Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Skandal Asmara Di balik Asrama

Status
Please reply by conversation.
Baca cerita suhu @rad76 ngeri ngeri sedap, ngeri karena affair yang terjadi belakangan sempat bikin kaget, hadi dengan julia, gaby dng ronald, trus coming soon ronald sama tina, tapi sedap karena bisa bikin :konak: hehe yang pasti mantap suhu:beer:
 
Baca cerita suhu @rad76 ngeri ngeri sedap, ngeri karena affair yang terjadi belakangan sempat bikin kaget, hadi dengan julia, gaby dng ronald, trus coming soon ronald sama tina, tapi sedap karena bisa bikin :konak: hehe yang pasti mantap suhu:beer:
Makasih suhu dodikdinata.... maaf agak telat ane update.... maklum sedang kurang enak badan, tapi sudah ane beresin part 22 nya.... semoga suhu berkenan membaca ulang part 22.
 
Bukan tina udah ngambil pil kb ya?
Kurang detail suhu bangkaim ternyata, kan itu termasuk rencana tina buat pura2 menikmati seks dengan ronald, tujuan tina mengambil dvd itu biar nggak di salah gunakan ronald utk menjatuhkan hadi dan julia. Tina org nya cerdas suhu....
 
Oh...besar pengorbanan Tina & Hadi

Julia...oh Julia
Iya suhu, nanti ada saat nya mereka akan bahagia. semoga masih berkenan mengikuti cerita ini...
 
itu dvd nya berhasil diamankan tina kah? atau masih belum?
coba suhu diokurniawan69 berimajinasi kira2 ronald apa semudah itu percaya sama tina?.... pasti bingung kan....biar jadi twist aja suhu...seorang yang licik mesti dilawan dengan kelicikan, nanti akan terjawab gimana cara melawan dan menjerst ronald sehingga jatuh...
 
Untuk part 23 seperti nya lebih banyak cerita ke tokoh herry, pernikahan nya dll, juga konflik kecil beberapa tokoh yang ada, biar tidak tegang heheheh....kayak sinetron aja ya....
 
Mantep hu.. keren euy bikin ceritanya, jd berasa ikut ad ddlmnya.. lanjut terus.. usahain sampe tamat yh hu.. hehehe
 
Mantep hu.. keren euy bikin ceritanya, jd berasa ikut ad ddlmnya.. lanjut terus.. usahain sampe tamat yh hu.. hehehe
Makasih suhu newbieceriwis atas apresiasi nya, ane usahakan kisah ini sampai ending... thanks atas support nya...
 
PART 23

Tangerang, 2 November 2005... Di ruangan kerja manajer QC....

Pov Herry


Siang itu aku duduk bersantai, kerjaan ku sudah ku bereskan tadi karena aku orang nya tidak mau menunda-nunda pekerjaan, saat sedang santai aku kembali terkenang dengan ibu marissa tan, wanita karir yang ternyata begitu menggetarkan hati ku, separuh hati ku ada nama nya karena di rahim nya saat ini ada calon bayi kami yang akan lahir beberapa hari lagi, sempat aku call suami nya menanyakan rissa dan jabang bayi nya, dan ko yohan dengan ramah memberitau bahwa saat ini sedang masa siaga (siap, antar, jaga) motto yang biasa di dengungkan beberapa waktu lalu oleh departemen kesehatan RI.

Sejak kami pertama kali melakukan 3some, hubungan kami bertiga seperti layak nya keluarga, ko yohan tidak pernah cemburu bahkan ia dengan senang dan bahagia jika aku bisa membuat rissa istri nya puas, aku yang notabene nya adalah selingkuhan rissa jadi merasa malu sendiri belum pernah ada suami yang begitu mencintai istri nya seperti ko yohan, ia rela membagi pada lelaki lain untuk menggauli istri nya.

Drrrrttt....Drrrrtttt.....Drrrrtttt.....

Hp ku berbunyi dering tanda ada notif pesan sms masuk ke hp ku, dan setelah ku lihat tertera nama ko yohan yang mengirim pesan.
from : ko yohan
"mas herry, kamu bisa ke RSB.Harapan Bunda sekarang? Rissa mau melahirkan! Ia ingin kamu dan koko mendampingi nya"
Mendapat pesan sms itu seketika aku segera membalas pesan sms ko yohan.
to : ko yohan
"ok sekarang aku otw ko, tolong jagain rissa ko"
5 menit kemudian ko yohan balas sms ku.
from : ko yohan
"iya, hati-hati mas di jalan, kamu jangan khawatir koko akan jagain rissa kok"
to : ko yohan
"thanks ko, salam buat rissa bilang aku sedang otw"
Segera aku menghubungi salah satu supervisor ku di tim QC ku yang kuanggap senior dan dapat menghandle kerjaan ku melalui line telpon intern pabrik.

"Selamat siang pak herry". Ucap suara wanita di ujung telepon sana.

"Siang bu novi, tolong nanti handle semua kerjaan saya, barusan pihak pusat call minta saya ke kantor pusat sekarang, dan kalo ada masalah urgent bu novi langsung koordinasikan sama pak hadi, mengerti bu?".

"Iya pak, saya mengerti".

"Ok kalo begitu saya pamit bu, hp saya standby bisa ibu hubungi saya kalo memang darurat".

"Ok siap pak".

Tak lupa pula aku kabari pak hadi bahwa aku otw ke jakarta menemui ibu marissa tan. Pak hadi sangat faham dan tau hubungan gelap ku dengan rissa sampai ia hamil dan ia tempat ku berbagi cerita, dan beban selama kami bekerja di PT. IGL.
.
.
.
4 jam kemudian....
.

download_7.jpg

ilustrasi
Aku telah sampai di Rumah Sakit Bersalin Harapan Bunda setelah sebelum nya ko yohan memberikan no. kamar ruangan rissa istri nya berada. Sesaat aku memandang nya mata ku berkaca-kaca mau menangis melihat perjuangan ia melahirkan anak kami.

Rissa melambaikan tangan nya memberi kode untuk mendekat.

"Mas aku kangen kamu, doain lancar operasi nya", bisik nya di telinga ku.

"Iya sayang, kamu mesti kuat demi aku, ko yohan dan anak kita, mas pasti doakan kamu", ucap ku membisiki nya lalu mencium kening nya memberikan semangat pada nya.

"Makasih mas ku, rissa bahagia di dampingi dua orang yang berarti dalam hidup rissa".

Beberapa saat kemudian datang 2 orang suster yang akan membawa rissa ke ruang operasi, menurut keterangan ko yohan rissa sangat riskan kalo melahirkan secara normal dan diambil lah jalan operasi cesar.

Salah satu suster yang datang menghampiri dan mengatakan pada rissa,"Ibu marissa, Apakah ibu sudah siap?".

"Siap sus". Jawab rissa mantap.

"Bapak-bapak hanya boleh mengantarkan sampai ke pintu operasi, maaf ini merupakan peraturan rumah sakit". Ucap suster tersebut.

Aku melihat ko yohan meminta ijin mengantarkan rissa sampai ke pintu operasi dan ko yohan mengangguk, lalu mengenggam erat tangan rissa sambil mengikuti laju ranjang rissa yang didorong oleh kedua suster tersebut hingga sampai ke pintu operasi.

"Tunggu sebentar sus". cegah ku saat mereka mau mendorong ranjang rissa ke dalam ruang operasi.

Aku mengecup kening rissa beberapa detik dan membisiki nya, "i love you rissa, kamu mesti sehat kembali bersama anak kita".

Rissa tersenyum dan mengangguk, "i love you too mas herry, rissa kuat kok demi kamu dan anak kita, doain rissa mas ku sayang".

"Mari pak, sudah waktu nya, dokter dan paramedis sudah bersiap di dalam, permisi pak", ucap salah satu suster menyudahi romantisme kami saat itu.

Aku dengan gelisah mondar mandir di depan pintu ruang operasi, ko yohan yang melihat ku sesekali meminta ku bersabar dan duduk, entah kenapa aku panik dan tidak tenang padahal mesti nya ko yohan yang harus nya lebih khawatir dan panik.

15 menit berlalu, 30 menit terlewati, 1 jam telah terlampaui, aku harap-harap cemas seperti layak nya orang yang duduk di kursi pesakitan sedang menunggu vonis hakim.

Hingga ada sesorang suster keluar dari ruangan operasi, aku hendak menanyakan kondisi rissa tetapi segera di tahan ko yohan dan ia bilang, "mas sampe segitu nya kamu khawatir dengan rissa, aku salut sama kamu mas, benar apa yang dikatakan rissa kamu tulus menyayangi dia".

Mendengar ko yohan bicara seperti itu aku terdiam dan termangu, "apakah sikap ku barusan menyinggung perasaan nya sebagai suami sah rissa?".

"Maaf ko, jika apa yang barusan koko lihat, jujur ko aku khawatir dengan rissa di dalam".

"Iya koko maklum dan bisa mengerti kok, biar bagaimana pun kalian terikat batin karena ini anak kalian berdua, koko bersyukur rissa hamil dari benih mu mas, kamu jangan sungkan sama koko, rasa sayang koko sama rissa dan anak kalian tidak akan berubah".

"Makasih ko, aku titip anak ku pada mu ko, aku percaya koko pasti menyayangi rissa dan anak nya".

Ceklek....Kriiiieeettt.....

Pintu kamar operasi terbuka dan beberapa orang berpakaian putih-putih beserta suster keluar ruangan operasi.

Salah satu dokter yang menangani operasi memanggil suami rissa, seketika ko yohan maju dan mendekati dokter itu, entah apa yang dibicakan dokter dengan ko yohan, tetapi dari raut wajah ko yohan selalu tersenyum dan bahagia, aku bersyukur dalam hati semoga kabar dari dokter adalah kabar yang baik dan setelah dokter itu selesai berbicara dan pamit pada ko yohan.

Ko yohan mendekati ku dan kembali duduk lalu ia mulai bicara apa yang ia dengar dari dokter barusan.

"Mas herry kita akan jadi papa, rissa sudah melahirkan, anak nya dan rissa dalam keadaan sehat, anak mu perempuan her".

"Yang benar ko, alhamdulillah", ucap ku memanjatkan rasa syukur ke hadirat ilahi.

"Tapi saat ini rissa dan bayi nya masih dalam pemulihan, kita disuruh bersabar dan menunggu, nanti kalo sudah kuat mereka akan dibawa ke ruangan rawat inap", ucap ko yohan menambahkan dari penjelasan dokter tadi.

"Iya ko, maaf ko yohan boleh kah aku mengazankan dan mengkomat kan anak ku ko, maaf bukan bermaksud apa-apa ini sebagai bentuk kecintaan saya pada anak ku, dalam keyakinan ku, apabila lahir mesti di adzani dan di iqomati".

"Boleh mas, kamu jangan khawatir, aku mengerti mas".
.
.
.
images_50.jpg

ilustrasi rissa dan bayi kami
Aku dan ko yohan saat ini sedang menuju ruang rawat inap setelah diberitahu oleh suster bahwa rissa dan bayi nya telah dipindahkan ke ruang rawat inap, sebelum masuk kami memastikan dulu benar apa tidak no***angan rawat inap sesuai yang diberitahukan oleh suster, sempat aku mengintip ke dalam dan aku tersenyum bahagia melihat rissa sedang memperhatikan bayi nya tersebut dengan tatapan bahagia.

Ceklek....Kriiettt....

Kami berdua masuk ke ruangan tersebut, rissa melihat kami berdua dengan tersenyum dan bahagia, ko yohan menghampiri rissa sementara aku menghampiri bayi perempuan yang lucu dan cantik seperti ibu nya.

Sesaat aku memandang rissa dan ko yohan dan mereka seperti tau apa yang ingin ku lakukan, aku menggendong nya, kemudian berkumandang suara adzan di telingan kanan nya setelah selesai ku iqomat kan di telinga kiri putri ku.

Setelah selasai mengadzankan dan mengiqomatkan putri ku, lalu aku membawa nya ke ko yohan dan meminta nya untuk menimang nya.

"Ko... mau gendong?", ucap ku sambil menyodorkan bayi yang mungil dan masih berwarna merah pada ko yohan".

"Makasih mas", ucap ko yohan tersenyum bahagia saat menerima bayi perempuan ku.

"Mas sini!", panggil rissa manja.

Aku mendekati rissa yang sekarang sudah bisa menyender, ku cium kening nya sebentar, rissa nunjuk bibir nya pertanda ia ingin di cium bibir nya.

Aku mencium bibir nya dan ia menerima ciuman ku, beberapa detik ciuman itu terasa memabukkan dan mengingatkan kembali pada kisah asmara kami berdua.

"Ehem", suara deheman ko yohan menyadarkan kami berdua yang sempat hanyut terbawa suasana.

Kami berdua tertawa, ko yohan geleng-geleng kepala lalu ia membaringkan kembali bayi kami ke tempat asal nya.

"Ingat ma, ini di rumah sakit". Ucapnya beralasan.

"Iya pa, maaf mama kangen sama mas herry".

"Nggak apa-apa sayang pa ngerti kok".

"Pa, sini pa kita sebaik nya rundingin nama anak kita bertiga!".

Ko yohan mendekat lalu ia duduk di sisi kanan sementara aku di sisi kiri nya, lalu ia mulai menanyakan ke aku terlebih dahulu.

"Mas herry punya nama apa buat anak kita?".

Aku mikir dan beberapa detik muncul nama yang ingin ku pakaikan pada bayi perempuan ku, "ANNISSA", artinya wanita dalam bahasa arab jawab ku singkat.

"Wow bagus mas nama nya", ucap nya.

"Kalau papa mau kasih nama apa pa?", tanya rissa pada suami nya.

"Apa ya.......? Oh iya JELITA aja ma, supaya anak kita cantik jelita seperti mama nya",

"Bagus pa nama nya, kalau mama apa ya yang bagus buat anak perempuan kita ya pa?", ucap rissa berpikir sejenak.

"PUTRI, aja pa, mas, itu yang terpikir di otak mama".

"Bagus nama nya ma, kalau digabung ketiga nama itu bisa JELITA ANNISA PUTRI atau.....". ucap ko yohan terdiam sesaat.

"ANNISSA PUTRI JELITA", sambung ku.

"Nah itu bagus pa yang barusan di sebut mas herry, ANNISSA PUTRI JELITA". Sahut rissa sumringah.

"Iya papa setuju". Ko yohan mengiyakan usulan ku.

"ANNISSA PUTRI JELITA artinya wanita cantik bagai seorang putri".

"Kalian berdua memang istimewa". Ucap rissa sambil tangan kiri nya menggenggam tangan ku, dan tangan kanan nya menggenggam tangan suami nya.
.
.
.
5 jam aku berada di rumah sakit bercengkrama dengan rissa dan suami nya, aku lalu menyerahkan 1 lembar surat undangan pernikahan pada pasangan suami istri tersebut.

Rissa membuka surat undangan pernikahan ku, terlihat mata nya berkaca-kaca seakan ada kecemburuan di hati nya, saat suami nya melihat istri nya mau menangis, ko yohan lalu merangkul istri nya ke pelukan nya.

"Aku berharap sekali ko yohan dan rissa bisa menghadiri pernikahan ku, jujur kalian itu sudah jadi bagian hidup ku ko, ris?".

"Iya mas, semoga saja rissa sudah kuat berpergian jauh, nanti kalo nggak bisa paling ko yohan yang mewakili, selamat ya mas kamu telah menemukan tambatan hati mu".

"Ma, kamu cemburu...! Mas herry mau menikah itu pilihan nya ma, kamu mesti nya bahagia mas herry menemukan wanita yang tepat". Bisik suami nya takut menyinggung perasaan ku.

"Enggak pa, mama bukan nya cemburu tetapi justru mama bahagia karena mas herry dapat istri yang akan mengurusi nya nanti". Jawab rissa berbisik ke suami nya.

"Nah gitu ma, papa bangga sama mama, papa berharap kita dan mas herry nanti nya menemukan kebahagiaan nya masing-masing".

"Eh iya hampir lupa, aku boleh minta satu permohonan sama ko yohan". Ucap ku mengalihkan omongan mereka karena menyangkut tentang pernikahan ku.

"Katakan saja mas, jangan sungkan".

"Jangan jauhkan aku dengan annissa, biarpun annissa bersama kalian tolong tetap beritahu aku perkembangan nya, biar bagaimana pun aku juga ayah biologis nya ko".

"Tenang mas herry! Untuk hal itu aku pastikan kamu tetap ayah kandung annissa, itu tidak bisa di ganggu gugat, dan percayakan pada koko, annissa akan tau siapa ayah kandung nya sebenar nya?".

"Ok kalo gitu aku pamit dulu ya rissa ko yoha, tadi aku hanya ijin cuma ke kantor pusat nanti kita telpon-telponan saja ya".

"Mas peluk....!", ucap rissa manja.

"Ko....! Lihat ko istri koko makin genit saja godain calon suami orang", canda ku pada rissa istri nya.

"Baru tau kamu mas, emang gitu sifat asli nya, manja walaupun usia nya lebib tua dari kamu, sudah turuti saja ibu anak mu itu, nanti ngambek dia, hehehehe".

Aku memeluk rissa, ia membisiki ku,"mas herry sayang, ingat ya jangan nakal, kalo mau nakal cuma sama rissa saja, jangan lupain rissa dan annissa anak kamu, kangen sama kontol kamu mas".

"Hush ngaco kamu rissa, kalo kamu nggak sedang melahirkan sudah mas terkam dari tadi bikin sange mas, kontol mas sampe sakit saking tegang nya".

"Kacian kalo nggak sedang cakit pasti di sepongin kontol mas, jangan lupa cium anak kamu dulu mas".

"Iya sayang, udah ahh nggak enak suami mu", ucap ku lalu mencium kening nya.

Aku kemudian mendekati box bayi kami, annissa puti jelita nama yang kami berikan bertiga, seorang bayi perempuan yang cantik, secantik ibu nya, ku gendong sebentar dan membisiki nya,"nak, semoga kamu kelak menjadi gadis cantik yang sayang mama, papa dan ayah mu ini, tolong kamu nurut sama mama dan papa mu, ayah akan selalu mendoakan mu supaya sehat dan tumbuh menjadi anak yang cerdas, sehat, cantik dan bermanfaat buat semua orang".

Kemudian ku cium kening bayi perempuan ku, dan kuletakkan kembali ke box bayi tersebut".

"Ko yahan, rissa, aku pamit ya, balik lagi ke tangerang malam ini".

"Iya mas herry", jawab ko yohan singkat.

"Hati-hati di jalan mas, salam buat karyawan di sana ya mas", ucap rissa.

----¤¤¤¤¤----
Lanjutan nya dibawah........
 
Terakhir diubah:
Lanjutan nya.....

Konsep_fotografi_hunting_Foto_model_Hijaber_5.jpg
Rosmala Dewi (Mala)
Pov Mala

Jakarta Selatan...... Rumah kediaman orang tua lidya saraswati....

Malam itu aku dan rahma di tempatkan di kamar tamu yang sama, rahma adalah sahabat ku yang punya keyakinan yang sama dengan ku, dia wanita hijaber yang tergabung di komunitas hijab indonesia, pembawaan nya lembut, ceria, bisa menjadi pendengar dan sahabat terbaik. Malam itu kami berdua banyak bercerita mengenai sosok ikhwan (lelaki) yang disukai, aku cerita sama rahma mengenai sosok tunangan ku Satrio Pratama Adi (Rio).

Jujur akhir-akhir ini aku malah jadi mikirin rio, uda rio biasa aku memanggil nya sekarang kuliah di fakultas kedokteran UI di depok, dan ia ngekost di dekat daerah kampus nya, sejak kejadian waktu itu uda rio jadi bisa menghargai ku, pernah aku ke jakarta saat aku kangen sama kakak ku ia dengan rela dan tulus menjemput ku di terminal dan mengantarkan ku ke kontrakan kakak di daerah jakarta selatan.

"Apa sebaik nya aku sms uda rio saja ya?". gumam ku.

Akhir nya aku memberanikan diri mengirim pesan sms ke uda rio, karena akhir-akhir ini aku selalu kepikiran diri nya dan beberapa hari lalu ia sempat bilang sedang demam, tapi karena aku di pabrik sedang banyak kesibukan maka aku hanya bisa berbalas sms saja memberikan ia semangat untuk sembuh dan menyelesaikan study nya.

to : uda rio
"assalamualaikum wr.wb, uda apa kabar?"
Lama aku menunggu pesan yang ku kirim kan di baca dan di balas nya hampir 30 menit kemudian ada balasan sms dari uda rio.
from : uda rio
"waalaikum salam wr.wb, dik. Alhamdulillah sehat, adik mala apa kabr nya? Maaf tadi uda sedang keluar makan malam, nggak sempat buka dan baca karena sedang nyetir, ada apa dik?".
Aku membaca pesan nya, "apa yang mesti ku jawab, alasan apa ya?duh kok jadi salting gini, biasa nya cuek saja aku dengan uda rio". Gerutu ku dengan suara nyaris tak terdengar.
to : uda rio
"Alhamdulillah sehat adik da, pengen sms-an uda saja, uda rio kangen nggak sama adik, akhir-akhir ini jarang sms atau telpon adik, apa uda tidak sayang lagi sama adik?".
Setelah mengirim sms ke uda rio, aku sempat mikir kok kaliamat ku seperti orang yang kasmaran, aduh mala kok kamu jadi kayak murahan, gengsi dikit lah jadi perempuan". ujar batin ku.
from : uda rio
"uda rio kangen lah sama dik mala, cuma uda sadar kalo kita belum muhrim dik, uda nggak mau kayak teman-teman uda yang berpacaran bebas, maafin uda tempo hari sudah khilaf kebawa nafsu".
"Aduh kok jawaban uda seperti itu, apa ia masih merasa bersalah? Tapi aku senang kok bisa bikin uda rio sadar dan bisa bersikap dewasa, semoga kamu yang terbaik dikirim kan Allah untuk ku". Aku membatin.
to : uda rio
"uda hari sabtu ada acara nggak? Bisa nggak main ke kontrakan adik, adik pengen jalan-jalan tapi malas kalo main melulu ke jakarta, kita main ke puncak bogor da".
"Loh malah aku ngajakin jalan, aduh mala kamu ini kok sekarang malah godain cowok", oceh ku sendiri dalam hati.
5 menit kemudian uda rio balas sms.
from : uda rio
"serius dik mala mau ngajakin uda jalan-jalan, wah asyik nih kebetulan uda sedang nggak ada jadwal kuliah minggu depan soal nya habis UAS dik, mau pulang ke padang malas cuma 1 minggu nanti balik lagi ke jakarta, jadi uda jemput ya sabtu nanti".
to : uda rio
"Iya uda, sekalian adik kenalin sama teman-teman satu kontrakan, eh iya lupa kabar papa mama uda di kampung gimana? Adik malu soalnya kalo nelpon mereka, digodain mulu sama papa mama kamu da".
from : uda rio
"Alhamdulillah sehat dik, barusan semalam uda telpon-telponan sama mama, wajar aja dik mereka sudah anggap kamu anak mantu mereka apalagi uda anak tunggal, kalo saja uda nggak kuliah di kedokteran sudah merak minta aku nikahin kamu dik, udah ngebet pengen punya cucu papa dan mama".

Rahma yang melihat ku senyum-senyum melihat hp geleng-geleng kepala, "mala kalo kangen bilang saja kangen, dengan tunangan sendiri kok kaku benar kalian, hehehe", sindir rahma.

"Kirain kamu sudah tidur ma, hehehe ia ma, aku emang seperti ini kakuan dan malu kalo ngomong sayang-sayangan takut kebablasan kayak orang lain", ucap ku membalas sindiran rahma.

"Kan yang jalani kalian, yang penting ingat batasan nya saja mala sayang, kalo kamu kayak gitu bisa-bisa uda kamu di samber orang, hahahaha".

to : uda rio
"sabtu depan ya da, kita jalan-jalan ke puncak, mala kangen suasana kampung kita di padang, mala kangen sama uda rio, uupss".

"Tuh kan jadi balas sms nya gini ma", ucap ku menunjukkan ke rahma sahabat ku.

"wkwkwkwkw.... kamu polos amat mal, wajar kalimat nya itu mah, kecuali kalo kamu minta di cium dll yang menjurus ke mesum itu baru salah, aduh mala". Ucap rahma sahabat ku yang tertawa melihat kepolosan dan kekakuan ku dalam berinteraksi dengan tunangan ku.

"Bisa aja kamu ngeledekin mala, dah ah tidur sana jangan ganggu orang pacaran", ucap ku membalas candaan rahma dengan pura pura ngambek.

"Wah ngambek nih cerita nya, ampun nyonya rio rahma nggak maksud bikin kamu kesal, duluan ah siapa tau dalam mimpi rahma ketemu pangeran hehehe", celoteh rahma.

tiba-tiba hp ku kembali bergetar...

from : uda rio
"iya dik mala, uda jemput kamu di kontrakan, met bobok ya, i love you mala".
Aku segera balas saja sms nya seperti yang dibilangin rahma inj masih wajar kalo sayang-sayangan di hp.
to : uda rio
"Iya uda, adik juga udah ngantuk, met bobok uda sayang, i love you too uda rio".

Deg-degan rasa nya setelah kirim sms sayang-sayangan seperti itu, tapi memang membuat kita semakin mencintai pasangan kita kalo kita bisa bersikap romantis, semoga uda tetap menganggap ku baik di mata nya bukan sebalik nya, lalu aku mulai menarik selimut dan berusaha memejamkan mata,"selamat malam uda rio", gumam ku sambil memejamkan mata.
.
.
.
Tangerang, sabtu, 12 September 2005.... di kontrakan.....

Subuh dini hari aku sudah bangun dan segera mandi lalu melanjutkan ibadah sholat subuh, ada keceriaan yang kurasakan hari ini saat akan ketemu dengan tunangan ku SATRIO PRATAMA ADI lelaki yang sekarang mengisi hati ku.

Selepas melaksanakan ibadah wajib, aku merapikan tempat tidur biar nyaman, dan bersih saat sedang berberes-beres ada notif pesan masuk di hp ku.

from : uda rio
"uda otw ke tangerang, kangen biar cepat ketemu bidadari uda".
Aku tersenyum membaca pesan sms dari nya lantas dengan spontan ku balas detik itu juga.
to : uda rio
"hati-hati di jalan pangeran ku".
Entah kenapa aku sekarang sudah mulai membuka diri dengan uda rio, sekarang malah aku bisa menikmati yang nama nya kasmaran dan jatuh cinta, benar apa yang dibilangin rahma waktu di rumah lidya, bersikap romantis sama tunangan asal tau batasan nya, makin bersemangat aku menyambut hari ini.

Aku keluar kamar ku berencana membuat sarapan pagi, ingin rasa nya aku membuatkan masakan spesial buat uda rio, dan segera bergegas ke dapur. Saat aku memasuki dapur ku lihat tina sedang melamun, "ada apa ya sama tina, tidak seperti biasa nya dia melamun sejak kepergian pak hadi ke bogor sikap nya jadi banyak melamun, sebaik nya ku tanyakan saja siapa tau aku bisa membantu nya?", celoteh ku dalam hati.

"Tin...Tina kok melamu!". Ucap ku pelan sambil mendekati nya dan menepuk pundak nya dengan pelan.

"E...Eh mala, nggak kok sedang malas saja nih". Sahut nya kaget saat aku memergoki nya sedang melamun.

"Maaf nih tin, kalo boleh tau ada masalah apa tin?".

Fiuh...Tina menarik nafas, lalu ia menceritakan mimpi nya semalam yang sangat tidak enak menurut ku.

Aku berusaha menghibur dan menenangkan hati nya yang sedang galau, "tin, gimana kalo kamu bantuin mala bikin sarapan, kita masak buat rame-rame, mengenai mimpi itu sebaik nya jangan terlalu dipikirkan, kamu berdoa saja buat hubungan kamu dan pak hadi supaya baik-baik saja dan langgeng sampai kalian menikah, aku senang kok kamu dan pak hadi pacaran kalo perlu sampai kalian menikah, kalian pasangan yang serasi".

"Makasih mal, yuk kita bikin sarapan! Mau masak apa nih?", ucap tina bersemangat dan berusaha melupakan mimpi nya.

Aku tersenyum melihat ia sedikit banyak bisa melupakan sebentar mimpi dan kegaluan hati nya dan kami mulai bermasak ria bergulat dengan kompor, wajan, minyak, tau lah pasti untuk kaum perempuan.
.
.
.
30 menit kemudian....

Sarapan yang ku buat bersama tina sudah tersaji di meja makan, ada senyum kebahagiaan di wajah ku dan keceriaan di wajab tina melihat hasil masakan kami yang tercium wangi dan menggoda, simpel dan gampang kok, omelet, telur dadar, roti panggang beserta selai coklat diatas nya ditambah teh manis.

"Bentar biar tina saja yang panggil cintya, dan rahma, oiya lidya semalam nggak pulang ke kontrakan apa ia pulang ke jakarta mal".

"Wah nggak tau juga tin, soalnya aku semalam kecapean dan terus langsung tidur cepat, mungkin cintya dan rahma yang tau, yaudah buruan panggil mereka takut makanan nya dingin jadi kurang enak".

Setelah berkumpul di meja makan kami mulai sarapan pagi ini dengan penuh canda, terkadang ada hal-hal baru yang ku tau dari obrolan kami, semua terasa cair persahabatan dan kehangatan membuat aku betah kerja dan ngontrak rumah bersama mereka.

"Dengar-dengar ada yang sedang kasmaran nih, habis dari rumah lidya muka nya senyum mulu", sindir rahma yang memperhatikan mimik wajah ku.

"Yang benar ma, siapa ya?", ucap cintya antusias menanggapi omongan rahma.

"Ada deh, saat ini sedang nunduk dengan wajah yang bersemu merah". Ucap rahma memandang ku yang dengan sindiran yang halus.

"Mala", sahut cintya.

"Ih rahma, kamu ya awas nanti gantian ku ledekin kamu habis-habisan".

"Aman kok kalo rahma mah, untuk saat ini, i'm single", sahut rahma terkekeh.

"Hahahahaha....", tawa kami bertiga meledak mendengar rahma berbicara seperti itu.

"jomblo aja bangga", celetuk cintya.

"Hahahaha....", kami berlima tertawa lepas.
.
.
.
Jam 7.00 wib.... di tempat yang sama....

Tok...Tok...Tok...

"Assalamualaikum wr.wb". ucap seorang pria berkacamata mengucapkan salam di depan pintu.


"Waalaikum salam wr.wb ", aku menjawab salam dari dalam rumah dan segera membukakan pintu.

"Uda....!", ucap ku mendapati pria yang berdiri gagah di muka pintu.

Aku berdebar saat bertatapan dengan nya, "makin ganteng dan gagah kamu da", puji ku dalam hati.

"Masuk dulu da, nanti ku kenalkan sama teman-teman kontrakan adik".

Aku mempersilahkan uda rio untuk duduk di ruang tamu, "uda sudah sarapan? Tadi mala bikin sarapan pagi kalo uda mau yuk ke meja makan saja".

"Malu dik sama teman-teman kamu, biar disini saja uda nya", jawab nya sopan.

"Yaudah nanti adik bawain kesini saja ya sarapan nya, dan nanti kalo ada teman-teman adik jangan di masukin hati mereka suka bercanda da".

Aku segera mengambilkan minuman dan makanan buat uda rio, saat aku mau melangkah ke meja tamu rahma datang dan ikut membantu membawakan nampan, "kamu temanin saja pangeran mu, kalo di cuekin nanti malah diambil cintya loh", canda rahma.

"Cintya sudah ada yang punya, apa jangan-jangan kamu sendiri ya ma, hehehehe bercanda ma, nggak kan ku lepas pangeran ku", ucap mala dengan senyum yang lebar dan tawa bahagia.

Aku dan rahma menemui kembali uda rio, setelah menyiapkan minuman dan makanan buat nya. Dan aku memperkenalkan rahm pada uda rio.

"Uda, kenalin ini teman satu kontrakan adik, disini kami berenam da", ucap ku memperkenalkan rahma sama uda rio.

"Rio aja dik", ucap nya memperkenalkan diri menepakkan tangan tanda salam tanpa bersentuhan sama sekali.

"Rahma", ucap sahabat ku memperkenalkan diri nya.

"Mal, aku ke kamar dulu ya, nanti malah ganggu kalian kalo lama-lama ikut nimbrung", ucap rahma pamit meninggalkan aku dan uda rio di ruang tamu.

"Dimakan da, itu buatan adik, kalo nggak enak maafin ya".

Uda rio mulai makan makanan yang tadi ku buat bersama tina, dan dengan senyum sumringah ia melahap nya dengan senang.

"Enak dik, beneran nih kamu yang masak semua, apalagi ini omelet nya seperti masakan dari cafe-cafe", ucap nya memuji masakan ku.

Cintya, dan tina datang menemui kami berdua, sambil melirik ku seolah bertanya siapa lelaki yang sedang ngobrol bersama ku.

"Cowok ini toh yang bikin teman ku mala kasmaran", seloroh cintya membuat aku cemberut seketika.

"Kenalin da, ini cintya, dan ini tina", ucap ku pada uda rio tunangan ku.

"Rio tunangan nya mala". ucap nya mengenalkan diri pada cintya dan tina.

"Yaudah, kami ke kamar dulu, maafin cintya tadi cuma bercanda, selamat berpacaran hehehhe, yuk tin", ucap cintya mohon undur diri dari ruang tamu.

Cintya dan tina berbalik badan kembali ke kamar mereka masing-masing, aku dan uda rio kembali terdiam, kami berdua masih kaku dan belum terbiasa romantis-romantisan tetapi sedikit-sedikit sudah mulai bermekaran cinta di hati kami berdua. Kami hanya bertatapan saling melempar senyum dan hanya saling mengagumi.

"Eh iya, jam berapa mau berangkat ke puncak nya dik".

"Sekarang saja ya da, biar nggak kemalaman kita pulang nya, sebentar adik ganti pakaian dulu".
.
.
.
Puncak bogor jawa barat, jam 15.00 wib.....

Akhir nya sampai juga di puncak bogor, suasana alam nya memang mengingatkan kami berdua dengan suasana kampung halaman kami, daerah yang sejuk, hamparan kebun teh, villa-villa yang bertebaran di sekitar nya dan yang membuat ku betah ada lelaki yang mendampingi ku, memberi senyum nya, mengulurkan tangan nya saat aku mau turun dari mobil, mau naik dan turun ke kebun teh, semua itu membuat aku terkesan, terkenang dan teringat.

Puas menikmati hawa sejuk nan menyegarkan sambil berkeliling di kebun teh PT. Perkebunan Nusantara perusahaan milik negara di bawah departemen pertanian RI.

Uda rio ternyata sosok yang perhatian, di sapu nya peluh di kening ku dengan tisu, di seka nya saos yang menempel di sudut bibir ku, hal-hal kecil menurut sebagian orang tetapi sangat berkesan karena dilakukan dengan tulus.

Rasa nya hari begitu terasa cepat hingga tak terasa hari mulai sore, dari kami yang jalan-jalan jam 15.00 wib tidak terasa cuaca berubah menjadi malam, jarak mobil kami yang kami titipkan di villa dengan kami berada saat ini lumayan jauh hampir 2 km, hamparan kebun teh sudah tak terlihat karena gelap, entah karena cuaca nya yang ektrem tiba-tiba hujan turun cukup deras, kami berdua berlarian mencari tempat bertedu yang tidak juga kami temukan, uda rio sebisa nya tetap tenang walaupun kami berdua sudah basah kuyup kehujanan, dia memegang tangan ku erat biar aku merasa tenang dan tidak takut menghadapi situasi saat ini.

Kami berdua nekat menerobos hujan, berniat kembali ke villa dan mobil kami, cuaca malam yang dingin ditambah dengan baju kami yang basah kuyup.

"U...Uda.... Adik kedinginan da....!", ucap ku dengan bibir bergetar dan tubuh menggigil.

"Sabar dik sebentar lagi sampai villa", ucap nya menenangkan dan memberi semangat pada ku.

"Ngg...Nggak kuat lagi da....adik nya", ucap ku semakin lemah karena dingin yang serasa merasuk tulang-tulang ku.

"Uda gendong ya biar cepat sampe di villa, kamu pegangan yang kuat di belakang".

Aku mengangguk mengiyakan, uda menggendongku dan aku memeluk pundak nya seerat mungkin dan tak sadar mata ku terpejam.

"Dik....dik....Bangun!", ucap nya membangunkan aku yang terpejam tak sadar, mungkin kah aku pingsan saat itu.

Samar-samar aku melihat laki-laki gagah berkacamata begitu khawatir dengan kondisi ku ia mengusap-usap telapak tangan ku yang terasa dingin, terasa ada aliran panas yang dialirkan tangan nya pada telapak tangan ku.

"Uda..... Tubuh adik dingin da......!". Ucap ku saat aku membuka mata ku dengan jelas terlihat aku berbaring di dalam rumah di atas sofa yang empuk.

"Kamu bawa salinanan nggak dik". Ucap nya seketika menyadarkan aku bahwa pakaian ku masih lembab.

Aku menggelengkan kepala, tapi uda rio tersenyum ia membawa kantong kresek dan menyerahkan pada ku.

"Kamu pake baju uda aja, kaos dan celana training buat uda salin kalo habis ngegym".

"Tapi uda nya gimana? Nantk uda sakit gara-gara pake baju lembab", ucap ku menolak nya.

"Nggak apa-apa dik, kamu lebih butuh dibanding uda, kamu ganti baju nya di kamar nanti uda mau nyalain api di perapian biar hangat dik".

"Makasih uda". Ucap ku singkat dan bangkit dari rebahan di sofa yang sudah basah oleh pakaian ku.

"Kamu bisa sendiri kan dik", ucap nya sopan.

"Bisa uda". Jawab ku singkat.
.
.
.
Aku keluar dari kamar, ku lihat uda rio duduk di perapian tanpa menggunakan pakaian, tubuh nya yang kekar berotot karena rajin berolahraga fitnes dan gym membuat tubuh bagian atas nya terbentuk indah.

Aku berdebar dan berdesir menatap tubuh nya, entah kenapa aku malah melihat tubuh nya dengan penuh kekaguman bukan malah menundukkan kepala atau memalingkan kepala.

Baru kali ini aku melihat tubuh tunangan ku dalam keadaan setengah bugil, hanya menyisakan celana boxer dan semua pakaian nya ia sampirkan dekat perapian api unggun di dalam villa itu.

"Sini dik!", panggil nya menyadarkan aku dari rasa kagum melihat tubuh nya yang kata orang berbadan sixpack.

"Ee....Eeh....Iya da". Jawab ku tergagap.

Aku mendekati nya sambil menundukkan kepala, malu, muka ku memerah seperti udang rebus.

"Sampirkan baju basah kamu dik dekat perapian itu, biar kering dan bisa di pake lagi".

Aku menuruti omongan nya dan meyampirkan pakaian ku besert daleman nya di depan perapian itu.

"Sini dik duduk dekat uda, maaf jadi gini situasi nya",

Huacim.....
Huacim.....
Huacim.....

Uda rio bersin-bersin, tubuh nya menggigil, aku ikut khawatir dan mendekat pada nya, aku malam ini seakan lupa bahwa kami bukan muhrim tinggal berduaan di sebuah villa dalam cuaca hujan lebat.

Ke peluk uda rio untuk memberi nya kehangatan, ku tempelkan telapak tangan ku ke kening nya yang ternyata sangat dingin.

"Uda....! Gara-gara adik uda sakit, uda baring aja di paha adik". ucap ku membaring kan nya di paha ku.

Ia mengangguk dan merebahkan kepala nya di paha ku, aku mengelus rambut nya yang mulai kering setelah tadi kami berdua basah kuyup kehujanan.

"Dik, makasih ya, kamu wanita tepat buat uda, makasih uda mau jadi tunangan uda dan menerima uda, uda cinta kamu sejak pandangan pertama waktu itu, aku cinta kamu dik". Ucap nya sambil mencium buku tangan ku dengan penuh perasaan.

Aku terbuai, merasa di awang-awang, baru kali ini kami berdua dekat bahkan lebih intim dari sebelum nya, aku memberi senyum yang indah mendengar kata-kata ia barusan.

"Dik....! Boleh uda cium kamu?".

Aku mengangguk dan memejamkan mata ku, dan cuuuup.... bibir nya menyentuh bibir ku, aku hanya diam menikmati sentuhan pertama bibir lelaki pada bibir ku, firt kiss istilah anak muda sekarang ku persembahkan buat uda rio.

Ciuman yang singkat tapi membuat tubuh ku seperti dialiri oleh aliran listrik, bergetar dan menggelinjang, saat ia menarik kepala ku ke bawah aku pasrah dan diam menuruti nya, semakin memabukkan dan membuat aku terbawa hanyut, uda rio mulai membuka mulut nya mengeluarkan lidah nya, aku yang awal nya hanya diam terpaku dengan bibir yang menutup rapat tergoda untuk mengikuti apa yang ia lakukan dan dari nya aku sekarang nyaman membalas ciuman nya.

Ciumana yang lambat laun membuat ku bergelora, sudah lupa akan dosa, entah kenapa birahi ku terlecut saat ia menjilati leher dan belakang telinga ku, dengan menyingkirkan jilbab ku yang tidak bisa menutupi jenjang leher ku.

"Aahhh....uda....geli....", ceracau ku saat uda rio menghisap dan menjilati leher yang menjadi titik rangsangan untuk ku.

Seluruh aliran tubuh ku semakin kuat menuju lembah kemaluan ku, terasa basah dan lembab celana training yang ku pake, aku lupa saat ini bh dan cd ku tak terpakai hanya baju kaos dan celana training ini saja yang menutupi kehormatan ku.

"Dik....! Kamu cantik, uda sayang kamu", bisik nya di telinga ku.

Bisikan uda rio membuat aku makin larut dan pasrah, seakan aku terhipnotis, menurut dan mengiyakan perbuatan nya walaupun tanpa kata tetapi dengan sikap tubuh yang bergelinjang dan pasrah.

Uda rio membalikkan tubuh ku, kini ia berada diatas dan aku dibawah, baju kaos yang kupake membuat puting payudara ku mencetak indah di kaos nya yang di tubuh ku sedikit kebesaran.

"Oohhh.....Uda..... pelan....", lenguh ku saat tangan nya meremas payudara ku dari luar pakaian ku.

Pelahan ia mengeserkan baju kaos ku ke atas hingga terlihat jelas dua bukit kembar ku menantang indah dihadapan nya.

Ia terpana dan terkagum melihat payudara ku. Entah karena nafsu ku yang sudah naik aku justru membenamkan kepala nya pada kedua buah dada ku.

"Oohhhh.....Uda.....". Desah ku merasakan geli bercampur nikmat yang baru pertama kali ini kurasakan sekujur tubuh ku bergeliat, meliuk-liuk bagai ular piton.

Badan nya yang kekar sekarang penuh dengan peluh, keringat nya sampai menetes mengenai celana training ku, tangan uda rio mulai nakal dan bermain tidak hanya di seputaran payudara ku kini tangan nya telah mengelus paha ku dari luar hingga tangan itu pun hinggap di selangkangan ku yang terdapat organ intim yang selama ini ku jaga dari sentuhan nakal lelaki manapun.

"Uda.....!"jerit ku kaget saat tangan itu tepat berada di kemaluan ku, walaupun masih terhalang kain berbahan parasut tetapi tangan nya sangat terasa membelai dan menggelitik pusat kenikmatan kaun wanita.

"Dik.....!" bisik nya dengan suara berat karena nafsu nya yang susah untuk di kendalikan lagi.

Aku hanya memajamkan mata tidak menolak ataupun mengijinkan nya hanya berpasrah diri, deru nafas nya semakin memburu, perlahan tangan nya mulai menggusur celana ku makin kebawah dan terlihat lah kemaluan ku yang masih rapat dan tembem yang hanya terlihat garis saja kalo kaki ku di lipat.

Uda rio tidak membuang kesempatan ini, ia langsung menyerbu daerah paling sensitif di tubuh ku, kaki ku di lebarkan nya supaya ia bisa mengeksplorasi daerah itu dengan leluasa.

"Aarrrgghhh", teriak ku saat lidah nya sudah berhasil menjilati itil sebuah seukuran kacang tanah yang berada di sudut atas bibir kemaluan ku.

Karena kaki ku terhalang sama celana training nya ia menarik celana tersebut hingga tubuh bagian bawah ku telanjang tanpa ada penghalang lagi.

"Uda..... Adik takut........". Ucap ku seketika melihat semua sudah menjadi tak terkendali.

"Percaya dik......! Uda akan bertanggung jawab dan akan nikahi kamu".

Ia mendudukkan aku kembali, dengan penuh kelembutan is mengecup kening ku dan membuka jilbab yang ku kenakan, hingga lilitan simple di kepala ku terurai dan terbuka, meluncur ke bawah.

Lalu ia mengangkat baju kaos yang ku pake dan aku malah mengangkat kedua tangan ku ke atas membantu nya melucuti baju tersebut, hingga saat ini tubuh ku bugil di hadapan lelaki yang menjadi tunangan ku.

Saat aku bengong memikirkan semua ini entah sejak kapan tubuh nya pun sudah bugil sama seperti ku, kulirik kebawah ada benda berotot yang saat ini sudah tegang dan mengacung-acung entah berapa ukuran nya membuat aku bergidik dan ngeri melihat benda tersebut.

"Dik.... Pegang saja sayang, ini akan jadi milik mu selama nya, anggap saja kita honney moon duluan di sini uda nggak akan tinggalin kamu, sampai maut memisahkan kita".

Aku menuruti omongan nya dengan ragu-ragu tangan ku mengenggam erat benda itu yang menurut buku biologi adalah penis, kelamin laki-laki organ reproduksi pria.

"Aaahhh.....". Desah uda rio saat tangan mungil ku memegang batang penis nya.

"Di mainin dik, naik turun tangan mu keatas dan kebawah", ucap nya dengan suara bergetar menahan kenikmatan yang dirasakan nya.

"Iya dik.....Aaahhhh.....Oohhhh.....Enak sayang.....". Ceracau uda rio saat aku mengikuti instruksi nya.

"Stop dik, biar sama-sama enak, kita sama-sama mainin punya kita masing-masing, uda mainin punya kamu, kamu mainin punya uda".

"Gimana cara nya da?", ucap ku polos kebingungan.

"Uda baring dulu, terus kamu diatas, posisi nya menghadap penis uda dan uda menghadap vagina adik".

Lalu ia mencontohkan omongan nya, kemudian ia memanggilku dengan gerakan jari nya untuk naik keatas tubuh nya tetapi posisi memutar entah apa istilah nya karena aku sama sekali tidak tau.

"Aaaahhhhhh......Uda....Kamu apain punya ku", desah dan jerit kaget ku merasakan geli bercampur nikmat di kemaluan ku.

"Ini nama foreplay sayang, posisi kita ini nama nya foreplay posisi 69, mainin sayang kayak kamu lakukan tadi, itu bikin uda enak kok".

Aku mengikuti arahan nya tangan ku naik turun kan seperti tadi, penis uda rio makin malam semakin tegang dan denyut nya terasa di genggaman tangan ku, sementara di bawah uda rio mulai kembali pekerjaan nya yang tadi tertunda, ia membuka lipatan vagina ku kemudian menjejalkan lidah nya di tempat tersebut, perbuatan yang ia lakukan membuat aku berteriak histeris tubuh ku semakin bergetar menahan geli sekaligus nikmat yang seumur hidup baru kali ini kurasakan.

"Ooooohhhhhh....UDA......Geli...Enak....Terussss.....".

Ia terus memainkan vagina ku, sambil memelintir itil ku yang terasa semakin keras an kencang, hingga.... Aku menjerit karena merasakan ada sesuatu yang akan keluar dari kemaluan ku.

"UDA....Stop UDA....Adik mau pipissssss.....Minggir....UDA....."AAAAARRRRGGGGHHHH"....SEEERRRR.....
SEEEERRR.....SEEEEERRRR....

Aku lemas diatas tubuh uda rio, cairan yang keluar sangat lah nikmat beluk pernah aku alami sebelum nya.
.
.
.
15 menit kemudian.....

Kini UDA rio sudah berada di atas tubuh ku, aku sudah pasrah untuk menyerahkan milik ku pada calon suami ku ini, ku lihat ia ragu untuk melakukan nya, ada rasa takut jika aku akan marah dan membenci nya, tetapi aku elus pipi nya sambil mengatakan, "UDA yakin melakukan nya, kalo memang UDA benar-benar yakin, satu permintaan adik mantapkan hati UDA hanya milik adik, adik pun juga akan menempatkan nama UDA di seluruh hati adik, kesucian adalah lambang wanita itu baik da, jaga nama ku, jaga nama keluarga kita, jangan sampai kita bikin aib buat kedua orang tua kita, adik ikhlas sekarang menyerahkan ke UDA saat ini jika UDA bersumpah cuma adik di hati UDA".

"UDA bersumpah atas nama ALLAH, hanya adik satu-satu nya di hati UDA, saat ini sampai UDA meninggalkan dunia ini".

"Adik percaya da.....! Lakukan lah ambilah hak UDA! Tubuh, hati dan jiwa adik selama nya untuk UDA".

"Kamu tahan ya dik...! UDA akan lakukan se-pelan mungkin, biar kamu terus mengingat hari ini sebagai malam pertama kita".

Aku mengangguk, dan memejamkan mata menunggu dengan penuh kepasrahan.

UDA rio kemudian melebarkan paha ku, di gesek-gesekkan kepala penis nya ke bibir vagina ku yang sudah di banjiri kembali oleh cairan kewanitaan ku, ia kemudian mendorong penis nya, tetapi malah meleset ke pinggir, ia lakukan kembali hingga tiga kali, saat ia mendorong dengan keras masuk lah kepala penis nya membelah bibir vagina ku yang sempit.

"Aaaarrggghhh". Teriak ku kesakitan saat penis nya menerobos masum hingga merobek selaput darah ku.

images_52.jpg

ilustrasi diambil dari situs bokep
UDA rio memperhatikan sekilas ada darah perawan yang menempel di batang penis nya. Ia mendiamkan sejenak biar penis bisa beradaptasi dengan vagina ku,"dik kamu mau lihat", ucap nya tersenyum.

Aku menunduk ke arah bawah dan mendapati penis uda rio sudah terbenam di dalam vagina ku, terlihat bercak darab menempel di batang penis nya yang kokoh.

Aku hanya tersenyum walaupun ada perasaan sedih menghinggapi hati ku, aku resmi menjadi wanita dewasa, semoga kamu benar-benar memegang teguh sumpah dan janji mu uda, mulai hari ini aku milik mu", batin ku hingga tak terasa ada tetesan air mata di kedua sudut mata ku.

"Dik, UDA bakaln buktikan janji dan sumpah UDA, tidak akan UDA sia-sia kan diri mu, setelah kamu berkorban menyerahkan kesucian mu, i love you, rosmala dewi".

"Iya uda, adik percaya sekarang uda sudah memiliki tubuh dan hati adik, tolong cinta dan sayangi adik dengan sepenuh hati uda, adik juga sayang sama uda".

Setelah itu uda rio mulai memompa penis nya, aku merasa sakit dan nyeri pada vagina ku, aku hanya menggenggam tangan uda untuk mengurangi rasa sakit, perlahan-lahan rasa sakit dan nyeri di vagina ku berkurang berganti dengan geli nikmat yang makin lama makin memabukkan, aku sudah bisa menimmati pompaan uda rio yang semakin lama semakin cepat.

"Aaaahhhh.....oooohhhh.....aaaahhhh.....Enak uda......Terus....", desah dan lenguhan keluar dari bibir ku mengekspresikan rasa nikmat yang kurasakan saat ini.

Makin lama uda rio makin kencang dan cepat memompa penis nya. Benturan buah pelir nya menggelik geli di sekitar vagina ku, sementara cairan kenikmatan ku semakin banyak keluar sehingga memudahkan keluar masuk nya penis nya di tubuh ku.

Entah berapa lama kami berdua terbuai oleh kenikmatan persetubuhan ini hingga seluruh tubuh ku bergetar hebat, deru nafas ku semakin kencang dan memburu, pikiran ku terbawa ke alam yang begitu indah dan memabukkan hingga sesuatu yang akan keluar dari tubuh ku tidak bisa lagi ku bendung dan ku tahan.

"UDA...... Adik mau pipiiiiiiisssssss......."AAAAARRRRRGGGGGHHHHH"....Enak .....SEEERRRRR......SEEEEERRRRR.......SEEEEERRRR.......

UDA rio yang melihat ku sudah mendapatkan orgasme, kemudian semakin cepat dan kuat ia memaju mundurkan penis nya, dan diakhir sebelum ia klimak UDA rio mencabut penis nya dan mengocok penis nya sendiri semakin cepat hingga.... ia. menjerit kenikmatan.

"DIK.....UDA ....KELUAAAARRRRRR...... "AAAARRRRGGGGHHHH"
CROOOOTTTT.....CROOOOTTTT......CROOOOOTTTTT......CROOOOOTTTTT.....CROOOOTTTT.....

Ia ambruk di samping tubuh ku, sambil memeluk tubuh ku dari samping, dan sejenak mencium kening ku.

"UDA, adik sudah tidak berharga seperti gadis perawan yang memberikan keperawanan nya di malam pertama".

"Kamu tetap berharga buat UDA, jangan kamu sedih dan putus asa, UDA akan buktikan keseriusan UDA, masa depan kita".

"Iya uda.....Makasih.


----¤¤¤¤¤----​

Lanjutan nya di bawah.........
 
Terakhir diubah:
Lanjutan nya.......

images_29.jpg

Ilustrasi Lidya Saraswati (Lidya)

Jakarta, di kediaman papa mama, jum'at 25 September 2005.....

Pov Lidya

Jam 19.00 wib, aku telah sampai di rumah ortu ku di jakarta selatan, malam ini aku sengaja pulang karena kangen sama keluarga ku, papa mama serta adik kecil ku usia 1,5 tahun bernama alina hendrawan.

Papa ku bernama Dharmawan Sanjaya atau liem giok han sekarang perusahaan nya sudah kembali normal malah proyek-proyek dari mas hendra dipercayakan ke perusahaan papa dibawah pengawasan PT. BRANTAS GROUP (Tbk).

Mama ku bernama Lina Herlina atau mei lian adalah seorang ibu dari dua anak, aku anaknya dari papa ku sedangkan alina hendrawan anak nya dengan hendrawan cahyo broto.

Malam ini terlihat papa dan mama sedang santai duduk di ruang keluarga sambil menonton acara hiburan di salah satu stasion tv nasional, mereka masih menunjukkan sikap mesra nya walaupun usia mereka sudah masuk usia setengah baya.

Papa ku sekarang menderita komplikasi penyakit jantung dan diabetes melitus (kencing manis) tetapi mama tetap setia mendampingi walaupun aku tau mama masih mempunyai hasrat dan libido yang cukup tinggi, untung saja papa faham dan mengerti semua itu dan mengijinkan mama untuk berdua dengan papa nya alina yang gagah perkasa.

"Pa, ma, aku mau tidur duluan ya, capek banget hari ini, kerjaan di pabrik sedang banyak". ucap ku pamit untuk ke kamar ku yang berada di lantai 2.

"Tunggu nak! Papa dan mama mau ngomongin hal penting sama kamu, duduk dulu bentar nak", cegah papa saat aku ingin kembali ke kamar.

"Ma, sekarang saja kita omongin ke lidya ya ma, mumpung dia ada disini", ucap papa sambil menoleh ke mama meminta persetujuan nya.

"Iya pa", jawab mama singkat.

"Gini nak, sebelum nya papa dan mama mau minta maaf jika apa yang papa dan mama bicarakan ini menyakiti kamu nak, papa dan mama memutuskan untuk berpisah atau bercerai secara hukum dan agama, keputusan ini sudah kami berdua rundingkan bersama pak hendra ayah biologis nya alina, papa sekarang sudah tidak bisa lagi memenuhi kewajiban papa sebagai suami, akibat penyakit diabetes papa di vonis dokter impotensi, papa dan mama sudah berusaha mencoba berbagai cara pengobatan supaya papa sembuh tapi, mungkin sudah nasib papa terkena penyakit itu yang berakibat kepada vitalitas papa yang menurun". Ucap papa omongan nya berhenti sesaat sambil ia mengatur nafas nya.

"Nak, papa sayang sama mama kamu, karena itu papa yang menyetujui perceraian ini, apalagi pak hendra dengan gentle ia mau menikahi mama mu jika papa sudah menceraikan mama kamu nak, papa jadi tidak khawatir sama kebahagian mama kamu karena ia akan jadi istri dari pak hendra".

"Iya nak, mama sudah beberapa bulan ini menolak untuk di ceraikan tetapi papa mu mempunyai pertimbangan lain, ia merelakan mama biar mama bisa bahagia walaupun mama tau papa tidak bisa hidup tanpa mama", ucap mama ku sesaat ia diam sambil menghel nafas lalu melanjutkan omongan nya.

"Mama berada di dua situasi sulit, satu sisi mama adalah bagian hidup kalian dan di sisi lain mama juga bagian mas hendra dan alina, dua sisi yang sangat sulit untuk mama pilih, tetapi papa memutuskan biar mama bisa membesarkan alina dengan baik mesti mama dan mas hendra menikah dan membina rumah tangga itu akan membentuk mental alina jadi anak yang baik nanti nya".

"Pa, ma, lidya sebenar nya tidak punya hak untuk mencampuri urusan kalian berdua, lidya juga sudah dewasa, sudah bisa menilai mana yang baik dan tidak, mas hendra memang lelaki baik pa, lid yakin mama bisa bahagia dengan mas hendra tapi giman nasib papa? Siapa yang bakal urusin papa? Siapa yang akan nemanin papa? Itu yang jadi pikiran lidya pa, ma".

"Itu sudah kami omongin sejak kemaren-kemaren, papa masih kuat kok urusin hidup papa sendiri, kamu jangan khawatir nak!".

"Yaudah kalo begitu pa, ma, lidya hargai keputusan kalian berdua, tapi lidya mohon kalian tetaplah papa dan mama lidya, kalian berdua ortu lidya walaupun kalian berdua bukan lagi pasangan suami istri kelak".

"Iya nak", jawab papa dan mama kompak.

"Pa, ma, kalo sudah tidak ada yang perlu di bahas lagi, lidya pamit tidur, capek banget pa, ma, di pabrik sedang banyak kerjaan akhir-akhir ini".

"Sini nak! Peluk kami berdua!", perintah papa singkat.

Aku memeluk papa dan cipika cipiki dengan nya begitu juga dengan mama dan setelah selesai aku melangkah naik ke lantai 2 menuju kamar tidur ku di sana.

"Sebelum tidur sebaiknya aku telpon mas hendra, mau nanyain keseriusan ia menjadikan mama istri nya", batin ku.
to : mas hendra
"selamat malam, mas hendra sayang, maaf nih lidya sms mas malam-malam".
Pesan sms itu ku kirim dan terkirim sukses ke no.hp mas hendra, menunggu kira-kira 10 menit kemudian mas hendra membalas pesan sms ku.

from : mas hendra
"malam juga lidya cantik, nggak nganggu mas kok, ada apa sayang?".
to : mas hendra
"lidya kangen sama mas, mana nih pesanan lidya kemaren, mas lagi dimana sekarang?".
from : mas hendra
"sama sayang, mas juga kangen banget sama kamu, mas sekarang lagi di jakarta, di rumah papa, kamu mau sini aja sayang mas kangen banget sama kamu".
to : mas hendra
"besok aja mas, lidya capek banget hari ini, di pabrik lagi banyak kerjaan, eh iya mas, ada yang lidya mau omongin sama mas penting, besok aja kita ketemu lidya nanti pinjem mobil papa ke tempat mas".
from : mas hendra
"istirahat aja malam ini sayang, besok kan butuh stamina yang kuat buat kangen-kangenan kita, temui mas di rumah papa di menteng, i love you lidya".
to : mas hendra
"i love you too mas hendra, sampe besok ya".
.
.
.
Sabtu, 26 September 2005, jam 7.00 wib....

Di meja makan, aku, papa, mama sedang sarapan pagi, kebetulan hari ini aku ada rencana ketemu dengan mas hendra, kekasih ku, ayah biologis alina, dan calon suami mama ku.

"Pa, ma, lidya mau main ke tempat teman ya, mau pinjam mobil papa boleh nggak, nanti besok sore lidya pulangin sekalian pulang ke tangerang".

"Boleh nak, pake aja yang kamu suka, mercedez benz E class, Toyota Alphard, atau BMW, Kijang inova".

"Inova aja pa, nggak mau yang mewah, lidya pinjam ya pa".

"Iya nak". Sahut papa.

"Ma, lidya kangen sama alina, mana ya tuh anak, apa masih bobok?".

"Ada kok dia, tadi sudah dimandiin sama suster Anne, mungkin dia asyik main di kamar nya, kita kesana saja kalo kamu mau". Jawab mama.

"Habisin sarapan dulu ma", sahut ku menimpali nya.

Setelah selesai sarapan pagi, aku dan mama segera menuju kamar alina gadis cilik yang cantik, yang juga adik ku walaupun berbeda ayah, dan begitu sampai di pintu kamar nya, mama membuka handle pintu tersebut...Ceklek....Krieek...
Sesaat terlihat alina sedang memegang sebuab boneka di tangan nya.

images_7.jpg

ilustrasi gambar alina
"Nak, lihat siapa yang datang....?". Ucap mama memanggil alina anak nya.

"Ka...kak iiya....", ucap nya cadel khas anak yang baru belajar ngomong.

Alina memburu ku, dia berlari memeluk ku, ada kegembiraan yang ditunjukkan wajah nya yang polos tanpa beban hidup, anak yang cerdas dan menggemaskan.

"Dik alina sedang main apa?". Tanya ku berharap ia menjawab dengan kepolosan dan kelucuan nya.

"Main bo..ne..ka...! kak", jawab alina dengan cepat dengan bahasa yang cadel menggemaskan.


Setelah main sebentar dengan adik ku, aku pamit sama papa dan mama, untuk menemui mas hendra, ku bisiki mama,"ma lidya pinjam dulu suami mama ya, malam ini ia milik lidya".

"Iya nak, tolong bahagiakan ayah alina ya nak!", bisik mama menjawab.

"Siap ma, tapi mama nggak boleh cemburu ya, hehehehehe....", goda ku pada mama.

"Awas ya, ntar mama nggak kasih ijin baru tau rasa kamu nak, hihihi", balas nya membisiki ku.

"Ih mama, bisa nya ngancem gitu, nanti tak rebut beneran loh ma, mas hendra nya. Eh iya ma kalo misal lidya hamil dari benih mas hendra mama cemburu nggak sama lidya", goda ku membalas mama yang pura-pura ngancem.

"Nggak akan cemburu mama sama kamu sayang kan kamu berhak juga sama mas hendra, kamu cinta kan sama mas hendra nggak usah boongin mama, mama bisa lihat dari mata mu kalo kamu cinta sama mas hendra".

"Hehehehe.... Susah nih kalo sama senior jadi ketauan kalo lidya cinta sama mas hendra, apalagi itu nya ma, bikin lidya inget terus sama dia, di bjat KO melulu lid sama mas hendra ma".

"Kalian berdua asyik bener ngobrol nya, sambil bisik-bisik lagi, mending papa ke teras baca koran", ucap papa bikin kami seketika kaget karena lupa kalo ia masih disana.

"Eh papa, maaf ya pa, maklum pa masalah mama dan anak heheheh", ucap mama mengalihkan obralan kami supaya papa tidak tersinggung karena saat itu kami sedang membicarakan mas hendra.

"Nak, salam ya buat papa nya alina, bilangin minggu depan giliran mama ya kangen-kangenan sama mas hendra".

"Atau mama ikut aja sama lidya, nanti mama pulang ntar sore atau malam, mas hendra pengen main threesome, lidya pengen wujudkan impian mas hendra, gimana ma, mama mau nggak?", ucap ku membujuk nya.

"Beneran mas hendra ngomong gitu nak sama kamu, mama mau saja tapi gimana dengan alina dan papa nak".

"Gampang ma, bilang saja mama mau fitness, biasa nya kan gitu, nanti mama bilang aja ke papa ikut nebeng ke fitness bareng lidya".

"Ok nak, tunggu bentar mama mau ganti baju dulu kita bikin mas hendra KO ya nak".


"Siip ma, lidya tunggu di sini aja".

15 menit kemudian....

"Yuk nak, berangkat!", ajak mama setelah ia sudah mempercantik diri.

"Ayo ma".
.
.
.
Mobil kami melaju menembus jalanan jakarta, yang pagi itu terlihat agak lengang karena masuk waktu liburan akhir pekan.

30 menit kemudian.....

Kami berdua telah sampai di rumah papa nya mas hendra yang terletak di daerah Menteng, Jakarta Pusat.

Pintu gerbang di buka oleh security yang menjaga di pos, dan setelah melihat aku dan mama, ia menyapa,"nyonya, non, mau ketemu sama tuan hendra ya, sebentar yudi telpon dulu dari sini, tunggu sebentar nyonya dan nona".

Beberapa menit kemudian, "silahkan masuk nyonya dan nona sudah di tunggu tuan hendra", ucap nya ramah.

"Makasih pak yudi", ucap mama ramah.

Ting....Tong....

Seorang ART bernama bi Wati yang membuka kan pintu,"eh ibu lina, dan non lidya, mari masuk, tadi tuan hendra sudah menunggu di ruang keluarga", ucap bi wati saat melihat ku dan mama yang datang.

Kami berjalan mengikuti bi wati ke ruang keluarga, aku dan mama tidak asing dengan rumah ini, karena sering nya kami melakukan hubungan intim justru di rumah ini, yang menurut mama eksotis dan selalu membuat nya terkenang beberapa gaya bercinta dan imajinasi bercinta antara aku, mama dan mas hendra.


Begitu aku dan mama memasuki ruang keluarga, bi wati segera pamit setelah melihat aku dan mama yang datang.

Mas hendra awal nya kaget melihat aku dan mama yang datang ke rumah nya, padahal semalam, hanya aku yang akan menemui nya.


"Wah kok mama lina sama dik lidya barengan ke sini, ada apa ma, apa alina sakit?". Ucap mas hendra kaget melihat kami berdua yang datang.

"Nggak pa, kami berdua ingin kasih surprise buat papa, ikutin aja pa surprise apa nanti nya biar papa penasaran".

"Wow beneran nih, bentar kalian pasti haus, mama mau minum apa? lid juga mau minum apa nanti minta bikinin sama bi wati", ucap nya, lalu ia menekan tombol suara di tempat yang ia duduki, "bi wati, bibik kesini, tawarin mama lina dan nona lidya minuman, calon istri ku mesti di jamu spesial bik, buruan ya".

5 menit kemudian bi wati sudah ada di ruang keluarga, ia bertanya pada ku dan mama mau minum apa, dan setelah itu ia pergi kembali ke dalam untuk membuatkan minuman buat kami.

"Dik, gimana kerjaan kamu di pabrik, jaga nama baik mas ya disana, kamu tau kan hadi itu adik mas, kalo ada apa-apa kami minta bantuan hadi, dia pasti tolong kamu, karena dia tau kamu itu calon istri mas". ucap nya penuh wibawa dan tegas.

"Iya mas, lidya sering di bantu pak hadj disana, dan selama disana ia membimbing ku hingga lidya bisa jadi seperti sekarang, mandiri dan tidak manja, eh iya mas, pak hadi sama tina sedang ada masalah mas, apa mas tau masalah mereka?".

"Belum tau kalo itu dik, biasa nya hadi pasti nelpon kalo ia sedang ada masalah, tapi mas yakin hadi bisa mengatasi masalah nya".

"Rumit sebenar nya mas, masalah pak hadi dengan tina, di bogor pak hadi kedapatan selingkuh dengan sahabat kami sesama kontrakan julia, mas pasti dengar nama nya, nah yang jadi rumit nya bukan saja masalah perselingkuhan nya tetapi rekaman video hubungan badan mereka yang di rekam julia dikirim ke pacar julia yang sejak dulu hingga sekarang membuat julia depresi dan berubah, mas tau nggak siapa nama cowok julia, RONALD WILLIAM".

"Bentar Ronald William dari keluarga william yang merupakan pemilik PT. JAYA SENTOSA ABADI(Tbk), saingan bisnis PT. BRANTAS GROUP (Tbk)".

"Mas ngerti maksud nya ronald mau balas dendam dengan mengancam tina akan menyebarkan video mesum hadi sama julis ke pihak manajemen PT.IGL. Kalo tina tidak mau mengikuti perintah nya, resiko karir hadi dan julia hancur dan mereka bisa di pidana kan".

"Bener mas, jadi menurut mas gimana?". ucap ku menjelaskan masalah ini pada mas hendra.

"Nanti mas urus kalo soal pihak manajemen PT. IGL, cuma masalah nya kelicikan ronald mesti dilawan dengan kelicikan juga, nanti mas pikirin gimana cara nya?".

Obrolan kami terhenti sejenak saat bi wati membawa sebuah nampan berisi minuman untuk ku dan mama lina, mama ku".

"Udah kita ngggak usah bahas kerjaan dll, mas kangen sama kalian berdua, sini mama lina dan adik lidya duduk samping mas".

"Minum dulu, kalian mas tunggu di kamar ya, ma, kamu makin cantik dan menggairahkan tidak kalah dibandingkan lidya, kalian bak 2 saudara kakak dan adik".

"Bisa saja papa nih godain mama, pa rencana nya koh liem mau ajuin gugatan cerai senin besok, menurut pengalaman teman-teman 1 bulan sudah bisa putus surat cerai nya".

"Bener ma, jadi nggak sabar papa nikahin kamu, biar papa bisa dekat sama kamu dan alina, dik lidya setuju bila mas nikahin mama kamu sayang".

"Iya mas, tapi kalo kalian menikah apa papa ijinin mama jengukin papa, karena kondisi papa yang sekarang sakit mas".

"Mas sudah omongin sama papa kamu sayang, dan kami sepakat mama kamu papa ijinkan buat jengukin papa kamu tapi mesti ijin papa sebagai suami nya kelak".

"Dah yuk kita bertiga sayang-sayangan, mas kangen sama kalian berdua, kita main di kamar saja ya".

"Ok sayang", jawab ku.

"Pa, apa kamu masih pengen punya anak? Mama siap hamil buat kamu mas". Ucap mama.

"Nanti saja sayang, nikmatin saja hidup kita, kasihan kamu ma, nanti tunggu alina sudah lima tahun saja gimana?".

"Kelamaan pa, usia mama sudah 43 tahun kalo nunggu 5 tahun lagi, ya udah nanti minta anak nya sama lidya aja pa, masih muda dan mama yakin lidya subur pa".

.
.
.
Kami bertiga sudah berada di kamar, kamar utama di rumah ini luas nya 6x6 m2 dengan ranjang ukuran kingsize, dengan 2 buah sofa dan 1 kamar mandi yang dilengkapi dengan sekuci yang kesemua nya seperti layak nya kamar hotel.

"Mas, mana baju nya mau lidya pake nih", ucap ku menagih janji ku kemaren.

"Itu disana sayang di lemari itu, kamu ambil saja, baju nya mas susun disitu, mama juga pake lingerie warna yang sama ya biar kalian mirip kayak kembaran", sahut mas hendra.

Aku dan mama mulai mengganti pakaian kami di kamar mandi, "sekalian saja kita mandi nak", ajak mama.

"Iya ma, kita mesti bikin puas mas hendra biar ia makin sayang sama kita ma".

"Benar nak, kamu mau bantu mama kan".

"Jelas dong ma, biar mas hendra nggak nakal lagi, cukup nakal nya sama kota-kita saja ya ma".


Lanjutan nya di bawah.......
 
Terakhir diubah:
Lanjutan nya......

images.jpg

ilustrasi lidya dan mama lina
Pov Lidya

Aku dan mama memakai daleman yang hampir sama terlihat kami berdua bagai dua gadis kembar.

"Pa, gimana penampilan kami", ucap mama sambil memutar mutar tubuh nya.

"wow kalian berdua seperti kembar, jadi bener-bener kejutan ini", sahut mas hendra senang.

"Mas hendra nikmatin saja kami berdua akan bikin mas KO bener nggak ma", ucap ku sambil melirik mama.

Aku dan mama mengeluarkan kontol mas hendra lalu kami berdua silih berganti memainkan kontol nya dengan hand job dan blow job, mas hendra merintih, mengerang dan mendesah, kulihat mata nya merem melek, menikmati pelayanan dari ibu dan anak yang saat ini sedang membuat nya melayang dan mabuk asmara.

image.jpg

ilustrasi

"Ma....Dik....Ohhh....Enak...Terusin sepongan nya....", erang mas hendra.


"Papa suka nggak", ucap mama.

"Suka banget ma, oooohhhh...aaahhhh....uuuuhhhh...."lenguh mas hendra.

Hampir 30 menit kami berdua bergantian sepongin kontol mas hendra, kalo aku yang sepongin, mama mengelus biji testis, begitu pun sebalik nya.

"Terus dik.... kocokin terus! Mas mau keluar......Aaaarrrggghhh".... CROOOTTT....CROOOTTT....CROOOTTTT.....

image.jpg

ilustrasi

"Ma....sperma mas hendra kental juga ya ma".

"Tanda nya sedang subur nak, kalo ketemu sel telur dalam masa subur bisa membuat hamil nak". Sahut mama ku menanggapi omongan ku.

"Gimana enak nggak pa, apa sudah siap dengan kejutan lain nya?", goda mama.

"Memang nya apa kejutan selanjutnya?", tanya mas hendra penasaran.

"Ini, lubang memek anak ku pa.... Silahkan papa masukin special hari ini kami milik papa", jawab mama ku memamerkan memek ku yang sudah terpampang di hadapan mas hendra.

image.jpg

ilustrasi
"Wow ma..... memek lidya anak mu rapat, sempit dan menggoda papa, papa masukin sekarang ya", ucap mas hendra terkejut melihat show ku dan mama yang menggoda nya.

"Mas.... Nanti semprot di dalam saja ya.... Siapa tau jadi mas? Biar ada teman alina, lidya sedang subur sekarang". Ucap ku serius dengan keputusan ku ini.

"Iya sayang, kalo kamu sudah yakin dan siap, ayo kita mulai aja yang, mas masukin sekarang ya!".

"Iya mas.... Memek adik udah siap....". jawab ku singkat.

Mas hendra mengarahkan kontol nya yang tetap tegang walupun tadi barusan keluar, ia menuntun hendra jr. untuk memasuki lubang memek ku yang sekarang sudah mulai lembab, cairan yang keluar dari kemaluan ku sudah mulai banyak.

Mas hendra menggesekkan kepala kontol nya terlebih dahulu untuk membuat memek ku basah supaya penetrasi nya tidak membuat ku kesakitan, kemudian ia mendorong kontol nya dengan sodokan yang kuat dan menghujam..... BLEEEEESSSS..... seluruh batang kontol mas hendra tertanam di dalam, kontraksi berupa kedutan dan denyutan dari kedua kelamin kami saat ia mendiamkan sejenak membuat aku merasakan geli nikmat, badan ku bergetar dan meminta mas hendra untuk memompa.

"Ayo mas pompa....! Puasin kami berdua mas, bikin hamil aku mas....". ucap ku yang makin terbawa nafsu dan syahwat ku.

Mas hendra mulai memompa kontol nya dengan kecepatan sedang sambil memegangi pantat ku, di sela erangan dan desahan nya ia meminta mama untuk rebahan di bawah tubuh lidya.

"Ma, buar kamu juga enak sodorin memek kamu ke lidya, dan kamu dik jilatin memek mama mu ya, kita nikmatin bersama hari ini, semua mesti puassss....Aahhhh....Oooohhhh....Uuhhhhh...", ucap nya dengan suara terengah-engah dan juga mendesah-desah menghujamkan kontol nya keluar masuk memek ku.

"Iya mas....Terus....yang kenceng mas sodok nya....Ma..... sini lidya jilatin memek mama...."Ooohhhh....Aaaahhhh....Terus mas hujam yang dalam kontol kamu mas.....Enak....", ucap ku meracau dan mengerang di saat pompaan dan sodokan kontol mas hendra semakin intens sambil meminta mama untuk rebahan dan meyodorkan memek nya untuk ku oral dan mama menghadap memek dan kontol mas hendra yang menyodok ku dengan cepat dan kencang.

Ploookkk....Ploookkk....Ploookkk....
Ploookkk....Ploookkk....Ploookkk....
Ploookkk....Ploookkk....Ploookkk....

"Uuuhhhh.....Aaaahhhh....Ooooohhhh.....Enak ma, jilat dan sedot buah zakar papa ma.....ooooohhhh.... Sementara ia terus menyodok
-nyodok", erang mas hendra saat biji zakar nya di jilat dan di sedot.


"Ooohhh.... Mas .... Lidya Sampe.....Aaaarrrggghhhh", erang ku meneriakkan nama nya saat aku mendapatkan orgasme pertama ku.
SEEEERRRR..... SEEEEERRRR..... SEEEEERRRR.....

Mas hendra mendiamkan sejenak kontol nya saat aku mendapatkan orgasme ku.... "Dik enak banget memek mu saat klimaks kontol mas seperti di remas-remas, mas cabut sekarang ya, tuh kasihan mama nungguin giliran minta di entot mas".

Plooop... Aahhh", desah ku saat kontol mas hendra lepas dari memek ku yang mengejan dan berkedut sekarang ini.

"Ma.... Mama layanin mas hendra, lidya istirahat dulu capek ma, sekalian lihst kalian berdua ngentot nya kayak apa penasaran lidya?".

Aku membaringkan tubuh ku ke samping mama mulut ku yang sempat menjilati memek nya sekarang di ambil alih oleh kontol mas hendra yang masih gagah, "Yuk ma kita ajarin lidya gimana cara nya ngentot biar bisa dapet adik nya alina!", ucap mas hendra membuat muka ku memerah malu di goda oleh nya.

"Ok pa, papa mau gaya apa? Atau mama yang diatas!", ucap mama.

"Ok ma, kasih lihat anak mu biar makin pinter puasin papa ma".

Mama kemudian bangkit dan merebahkan tubuh papa di ranjang di samping tubuh ku, "Pa.... Nikmatin memek mama pa", ucap mama kemudian ia lalu mengarahkan memek nya ke kontol yang ia pegangi dan...... BLEEEEESSSS....

Kontol papa terbenam tak bersisa masuk ke dalam tubuh mama, mereka berdua berteriak kencang saat kedua kelamin mereka bersatu.

"Aaaaarrrrgggghhhh", erang mama dan mas hendra hampir bersamaan.

"Nak sini mendekat! Lihatin cara nya biar kamu makin jago".

Mama lalu memompa kontol papa, ia bak joki yang sedang menunggangi kuda, pantat mama turun naik dengan cepat, dan diikuti goyangan berputar pada pinggul nya membuat histeris mas hendra atas apa yang di lakukan mama.

"Dik kamu lihat! Ini yang bikin papa mau nikahin mama kamu, memek nya kayak empot ayam, menyedot, meremas dan mengemut kontol mas membuat mas terbang keenakan, ma terus ma goyangin pinggul mu kayak barusan".

"Aaakkkhhhh....Ooohhhh....Uuuuhhhh..... Desah mama.

"Ooohh....Aaahhhh....Uuuuhhhh.... Mama, i like it.... Terus ma".

images_41.jpg

ilustrasi mama posisi wot

Mas hendra sampai menahan kedua paha mama karena merasa nikmat dan geli saat mama makin cepat menaik turun kan pantat nya hingga memek mama seperti sedang menumbuk kontol nya.

"Ooohhh pa, kontol papa memang juara, mama mau sampe pa, uuuhhhh....aaaahhhh.....oooohhhh.... PAPA, MAMA KELUAAAAARRRRR......
SEEERRRR.....SEEEERRR.....SEEEERRRR.....

Tubuh mama ambruk justru mama yang K.O, aku yang melihat sendiri betapa liar dan binal nya mama, jadi naik kembali nafsu ku, lalu aku mengatakan pada mereka,"Ma.. Gantian lidya ya....Yuk mas entotin memek lidya, lidya pengen mas hendra sembur pejuh nya ke rahim lidya".

"Ok sayang, mas sudah capek juga kita tuntaskan sekarang".

Mas hendra kemudian memposisikan diri nya diatas tubuh ku posisi missionari ini sangat cocok untuk membuahi sel telur, dia mengambil bantal dan di taruh nya bantal tersebut di bawah pinggang ku setelah menyuruh ku mengangkat badan ku sebentar.

"Dik, semoga benih mas bisa buahi sel telur kamu yang sedang subur ya, kamu sudah siap sayang....?".

"Iya mas hendra, lakukan segera!".

Mas hendra. kemudian melakukan apa yang ku minta, ia dengan pengalaman nya mulai mengarahkan kontol nya yang tegang tersebut ke lubang memek ku, di tekan nya perlahan sehingga kepala kontol nya meluncur 1/4 batang nya sudah tenggelam di dalam, ia tersenyum sejenak ia mendiamkan kontol nya sambil ia menarik nafas panjang dan ia mendorong pinggul nya dengan keras dan kencang.....BLEESSS.... Seluruh batang kontol nya sudah masuk hingga membentur rahim ku terdalam, "aaarrggghhhh", erangan kami berdua kompak saat kontol nya dan memek ku bersatu.

Beberapa detik kami berdua terdiam, hanya menikmati denyutan dan kedutan dari penyatuan kedua kelamin kami, selain untuk adaptasi buat memek ku biar bisa menyesuaikan ukuran kontol mas hendra yang panjang dan besar.

"Mas.... Ayo genjot mas....!", instruksi ku pada mas hendra.

"Kamu mau ini ya". ucap nya bercanda dengan menyodok memek ku kencang, dengan beberapa kali hujaman yang dalam.

"Iya mas....Terus yang barusan enak banget.... Aaahhh, Uuuhhh, Ooohhh....". erangan ku menjawab dengan terengah-engah.

Beberapa genjotan yang cepat dan dalam terus mas hendra lakukan, kadang ia stimulasi dengan gerakan 3 hujaman cepat dan 1 hujaman kuat dan dalam hingga sampai mentok ke rahim membuat aku makin dekat dengan orgasme ku.

Aku mengimbangi nya dengan menggoyangkan pinggul ku di bawah dan membuat gerakan memutar dan membelit pinggul nya dengan kedua kaki ku.

"Aaahhhh... Uuuhhh... Ooohhhh.... Mas adik mau keluaaaarrrrr".

"Tahan bentar dik, Mas juga mau keluarrrrr.... Ooohhhh....Nikmat nya memek mu lidya...rapat dan menggigit".

Gerakan kami berdua semakin liar dan ganas, kami berdua saling memberi dan menerima sensasi geli dan nikmat dari gesekan-gesekan kontol nya yang keluar masuk di memek ku, tempo pompaan mas hendra pun semakin cepat seiring semakin dekat nya orgasme yang menyerang kami berdua sehingga dengan hujaman yang kuat dan dalam aku menjerit kenikmatan menyambut orgasme ku yang kedua.

"Mas hendra....Oohhh... Lidya Keluaaaarrrr.....".

SEEEERRR..... SEEEERRRRR..... SEEEEEERRRR....

Berselang beberapa detik kemudian mas hendra menyusul mendapatkan orgasme nya, hujaman kontol nya terasa hingga dasar rahim ku.

"Lidya sayang.....Mas keluaaaaarrrrrrr....... Terima pejuh mas.....
CROOOOTTTT.....CROOOOTTTTT.....CROOOOTTTTT.....CROOOOOTTTT....CROOOOTTTT....CROOOOTTTT....CROOOOTTTT.....

Aku merasakan 7x semburan sperma mas hendra memenuhi rahim ku yang sesaat sebelumnya telah berisi sel telur, terasa hangat di dalam.

"Mas hendra..... Ini bener-bener nikmat mas, kalo tau nikmat nya luar biasa, sudah sejak dulu harus nya adik minta semprot di dalam".

"Sekarang gimana dik? Apa seterusnya minta di semprot di dalam", goda mas hendra setelah mendengar ocehan ku tadi.

"Iya mas, nggak apa-apa kalo hamil juga, kan ada bapak nya yang nanti bertanggung jawab, semoga saja benih mas segera membuahi sel telur ku, biar aku resmi jadi ibu dari anak mu mas".

"Iya sayang, jika kamu hamil, mas akan panggil kamu bunda ya, dan ayah buat mas, mas cinta kamu dan mama kamu sayang".

"Mas, lidya juga cinta mas, makasih sudah sabar menunggu lidya".

"Tentu sayang, kamu itu mutiara yang mesti mas jaga dan lindungi, begitu pun mama mu walau usia nya lebih dewasa tetapi kalian berdua seperti dua orang kakak adik, mas akan berlaku adil buat kalian bertiga, aisyah, lidya dan mama lina".

"Makasih papa, sudah mau menerima mama jadi bagian hidup papa, mama akan berusaha jadi ibu dan istri yang baik, apa yang papa perintahkan akan mama lakukan?".

Jam di dinding menunjukkan jam 14.00 wib, kami tertidur bertiga, aku di sisi kanan, dan mama di sisi kiri, mengapit tubuh kekasih kami berdua mas hendra yang berada di tengah. Kepala ku ku senderkan di dada mas hendra sedangkan kepala mama bersandar di bahu papa sebelah kiri sementara kedua tangan mas hendra memegang punggung mama dan aku.


Bersambung.........
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd