Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kisah si Badan Babi (NO SARA)

Wanita mana yang seharusnya dipilih Faza?

  • Zahra

    Votes: 282 55,7%
  • Hani

    Votes: 113 22,3%
  • Winda

    Votes: 232 45,8%

  • Total voters
    506
  • Poll closed .
Bimabet
Wah nggak ada poliklinik niy eh poligami nih kayanya hehe

Yg penting update aja lah dulu hu
 
mantab suhu..ane perhatiin part exenya udah mulai agak detail..
thx updatenya ya suhu dan semangat terus suhu
:beer::beer::Peace:
 
wiih mantabs nih ceritany jdi tungguin updateany. suhu request dong biarin faza bisa poligami tuh. winda dah dapet restu mamany tuh.
 
banyak yg tersembunyi nih ...
mb nayla new karakter apa cuman gitu aja nih huu gx dilanjutin
untuk si penabrak lari ? blom terungkap siapa !!
hani ? gx ada kelanjutan buat main lagi nih .
tia ? kok malah jadian ama orang lain huu waduh ... blom juga di cicip ama faza
dan kata ''sepertinya faza bakal jadian deh ama zahra deket deket ini han'' tapi kok malah dikenalin ke ortunya hehe ?? bingung nih huu ama si dia
 
banyak yg tersembunyi nih ...
mb nayla new karakter apa cuman gitu aja nih huu gx dilanjutin
untuk si penabrak lari ? blom terungkap siapa !!
hani ? gx ada kelanjutan buat main lagi nih .
tia ? kok malah jadian ama orang lain huu waduh ... blom juga di cicip ama faza
dan kata ''sepertinya faza bakal jadian deh ama zahra deket deket ini han'' tapi kok malah dikenalin ke ortunya hehe ?? bingung nih huu ama si dia
kalo buat penabrak lari emang gak ane ungkap hu haha. Dan emang gaada hubungannya sama cerita juga. Itu random event yang sedikit ngefek ke cerita haha.
Gak semua cewe wajib di cicip kan hu? Haha
Yang ngomong itu tuh Hani ke Winda, bukan sebaliknya. Dan sekedar titip salam kan bukan berarti dikenalin yang bener2 dikenalin loh hehe.
Maaf hu kalo bikin bingung sana sini hahaha. Btw thanks reviewnya haha
 
Part 11

Kegiatan makrab pun dimulai. Aku kembali membuat masalah karena aku tidak tau kelompokku untuk makrab kali ini. Aku tidak sadar kalau kelompok makrab dan kelompok saat penerimaan anggota baru di kampus berbeda dan pembagian kelompok itu terjadi saat, calon anggota yang 'bermasalah' sedang di tarik keluar. Jadi, dari waktu aku datang hingga proses keberangkatan, aku berada di kelompok dimana ada Anton salah satu teman sekelompok saat penerimaan anggota baru di kampus.

Aku baru sadar kesalahanku saat proses pemberangkatan, karena tiap kelompok di panggil namanya satu persatu oleh panitia dan aku didapati oleh panitia berada jauh dari kelompokku. "Aduuhh aku bakalan kena lagi deh ini" gerutuku dalam hati.

Pemberangkatanpun dimulai. Kami para peserta makrab diangkut menggunakan truk terbuka di bagian atasnya menuju tempat makrab. Sedangkan panitia mengikuti kami dari belakang menggunakan sepeda motor. Perjalanan membutuhkan waktu kurang lebih satu jam dan sesampainya di tempat makrab, kami disambut oleh udara dingin yang cukup menusuk kulit serta pemandangan hutan-hutan yang belum dijamah oleh manusia.

"Ayoo cepeet turun. Sekarang waktunya beres-beres serta istirahat dan jam 1 nanti udah siap di aula buat memulai acara" ucap Mas Jordi selaku ketua panitia menggunakan toa.

Kami lalu masuk ke dalam penginapan untuk dan langsung menuju kamar masing-masing berdasarkan pembagian kelompok. Aku terkejut saat mengetahui ternyata pembagian tersebut adalah berdasarkan kelompok karena rata-rata tiap kelompok terdiri dari 2 atau 3 laki-laki dan 4 perempuan. Kelompokku sendiri terdiri dari 3 laki-laki dan 4 perempuan. Jadi untuk dua hari kedepan kami akan menginap di dalam satu kamar bersama 4 wanita yang menurutku cukup lumayan apabila melihat wajah maupun tubuhnya. Pembagian kamar berdasarkan kelompok ini menyebabkan penurunan jumlah peserta karena banyak peserta khususnya yang wanita menolak sekamar dengan laki-laki. Namun panitia tetap menjalankan karena memang jumlah peserta yang bertahan masih dianggap cukup.

Mungkin sedikit perkenalan dari anggota kelompokku yang pertama dari laki-laki nya ada aku sendiri, ada Rahmat dan ada Toni. Dari ketiga laki-laki tadi, yang mempunyai badan tambun adalah aku dan Rahmat. Walaupun begitu Rahmat masih agak kurusan dan lebih gesit dibandingkan aku. Sedangkan Toni mempunyai badan cukup atletis dan perutnya rata.

Dari perempuannya sendiri itu ada Yanti, Devi, Zakiyah serta Mira. Dari keempat perempuan ini hanya Almira yang tidak menggunakan jilbab. Dan memang aku perhatikan, Almira memiliki sepasang payudara yang cukup besar dibandingkan yang lain. Aku dan Toni seringkali membicarakan berapa besar ukurannya apabila ada suatu kesempatan. Zakiyah memiliki tubuh paling mungil diantara mereka berempat dan memang anaknya supel, lucu dan menggemaskan. Sedangkan Yanti dan Devi merupakan teman sekelasku. Mereka memang suka memamerkan kemolekan tubuhnya walaupun mereka menggunakan jilbab. Tapi mereka akan marah apabila mendapati seorang laki-laki sedang memperhatikan tubuhnya.

[HIDE] Devi:

Yanti:

Mira:

Zakiyah:

[/HIDE]​

Mungkin itu saja yang bisa ku deskripsikan, untuk deskripsi lebih lanjut silahkan lihat mulustrasi (hahaha)

Kamar kami terletak di bagian paling depan penginapan sehingga jendela yang ada di kamar langsung menuju pemandangan yang dapat memanjakan mata. Kamar kami juga memiliki 3 kasur dengan luas yang cukup sehingga bisa dibedakan antara wilayah wanita dan wilayah pria.

"Cowok-cowok keluar bentar dooong. Ini ada yang mau ganti baju. Kamar mandi penuh banget" ucap Devi.

Aku, Mahmat dan Toni langsung keluar dari kamar dan kami melihat-lihat sekeliling penginapan.

Di vila ini terdapat 5 kamar dan kamar yang berada di paling belakang digunakan untuk panitia sebagai ruang transit. Jadi ada 4 kelompok yang rata-rata terdiri dari 7 peserta. Aku berpisah dengan Mamat dan Toni karena melihat seorang wanita yang ku kenal.

"Eh Tia" sapaku ketika sedang mengelilingi penginapan.

"Fazaaaa hahaha. Kelompok berapa kamu?"

"Empat. Kamu berapa?"

"Dua nihh. Cowok-cowoknya mukanya mesum aku takut za"

"Hahaha. Tenang aja kok mereka gabakal ngapa ngapain kalo tau kamu pacarnya Dimas"

"Ahaha engga laaa tetep ajaa. Kamu gimana sama Zahra?"

"Gak kenapa-kenapa kok. Masih temenan"

"Masa sihh. Kalian tuh yaa tinggal pacaran ajaa susaah banget"

"Yeee orang Zahranya yg gamau. Aku bisa apaa hahaha"

"Ayo ti ke aula udah jam berapa nihh"

"Oiyaa hayuu hayuu"

Jam sudah menunjukan pukul 1 dan semua peserta langsung menuju aula yang letaknya tidak jauh dari penginapan. Setelah kami semua lengkap, acarapun dimulai.

Acara diawali oleh sambutan ketua panitia, ketua umum serta pembina UKM. Lalu dilanjutkan dengan pengisian materi oleh beberapa senior dan diselingi oleh games-games dari panitia. Setiap ada kesempatan, aku selalu mencari dimana Mba Nayla berada namun aku tidak kunjung melihatnya.

Acara di aula selesai pada pukul 3 sore. Para peserta di arahkan untuk melaksanakan ibadah terlebih dahulu dan berkumpul kembali pukul 4 di lapangan.

"Ton liat deh BH-nya mira nyeplak noh" ucapku sambil berjalan menuju lapangan.

"Iya cuyyy pink kali ya?"

"Apanya nih yg pink? BH-nya atau isinya?" Hahaha.

"Dua-duanya laah haha. Tai lah za gua ngaceng nih sekarang"

"Coli aja dulu. Jam 4 masih lama hahaha"

"Yakali coli 15 menit doang. Mana ada rasanya hahaha. Mamat mana sih ini?" Ucapnya sambil menyapukan pandangannya mencari Rahmat. "Naah tuh diaa. Bentar za gue panggil Mamat dulu" lanjutnya lalu meninggalkanku.

Tak lama kemudian, Mamat datang bersama Toni dan kami jalan beriringan.

"Cuy nanti malem cewe-cewe bakalan pindah gak ya?" Ucap Toni mengawali. "Gue ngaceng liat Mira parah. Apalagi si Devi noh. Bajunya ketat banget. Lagipula nanti masa cewe-cewe nya galepas jilbab pas tidur? Aneh-aneh aja emang nih panitia. Gue baru pertama kali ikutan acara yg nginep tapi cewe cowo digabung tidurnya" lanjutnya.

"Iya gua gangerti maksud panitia apa. Tapi yang jelas kita harus ngikutin semua aturan kalo gamau kayak pas di kampus" ucap Mamat.

"Iye ati-ati lu nanti kayak gue pas di kampus hahaha" ucapku.

"Emang di kampus ada apaan cuy?" Ucap Toni

"Lah lu gatau? Peserta yg ga ngikutin peraturan kan di tarik kemarin. Dipisahin ke beda ruangan. Lo kena ya za? Hahah" ucap Mamat.

"Baru tau gue. Pantesan kemarin tiba-tiba anggota kelompok gue ilang satu pas abis lampunya dimatiin" ucap Toni

"Iye hahaha, dimarahin gue disitu. Gila. Alumni semua ngebentak"

"Waduh serem juga ya" ucap Toni.

"Emang ada apa sih Ton?" Ucap Mamat.

"Gue ngaceng liat Mira mat hahaha. Parah dahh. Di kelas juga sering dalemannya tuh nyeplak. Dosen aja kadang-kadang jadi ga fokus kalo pas Mira datengnya telat"

Jam sudah menunjukan pukul 4 sore dan semua peserta sudah berada di lapangan dan berbaris sesuai dengan kelompoknya. Acara kali ini adalah outbond dengan mengitari daerah tempat kami sekarang. Sebelum memulai outbond, kami diberi waktu 5 menit untuk membuat yel-yel yang nantinya akan dijadikan sebagai tiket masuk untuk tiap-tiap pos permainan.

Waktu yang di sediakan sudah habis dan semua kelompok sudah memiliki yel-yel nya masing-masing. Masing-masing kelompok kini memulai perjalanannya. Perjalanan dimulai dari kelompok pertama berjalan duluan lalu 10 menit kemudian kelompok ke dua begitu juga seterusnya hingga kelompok terakhir. Karena kelompokku adalah kelompok terakhir sehingga keberangkatan kami yang paling lama. Jadi kami memutuskan untuk mengobrol-ngobrol sambil duduk melingkar sambil menunggu giliran

"Za, kamu tuh yang pacaran sama Zahra bukan sih?" Tanya Mira kepadaku.

"Ehh engga kok mir, aku ditolak sama dia hahaha"

"Masa za? Tapi di kelas mesra banget. Bahkan pas ujian kemarin aja kalian selalu pulang bareng" sambar Devi.

"Hahaha" aku hanya bisa tertawa karena mengingat alasannya menolakku. "Emang kenapa mir?"

"Ehh gapapasih, cuman ada kaka kelas naksir sama Zahra katanya, cuman pas tau dia udah pacaran sama kamu jadinya ya dia mundur"

"Siapa?"

"Kak Jordi"

"Yaaaaahhhhhh" ucap Yanti dan Devi hampir bersamaan. "Tau darimana mir?" Ucap Devi melanjutkan.

"Dia kan pendampingku pas ospek dan aku juga naksir sama dia tapi pas diperhatiin, dia selalu ngeliatin Zahra terus kalo lagi sesi dampingan. Kelompokku kan deketan sama Zahra jd ya keliatan banget kalo Mas Jordi selalu ngeliatin Zahra terus. Trus pas aku tanya langsung eh beneran." Ujar Mira menjelaskan.

"Yaaah gagal kita yan. Hahaha. Padahal kan niat ikut UKM ini tuh biar bisa ketemu Kak Jordi terus" ujar Devi.

"Ehh ehh Faza mulu nihh. Ada kita lohh" ujar Mamat sambil menggerakan jarinya ke dirinya danToni.

"Ahahaha iya tuh kasian. Ajak ngobrol gih" ujarku.

"Ton, bisa ga sekali aja ga ngeliatin BH-nya Mira? Matanya di jaga ya ton" Ucap Yanti yang membuat Toni terkejut.

Aku seketika langsung melihat Mira dan melihat wajahnya sedikit risih saat tau tubuhnya diperhatikan oleh Toni. Aku lalu mendapati Zakiyah yang berdiri di sebelah Toni langsung menjauh dan mendekati Devi.

"Tai apaaan sih yan, dari tadi juga gue ngeliatnya muka mulu"

"Hahaha gausah boong laaah, matalu lu selalu nyari-nyari kesempatan buat ngeliat. Emang gue galiat apa ton?"

Wajah Mira sedikit memerah lalu ia menyilangkan tangannya di dadanya dan meringkukkan tubuhnya.

"Awas lu nanti malem macem-macem. Kalo sampe berani macem-macem bakalan tau akibatnya" ujar Yanti melanjutkan.

"Awas ya lu yan" gerutu Toni dalam hati.

"Udaah udaahh. Mir bawa jaket ga? Kalo bawa, coba minta izin panitia buat ngambil jaket. Bilang aja dingin udah sore" ujarku

"Bawa za" ujar Mira lalu meninggalkan kami untuk mengambil jaket.

Akhirnya waktu memulai perjalanan kelompok kami tiba. Aku di tunjuk oleh teman-temanku untuk berada di depan dan disusul oleh Zakiyah dan seterusnya wanita dan di posisi paling belakang adalah Toni dan mamat.

"Mat, jagain matanya Toni ya. Kalo matanya kurang ajar, tabok aja" ujar Yanti.

"Siap bosque" ujar Mamat.

"Sialan" gerutu Toni.

Kami lalu menyusuri jalan setapak dan jalan setapak tersebut mengantarkan kami ke pos pertama dan memulai permainan yang ada di pos pertama.

Selesai dari pos pertama kami diberi selembar kertas yang berisi petunjuk pos selanjutnya. Aku bersama Zakiyah bertugas untuk memecahkan petunjuk ini. Aku cukup kagum dengan Zakiyah karena selain ia cantik dan imut, ia memiliki pengetahuan yang cukup luas sehingga tidak butuh waktu lama untuk memecahkan petunjuk ini.

Kami sampai di pos selanjutnya namun mendapati kelompok sebelum kami masih bermain di pos tersebut. Karena memang ada aturan bahwa jika ada kelompok yang terdahului oleh kelompok lain, maka kelompok tersebut mendapatkan hukuman di akhir acara. Sebagai hadiah dari kelompok yang mendahului, kami mendapatakn free pass sehingga kami tidak perlu bermain di pos tersebut dan juga kami tidak perlu memecahkan petunjuk karena posisi pos selanjutnya langsung di beri tahu oleh panitia penjaga pos.

SKIP SKIP SKIP

Karena ketangkasan kami dalam menyusuri medan dan luasnya pengetahuan Zakiyah dalam memecahkan kode, kami hampir menyusul kelompok kedua, namun tidak berhasil karena tepat setelah kami sampai di pos terakhir, kelompok kedua selesai menyelesaikan permainan.

Selesai bermain di pos terakhir, kami mendapatkan suatu benda yang nanti harus diberikan kepada salah satu panitia saat acara api unggun. Devi menerima benda itu dan langsung menyimpannya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore dan langit sudah mulai gelap. Selama perjalanan dari pos terakhir, hingga ke penginapan, jalan yang dilalui adalah tangga yang menurun dan licin.

*SRAAKKK*

Aku terdorong karena Zakiyah terpeleset dan menimpaku. Kami terguling hingga anak tangga paling terakhir. Ajaibnya, kami berdua hanya mendapatkan luka luar saja seperti lecet, kulit terkoyak dan tidak sampai retak tulang dan lain-lain. Zakiyah langsung pingsan dan menindih tubuhku. Aku sempat berusaha bangun dan tanganku tidak sengaja memegang payudaranya. Saat aku berhasil bangun, aku langsung memposisikan tubuhku dan Zakiyah agar mudah diselamatkan oleh teman-temanku saat sampai di posisi kami.

"Yaaampun kalian gapapa kannn?" Ujar Mira langsung menuju kami.

"Bawa Zakiyah dulu ini. Dia pingsan. Siapapun buruan kasih tau panitia" ujarku.

Toni dan Yanti tanpa sadar langsung melanjutkan perjalanan untuk memberi tahu panitia. Mira dan Devi lalu merawat Zakiyah yang pingsan dan mengusap darah yang keluar dari kepalanya menggunakan tangannya. Aku merintih kesakitan karena betis kiriku tergores cukup dalam sehingga mengeluarkan banyak darah serta kepalaku juga berdarah namun aku masih sanggup untuk bertahan. Mamat berusaha meluruskan kaki ku dan menggunakan air yang tersisa untuk membilas darahku yang keluar.

==========######==========

[HIDE] Yanti:

[/HIDE]
Yanti dan Toni berjalan cukup tergesa-gesa dan beberapa kali Yanti tersandung namun Toni segera membantunya. Beberapa saat kemudian, mereka berdua sampai di villa tempat menginap dan langsung mendatangi ruang transit panitia lalu menjelaskan apa yang terjadi. Beberapa panitia langsung menuju ke tempat yang dimaksud oleh mereka berdua. Mereka berdua sebenarnya di suruh untuk tetap di tempat transit karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, namun Yanti tetap bersi keras untuk kembali ke tempat kecelakaan tadi sehingga mau tidak mau Toni juga mengikuti Yanti.

*SRAAAKKK*

Toni menarik tubuh Yanti dan menyeretnya ke semak-semak yang cukup tinggi.

"KURANG AJAARR. LEPASIN. MAU APA LO??" bentak Yanti kepada Toni.

Toni masih menyeret Yanti hingga cukup jauh dari jalan setapak.

"INI MAU GUE" ujar Toni sambil meremas payudara Yanti.

"Aaaahhhh lepaassssiiinnnn" Yanti meronta-ronta namun usahanya sia-sia karena tenaganya sudah habis digunakan untuk perjalanan outbond.

Toni lalu menyingkap kaos yang digunakan oleh Yanti, dan mendapati ada manset yang masih membungkus tubuh Yanti. Ia lalu menarik kaos Yanti hingga lepas bersama manset tersebut lalu membuangnya tak jauh dari tempat itu.

Toni lalu mendapati payudara Yanti yang kini hanya terbungkus oleh Bra berwarna krem yang senada dengan warna kulitnya. Ia lalu membalikkan tubuh Yanti dan langsung melepas kaitan BH Yanti dan melepaskannya dari tubuhnya.

"Buat sekarang gue cuman ngambil ini lo. Besok-besok kalo lo kurang ajar lagi. Gue bakal ambil perawan lo!!" Katanya sambil meninggalkan Yanti yang menangis di semak-semak. Ia lalu menyimpan bra itu di dalam celananya agar tidak dicurigai oleh siapapun.

Toni lalu menuju jalan setapak dan sesampainya disana ia melihat Devi dan Mira sedang melintas.

"Gimana Faza sama Zakiyah?" Tanya Toni ke mereka berdua.

"Zakiyah masih pingsan tadi barusan diangkut pake tandu. Faza masih bisa jalan cuman harus di papah" ujar Mira dengan ekspresi shock sekaligus khawatir karena keadaan teman sekelompoknya itu.

"Kamu sih dari mana ton?" Ucap Devi.

"Tadi pas aku balik, kayaknya ada yg jatuh di daerah sana, makanya aku nyari" kata Toni sambil menujuk ke arah dimana ia datang. "Hayuu buruan itu Faza sama Zakiyah kasian" lanjutnya.

Mereka lalu melanjutkan perjalanan menuju villa dan tanpa Mira dan Devi sadari, temannya masih ada yang masih berada di semak-semak dan sedang menangis sesenggukan sambil mencari-cari pakaiannya.

Sesampainya di villa. Hujan turun rintik-rintik. Mira dan Devi langsung menuju tempat transit panitia untuk melihat keadaanku dan juga Zakiyah, sedangkan Toni langsung menuju kamar dengan alasan untuk bersih-bersih

Toni lalu mengeluarkan BH Yanti yang ada di celananya kemudian ia masukkan ke dalam tas.

"Hmm 34B" gumam Toni sambil memasukkannya ke dalam tasnya.

Toni lalu mengambil beberapa pakaian kemudian langsung menuju kamar mandi. Cukup lama Toni mandi karena diselingi oleh kegiatan mengocok penis karena teringat bentuk payudara Yanti dengan puting berwarna coklat.

Setelah selesai mandi, Toni langsung menuju kamar untuk meletakkan pakainnya yang kotor. Ia mendapati Yanti yang basah kuyup karena kehujanan sedang mengambil beberapa pakaiannya.

"Udah balik yan?"

Yanti sedikit tersentak karena tidak tau bahwa ada seseorang yang sudah masuk ke dalam kamar. Yanti lalu menolehkan kepalanya ke arah Toni dengan mimik wajah kebencian. Namun ia tak mengatakan apa-apa.

"Hahaha biasa aja kali. Btw toket lu bagus. Boleh gue pegang lagi ga?" Kata Toni seraya berjalan mendekati Yanti.

Wajah Yanti langsung berubah menjadi ketakutan dan ia berjalan mundur sambil melihat Toni mendekat.

"Please jangan ton huhuhu" ucapnya sembari meneteskan air matanya.

"Cuman pengen liat lagi kok. Ga ngapa-ngapain"

Yanti tidak bisa berkata-kata apa lagi dan kini ia sudah berada di sudut ruangan sehingga sudah tidak ada ruang gerak lagi. Sementara itu, Toni kian mendekati tubuhnya sambil tersenyum menjijikkan.

"Aaaahhhh" desah Yanti saat payudaranya diremas oleh Toni.

"Tuhkan keenakan juga lu" ujarnya. "Yan, nyobain bibir ya?

Tanpa menunggu persetujuan Yanti, Toni langsung menyosor bibir dan mereka berpagutan.

"Mmmmmmhhh" desah Yanti di tengah-tengah ciuman mereka.

Yanti berusaha melepaskan ciuman Toni dengan mendorong tubuhnya, namun tenaga Toni masih besar sehingga usahanya pun sia-sia. Melihat gelagat Yanti, Toni makin buas dalam mencium Yanti. Ia memasukkan lidahnya ke dalam mulut Yanti dan mempermainkan lidah Yanti. Hal itu membuat Yanti merem-melek dan tidak bisa berbuat apapun.

Puas berciuman, Toni lalu turun ke daerah selangkangan dan melepas celana training yang dipakai oleh Yanti sekaligus celana dalamnya.

"Weehhh gundul bos" puji Toni. Toni langsung menyergap vagina Yanti dan menjilatinya dengan penuh nafsu.

Badan lemas, ditambah dengan rangsangan di vaginanya, membuat Yanti makin tidak bisa apa-apa. Ia hanya bisa mendesah karena lidah Toni masuk ke dalam vaginanya dan menyentil-nyentil klitorisnya. Ia sudah tidak sanggup untuk berdiri lagi dan akhirnya ambruk. Dengan ambruknya Yanti, makin memudahkan Toni dalam melakukan aksinya. Toni masih terus menjilati vagina Yanti dan beberapa kali membuka belahannya dan jarinya sedikit masuk. Yanti kian tak berdaya dan akhirnya tubuhnya mengejang hebat karena ia baru pertama mengalami orgasme.

"Ahahaha banjir juga kan" ledek Toni.

"Udaahhsss ya tooonnn sssshh aaahhh. Gue mau aaaahh mandii sshhh" ucap Yanti sambil menahan sisa-sisa orgasmenya.

"Iya yan, nanti malem kita beneran main ya hahaha" ucap Toni lalu bangkit dari posisinya.

Toni juga membantu Yanti berdiri karena melihat tubuh Yanti masih gemetaran pasca orgasmenya.

==========######==========​

"Faza lagi ngapain yaa. Dari tadi ga bales bales" gumam seorang wanita. "Kangen" lanjutnya sambil melihat-lihat foto-foto laki-laki yang di kangeni oleh wanita tersebut.

"Hahaha. Lucu yaa kamu kalo tidur" ucapnya saat melihat-lihat foto seseorang saat tidur bersama di kosnya.

"Hani. Turun sini. Makan malemnya udah siap" teriak seorang wanita paruh baya dari luar kamarnya.

"Iya maaaahh. Bentaarrr"

Ia lalu keluar dari kamarnya dan segera menuju ruang makan untuk makan bersama keluarganya.

"Kak Hani kenapa? Kok senyum-senyum sendiri." Ucap adik Hani.

"Ehhh engga kok" ujar Hani dengan wajah yang memerah.

"Hayooo. Siapa han kenalin atuh ke mama papah" ucap papah Hani.

"Ihhh engga kokk paaahh. Apaan sihh" ucap Hani dengan wajah makin memerah.

"Kalo engga, kok mukanya merah gitu" ledek ibu Hani kali ini.

Hani diam saja dan mukanya makin memerah.

Setelah beberapa saat. Akhirnya Hani membuka suara.

"Anu, anak Jakarta maah paah. Namanya Fazarul Nirham"

==========######==========​

"Mmmmmhhhh" rintih Zakiyah yang akhirnya siuman dari pingsannya.

Zakiyah berusaha bangkit namun rasa sakit di sekujur tubuh membuatnya tak mampu untum bangkit.

"Zak, tiduran dulu ajaa" ucapku yang masih rebahan di sampingnya.

"Yang lain kemana za?"

"Mira Devi Mamat katanya mau mandi, Yanti sama Toni gatau dimana"

"Ugghhhh" Zakiyah masih berusaha untuk bangkit.

"Dibilang tiduran ajaa zak"

"Maaf ya za, gara-gara aku, kamu juga ikutan"

"Gapapa zak, ini malah ajaib gaada yg patah. Soalnya lumayan tinggi loh kita jatuhnya tadi"

Zakiyah terdiam dan melihat lurus kedepan namun tatapannya terasa kosong.

"Za, aku takut sama Toni" ucap Zakiyah tiba-tiba.

"Ehhh?"

Zakiyah terdiam lagi. Ia lalu memeluk tubuhnya sendiri secara tiba-tiba dan kembali tiduran dengan posisi meringkuk. Aku yang juga tidak bisa bergerak dengan luas hanya bisa melihatnya melakukan itu. Kaki ku masih terasa nyeri sekali.

"Duhh gabawa HP lagi" gerutuku dalam hati.

"Uuuggggggghhh" aku berusaha bangkit dan berhasil.

Aku berhasil berdiri dan berjalan keluar dari ruangan transit secara pelan-pelan karena masih terasa nyeri.

"Za mau kemana?"

"Keluar. Bosen nihh"

"Ikutt" ucap Zakiyah sambil berusaha bangkit.

"Bisa bangun ga?"

"Bisaa uuugghhh" Zakiyah berhasil bangun.

Kami lalu keluar dari ruangan itu dan melihat ada seorang panitia yang mendekati kami. Ia menyuruh untuk tetap di dalam karena kondisi kami masih belum baik. Namun aku bilang kami tidak apa-apa dan ingin segera ke kamar kami. Panitia tersebut memanggil Mas Jordi selaku ketua pantia dan ia menanyakan apabila sudah sanggup mengikuti rangkaian sisanya maka silahkan kembali ke
kamar. Kami menyanggupi dan kembali menuju kamar kami.

==========######==========​

"BANGSAT!!" ujar seorang pria yang tengah tersungkur dan memegangi kakinya

"Kaki ku udah lebih keras sekarang. Makasih ya udah bikin retak kaki ku kemarin. Malah jadi lebih keras sekarang"

Pria itu masih memegangi kaki nya karena terasa sangat sakit walaupun tidak sampai retak. Lawannya kini mendekati nya dan menendang wajahnya dengan sangat keras dan menyebabkan pria itu terpental beberapa meter.

"Balikin Tia atau kamu kubunuh sekarang juga" ucap lawannya yang mengambil batu yang berukuran cukup besar yang ada di dekatnya.

"Pinter ya lu, nyerang gue pas semua penghuni kosan udah pada balik" ucap pria itu sambil berusaha bangkit. "CUPU"

"BACOT" ucap lawannya sambil berlari menuju pria itu.

*BEEGGHH*

Bersambung............
 
Terakhir diubah:
mantab huu, bakal ada adegan gebukin si wahyu lagi ga ya, ditunggu updatenya lagi,
 
:tendang: yaaah yang di makrab malah di stop. lagi seru serunya juga.
awas lu ton klo si yanti lu apa-apain
:marah:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd