Julia Dwi Anggraeni (Julia)
PART 24
Jakarta, Oktober 2005...***mah kediaman orang tua julia
Pov Julia
Aku dan mas hadi berencana menemui orang tua ku di daerah jakarta selatan, rumah mewah yang terlihat bagus di luar tetapi penghuni nya merasa kesepian, kebahagian semu yang kami semua rasakan saat ada di rumah tersebut, kehangatan keluarga seakan sirna sejak papa dan mama hanya sibuk mengejar rupiah.
Sampai di depan pintu gerbang kami di sambut oleh security yang bernama pak Ahmad.
"Eh non julia, bentar non", ucap pak Ahmad setelah mengetahui siapa yang datang.
"Makasih pak Ahmad", sahut ku ramah.
Setelah masuk ke dalam dan memarkirkan mobil di depan pintu rumah aku dan mas hadi turun, ku gandeng calon suami ku yang kelak akan menjadi ayah dari calon anak kami untuk menemui orang tua ku, tujuan kami hanya meminta restu pernikahan ku dengan mas hadi, ya kami berdua sepakat menikah siri secara agama islam yang dianut oleh mas hadi.
Ting...Tong....
5 menit kemudian...
Ceklek.....
"Eh non julia, mari masuk non", jawab bi nina salah satu asisten rumah tangga di rumah ini.
"Masuk yuk mas!", ajak ku menggandeng mas hadi masuk.
"Bi tolong kasih tau papa dan mama, julia sudah datang sama calon suami julia, maksih ya bi", ucap julia ramah pada bi nina
Bi nina meninggalkan kami di ruang tamu masuk ke dalam menemui papa dan mama.
Kami menunggu di ruang tamu, beberapa saat kemudian papa dan mama datang menemui kami, raut kaget dari mereka berdua saat itu kala melihat aku duduk berdampingan mesra dengan mas hadi.
"Nak sudah lama kamu nggak pulang ke rumah mama kangen sama kamu", ucap mama ku saat kami berpelukan melepas rindu dan ia mencium pipi kiri dan kanan ku.
"Maaf ma, julia disana sibuk, baru saja habis diangkat sebagai supervisor di pabrik". ucap ku menjawab omongan mama barusan.
"Hebat kamu nak, keuletan kamu bikin papa bangga", sahut papa ku menanggapi omongan ku.
"Makasih pa, oiya kenalin pa, ma, mas hadi calon suami julia", ucap ku pada kedua orang tua ku.
"Hadi.... Om tante", ucap mas hadi memperkenalkan diri nya dengan sopan pada kedua orang tua ku.
"Nak hadi sudah lama kenal sama julia?", tanya papa ku tatapan mata papa seakan ingin menyelidiki siapa mas hadi.
"Sudah 2 tahun om, kebetulan saya atasan julia anak om", jawab mas hadi jelas dan lugas.
"Oh gitu, memang kalian berdua sudah serius untuk menikah?", tanya papa ku lagi.
"Sangat serius om, malah kalo om dan tante kasih ijin saat ini, minggu depan hadi akan menikahi anak om secara siri", ucap mas hadi menjelaskan kedatangan kami.
Kedua orang tua ku saling memandang seolah mereka sedang saling bicara dengan tatapan mata saja, kemudian papa lalu berkata, "Apa tidak terlalu cepat, ini bikin kaget kami nak?", ucap papa ragu dan sekaligus bingung dengan keputusan ku.
"Pa, ma, tolong mengerti ini demi kebahagian julia, julia selama ini tidak banyak menuntut pada kalian kan, kalo kalian tidak setuju julia tetap mau nikah nya sama mas hadi berkat dia julia lepas dari ronald, apalagi saat ini aku sedang mengandung anak mas hadi, dia kesini mau bertanggung jawab dengan kehamilan ku ini".
"Apaaaaa.... Kamu hamil nak?", ucap mama ku kaget.
"Iya ma, saat ini usia kandungan ku sudah memasuki 3 bulan, ma pa please restu kami ya ma, pa". ucap ku memohon pada orang tua ku.
"Ok papa setuju kamu menikah dengan nak hadi, tolong ya nak jaga putri kami, jujur selama ini kami sekeluarga tertekan sama perbuatan ronald yang sudah bikin anak kami menderita, kamu mungkin sudah tau masa lalu julia yang kelam, om minta kamu sayangi anak om cuma dia kebahagian kami saat ini", ucap papa ku.
"Makasih pa", ucap ku lalu memeluk papa ku.
Air mata ku mengalir tanpa aku sadari, menangis bahagia karena kedua orang tua ku merestui pernikahan kami.
"Nak malam ini kamu dan hadi tidur sini ya, mama kangen sama kamu biar sekalian kami kenal dengan nak hadi", ucap mama ku bijak dan penuh kelembutan.
"Gimana mas?", tanyak ku singkat sambil melihat kearah nya.
Mas hadi mengangguk dan ia tersenyum lalu mencium buku tangan papa dan mama sebagai rasa hormat nya pada orang tua ku.
"Yaudah, kamu ajak hadi ke kamar mu nak, nanti kita ngobrol mama dan papa kangen sama kamu". Ucap mama.
"Iya ma, yuk mas kita ke kamar", ajak ku lalu menggandeng tangan mas hadi mengajak nya ke kamar ku.
Setelah kami masuk ke kamar ku, mas hadi duduk di sofa yang ada di dalam kamar ku, ia sudah bisa tersenyum walaupun ku tau ia masih memikirkan tina sahabat ku yang juga mantan kekasih nya, lalu aku mendekati nya kangen ingin di manja sama dia.
"Mas hadi menyesal dengan keputusan ini", ucap ku sambil merebahkan tubuh ku ke bahu nya.
"Nggak dik, mas cuma kepikiran tina saja, maaf ya kamu jangan marah dik, rasa bersalah mas pada nya sampai detik ini terus membayangi mas". sahut nya sambil ia memeluk tubuh ku, ia mengelus perut ku yang mulai membuncit walaupun belum kelihatan dengan jelas kalo aku hamil.
"Mas, adik kangen saat-saat seperti ini, rasa nyaman, rasa dibutuhkan, rasa di hargai sebagai perempuan itu yang bikin julia sayang dan cinta sama mas, mas itu gentle dalam memperlakukan kaum wanita, julia yakin di luar sana banyak yang mengagumi mas bukan hanya julia dan tina saja mas", ucap ku jujur dengan perasaan ku saat ini.
Mas hadi mencium ubun-ubun kepala ku dengan penuh kelembutan, dia ingin menunjukkan kasih sayang nya pada ku, aku menengadahkan kepala diatas sehingga bibir kami makin mendekat dan cuuuuuppp.... ciuman lembut bibir nya membangkitkan hasrat seksual ku, seketika nafsu ku terbakar, perlakuan lembut yang ia tunjukan menggetarkan hati dan jiwa ku.
Sluuurrrpppp..... Sluuuuurrrrpppp...... Sluuuuuurrrppp...... Muaaachhh... Muaaaccchhhh.....
Percumbuan bibir yang begitu memabukkan, bibir kami saling bertautan, lidah saling memilin, ludah sudah saling bertukar.
Ia lalu melucuti pakaian nya, sementara aku melucuti pakain ku kami seakan sudah tau apa keinginan kami berdua, sehingga tubuh kami berdua sudah bugil tanpa ada sehelai benang menutupi tubuh kami berdua.
"Mas, adik kangen sama kontol mas", bisik ku pada mas hadi.
"Sama sayang, mas juga kangen sama memek kamu, mas ingin besuk calon anak kita di dalam". balas mas hadi membisiki ku.
Aku di gendong mas hadi ke ranjang tempat tidur ku selama ini, sekarang aku bahagia malam ini aku bisa tidur di ranjang ku dengan calon suami ku dan juga ayah dari janin yang ku kandung.
"Ohhhhh mas.... Geli....", lenguh ku saat mas hadi menciumi daun telinga yang merupkan salah satu titik ransangan pada tubuh ku.
Ia dengan lembut memainkan belakang telinga ku, sesekali dijilat dan di kulum nya membuat darah ku berdesir dan bulu kuduk ku merinding nafsu ku semakin tinggi melambung di buat nya.
Aku memejamkan mata menikmati semua perlakuan lembut nya, sensor seksual ku semua dijelajahi oleh nya dengan telaten penuh ketulusan, mas hadi memperlakukan ku bak permata yang berharga dalam hati aku bersyukur mendapatkan kasih sayang nya walaupun aku mesti menyakiti perasaan sahabat ku sendiri.
Bibir ku di cium nya dengan lembut dan singkat lalu ia turun ke leher jenjang ku, di jilati nya seperti ia menjilati es krim, aku membelai dan meraba dada bidang nya seolah memberitahu pada nya bahwa aku menyukai perlakuan nya pada ku, beberapa kecupan di darat kan nya di leher ku sampai menimbulkan bercak merah sebagai tanda bahwa ia memiliki ku.
"Mas hadi.... Julia becek banget mas, kamu pintar bikin adik melambung mas", oceh ku merasakan semua perlakuan nya membuat ku bagai di awang-awang.
"Kamu pasrahin sayang mas ingin memberikan semua cinta mas untuk kamu, mas mau kamu merasakan nya". ucap nya berbisik.
Ia lalu turun ke bawah dan tepat di payudara ku, ia dengan lembut memainkan kedua payudara ku, tangan dan bibir nya dengan lihai mulai memainkan buah dada ku.
"Aaahhhh Mas hadi.... Enak mas....Terus.....", desah ku merasakan kenikmatan kuluman bibir nya di puting susu ku sementara tangan kiri nya meremas-remas tetek ku sebelah kiri, tangan kanan nya aktif mengelus perut ku yang sedikit buncit.
Setelah beberapa menit ia memainkan buah dada ku yang kini puting nya sudah tegang dan membesar, ia lalu menelusuri perut buncit ku, dicium nya perut ku sambil dielus-elus membuat aku merasa senang dan di manja, tangan nya yang nakal sudah turun menelusuri paha dan selangkangan ku.
"Nak, semoga kamu jadi anak yang berbakti pada papa dan mama ya, jadilah anak yang sukses dan bisa membahagiakan orang di sekitar mu", oceh mas hadi seakan ia sedang mengajak ngomong anak yang masih berbentuk janin di dalam rahim ku.
Mas hadi kemudian menjilati perut ku di berinya kecupan dan ciuman disana lalu ia turun menjilati paha jenjang ku kiri dan kanan, aku merasa seluruh tubuh ku berdesir rangsangan yang ia lakukan secara stimulan membuat badan ku bergelinjang menahan gejolak dalam diri ku.
Setelah puas ia menjilati paha ku lalu ia menuju selangkangan ku. Dia tertegun sesaat melihat pemandangan di hadapan nya, aku menutup paha ku karena merasa malu di pandangi seperti itu.
"Kenapa sayang kok ditutup, mas ingin lihat memek kamu indah sayang akan lahir anak kita dari sini kalo kamu lahiran nya normal", ucap nya membuat aku tersenyum.
Aku membuka kembali paha ku dan membiarkan apa yang akan ia lakukan, "mas kamu bikin aku sange, apa yang kamu lakukan sangat membekas di hati mas", gumam ku membatin.
"Mas hadi..... Ooohhhh.... ", erang ku saat lidah nya mulai memainkan bibir memek ku yang merekah, di jilati dan di sedot nya cairan kewanitaan ku tanpa ada rasa jijik sedikitpun.
Ia semakin gencar memainkan organ intim ku, sambil mmasukkan jari tengah dan telunjuk nya ia mulai memompa memek ku dengan pelan sementara lidah dan bibir nya memainkan itil ku yang mulai berdenyut.
Aku merasakan kenikmatan yang sukar untuk ku ucapkan dengan kata-kata, hanya suara desahan, erangan dan lenguhan sebagai tanda bahwa aku menikmati apa yang dilakukan nya.
Semakin cepat mas hadi menyodok-nyodok memek ku dengan kedua jari tangan nya membuat aku semakin dekat dengan orgasme ku apalagi itil ku pun ia terus jilatin dan di sedot dengan kuat membuat aku nggak kuat menahan sesuatu yang keluar dari dalam tubuh ku.
"Aaaaahhhh.... Mas hadi.... Julia keluaaaaaaarrrrrrr.....". Suuuuuuuuurrrrrr....
Suuuuuuuuurrrrrr....... Suuuuuuurrrrrr.......
Aku mendapatkan orgasme yang hebat yang belum pernah aku dapatin selama ini, squirting, istilah seksologi keluarnya cairan dengan cukup deras dari kantong kemih ku.
Nafas ku terengah-engah, tubuh ku melemas, seluruh persendian ku rasa nya terlolosi, senyum kepuasan terpancar dari bibir ku menyadari apa yang dilakukan oleh mas hadi membuat ku merasakan surga dunia saat ini.
"Mas hadi, sini mas!", panggil ku pada nya saat sadar ia masih di bawah depan selangkangan ku.
Kulihat wajah nya yang ganteng menurut ku, basah karena cairan yang ku keluarkan, aku yang tidak tega melihat nya ingin bangkit, tapi mas hadi menahan ku malah ia sendiri yang masuk ke kamar mandi membersihkan bekas cairan ku yang menempel di wajah nya
"Gimana sayang enak nggak, kamu pasti belum pernah ya squirting", ucap nya tersenyum melihat aku yang masih tergolek lemas.
"Enak dan nikmat banget mas, kok bisa ya julia squirting, emang papa ini paling jago bikin puas mama", ucap ku menjawab omongan nya.
"Kok papa sayang panggilan kamu ke mas", ucap nya heran dan kaget.
"Latihan sayang biar nanti kalo anak kita lahir kita sudah terbiasa, julia pengen mas panggil julia mama, berasa gimana mas hidup julia jadi lengkap ada mas dan anak kita nanti nya", jawab ku menanggapi omongan nya.
"Ok sayang, demi kebahagian kamu dan anak kita mas akan panggil kamu mama mulai saat ini, tapi kalo dikantor kita mesti profesional".
"Setuju pa, sekarang giliran mama mau bikin papa keluar, papa diam saja ya, nikmatin kayak mama tadi".
Mas hadi merebahkan tubuh nya di ranjang, aku lalu mulai memainkan kontol nya. mulai ku masukkan kontol mas hadi ke dalam mulut ku, aku ingin memberi nya deepthroath yang beberapa waktu lalu membuat ia kelojotan.
"Ooohhhh.... Ma...Enak.... ", erang mas hadi ia memegangi kepala ku saat aku melakukan deepthroath.
Seluruh batang kontol nya masuk seluruh nya ke dalam mulut ku hingga ke tenggorokan, beberapa detik ku tahan kontol nya untuk memberikan sensasi nikmat untuk nya.
"Pppuuaa.... gueeii....mmuuaa...nnae... ueuennaakkk nhgahkkk...", ucap ku terbata-bata nggak jelas karena mulut ku sambil nyepongin kontol mas hadi.
"Enak banget ma, terussss isap yang dalam ma....aaaahhhh....", erang dan desahan mas hadi merasakan nikmat dari kuluman bibir ku.
Aku melakukan deepthroath sebanyak 3x, tetapi tetap saja mas hadi masih bisa bertahan belum keluar.
"Udah ma, papa pengen mama masukin memek mama ke kontol papa, papa sudah horny banget ma".
"Ok pa, tunggu saja kejutan dari mama", goda ku.
Lalu aku mulai menaiki tubuh mas hadi, kontol nya yang sudah tegang terlihat mengkilap basah karena liur dari oral ku tadi melumuri seluruh batang nya.
Ku genggam kontol nya terlebih dahulu dan kuarahkan ke memek ku yang sudah basah dan becek kembali karena aku pun kembali terangsang, ku tempelkan memek ku kepala kontol nya dan setelah kurasakan tepat ku turun kan pinggul ku sehingga kontol mas hadi menyeruak masuk hingga mentok sampai dalam rahim ku.... BLEEEEESSSSS......
"Aaaaarrrrrggghhhhh", erang kami berdua bersamaan saat kedua kelamin kami bersatu dengan sempurna di dalam tubuh ku.
"Pa....Ini yang kukangenin sama kamu pa, kontol kamu penuh di dalam, besar, panjang, dan tahan lama, buat mama selalu puas kalo papa entotin mama". racau ku.
Ku mulai menaik turunkan pinggul ku sehingga kontol mas hadi keluar masuk dengan lancar disamping karena banyak ny cairan kewanitaan ku yang membasahi kontol nya dan keluar dari kemaluan ku.
"Ma..... Terus ma.... Nikmat banget sayang..... Goyangan kamu", desah mas hadi.
"Pa..... Mama... Mau keluaaaarrrrrrr Pa", ucap ku merasakan sesuatu yang akan keluar dari dalam tubuh ku.
"Keluarin saja ma.... Papa masih lama sayang....". sahut nya dengan memejamkan mata nya menikmati goyangan pinggul ku.
Beberapa saat kemudian... "Aaaahhhh... Papa....Mama sampeeeeee.....". SUUUUUURRRR....... SUUUUUURRRR...... SUUUUURRRR.....
Tubuh ku ambruk di atas tubuh mas hadi, dari kemaluan terasa keluaran cairan kewanitaan ku yang banyak merembes keluar dari sela-sela kelamin kami yang masih bersatu.
"Iiiihhhhh papa.... Mama kalah lagi deh.... Kuat banget sih pa, jadi makin sayang deh sama papa", rengek manja ku sambil membelai dada bidang nya.
Kurasakan kontraksi dan kedutan ku masih berlangsung menuntaskan sisa-sisa orgasme ku yang barusan.
"Biar mama makin sayang dan nggak akan cari kontol yang lain", jawab mas hadi sambil mengelus rambut ku yang tergerai awut-awutan.
"Nggak akan pa..... Mama nggak akan sia-siakan papa, sebentar ya pa!..... Mama mau istirahat dulu, 10 menit deh setelah itu papa bebas entotin mama sampai puas". Ucap ku sambil mengatur nafas yang tadi terengah-engah.
Pagi itu aku dibuat puas oleh mas hadi sampai 5x orgasme yang selama ini hanya mas hadi yang bisa memberikan nya tanpa obat perangsang, sekarang hubungan ku dan mas hadi makin intim, tidak ada lagi kekakuan dan kecangungan dari nya, ia pria yang gentle selalu mendahulukan kepuasan ku terlebih dahulu, beruntung dan bahagia nya aku mendapatkan suami seperti nya, "semoga cinta ku dan dia abadi sampai maut memisahkan kami berdua", doa dan harapan ku dalam hati.
.
.
Setelah berkenalan dan mengenal sosok mas hadi secara dekat, papa dan mama malah juga ikut sayang pada ayah dari janin ku, mas hadi bisa dengan cepat menarik hati papa dan mama, bahkan mereka setuju dan mendukung secepatnya aku segera di nikahi secara agama yang dianut mas hadi, tetapi aku mesti terlebih dahulu masuk islam, karena memang itu bentuk pengorbanan terbesar ku dan aku yakin mas hadi pilihan tepat untuk ku, masa depan ku dan calon anak kami kelak.
"Nak kamu yakin mau menjadi muslim seperti hadi, papa dan mama tidak akan memaksa jika itu memang pilihan kamu". Ucap mama saat ia sengaja mengajak ku bicara berdua di dapur.
"Iya ma, dan julia yakin mas hadi bisa jadi suami yang baik buat julia. Julia hanya minta restu mama dan papa supaya bisa menjadi istri yang berbakti buat suami dan anak ku kelak ma". Jawab ku yakin dengan senyum sumringah.
"Bagus kalo gitu, mama juga setuju, cuma pesan mama kamu harus patuh sama suami mu, jadilah istri yang baik buat nya supaya kalian berdua langgeng sampai maut memisahkan kalian".
"Iya ma, julia akan berusaha menjadi istri yang baik buat mas hadi".
.
.
.
1 Minggu kemudian.......
Pov Hadi
"AKU TERIMA NIKAH DAN KAWIN NYA JULIA DWI ANGGRAENI BINTI SIPULAN DENGAN MAS KAWIN 5 GRAM EMAS BERUPA CINCIN DAN SEPERANGKAT ALAT SHOLAT DIBAYAR TUNAI".
Ucap ku menjawab langsung saat menerima ijab kabul dengan wali hakim yang menikahkan ku dengan julia.
"Gimana para saksi?", ucap wali hakim bertanya pada para saksi.
"SAH", jawab mas hendra tegas.
"SAH", jawab saksi dari petugas Kantor Urusan Agam setempat yang di mintakan menjadi saksi untuk pihak julia.
Julia mencium buku tangan ku, setelah ia melakukan nya aku membalas nya dengan mencium kening nya. Terlihat air mata kebahagiaan nya mengalir dari kedua mata nya.
Penggunaan wali hakim sendiri karena status julia sebagai muallaf, dan berhubung kedua orang tua nya berbeda agama dengan calon mempelai wanita maka secara agama dan hukum di ambil alih perwalian nya oleh wali hakim yang merupakan kepala Kantor Urusan Agama.
Julia memeluk agama islam 2 hari sebelum acara ijab kabul ku, di sebuah masjid yang berada di jakarta dekat kediaman orang tua nya, dan setelah itu aku yang mengurus surat-surat kelengkapan pernikahan dalam 1 hari selesai karena dibantu langsung sama mas hendra yang bersedia untuk menjadi saksi pernikahan adik angkat nya.
Setelah acara prosesi ijab kabul selesai, aku dan julia mulai keliling menyalami orang-orang yang menghadiri acara ijab kabul ku secara sederhana.
"Nak hadi papa titip julia, semoga kalian bahagia", ucap papa julia saat aku sungkem bersimpuh di hadapan nya.
"Iya pa, hadi akan bahagiakan julia", jawab ku tegas dan yakin.
"Papa julia minta restu nya", ucap istri ku terbata-bata menahan isak tangis kebahagiaan nya.
"Mama.... Hadi minta restu nya serta doa nya ma", ucap ku pada mama istri ku yang juga ikut menangis bahagia atas pernikahan anak nya.
"Mama doakan kalian berdua rukun, bahagia serta langgeng hingga kakek nenek", jawab mama sambil mencium kedua pipi ku dan kening ku sebagai ungkapan ia menerima ku sebagai mantu nya.
Lalu aku mendatangi mas hendra yang saat itu didampingi lidya serta mama nya.
"Mas hendra, makasih ya mas sudah banyak bantu hadi selama ini mas yang selalu menjaga dan melindungi hadi, minta doa dan restu nya mas", ucap ku pada mas hedra kakak angkat ku.
"Dik, kamu akan selalu jadi adik ku jangan sungkan sama mas, mas bangga sama kamu, semoga kalian berdua bahagia, hingga maut memisahkan kalian", ucap mas hendra.
"Pintar juga kamu dik dapetin anak nya Petrus Chandra, tau nggak siapa mertua kamu dik?", bisik mas hendra.
Aku menggeleng kepala, lalu mas hendra membisiki ku lagi," pengusaha sukses dalam bidang perkebunan dik, seluruh asset PT.IGL bisa ia beli kalo dia mau dik".
"Nah ini calon adik ipar mas, kalo hadi berbuat kurang pantas jangan sungkan ngomong sama mas ya dik, biar mas yang jewer kuping nya", canda mas ku pada istri ku julia.
Julia hanya tersenyum dan tertawa kecil, dan ia bilang, " tenang saja mas mas hadi sudah jinak kok".
"Hahahaha", tawa mas hendra meledak.
"Selamat ya mas hadi, julia, nah kamu tau kan kalo mas hadi ini adik angkat pacar ku jul, buat mas hadi tolong bahagiakan julia sahabat ku ya mas", ucap lidya yang datang dengan gaun yang anggun.
"Tentu lid, mas hadi nggak akan bikin julia sedih lagi, mas minta tolong kamu jagain tina ya mas masih merasa bersalah pada nya". Ucap ku membisiki lidya.
"Lid... Makasih ya kamu sahabat ku terbaik, maaf hanya kamu yang kami undang dalam acara ijab kabul ini biar saja orang-orang pabrik jangan sampai tau kalo aku dan mas hadi menikah", ucap istri ku pada lidya sahabat nya dan juga kekasih kakak angkat ku mas hendra.
"Lidya faham dengan situasi kalian jul, selamat atas pernikahan nya semoga kalian berdua bahagia sampai kakek dan nenek", jawab lidya kemudian.
.
.
.
Setelah semua tamu pada pulang, aku dan istri ku sekarang menghabiskan waktu cuti kami berdua sekaligus bulan madu di rumah mertua ku. Awal nya kami menolak karena ingin menghabiskan honey moon di bali sesuai keinginan julia, tapi papa dan mama meminta kami menghabiskan cuti kami di jakarta saja, apalagi rumah mereka bakalan sepi kalo nanti nya julia sudah pasti ikut aku.
"Nak hadi, sini nak papa mau ngomong sama kamu!", ucap papa petrus ramah.
"Iya pa", jawab ku singkat.
"Papa nggak nyangka ternyata kamu itu adik nya hendra cahyo broto, papa kamu itu teman bisnis papa nak, dulu sama-sama kami masih muda papa berteman sama papa kamu pak broto sewaktu kita masih SMA dan terus berteman hingga sekarang", ucap papa petrus menceritakan awal mula kedekatan nya dengan alm. papa broto.
"Beliau itu orang baik, ulet dan pintar dan itu menular pada hendra anak nya, papa tau kamu bukan anak kandung pak broto, tapi beliau sudah menganggap kamu sebagai anak kandung nya, hendra menceritakan semua ini nak, papa sampai kaget mendengar nya apalagi saat ia datang dan menjadi saksi dari pernikahan kamu", sambung papa petrus.
"Maaf pa, sengaja hadi merahasiakan siapa hadi sebenar nya, hadi tidak ingin papa merestui hadi gara-gara mendengar nama pak broto dan masalah kekayaan, jujur hadi saat itu bicara atas nama diri sendiri tanpa melibatkan nama besar keluarga hadi pak", ucap ku.
"Pantae saja anak ku jatuh cinta pada mu nak, rendah hati dan bisa menarik simpatik orang itu kesan papa sama kamu, jujur papa senang kamu jadi mantu papa, kelak anak ku bisa bahagia dengan kamu", ucap nya dengan senyum penuh kebahagiaan.
"Makasih pa, atas pujian nya tapi hadi manusia biasa pa, tolong bimbingan papa ya biar hadi bisa membahagiakan julia dan anak kami kelak".
"Apa rencana kamu setelah ini nak sayang saja kamu masih tetap mau kerja disana, papa sebetulnya ingin pensiun dan hanya nikmati masa tua papa dengan mama cuma nggak ada yang bisa papa percaya, kamu mau nak nerusin usaha papa ini".
"Gimana ya pa, hadi minta maaf sebelum nya, jika hadi menolak permintaan papa, ini semata-mata hadi memegang amanat dari alm. papa broto yang mengharapkan hadi mengawasi dan mengelola PT. IGL, beliau meminta hadi untuk meneruskan usaha ini hingga terus besar dan maju pa", ucap ku menolak halus permintaan papa petrus karena janji ku sama alm. papa broto.
"Papa hargai keputusan kamu, semoga sukses ya nak, papa ada hadiah buat kalian mohon kali ini jangan kamu tolak ya".
Aku kaget dan memberikan senyum lalu beliau mengatakan bahwa ia membelikan kami rumah di daerah tangerang sebagai tempat tinggal kami disana.
"Wah papa sampai segitu nya beri kejutan dan hadiah, makasih banget pa".
"Hanya hadiah kecil demi kebahagiaan putri ku nak, tolong jaga dan bahagiakan julia ya nak".
"Tentu pa, hadi janji bakalan menjaga dan membuat nya bahagia".
"Makasih nak, yuk kita temuin istri dan mama mereka pasti sedang sibuk bikin masakan special buat kita kayak nya!".
"Ayo pa!", jawab ku singkat.
---- ¤¤¤¤¤¤ ----
Lanjutan nya di bawah.....