Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG Changing Potion
- Thread starter Rookie_Fantasy
- Start date
- Status
Rookie_Fantasy
Kakak Semprot
- Daftar
- 22 Sep 2016
- Post
- 160
- Like diterima
- 134
Terima kasih dukungan nya suhu semua,, pasti diupdate tp belum bisa jangka waktu dekat,, udh on proses sih update tannya (tp baru kurang lebih 50n%) semoga update tannya nnt berkenan ya,,
Terima kasih berkenan membaca, memberi semangat, dukungan untuk cerita nubie yg masih jauh dr sempurna ini..
Terima kasih berkenan membaca, memberi semangat, dukungan untuk cerita nubie yg masih jauh dr sempurna ini..
- Daftar
- 25 May 2012
- Post
- 436
- Like diterima
- 204
Sip. Updatenya yg hot om. Hehehe
botol_cleo
Adik Semprot
- Daftar
- 10 Aug 2015
- Post
- 116
- Like diterima
- 2
Ninggal karpet dlu suhu...
botol_cleo
Adik Semprot
- Daftar
- 10 Aug 2015
- Post
- 116
- Like diterima
- 2
Nempel jejak...
matadorkimcil
Adik Semprot
- Daftar
- 11 Sep 2012
- Post
- 131
- Like diterima
- 191
Usul si dosen tetep berjilbab pas diexe tuh bapak-bapak
Rookie_Fantasy
Kakak Semprot
- Daftar
- 22 Sep 2016
- Post
- 160
- Like diterima
- 134
Notif:
Malam ini nubie mau coba update ya suhu suhu semua,,hehe,, semoga update tannya berkenan..
Malam ini nubie mau coba update ya suhu suhu semua,,hehe,, semoga update tannya berkenan..
Rookie_Fantasy
Kakak Semprot
- Daftar
- 22 Sep 2016
- Post
- 160
- Like diterima
- 134
Part 19
Begitu [Nida] menutup pintunya, dia pun mempersilahkan tamunya untuk duduk yang mana dengan sangat nurut kedua tamunya mengikuti kemauan sang tuan rumah. Dia pun tersenyum simpul melihat kedua tamunya seperti terhipnotis begitu saja. Bagaimana tidak, mereka melihat sosok seorang Nida yang kesehariannya memakai jilbab dan pakaian tertutup kini berdiri di hadapan mereka hanya mengenakan gaun tidur tipis transparan nan menggoda. Yang mereka tidak ketahui adalah bahwa sosok Nida yang berdiri di hadapan mereka bukanlah Nida yang asli melainkan Tuti yang kini memiliki tubuh dan wajah yang persis sama seperti Nida yang asli.
“mau minum apa nih bapak-bapak, kopi, teh atau…susu mungkin?” kata [Nida] sedikit menggoda.
“eu,,su..susu nya bagus bu.” Celetuk Pak Roy.
“apa pak..?? susu siapa yang bagus.?” Jawab [Nida]
“eeh. Anu bu, maksud saya susu kalau ada boleh bu, kalau ga ada air mineral juga ga apa apa” kata Pak Roy sedikit membela diri.
“ooh, haha, pak Roy bisa aja nih, susunya sih ga ada tapi kalau tempatnya mah udah siap pak, hihi, yaudah sebentar ya pak saya ambil minum dulu.” Kata [Nida] dengan masih sedikit menggoda yang lalu beranjak ke arah dapur untuk mengambil minuman buat kedua tamunya itu. Ketika ditinggal sang wanita seksi ke dapur, kedua tamu itu pun sedikit berbicara mengenai penampilan si wanita seksi itu.
“buset dah pak Dwi, mimpi apa kita semalem, bisa ngeliat bu Nida tampil seksi kaya gitu. Body nya yahud abis ya pak, beuh.” Kata Pak Roy.
“iya pak Ron, seksi banget, toketnya itu lho beuh,,sekel,, keliatan lagi samar-samar bh sama celana dalemnya.. jarang-jarang bisa ngeliat dia tampil seksi begini, mana ga ada suaminya lagi, haha. Jadi pengen nyicipin tubuhnya gue Ron.” Jawab Pak Dwi.
“haha jangankan lu gue juga mau pak, kita liat aja dulu pak responnya, kayanya dia juga sengaja nih godain kita, mentang-mentang ga ada suaminya. Ga nyangka juga dia nakal begini. Hehe.” jawab Roy.
“iya pak, udah kita tunggu aja reaksinya gimana, kebetulan kan gue juga bawa titipan dari istri gue buat dia, jadi bisa basa basi dikit, sambil ngeliatin bodynya yang aduhai.hehe.” sambung Dwi.
Sementara itu di dapur, dia bertemu dengan suaminya, Kirman.
“gimana Tut tamu kita?” tanya Kirman yang rupanya bersembunyi di dapur.
“hihi, tenang aja mas, mereka kaya kehipnotis gitu ngeliat aku, pada bengong tadi ngeliat akunya, hihi.” Jawab [Nida] sambil sibuk menyiapkan air mineral untuk kedua tamunya itu.
“iyalah jelas pada bengong, orang mereka ngeliat seorang bu Nida, dosen berjilbab yang biasanya pakeannya tertutup dari ujung rambut hingga ujung kaki, malam ini malah nunjukin tubuh seksinya dengan pake pakean tidur seksi begini, laki-laki mana yang ga bengong. Hehe.” jawab Kirman.
“hihi iya mang, yaudah mang, Nida mau ke depan lagi ya, kasian tamu Nida nungguin wanita seksi ini. hihi. Mang Kirman siap-siap aja ya buat rencana kita tadi. Hehe.” kata [Nida] sambil menyunggingkan senyum manis di wajahnya.
“iya siap bu Nida, goda mereka abis-abisan ya, hehe, tapi mang ga tanggung jawab ya kalau diperkosa dua laki itu, hehe.” jawab Kirman.
“beres mang Kirman hihi, kan emang itu mau Nida, diperkosa sama dua pria itu, hihi, abis bosen sama suami Nida, hihi. Yaudah mang, Nida kedepan dulu ya.” Katanya sambil berjalan membawa minuman untuk kedua tamunya itu.
Sesampainya di ruang tamu dia [Nida] pun dengan sengaja menaruh minuman untuk kedua tamunya itu dengan cara membungkuk di hadapan kedua tamunya itu. Dengan begini, mereka bisa melihat dengan jelas kedua payudara indah nan seksi miliknya dari celah gaun tidur di dadanya itu. Melihat dua gunung indah nan seksi milik bu Nida itu, kedua orang tamu itu pun tampak sedikit menelan ludahnya. Setelah meletakkan kedua minuman itu, [Nida] pun bangkit lalu duduk di bangku dekat mereka.
“silahkan diminum bapak-bapak, maaf ya Cuma ada air mineral aja nih, susunya belum ada sih, padahal tempatnya mah udah ada.” Kata [Nida] sedikit menggoda mereka.
“ii.iiya bu ga apa apa, hehe, ngeliat tempatnya aja udah seneng kita,hehe.” goda Pak Dwi.
“ngomong-ngomong, ada apa nih bapak-bapak, tumben kemari.” Tanya [Nida] sambil menyilangkan posisi kaki kiri nya ke atas kaki kanannya yang menyebabkan area betis dan sebagian pahanya yang mulus dapat terlihat oleh kedua tamunya itu.
“ooh iya ini bu, istri saya minta tolong ke saya untuk anterin pesenannya bu Nida katanya. Ini bu. Tadinya dia mau anterin sendiri tapi dia lupa malah nganterin pesenan orang lain.” Kata Pak Dwi sambil menyerahkan bingkisan yang dibawanya.
“ooh iya makasih lho pak, haha, iya pak ga apa apa, tadi juga istri pak Dwi udah sms, udah dianterin sama pak Dwi aja udah seneng saya, hihi,, terus pak Roy bawa apa buat saya??” tanya [Nida] mengetahui bahwa memang bingkisan yang dibawa pak Dwi dipesan dan dibeli oleh Nida yang asli dan akan dibayar saat bingkisannya diantar kerumahnya, [Nida] mengetahuinya dari pesan singkat yang dikirimkan oleh istri pak Dwi..
“eu, anu, bu, saya tadi ketemu aja sama pak Dwi di area komplek, tadinya mau kumpul di tempat pos biasa tapi karena belum ada orang jadi saya ikut pak Dwi dulu aja kesini, hehe.” jawab Pak Roy.
“aaah,, pak Roy, bisa aja modusnya, bilang aja mau ketemu saya kan, hayo ngaku..” kata [Nida] sedikit menggoda.
“i..itu salah satunya si bu, hehe.” jawabnya.
“haha, ketauan kaaan, ga usah grogi gitu akh bapak-bapak santai aja kaya ga pernah ketemu sama saya aja deh. Lagian kan Cuma ada kita bertiga ini.” kata [Nida].
“haha, gimana ga grogi bu, ngeliat bu Nida malam ini penampilannya bikin seger begitu. Hehe.” Jawab pak Dwi.
“ooh, haha, habisnya tadi tuh aku pikir ga akan ada tamu makanya langsung pake baju untuk tidur makanya. Bapak-bapak ga suka ya sama baju yang saya pakai, apa perlu saya ganti baju dulu biar bapak-bapak ga grogi.” Goda [Nida].
“eh..eh.. suka bu, suka banget malah kita, jarang-jarang kan liat bu Nida berpenampilan seksi seperti ini. ups, maaf bu kalau saya lancang. Hehe.” jawab pak Dwi.
“ehmm, dasar deh lelaki, ga bisa liat wanita seksi dikit, hehe, saya yakin istri bapak-bapak juga sama seksinya kok kalau pake baju ini, makanya beliin pak, hehe.” kata [Nida].
“aah ga sama bu, beda pasti, masih seksi dan mulus bu Nida, hehe.” celetuk pak Roy.
“bedanya dimana pak, kan istri bapak-bapak sama-sama wanita kaya saya, punya payudara, vagina tubuh halus, pasti sama lah seksinya kalau pake baju model begini. Hihi.” Goda [Nida].
“beda aja deh pokonya bu Nida, hehe, seperti kata pak Roy, seksian bu Nida. hehe.” timpah pak Dwi.
“hmm, mulai deh ngerayunya nih bapak-bapak, mentang-mentang saya lagi sendiri ditinggal suami, jadi berani ngegodain gini ya, awas lho nanti saya bilangin suami saya sama istri bapak-bapak baru tahu rasa lho. Hehe.” goda [Nida].
“eeh..ehh jangan dibilangin donk bu Nida, waaah, bisa berabe nih urusannya kita, haha, Ron, kita pulang aja yuk daripada dilaporin ke pak Dedi sama ke istri kita.” Ajak pak Dwi sambil menunjukkan gelagat mau pergi dari rumah bu Nida.
“eeh eeh becanda bapak-bapak, gitu aja ngambek aah, masa pada tega sih ninggalin wanita cantik dan seksi gini dirumah sendirian malem-malem.” Goda [Nida].
“hahaha, kita juga becanda kok bu Nida, hehe,, mana tega sih kita ninggalin wanita seseksi bu Nida sendirian di rumah, ya Ron.” Kata pak Dwi.
“iya pak Dwi, mana tega kita, tapi kita takut ada yang tahu bu Nida, ga enak juga ntar. Jadi omongan lagi.” Jawab pak Roy sedikit khawatir.
“ehm, tadi pas ke rumah saya ada orang yang lewat ga atau yang ngeliat bapak berdua ke rumah saya..?” tanya [Nida].
“ga ada sih, bu.” Jawab Roy.
“kalau ga ada yaudah berarti kita aman, suami saya lagi pergi ga mungkin tahu juga dia, terus ga ada yang ngeliat bapak-bapak ke rumah saya, disamping itu kan komplek perumahan mah terkenal sepi pak, jadi bukankah aman kita main bertiga kaaan, eh kita bertiga maksudnya, hehe.” jawab [Nida] sedikit menggoda mereka.
“main bertiga bu?? Ga salah denger kita nih..?? hehe.” celetuk pak Roy.
“bertiga pak maksud saya, yee bapak nih ngeres aja pikirannya.. emangnya mau main apa sih pak bertiga..??” goda [Nida] sambil menurunkan kakinya dan kali ini dia membuka ikatan tali jubah gaun tidurnya sehingga semakin memperlihatkan kedua payudaranya yang masih dilapisi oleh bra hitam miliknya juga memperlihatkan area vaginanya yang masih tertutupi oleh celana dalamnya. Gelagatnya ini justru semakin membuat kedua tamunya semakin bersemangat untuk menggodanya sampai mereka dapat apa yang mereka mau.
“dor…bapak-bapak ngeliatin apa sih,,ampe bengong begitu.” Goda [Nida] memecah lamunan kedua tamunya yang melihat kearahnya.
“eu anu bu, payudara bu Nida bagus deh, seksi keliatannya, hehe.” kata pak Roy.
“aah pak Roy bisa aja, kan istri bapak-bapak juga punya payudara juga. Hihi. Bentar ya pak Dwi, saya ambil uangnya dulu.” Kata [Nida] yang lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamar tidurnya. Namun baru beberapa langkah dari tempat duduknya, tiba-tiba saja dia terjatuh.
“aduuh…aaww.” Gumamnya.
“duh bu Nida ga apa-apa, ayo bu bagun.” Kata pak Dwi yang dengan sigap langsung membantu [Nida] untuk berdiri dibantu juga dengan Roy.
“aaaw, pelan-pelan pak,, duuh,, kayanya keseleo nih kaki saya..aaww. tolong anter saya ke kamar saya pak.” Jawabnya.
“iya bu, duuh bisa keseleo begini, pelan-pelan bu jalannya.” Kata pak Roy.
Pak Dwi dan Pak Roy pun memapah [Nida] dan berjalan pelan menuju kamarnya. Keduanya otomatis bersentuhan langsung dengan tubuh sintalnya [Nida] dan dapat dengan jelas melihat kedua payudara indah milik [Nida] yang terbungkus seksi oleh branya. [Nida] pun sempat tersenyum simpul mengingat tipuannya berhasil. Dia berpura-pura terjatuh dan keseleo untuk memancing kedua tamunya itu masuk ke kamarnya. Sesampainya di kamar [Nida] mereka berdua pun langsung menempatkannya di atas tempat tidurnya. [Nida] pun langsung tiduran di atas kasurnya, hal itu membuat tubuhnya yang terbungkus oleh gaun tidur hitam yang cukup transparan terlihat oleh kedua tamunya itu. Otomatis kedua tamunya itu dapat melihat dengan samar-samar kedua payudaranya yang masih terbungkus bra hitamnya, perut ramping juga area vaginanya yang masih tertutupi oleh celana dalamnya juga kedua kaki indah nan mulus miliknya.
“makasih lho bapak-bapak, duh kalau ga ada bapak-bapak bakal susah deh saya jalannya.” Bilang [Nida].
“sama-sama bu. Mau saya pijitin dulu bu kakinya yang keseleo??” tawar pak Dwi.
“emh, boleh deh pak,, mending dikasih penanganan pertama dulu deh. Kaki kanan saya yang keseleo tadi pak, Kalau ga keberatan pake baby oil aja pak biar enak, itu ada di meja rias saya belakang pak Roy.” Kata [Nida]. mendengar hal itu, pak Roy pun mengambil botol baby oil di meja rias [Nida] dan memberikannya kepada pak Dwi. Pak Dwi pun langsung menuangkan sedikit di tangannya dan mengoleskannya di kaki kanan [Nida]. dia pun mulai memijit kaki kanan [Nida] secara perlahan. Sementara pak Roy hanya bisa mupeng melihat pak Dwi dapat kesempatan memegang kaki halus milik [Nida].
“aaah…iya pak itu,,eemmhh.. pelan-pelan pak..eehhmmmhh.” gumam [Nida] dengan sedikit mendesah untuk menggoda mereka dan sengaja berpura-pura sedikit kesakitan kakinya yang keseleo di pijit oleh pak Dwi. Pak Dwi pun melanjutkan pijitannya itu secara perlahan. Melihat [Nida] sudah mulai keenakan akan pijitannya, dia pun mulai memberanikan diri mulai sedikit menaikkan pijitannya kearah betis [Nida] sambil sesekali kembali ke area kaki [Nida] yang keseleo. [Nida] pun menikmati pijitan yang diberikan oleh pak Dwi.
“duh, pak Dwi enak juga pijitannya, biasa mijit istrinya ya dirumah..?” tanya [Nida].
“hehe, iya bu Nida, bisa karena biasa. Hehe. masih sakit bu?” tanya pak Dwi.
“masih pak, tapi udah mulai mendingan sih sakitnya dipijitin pak Dwi, ngomong-ngomong pak Roy bisa tolong pijitin kaki kiri saya pak, kerasa pegel juga nih kaki kiri saya.” Kata [Nida].
“oh, bo..boleh bu..?” tanya pak Roy sedikit tidak percaya tawaran [Nida].
“iya pak, kan pak Dwi lagi mijitin kaki kanan saya yang keseleo, pak Roy pijitin kaki kiri saya ya yang berasa pegel, naik sini aja pak ke atas tempat tidur. Pak Dwi bentar pak, biar enak saya pindah ke tengah tempat tidur dulu, kasian juga posisi pak Dwi kurang nyaman saya liat.” Kata [Nida] yang dituruti oleh pak Dwi yang menghentikan pijitannya sementara, lalu [Nida] pindah bersandar di tengah tempat tidurnya dan pak Roy pun naik duduk ke atas tempat tidur di samping kirinya, sedangkan pak Dwi naik duduk ke atas tempat tidur di samping kanannya. Lalu mereka pun mulai memijiti kaki [Nida] yang halus nan mulus itu.
“duh pak Roy juga enak juga pijitannya.” Puji [Nida].
“aah bu Nida bisa aja.” Kata Roy yang tetap melanjutkan pijitannya. [Nida] pun mencoba menutup kedua matanya supaya kedua ‘korbannya’ itu tidak merasa canggung dan berharap mereka berdua berani bertindak lebih jauh, karena memang itu yang diinginkannya. Melihat [Nida] menikmati pijitannya, mereka berdua saling tatap menatap seakan memberi kode untuk mencoba memijit lebih jauh lagi. Keduanya pun perlahan mulai memijit naik ke arah betis [Nida] secara bergantian, guna memberikan rangsangan sedikit demi sedikit kepada wanita seksi tersebut.
“eehmmhh… iyaa paak,, enaakhh tuh..eemmhh..pijatan bapak-bapak..eemmhh.” desah [Nida] seakan memberi semangat dan kode kepada kedua laki-laki itu untuk bertindak lebih jauh. Mereka pun semakin semangat dan berani untuk melakukannya, sekarang secara bergantian mereka mulai berani untuk memijat atau lebih tepatnya meraba dan mengelus ke bagian paha sintal milik [Nida]. secara bergantian mereka berdua memberi rangsangan di paha luar dan dalam [Nida]. [Nida] yang sudah mengetahui bahwa kedua laki-laki itu sudah mulai terangsang pun dengan sengaja memberikan desahan dari tindakan yang mereka lakukan. Selama beberapa menit mereka meraba-raba paha putih nan mulus milik [Nida] sambil sesekali mereka berdua secara bergantian menyentuh dan meraba area vagina [Nida] yang masih tertutupi oleh celana dalamnya. [Nida] pun memberi tanda seakan menikmati apa yang mereka lakukan di area vaginanya dengan sedikit mendesah dengan seksi. Tapi tidak lama kemudian [Nida] merubah posisinya yang tadinya duduk bersandar kini menjadi tiduran telentang di atas kasurnya tapi dengan tetap menutup matanya. Melihat [Nida] bergerak, sedikit membuat mereka kaget, tapi mengetahui [Nida] tetap menutup mata seakan menikmati apa yang mereka berdua lakukan padanya, mereka pun sedikit melanjutkan pijitannya itu. Masih secara bergantian mereka meraba-raba betis, paha, juga area vagina milik [Nida] dan dapat mereka lihat area vaginanya sudah mulai sedikit basah. Melihat hal tersebut, pak Dwi yang sudah tidak tahan ingin menikmati tubuh wanita ini pun mengambil inisiatif untuk memulai membangkitkan birahi yang ada dalam wanita seksi tersebut dengan mencium bibirnya dengan paksa.
“mmmmhhh…paaaak,mmmhhhh…mmmhhhh…ammmhhhhh…aaahhhmmmhhhh..paaakkmmhhhhh.” gumam [Nida] yang sedikit berpura-pura tidak menginginkannya diawal ditambah rangsangan yang dia rasakan di bagian vaginanya yang dilakukan oleh pak Roy. Pak Roy sendiri dengan sigap melucuti celana dalam model thong yang dipakai oleh [Nida] dan mulai menciumi dan menjilati vaginanya. Merasakan rangsangan yang dia terima di kedua mulut yang dimilikinya membuat pertahanan [Nida] bobol, dia pun mulai menikmati rangsangan yang diberikan kedua laki-laki itu yang sudah ditunggunya dari tadi. Yang tidak mereka tahu bahwa ada seseorang yang sedang merekam aksi mereka itu dari balik pintu yang tidak tertutup sempurna.
“aaahh..paaakk..mmmhhh..mmmuuaaaaccchhh….aahhhmmhhh….teruusssmmmhhhh…aaahhmmmhhh.” desah [Nida] menikmati ciuman yang diberikan oleh pak Dwi di mulutnya dan ciuman dan jilatan yang diberikan oleh pak Roy di vaginanya. Sambil menciumi bibir seksi [Nida], tangan pak Dwi pun tidak tinggal diam, kedua tangannya dengan sigap meremas-remas kedua payudara [Nida] yang masih terbungkus oleh bra juga gaun tidurnya itu. Merasa sedikit terganjal dengan bra yang dipakai [Nida], dengan sigap, kedua tangannya membuka kaitan bra yang dipakai [Nida], lalu dia pun mengeluarkan kedua payudaranya dari cup bra [Nida] lalu kembali meremas-remas payudaranya.
“aaahhmmmhh…enaaakk..mmmhhhh..paakkmmmhhh..teruusshhmmmmhhhh..mmmmuuaaachhh.” desah [Nida] sambil sesekali melakukan french kiss dengan pak Dwi. Selama beberapa menit [Nida] menikmati rangsangan yang dia terima di bibir dan vaginanya. Puas menciumi bibirnya, pak Dwi kini berpindah melahap kedua payudara [Nida] yang ranum. Secara bergantian dia menciumi, menjilati, dan menghisap puting kedua payudara [Nida].
“aaahh.. paaakk…eehhmmhhh…enaaakkk.. teruusshhh paaakk…ooohhmmhh.” Desah [Nida]. selama beberapa menit, pak Dwi secara bergantian melahap dan memberi rangsangan di kedua payudara [Nida] dan [Nida] pun menikmati sekali kedua payudaranya dimainkan oleh pak Dwi. Sampai akhirnya pak Dwi menyudahi aksinya itu.
“kok udahan pak.?” Tanya [Nida] sedikit merasa kecewa, tapi ternyata, pak Dwi dan pak Roy bertukar posisi. Sebelum pak Roy mencium bibirnya, [Nida] pun berkata:
“bapak-bapak, mending dibuka aja bajunya sekalian jadi lebih enak kita mainnya.” Kata [Nida] sedikit menggoda. Yang tentu saja dituruti oleh kedua laki-laki tersebut, [Nida] pun melepas gaun tidur juga bra yang dipakainya sambil mengelap sebentar bekas permainan pak Dwi di kedua payudaranya dan dilemparnya ke lantai beserta dengan jubah tidurnya. Setelah melepas semua pakaian yang mereka pakai, kedua lelaki itu tampak sedikit bengong karena melihat tubuh wanita seksi yang tanpa sehelai benang pun di hadapan mereka. Mereka bagai tak percaya dapat melihat tubuh mulus nan seksi milik seorang wanita berjilbab yang selama ini tubuhnya selalu ditutupi oleh pakaian yang tertutup rapat baik dari ujung kepala hingga ujung kaki, namun kali ini mereka dapat melihat wanita tersebut telanjang. Melihat mimik wajah mereka yang terlihat terbengong ragu, [Nida] pun sedikit menggoda keduanya.
“kok pada bengong sih bapak-bapak, udah ga usah takut, ga ada yang tahu ini, suami saya juga lagi keluar kota, lagian tadi bapak-bapak juga udah ciumin saya, kenapa sekarang bengong sih, ayolah bapak-bapak, puasin Nida, nikmatin tubuh Nida iniih.” Kata [Nida].
Mendengar rayuan dan ijin dari wanita tersebut dan kondisi rumah yang memungkinkan dari tadi, mereka berdua pun langsung mendekati lagi wanita tersebut untuk menikmati tubuh wanita tersebut. Pak Roy pun langsung mengambil inisiatif untuk langsung naik ke tempat tidur dan menciumi bibir [Nida] dengan nafsunya, sedangkan pak Dwi sendiri sudah ‘melahap’ vagina milik [Nida].
“aaaahmmmhh…mmmmhhhh..enaaakkkmmmhhhh…aammmhhhhh…mmmuaacchhh…mmmmhh.” desah [Nida] yang merasakan sensasi rangsangan di kedua mulut yang dia punya. Dia pun merasakan tubuhnya sangat sensitif sekali terhadap rangsangan. Sedangkan kedua lelaki itu terus saja menciumi dengan nafsu baik mulut [Nida] juga vagina [Nida].
“ssslllluurrrppp….sslllluuurrrppp…aaaahhh..memek kamuuuhh..eemmmhh…enaaakkkhh…ssslllluuurrppp…sslllluuuurrpp.” desah pak Dwi yang sedang menikmati menciumi dan menjilati vagina milik [Nida].
“aaahh..aammmhhhh…eennaaakkkmmmhh…oooohhmmmmhh…eeehhhmmmhhh..mmmuuuaaachhmmmmhhhh.” desah [Nida] yang hampir kewalahan daerah kewanitaannya diciumi dan dijilati habis-habisan oleh pak Dwi tapi disaat yang bersamaan dia juga susah untuk meracau karena mulutnya terus saja diciumi dengan ‘ganasnya’ oleh pak Roy.
Puas menciumi bibir [Nida] pak Roy pun kini berpindah posisi duduk disamping kanan [Nida] bertujuan untuk menikmati kedua payudara [Nida]. saat sudah mendapat posisi yang pas, pak Roy pun mulai melancarkan aksinya, dia mulai menciumi payudara [Nida] yang kanan dengan lembutnya, dia pun merasakan kulit halus nan lembut di payudara [Nida]. dia pun makin terangsang menciumi wangi tubuh [Nida] dari payudara [Nida]. perlahan namun pasti ciumannya di payudara [Nida] semakin bernafsu, tangan kirinya juga tidak tinggal diam, dia mulai meremas-remas payudara kiri [Nida].
“aaahh.. maaaasshhh.. eeeuuuhh… enaaaakkk maaasshh… eeuuhhmmmhh.. remas terus toket Nida masshh.. eeuuhhmmhh.. aahh hisap terus memek Nida massshh.. aaahhh.. eeuhhmmmhh.” racau [Nida] yang merasakan rangsangan yang tak kunjung henti dari kedua lelaki itu.
Mendengar racauan dari [Nida] kedua lelaki itu pun semakin bersemangat dan terangsang dan makin ingin menikmati tubuhnya lebih jauh lagi. Kini pak Roy mulai menjilati dan menghisap-hisap payudara Nida yang kanan, sedangkan tangan kirinya masih dengan ‘beringasnya’ meremas payudara kiri [Nida] sambil sesekali memilin-milin putingnya yang dia rasakan sudah menegang.
“aaah.. masshh.. eeuhh.. hisap terus toket Nida maasshh..eeuhh enaaakkhh.,, terusshh maasshh,, yang kiri juga maasshh..oooohhh…eemmmhh..puter teruss masshh pentil Nida.. aaahhmmmhhh..ooohhmmhhh.” desah [Nida] merasakan sensasi payudaranya dimainkan oleh pak Roy. Sedangkan di bagian vaginanya dia sudah tidak merasakan ciuman dan jilatan yang sebelumnya dilakukan oleh pak Dwi. Tadinya dia berpikir pak Dwi beristirahat sebentar sehabis puas menikmati vaginanya tapi ternyata dia salah, beberapa detik kemudian dia merasakan benda kecil yang masuk ke lubang vaginanya, dia pun sedikit terkejut merasakan benda tersebut keluar masuk dari lubang vaginanya. Rupanya pak Dwi sedang melakukan penetrasi di lubang vagina [Nida] menggunakan jari tengah dan jari manisnya. Perlahan-lahan dia mulai memaju mundurkan kedua jarinya itu dari dalam lubang vagina [Nida].
“aaahh.. pak Dwi,,, ooohhmmhh.. memek Nida.. ooohhmmhh..diapaaiiinnhhh….eeuuhhh…enaaakkhh paakkkhh…eehhhmmhhh.” Desah [Nida] yang menikmati penetrasi yang dilakukan pak Dwi di vaginanya sambil sesekali dia menyentuh dan memainkan klitoris [Nida]. Selama beberapa menit, pak Dwi memaju mundurkan kedua jarinya itu dari lubang vagina [Nida] yang makin lama dia lakukan makin cepat, kedua payudaranya pun tidak luput dari pak Roy yang menikmatinya dengan penuh nafsu. Merasakan sensasi rangsangan di kedua area sensitifnya itu (yang mana sama seperti Nida yang asli bahwa area payudara dan vaginanya adalah area yang paling sensistif) selama beberapa menit, [Nida] pun merasakan dia akan mencapai orgasmenya yang pertamanya.
“aaaahh.. paaakk…teruusshhh paaakk…akkuuuuuhhh.. mauuu..sampaaaiii…ooooohhh….eemmmhhh.” desah [Nida]. mendengar hal itu, keduanya semakin bersemangat memberikan rangsangan pada kedua payudara [Nida] juga di vagina [Nida]. hingga akhirnya tidak lama kemudian ‘pertahanan’ [Nida] pun runtuh, dia pun akhirnya merasakan orgasme pertamanya.
“aaaahh… Nida sampaaii paaakk..aaaaahhh..aaaaahhhh…eeuuhhhmmmhhh….ooohhhhmmmhhh….aaaaahhmmhh.” racau [Nida] yang disaat bersamaan merasakan dari vaginanya menyemburkan cairan kenikmatan duniawi yang baru saja dia rasakan di sekujur tubuhnya. Pak Dwi pun mencabut kedua jarinya begitu dia merasakan ada cairan hangat yang keluar dari dalam vagina [Nida].
“waahh,, bu Nida, banyak banget keluarnya, hehe,, tapi kita-kita belum keluar kan bu, hehe ya ga Ron..?”
“yoi pak Dwi. Kita berdua belum keluar nih bu dosen,, lanjut lagi pelajaran kedua yah bu dosen.. hehe.”
“haah..haahh.. okeh anak-anak,,heuh,,heuuh.. kita lanjut pelajaran kedua yaah sama bu dosen yang binal iniihh.” Goda [Nida].
“tapi bu dosen, sebelum kita lanjut, kita mau liat bu dosen pake jilbab donk. Ya ga Dwi..?” Kata pak Roy yang disertai anggukan dari kepala pak Dwi menandakan dia setuju dengan idenya Roy.
Mendengar permintaan tersebut, [Nida] pun lalu bangkit dari tidurnya menuju lemari pakaiannya, dia mulai mencari jilbab yang dimiliki oleh Nida yang asli. Setelah melihat-lihat sebentar, dia pun memutuskan untuk mengambil jilbab warna abu-abu, dia lalu menuju meja rias untuk mengenakan jilbab warna abu-abu yang ada di lemari pakaian tersebut. setelah memastikan dia memakai jilbabnya dengan benar dan rapi, dia melihat ada sebuah kacamata juga di atas meja rias tersebut, dia pun memutuskan untuk memakai kacamata tersebut lalu dia melihat pantulan dirinya di cermin, cantik dan seksi, bagaimana tidak seorang wanita cantik hanya mengenakan jilbab saja sedangkan tubuhnya telanjang bulat. Dia pun lalu berpaling ke arah kedua lelaki tersebut.
“bagaimana anak-anak, puas..?? bisa kita lanjut pelajaran kita. Hihi.” Goda [Nida].
“waaahh cantik banget dan seksi abis bu,, ayo bu lanjut sini.” Kata Dwi.
“iya bu seksi banget dah, telanjang tapi jilbaban. Hehe, sini bu ajarin kita lagi.” Sahut Roy yang lalu bangkit berdiri diikuti oleh Dwi. Melihat hal tersebut, terbersit di otak [Nida] untuk gantian ‘mengerjai’ keduanya. Dia pun jongkok di antara kedua lelaki tersebut, lalu dia mulai menjilati dan mengulum penis milik pak Dwi, sedangkan tangan kirinya mulai mengelus-elus dan mengocok penis pak Roy.
“ooohh enak banget sepongan dosen berjilbab ini Ron. Eeuuh.. sepong terus bu dosen.. eehhmmhh.” Gumam Dwi.
“aaahhmmhh..enaakk pakkmmhhh… aahhmmhhh…mmmmhhhh..aaahhmmmhhhh.” desah [Nida] sambil terus mengulum penis Dwi.
“yang bener lu, Dwi..? nanti gantian ya bu dosen. Tapi kocokannya juga enak Dwi, tangannya halus, uuhh enak banget kontol gue dikocokin sama wanita berjilbab tapi ternyata binal begini urusan ngentot.” Balas Roy dan dia melihat anggukan kepala yang dilakukan oleh [Nida] menandakan dia mau. benar saja, setelah dirasanya cukup mengulum penis pak Dwi, kini dia mengalihkan kepalanya ke penis pak Roy dan perlahan mulai menjilati dan mengulum penis pak Roy, sedangkan kini tangan kanannya mulai mengelus dan mengocok penis pak Dwi.
“aaahh bener Dwi, enak banget sepongan nih dosen binal.. aaaahh.. angeeet.. teruusshh bu,, aaaahh enaaakkhh.”
“aahhmmhh.. enaakk kaannhhmmmhh.. aahhmmhhh.. mmmhhhh.. kontolmmhhh.. bapakkmmmhh.. jugaammhhhhh.. enakkmmhhh.” Gumam [Nida] yang merasakan penis pak Roy agak lebih besar dibanding dengan milik pak Dwi sambil tangan kanannya makin aktif mengocok penis pak Dwi.
“aaahh haluss banget tanganmu Nida.. oohh enaakk,, kocok teruss Nid kontol guee.. oooohhh..eeuuuhh.” gumam Dwi.
Selama hampir kurang lebih sepuluh menitan, [Nida] dengan ‘rakusnya’ secara bergantian menikmati kuluman dan kocokan yang dia lakukan pada penis milik kedua lelaki tersebut. merasa sudah puas menikmati kedua penis yang berbeda ukuran, dia pun menghentikan aksinya itu. Dia pun melihat ke wajah dua lelaki tersebut yang tersenyum kepadanya menandakan mereka sangat menikmati kuluman dan kocokan yang dilakukan [Nida].
“ga nyangka Ron, dosen berjilbab ini rupanya jago banget nyepong sama ngocok, beruntung banget ya pak Dedi, punya istri berjilbab yang seksi dan jago nyepong n ngulum kaya gini.”
“iya Dwi, bener, tapi kita juga beruntung malam ini bisa ngerasain sepongan sama kocokannya di kontol kita. Hehe.”
Tanpa mereka sadari, [Nida] sudah berada di atas tempat tidur dalam posisi bertumpu pada kedua tangan dan lututnya. Dia pun lalu ‘mengganggu’ pembicaraan kedua lelaki itu.
“ehem, anak-anak mau lanjut ga, bu dosen udah siap lanjut looh iniiih.” Godanya.
Mereka pun melihat ke arah wanita tersebut, seakan mengerti apa yang diinginkan wanita itu, keduanya lalu dengan semangatnya mendekati dan ikut naik ke atas tempat tidur dimana wanita itu kini berada. Tanpa kompromi dan berbicara panjang lebar, kini, pak Roy berlutut tepat di depan muka [Nida] sehingga posisi penisnya tepat berada di area wajah [Nida]. melihat hal ini, [Nida] pun lalu melanjutkan kulumannya di penis pak Roy.
“aahhmmhhh…. Mmmhhhh… mmmhhh… sllluuurrrpp… sssllluuurrrpp… aahhmmhhhhh.” Desah [Nida].
“aaaahh.. emang enak bener sepongan lu Nid.. ooohhh.. eeuuuhhmmhh.” Gumam Roy.
Di sisi lain, pak Dwi yang berada di belakang [Nida] mulai mengarahkan penisnya ke lubang vagina [Nida] dan perlahan-lahan mulai memasukkan penisnya itu ke vagina [Nida] dan perlahan memaju mundurkan penisnya di dalam vaginanya.
“aaahhmmhhh…oooohhhmmmhhh… eeehhmmmhhhh…. Ooohhmmmmhhh… ahhmmmhh.” Desah [Nida] yang merasa keenakan vaginanya di penetrasi oleh penis Dwi.
“oooohh Nid… memek lu.. sempiitt beneeerr.. ooohh sereeet lagi padahaal udah becek beginiiihh..ooohh eennaaak bangeeet memeek luu Nidd.. aaaahhh…eeeuuuh.” Racau Dwi, sambil terus memaju mundurkan penisnya di vagina [Nida] dan dia mulai menaikkan kecepatan kocokannya itu.
Di sisi lain, sambil menikmati kuluman [Nida] di penisnya, dia melihat kedua payudara [Nida] yang menggantung dan bergerak dengan bebasnya mengikut gerakan tubuh [Nida]. melihat hal ini, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan, langsung saja dengan kedua tangannya itu dia lalu memegang, meremas-remas kedua payudara [Nida] itu, sambil sesekali memilin-milin kedua puting payudaranya. [Nida] pun merasakan sensasi rangsangan yang sangat dia nikmati yang dia rasakan di semua area sensitifnya.
“aaahhmmmhhh….eehhmmmhhhh… ooohhmmmhhh… teruusshhmmmhhh.. aaaahhmmmmhhhh.. eeuuhhmmhhh..” Desahnya sambil tetap mengulum penis Roy dan juga merasakan vaginanya yang terus-terusan ‘ditusuk’ oleh penis Dwi yang dia rasakan makin lama makin cepat pergerakannya di dalam vaginanya. Selama beberapa menit [Nida] merasakan rangsangan yang luar biasa yang dia dapati dari kedua lelaki tersebut. dengan penuh nafsu, kedua lelaki tersebut sangat menikmati tubuh mulus dan seksi yang dia duplikasi dari bu Nida yang asli. Tanpa terasa dia merasakan dia akan mendapatkan orgasmenya yang kedua.
“aaahhmmmhh..aakkuuhhmmmhhh..mauuuhhmmhhh..keluaaarrhhhmmhhh..aaahhmmhh.” desahnya.
Mendengar hal itu pun pak Dwi makin semangat menggenjot vagina [Nida] dan makin mempercepat genjotannya itu. Dia pun merasakan penisnya mulai berkedut-kedut menandakan bahwa dia juga akan mencapai kepuasan duniawinya yang pertama. Masih tetap bersemangat menikmati hangatnya himpitan dan sedotan hangat vagina [Nida] di penisnya, tidak berapa lama kemudian, dia merasakan cairan hangat yang menyembur keluar dari vagina [Nida].
“aaaahhh.. akuuuhh…mmmhhh..keluaaarrhhmmmhhhh…aaahhmmmhhh…mmmmhhhhh..aaakkhhhmmhh.” desahnya sambil mulutnya tetap dipaksa Roy untuk mengulum penisnya. [Nida] pun merasakan cairan orgasmenya yang kedua keluar dari vaginanya cukup banyak. Melihat hal itu, pak Dwi pun makin bersemangat lagi, karena dia juga mulai merasakan bahwa tidak lama lagi dia pun akan mengalami orgasmenya juga.
“aaahh.. bu,, akuu juga mau sampaii..eeuhh..euuhh..keluariin.. euuh.. dimanaaahh.. buuu..eeeuuhh..eeeuhh.” tanya Dwi.
“eeeuhhmmhh.. di..daleemmhh..aajaahhmmhh..paakk..masukiin.. pejumuhmmhh..ke rahim kuuuhhh..mmmhh.” goda [Nida].
Mendengar hal itu, pak Dwi semakin bersemangat lagi, karena bu Nida sendiri yang menginginkan spermanya ke dalam rahimnya. Hingga selang beberapa detik kemudian pak Dwi pun merasakan penisnya berkedut-kedut yang menandakan dia mencapai orgasmenya.
“aaahhh Nidaaa…. Akuuuhh jugaahh.. aaaahhh…aaaaahhh….eeeuuhhhh…aaaaaahhh…eeeuuhhhmmhhh.” desah pak Dwi sambil merasakan penisnya berkedut-kedut sambil menyemburkan spermanya dengan ‘derasnya’ ke dalam vagina [Nida]. pak Dwi pun memegangi pinggang [Nida] sambil menyemburkan seluruh spermanya ke dalam vagina wanita berjilbab tersebut.
“aaahhmmhh..enaaakkk paaakk…aahhmmhh… angeeett….mmmhhh..mmmhhh.. terusshh pakk.. buahi sel telur kuuhh.. mmhhh.. dengan.. peju muuuuhh..mmmhhh.” racau [Nida] sambil masih tetap memberikan blowjob kepada pak Roy yang merasakan ada cairan hangat yang masuk ke dalam vaginanya yang tidak lain adalah sperma yang di keluarkan oleh pak Dwi. Selama beberapa detik, penis Dwi masih terus tertanam di dalam vagina [Nida] sambil menyemburkan semua spermanya ke dalam vagina [Nida]. hingga akhirnya dia merasakan sudah mengeluarkan semua spermanya dan mulai merasakan penisnya sudah mulai melemas, dia pun mengeluarkan penisnya dari dalam vagina [Nida]. setelah mengeluarkan penisnya dari vagina [Nida], terlihat ada cairan kental berwarna putih yang sedikit meleleh keluar dari vagina [Nida]. disaat yang bersamaan, Roy pun menghentikan kuluman [Nida] pada penisnya yang masih tegang lalu mengeluarkan penisnya dari mulut [Nida].
“gile Ron, memeknya enak banget,, sempit banget,, sedotannya ga nahaan.. lu harus cobain memeknya Ron.”
“makanya gue cabut kontol gue dari mulutnya, Dwi. Hehe, mau nyobain memek bu dosen berjilbab ini gue juga. Tapi sayang gue kebagian bagian kedua, abis lu pake tuh memeknya.”
“jadi pak Roy ga mau masukin kontolnya ke memek aku niih.. haaah.. haaah.. yakin ga mau masukin kontolnya ke memek bu dosen berjilbab ini. kapan lagi lho pak ada kesempatan kaya giniihh. Akuuh juga pengen ngerasain kontol pak Roy di dalam memek kuh terus buahi rahimku dengan sperma mu paaakk..eeuhhmmhh.” Goda [Nida].
“duuuh.. kalau bu dosen cantik yang alim berjilbab ini yang minta sih, siapa juga yang bisa nolak bu, biarin deh abis dipake pak Dwi, yang penting bisa masukin kontol gue ke memek mu Nida. hehe.”
“yaudah pak, tunggu apa lagiihh.. Nida udah ga sabaar niih. Pengen ngerasain kontol pak Roy di dalam memek Nida. ayoo paaak masukiinnhhh..eeuuhhmmhh.” goda [Nida] sambil mengelus-elus vaginanya yang masih becek akibat persetubuhannya dengan pak Dwi.
Mendengar godaan wanita berjilbab itu pun pak Roy dengan sigap lalu bertukar posisi dengan Dwi. Kini perlahan Roy mulai menggesek-gesekkan penisnya yang sudah tegang maksimal itu di mulut vagina [Nida]. sedangkan pak Dwi kini mengarahkan penisnya yang sudah mulai melemas itu ke mulut [Nida]. melihat hal tersebut, [Nida] seakan paham bahwa kini pak Dwi menginginkannya untuk membersihkan penisnya itu dengan cara di kulum oleh [Nida]. [Nida] pun hanya tersenyum nakal dan langsung melahap penisnya pak Dwi.
“aaahhmmhhh…eemmhhhh… aammmhhhhh… eeuuhhmmmhhh… mmmmhhhh.” Gumam [Nida] sambil mengulum penis pak Dwi. Dia merasakan sisa-sisa sperma juga cairan kewanitaanya yang masih tertempel di penis pak Dwi,
“oooh enaaakk banget Ron sepongannyaa… aaaahhhmmhh..eeeuuhh.. terus sepong dosen binaal.. oohhhhmmhh..enaaakkk.” gumam Dwi. Merasakan hangat dan lembutnya bibir [Nida] di penisnya itu membuat birahinya mulai bangkit lagi, penisnya pun perlahan namun pasti mulai kembali ‘hidup’ di dalam mulut [Nida]. [Nida] merasakan bahwa kulumannya itu membuat Dwi terangsang lagi, dia dapat merasakan penisnya yang makin lama makin tegang kembali di dalam mulutnya itu.
Disaat yang bersamaan, pak Roy pun mulai memasukkan penisnya itu ke dalam lubang vagina [Nida]. [Nida] pun merasakan benda yang tak asing lagi baginya memasuki ruang vaginanya yang sempit itu. Tapi dia merasakan penis pak Roy agak lebih besar dibanding dengan pak Dwi.
“ooohhmmhh…eeeuhhmmhhh..masukiin teruusshhmmhhh.. paaakkkmmmhhh.”
“oooh bener Dwi, memeknya sempit banget ini, padahal barusan lu pake nih memek.. edaaaann..eeeuuhh..enak banget memek lu Nid.. oohh yeeesssshh.” Gumam Roy, sambil perlahan namun pasti memasukkan semua penisnya ke dalam vagina [Nida]. [Nida] pun merasakan vaginanya terasa penuh dan sesak di masuki oleh penis pak Roy. Sesuai dugaannya penis pak Roy memang lebih besar dari pak Dwi. Pak Roy pun memulai aksinya dengan memaju mundurkan penisnya di dalam vagina [Nida] secara perlahan.
“aaahhmmhhh…ooohhmmhhh..paaakkmmhhh… pelaaannnhhh…eeeuuhhmmhh…aaaahhmmhh.” Desah [Nida] sambil tetap memberikan kuluman terhadap penis pak Dwi.
Sedang asyik-asyiknya menikmati vaginanya di ‘invasi’ oleh penis pak Roy dan mulutnya mengulum penis pak Dwi, tiba-tiba saja handphone [Nida] berdering. Tapi dia mengabaikan telponnya itu sampai mati sendiri, tapi tidak lama kemudian, handphonenya berdering lagi, dengan sangat terpaksa dia pun menyudahi aksinya mengulum penis pak Dwi, tapi tetap menikmati sodokan penis pak Roy di dalam vaginanya.
“uuh.. siapa sih yang telpon..eehhmmhh..pak Dwi, bisaaahh.. ambiliiinnhh..hp akuuhh..eeuuhhmmh.” pinta [Nida].
Pak Dwi pun mengambil handphone [Nida] dan melihat sekilas yang menelpon adalah suaminya dan lalu memberikannya kepada [Nida]. mengetahui siapa penelponnya, [Nida] pun memberi isyarat kepada keduanya untuk diam sementara dia menjawab telpon dari suaminya.
“hallooohh papaah..eeuuhh.” jawab [Nida] sedikit mendesah karena masih merasakan desakan penis Roy dalam vaginanya.
“hallo mama.. kok jawabnya gitu.. lagi ngapain mah?” tanyanya.
“oohh.. ini paaah..eeuuhmmhh..aaaahh.. lagiiihh eeuuhh.. diurut niihh.. eeuhh.”
“ooh kirain lagi apa, ampe segitunya, kecapekan nih si mama ampe keenakan gitu dipijitnya.” Jawabnya tanpa menaruh rasa curiga kepada ‘istrinya’ itu.
“iya nih paaah..eeuuhhmmhh…enaaakk..ada apaaahh paaahh..eeeuhhmmhh.” jawab [Nida] berusaha senetral mungkin menjawabnya.
“engga ada apa-apa Cuma mau nelpon mama aja, papa udah sampe soalnya.”
“oohh syukur dehh paah,, eeuuhh.. yaudah paahh..eeuuh..aaawwhh.. udah dulu yaaah.. mama mau nikmatin pijitannya nihh.. badan mama pegel semuaaahh..eeuhh.”
“ooh yaudah mah, abis itu istirahat aja yaah.. dadah maaah.. love u.” jawab Dedi yang tidak curiga sedikitpun arti dari desahan ‘istrinya’ itu.
“daaaahh paaaah.” Lalu handphonenya pun dimatikan olehnya.
“duuuh,, bu dosen kita nakal juga yaa,, telponan sama suaminya tapi sambil dientot gitu, hehe. ga nyangka.” kata Dwi.
“abiisshh enaaakk paaaak..ooohh...kok berhenti pak Royiihh.” Protes [Nida] yang merasakan pak Roy menghentikan aksinya itu. Lalu dengan sebuah gerakan dia membantu mengubah posisi [Nida] yang dari tadi masih dalam posisi menungging bertumpu pada kedua tangan dan lututnya ke posisi tiduran telentang di atas kasurnya sambil masih menanamkan penisnya itu di dalam vaginanya. Lalu setelah dirasanya posisinya sudah pas, dia pun lalu melanjutkan aksinya itu.
“aaahh paaaakkk..eeeuuhhmmhh..terusss paaaakk..ooohh..enaaaakkkhh.” desah [Nida].
Melihat hal itu, pak Dwi pun lalu mendekati kembali [Nida] yang sekarang sudah dalam posisi telentang. Melihat pak Dwi sudah berada di samping kanannya itu dengan penisnya yg sudah menunjukkan tanda-tanda melemas dengan sigap [Nida] pun memegang penis Dwi lalu mulai mengocok kembali penisnya dengan tangan halusnya itu.
“ooohh.. halus banget tanganmu Nid.. oohh kocok terus kontol gue Nid.”
“akuuhh jugaa sukaaahhh kontol pak Dwii..aaaahhh…eeeuuhhmmhhh..teruusshh pak Ronnnhhh..eeuuhh.” desah [Nida] sambil tangannya aktif mengocok penis Dwi dan merasakan sodokan penis Roy di veginanya.
Selama hampir kurang lebih tujuh menitan setelah pak Roy mengubah posisi persetubuhannya itu, dia merasakan dia akan mendapatkan orgasmenya pertama. Dia merasakan sekujur tubuhnya seperti memberikan tanda bahwa sebentar lagi penisnya akan menembakan spermanya.
“ooohh Niiid.. guee maauu sampaaaii..ooohh..eeuuhh.” racau pak Roy sambil makin bersemangat menggenjot vagina [Nida] dengan penisnya.
“aaahh..eeeuuhhhmmmhh..sayaaahh..aaahhh jugaa paakkhh..keluarriinn di daleemm ajaaahh paaakkhh..ooohh.. siraamm rahim Nida sama pejuu pak Royi.. ooohh..eeeuuhhmhh.” racau [Nida] yang juga merasakan dia akan mendapatkan orgasmenya yang ketiga sambil tangannya tetap mengocok penis Dwi.
“oohh Nid.. saya jugaaahh mauu keluaaarhh aaahh.. eeuuhh. Kocok teruuss Nid..oohh.” desah pak Dwi yang juga rupanya akan mencapai klimaksnya lagi untuk kedua kalinya. Rupanya kocokan yang dilakukan oleh [Nida] menggunakan tangan halusnya itu berhasil membuat pak Dwi akan mencapai orgasmenya setelah sebelumnya penisnya dikulum oleh [Nida].
“aaaahh..paaaakk.. akuuuhh keluaaaarrhhh..aaaahhh…aaaaaahhh….eeeeuuuuhhh.” racau [Nida] yang mendapatkan orgasmenya yang ketiga dan merasakan dari vaginanya menyemburkan cairan kenikmatannya dengan cukup deras. Meskipun dari dalam vaginanya sedang menyemburkan cairan kenikmatannya, pak Roy masih tetap ‘memompa’ penisnya di dalam vaginanya. Hingga beberapa detik kemudian setelah [Nida] berhenti menyemburkan cairan kenikmatannya, kini giliran pak Roy yang menyemburkan cairan kenikmatannya ke dalam vagina [Nida].
“aaahh bu,, sayaaahh keluaaaarhh…aaaahhhh enaaaaakkkk..aaaaahhh…eeeuuuhhh…eemmmhhhh.” desah Roy sambil merasakan penisnya berkedut-kedut sambil menembakkan spermanya ke dalam vagina [Nida]. selama beberapa detik, dia mendiamkan penisnya di dalam vagina [Nida] sampai selesai menyemburkan semua spermanya ke dalam rahim [Nida]. tidak lama kemudian, rupanya pak Dwi juga merasakan dia akan mencapai orgasmenya lagi yang kedua. Dengan sigap, dia pun melepaskan penisnya dari cengkraman tangan halus [Nida], lalu dia memposisikan tubuhnya berdiri sedikit menjongkok di atas tubuh [Nida] sambil dengan tangannya sendiri dia mengocok penisnya itu. Melihat hal itu, [Nida] pun membuka mulutnya seakan memberi isyarat kepada Dwi untuk menembakkan spermanya ke dalam mulutnya. Hingga akhirnya dia mencapai orgasmenya.
“aaaahh..saya jugaa keluaaaarr buu..aaaahhh…euuuuuhhh…aaaaahhh….eeemmhhhhh….oooooh.” racau Dwi yang merasakan orgasmenya yang kedua. Penisnya berkedut-kedut sambil menyemburkan spermanya ke bagian muka [Nida] juga ke atas tubuh [Nida]. dia sendiri tidak bisa terlalu mengarahkan dengan tepat semburan spermanya itu, ada sebagian yang masuk ke mulut [Nida], ada juga yang kena ke wajahnya, juga ke leher dan beberapa tetesan ke bagian payudaranya.
Setelah merasa penisnya sudah mengeluarkan semua spermanya, pak Roy pun mencabut penisnya dari vagina [Nida] dan duduk diatas kasur di sisi kiri [Nida]. begitu pun pak Dwi, ketika dirasakannya dia sudah mengeluarkan semua spermanya untuk kedua kalinya, dia pun memposisikan dirinya duduk juga diatas kasur di sisi kanan [Nida]. tanpa mereka sadari, dari tadi ada sepasang mata melihat persetubuhan mereka dan juga sebuah alat yang merekam persetubuhan mereka itu. Dari depan pintu dia melihat dua orang lelaki duduk di atas kasur dengan seorang wanita yang hanya mengenakan jilbab saja tanpa mengenakan sehelai pakaian di tubuhnya sedang di atas kasur dalam posisi telentang. Kedua lelaki itu tidak menyadari kegiatan mereka menyetubuhi wanita berjilbab ini dari tadi ada yang melihat dan merekam. Mereka berdua teralihkan oleh wajah dan tubuh wanita berjilbab itu yang menggoda mereka. Setelah dirasa dia sudah merekam semuanya, dia pun diam-diam pergi menjauh dari kamar dimana ketiga orang itu berada.
“haaahh..haaaahh.. duuh ga nyangka gue Dwi, bisa ngentotin bu dosen berjilbab ini.” kata Roy.
“sama Ron, gue juga ga nyangka bisa nikmatin tubuh seksinya bu Nida. hehe. makasih lho bu. Tapi ga apa-apa bu kita ngeluarin di dalem.” Kata Dwi sedikit khawatir.
“sama sama bapak-bapak, saya juga ga nyangka malam ini bisa ngerasain kontol bapak berdua, pas banget suami saya lagi pergi. Udah bosen siih sama kontol suami sayaa..hihi. ga apa apa pak Dwi, tenang aja. Kalaupun nanti hamil, pasti suami saya ngira itu anaknya, kan sebelum berangkat dia ngentotin aku dan dia ga tau juga kan bapak-bapak ngentotin istrinya malam ini. hihi. Makasih lho spermanya bapak-bapak,, duuh rahim aku kerasa penuh nih sama peju bapak berdua. Hihi.” Jawab [Nida] yang disertai senyum manis merekah di wajahnya.
“aman kalau begitu.. hehe.. sama sama bu.. makasih juga kita boleh nikmatin tubuh bu Nida yang emang udah lama banget bikin kita penasaran, ya ga Dwi hehe.”
“yoi Ron, udah gitu diijinin nembak di dalem lagi.. hehe. bu dosen emang pengertian nih. Tapi bu, sepertinya kita berdua harus pulang nih, udah kemaleman rupanya, takut dicariin istri kita nih.” Timpa Dwi.
“hmm,, suami-suami takut istri nih ahh, udah dapet enaknya ajah akuh ditinggalin.” Goda [Nida] sambil memasang wajah terlihat kecewa dan sedih. Melihat reaksi kedua lelaki tersebut yang terlihat agak tidak enak, [Nida] pun memecah keheningan mereka.
“becanda bapak-bapak. Hehe. iya ga apa apa, Nida ngerti kok. Tapi janji yaah jangan bilang siapa-siapa kalau bapak-bapak abis ngentotin akuuh. Termasuk ke aku sendiri kalau kita ketemu di jalan. Anggap aja ga pernah terjadi apa apa yaah.” Pinta [Nida].
“siap bu dosen, kita janji. Tapi kalau kita mau minta lagi boleh kan yaa bu.. hehe.” jawab Roy.
“iyaah boleh pak Roy, pak Dwi sayaaang, Nida juga suka sama kontol bapak berdua.. hihi, asal janji jangan bilang siapa-siapa, awas lho kalau sampe ada yang tau, Nida ga mau lagi ngelayanin bapak berdua. Tapi biar Nida yang ngehubungin bapak-bapak ya jangan sebaliknya, gimana?” jawab [Nida].
“iya bu ga apa apa, kita janji ga akan bilang siapa-siapa dan ga akan ada yang tahu. Hehe. iya bu siap, kita tunggu deh panggilan dari bu Nida, hehe.” kata Dwi yang lalu dia bangkit berdiri dan mulai memakai kembali pakaiannya, begitu juga dengan pak Roy. Setelah keduanya selesai memakai kembali pakaianya, keduanya pun pamit ke [Nida].
“bu dosen, kami pamit dulu ya.” Kata Dwi.
“iya bu, pamit ya,, makasih lho bu pelajarannya, kami sangat menikmatinya sekali. Hehe.” timpa Roy.
“iya anak-anak, hati-hati yaah, yuk ibu antar ke depan sekalian ibu mau.” Kata [Nida] yang lalu bangkit dari tempat tidurnya berniat mengantar kedua tamunya keluar dengan masih tetap tanpa pakaian apapun hanya mengenakan jilbab saja dan dengan sperma yang masih menghinggapi wajah juga tubuhnya, sementara itu, dia juga merasakan ada cairan yang diam-diam meleleh keluar dari vaginanya itu. Dengan santainya dia mengantar kedua tamunya itu keluar dari kamarnya. Begitu mereka bertiga keluar dari kamar [Nida], betapa kagetnya mereka melihat Kirman sedang duduk di ruang tamu rumah [Nida]. [Nida] yang sudah mengetahui adanya Kirman berpura-pura dia kaget melihatnya dan bersembunyi dibelakang kedua lelaki tersebut karena dia tidak mengenakan sehelai benang pun kecuali jilbabnya supaya tidak dicurigai oleh Dwi dan Roy.
“ma..maang Kirman.. kok mang Kirman bisa ada disini sih..?” tanya [Nida].
“i..i..iya man, lu kok bisa disini sih..?” tanya Dwi,
“saya hanya menjalankan tugas saja, kebetulan sebelum berangkat saya diminta sama pak Dedi untuk mengecek istri dan rumahnya aman, tadi di telpon sama pak Dedi katanya disuruh cek aman apa ga, karena dia was-was ninggalin istrinya sendirian, eh ga taunya, rupa-rupanya, istrinya malah sedang asyik ngentot sama pria lain, dua lagi. Maaf nih bu, bapak-bapak tapi sepertinya saya harus melapor ke yang bersangkutan yaitu ke suami bu Nida, dan ke istri bapak-bapak.” Tegas Kirman menakut-nakuti ketiganya.
“siapa yang akan percaya man, kita bertiga tinggal bilang kalau lu bohong, ngefitnah kita, beres dah, udah deh man jangan rese.” Kata pak Dwi.
“kalau pake ini, sih pasti banyak yang percaya bapak-bapak, hehe.” balas Kirman sambil menunjukkan video rekaman aksi mereka.
“eeh..eehh.. jangan donk man, jangan dilaporin ke istri – istri kita donk.” Pinta Dwi dan Roy yang secara tak sadar bicara bersamaan setelah melihat rekaman tersebut.
“hmm, enak di bapak-bapak donk,, kalau saya ga lapor saya ga dapet apa apa tapi rahasia bapak-bapak aman. Ga bisa, saya mau lapor, juga ke suami bu Nida, harus tahu.”
“eh man, jangan donk, jangan dilaporin..kita..kita kasih lu uang tutup mulut deh asal lu janji jangan laporin siapa-siapa. Lu mau berapa..?” Kata Roy.
“hmm bener nih ada uang tutup mulutnya..?? hmm kalau gitu gue minta lima belas juta per orang gimana..? bapak-bapak tahu sendiri kan saya itu banyak utang.”
“haah..?? dua belas juta,, gila apa lu man,, gaji gue aja belum sampe segitu man.” Jawab Roy.
“iya man, yang bener lah, gaji gue juga belum sampe segitu.. meres itu sih namanya.” Timpa Dwi.
“yaudah kalau ga mau, saya tinggal lapor dulu ya.” Jawab Kirman.
“eh..ehh. man.. jangan donk.” Pinta keduanya. Melihat keduanya sudah agak kelabakan, [Nida] pun akhirnya turun tangan.
“mang Kirman jangan meres gitu lah, kasian bapak-bapak ini, gimana kalau kita bicara sebentar mang mengenai uang tutup mulut ini, biarin bapak-bapak ini pulang dulu.. gimana?? Mang Kirman pasti masih kesal dan syok, tenangin dulu pikiran mang Kirman, mau yah kita bicara berdua sebentar tentang hal ini..?? gimana..?” pinta [Nida].
“iya bu saya syok, ga nyangka aja ibu ternyata kelakuannya seperti ini, hmm.. okey bu, kita bicara sebentar, tapi ga pake lama soalnya suami ibu nungguin laporan saya.”
“iya man, saya janji ga lama, kalau gitu ijinin bapak-bapak ini pulang yaa.” Pintanya.
“okey pak Dwi sama pak Roy pulang deh, nanti saya pikirin lagi nominal uang tutup mulutnya setelah berbicara sama bu Nida, ya, hehe.”
“bapak-bapak, pulang duluan gih, percayakan sama saya aja tentang jumlah uang tutup mulutnya nanti, biar saya minta Kirman ngurangin, saya juga keberatan kalau segitu.”
“bener nih bu, man..?” tanya Roy.
“iyaah percayakan sama saya yah.”
“yaudah deh bapak-bapak pulang, nanti saya pikir-pikir lagi uang tutup mulutnya, kasian juga kalau saya minta segitu ke bapak-bapak.” Kata Kirman.
“oke man, jangan tinggi-tinggi lah, kita janji ngasih uang tutup mulutnya kok, tapi jangan segitu juga ya,, tolong lah man, kita kan udah kenal lama di komplek ini.” kata pak Dwi.
“iya pak, iya,, yaudah nanti saya kabari lagi jumlah uang tutup mulutnya, bapak-bapak boleh pulang dulu sana, nanti dicariin istri-istrinya lagi.” Jawab Kirman.
“nah gitu donk, hehe, makasih man, kita janji kasih nanti. Kalau gitu bu Nida kami pamit dulu ya, tolong ya bu Nida biar si Kirman mau ngurangin jumlah uang tutup mulutnya. Kalau gitu man kita balik dulu yeeh. Tenangin dulu pikiran lu man sama bu Nida.” Kata pak Roy sambil menyunggingkan senyum pada [Nida] dan mendengar jawaba iya dari Kirman.
“iya pak Roy, saya usahain Kirman mau ngurangin uang tutup mulutnya. Tolong tutup pagarnya lagi ya pak.” Jawab [Nida] yang melihat kedua tamunya berjalan keluar rumahnya. Begitu kedua tamunya keluar dari rumahnya dan menutup pagar rumahnya, [Nida] pun lalu menutup pintu utama rumahnya dan menguncinya. Lalu dia pun melihat ke arah Kirman yang masih duduk di ruang tamunya begitu juga Kirman melihat ke arah [Nida], lalu keduanya pun tertawa kegirangan.
Bersambung…
Begitu [Nida] menutup pintunya, dia pun mempersilahkan tamunya untuk duduk yang mana dengan sangat nurut kedua tamunya mengikuti kemauan sang tuan rumah. Dia pun tersenyum simpul melihat kedua tamunya seperti terhipnotis begitu saja. Bagaimana tidak, mereka melihat sosok seorang Nida yang kesehariannya memakai jilbab dan pakaian tertutup kini berdiri di hadapan mereka hanya mengenakan gaun tidur tipis transparan nan menggoda. Yang mereka tidak ketahui adalah bahwa sosok Nida yang berdiri di hadapan mereka bukanlah Nida yang asli melainkan Tuti yang kini memiliki tubuh dan wajah yang persis sama seperti Nida yang asli.
“mau minum apa nih bapak-bapak, kopi, teh atau…susu mungkin?” kata [Nida] sedikit menggoda.
“eu,,su..susu nya bagus bu.” Celetuk Pak Roy.
“apa pak..?? susu siapa yang bagus.?” Jawab [Nida]
“eeh. Anu bu, maksud saya susu kalau ada boleh bu, kalau ga ada air mineral juga ga apa apa” kata Pak Roy sedikit membela diri.
“ooh, haha, pak Roy bisa aja nih, susunya sih ga ada tapi kalau tempatnya mah udah siap pak, hihi, yaudah sebentar ya pak saya ambil minum dulu.” Kata [Nida] dengan masih sedikit menggoda yang lalu beranjak ke arah dapur untuk mengambil minuman buat kedua tamunya itu. Ketika ditinggal sang wanita seksi ke dapur, kedua tamu itu pun sedikit berbicara mengenai penampilan si wanita seksi itu.
“buset dah pak Dwi, mimpi apa kita semalem, bisa ngeliat bu Nida tampil seksi kaya gitu. Body nya yahud abis ya pak, beuh.” Kata Pak Roy.
“iya pak Ron, seksi banget, toketnya itu lho beuh,,sekel,, keliatan lagi samar-samar bh sama celana dalemnya.. jarang-jarang bisa ngeliat dia tampil seksi begini, mana ga ada suaminya lagi, haha. Jadi pengen nyicipin tubuhnya gue Ron.” Jawab Pak Dwi.
“haha jangankan lu gue juga mau pak, kita liat aja dulu pak responnya, kayanya dia juga sengaja nih godain kita, mentang-mentang ga ada suaminya. Ga nyangka juga dia nakal begini. Hehe.” jawab Roy.
“iya pak, udah kita tunggu aja reaksinya gimana, kebetulan kan gue juga bawa titipan dari istri gue buat dia, jadi bisa basa basi dikit, sambil ngeliatin bodynya yang aduhai.hehe.” sambung Dwi.
Sementara itu di dapur, dia bertemu dengan suaminya, Kirman.
“gimana Tut tamu kita?” tanya Kirman yang rupanya bersembunyi di dapur.
“hihi, tenang aja mas, mereka kaya kehipnotis gitu ngeliat aku, pada bengong tadi ngeliat akunya, hihi.” Jawab [Nida] sambil sibuk menyiapkan air mineral untuk kedua tamunya itu.
“iyalah jelas pada bengong, orang mereka ngeliat seorang bu Nida, dosen berjilbab yang biasanya pakeannya tertutup dari ujung rambut hingga ujung kaki, malam ini malah nunjukin tubuh seksinya dengan pake pakean tidur seksi begini, laki-laki mana yang ga bengong. Hehe.” jawab Kirman.
“hihi iya mang, yaudah mang, Nida mau ke depan lagi ya, kasian tamu Nida nungguin wanita seksi ini. hihi. Mang Kirman siap-siap aja ya buat rencana kita tadi. Hehe.” kata [Nida] sambil menyunggingkan senyum manis di wajahnya.
“iya siap bu Nida, goda mereka abis-abisan ya, hehe, tapi mang ga tanggung jawab ya kalau diperkosa dua laki itu, hehe.” jawab Kirman.
“beres mang Kirman hihi, kan emang itu mau Nida, diperkosa sama dua pria itu, hihi, abis bosen sama suami Nida, hihi. Yaudah mang, Nida kedepan dulu ya.” Katanya sambil berjalan membawa minuman untuk kedua tamunya itu.
Sesampainya di ruang tamu dia [Nida] pun dengan sengaja menaruh minuman untuk kedua tamunya itu dengan cara membungkuk di hadapan kedua tamunya itu. Dengan begini, mereka bisa melihat dengan jelas kedua payudara indah nan seksi miliknya dari celah gaun tidur di dadanya itu. Melihat dua gunung indah nan seksi milik bu Nida itu, kedua orang tamu itu pun tampak sedikit menelan ludahnya. Setelah meletakkan kedua minuman itu, [Nida] pun bangkit lalu duduk di bangku dekat mereka.
“silahkan diminum bapak-bapak, maaf ya Cuma ada air mineral aja nih, susunya belum ada sih, padahal tempatnya mah udah ada.” Kata [Nida] sedikit menggoda mereka.
“ii.iiya bu ga apa apa, hehe, ngeliat tempatnya aja udah seneng kita,hehe.” goda Pak Dwi.
“ngomong-ngomong, ada apa nih bapak-bapak, tumben kemari.” Tanya [Nida] sambil menyilangkan posisi kaki kiri nya ke atas kaki kanannya yang menyebabkan area betis dan sebagian pahanya yang mulus dapat terlihat oleh kedua tamunya itu.
“ooh iya ini bu, istri saya minta tolong ke saya untuk anterin pesenannya bu Nida katanya. Ini bu. Tadinya dia mau anterin sendiri tapi dia lupa malah nganterin pesenan orang lain.” Kata Pak Dwi sambil menyerahkan bingkisan yang dibawanya.
“ooh iya makasih lho pak, haha, iya pak ga apa apa, tadi juga istri pak Dwi udah sms, udah dianterin sama pak Dwi aja udah seneng saya, hihi,, terus pak Roy bawa apa buat saya??” tanya [Nida] mengetahui bahwa memang bingkisan yang dibawa pak Dwi dipesan dan dibeli oleh Nida yang asli dan akan dibayar saat bingkisannya diantar kerumahnya, [Nida] mengetahuinya dari pesan singkat yang dikirimkan oleh istri pak Dwi..
“eu, anu, bu, saya tadi ketemu aja sama pak Dwi di area komplek, tadinya mau kumpul di tempat pos biasa tapi karena belum ada orang jadi saya ikut pak Dwi dulu aja kesini, hehe.” jawab Pak Roy.
“aaah,, pak Roy, bisa aja modusnya, bilang aja mau ketemu saya kan, hayo ngaku..” kata [Nida] sedikit menggoda.
“i..itu salah satunya si bu, hehe.” jawabnya.
“haha, ketauan kaaan, ga usah grogi gitu akh bapak-bapak santai aja kaya ga pernah ketemu sama saya aja deh. Lagian kan Cuma ada kita bertiga ini.” kata [Nida].
“haha, gimana ga grogi bu, ngeliat bu Nida malam ini penampilannya bikin seger begitu. Hehe.” Jawab pak Dwi.
“ooh, haha, habisnya tadi tuh aku pikir ga akan ada tamu makanya langsung pake baju untuk tidur makanya. Bapak-bapak ga suka ya sama baju yang saya pakai, apa perlu saya ganti baju dulu biar bapak-bapak ga grogi.” Goda [Nida].
“eh..eh.. suka bu, suka banget malah kita, jarang-jarang kan liat bu Nida berpenampilan seksi seperti ini. ups, maaf bu kalau saya lancang. Hehe.” jawab pak Dwi.
“ehmm, dasar deh lelaki, ga bisa liat wanita seksi dikit, hehe, saya yakin istri bapak-bapak juga sama seksinya kok kalau pake baju ini, makanya beliin pak, hehe.” kata [Nida].
“aah ga sama bu, beda pasti, masih seksi dan mulus bu Nida, hehe.” celetuk pak Roy.
“bedanya dimana pak, kan istri bapak-bapak sama-sama wanita kaya saya, punya payudara, vagina tubuh halus, pasti sama lah seksinya kalau pake baju model begini. Hihi.” Goda [Nida].
“beda aja deh pokonya bu Nida, hehe, seperti kata pak Roy, seksian bu Nida. hehe.” timpah pak Dwi.
“hmm, mulai deh ngerayunya nih bapak-bapak, mentang-mentang saya lagi sendiri ditinggal suami, jadi berani ngegodain gini ya, awas lho nanti saya bilangin suami saya sama istri bapak-bapak baru tahu rasa lho. Hehe.” goda [Nida].
“eeh..ehh jangan dibilangin donk bu Nida, waaah, bisa berabe nih urusannya kita, haha, Ron, kita pulang aja yuk daripada dilaporin ke pak Dedi sama ke istri kita.” Ajak pak Dwi sambil menunjukkan gelagat mau pergi dari rumah bu Nida.
“eeh eeh becanda bapak-bapak, gitu aja ngambek aah, masa pada tega sih ninggalin wanita cantik dan seksi gini dirumah sendirian malem-malem.” Goda [Nida].
“hahaha, kita juga becanda kok bu Nida, hehe,, mana tega sih kita ninggalin wanita seseksi bu Nida sendirian di rumah, ya Ron.” Kata pak Dwi.
“iya pak Dwi, mana tega kita, tapi kita takut ada yang tahu bu Nida, ga enak juga ntar. Jadi omongan lagi.” Jawab pak Roy sedikit khawatir.
“ehm, tadi pas ke rumah saya ada orang yang lewat ga atau yang ngeliat bapak berdua ke rumah saya..?” tanya [Nida].
“ga ada sih, bu.” Jawab Roy.
“kalau ga ada yaudah berarti kita aman, suami saya lagi pergi ga mungkin tahu juga dia, terus ga ada yang ngeliat bapak-bapak ke rumah saya, disamping itu kan komplek perumahan mah terkenal sepi pak, jadi bukankah aman kita main bertiga kaaan, eh kita bertiga maksudnya, hehe.” jawab [Nida] sedikit menggoda mereka.
“main bertiga bu?? Ga salah denger kita nih..?? hehe.” celetuk pak Roy.
“bertiga pak maksud saya, yee bapak nih ngeres aja pikirannya.. emangnya mau main apa sih pak bertiga..??” goda [Nida] sambil menurunkan kakinya dan kali ini dia membuka ikatan tali jubah gaun tidurnya sehingga semakin memperlihatkan kedua payudaranya yang masih dilapisi oleh bra hitam miliknya juga memperlihatkan area vaginanya yang masih tertutupi oleh celana dalamnya. Gelagatnya ini justru semakin membuat kedua tamunya semakin bersemangat untuk menggodanya sampai mereka dapat apa yang mereka mau.
“dor…bapak-bapak ngeliatin apa sih,,ampe bengong begitu.” Goda [Nida] memecah lamunan kedua tamunya yang melihat kearahnya.
“eu anu bu, payudara bu Nida bagus deh, seksi keliatannya, hehe.” kata pak Roy.
“aah pak Roy bisa aja, kan istri bapak-bapak juga punya payudara juga. Hihi. Bentar ya pak Dwi, saya ambil uangnya dulu.” Kata [Nida] yang lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamar tidurnya. Namun baru beberapa langkah dari tempat duduknya, tiba-tiba saja dia terjatuh.
“aduuh…aaww.” Gumamnya.
“duh bu Nida ga apa-apa, ayo bu bagun.” Kata pak Dwi yang dengan sigap langsung membantu [Nida] untuk berdiri dibantu juga dengan Roy.
“aaaw, pelan-pelan pak,, duuh,, kayanya keseleo nih kaki saya..aaww. tolong anter saya ke kamar saya pak.” Jawabnya.
“iya bu, duuh bisa keseleo begini, pelan-pelan bu jalannya.” Kata pak Roy.
Pak Dwi dan Pak Roy pun memapah [Nida] dan berjalan pelan menuju kamarnya. Keduanya otomatis bersentuhan langsung dengan tubuh sintalnya [Nida] dan dapat dengan jelas melihat kedua payudara indah milik [Nida] yang terbungkus seksi oleh branya. [Nida] pun sempat tersenyum simpul mengingat tipuannya berhasil. Dia berpura-pura terjatuh dan keseleo untuk memancing kedua tamunya itu masuk ke kamarnya. Sesampainya di kamar [Nida] mereka berdua pun langsung menempatkannya di atas tempat tidurnya. [Nida] pun langsung tiduran di atas kasurnya, hal itu membuat tubuhnya yang terbungkus oleh gaun tidur hitam yang cukup transparan terlihat oleh kedua tamunya itu. Otomatis kedua tamunya itu dapat melihat dengan samar-samar kedua payudaranya yang masih terbungkus bra hitamnya, perut ramping juga area vaginanya yang masih tertutupi oleh celana dalamnya juga kedua kaki indah nan mulus miliknya.
“makasih lho bapak-bapak, duh kalau ga ada bapak-bapak bakal susah deh saya jalannya.” Bilang [Nida].
“sama-sama bu. Mau saya pijitin dulu bu kakinya yang keseleo??” tawar pak Dwi.
“emh, boleh deh pak,, mending dikasih penanganan pertama dulu deh. Kaki kanan saya yang keseleo tadi pak, Kalau ga keberatan pake baby oil aja pak biar enak, itu ada di meja rias saya belakang pak Roy.” Kata [Nida]. mendengar hal itu, pak Roy pun mengambil botol baby oil di meja rias [Nida] dan memberikannya kepada pak Dwi. Pak Dwi pun langsung menuangkan sedikit di tangannya dan mengoleskannya di kaki kanan [Nida]. dia pun mulai memijit kaki kanan [Nida] secara perlahan. Sementara pak Roy hanya bisa mupeng melihat pak Dwi dapat kesempatan memegang kaki halus milik [Nida].
“aaah…iya pak itu,,eemmhh.. pelan-pelan pak..eehhmmmhh.” gumam [Nida] dengan sedikit mendesah untuk menggoda mereka dan sengaja berpura-pura sedikit kesakitan kakinya yang keseleo di pijit oleh pak Dwi. Pak Dwi pun melanjutkan pijitannya itu secara perlahan. Melihat [Nida] sudah mulai keenakan akan pijitannya, dia pun mulai memberanikan diri mulai sedikit menaikkan pijitannya kearah betis [Nida] sambil sesekali kembali ke area kaki [Nida] yang keseleo. [Nida] pun menikmati pijitan yang diberikan oleh pak Dwi.
“duh, pak Dwi enak juga pijitannya, biasa mijit istrinya ya dirumah..?” tanya [Nida].
“hehe, iya bu Nida, bisa karena biasa. Hehe. masih sakit bu?” tanya pak Dwi.
“masih pak, tapi udah mulai mendingan sih sakitnya dipijitin pak Dwi, ngomong-ngomong pak Roy bisa tolong pijitin kaki kiri saya pak, kerasa pegel juga nih kaki kiri saya.” Kata [Nida].
“oh, bo..boleh bu..?” tanya pak Roy sedikit tidak percaya tawaran [Nida].
“iya pak, kan pak Dwi lagi mijitin kaki kanan saya yang keseleo, pak Roy pijitin kaki kiri saya ya yang berasa pegel, naik sini aja pak ke atas tempat tidur. Pak Dwi bentar pak, biar enak saya pindah ke tengah tempat tidur dulu, kasian juga posisi pak Dwi kurang nyaman saya liat.” Kata [Nida] yang dituruti oleh pak Dwi yang menghentikan pijitannya sementara, lalu [Nida] pindah bersandar di tengah tempat tidurnya dan pak Roy pun naik duduk ke atas tempat tidur di samping kirinya, sedangkan pak Dwi naik duduk ke atas tempat tidur di samping kanannya. Lalu mereka pun mulai memijiti kaki [Nida] yang halus nan mulus itu.
“duh pak Roy juga enak juga pijitannya.” Puji [Nida].
“aah bu Nida bisa aja.” Kata Roy yang tetap melanjutkan pijitannya. [Nida] pun mencoba menutup kedua matanya supaya kedua ‘korbannya’ itu tidak merasa canggung dan berharap mereka berdua berani bertindak lebih jauh, karena memang itu yang diinginkannya. Melihat [Nida] menikmati pijitannya, mereka berdua saling tatap menatap seakan memberi kode untuk mencoba memijit lebih jauh lagi. Keduanya pun perlahan mulai memijit naik ke arah betis [Nida] secara bergantian, guna memberikan rangsangan sedikit demi sedikit kepada wanita seksi tersebut.
“eehmmhh… iyaa paak,, enaakhh tuh..eemmhh..pijatan bapak-bapak..eemmhh.” desah [Nida] seakan memberi semangat dan kode kepada kedua laki-laki itu untuk bertindak lebih jauh. Mereka pun semakin semangat dan berani untuk melakukannya, sekarang secara bergantian mereka mulai berani untuk memijat atau lebih tepatnya meraba dan mengelus ke bagian paha sintal milik [Nida]. secara bergantian mereka berdua memberi rangsangan di paha luar dan dalam [Nida]. [Nida] yang sudah mengetahui bahwa kedua laki-laki itu sudah mulai terangsang pun dengan sengaja memberikan desahan dari tindakan yang mereka lakukan. Selama beberapa menit mereka meraba-raba paha putih nan mulus milik [Nida] sambil sesekali mereka berdua secara bergantian menyentuh dan meraba area vagina [Nida] yang masih tertutupi oleh celana dalamnya. [Nida] pun memberi tanda seakan menikmati apa yang mereka lakukan di area vaginanya dengan sedikit mendesah dengan seksi. Tapi tidak lama kemudian [Nida] merubah posisinya yang tadinya duduk bersandar kini menjadi tiduran telentang di atas kasurnya tapi dengan tetap menutup matanya. Melihat [Nida] bergerak, sedikit membuat mereka kaget, tapi mengetahui [Nida] tetap menutup mata seakan menikmati apa yang mereka berdua lakukan padanya, mereka pun sedikit melanjutkan pijitannya itu. Masih secara bergantian mereka meraba-raba betis, paha, juga area vagina milik [Nida] dan dapat mereka lihat area vaginanya sudah mulai sedikit basah. Melihat hal tersebut, pak Dwi yang sudah tidak tahan ingin menikmati tubuh wanita ini pun mengambil inisiatif untuk memulai membangkitkan birahi yang ada dalam wanita seksi tersebut dengan mencium bibirnya dengan paksa.
“mmmmhhh…paaaak,mmmhhhh…mmmhhhh…ammmhhhhh…aaahhhmmmhhhh..paaakkmmhhhhh.” gumam [Nida] yang sedikit berpura-pura tidak menginginkannya diawal ditambah rangsangan yang dia rasakan di bagian vaginanya yang dilakukan oleh pak Roy. Pak Roy sendiri dengan sigap melucuti celana dalam model thong yang dipakai oleh [Nida] dan mulai menciumi dan menjilati vaginanya. Merasakan rangsangan yang dia terima di kedua mulut yang dimilikinya membuat pertahanan [Nida] bobol, dia pun mulai menikmati rangsangan yang diberikan kedua laki-laki itu yang sudah ditunggunya dari tadi. Yang tidak mereka tahu bahwa ada seseorang yang sedang merekam aksi mereka itu dari balik pintu yang tidak tertutup sempurna.
“aaahh..paaakk..mmmhhh..mmmuuaaaaccchhh….aahhhmmhhh….teruusssmmmhhhh…aaahhmmmhhh.” desah [Nida] menikmati ciuman yang diberikan oleh pak Dwi di mulutnya dan ciuman dan jilatan yang diberikan oleh pak Roy di vaginanya. Sambil menciumi bibir seksi [Nida], tangan pak Dwi pun tidak tinggal diam, kedua tangannya dengan sigap meremas-remas kedua payudara [Nida] yang masih terbungkus oleh bra juga gaun tidurnya itu. Merasa sedikit terganjal dengan bra yang dipakai [Nida], dengan sigap, kedua tangannya membuka kaitan bra yang dipakai [Nida], lalu dia pun mengeluarkan kedua payudaranya dari cup bra [Nida] lalu kembali meremas-remas payudaranya.
“aaahhmmmhh…enaaakk..mmmhhhh..paakkmmmhhh..teruusshhmmmmhhhh..mmmmuuaaachhh.” desah [Nida] sambil sesekali melakukan french kiss dengan pak Dwi. Selama beberapa menit [Nida] menikmati rangsangan yang dia terima di bibir dan vaginanya. Puas menciumi bibirnya, pak Dwi kini berpindah melahap kedua payudara [Nida] yang ranum. Secara bergantian dia menciumi, menjilati, dan menghisap puting kedua payudara [Nida].
“aaahh.. paaakk…eehhmmhhh…enaaakkk.. teruusshhh paaakk…ooohhmmhh.” Desah [Nida]. selama beberapa menit, pak Dwi secara bergantian melahap dan memberi rangsangan di kedua payudara [Nida] dan [Nida] pun menikmati sekali kedua payudaranya dimainkan oleh pak Dwi. Sampai akhirnya pak Dwi menyudahi aksinya itu.
“kok udahan pak.?” Tanya [Nida] sedikit merasa kecewa, tapi ternyata, pak Dwi dan pak Roy bertukar posisi. Sebelum pak Roy mencium bibirnya, [Nida] pun berkata:
“bapak-bapak, mending dibuka aja bajunya sekalian jadi lebih enak kita mainnya.” Kata [Nida] sedikit menggoda. Yang tentu saja dituruti oleh kedua laki-laki tersebut, [Nida] pun melepas gaun tidur juga bra yang dipakainya sambil mengelap sebentar bekas permainan pak Dwi di kedua payudaranya dan dilemparnya ke lantai beserta dengan jubah tidurnya. Setelah melepas semua pakaian yang mereka pakai, kedua lelaki itu tampak sedikit bengong karena melihat tubuh wanita seksi yang tanpa sehelai benang pun di hadapan mereka. Mereka bagai tak percaya dapat melihat tubuh mulus nan seksi milik seorang wanita berjilbab yang selama ini tubuhnya selalu ditutupi oleh pakaian yang tertutup rapat baik dari ujung kepala hingga ujung kaki, namun kali ini mereka dapat melihat wanita tersebut telanjang. Melihat mimik wajah mereka yang terlihat terbengong ragu, [Nida] pun sedikit menggoda keduanya.
“kok pada bengong sih bapak-bapak, udah ga usah takut, ga ada yang tahu ini, suami saya juga lagi keluar kota, lagian tadi bapak-bapak juga udah ciumin saya, kenapa sekarang bengong sih, ayolah bapak-bapak, puasin Nida, nikmatin tubuh Nida iniih.” Kata [Nida].
Mendengar rayuan dan ijin dari wanita tersebut dan kondisi rumah yang memungkinkan dari tadi, mereka berdua pun langsung mendekati lagi wanita tersebut untuk menikmati tubuh wanita tersebut. Pak Roy pun langsung mengambil inisiatif untuk langsung naik ke tempat tidur dan menciumi bibir [Nida] dengan nafsunya, sedangkan pak Dwi sendiri sudah ‘melahap’ vagina milik [Nida].
“aaaahmmmhh…mmmmhhhh..enaaakkkmmmhhhh…aammmhhhhh…mmmuaacchhh…mmmmhh.” desah [Nida] yang merasakan sensasi rangsangan di kedua mulut yang dia punya. Dia pun merasakan tubuhnya sangat sensitif sekali terhadap rangsangan. Sedangkan kedua lelaki itu terus saja menciumi dengan nafsu baik mulut [Nida] juga vagina [Nida].
“ssslllluurrrppp….sslllluuurrrppp…aaaahhh..memek kamuuuhh..eemmmhh…enaaakkkhh…ssslllluuurrppp…sslllluuuurrpp.” desah pak Dwi yang sedang menikmati menciumi dan menjilati vagina milik [Nida].
“aaahh..aammmhhhh…eennaaakkkmmmhh…oooohhmmmmhh…eeehhhmmmhhh..mmmuuuaaachhmmmmhhhh.” desah [Nida] yang hampir kewalahan daerah kewanitaannya diciumi dan dijilati habis-habisan oleh pak Dwi tapi disaat yang bersamaan dia juga susah untuk meracau karena mulutnya terus saja diciumi dengan ‘ganasnya’ oleh pak Roy.
Puas menciumi bibir [Nida] pak Roy pun kini berpindah posisi duduk disamping kanan [Nida] bertujuan untuk menikmati kedua payudara [Nida]. saat sudah mendapat posisi yang pas, pak Roy pun mulai melancarkan aksinya, dia mulai menciumi payudara [Nida] yang kanan dengan lembutnya, dia pun merasakan kulit halus nan lembut di payudara [Nida]. dia pun makin terangsang menciumi wangi tubuh [Nida] dari payudara [Nida]. perlahan namun pasti ciumannya di payudara [Nida] semakin bernafsu, tangan kirinya juga tidak tinggal diam, dia mulai meremas-remas payudara kiri [Nida].
“aaahh.. maaaasshhh.. eeeuuuhh… enaaaakkk maaasshh… eeuuhhmmmhh.. remas terus toket Nida masshh.. eeuuhhmmhh.. aahh hisap terus memek Nida massshh.. aaahhh.. eeuhhmmmhh.” racau [Nida] yang merasakan rangsangan yang tak kunjung henti dari kedua lelaki itu.
Mendengar racauan dari [Nida] kedua lelaki itu pun semakin bersemangat dan terangsang dan makin ingin menikmati tubuhnya lebih jauh lagi. Kini pak Roy mulai menjilati dan menghisap-hisap payudara Nida yang kanan, sedangkan tangan kirinya masih dengan ‘beringasnya’ meremas payudara kiri [Nida] sambil sesekali memilin-milin putingnya yang dia rasakan sudah menegang.
“aaah.. masshh.. eeuhh.. hisap terus toket Nida maasshh..eeuhh enaaakkhh.,, terusshh maasshh,, yang kiri juga maasshh..oooohhh…eemmmhh..puter teruss masshh pentil Nida.. aaahhmmmhhh..ooohhmmhhh.” desah [Nida] merasakan sensasi payudaranya dimainkan oleh pak Roy. Sedangkan di bagian vaginanya dia sudah tidak merasakan ciuman dan jilatan yang sebelumnya dilakukan oleh pak Dwi. Tadinya dia berpikir pak Dwi beristirahat sebentar sehabis puas menikmati vaginanya tapi ternyata dia salah, beberapa detik kemudian dia merasakan benda kecil yang masuk ke lubang vaginanya, dia pun sedikit terkejut merasakan benda tersebut keluar masuk dari lubang vaginanya. Rupanya pak Dwi sedang melakukan penetrasi di lubang vagina [Nida] menggunakan jari tengah dan jari manisnya. Perlahan-lahan dia mulai memaju mundurkan kedua jarinya itu dari dalam lubang vagina [Nida].
“aaahh.. pak Dwi,,, ooohhmmhh.. memek Nida.. ooohhmmhh..diapaaiiinnhhh….eeuuhhh…enaaakkhh paakkkhh…eehhhmmhhh.” Desah [Nida] yang menikmati penetrasi yang dilakukan pak Dwi di vaginanya sambil sesekali dia menyentuh dan memainkan klitoris [Nida]. Selama beberapa menit, pak Dwi memaju mundurkan kedua jarinya itu dari lubang vagina [Nida] yang makin lama dia lakukan makin cepat, kedua payudaranya pun tidak luput dari pak Roy yang menikmatinya dengan penuh nafsu. Merasakan sensasi rangsangan di kedua area sensitifnya itu (yang mana sama seperti Nida yang asli bahwa area payudara dan vaginanya adalah area yang paling sensistif) selama beberapa menit, [Nida] pun merasakan dia akan mencapai orgasmenya yang pertamanya.
“aaaahh.. paaakk…teruusshhh paaakk…akkuuuuuhhh.. mauuu..sampaaaiii…ooooohhh….eemmmhhh.” desah [Nida]. mendengar hal itu, keduanya semakin bersemangat memberikan rangsangan pada kedua payudara [Nida] juga di vagina [Nida]. hingga akhirnya tidak lama kemudian ‘pertahanan’ [Nida] pun runtuh, dia pun akhirnya merasakan orgasme pertamanya.
“aaaahh… Nida sampaaii paaakk..aaaaahhh..aaaaahhhh…eeuuhhhmmmhhh….ooohhhhmmmhhh….aaaaahhmmhh.” racau [Nida] yang disaat bersamaan merasakan dari vaginanya menyemburkan cairan kenikmatan duniawi yang baru saja dia rasakan di sekujur tubuhnya. Pak Dwi pun mencabut kedua jarinya begitu dia merasakan ada cairan hangat yang keluar dari dalam vagina [Nida].
“waahh,, bu Nida, banyak banget keluarnya, hehe,, tapi kita-kita belum keluar kan bu, hehe ya ga Ron..?”
“yoi pak Dwi. Kita berdua belum keluar nih bu dosen,, lanjut lagi pelajaran kedua yah bu dosen.. hehe.”
“haah..haahh.. okeh anak-anak,,heuh,,heuuh.. kita lanjut pelajaran kedua yaah sama bu dosen yang binal iniihh.” Goda [Nida].
“tapi bu dosen, sebelum kita lanjut, kita mau liat bu dosen pake jilbab donk. Ya ga Dwi..?” Kata pak Roy yang disertai anggukan dari kepala pak Dwi menandakan dia setuju dengan idenya Roy.
Mendengar permintaan tersebut, [Nida] pun lalu bangkit dari tidurnya menuju lemari pakaiannya, dia mulai mencari jilbab yang dimiliki oleh Nida yang asli. Setelah melihat-lihat sebentar, dia pun memutuskan untuk mengambil jilbab warna abu-abu, dia lalu menuju meja rias untuk mengenakan jilbab warna abu-abu yang ada di lemari pakaian tersebut. setelah memastikan dia memakai jilbabnya dengan benar dan rapi, dia melihat ada sebuah kacamata juga di atas meja rias tersebut, dia pun memutuskan untuk memakai kacamata tersebut lalu dia melihat pantulan dirinya di cermin, cantik dan seksi, bagaimana tidak seorang wanita cantik hanya mengenakan jilbab saja sedangkan tubuhnya telanjang bulat. Dia pun lalu berpaling ke arah kedua lelaki tersebut.
“bagaimana anak-anak, puas..?? bisa kita lanjut pelajaran kita. Hihi.” Goda [Nida].
“waaahh cantik banget dan seksi abis bu,, ayo bu lanjut sini.” Kata Dwi.
“iya bu seksi banget dah, telanjang tapi jilbaban. Hehe, sini bu ajarin kita lagi.” Sahut Roy yang lalu bangkit berdiri diikuti oleh Dwi. Melihat hal tersebut, terbersit di otak [Nida] untuk gantian ‘mengerjai’ keduanya. Dia pun jongkok di antara kedua lelaki tersebut, lalu dia mulai menjilati dan mengulum penis milik pak Dwi, sedangkan tangan kirinya mulai mengelus-elus dan mengocok penis pak Roy.
“ooohh enak banget sepongan dosen berjilbab ini Ron. Eeuuh.. sepong terus bu dosen.. eehhmmhh.” Gumam Dwi.
“aaahhmmhh..enaakk pakkmmhhh… aahhmmhhh…mmmmhhhh..aaahhmmmhhhh.” desah [Nida] sambil terus mengulum penis Dwi.
“yang bener lu, Dwi..? nanti gantian ya bu dosen. Tapi kocokannya juga enak Dwi, tangannya halus, uuhh enak banget kontol gue dikocokin sama wanita berjilbab tapi ternyata binal begini urusan ngentot.” Balas Roy dan dia melihat anggukan kepala yang dilakukan oleh [Nida] menandakan dia mau. benar saja, setelah dirasanya cukup mengulum penis pak Dwi, kini dia mengalihkan kepalanya ke penis pak Roy dan perlahan mulai menjilati dan mengulum penis pak Roy, sedangkan kini tangan kanannya mulai mengelus dan mengocok penis pak Dwi.
“aaahh bener Dwi, enak banget sepongan nih dosen binal.. aaaahh.. angeeet.. teruusshh bu,, aaaahh enaaakkhh.”
“aahhmmhh.. enaakk kaannhhmmmhh.. aahhmmhhh.. mmmhhhh.. kontolmmhhh.. bapakkmmmhh.. jugaammhhhhh.. enakkmmhhh.” Gumam [Nida] yang merasakan penis pak Roy agak lebih besar dibanding dengan milik pak Dwi sambil tangan kanannya makin aktif mengocok penis pak Dwi.
“aaahh haluss banget tanganmu Nida.. oohh enaakk,, kocok teruss Nid kontol guee.. oooohhh..eeuuuhh.” gumam Dwi.
Selama hampir kurang lebih sepuluh menitan, [Nida] dengan ‘rakusnya’ secara bergantian menikmati kuluman dan kocokan yang dia lakukan pada penis milik kedua lelaki tersebut. merasa sudah puas menikmati kedua penis yang berbeda ukuran, dia pun menghentikan aksinya itu. Dia pun melihat ke wajah dua lelaki tersebut yang tersenyum kepadanya menandakan mereka sangat menikmati kuluman dan kocokan yang dilakukan [Nida].
“ga nyangka Ron, dosen berjilbab ini rupanya jago banget nyepong sama ngocok, beruntung banget ya pak Dedi, punya istri berjilbab yang seksi dan jago nyepong n ngulum kaya gini.”
“iya Dwi, bener, tapi kita juga beruntung malam ini bisa ngerasain sepongan sama kocokannya di kontol kita. Hehe.”
Tanpa mereka sadari, [Nida] sudah berada di atas tempat tidur dalam posisi bertumpu pada kedua tangan dan lututnya. Dia pun lalu ‘mengganggu’ pembicaraan kedua lelaki itu.
“ehem, anak-anak mau lanjut ga, bu dosen udah siap lanjut looh iniiih.” Godanya.
Mereka pun melihat ke arah wanita tersebut, seakan mengerti apa yang diinginkan wanita itu, keduanya lalu dengan semangatnya mendekati dan ikut naik ke atas tempat tidur dimana wanita itu kini berada. Tanpa kompromi dan berbicara panjang lebar, kini, pak Roy berlutut tepat di depan muka [Nida] sehingga posisi penisnya tepat berada di area wajah [Nida]. melihat hal ini, [Nida] pun lalu melanjutkan kulumannya di penis pak Roy.
“aahhmmhhh…. Mmmhhhh… mmmhhh… sllluuurrrpp… sssllluuurrrpp… aahhmmhhhhh.” Desah [Nida].
“aaaahh.. emang enak bener sepongan lu Nid.. ooohhh.. eeuuuhhmmhh.” Gumam Roy.
Di sisi lain, pak Dwi yang berada di belakang [Nida] mulai mengarahkan penisnya ke lubang vagina [Nida] dan perlahan-lahan mulai memasukkan penisnya itu ke vagina [Nida] dan perlahan memaju mundurkan penisnya di dalam vaginanya.
“aaahhmmhhh…oooohhhmmmhhh… eeehhmmmhhhh…. Ooohhmmmmhhh… ahhmmmhh.” Desah [Nida] yang merasa keenakan vaginanya di penetrasi oleh penis Dwi.
“oooohh Nid… memek lu.. sempiitt beneeerr.. ooohh sereeet lagi padahaal udah becek beginiiihh..ooohh eennaaak bangeeet memeek luu Nidd.. aaaahhh…eeeuuuh.” Racau Dwi, sambil terus memaju mundurkan penisnya di vagina [Nida] dan dia mulai menaikkan kecepatan kocokannya itu.
Di sisi lain, sambil menikmati kuluman [Nida] di penisnya, dia melihat kedua payudara [Nida] yang menggantung dan bergerak dengan bebasnya mengikut gerakan tubuh [Nida]. melihat hal ini, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan, langsung saja dengan kedua tangannya itu dia lalu memegang, meremas-remas kedua payudara [Nida] itu, sambil sesekali memilin-milin kedua puting payudaranya. [Nida] pun merasakan sensasi rangsangan yang sangat dia nikmati yang dia rasakan di semua area sensitifnya.
“aaahhmmmhhh….eehhmmmhhhh… ooohhmmmhhh… teruusshhmmmhhh.. aaaahhmmmmhhhh.. eeuuhhmmhhh..” Desahnya sambil tetap mengulum penis Roy dan juga merasakan vaginanya yang terus-terusan ‘ditusuk’ oleh penis Dwi yang dia rasakan makin lama makin cepat pergerakannya di dalam vaginanya. Selama beberapa menit [Nida] merasakan rangsangan yang luar biasa yang dia dapati dari kedua lelaki tersebut. dengan penuh nafsu, kedua lelaki tersebut sangat menikmati tubuh mulus dan seksi yang dia duplikasi dari bu Nida yang asli. Tanpa terasa dia merasakan dia akan mendapatkan orgasmenya yang kedua.
“aaahhmmmhh..aakkuuhhmmmhhh..mauuuhhmmhhh..keluaaarrhhhmmhhh..aaahhmmhh.” desahnya.
Mendengar hal itu pun pak Dwi makin semangat menggenjot vagina [Nida] dan makin mempercepat genjotannya itu. Dia pun merasakan penisnya mulai berkedut-kedut menandakan bahwa dia juga akan mencapai kepuasan duniawinya yang pertama. Masih tetap bersemangat menikmati hangatnya himpitan dan sedotan hangat vagina [Nida] di penisnya, tidak berapa lama kemudian, dia merasakan cairan hangat yang menyembur keluar dari vagina [Nida].
“aaaahhh.. akuuuhh…mmmhhh..keluaaarrhhmmmhhhh…aaahhmmmhhh…mmmmhhhhh..aaakkhhhmmhh.” desahnya sambil mulutnya tetap dipaksa Roy untuk mengulum penisnya. [Nida] pun merasakan cairan orgasmenya yang kedua keluar dari vaginanya cukup banyak. Melihat hal itu, pak Dwi pun makin bersemangat lagi, karena dia juga mulai merasakan bahwa tidak lama lagi dia pun akan mengalami orgasmenya juga.
“aaahh.. bu,, akuu juga mau sampaii..eeuhh..euuhh..keluariin.. euuh.. dimanaaahh.. buuu..eeeuuhh..eeeuhh.” tanya Dwi.
“eeeuhhmmhh.. di..daleemmhh..aajaahhmmhh..paakk..masukiin.. pejumuhmmhh..ke rahim kuuuhhh..mmmhh.” goda [Nida].
Mendengar hal itu, pak Dwi semakin bersemangat lagi, karena bu Nida sendiri yang menginginkan spermanya ke dalam rahimnya. Hingga selang beberapa detik kemudian pak Dwi pun merasakan penisnya berkedut-kedut yang menandakan dia mencapai orgasmenya.
“aaahhh Nidaaa…. Akuuuhh jugaahh.. aaaahhh…aaaaahhh….eeeuuhhhh…aaaaaahhh…eeeuuhhhmmhhh.” desah pak Dwi sambil merasakan penisnya berkedut-kedut sambil menyemburkan spermanya dengan ‘derasnya’ ke dalam vagina [Nida]. pak Dwi pun memegangi pinggang [Nida] sambil menyemburkan seluruh spermanya ke dalam vagina wanita berjilbab tersebut.
“aaahhmmhh..enaaakkk paaakk…aahhmmhh… angeeett….mmmhhh..mmmhhh.. terusshh pakk.. buahi sel telur kuuhh.. mmhhh.. dengan.. peju muuuuhh..mmmhhh.” racau [Nida] sambil masih tetap memberikan blowjob kepada pak Roy yang merasakan ada cairan hangat yang masuk ke dalam vaginanya yang tidak lain adalah sperma yang di keluarkan oleh pak Dwi. Selama beberapa detik, penis Dwi masih terus tertanam di dalam vagina [Nida] sambil menyemburkan semua spermanya ke dalam vagina [Nida]. hingga akhirnya dia merasakan sudah mengeluarkan semua spermanya dan mulai merasakan penisnya sudah mulai melemas, dia pun mengeluarkan penisnya dari dalam vagina [Nida]. setelah mengeluarkan penisnya dari vagina [Nida], terlihat ada cairan kental berwarna putih yang sedikit meleleh keluar dari vagina [Nida]. disaat yang bersamaan, Roy pun menghentikan kuluman [Nida] pada penisnya yang masih tegang lalu mengeluarkan penisnya dari mulut [Nida].
“gile Ron, memeknya enak banget,, sempit banget,, sedotannya ga nahaan.. lu harus cobain memeknya Ron.”
“makanya gue cabut kontol gue dari mulutnya, Dwi. Hehe, mau nyobain memek bu dosen berjilbab ini gue juga. Tapi sayang gue kebagian bagian kedua, abis lu pake tuh memeknya.”
“jadi pak Roy ga mau masukin kontolnya ke memek aku niih.. haaah.. haaah.. yakin ga mau masukin kontolnya ke memek bu dosen berjilbab ini. kapan lagi lho pak ada kesempatan kaya giniihh. Akuuh juga pengen ngerasain kontol pak Roy di dalam memek kuh terus buahi rahimku dengan sperma mu paaakk..eeuhhmmhh.” Goda [Nida].
“duuuh.. kalau bu dosen cantik yang alim berjilbab ini yang minta sih, siapa juga yang bisa nolak bu, biarin deh abis dipake pak Dwi, yang penting bisa masukin kontol gue ke memek mu Nida. hehe.”
“yaudah pak, tunggu apa lagiihh.. Nida udah ga sabaar niih. Pengen ngerasain kontol pak Roy di dalam memek Nida. ayoo paaak masukiinnhhh..eeuuhhmmhh.” goda [Nida] sambil mengelus-elus vaginanya yang masih becek akibat persetubuhannya dengan pak Dwi.
Mendengar godaan wanita berjilbab itu pun pak Roy dengan sigap lalu bertukar posisi dengan Dwi. Kini perlahan Roy mulai menggesek-gesekkan penisnya yang sudah tegang maksimal itu di mulut vagina [Nida]. sedangkan pak Dwi kini mengarahkan penisnya yang sudah mulai melemas itu ke mulut [Nida]. melihat hal tersebut, [Nida] seakan paham bahwa kini pak Dwi menginginkannya untuk membersihkan penisnya itu dengan cara di kulum oleh [Nida]. [Nida] pun hanya tersenyum nakal dan langsung melahap penisnya pak Dwi.
“aaahhmmhhh…eemmhhhh… aammmhhhhh… eeuuhhmmmhhh… mmmmhhhh.” Gumam [Nida] sambil mengulum penis pak Dwi. Dia merasakan sisa-sisa sperma juga cairan kewanitaanya yang masih tertempel di penis pak Dwi,
“oooh enaaakk banget Ron sepongannyaa… aaaahhhmmhh..eeeuuhh.. terus sepong dosen binaal.. oohhhhmmhh..enaaakkk.” gumam Dwi. Merasakan hangat dan lembutnya bibir [Nida] di penisnya itu membuat birahinya mulai bangkit lagi, penisnya pun perlahan namun pasti mulai kembali ‘hidup’ di dalam mulut [Nida]. [Nida] merasakan bahwa kulumannya itu membuat Dwi terangsang lagi, dia dapat merasakan penisnya yang makin lama makin tegang kembali di dalam mulutnya itu.
Disaat yang bersamaan, pak Roy pun mulai memasukkan penisnya itu ke dalam lubang vagina [Nida]. [Nida] pun merasakan benda yang tak asing lagi baginya memasuki ruang vaginanya yang sempit itu. Tapi dia merasakan penis pak Roy agak lebih besar dibanding dengan pak Dwi.
“ooohhmmhh…eeeuhhmmhhh..masukiin teruusshhmmhhh.. paaakkkmmmhhh.”
“oooh bener Dwi, memeknya sempit banget ini, padahal barusan lu pake nih memek.. edaaaann..eeeuuhh..enak banget memek lu Nid.. oohh yeeesssshh.” Gumam Roy, sambil perlahan namun pasti memasukkan semua penisnya ke dalam vagina [Nida]. [Nida] pun merasakan vaginanya terasa penuh dan sesak di masuki oleh penis pak Roy. Sesuai dugaannya penis pak Roy memang lebih besar dari pak Dwi. Pak Roy pun memulai aksinya dengan memaju mundurkan penisnya di dalam vagina [Nida] secara perlahan.
“aaahhmmhhh…ooohhmmhhh..paaakkmmhhh… pelaaannnhhh…eeeuuhhmmhh…aaaahhmmhh.” Desah [Nida] sambil tetap memberikan kuluman terhadap penis pak Dwi.
Sedang asyik-asyiknya menikmati vaginanya di ‘invasi’ oleh penis pak Roy dan mulutnya mengulum penis pak Dwi, tiba-tiba saja handphone [Nida] berdering. Tapi dia mengabaikan telponnya itu sampai mati sendiri, tapi tidak lama kemudian, handphonenya berdering lagi, dengan sangat terpaksa dia pun menyudahi aksinya mengulum penis pak Dwi, tapi tetap menikmati sodokan penis pak Roy di dalam vaginanya.
“uuh.. siapa sih yang telpon..eehhmmhh..pak Dwi, bisaaahh.. ambiliiinnhh..hp akuuhh..eeuuhhmmh.” pinta [Nida].
Pak Dwi pun mengambil handphone [Nida] dan melihat sekilas yang menelpon adalah suaminya dan lalu memberikannya kepada [Nida]. mengetahui siapa penelponnya, [Nida] pun memberi isyarat kepada keduanya untuk diam sementara dia menjawab telpon dari suaminya.
“hallooohh papaah..eeuuhh.” jawab [Nida] sedikit mendesah karena masih merasakan desakan penis Roy dalam vaginanya.
“hallo mama.. kok jawabnya gitu.. lagi ngapain mah?” tanyanya.
“oohh.. ini paaah..eeuuhmmhh..aaaahh.. lagiiihh eeuuhh.. diurut niihh.. eeuhh.”
“ooh kirain lagi apa, ampe segitunya, kecapekan nih si mama ampe keenakan gitu dipijitnya.” Jawabnya tanpa menaruh rasa curiga kepada ‘istrinya’ itu.
“iya nih paaah..eeuuhhmmhh…enaaakk..ada apaaahh paaahh..eeeuhhmmhh.” jawab [Nida] berusaha senetral mungkin menjawabnya.
“engga ada apa-apa Cuma mau nelpon mama aja, papa udah sampe soalnya.”
“oohh syukur dehh paah,, eeuuhh.. yaudah paahh..eeuuh..aaawwhh.. udah dulu yaaah.. mama mau nikmatin pijitannya nihh.. badan mama pegel semuaaahh..eeuhh.”
“ooh yaudah mah, abis itu istirahat aja yaah.. dadah maaah.. love u.” jawab Dedi yang tidak curiga sedikitpun arti dari desahan ‘istrinya’ itu.
“daaaahh paaaah.” Lalu handphonenya pun dimatikan olehnya.
“duuuh,, bu dosen kita nakal juga yaa,, telponan sama suaminya tapi sambil dientot gitu, hehe. ga nyangka.” kata Dwi.
“abiisshh enaaakk paaaak..ooohh...kok berhenti pak Royiihh.” Protes [Nida] yang merasakan pak Roy menghentikan aksinya itu. Lalu dengan sebuah gerakan dia membantu mengubah posisi [Nida] yang dari tadi masih dalam posisi menungging bertumpu pada kedua tangan dan lututnya ke posisi tiduran telentang di atas kasurnya sambil masih menanamkan penisnya itu di dalam vaginanya. Lalu setelah dirasanya posisinya sudah pas, dia pun lalu melanjutkan aksinya itu.
“aaahh paaaakkk..eeeuuhhmmhh..terusss paaaakk..ooohh..enaaaakkkhh.” desah [Nida].
Melihat hal itu, pak Dwi pun lalu mendekati kembali [Nida] yang sekarang sudah dalam posisi telentang. Melihat pak Dwi sudah berada di samping kanannya itu dengan penisnya yg sudah menunjukkan tanda-tanda melemas dengan sigap [Nida] pun memegang penis Dwi lalu mulai mengocok kembali penisnya dengan tangan halusnya itu.
“ooohh.. halus banget tanganmu Nid.. oohh kocok terus kontol gue Nid.”
“akuuhh jugaa sukaaahhh kontol pak Dwii..aaaahhh…eeeuuhhmmhhh..teruusshh pak Ronnnhhh..eeuuhh.” desah [Nida] sambil tangannya aktif mengocok penis Dwi dan merasakan sodokan penis Roy di veginanya.
Selama hampir kurang lebih tujuh menitan setelah pak Roy mengubah posisi persetubuhannya itu, dia merasakan dia akan mendapatkan orgasmenya pertama. Dia merasakan sekujur tubuhnya seperti memberikan tanda bahwa sebentar lagi penisnya akan menembakan spermanya.
“ooohh Niiid.. guee maauu sampaaaii..ooohh..eeuuhh.” racau pak Roy sambil makin bersemangat menggenjot vagina [Nida] dengan penisnya.
“aaahh..eeeuuhhhmmmhh..sayaaahh..aaahhh jugaa paakkhh..keluarriinn di daleemm ajaaahh paaakkhh..ooohh.. siraamm rahim Nida sama pejuu pak Royi.. ooohh..eeeuuhhmhh.” racau [Nida] yang juga merasakan dia akan mendapatkan orgasmenya yang ketiga sambil tangannya tetap mengocok penis Dwi.
“oohh Nid.. saya jugaaahh mauu keluaaarhh aaahh.. eeuuhh. Kocok teruuss Nid..oohh.” desah pak Dwi yang juga rupanya akan mencapai klimaksnya lagi untuk kedua kalinya. Rupanya kocokan yang dilakukan oleh [Nida] menggunakan tangan halusnya itu berhasil membuat pak Dwi akan mencapai orgasmenya setelah sebelumnya penisnya dikulum oleh [Nida].
“aaaahh..paaaakk.. akuuuhh keluaaaarrhhh..aaaahhh…aaaaaahhh….eeeeuuuuhhh.” racau [Nida] yang mendapatkan orgasmenya yang ketiga dan merasakan dari vaginanya menyemburkan cairan kenikmatannya dengan cukup deras. Meskipun dari dalam vaginanya sedang menyemburkan cairan kenikmatannya, pak Roy masih tetap ‘memompa’ penisnya di dalam vaginanya. Hingga beberapa detik kemudian setelah [Nida] berhenti menyemburkan cairan kenikmatannya, kini giliran pak Roy yang menyemburkan cairan kenikmatannya ke dalam vagina [Nida].
“aaahh bu,, sayaaahh keluaaaarhh…aaaahhhh enaaaaakkkk..aaaaahhh…eeeuuuhhh…eemmmhhhh.” desah Roy sambil merasakan penisnya berkedut-kedut sambil menembakkan spermanya ke dalam vagina [Nida]. selama beberapa detik, dia mendiamkan penisnya di dalam vagina [Nida] sampai selesai menyemburkan semua spermanya ke dalam rahim [Nida]. tidak lama kemudian, rupanya pak Dwi juga merasakan dia akan mencapai orgasmenya lagi yang kedua. Dengan sigap, dia pun melepaskan penisnya dari cengkraman tangan halus [Nida], lalu dia memposisikan tubuhnya berdiri sedikit menjongkok di atas tubuh [Nida] sambil dengan tangannya sendiri dia mengocok penisnya itu. Melihat hal itu, [Nida] pun membuka mulutnya seakan memberi isyarat kepada Dwi untuk menembakkan spermanya ke dalam mulutnya. Hingga akhirnya dia mencapai orgasmenya.
“aaaahh..saya jugaa keluaaaarr buu..aaaahhh…euuuuuhhh…aaaaahhh….eeemmhhhhh….oooooh.” racau Dwi yang merasakan orgasmenya yang kedua. Penisnya berkedut-kedut sambil menyemburkan spermanya ke bagian muka [Nida] juga ke atas tubuh [Nida]. dia sendiri tidak bisa terlalu mengarahkan dengan tepat semburan spermanya itu, ada sebagian yang masuk ke mulut [Nida], ada juga yang kena ke wajahnya, juga ke leher dan beberapa tetesan ke bagian payudaranya.
Setelah merasa penisnya sudah mengeluarkan semua spermanya, pak Roy pun mencabut penisnya dari vagina [Nida] dan duduk diatas kasur di sisi kiri [Nida]. begitu pun pak Dwi, ketika dirasakannya dia sudah mengeluarkan semua spermanya untuk kedua kalinya, dia pun memposisikan dirinya duduk juga diatas kasur di sisi kanan [Nida]. tanpa mereka sadari, dari tadi ada sepasang mata melihat persetubuhan mereka dan juga sebuah alat yang merekam persetubuhan mereka itu. Dari depan pintu dia melihat dua orang lelaki duduk di atas kasur dengan seorang wanita yang hanya mengenakan jilbab saja tanpa mengenakan sehelai pakaian di tubuhnya sedang di atas kasur dalam posisi telentang. Kedua lelaki itu tidak menyadari kegiatan mereka menyetubuhi wanita berjilbab ini dari tadi ada yang melihat dan merekam. Mereka berdua teralihkan oleh wajah dan tubuh wanita berjilbab itu yang menggoda mereka. Setelah dirasa dia sudah merekam semuanya, dia pun diam-diam pergi menjauh dari kamar dimana ketiga orang itu berada.
“haaahh..haaaahh.. duuh ga nyangka gue Dwi, bisa ngentotin bu dosen berjilbab ini.” kata Roy.
“sama Ron, gue juga ga nyangka bisa nikmatin tubuh seksinya bu Nida. hehe. makasih lho bu. Tapi ga apa-apa bu kita ngeluarin di dalem.” Kata Dwi sedikit khawatir.
“sama sama bapak-bapak, saya juga ga nyangka malam ini bisa ngerasain kontol bapak berdua, pas banget suami saya lagi pergi. Udah bosen siih sama kontol suami sayaa..hihi. ga apa apa pak Dwi, tenang aja. Kalaupun nanti hamil, pasti suami saya ngira itu anaknya, kan sebelum berangkat dia ngentotin aku dan dia ga tau juga kan bapak-bapak ngentotin istrinya malam ini. hihi. Makasih lho spermanya bapak-bapak,, duuh rahim aku kerasa penuh nih sama peju bapak berdua. Hihi.” Jawab [Nida] yang disertai senyum manis merekah di wajahnya.
“aman kalau begitu.. hehe.. sama sama bu.. makasih juga kita boleh nikmatin tubuh bu Nida yang emang udah lama banget bikin kita penasaran, ya ga Dwi hehe.”
“yoi Ron, udah gitu diijinin nembak di dalem lagi.. hehe. bu dosen emang pengertian nih. Tapi bu, sepertinya kita berdua harus pulang nih, udah kemaleman rupanya, takut dicariin istri kita nih.” Timpa Dwi.
“hmm,, suami-suami takut istri nih ahh, udah dapet enaknya ajah akuh ditinggalin.” Goda [Nida] sambil memasang wajah terlihat kecewa dan sedih. Melihat reaksi kedua lelaki tersebut yang terlihat agak tidak enak, [Nida] pun memecah keheningan mereka.
“becanda bapak-bapak. Hehe. iya ga apa apa, Nida ngerti kok. Tapi janji yaah jangan bilang siapa-siapa kalau bapak-bapak abis ngentotin akuuh. Termasuk ke aku sendiri kalau kita ketemu di jalan. Anggap aja ga pernah terjadi apa apa yaah.” Pinta [Nida].
“siap bu dosen, kita janji. Tapi kalau kita mau minta lagi boleh kan yaa bu.. hehe.” jawab Roy.
“iyaah boleh pak Roy, pak Dwi sayaaang, Nida juga suka sama kontol bapak berdua.. hihi, asal janji jangan bilang siapa-siapa, awas lho kalau sampe ada yang tau, Nida ga mau lagi ngelayanin bapak berdua. Tapi biar Nida yang ngehubungin bapak-bapak ya jangan sebaliknya, gimana?” jawab [Nida].
“iya bu ga apa apa, kita janji ga akan bilang siapa-siapa dan ga akan ada yang tahu. Hehe. iya bu siap, kita tunggu deh panggilan dari bu Nida, hehe.” kata Dwi yang lalu dia bangkit berdiri dan mulai memakai kembali pakaiannya, begitu juga dengan pak Roy. Setelah keduanya selesai memakai kembali pakaianya, keduanya pun pamit ke [Nida].
“bu dosen, kami pamit dulu ya.” Kata Dwi.
“iya bu, pamit ya,, makasih lho bu pelajarannya, kami sangat menikmatinya sekali. Hehe.” timpa Roy.
“iya anak-anak, hati-hati yaah, yuk ibu antar ke depan sekalian ibu mau.” Kata [Nida] yang lalu bangkit dari tempat tidurnya berniat mengantar kedua tamunya keluar dengan masih tetap tanpa pakaian apapun hanya mengenakan jilbab saja dan dengan sperma yang masih menghinggapi wajah juga tubuhnya, sementara itu, dia juga merasakan ada cairan yang diam-diam meleleh keluar dari vaginanya itu. Dengan santainya dia mengantar kedua tamunya itu keluar dari kamarnya. Begitu mereka bertiga keluar dari kamar [Nida], betapa kagetnya mereka melihat Kirman sedang duduk di ruang tamu rumah [Nida]. [Nida] yang sudah mengetahui adanya Kirman berpura-pura dia kaget melihatnya dan bersembunyi dibelakang kedua lelaki tersebut karena dia tidak mengenakan sehelai benang pun kecuali jilbabnya supaya tidak dicurigai oleh Dwi dan Roy.
“ma..maang Kirman.. kok mang Kirman bisa ada disini sih..?” tanya [Nida].
“i..i..iya man, lu kok bisa disini sih..?” tanya Dwi,
“saya hanya menjalankan tugas saja, kebetulan sebelum berangkat saya diminta sama pak Dedi untuk mengecek istri dan rumahnya aman, tadi di telpon sama pak Dedi katanya disuruh cek aman apa ga, karena dia was-was ninggalin istrinya sendirian, eh ga taunya, rupa-rupanya, istrinya malah sedang asyik ngentot sama pria lain, dua lagi. Maaf nih bu, bapak-bapak tapi sepertinya saya harus melapor ke yang bersangkutan yaitu ke suami bu Nida, dan ke istri bapak-bapak.” Tegas Kirman menakut-nakuti ketiganya.
“siapa yang akan percaya man, kita bertiga tinggal bilang kalau lu bohong, ngefitnah kita, beres dah, udah deh man jangan rese.” Kata pak Dwi.
“kalau pake ini, sih pasti banyak yang percaya bapak-bapak, hehe.” balas Kirman sambil menunjukkan video rekaman aksi mereka.
“eeh..eehh.. jangan donk man, jangan dilaporin ke istri – istri kita donk.” Pinta Dwi dan Roy yang secara tak sadar bicara bersamaan setelah melihat rekaman tersebut.
“hmm, enak di bapak-bapak donk,, kalau saya ga lapor saya ga dapet apa apa tapi rahasia bapak-bapak aman. Ga bisa, saya mau lapor, juga ke suami bu Nida, harus tahu.”
“eh man, jangan donk, jangan dilaporin..kita..kita kasih lu uang tutup mulut deh asal lu janji jangan laporin siapa-siapa. Lu mau berapa..?” Kata Roy.
“hmm bener nih ada uang tutup mulutnya..?? hmm kalau gitu gue minta lima belas juta per orang gimana..? bapak-bapak tahu sendiri kan saya itu banyak utang.”
“haah..?? dua belas juta,, gila apa lu man,, gaji gue aja belum sampe segitu man.” Jawab Roy.
“iya man, yang bener lah, gaji gue juga belum sampe segitu.. meres itu sih namanya.” Timpa Dwi.
“yaudah kalau ga mau, saya tinggal lapor dulu ya.” Jawab Kirman.
“eh..ehh. man.. jangan donk.” Pinta keduanya. Melihat keduanya sudah agak kelabakan, [Nida] pun akhirnya turun tangan.
“mang Kirman jangan meres gitu lah, kasian bapak-bapak ini, gimana kalau kita bicara sebentar mang mengenai uang tutup mulut ini, biarin bapak-bapak ini pulang dulu.. gimana?? Mang Kirman pasti masih kesal dan syok, tenangin dulu pikiran mang Kirman, mau yah kita bicara berdua sebentar tentang hal ini..?? gimana..?” pinta [Nida].
“iya bu saya syok, ga nyangka aja ibu ternyata kelakuannya seperti ini, hmm.. okey bu, kita bicara sebentar, tapi ga pake lama soalnya suami ibu nungguin laporan saya.”
“iya man, saya janji ga lama, kalau gitu ijinin bapak-bapak ini pulang yaa.” Pintanya.
“okey pak Dwi sama pak Roy pulang deh, nanti saya pikirin lagi nominal uang tutup mulutnya setelah berbicara sama bu Nida, ya, hehe.”
“bapak-bapak, pulang duluan gih, percayakan sama saya aja tentang jumlah uang tutup mulutnya nanti, biar saya minta Kirman ngurangin, saya juga keberatan kalau segitu.”
“bener nih bu, man..?” tanya Roy.
“iyaah percayakan sama saya yah.”
“yaudah deh bapak-bapak pulang, nanti saya pikir-pikir lagi uang tutup mulutnya, kasian juga kalau saya minta segitu ke bapak-bapak.” Kata Kirman.
“oke man, jangan tinggi-tinggi lah, kita janji ngasih uang tutup mulutnya kok, tapi jangan segitu juga ya,, tolong lah man, kita kan udah kenal lama di komplek ini.” kata pak Dwi.
“iya pak, iya,, yaudah nanti saya kabari lagi jumlah uang tutup mulutnya, bapak-bapak boleh pulang dulu sana, nanti dicariin istri-istrinya lagi.” Jawab Kirman.
“nah gitu donk, hehe, makasih man, kita janji kasih nanti. Kalau gitu bu Nida kami pamit dulu ya, tolong ya bu Nida biar si Kirman mau ngurangin jumlah uang tutup mulutnya. Kalau gitu man kita balik dulu yeeh. Tenangin dulu pikiran lu man sama bu Nida.” Kata pak Roy sambil menyunggingkan senyum pada [Nida] dan mendengar jawaba iya dari Kirman.
“iya pak Roy, saya usahain Kirman mau ngurangin uang tutup mulutnya. Tolong tutup pagarnya lagi ya pak.” Jawab [Nida] yang melihat kedua tamunya berjalan keluar rumahnya. Begitu kedua tamunya keluar dari rumahnya dan menutup pagar rumahnya, [Nida] pun lalu menutup pintu utama rumahnya dan menguncinya. Lalu dia pun melihat ke arah Kirman yang masih duduk di ruang tamunya begitu juga Kirman melihat ke arah [Nida], lalu keduanya pun tertawa kegirangan.
Bersambung…
Rookie_Fantasy
Kakak Semprot
- Daftar
- 22 Sep 2016
- Post
- 160
- Like diterima
- 134
semoga berkenan suhu-shu update tannya..
jikalau kurang dan jauh dari ekspektasi maap keun nya suhu.. namina oge nubie suhu.. hehe.. susyah soalnye bikin cerita, nyari inspirasine dan ngehubunginnya dari chapter sebelumnya,, hehe.
terima kasih sekali lagi bagi suhu sekalian yang berkenan menyempatkan waktunya baca cerita nubi yang jelek ini.
nubie juga dengan senang hati menerima kritik, saran, masukan, ide untuk cerita nubie ini.
terima kasih juga atas dukungannya terhadap cerita nubie ini suhu.
langsung ajeh nih suhu monggo mumpung masih anget. hehe.
jikalau kurang dan jauh dari ekspektasi maap keun nya suhu.. namina oge nubie suhu.. hehe.. susyah soalnye bikin cerita, nyari inspirasine dan ngehubunginnya dari chapter sebelumnya,, hehe.
terima kasih sekali lagi bagi suhu sekalian yang berkenan menyempatkan waktunya baca cerita nubi yang jelek ini.
nubie juga dengan senang hati menerima kritik, saran, masukan, ide untuk cerita nubie ini.
terima kasih juga atas dukungannya terhadap cerita nubie ini suhu.
langsung ajeh nih suhu monggo mumpung masih anget. hehe.
Rookie_Fantasy
Kakak Semprot
- Daftar
- 22 Sep 2016
- Post
- 160
- Like diterima
- 134
Kepanjangan ya hu,, heuheu..
Maap ya suhu kalau kepanjangan,, keasyikan ngetik2 buat ngehubungin scenenya ehh ga kerasa pas selesai panjang rupanya,,hadeuuh.. haha..
marcioz
Semprot Lover
- Daftar
- 6 Jun 2012
- Post
- 216
- Like diterima
- 657
selamat datang kembali suhu
- Status
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
