sibho
Semprot Baru
- Daftar
- 6 Aug 2016
- Post
- 48
- Like diterima
- 619
CH6. ENAM
Hmm, sampai mana ya kemaren..
Oiya inget, setelah injury time berlangsung babak pertama berakhir dengan kedudukan 1-0..
Tyok FC (fu*king club) unggul sementara, hingga babak kedua dimulai bersama dengan goyangan pinggulku yang perlahan namun pasti mencoba merobek-robek jala gawang bebeb lastri..
Terlihat kini lastri sudah kembali menunjukkan intensitas serangannya, bersamaan naiknya birahi sang bunga pasirku, eh bunga hatiku..
Sodokan demi sodokan kusematkan diliang vaginanya yang terdalam, membuatnya semakin bechek, nggak ada ojeck, capek dehh..
"Ahhh.. uugghhh.. Ohh.. Ehmmmgh.. Ah.. Ahh.. Ahh.."
Hanya itu yang terdengar, desahan demi desahan saut menyaut menjadi sebuah symphony merdu membuat hatiku serser'an mendengarnya..
Naik turun pantatnya, seakan menyampaikan bagaimana ia sangat menikmati pergumulan ini..
"Enak maah..?"
*Cie, papah mamah'an..*
"Hmm.. Hmm.. Heemmm.."
*Itu yang dia bilang, ntah bahasa mana..
Sambil menganggukan kepalanya menatapku..*
10 menit berlalu, kaki mulusnya mulai melingkar kepinggangku mengisyaratkan tuk mempercepat irama permainan..
"Cepet, tancep yang dalem, lebih dalem lagi, sedalem-dalemnya..
Nodai aku mas.."
*Mungkin klo diungkapkan dengan kata-kata jadi seperti itu..*
Sodokan demi sodokan mulai kupercepat, kuperkuat dan nafas kami mulai memburu satu sama lain..
Karena akupun mulai merasa sudah akan menuju puncak, gemilang cahaya, meraih cinta, seindah asa..
Syabidubidudap..
"Chepeet massh, akuu enaakk.. Oughh, mau keluarr lagi.."
"Heem, aku juga.."
"Ehhghh.. Hhhh.. Hhhh.. Hhhh.."
"Ohh.. Ahhh.. Arghhhh.. Yang cepet pahh, kencengiin pahhh.. Enaakk pahhh.."
"Aaaaahh, daleem apa diluar mahh..?"
*Tanyaku, karena terasa sudah berada diujung tanduk..*
"Haahh.. Ahhh.. Apaaah pah..?"
*Jawabnya, tak mendengar pertanyaanku karena sangat menikmati, menghayati, mengilhami, gempuran serangan mautku..*
"Njobo opo njero, meh methuu ki..!"
(Luar apa dalem, mau keluar nih...!)
"Oghhh.. Iyaahh.. Luarr ajaahh.. Akuhhh.. Subhurr.."
"Tahan bentarr ya pahh, mamahh blom kluarr.."
"Arrrrghhhhhhh....!"
*kukeluarkan siotong secepatnya, bahaya kalau keburu keluar didalem, bisa dapet doorprize ntar..*
Crooooott, crooott, croot, crut..
Empat shooting gagal mengarah kegawang, terpejam sejenak menikmati sensasi sampai tersadar karena rengek'an ayank..
"Ahhh, masukin lagi..
Masukin lagi, nanggung aku blom kluar pahh..
Ah, gimana sih.."
*Ntah kenapa, klo urusan ma yang namanya sex sioon ini jadi berubah 169 derajat..*
Sambil ia meraih otongku yang belum begitu mengecil, dibantu dengan menaikkan pantatnya ia menyambut siotong kembali..
Mungkin karena susah, ia merebahkanku dan mengambil posisi diatasku..
Tanpa perlu dikomandoi, ia mulai mencari puncak kenikmatannya sendiri..
Segala jurus ia gunakan, goyang ngebor, goyang ngecor, goyang gergaji, goyang patah-patah, goyang kamar mandi, apapun lah pokoknya..
Semakin cepat, cepatt, cepattt dan cepatttt..
Sampai mulai ia menggeliang keenakan, yang aku rasakan cuma ngilu-ngilu sedap..
Sampai akhirnya mencapai orgasme yang kedua dan ambruk menindihku dengan nafas yang masih tersengal-sengal..
Kubelai rambutnya dan kupeluk lembut dirinya sebagai ungkapan sayang..
Skip punya skip, setelah dua bulan perjalan cintaku beserta dengannya..
Akupun membulatkan tekad tuk menjalin hubungan yang lebih serius, ya pernikahan..
Hari ini aku mau melamarnya, karena itu kita janji untuk ketemuan..
Setelah bertemu, tanpa tedeng aling-aling langsung aku menyatakan perihal ini kepada yang bersangkutan..
Ia hanya tersipu, mukanya memerah dan meraih telepon genggamnya tuk menghubungi seseorang..
"Nie mas, bapak mau ngomong.."
*Sambil menyerahkan hp jadul pemberianku dulu, secara dia baru kerja dan kita butuh komunikasi..
Jadi mblo, harus rela berkorban ya..
Tapi ya, jangan berkorban terus-terusan..hhaha..*
"Iya pak, bla bla bla.."
*Cencored, karena menggunakan bahasa dewa.. Capek translatenya..*
Jadi intinya, bokapnya seonggok manusia ini ingin agar saya sang pangeran tak berkuda tuk mengantarkannya pulang, sekaligus ngomong secara langsung kepadanya..
Tegas, jelas, mantap, saya jawab YA..
Dan lastri sang bidadari disuruh tuk resign dari pekerjaannya, sembari menunggu hari pernikahan agar dirumah saja..
*Sebagian masyarakat jawa memang melakukan hal ini, cenderung supaya sang perempuan terjaga dari godaan dan hal-hal yang diinginkan, dipingit nama kerennya..
Padahal hampir tiap hari hal yang diinginkan selalu terjadi, setelah rabu ceria dulu..*
Setelah pertemuan ini, akupun langsung menceritakan hal ini kepada orang tua dikampung..
Pertama mendengar mereka agak kaget, bahkan cenderung syok..
Karena mungkin dikira aku kecolongan atau gimana, tapi setelah kujelaskan mereka mengiyakan..
"Itu pilihanmu kisanak, bapak ibu hanya bisa mendukung.."
*Kata mereka..*
Aku dan dia pun memulai perjalanan ke timur dengan menggunakan jasa travel, menuju kampungnya didaerah sl*wi kab. Teg*l..
Skip punya skip, langsunglah mereka menyetubuhi eh menyetujui hubungan kami..
Menentukan hari H, uang yang diminta keluarga cewek, dan tetek bengeknya..
Setelah aku transfer uang untuk keperluan pernikahan kami..
Saya beserta keluarga besar siap meluruk kampung kelahiran calon istriku, sampai disana pada hari jum'at sore dan memang acara akan dilaksanakan pada hari minggu..
Yah, buat siap-siap aja..
Kamipun dijamu dan disuruh menginap dirumahnya yang lumayan cukup luas, meski mulai ramai orang lalu-lalang menyiapkan ini itu tuk acaraku..
Hari sabtupun tiba, keluarganya mulai ramai hampir semua sudah hadir..
Cuma adiknya, anak nomor 4 yang masih dalam perjalanan..
*Oiya, saudara calon istriku itu kelima-limanya ternyata cewek semua..
Saya juga baru ngeh..*
Sesampainya ia dirumah, akupun keluar bermaksud untuk menyalaminya..
Hingga kita berdua bertemu, kedua mata kami saling beradu menatap satu sama lain..
Aku bingung tak percaya, cuma bisa terdiam hingga ia berkata..
"Kamu..!?"
*Akupun mengisyaratkan untuk diam, sembari meraih tangannya..*
"Sssstt, kita bicara diluar saja.."
#LifeIsNeverFlat
Hmm, sampai mana ya kemaren..
Oiya inget, setelah injury time berlangsung babak pertama berakhir dengan kedudukan 1-0..
Tyok FC (fu*king club) unggul sementara, hingga babak kedua dimulai bersama dengan goyangan pinggulku yang perlahan namun pasti mencoba merobek-robek jala gawang bebeb lastri..
Terlihat kini lastri sudah kembali menunjukkan intensitas serangannya, bersamaan naiknya birahi sang bunga pasirku, eh bunga hatiku..
Sodokan demi sodokan kusematkan diliang vaginanya yang terdalam, membuatnya semakin bechek, nggak ada ojeck, capek dehh..
"Ahhh.. uugghhh.. Ohh.. Ehmmmgh.. Ah.. Ahh.. Ahh.."
Hanya itu yang terdengar, desahan demi desahan saut menyaut menjadi sebuah symphony merdu membuat hatiku serser'an mendengarnya..
Naik turun pantatnya, seakan menyampaikan bagaimana ia sangat menikmati pergumulan ini..
"Enak maah..?"
*Cie, papah mamah'an..*
"Hmm.. Hmm.. Heemmm.."
*Itu yang dia bilang, ntah bahasa mana..
Sambil menganggukan kepalanya menatapku..*
10 menit berlalu, kaki mulusnya mulai melingkar kepinggangku mengisyaratkan tuk mempercepat irama permainan..
"Cepet, tancep yang dalem, lebih dalem lagi, sedalem-dalemnya..
Nodai aku mas.."
*Mungkin klo diungkapkan dengan kata-kata jadi seperti itu..*
Sodokan demi sodokan mulai kupercepat, kuperkuat dan nafas kami mulai memburu satu sama lain..
Karena akupun mulai merasa sudah akan menuju puncak, gemilang cahaya, meraih cinta, seindah asa..
Syabidubidudap..
"Chepeet massh, akuu enaakk.. Oughh, mau keluarr lagi.."
"Heem, aku juga.."
"Ehhghh.. Hhhh.. Hhhh.. Hhhh.."
"Ohh.. Ahhh.. Arghhhh.. Yang cepet pahh, kencengiin pahhh.. Enaakk pahhh.."
"Aaaaahh, daleem apa diluar mahh..?"
*Tanyaku, karena terasa sudah berada diujung tanduk..*
"Haahh.. Ahhh.. Apaaah pah..?"
*Jawabnya, tak mendengar pertanyaanku karena sangat menikmati, menghayati, mengilhami, gempuran serangan mautku..*
"Njobo opo njero, meh methuu ki..!"
(Luar apa dalem, mau keluar nih...!)
"Oghhh.. Iyaahh.. Luarr ajaahh.. Akuhhh.. Subhurr.."
"Tahan bentarr ya pahh, mamahh blom kluarr.."
"Arrrrghhhhhhh....!"
*kukeluarkan siotong secepatnya, bahaya kalau keburu keluar didalem, bisa dapet doorprize ntar..*
Crooooott, crooott, croot, crut..
Empat shooting gagal mengarah kegawang, terpejam sejenak menikmati sensasi sampai tersadar karena rengek'an ayank..
"Ahhh, masukin lagi..
Masukin lagi, nanggung aku blom kluar pahh..
Ah, gimana sih.."
*Ntah kenapa, klo urusan ma yang namanya sex sioon ini jadi berubah 169 derajat..*
Sambil ia meraih otongku yang belum begitu mengecil, dibantu dengan menaikkan pantatnya ia menyambut siotong kembali..
Mungkin karena susah, ia merebahkanku dan mengambil posisi diatasku..
Tanpa perlu dikomandoi, ia mulai mencari puncak kenikmatannya sendiri..
Segala jurus ia gunakan, goyang ngebor, goyang ngecor, goyang gergaji, goyang patah-patah, goyang kamar mandi, apapun lah pokoknya..
Semakin cepat, cepatt, cepattt dan cepatttt..
Sampai mulai ia menggeliang keenakan, yang aku rasakan cuma ngilu-ngilu sedap..
Sampai akhirnya mencapai orgasme yang kedua dan ambruk menindihku dengan nafas yang masih tersengal-sengal..
Kubelai rambutnya dan kupeluk lembut dirinya sebagai ungkapan sayang..
Skip punya skip, setelah dua bulan perjalan cintaku beserta dengannya..
Akupun membulatkan tekad tuk menjalin hubungan yang lebih serius, ya pernikahan..
Hari ini aku mau melamarnya, karena itu kita janji untuk ketemuan..
Setelah bertemu, tanpa tedeng aling-aling langsung aku menyatakan perihal ini kepada yang bersangkutan..
Ia hanya tersipu, mukanya memerah dan meraih telepon genggamnya tuk menghubungi seseorang..
"Nie mas, bapak mau ngomong.."
*Sambil menyerahkan hp jadul pemberianku dulu, secara dia baru kerja dan kita butuh komunikasi..
Jadi mblo, harus rela berkorban ya..
Tapi ya, jangan berkorban terus-terusan..hhaha..*
"Iya pak, bla bla bla.."
*Cencored, karena menggunakan bahasa dewa.. Capek translatenya..*
Jadi intinya, bokapnya seonggok manusia ini ingin agar saya sang pangeran tak berkuda tuk mengantarkannya pulang, sekaligus ngomong secara langsung kepadanya..
Tegas, jelas, mantap, saya jawab YA..
Dan lastri sang bidadari disuruh tuk resign dari pekerjaannya, sembari menunggu hari pernikahan agar dirumah saja..
*Sebagian masyarakat jawa memang melakukan hal ini, cenderung supaya sang perempuan terjaga dari godaan dan hal-hal yang diinginkan, dipingit nama kerennya..
Padahal hampir tiap hari hal yang diinginkan selalu terjadi, setelah rabu ceria dulu..*
Setelah pertemuan ini, akupun langsung menceritakan hal ini kepada orang tua dikampung..
Pertama mendengar mereka agak kaget, bahkan cenderung syok..
Karena mungkin dikira aku kecolongan atau gimana, tapi setelah kujelaskan mereka mengiyakan..
"Itu pilihanmu kisanak, bapak ibu hanya bisa mendukung.."
*Kata mereka..*
Aku dan dia pun memulai perjalanan ke timur dengan menggunakan jasa travel, menuju kampungnya didaerah sl*wi kab. Teg*l..
Skip punya skip, langsunglah mereka menyetubuhi eh menyetujui hubungan kami..
Menentukan hari H, uang yang diminta keluarga cewek, dan tetek bengeknya..
Setelah aku transfer uang untuk keperluan pernikahan kami..
Saya beserta keluarga besar siap meluruk kampung kelahiran calon istriku, sampai disana pada hari jum'at sore dan memang acara akan dilaksanakan pada hari minggu..
Yah, buat siap-siap aja..
Kamipun dijamu dan disuruh menginap dirumahnya yang lumayan cukup luas, meski mulai ramai orang lalu-lalang menyiapkan ini itu tuk acaraku..
Hari sabtupun tiba, keluarganya mulai ramai hampir semua sudah hadir..
Cuma adiknya, anak nomor 4 yang masih dalam perjalanan..
*Oiya, saudara calon istriku itu kelima-limanya ternyata cewek semua..
Saya juga baru ngeh..*
Sesampainya ia dirumah, akupun keluar bermaksud untuk menyalaminya..
Hingga kita berdua bertemu, kedua mata kami saling beradu menatap satu sama lain..
Aku bingung tak percaya, cuma bisa terdiam hingga ia berkata..
"Kamu..!?"
*Akupun mengisyaratkan untuk diam, sembari meraih tangannya..*
"Sssstt, kita bicara diluar saja.."
#LifeIsNeverFlat
Terakhir diubah: