Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Akhirnya.....

Loh...udah di tampung blom tuh ama si suster cantik...???
Kalo belom..***gal dong....
Kudu diulang lagi minggu depan nya hehehe...

wah sudah hilang kendali juragan.... mana sempat......
 
“Chrooot.... chroooot.... chrooot... tumpahlah....entah berapa kali batangku menyemburkan cairan kenikmatan yang luuuuuuar biasa niiiikmatnya.... oooohhhhh.....

Nge crot nya kemana mana, alias gagal check sperma.. Which means???! Akan checkup di lain waktu :pandajahat:
Klo checkup modelan nya kek begini kayanya seminggu sekali gw checkup deh :pandaketawa:

edit tambahan, ada kenakalan ngelewat di fikiran

Kayanya seru deh kalau si dek ayu nya mengalami hal serupa tapi dokter cowok atau apa, atau suster lesbian juga ciamik keknya
 
EPISODE 6 KAYAKNYA....

Ehhmmmmmm........... aku menarik nafas panjaaaaang banget. Ku penuhi paru-paruku yang tadi serasa kosong terhisap birahi dengan hembusan udara sejuk beraroma pengharum ruangan dari AC yang menempel di tembok. Segaaaarnyaaaaa...... Seolah ada beban berat menindih tubuhku yang terangkat sudah. Plooooong banget. Seluruh badan terasa rileks... bagai terlahir kembali menjadi manusia yang baru atau...tepatnya aku menjadi laki-laki sebenarnya. Sambil memejamkan mata, dua kejadian yang baru aku alami terputar ulang, jelas tergambar. Serasa aku hidup di alam mimpi.

Pelan-pelan kesadaranku membawa kembali kedunia nyata. Ku buka mataku. Pertama kali yang aku tengok adalah batang kejantananku yang terjuntai lemas di antara dekapan dua jari lentik suster manis yang bersimpuh di samping ranjang. Kepalanya terkulai lemah, rebah di samping pinggangku yang terbuka. Wajahnya yang manis menghadap ke arahku dengan mata terpejam, ada senyum kecil tersembunyi di sudut bibir. Manis banget wajahnya. Terlihat tubuhnya bergerak seirama nafasnya yang terengah. Suster Putri... Putri... ya akhirnya aku tahu namanya, saat dia menyebutnya saat menelepon temannya tadi.

Tak kusangka keperjakaanku lepas bukan oleh dik Ayu saat menikmati indahnya malam pertama, tapi justru di tangan seorang suster yang belum ada 1 jam aku mengenalnya. Juga bukan pada suasana romantis ranjang pengantin, namun justru di ranjang tempat check Sperma di sebuah klinik partikelir. Aaah... tak tahu harus tertawa karena kekonyolan nasibku atau malah bersyukur karena sebagai pria dewasa, setelah sekian lama bagian tubuh intimku hanya menjalankan tugas rutin sebagai saluran buang cairan tubuh, dan kalaupun berperan sebagai alat reproduksipun hanya dalam mimpi-mimpi atau atau perkosaan atas tanganku sendiri, namun kini dia benar-benar merasakan betapa nikmatnya menjalankan tugas dan fungsinya sebagai alat reproduksi laki-laki yang matang. Oh my ghost... baper banget aku. Hehehe... pengalaman seksualku yang minim selama ini, membuatku sentimentil. Meski tanpa adanya hubungan badan yang intim dengan suster putri, meski aku tidak melihat ketelanjangan tubuhnya, namun tangannya yang lembut adalah tangan pertama yang menjamah batang kemaluanku, dan karena tangannya pula aku merasakan energi ejakulasi yang sangat kuat. Bendungan sperma yang ada dalam tubuhku runtuh, jebol, tak sanggup menahan gelombang birahi yang berasal dari elusan lembut jari-jari lentik seorang gadis remaja yang menjadi perawat, pendampingku melakukan chek sperma,.... suster putri.

" Sus...sus...," setengah berbisik aku memanggil, sambil ku elus kepalanya.

Pelahan dia membuka mata, ku sambut dengan senyumku. Dia balas senyumku, sejenak kami saling bertatap mata, namun segera dia tergeragap begitu menyadari keadaan yang ada. Segera dia tarik tangannya yang mendekap batang kemaluanku.
"Eh..Eh.. aduh... aduh... lho... aduh kok jadi begini... aduh... bagaimana ini.... maaf bapak... maaf... saya malu bapak?"

Suster Putri berkata terbata-bata, sebentar dia akan berdiri namun akhirnya duduk bersimpuh lagi. Kepalanya menggeleng-geleng kebingungan. Tangannya saling meremas dipangkuannya.

"Sus...sus... terima kasih ya.... trus bagaimana ini sus? Lho kok suster malah bingung begitu?"

"Saya... malu pak.... sayyyaa.. mallu." SusterPutri menunduk kepala dan dan masih meremas-remas tangannya sendiri.

" Wah kok suster ya malu... yang harusnya malu saya dong... sudah setengah telanjang, masih harus maturbasi di depan suster tadi."

"Aduh... eeee... tapi harusnya tidak begitu bapak, sayya malu.. dan aduuhhh..bagaimana ini nanti.. " tiba-tiba ada isakan tangis dari jawaban suster putri.

"Suster... suster.... jangan menangis begitu dong," Ku coba tenangkan suasa hatinya. Akupun seolah tersadar mungkin dia kecewa atau marah padaku karena aku tadi sudah kurang ajar grepe-grebe area pribadinya. Hati kini terselimut khawatir dan takut.

"Sus.. Suster.. saya mohon maaf tadi sudah menyentuh emh...ehm menyentuh anu Suster... saya mohon maaf, saya tadi terbawa suasana. Saya lepas kontrol Suster maafkan saya ya........, saya baru sekali ini mengalami kejadian ini... sumpah suster. Saya bukan laki-laki hidung belangan yang ingin mengambil keuntungan dari suster," Ku coba memberi penjelasan kepada suster putri atas kejadian yang baru saja kami alami. Ada sedikit kepanikan, kalau sampai suster ini nanti melaporkan ke atasan atau melaporkan aku ke polisi sebagai kasus pelecehan seksual bisa berabe hidupku.

Menyadari resiko itu, segera aku bangkit dan turun dari ranjang. Aku ikut duduk bersimpuh di lantai. Di depan dik Putri... eh .. suster Putri. Kuraih tangannya suster putri ku genggam erat berharap isaknya mereda.

Tiba-tiba...

....Ceklek...

Pintu ruang terbuka....

Masuklah seorang perawat berseragam sama dengan Suster Putri. Dengan terburu... Tangannya membawa lembaran-lembaran catatan... entah apa... konsentrasinya lebih kepada lembaran yang dia bawa, terlihat dari matanya lebih tertuju pada lembaran yang dibawanya dari pada keadaan di depannya, sehingga seolah tidak menghiraukan keberadaan kami, dengan sedikit tergesa dia tutup pintu.

...Ceklek......

....Daaaan...

"Haaaaa....!

Matanya membelalak dan ternganga mulutnya.... ketika tatapan kini teralih dari lembaran-lembaran di tangannya ke kami yang bersimpuh dilantai.

Kami bertiga terpaku.... sama-sama terkejut, alang bukan kepalang. Terlebih ketika perawat itu mengucapkan kata liriH namun serasa aku mendengar ledakan gunung yang meletus karena ledakan bom atom.......

"Kaaakaaakkkkkkk!....

"Wu....wulaan????!" keterkejutanku membuatku sigap berdiri, demikian pula Suster Putri segera pula dia berdiri selain karena tangannya ikut tertarik ketika aku berdiri.

"Lho...lho... kok kakak ada disini... ada di ruangan ini... Kak... Aduh kakaaak..... ngapain kak?"

"Inn .... innn ni.. beg.. beg.. giinnii lho.... kak..kaak....

"Kakak tidak sedang mau chek sperma kan?!, Tidak kan kak?" atau memang chek sperma.... kak... ngapain kak.... aduh kakak ini aneh-aneh deh," Belum selesai aku menjelaskan sudah disembur dengan pernyaan lagi.

"Kak... ngapain di sini......"!????

"Eh... iya... kakak mau ini mau cek sperma....."

"Tuuuh kaaan.... Kakak yang nggak-nggak deh....., buat apa sih.... ???! Aduh.. kakak ini... nikah juga belum sudah mau chek sperma segala.... Kalo sudah nikah lamaa trus belum punya baru deh di cek itu spermanya.... ini malah bikin acara pake chek sperma segala....., tau yang di sini kakakku gag aku tanggepin deh panggilanmu Put... huuuu...uhhh kakak ini.....!"

"Lho... aduhhhh..... jadd di... Bapak ini kakakmu ya... Lan....?!" Putri menyela omelan temannya.

"He'eh... kakak yang aneh tau....! Kan Wulan malu Kak... kalo tau Kakak Wulan chek sperma.... entar dikira Wulan dari keluarga yang gag sehat reproduksinya.... kakak... ini.... nggak asyik banget deh!"

Aku hanya bisa garuk-garuk kepala mendapat omelan seperti itu, sedangkan Putri hanya menundukan kepala. Aku sendiri tidak menyangka ketemu Wulan di saat-saat ajaib ini. Wulan adalah adik angkatku. Dia adalah putri bungsu dari 3 bersaudara anak dari sopir dan tangan kanan ayahku. Pegawai yang setia menemani ayahku sejak awal usaha keluarga kami sampai menjadi sebesar saat ini. Meskipun tidak diadopsi secara resmi, namun karena sedari bayi sudah tinggal di rumah orang tuaku, apalagi aku anak tunggal, maka orang tuaku mengasihinya seperti anaknya sendiri. Akupun juga sudah mengganggapnya adik kandungku. Selisih usia kami sekitar 7 – 8 tahun. Ketika orang tuanya sudah tidak tinggal di rumahku, karena dengan dorongan dan sedikit bantuan orang tuaku, mampu mencicil rumah disebuah perumahan (walau RSS), Wulan tetap tinggal di rumahku. Ayah ibuku tidak mengijinkannya ikut pindah saat itu, dengan alasan karena Wulan sudah bagai anak sendiri. Akhirnya Wulan tinggal di rumahku hingga saat ini.

"Lha kamu sendiri kenapa di sini, bukannya kuliah?" Ku jawab semburan omelan dan pertanyannya dengan pertanyaan kepadanya.

"Lho akukan emang PKL di sini... satu kelompok sama Putri... dua hari yang lalu perasaan sudah pamit deh sama Kakak, lupa apa pikun?!"

Buussyyyyettttt.... iya..iya.... baru ingat kalau Wulan 2 hari yang lalu memang pamit Praktek Kerja Lapangan, tapi memang aku tidak begitu mengingat nama atau lokasi dia PKL. Wah bisa lebih berabe lagi situasi yang harus aku hadapi....

"Iicchhhhhh ya ampuuuuun kaaaakkkkakkkkk......!" Wulan setengah menjerit, menghampur ke arahku. Di tariknya aku agag menjauh dari Putri. Kemudian tangan yang membawa lembaran kertas tadi di taruhnya di depan bagian bawah perutku....

Lhadalah.... lhadalah.... sedari tadi berdialog, kami bertiga baru sadar ternyata bagian pusarku ke bawah tidak tertutup selembar benang pun. Gillla.... gilla... gilla banget kok aku sendiri juga tidak berasa kalo gag pakai celana. Apalagi, tak terbesit ingatan kapan celanaku lepas. Ketika di suruh bersiap masturbasi tadi perasaan cuma aku perorotkan sebatas lutut, tapi kok sekarang itu celana bisa kok lepas ... gerangan tingkah polah apa yang aku lakukan..... ya..aaammmpuunnn...

Melihat kejadian itu Putri ikutan menjerit lirih... dia palingkan wajahnya. Meski secara samar aku melihatnya melirik ke arah bawah pusarku. Apalagi aku sekarang berdiri di depannya berjarak semeter-semeter setengah. Jelas aku tangkap sesekali Putri mencuri pandang ke arahku maupun ke arah lembaran kertas Wulan.

Wulanpun aku rasakan juga agak aneh sekarang sikapnya. Jengah mungkin... Posisi kami yang berdiri berdampingan membuat pandangan matanya dapat dengan jelas melihat penampakan batang kemaluanku. Walaupun kami tinggal se rumah sedari kecil, baru pertama kali ini Wulan melihat alat kelaminku. Kelamin jantan kakaknya. Kakak angkatnya. Dia berusaha mengalihkan pandangan ke arah lain namun sesekali masih juga menatap langsung ke batang kemaluanku. Suasana menjadi canggung sekarang.

Usaha Wulan terakhir (mungkin) agar batang kemaluan ku tidak terpantau oleh pandangan matanya, Wulan merapatkan lembaran kertas ditangan dengan memundurkan nempel di perutku. Celakanya .... justru berakibat fatal. Ujung punggung jari Wulan menyentuh pangkal batang kemaluanku. Aaaduuuuuh..... jangan lagi... jangan lagi.... tolong.... suara birahiku menjerit keras. Terlambat... sentuhan ujung punggung jari Wulan mengalirkan struuuummm ribuan volt yang merangsang sarat-sarat di area kejantanan untuk bangkit lagi... Oooohhhh Batang kemaluanku bangkit mengacung tegak kembali.

Wulan, sebagai gadis remaja bukan tidak menyadari keaadan itu. Namun usahanya untuk menggeser lembaran kertas di tangannya justru terasa bagai sentuhan dan rabaan. Dan side effectnya jelas. Membuat batang kemaluanku semakin tegak tegang menantang. Lembaran kertas yang menutup bagian bawah perukut terangkat menggembung. Dan lagi bergesekan dengan lembaran kertas yang menggantung itu membuat ujung kemaluannya terasa geli-geli enak..... ooohhh. Entah menyerap energi dari mana, aku sendiri heran, betapa cepatnya libidoku kembali bangkit.

Aku lirik Wulan, nampak semburat merah mewarnai wajahnya yang putih bersih. Aku lirik Putri, kini tampak lebih berani untuk menatap pergerakan misterius di balik lembaran kertas batang kemaluanku. Usaha Wulan untuk menutupi batang kemaluanku kini percuma sudah. Dia yang berdiri disampingku kini kembali dapat melihat dengan jelas keperkasaan batang kemaluanku yang kaku, tegak, mengacung dengan angkuh. Lembaran kertas yang sedianya dia gunakan untuk menutupi alat reproduksiku kini terangkat terdorong batang kemaluanku. Kini lembaran kertas itu terangkat membentuk rongga antara perut dan ujung kemaluanku.

Kami bertiga terdiam. Tidak tahu harus berbuat apa. Otakku sendiri sudah bermain dengan imajinasi birahi. Berdiri setengah telanjang di dalam ruang tertutup, dengan batang kemaluan bebas berinteraksi dengan udara secara leluasa. Ditemani dua gadis remaja yang sedang mekar, membuat hasratku terbakar liar. Namun pengalaman seksualku yang awam membuatku hanya bisa diam.

Dengan suara agak serak tersengal bergetar Wulan akhirnya Wulan yang pertama membuka suara, "Put... Putri.... ambil... celana kakakku diranjang itu...."

Dengan agak bingung tergesa... putri meraih celana panjangnyaku yang terserak diranjang.

"Baaawa kemari Put, ceeep.. at ,"

Dengan celana panjangku ditangannya Putri melangkah ke arahku. Di ulurkan celana panjangku kepada Wulan. Tapi dengan isyarat mata Wulan menyuruh agar Putri memberikannya langsung kepadaku. Aku lihat, dengan kepala menunduk dan tangan gemetar putri menyerahkannya kepadaku.

"Sekarang.... kamu Put... ehmm....balik badan...., Kakk..kak pakai ehmmm....celananya. Yak... sekarang pakai celananya kak.... cepat..!" Segera setelah Wulan menyelesaikan kalimat perintahnya, Putri balik badan, aku dengan sudah payah memakai celana panjangku, berusaha secepatnya, walaupun dengan batang kemaluan yang masih tegak haus pelampisan. Wulan sendiri bergegas masuk kamar mandi....................

sambungber


selamat menikmati tulisan beta untuk hiburan diakhir pekan...
Up load selanjutnya... mohon ijin setelah hari senin ya Juragan...
Beta juga mo liburan biar ide tambah lancar...
MOHON MAAF JIKA KURANG BERKENAN
 
Terakhir diubah:
bUAT YANG UDAH NGASIH SEMANGAT..... MAKASIH BANYAK.... MAAF TIDAK BELUM BISA RESPON TIAP COMENT YAAA... KETERBATASAN WAKTU DI KONEKSI INTERNET....
TAPI YAKIN DEH... TIAP COMENT PASTI SLALU BETA BACA, DAN JADI SEMANGAT BUAT BERKARYA...
 
Nge crot nya kemana mana, alias gagal check sperma.. Which means???! Akan checkup di lain waktu :pandajahat:
Klo checkup modelan nya kek begini kayanya seminggu sekali gw checkup deh :pandaketawa:

edit tambahan, ada kenakalan ngelewat di fikiran

Kayanya seru deh kalau si dek ayu nya mengalami hal serupa tapi dokter cowok atau apa, atau suster lesbian juga ciamik keknya

thank sumbangan idenya........
 
Bimabet
Dek putriii cek sperma abang dooong
:)
Mantap apdetnya suhu

Aluuuuuusss mengalir
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd