Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Keluarga Hyper (Based From True Story)

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
CH6. ENAM

Hmm, sampai mana ya kemaren..
Oiya inget, setelah injury time berlangsung babak pertama berakhir dengan kedudukan 1-0..
Tyok FC (fu*king club) unggul sementara, hingga babak kedua dimulai bersama dengan goyangan pinggulku yang perlahan namun pasti mencoba merobek-robek jala gawang bebeb lastri..
Terlihat kini lastri sudah kembali menunjukkan intensitas serangannya, bersamaan naiknya birahi sang bunga pasirku, eh bunga hatiku..
Sodokan demi sodokan kusematkan diliang vaginanya yang terdalam, membuatnya semakin bechek, nggak ada ojeck, capek dehh..

"Ahhh.. uugghhh.. Ohh.. Ehmmmgh.. Ah.. Ahh.. Ahh.."

Hanya itu yang terdengar, desahan demi desahan saut menyaut menjadi sebuah symphony merdu membuat hatiku serser'an mendengarnya..
Naik turun pantatnya, seakan menyampaikan bagaimana ia sangat menikmati pergumulan ini..

"Enak maah..?"

*Cie, papah mamah'an..*

"Hmm.. Hmm.. Heemmm.."

*Itu yang dia bilang, ntah bahasa mana..
Sambil menganggukan kepalanya menatapku..*

10 menit berlalu, kaki mulusnya mulai melingkar kepinggangku mengisyaratkan tuk mempercepat irama permainan..

"Cepet, tancep yang dalem, lebih dalem lagi, sedalem-dalemnya..
Nodai aku mas.."

*Mungkin klo diungkapkan dengan kata-kata jadi seperti itu..*

Sodokan demi sodokan mulai kupercepat, kuperkuat dan nafas kami mulai memburu satu sama lain..
Karena akupun mulai merasa sudah akan menuju puncak, gemilang cahaya, meraih cinta, seindah asa..
Syabidubidudap..

"Chepeet massh, akuu enaakk.. Oughh, mau keluarr lagi.."

"Heem, aku juga.."

"Ehhghh.. Hhhh.. Hhhh.. Hhhh.."

"Ohh.. Ahhh.. Arghhhh.. Yang cepet pahh, kencengiin pahhh.. Enaakk pahhh.."

"Aaaaahh, daleem apa diluar mahh..?"

*Tanyaku, karena terasa sudah berada diujung tanduk..*

"Haahh.. Ahhh.. Apaaah pah..?"

*Jawabnya, tak mendengar pertanyaanku karena sangat menikmati, menghayati, mengilhami, gempuran serangan mautku..*

"Njobo opo njero, meh methuu ki..!"

(Luar apa dalem, mau keluar nih...!)

"Oghhh.. Iyaahh.. Luarr ajaahh.. Akuhhh.. Subhurr.."

"Tahan bentarr ya pahh, mamahh blom kluarr.."

"Arrrrghhhhhhh....!"

*kukeluarkan siotong secepatnya, bahaya kalau keburu keluar didalem, bisa dapet doorprize ntar..*

Crooooott, crooott, croot, crut..
Empat shooting gagal mengarah kegawang, terpejam sejenak menikmati sensasi sampai tersadar karena rengek'an ayank..

"Ahhh, masukin lagi..
Masukin lagi, nanggung aku blom kluar pahh..
Ah, gimana sih.."

*Ntah kenapa, klo urusan ma yang namanya sex sioon ini jadi berubah 169 derajat..*

Sambil ia meraih otongku yang belum begitu mengecil, dibantu dengan menaikkan pantatnya ia menyambut siotong kembali..
Mungkin karena susah, ia merebahkanku dan mengambil posisi diatasku..
Tanpa perlu dikomandoi, ia mulai mencari puncak kenikmatannya sendiri..
Segala jurus ia gunakan, goyang ngebor, goyang ngecor, goyang gergaji, goyang patah-patah, goyang kamar mandi, apapun lah pokoknya..
Semakin cepat, cepatt, cepattt dan cepatttt..
Sampai mulai ia menggeliang keenakan, yang aku rasakan cuma ngilu-ngilu sedap..
Sampai akhirnya mencapai orgasme yang kedua dan ambruk menindihku dengan nafas yang masih tersengal-sengal..
Kubelai rambutnya dan kupeluk lembut dirinya sebagai ungkapan sayang..

Skip punya skip, setelah dua bulan perjalan cintaku beserta dengannya..
Akupun membulatkan tekad tuk menjalin hubungan yang lebih serius, ya pernikahan..
Hari ini aku mau melamarnya, karena itu kita janji untuk ketemuan..
Setelah bertemu, tanpa tedeng aling-aling langsung aku menyatakan perihal ini kepada yang bersangkutan..
Ia hanya tersipu, mukanya memerah dan meraih telepon genggamnya tuk menghubungi seseorang..

"Nie mas, bapak mau ngomong.."

*Sambil menyerahkan hp jadul pemberianku dulu, secara dia baru kerja dan kita butuh komunikasi..
Jadi mblo, harus rela berkorban ya..
Tapi ya, jangan berkorban terus-terusan..hhaha..*

"Iya pak, bla bla bla.."

*Cencored, karena menggunakan bahasa dewa.. Capek translatenya..*

Jadi intinya, bokapnya seonggok manusia ini ingin agar saya sang pangeran tak berkuda tuk mengantarkannya pulang, sekaligus ngomong secara langsung kepadanya..
Tegas, jelas, mantap, saya jawab YA..
Dan lastri sang bidadari disuruh tuk resign dari pekerjaannya, sembari menunggu hari pernikahan agar dirumah saja..

*Sebagian masyarakat jawa memang melakukan hal ini, cenderung supaya sang perempuan terjaga dari godaan dan hal-hal yang diinginkan, dipingit nama kerennya..
Padahal hampir tiap hari hal yang diinginkan selalu terjadi, setelah rabu ceria dulu..*

Setelah pertemuan ini, akupun langsung menceritakan hal ini kepada orang tua dikampung..
Pertama mendengar mereka agak kaget, bahkan cenderung syok..
Karena mungkin dikira aku kecolongan atau gimana, tapi setelah kujelaskan mereka mengiyakan..

"Itu pilihanmu kisanak, bapak ibu hanya bisa mendukung.."

*Kata mereka..*

Aku dan dia pun memulai perjalanan ke timur dengan menggunakan jasa travel, menuju kampungnya didaerah sl*wi kab. Teg*l..
Skip punya skip, langsunglah mereka menyetubuhi eh menyetujui hubungan kami..
Menentukan hari H, uang yang diminta keluarga cewek, dan tetek bengeknya..
Setelah aku transfer uang untuk keperluan pernikahan kami..
Saya beserta keluarga besar siap meluruk kampung kelahiran calon istriku, sampai disana pada hari jum'at sore dan memang acara akan dilaksanakan pada hari minggu..
Yah, buat siap-siap aja..
Kamipun dijamu dan disuruh menginap dirumahnya yang lumayan cukup luas, meski mulai ramai orang lalu-lalang menyiapkan ini itu tuk acaraku..
Hari sabtupun tiba, keluarganya mulai ramai hampir semua sudah hadir..
Cuma adiknya, anak nomor 4 yang masih dalam perjalanan..

*Oiya, saudara calon istriku itu kelima-limanya ternyata cewek semua..
Saya juga baru ngeh..*

Sesampainya ia dirumah, akupun keluar bermaksud untuk menyalaminya..
Hingga kita berdua bertemu, kedua mata kami saling beradu menatap satu sama lain..
Aku bingung tak percaya, cuma bisa terdiam hingga ia berkata..

"Kamu..!?"

*Akupun mengisyaratkan untuk diam, sembari meraih tangannya..*

"Sssstt, kita bicara diluar saja.."

#LifeIsNeverFlat
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
CH7. TUJUH

Sebelum melangkah kecerita, ada baiknya saya memperkenalkan terlebih dahulu siapa sebenarnya adiknya bebeb lastri ini kepada para pembaca sekalian yang terhormat..
Wati namanya, ia terpaut setahun dibanding kakaknya..
Secara fisik, memang ia mirip dengan kakanya..
Yah, seperti pinang dibelah-belah..
Wajah wati memang tak secantik bebeb, tapi kalo bicara soal body..
Alah, ahalahalah..
Kurang apa coba, udah memel, sekel, semok, semloheh, bohai, fuyunghai, enak dibolak-balik layaknya martabak pokoknya..
Kalo aura ngasih liat, paling bakal tertunduk malu, balik kanan maju jalan..

Secara teoritis, aku dan dia masih terikat hubungan..
Gimana ya, dia adalah pacar saya sebelum bersama kakaknya dan memang belum pernah saya putus secara resmi..
Seperti yang pembaca ketahui, ini adalah kali kedua saya merantau dikota T..
Waktu pertama disini, berdua dengannyalah saya berbagi kenikmatan duniawi..
Dan selama ini, dialah alasan kenapa saya bisa sedikit bahasa jawa dan ngapak..

Mungkin cerita tentang pertemuan dan pergumulan dengannya dimasa lampau akan saya ceritakan dilain kesempatan..
Oke, kembali ke tangtop..

*Dibelakang sebuah gedung sekolah dasar, dibawah rimbunnya pohon bambu agak jauh dari rumah bebeb lastri..*

"Kirik, nengdi bae koen lagi katon..
Langsung pen mbojo karo mbak'e nyong maning..
Kirik kirik..!"

(Anjing, kemana aja kamu baru kelihatan..
Langsung mau nikah sama kakakku lagi..
Anjing anjing..!)

"Gini tik, aku bisa njelasin semuanya ma kamu.."

"Njelaske apa maning, wis puas ngubek-ngubek njur ditinggal lunga..
Dasar kirik ya kirik.."

(Menjelaskan apa lagi, sudah puas ngobel-ngobel terus ditinggal pergi..
Dasar anjing ya anjing..)

"Kamu salah paham tik, semua ini terjadi juga bukan sepenuhnya salahku..
Kamu juga termasuk jadi penyebab semua ini.."

"Kok bisa..!??"

*Pake bahasa indonesia ja deh, capek nulis translatenya..:3*

"Makanya dengerin dulu, jangan apa-apa make emosi..
Jadi gini, dulu aku tiba-tiba ngilang karena harus ke palembang.."

"Kenapa nggak pamit ma aku..??"

"Makannya dengerin dulu, akupun dapat kabar itu mendadak..
Disana ada pekerjaan yang sepertinya lebih baik dibanding pekerjaan di T..
Dan waktu itupun kamu lagi pulang kampung kan, makanya aku nggak bisa ngabarin kamu..
Setelah setahun disana aku memutuskan untuk resign, buat balik ke T..
Karena aku merasa bersalah juga ma kamu tik, pikiranku selalu tidak bisa fokus karenamu..
Tapi sesampainya disini, aku nggak bisa nemuin lu tik..
Katanya lu dah nggak kerja disana.."

"Coba kamu balik lebih cepat, kan nggak bakal jadi kayak gini mas..!"

"Mau gimana tik, mas udah terlanjur kontrak..
Sampai akhirnya mas, bertemu sama kakakmu..
Mungkin karena dia mengingatkanku padamu, aku jadi tertarik dengannya tik.."

*Suasana menjadi hening, hanya terdengar suara angin yang menari-nari hingga keheningan itu terpecah karena tangisnya..*

"Kenapa harus begini mas, kenapa harus sama kakakku.. Hiks.. Hiks..
Apa kita nggak bisa memulainya dari awal mas.. Hiks.."

"Maaf tik, bukannya mas nggak mau..
Tapi mas nggak bisa, kamu mau kakakmu dan keluargamu malu..
Nggak kan.."

Tanpa menjawab pertanyaanku, ia tiba-tiba memelukku sambil menangis tersedu-sedu..
Akupun hanya bisa membantu menenangkannya, membelai rambutnya, menepuk punggungnya, pantatnya.. Puk.. Puk..
Eh, kok gitu..
Sambil bilang kepadanya..

"Udahlah tik, cinta itu tak harus memiliki biarlah ini menjadi kenangan tuk kita berdua.."

"Nggak mas.."

Langsung dia menyerang bibirku dengan bibirnya yang bisa dibilang kemopitable itu, lidahnya sangat pintar bermain memancing birahiku..
Tapi aku masih sadar, tidak bisa seperti ini..
Maka aku berusaha tuk melepaskannya, namun susah, abis enak sih..:)

#TengkiuAtasSemuaKritikDanSarannya
 
Terakhir diubah:
CH8. DELAPAN

Ciuman basah ini mengingatkan akan sensasi yang sering kudapat darinya kala itu..
Entah kenapa, lentera seperti berputar didepanku..
Ingatan masa lalu mulai hadir, tergambar jelas dimataku..

*Disuatu bulan, tahun '08..*

Sore ini sepi seperti biasanya, karena memang kost ini baru ditempati dua orang..
Aku bersendau gurau bersama paijo, membahas tentang negara yang kian semrawut..
Buat menghilangkan penat aja, kebetulan ini malam minggu dan kami berdua jomblo..
Sembari ngemil dan menonton televisi, yang kebanyakan acaranya iklan bersambung sirup marjan..
Dia bertanya kepadaku..

"Mas tyok.."

"Apa..?"

"Aku galau.."

"Tsaahh, udah dibilang kalo abis mandi nggak usah ngaca..
Masih lu lakuin, galau kan jadinya.."

"Oalah, cen rusak lambemu mas.."

(Oalah, emang rusak mulutmu mas..)

"Jangan make bahasa jawa jo, aku nggak paham..
Emang kenapa, ada masalah..?
Ngomong aja keleus, sapa tau aku bisa bantu.."

"Aku suka cewek mas.."

"Iya, aku juga.."

"Jangan dipotong dulu napa, hadeh.."

"Hhaha, maap jo..
Gimana-gimana, terusin.."

"Jadi gini, mas kan lebih pinter dari aku..
Secara pas sd aja, dari 20 murid aku tu cuma dapet rangking 15.."

Si paijo nggak tau, waktu gua sd dari 29 murid gua urutan ke 28..
Itupun karena satu murid emang dah nggak niat sekolah dari awal..
Malaikat juga tahu, siapa yang jadi juaranya..

*Candaku dalam hati..*

"Minta sarannya dong, gimana ya cara mendapatkan hati si nining..
Itu lho, pembantu komplek sebelah.."

Waini, kesalahan kedua paijo..
Jomblo minta saran dapetin cewek ma jomblo, ya sama aja kayak orang buta nuntun orang buta..

*Batinku..*

"Jadi gini jo, aku nggak bisa mbantu apa-apa selain doa..
Tapi aku mau kasih masukan, mau nggak..?"

"Masukan apa mas..?"

"Lu kan dari dulu beraninya cuma suka sama orang, tapi nggak pernah yang namanya ngungkapin perasaan..
Gunanya buat apa coba.."

"Ibarat wis akeh macem-macem lem, tur kowe jik wae ngelem nggo upo..
Tulung jo kecerdasan'e.."

(Ibarat dah banyak macam-macam lem, tapi kamu masih aja ngelem make sisa nasi..
Tolong jo kecerdasannya..)

"Tembaklah, susah amat..
Toh cuma ditolak ini klo gagal..
Pikirmu jodoh tu bakal dateng ndiri tanpa usaha, nggak kan..?"

"Oo, gitu ya mas..
Lha kui mau sampeyan iso nggo boso jowo.."

(Oo, gitu ya mas..
Lha itu tadi kamu bisa pakai bahasa jawa..)

"Iya, keceplosan..
Emang gitu jo, klo orang kek lu semua bisa hancur dunia persilatan..
Dah ah, aku mau mandi dulu.. Prepare cuci mata, malem minggu gini pasti banyak cabe-cabean.."

"Bareng mas.."

"Gundulmu..!"

(Kepalamu..!)

"Ngider'e le bareng, hudu adus'e.."

(Jalan-jalannya yang sama-sama, bukan mandinya..)

Kusudahi percakapan hari ini bersama paijo, bersiap tuk gebyar-gebyur..
Ketika masuk aku agak tertegun melihat tulisan yang tertempel didinding kamar mandi..
Kapan nempelnya ya, perasaan kemaren belom ada..

"Gunakan air seperlunya, kalau sudah selesai jangan lupa tutup kran air..
Setelah buang air besar/kecil, siram yang banyak biar nggak bau..
Jangan buang pembalut/sperma dikamar mandi, JOROK..!"

Karena paijo janji ketemuan sama si nining, maka akupun pergi jalan-jalan sendiri..
Jam menunjukkan pukul 20.15, kopi hitam menemaniku melewati malam disebuah warung 24 jam..
Hingga kesendirian ini terusik ketika kulihat sebongkah pantat yang seakan berkata..

"Tampar aku, remas aku, sakiti aku mas..!"

Dari orang yang berdiri disampingku, sembari ia bilang kepada penjaga warung..

"Mas, indomie goreng telornya dua.. Sama air es ya, makan sini aja.."

"Mangga teh, calik hela.."

(Silahkan mbak, duduk dulu..)

*Ucap sipenjaga warung..*

Aku tersadar akan pergumulan yang sedang kulakukan, pertarungan berlangsung dengan sangat sengit bersamaan naiknya birahi kedua insan yang telah lama terpisahkan ini..
Tanpa sadar tangan ini mengambil inisiatif melancarkan serangan kekedua bongkah pantat milik wati..

"Ahh, ini..
Ini dia pantat yang selama ini kurindukan dan hanya bisa kubayangkan dalam angan.."

*Ucapku dalam hati..*

Kuremas-remas dengan ganas, kutekan dengan kuat supaya sidedek juga bisa kangen-kangenan meski masih terhalang pembatas bernama celana panjang..
Menjadikan tubuh kami takkan bisa terpisahkan..
Hingga akhirnya wati melenguh tertahan karena bibir kami masih saling berpagutan..

"Mmmphh.. Mmpphhhh.. Emmmpphh.."

Matanya terpejam menikmati pertempuran, sembari lidahnya menari-nari dalam mulut kami yang tengah bersatu..

"Emmmph.. Cupp.. Hmmp.. Cruupph.. Cruup.. Heemmphh.."

Mungkin seperti itu suara dari peraduan bibir, lidah dan nafas kami yang diburu nafsu..
Tangan kanan wati dengan gemas meremas-remas kepalaku, ntah berapa rambut yang tumbang karena itu..
Disisi lain tangan kirinya mulai bergerak kebawah mengelus-elus dan meremas dedek dengan keras..

"Kamu kemana aja, dasar anak nakal..
Sukanya maen mulu, nakal, nakal, nakal.."

*Mungkin kayak gitu klo tangannya bisa ngomong..*

Ah, KO sudah semua akal sehatku..
Klo dah kek gini ya mau gimana lagi, bisikan setan terngiang-ngiang dikepalaku..
Tunggu aja deq bakal kupuaskan, kubolak-balik, kurobek-robek, kuhabisi dirimu sampe kau tunjukkan semua kebinalanmu..
Tapi sebelum itu, aa bikin kopi dulu..

Terima kasih yang telah berkenan membaca cerita ini..:)
 
Terakhir diubah:
CH9. SEMBILAN

Tanpa berlama-lama, ia pun jongkok dan mulai membuka celanaku..
Tuinguingg, terpampanglah si kumbang yang sudah sangat perkasa berdiri tegak menantang..

*Wati biasa manggil dedek dengan sebutan si kumbang.."

Begitu besar dan keras..
Sejenak wati terdiam, melihat si kumbang dari berbagai sudut yang berbeda-beda..
Sambil tersenyum penuh arti, ia pun mulai melancarkan aksinya..

"Sluurrp.. Sluurrp.. Cruppt.. Sluurrp.. Slurrrpt.."

Bibir mungilnya mengulum dengan perlahan namun pasti melahap habis apa yang ada didepannya..
Kemudian memajumundurkan kepala, sambil kedua tangan mulai meremas buah dadanya sendiri..

"Mmmph.. Sluuurpp.. Egmmhh.. Cruupt.. Sluurrpt.."

Akupun hanya bisa memejamkan mata, tanganku meraih kepalanya memberi arahan agar kulumannya lebih cepat dan dalam..
Setelah beberapa saat, ia pun berhenti..
Lidahnya menjilat seluruh permukaan si kumbang dan kemudian beralih mempermainkan kedua biji pelerku..

"Slurrph.. Sluurrp.. Sploobb.."

"Ouuughhh, kamu syuuper sekali deq.."

Ucapku, meski ia terlihat tak begitu memperdulikan perkataanku..
Hmm tunggu dulu, klo begini terus bisa aku yang gugur duluan nih..
Kubilang ke wati tuk berhenti, sambil membenarkan celanaku..

"Tunggu sebentar, ayo ikut mas deq.."

"Kemana mas..!??"

"Udah ikut aja.."

Akhirnya wati mengikutiku keluar dari hutan bambu dan tak lupa membersihkan air liurnya yang belepotan kemana-mana itu..
Sekitar 50 meter berjalan, sampailah kami disisi lain sekolah ini..
Tempat ini sepertinya adalah tempat penyimpanan sementara meja dan bangku yang tak terpakai, sempat kulihat sewaktu pertama datang kesini tadi..

"Bantu aku angkat ini tik, bawa ketempat tadi.."

"Berat mas.."

"Yah namanya juga mau enak, musti usaha dulu.."

Hingga kami berdua saling gotong royong, bahu membahu, rawe-rawe rantas membawa sebuah meja ketempat tadi..
Tepat dibawah dan disekeliling rimbunnya pohon bambu..
Langsung kuputar badannya, kuraih pantatnya, hingga tangannya berpegangan pada meja..
Tanpa babibu, celananya kubuka secepat yang aku bisa, sambil membayangkan
apakah masih sesempit dan seharum dulu ya..
Dan akhirnya terjawab sudah, goa yang mulai basah ini ternyata masih sangat terjaga..
Bulu-bulu halus menghiasi pinggiran goa, memanjakan mata orang yang melihatnya..
Seperti magnet, menarik kepalaku mendekat dan..

"Sruuttp.. Crup.. Cupcup.. Hhhhah.. Sruuuptt.."

Sungguh nikmat dan harum sekali, liat aja tik akan kubuat kau kejang keenakan..
Suruh siapa tadi maen-maen sama si kumbang, biar nyahok..
Tak perlu berlama-lama tuk melihat reaksinya, kepala wati sudah menengadah keatas sembari tangan kirinya meremas buah dada dan kuku tangan kanannya digigit-gigit gemas olehnya..
Rintihan, desahan, lenguhan mulai terdengar menyemarakkan suasana..

"Aihhh.. Ahhh.. Hhahh.. Haihhh.. Egghhh.. Naggghh.."

Pantatnya yang super duper semekel naik turun mengikuti irama lidah tak bertulangku..

"Arrghhhh, mass enaak mass.. Terusshh masss.."

Karena memeknya mulai banjir, kusudahi permainan lidahku dan menggantinya dengan jariku..
Diobok-obok memeknya diobok-obok, ada itilnya kecil-kecil pada mabok..

*Malah nyanyi..*

Membuatnya semakin liar tak terkendali, lenguhan jadi rintihan, rintihan jadi desahan, desahan jadi erangan, erangan jadi jeritan, jeritan jadi apa.. Prok.. Prok.. Prok..

"Ahh.. Ahhh.. Ah.. Ahh.. Aih.. Ahhhahhahahhhh.."

"Enak, nggak deq..?"

"Ehhhem.."

"Apa, mas nggak denger..?"

"Ehhnaak mas.."

"Apa..?"

*Sambil kuhentikan sementara kocokanku..*

"ENAKKK, NJINKKKK..!"

Ternyata nggak kakak nggak adek emang sama gilanya klo soal ginian..
Kulanjutkan kocokanku, kupercepat secepat yang aku bisa dan membuatnya menggeliang tak karuan sambil mengeluarkan desisan..

"Aissshhhhhhhh.."

Ia pun ambruk diatas meja, kubiarkan sebentar agar ia recharge tenaga untuk ronde-ronde berikutnya..

*Sepasang mata tiba-tiba menghilang dari balik rindangnya pepohonan, bersamaan dengan istirahatnya kedua insan..*
 
Terakhir diubah:
Walah salah ngepost, nggak papa deh.. Biar CH.10 yang tak edit..


:sayonara:
 
:haha: apalageee yang kau tunggu ayoooo ikutan 3 some jangan lari yang ngintip .... :D
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd