this flight… and yours are excell in many sides… compared to those guys…” (Kami telah merekam beberapa adegan aksi di penerbangan ini... dan milikku sangat yahud dibeberapa sisi... dibandingkan dengan pria-pria itu...) tunjuknya pada penumpang lain yang masih duduk tenang di kursinya masing-masing.
“You’ve fucked all my six girls and still able to go on and on without taking any kind of drugs… Am I right?” (Kau sudah mengentoti enam gadisku dan masih bisa lanjut terus tanpa pakai obat apapun. Benar, kan?) tanyanya.
“It’s not something that I should boast off…” (Itu bukan sesuatu yang harus kubanggakan) kataku merendah.
“No… It’s great… I mean… not many guys have this potential… In my business… there’s so many genre in adult movies… We got semi… hardcore… orgy party… barely legal… interracial and so many more… There’s one new genre… called Unisex… This is a really special genre where both female star and male star got the same spotlight… I want you to be a Unisex star under my direction…” (Tidak. Itu hebat. Maksudku, tidak banyak yang memiliki potensi ini. Di bisnisku ada begitu banyak genre di film dewasa. Kami punya film semi, hardcore, pesta orgy, barely legal, interrasial dan banyak lainnya. Ada satu genre baru yang disebut Unisex. Ini genre yang benar-benar spesial dimana bintang cewek dan cowok mendapat liputan yang sama. Aku mau kau menjadi bintang Unisex dibawah arahanku) katanya cukup panjang lebar menyatakan maksudnya.
“Unisex? Like the clothes… fashion thing?” (Unisex? Seperti pakaian itu?) tanyaku.
“Yea… When we shoot you… you got to perform like a desirable man… You got the talent to attract the audiences with your aura… You’ve got a certain charisma arraying from you… Are you interested?” (Ya. Ketika kita syuting, kau harus berpenampilan seperti pria yang menawan. Kau punya bakat untuk menarik penonton dengan auramu. Ada karisma tertentu yang memancar dari dirimu. Apa kau tertarik?) tawarnya.
“Me? An adult movies star? But I’m not legal yet… I just turned seventeen a couple months ago… Sorry, sir… to let you down… But it’s a really nice offer… I appreciate it…” (Aku? Bintang bokep? Tapi aku belum cukup umur. Aku baru menginjak 17 beberapa bulan lalu. Maaf, pak untuk mengecewakanmu. Tapi itu tawaran yang sangat menggiurkan. Aku menghargainya) kataku basa-basi.
“Hmm… That’s an issue… We don’t want to get a problem to hire a minor… But keep my card untill you’re legal next year… I’ll keep this offer just for you… Okay, young boy… See you when you’re eighteen… a barely legal…” (Itu memang masalah. Kita tidak mau mendapat masalah karena umur ini. Tapi simpanlah kartu namaku yang umurmu cukup tahun depan. Tawaran ini tetap berlaku hanya padamu. OK anak muda. Sampai jumpa lagi saat kau 18 tahun. Barely Legal) katanya menjabat tanganku dan kembali ke kursinya sendiri. Cherry kembali ke kursi miliknya.
“Ngapain Pablo denganmu?” cecar Cherry begitu ia mendudukkan pantatnya di bantalan kursi pesawat.
“Pablo nawarin dia maen di Unisex…” jawab Rosa yang pastinya dari tadi mendengar pembicaraan kami barusan.
“Wah… Keren tuh… Maen di Unisex… Saingan sama Mikael Studrod dan Jose Gunn… Keren!” seru Cherry. “Aku dukung kau… Siapa namamu?” katanya.
“Satria…” jawabku pendek.
“Aku dukung kau jadi bintang Unisex… Pasti keren kalau ada bintang Unisex dari Indonesia sendiri…” ia bersemangat sekali.
“Tapi dia tidak bisa maen film bokep… Umurnya masih tujuh belas tahun…” kata Rosa menambahi.
“Eh? Betul? Kau masih tujuh belas?” Cherry terlihat kecewa.
“Iya… Baru tujuh belas bulan Oktober kemarin…” jawabku.
“Yah… Masih harus nunggu setahun lagi, deh…” ia mengeluh menambah kecewanya dengan muka cemberut. Tetapi ia terlihat lucu dan masih manis.
“Tapi jarang-jarang ia mau mengambil orang yang ditemuinya dan langsung ditawari Unisex… Pablo kan cukup berpengaruh di Fireday Productions… Pilihannya selalu sukses…” kata Rosa.
“Tentu saja… Semua yang diorbitkannya selalu jadi bintang terkenal di Fireday Productions… Apalagi kalau dapat kontrak…” kata Cherry masih bersandar di kursinya dan melipat tangan.
“Harus pakai kontrak, ya?” tanyaku.
“Kalau mau sering tampil… dan terkenal… lebih baik pakai kontrak… Hasilnya gede sekali… Aku dikontrak dua tahun… Rosalinda dikontrak satu setengah tahun… Tapi sulit mendapat kontrak loh…” jelas Cherry.
“Iya benar… Aku dulu Freelancer selama 11 bulan… terus jadi gulingnya Pablo selama dua bulan baru dikontrak Fireday Productions…” jelas Rosa. Nama panjangnya Rosalinda.
“Ya… Macam-macam deh caranya… Yang paling panjang kontraknya adalah Velinda… Lima tahun… Terus Cecillia Bigdove empat tahun setengah…” kata Cherry menambahi.
“Nama kalian aneh-aneh… Itu nama artis aja kan?” tebakku tentang nama-nama bintang-bintang bokep yang aneh dan nyeleneh.
“Tentu aja… Nama asli hanya dipakai untuk tanda tangan honor saja… Itu rahasia perusahaan… Namaku Blacksweet Cherry… Dia Rosalinda… tok!... Hi…hi… hi… Trus tadi Cecillia Bigdove… Ada Monique Tequila… Belladona Doll dan yang paling terkenal Velinda Shaw… Keren, kan?” jelas Cherry.
“Ada yang dipilih sendiri atau dipilihkan Pablo atau gabungan keduanya…” tambah Rosa lagi.
“Oo… Terus… Unisex itu apa? Aku kok baru dengar sekarang…” tanyaku penasaran.
“Itu genre baru… Hanya beberapa Production House saja yang menggarap segmen ini… Itupun hanya sekedar saja… Pelopornya Fireday Productions… Itupun sebenarnya kebetulan karena kami punya Mikael Studrod dan Jose Gunn yang fenomenal… Mereka menciptakan genre ini karena ternyata pasarnya cukup lumayan bagus…” jelas Rosa.
“Gini… gini… Yang biasa nonton bokep itu kan laki-laki… Kalau ada perempuan-pun… jumlahnya sangat sedikit… Tetapi jumlah perempuan di dunia ini kan banyak sekali… Lebih banyak bahkan dari jumlah lelaki… Jadi kalau pasar ini diambil genre Unisex ini… bayangkan keuntungannya…” tambah Cherry.
“Jadi bintang Unisex yang laki-laki itu harus memamerkan tubuhnya gitu… kayak bintang bokep perempuan gitu?” pastiku.
“Ya… Gak kebanci-bancian gitu la… Harus macho… maskulin… Yang nonton kan kebanyakan cewek…” kata Cherry.
“Tapi jangan heran kalau yang gay juga banyak jadi fans…” timpal Rosa lagi.
“Betul-betul… Itu tidak disengaja… Sebenarnya untuk yang laki-laki harusnya lebih diarahkan untuk menikmati bintang Unisex yang perempuan… Velinda Shaw juga pernah masuk genre itu… Dia di genre mana aja laku…” lanjut Cherry.
“Kalian pernah maen di Unisex juga?” tanyaku.
“Aku pernah maen sama Jose Gunn… Gak jadi peran utama, sih… Tapi asik kok…” kata Rosa.
“Aku belum pernah… Aku spesialis Hardcore…” jawab Cherry enteng saja.
“Nanti Velinda dijadwalkan berpasangan dengan Mikael Studrod waktu di pulau nanti…” sambung Rosa.
“Wah… Dunia kalian ini sangat asing buatku… Apa kalian sudah terbiasa? Diliatin banyak orang… kamera… lampu… Gak risih?” tanyaku.
“Pertama-tama risih banget malah… Seperti yang kau bilang tadi… Banyak orang… kamera di sana sini… Lampu… Make-up… tata rias rambut… Aku sampe nangis-nangis… Mana barang tu orang gede banget lagi… Disuruh ngemut segede itu…” kenang Rosa.
“Kalau sekarang… hayu aja… ha… ha… ha…” sambar Cherry. Keduanya tertawa-tawa renyah dan lepas.
Aku tertawa juga tetapi pelan…
--------​
Gila!
Aku baru tersadar saat pikiran warasku mulai membentuk kembali dan menjernihkan kembali hal gila dari otakku ini. Seperti air keruh yang diberi tawas…
Kenapa aku bisa ngeseks gila-gilaan seperti tadi di atas pesawat ini ya? Ada berapa banyak orang di atas pesawat ini yang melihat aksiku barusan? Tetapi kenapa mereka tenang-tenang saja. Seperti tidak ada kejadian yang luar biasa.
Apalagi semua aksiku tadi diabadikan oleh kamera orang-orang ini. Mereka ini adalah kru pembuat film porno ternama. Apakah ini akan berbahaya? Bagiku sendiri apalagi untuk keluargaku.
--------​
“Apa semua orang di pesawat ini orang-orangnya Fireday Productions, ya?” tanyaku pada Cherry.
“Gak kok… Cuma kami-kami aja…” jawabnya.
“Kenapa? Kau baru nyadar, ya? Kenapa kau bisa ngentot sembarangan seperti tidak memikirkan apa-apa?” kata Rosa.
“Ya… Terus kenapa penumpang lain diam saja seperti tidak ada kejadian apa-apa?’ aku semakin heran.
“Ini mistisnya Pablo… Hanya dia yang bisa membuat orang-orang jadi seperti ini… Kalau dia sudah mengeluarkan ilmu mistisnya ini… kau ngeseks di tengah jalan-pun tidak ada orang yang perduli…” jelas Cherry.
“Benar, Satria… Ia mempunyai kemampuan itu… Aku juga tadi ikut terpengaruh…” kata UNDINE yang tiba-tiba ikut berbicara. “Dia bisa membuat orang maklum dan menuruti semua kemauan dan kondisi yang diciptakannya…”
“Wah… Apa dia memakai kekuatan CORE juga?” tanyaku.
“Sepertinya iya… Tetapi kekuatan CORE-nya tidak begitu kuat… Dia memakai artifak tambahan untuk memperkuat kemampuannya ini… Ada di kalung yang dipakainya itu…” jelas UNIDINE.
“… Jadi kami pernah buat film di pawai hari kemerdekaan... di mall… di depan perkantoran… Macam-macam, deh…” lanjut Rosa.
“Genre-nya Sex in Public… Produksi Pablo yang paling fenomenal adalah waktu konser Rock artis terkenal… Heboh banget!” tambah Cherry.
“Wah… Keren sekali… Aku pernah dengar rumor itu… Benaran ternyata…” kataku. Kemampuannya ini sangat berguna dan dipakainya untuk keuntungannya. Si Pablo ini sangat tahu cara memanfaatkan kemampuan uniknya ini. Ia bisa membuat orang menuruti kemauannya.
Berikutnya kami berbincang-bincang sepanjang perjalanan beberapa jam ke Perth, Australia ini. Walaupun mereka bintang-bintang bokep Fireday Productions, tetapi mereka tetaplah perempuan biasa yang senang berbicara hingga bergunjing. Perjalananku jadi tidak sepi dan monoton.
 
Kayaknya velinda shaw aja deh suhu ryu
..thankz updatenya ,,
 
Hmm pasti bukan salah satu dr mereka tapi ada keterkaitan diantara mereka dengan pemilik zodiak capricord.. CMIIW
 
Jangan-jangan ntar ada scene tusbol lagi nih, kan yg punya power si Pablo.
Kan udah di kasih clue nanti ceritanya di luar....kebiasaan
 
Usul Hu..please kalau bisa scene anggar ga ada lagi stlah ini..trus terang bukan genre ane n mrasa eneg mual..hehehe..tpi ya ane skip aja kalau ada lagi...:beer:

kalo jalan ceritanya mengharuskan begitu gimana dong? hidup ini kan gak selamanya lurus-lurus aja. ini resiko yg harus selalu dihadapi Satria. itu resolusinya saat dilarang mencari zodiac core lagi kemaren kan?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd