Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kisah si Badan Babi (NO SARA)

Wanita mana yang seharusnya dipilih Faza?

  • Zahra

    Votes: 282 55,7%
  • Hani

    Votes: 113 22,3%
  • Winda

    Votes: 232 45,8%

  • Total voters
    506
  • Poll closed .
gapapa gan selow .. tapi kan minggu ini engga nih ... double kill ye updatenya ntaar wqwqwqwq
 
Part 13

Waktu menunjukan pukul 5 pagi. Seorang wanita bangun dari tidurnya dan langsung menggerak-gerakkan lututnya untuk meyakinkan bahwa lututnya kini sudah sepenuhnya sembuh. Kemudian ia memutuskan untuk melaksanakan ibadah terlebih dahulu. Setelah selesai melaksanakan ibadah, Ia membuka HP-nya dan mengaktifkan paket internetnya karena paket internet yg lama sudah habis beberapa hari kemarin. Setelahnya berbagai pesan masuk ke dalam HP-nya dan mendapati pesan dari seorang pria yang ia cintai. Ia lalu tersenyum manis sekali setelah membaca pesan itu. Namun, nampaknya sudah sangat terlambat apabila membalas pesan itu dan ia akhirnya memutuskan untuk menelfonnya.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat dihubungi. Silahkan tinggalkan pesan setelah bunyi 'TIIIT'"

Ia lalu menutup telfon itu. "Kemana ya dia. Masa pagi-pagi HP-nya mati sihh" gumamnya.

Ia lalu memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan mendapati ayah, ibu dan kakaknya sudah berada di ruang keluarga sedang menonton TV.

"Winda udah sembuh yaah, maaah hehehe" ucap Winda sambil menggerakkan lututnya.

"Alhamdlillah, kalo sudah sembuh. Lain kali lebih ati ati kalo lagi jalan" ucap Ayah Winda.

"Iyaa yaaah, ini kan di tabrak. Padahal Winda udah di pinggir jalannya. Supirnya aja yg pengen nabrak Winda"

"Hehehe anak mamah cantik sih, jadinya mobil aja pengen nabrak hahah" ucap Ibu Winda kali ini.

"Apaaan deh maaah hahah"

"Faza gimana win?" Ucap kakak Winda menggoda.

"Maksudnya mba? Ya gak gimana-gimana hehe" ucap Winda dengan wajah sedikit memerah.

"Winda. Gausah pacar-pacaran dulu yaa. Deket sama cowok boleh tapi harus ada batasnya. Kalo emang niat nak Faza baik mau memperistri kamu, ayah setuju tapi kalo buat pacar-pacaran mendingan jangan" ucap Ayah Winda.

Winda hanya diam saja setelah diberi penuturan oleh ayahnya itu. Ia lalu melihat kakaknya memeletkan lidahnya kepadanya. Winda sebel setengah mati.

"Iya Winda gitu ya" ucap Ayahnya sekali lagi.

"Yaah, maah kalo Winda ajak Faza ke sini boleh ga?"

"Oohh ya silahkan. Sekalian ayah juga mau kenal orangnya kayak apa Faza ini"

"Kalo ayah udah bilang boleh. Mamah pasti membolehkan"

"Yeeeyyy. Nanti aku kasih tau Faza deh hehe"

"Faza orang mana emangnya win?"

"Jakarta maaah"

"Oalaahh. Jauh yaa"

"Ya mungkin baru bisa kesini pas udah masuk kuliah lagi maah hehe"

"Lama doong Winda" ucap Ayahnya menyambar

"Ya iya yaah hehe. Mau cepet-cepet ketemu ya yah hahaha"

"Hahaha ayah manut anak aja"

"Win, ikut mba yuk lari-lari. Sekalian biar lemesin lutut kamu lagi tuh. Biar nanti kalo ketemu Faza bisa lari buat meluk dia hahaha"

"Mbaa iiiihhhhhhh jail banget"

Satu keluarga tertawa karena tingkah anak terakhirnya itu.

==========######==========​

Aku dibangunkan oleh Mira karena mendapatkan instruksi dari panitia untuk segera menuju ke aula. Kami semua berkumpul di aula dan disambut oleh banyak sekali alumni UKM ini. Acara kali ini adalah tentang sharing-sharing pengalaman para alumni dari menitih karir di organisasi ini hingga sekarang berada di dunia kerja. Setelah acara sharing-sharing tersebut, tbtb mas Jordi membisikan sesuatu kepada salah satu alumni dan membuat raut wajahnya berubah.

Lalu para panitia dan para alumni 'marah-marah' karena kami disebut kurang bermoral dan menyerempet bahwa kami kurang dalam hal apapun. Aku lalu curiga dengan menghilangnya Mamat dan Toni dan tangisan Yanti saat aku kembali ke kamar tadi malam berkaitan dengan masalah ini. Lalu kami beradu argumen persis seperti saat di fakultas dan beberapa peserta memang ada yg sampai nada tinggi dalam berargumen. Aku yang memang pendiam dan ditambah tubuhku belum sembuh sempurna, menyebabkan aku hanya mengikuti jalannya pertukaran argumen tersebut.

Akhirnya perdebatan diseleseaikan dengan pernyataan apabila salah seorang dari angkatan kami yg kedapatan melakukan hal asusila lagi, maka kami satu angkatan rela status anggota kami dicopot.

Kami semua sepakat dengan perjanjian itu dan acara ditutup dengan pemilihan ketua angkatan dan foto bersama.

Kami lalu pulang menggunakan kendaraan yang sama seperti saat berangkat dan para panitia mengikuti dari belakang menggunakan sepeda motor.

SKIP SKIP SKIP

"Oke terimakasih teman-teman semua sudah mengikuti semua kegiatan makrab. Semoga janji-janji kalian yang tadi diucapkan benar-benar diterapkan. Sekarang temen-temen semua pulang dan beristirahat. Dan selamat berlibur" ucap Mas Jordi setelah sampai di halaman depan kampus.

Aku turun terlebih dahulu dari kendaraan dan langsung menghampiri para panitia.

"Tia gimana mas?" Ucapku

"Ohh Faza ya? Tia kemarin udah kita bawa ke RS yg paling deket sama vila kemarin. Dan aku baru dapet kabar. Pendarahannya udah berhenti cuman mungkin lagi shock. Dia diem terus daritadi" ucap Mas Jodi.

"Kapan mas kira-kira udah bisa keluar dari RS"

"Kurang paham juga. Coba nanti aku tanya ke panitia yg jagain dia ya. Nanti aku kabarin. Ada nomer HP?"

"Ada mas. 08**********

"Okedeh. Nanti mas kabarin kalo gimana-gimananya"

"Oke mas. Makasih"

Para peserta kini telah menurunkan barang bawaannya masing-masing dan langsung menuju kos masing-masing. Aku menunggu Tama untuk menjemputku karena aku merasa dengan tubuh yang masih ringkih ini, tak akan kuat apabila harus berjalan kaki dari kampus hingga kosku.

"Nunggu siapa za?" Ucap Zakiyah mengagetkanku.

"Temen kosan zak haha. Kamu sih?"

"Nunggu ibu hehe"

"Ooh kamu orang asli sini...."

"Iyaa hehe, emang gak keliatan ya?"

"Engga hahaha. Medoknya gak kedengeran banget jadi kukira orang jogja atau solo gitu"

"Hahaha, emang ada turunan sih dari solo cuman bapak ibu ketemunya disini jdnya ya punya rumahnya disini"

Sedang asik-asiknya ngobrol dengan Zakiyah, Tama datang menjemput namun dengan raut wajah yang tidak biasanya. Aku lalu meminta Tama untuk menunggu sebentar karena tidak tega melihat Zakiyah sendirian. Dia pun berkenalan dengan Zakiyah dan sengaja bersalaman lama sekali saat mereka berjabat tangan ia pun langsung meminta nomer HP-nya. Tak lama setelahnya, ibu Zakiyah datang dan kami pun pulang ke kediaman masing-masing.

"Tam lau kenapa deh?" Tanyaku saat diperjalanan.

"Dimas, sob. Parah dah. Wahyu anjing emang"

"Ehh Dimas kenapa?"

"Untung tadi pagi gue main ke kosnya. Mau ngomongin ke dieng. Ehh si Dimasnya malah terkapar di depan kamarnya" ujarnya. "Kita naro barang lo dulu di kosan abis itu kita ke kosan Dimas"

"Dieng? Kok lu ga ngajak gue haha"

"Ini baru rencana kita berdua doang. Pasti lu diajak lah gamungkin engga hahaha"

"Okedeh hahaha"

Kami lalu menuju kosan dan menaruh barang-barang ku, mengambil HP serta berganti pakaian karena aku belum mandi sejak bangun tadi. Setelah itu kami berangkat menuju kosan Dimas.

Sesampainya di kos Dimas, aku melihat Dimas sedang berbaring di kasurnya dengan perban yang menutupi sebagian tubuhnya dan aku melihat salah satu kakinya bengkak.

"Ehh za. Eeeerrgghhh" ucap Dimas sambil berusaha bangkit dari tidurnya.

"Udah dim. Sante-sante. Tiduran aja lo" ucapku sambil sedikit berlari menuju Dimas.

"Kok lo pincang za?"

"Haha iya, jatoh gue. Nih sobek haha" ujarku sambil memperlihatkan luka yang ada di kakiku.

"Kenapa bisa?"

"Lagi outbond di vila jeruk, temen sekelompok gue jatoh dan dorong gue juga. Yaudah deh ikutan" ujarku. "Tapi ini paling bentar lagi sembuh"

"Dim, beneran kan si Wahyu yang bikin lo kayak gini?" Ucap Tama kali ini.

"Ya siapa lagi coba tam. Dia nyamperin Tia ke vila kan za?"

"Iya dim. Duh gimana yak gue nyeritainnya"

"Maksudnya?" Ucap Dimas dengan nada agak meninggi.

"Emmm Tia ketusuk sama Wahyu dim"

"ANJING" ujar Dimas tersentak dan segera di tenangkan oleh Tama.

"Selo dim, selo. Udah ditangani kok. Dia lagi di RS cuman katanya shock. Nanti aku bakal dikabarin sama panitia kalo udah sembuh dianya"

*TING*TING*

Aku mendapatkan pesan masuk ke HP-ku.

"Za, Tia udah bisa pulang dan ini lagi kami anterin ke kosnya

-Jodi" Tulis pesan itu.

"Nih dim, Tia lagi pulang. Sembuhin dulu badanlu baru nengokin Tia. Jangan bikin dia lebih khawatir pas liat keadaanlu"

"Iya za. Makasih. Terus si Wahyunya gimana?"

"Dia ditangkep sama panitia semalem dan dibawa pergi. Gue gak nanya sih dia dibawa kemana"

"Emm baguslah. Mudah-mudahan dia dibawa ke psikiater. Orang Gila emang dia"

"Dia neriakin nama gue mulu gila haha. Katanya semuanya salah gue. Apa coba ya hahaha"

"Ya emang gila yaudah biarin aja"

"Dim, berarti ke diengnya diundur yak?" Ucap Tama memotong obrolan kami.

"Tunggu gue sembuh dulu yakk. Seenggaknya bisa jalan deh" ujar Dimas. "Gue juga mau sekalian nganter Tia hehe"

"Nganter?"

"Iya. Tia kan orang Wonosobo"

"Oalaaahhh"

"Winda juga deh setau gue. Iya ga za?" Ucap Tama.

"Ehh. Gak tau gue haha"

"Ahh lo gimana sih. Bojo ne dewek masa ora ngerti (istri sendiri masa gak tau)"

"Ehh lu sama Winda za? Hebat juga lu hahaha" ujar Dimas kali ini.

*TRING*TRING*TRING*

Obrolan kami dipotong oleh nada dering HP ku yang menandakan ada panggilan masuk.

==========######==========
[HIDE] Nayla:

[/HIDE]​

"Oke evaluasi untuk makrab kali ini emang cukup banyak. Mungkin untuk taun depan yg bakal jadi panitia, kita harus bener-bener dampingin dari awal. Jangan kayak kita sekarang yg seolah-olah di lepas oleh pengurus. Jadinya acaranya berantakan. Oke gimana. Ada masukan lagi?" Ucap Jordi. "Oke gaada? Cukup ya berarti. Jadi mungkin evaluasi kali ini di cukupkan. Silahkan temen-temen pulang dan beristirahat.

Rapat dibubarkan. Para panitia lalu keluar dari sekretariat.

"Di, gue duluan ya?" Ucap Jodi.

"Iyaa joo, nanti malem kalo mau packing, bareng aja yakk"

Jodi lalu berlalu dari sekretariat.

*PLAK*

Seorang wanita menampar seorang pria disaat mereka hanya tinggal berdua di sekretariat organisasi mereka.

"Apaan sih nay main nampar-nampar aja"

"NIH LIAT" ucap Nayla sambil menunjukan test pack ke Jordi.

Jordi mengambil test pack itu dari Nayla dan melihatnya sejenak tanpa berkata apapun.

"Aku hamil dii" ucap Nayla sambil menangis.

Jordi masih diam saja melihat Nayla yang menangis. Jordi lalu membuang test pack itu keluar jendela dan segera mencium bibir Nayla. Nayla sedikit terkejut dengan perlakuan Jordi namun ia tidak menolak ciuman itu. Cukup lama mereka berdua berciuman sambil berdiri. Jordi lalu segera menggerakkan tangannya ke bagian punggung Nayla dan mendorong tubuhnya yang menyebabkan mereka berdua rebahan dan berciuman dengan posisi Jordi di atas Nayla.

"Diii, gimana diii, gue hamil diii. Gimanaaa" ucap Nayla seraya melepaskan ciuman Jordi.

"Gue tanggung jawab nay. Sorry kemarin beneran kelepasan. Gue coba cari cara biar janinnya ga berkembang mumpung masih muda"

Nayla hanya diam saja lalu ia mencium Jordi lagi. Jordi lalu menggerakkan tangannya ke bagian dada Nayla dan meremas payudaranya.

"Aaahh please diii. Gue lagi gamau gituan sekarang"

"Engga nyampe masuk kok nay, gue cuman mau nyusu aja hehe" kata Jordi sambil menyingkap kaos Nayla. "Buka ya nay" lanjutnya seraya menyingkap BH Nayla.

"Aaahssss mmmmhhhh" desah Nayla saat puting payudaranya dihisap dan dipermainkan oleh lidah Jordi.

"Diii, udah diii, nanti ada yg liaat aaahh" ucap Nayla lalu menutup mulutnya agar desahannya tidak terdengar.

"Enak banget nay hehe. Padahal udah sering nyusu elo, tp rasanya malah tambah enak" ucap Jordi sambil menurunkan celananya dan mengeluarkan penisnya yang sudah sangat tegang. "Nay bantuin doong hehe"

"Pake bibir apa pake toket?"

"Yang mana aja deh nay. Yang penting bantuin hehe"

"Zzzzzzz"

Nayla lalu bangkit dari rebahannya dan duduk. Ia lalu mengocok penis Jordi dalam ritme pelan dan sambil memasukkannya kedalam mulutnya.

"Mmmmhhh aaahhhss emang enak banget dah Nayla. Terbaik. Aaahhh" desah Jordi saat penisnya dikulum oleh Nayla.

Nayla masih terus mengulum penis Jordi dan sesekali mengulum buah zakarnya.

"Aaaahhhh naaayyy. Sorryy gue keluaarrr aaaahhhssss" ucap Jordi saat mencapai klimaksnya.

Nayla mau tidak mau menelan semua sperma Jordi karena kalo tidak, spermanya akan berceceran di jilbab dan ia malas untuk membersihkannya. Setelah dikiranya Jordi sudah menyemprotkan semua spermanya, Nayla sedikit menggigit penis Jordi dan membuat Jordi meringis.

"Diii ambilin tissue sana. Jorok. Keluar gak bilang-bilang"

Jordi mengambil tissue yang ada di atas meja dan memberikannya ke Nayla. Nayla lalu mengusap mulutnya dan berceceran sperma lalu melemparkannya ke Jordi.

"Nay, jorok nay" ucap Jordi menghindari lemparan Nayla.

"Dihhh, sperma juga sperma elu, kamu jijik sama calon anaklu?"

"Yee bukan gituu"

Nayla lalu menubruk tubuh Jordi tiba-tiba dan membuat ia ambruk. Kini posisinya adalah Nayla diatas sedangkan Jordi dibawah. Nayla lalu memajukkan bibirnya ke bibir Jordi dan mereka berciuman kembali. Cukup lama mereka di posisi itu dan setelah mereka beriuman, Nayla rebahan di atas tubuh Jordi.

"Nay, pintu udah dikunci belum?"

"Kenapa emang?"

"Takut ada yang masuk hehe"

Nayla lalu bangkit dan merapikan pakaiannya. Begitupun dengan Jordi.

"Dii balik yuukk. Ngantuk"

"Mau dikelonin?"

"Gak mau. Gue nanti dijemput sama orang tua. Mau liburan katanya mereka"

"Buset dari Jakarta?"

"Iyaa laah. Darimana lagi"

"Yaudah yukk. Gue juga ngantuk"

Mereka berdua lalu keluar dari sekretariat dan Jordi mengantar Nayla hingga ke kosnya.

==========######==========​

Seorang wanita duduk di kasur yang ada dikamarnya dan sedang memainkan HP-nya. Ia lalu membuka daftar kontak yang ada di HP tersebut dan mencari nama seseorang yang ada di daftar tersebut. Setelah mendapatkan nama yang dicari. Ia lalu menekan tombol call lalu mendengar nada sambung.

"Alhamdllah, nyambung" ujarnya.

"Hallo assalamlkum Hani, kenapa han nelfon?" Ucap suara di seberang.

"Waalakumslm. Zaa hehe. Gapapa zaa. Lagi ngapain?"

"Lagi jenguk Dimas han. Sakit dia"

"Yaampun. Sakit apa?"

"Wahyu berulah lagi han. Dia bikin Dimas babak belur sekarang. Untung Tama dateng, kalo engga bisa mati si Dimas"

"Ampun deh tuh orang. Maunya apasih yaa"

"Tenang haan haha, Wahyu udh diringkus semalem. Ceritanya panjang bangeettt. Mending aku ceritain pas kita ketemu aja ya han hehehe"

"Yaaaah lama dooong"

"Sabaar yaa hahaha"

"Zaaa"

"Apaaa han?"

"Emmmm, kamu pulang ke Jakarta kapan?"

"Belum tau nihh, aku mau liburan dulu disini sih rencananya sama Dimas sama Tama. Cuman karna Dimas juga lagi kayak gini jadinya gatau deh"

"Oooohh gitu ya za hehe"

"Kenapa emang han?"

"Emmm engga kok gapapa, nanya ajaa hehe. Yaudah dehh. Titip salam aja buat Dimas semoga lekas sembuh"

"Iyaa han. Sudah tersampaikan haha. Aku kalo pulang bakal laporan kok han hhahaha. Tenang ajaa."

"Ahahaha gausah laporan juga gapapa kok"

"Beneran nih? Yaudah deh gausah haha"

"Iiihhhh jangaaan zaaa. Kabar-kabar ya zaaa kalo pulang hehe"

"Hahahaha. Yaudah deh. Wassalamlaikum. Aku juga kangen kamu han" ucap suara di seberang lalu menutup telfonnya.

"Waalaikumslam. Apaan deh dia. Tbtb matiin telfon haha" ujarnya dengan muka yang memerah.

Tanpa disadari, adik dari perempuan itu melihat semua kelakuan yang dilakukan oleh perempuan itu saat telfonan.

"Mamaaaah, papaaaaahh. Kak Hani abis telfonan sama kak Fazaa" teriak adiknya sambil berlari keluar dari kamar kakaknya.

"Tariiiiiiii. Iiiiihhhhhhhh" kata perempuan itu sambil berlari mengejar adiknya

==========######==========​

"Cailaaah, siapa za? Pake kangen-kangenan segala?" Ujar Dimas yang masih terbaring di kasurnya.

"Hani laah siapa lagi coba. Faza tuh gabisa milih mau Zahra, Hani atau Winda. Dijabanin semua sama dia hahaha. Kalo Zakiyah masuk nih. Pasti dijabanin sama Faza" ucap Tama menyambar.

"Ahahaha anjing lo tam emang"

"Zakiyah siapa?" Ucap Dimas.

"Kelas B dim. Imut anaknya. Manis" ucap Tama

"Tuhkan itu mah emang lu yang kepengen hahaha" ujarku

"Hahaha. Gue coba masuk ya za. Barangkali mau dia sama gue"

"Bisa tuh tam zakiyah lo ajak ke dieng hahaha" ucap Dimas

"Weeh. Iya tuh. Biar gue gak jones-jones amat nanti yak"

Kami pun tertawa karena pernyataan Tama barusan.

"Yaudah cepet sembuh ya dim. Biar kita jadi ke dieng haha" ucapku.

"Iya za. Pengennya juga gitu. Gue pengen ketemu Tia dulu tapi"

"Telfon dim. Nih" ucap Tama sambil menyerahkan HP Dimas.

"Yaudah. Kita balik dulu yakk. Cepet sembuh. Langgeng sama Tia. Titip salam juga buat dia. Bilangin cepet sembuh"

"Iyaa za makasih"

Kami lalu kembali ke kosan dan aku langsung berbaring di kasurku. Aku lalu membuka HP ku dan mencari kontak Ibu lalu aku menekan tombol call.

"Hallo assalamulakum. Kenapa nak?" Ucap suara di seberang sana.

"Waalakumsalm. Maaah, kayaknya aku pulang ke jakartanya semingguan lagi deh hehe. Aku mau ke dieng dulu sama temen-temen. Ini aku baru pulang dari makrab hehe"

"Ooohh. Yaudah. Izin sama ayah dulu ya za. Mamah mah ngizinin aja. Naik motor kesananya?"

"Iya maaah. Naik motor"

"Trus rencananya berangkat kapan?"

"Belum tau maah, soalnya temenku lagi ada yg sakit jadinya nunggu dia sembuh dulu"

"Oooh yaudah. Mamah ngizinin tapi kamu izin sama ayah dulu"

"Iya maahhh"

Aku menutup telefon dan kembali menelfon bapakku. Untuk meminta izin. Cukup sulit untuk mendapatkan izin dari bapakku ini karena aku pergi menggunakan motor. Bapakku punya pengalaman buruk dengan motornya sehingga mungkin beliau masih parno dan tidak ingin anaknya bernasib sama seperti beliau. Namun dengan bujukkan-bujukkan akhirnya aku diizinkan oleh Bapakku.

Aku lalu menutup telefon dan langsung pergi tidur karena tubuhku sangat letih.

==========######===========​

"Nomor yang anda tuju sedang sibuk....."

"Hiiiihhh. Sibuk muluu sihh. Gabisa di telfon-telfon. Kangen" ucap seorang wanita.

Ia lalu menlfon nomer itu lagi dan kali ini terdengar nada sambung.

"Naah akhirnyaa nyambung juga"

Namun nada sambung itu terus terdengar tanpa diangkat oleh orang yang dimaksud. Ia menelfon berkali-kali namun tidak mendapatkan hasil.

"Laaaaaaa. Ga diangkat-angkat" ucapnya sambil melempar HP nya ke kasurnya.

"Windaaaa sini bantuin mamah ngangkat jemuran"

"Iyamaaaahh bentarrrr"

Wanita itu lalu keluar dari kamarnya dan membantu ibunya mengangkat jemuran karena hujan datang tiba-tiba.

"Kamu kenapa nak? Kok murung gitu?"

"Sebel maaah. Faza ditelfon ga diangkat-angkat"

"Sabar nak. Mungkin ia lagi ada keperluan makanya belum buka HP"

"Masa dari pagi dia ga ngecek-ngecek HP-nya sih maaah huhu"

"Winda yakin ga sama Faza?"

"Maksudnya mah?"

"Kalo kamu yakin sama Faza, gaakan ada ragu-ragu. Gaakan ada curiga. Ayahmu dulu itu cueknya minta ampun. Tapi mamah sabar nunggu. Mamah gak pernah mikir macem-macem. Kan pikiran itu cuman asumsi. Belum tentu bener. Kalo kamu yakin sama Faza yaudah tunggu aja Fazanya"

Winda hanya terdiam setelah mendengar petuah dari ibunya.

Setelah jemuran terangkat semua, Winda kembali ke kamarnya dan ia memutuskan untuk tidur karena hawa nya sangat enak untuk tidur.


Bersambung...........
 
Terakhir diubah:
Alhamdulillah sempet2 nulis pas kemarin pemulihan hahaha jadinya bisa update!!. Gimana updatenya?? Mohon maaf kalo ga sesuai ekspektasi hehe. Seperti biasa ane butuh kritik dan saran dari para suhu sekalian demi keberlangsungan cerita ini haha. Wahai para SR segera keluarlah. Nulis komen itu gak sesusah yang dipikirkan kok hehe.

Enjoyy the update !!
 
Terakhir diubah:
Sepertinya bakalan seru kalo Ada moment faza maen bareng tiga cw nya .. hahaha
 
Terakhir diubah:
wah, semoga cepet sembuh hu, nanti update lagi :semangat:
Semoga lekas sembuh ndan.
cepet sembuh ya om @dragoace
cepat sembuh dan bisa berkarya lagi hu
jaga kondisi di saat kemarau basah seperti tahun ini
semoga TS segera diberikan kesembuhan
GWS hu..
Slalu menanti mu kembali..
Update..
Cepat sembuh ya masta biar bisa ngelonin ke3 selirnya hahahahha
terimakasih suhu suhu hahaha
Kangen Zahra sama Windi huuuuuu!!
windi siapa hu? Hahhaa
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Fyuhhh akhirnya update juga..... Thanks suhu.... Tapi ko rasanya masih pendek ya... Kurang panjang.... Mohon maav ane tipe2 yg maruk
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd