Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 2

Poligami satu rumah aja suhu... aiko harus tahu bahwa bukan satu2nya sbg pendamping anto. setelah ia menerima dgn ikhlas, apalagi dijelaskan bahwa anto diobati oleh aki, hingga tenaga aki habis. hal ini akan membuat neng dea bernilai penting bagi anto, dan juga aiko.

Kerelaan itulah yg membuat neng dea bisa diterima dan tidak dimusuhi. kerelaan itu yg membuat àiko rela berbagi. dgn kerelaan tsb, aiko bisa menerima bila mereka disatukan dalam satu rumàh. bahkan keberadaan keduanya bisa saling melengkapi.
setuju ane ama suhu...apalagi sampe 3some:konak:
 
:jempol: :jempol:
solusinya mungkin dengan memperkenalkan dulu antara Neng dengan Aiko, jadi masalah keluarga anto bisa belakangan. bahkan Anto bisa minta bantuan Aiko, itu pun klo pas perkenalan si Aiko menerima kehadiran Neng di tengah-tengah hubungan Aiko dengan Anto.
Wah, seru nih.. makasih suhu... kita ikutin ya suhu...
 
Poligami satu rumah aja suhu... aiko harus tahu bahwa bukan satu2nya sbg pendamping anto. setelah ia menerima dgn ikhlas, apalagi dijelaskan bahwa anto diobati oleh aki, hingga tenaga aki habis. hal ini akan membuat neng dea bernilai penting bagi anto, dan juga aiko.

Kerelaan itulah yg membuat neng dea bisa diterima dan tidak dimusuhi. kerelaan itu yg membuat àiko rela berbagi. dgn kerelaan tsb, aiko bisa menerima bila mereka disatukan dalam satu rumàh. bahkan keberadaan keduanya bisa saling melengkapi.
Wah, ide mantap ini suhu... masuk dalam kemungkinan juga.. kita ikuti ya suhu...
 
Skenario yang mengejutkan.
Ternyata si winda adalah mata-mata keluarga pak kades..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Tamabah kemari...tambah melebar nih cerita anto...
Spion iya...
Tni iya..
Polisi iya..
Bc iya...
Masyarakat iya...
Dan Cinta Eneng...
Anto hidup penuh misteri, jd pengen penasaran.
 
Kalau seperti ini skenarionya, jadi pelajaran juga buat Anto, jangan terlalu tebar kebaikan ke perempuan. Kalau sudah ada yang kecantol beneran 'kan susah.

Tapi ane harap Neng Dea nggak ampe mati sih, tapi sempat ditolong, kali ini sama Surya. Jadi ada kesempatan juga buat Surya beraksi. Dan ada kesempatan buat Dea mikir ulang jodohnya.

#Dea4Surya
#Anto4Aiko
Siap suhu... makasih udah mampir dan support nya, nubie juga bingung mau nya gimana si blegug Anto. Kita ikuti aja suhu...
 
Tamabah kemari...tambah melebar nih cerita anto...
Spion iya...
Tni iya..
Polisi iya..
Bc iya...
Masyarakat iya...
Dan Cinta Eneng...
Anto hidup penuh misteri, jd pengen penasaran.
Suhu aja penasaran, apalagi nubie suhu. Tapi makasih udah mampir suhu.. penasaran suhu itu, sama juga sama penasarannya nubie dan penasaran reader yang lain juga... sukses suhu...
 
Mulustrasi...



Neng Dea




Teh Yeti




Aiko Nakazawa







•••©©©•••



Lanjutan nya suhu...




*Chapter dua puluh satu, hari kedelapan



Selepas kepergian Ridwan dan Winda

"Teh, Anto minta maaf sudah menceritakan apa adanya sama Neng dan aki Tama. Karena mereka sudah jadi bagian dari aku sekarang."

"Iya teh, cuma Neng dan aki yang tau kejadian yang menimpa teteh."

"Iya mas, Neng. Aku posisi takut sekali saat ini. Apalagi setelah di jelasin yang sebenarnya ama mas Anto siapa-siapa dan untuk apa barang-barang itu. Jujur teteh shock. Tapi malah teteh dihibur ama Neng. Tapi memang kalian sudah resmi?"


"Iya teh, Anto sadar, Anto juga cinta Neng. Dan aku sudah minta izin sama aki, dan aki memberikan."

"Tapikan? maaf yang itu?"

"Yang di jepang? Iya masih teh, Neng sudah aku ceritakan tanpa ada yang aku sembunyikan, semua nya.. Neng bisa menerima nya, dan aku akan berjuang agar Neng juga di terima di keluarga ku."

"Memang cinta itu kadang, eh.. sering malah aneh-aneh. Jarang yang punya hati seperti Neng, adik baru teteh ini."
kata teh Yeti menggenggam tangan Neng. Neng balas memeluk Yeti erat.

"Teh, makasih yah udah mau jadiin Neng adik teteh. Paling tidak Neng sekarang ada teman dan kakak yang mengarahkan." kata ku

"Tapi mas, mengenai yang kamis lalu itu, apa bener mas nya liat itu?"

"Terpaksa teh, karena aku harus pastikan informasi dari teteh mengenai barang itu. Maaf ya teh, bukan maksud apa-apa. Sungguh..."


"Maksudnya gimana a?"

"Teh, boleh?"

"Iya, ga papa. Sama adik aku sendiri kok, aku gak mau tutupi lagi. Adik ku saja mau terima aku apa adanya kok."

"Iya, kamis malam itu, aku setelah dapat info jenis barang yang ada di sana, aku harus pastikan dan dokumentasikan untuk aku laporkan. Aku mencari tau dengan melihat menggunakan alat pengintai jarak jauh, dan terlihat barang nya apa. Saat ada keramaian yang di buat Surya untuk mengalihkan perhatian, mereka tinggalkan tempat, aku melompat masuk dan mengambil dokumentasi nya langsung dari dekat. Setelah itu aku harus mengambil gambar para otak pelaku yang merupakan pejabat BC dan mantan nya itu. Terpaksa aku harus menemukan juga teteh dan teman-teman disana. Walau aku lihat dari jauh."

"Oh, Neng paham."

"Pantesan teteh tadi liatin aa waktu bahas hari kamis itu si a Ridwan nya."

"Iya, teteh takut pada tau dan malu Neng. Teteh merasa kotor banget, sampah dan cuma sumber penyakit masyarakat."

"Sudah teh, tidak ada yang berpikiran begitu sungguh. Apalagi teteh udah niat mau jadi bener. Neng akan bantu teh, teteh sekarang kakak Neng, siapa yang ganggu teteh nya Neng, berhadapan ama Neng."

"Kamu yakin sayang?"

"Di coba aja. Neng udah punya teteh, gak mau kehilangan lagi."

"Tapi kamis besok, teteh tetap harus datang disana Neng, teteh gak bisa nolak."

"Teteh datang aja, tapi kalo ada yang berani sentuh teteh, dia akan tau akibat nya."


Kenapa Neng tiba-tiba jadi over protektif begini. Neng apa yang sanggup dia lakukan? Ah, kalau dia bener-bener nekat nanti, aku tambah pusing ini.

"Jangan nekat sayang, teteh gak mau kamu celaka. Cukup kamu doakan saja dan jagai adik-adik panti."

"Adik panti ada ibu panti sama pak polisi yang jaga, Neng harus jagain teteh nya Neng. Harus.."


"Eh, kok kamu jadi keras gini sayang. Sudah lah, nanti kita bicara in lagi. Kita harus menunggu perkembangannya dulu yah."


"Iya adik manis, teteh gak apa-apa kok. Neng mau denger kan omongan teteh nya?" Neng terdiam sesaat

"Iya teh, Neng denger."

"Teteh pamit dulu, balik ke koperasi yah. Sudah jam masuk, teteh gak enak sama ibu Pratiwi."

"Samaan aja teh, Neng juga mau ke panti. Aa..?"


"Aku tadi mau ke rumah kakek Ridwan, tapi nanti sore saja. Sekarang aku ikut ke panti saja. Boleh kan sayang?"

"Ih aneh aa teh, memang siapa yang bisa larang mau datang ke panti?"


Akhirnya kami bertiga sama keluar menuju pinggir jalan. Aku dan Neng terus naik angkudes ke panti. Teh Yeti masuk ke koperasi. 15 Menit kemudian kami turun didepan panti. Tampak dari halaman, pintu panti terbuka, dan ada satu orang petugas berseragam, sedang duduk santai.

Petugas yang melihat kami segera bangun, ia mengenali Neng tapi tidak mengenali ku.

"Selamat siang bu Neng, tumben siang ini."

"Selamat siang pak Joko. Iya ada urusan sedikit."

"Tadi pak Surya cariin ibu, dipikir ibu sudah di panti. Terus pergi lagi. Tapi katanya nanti jam 2 an mau datang lagi."

"Makasih pak Joko, saya disini kok sampai sore."


"aa.. ayo masuk.." ajak Neng padaku

"Maaf bapak siapa yah? mohon laporan dulu pak."

"Pak, ini kan.." aku segera memberi tanda Neng supaya membiarkan dan menyuruh Neng masuk. Neng pun masuk ke panti.

"Iya pak, maaf. Memang itu prosedur nya, saya nurut pak. Saya Anto pak, mau berkunjung lagi ke panti, kemarin dulu kunjungan saya hanya singkat dan kurang mengenakkan. Ini ktp saya."

"Kalau nanti mas Surya sudah datang, saya juga ingin ketemu pak."

"Tunggu pak, saya sepertinya tidak asing dengan nama bapak beberapa hari terakhir. Bapak yang waktu itu memukuli Yudha di cibadak bukan?"

"Bapak salah kali, saya gak mukuli pak, saya hanya membela diri pak."


"Ooo.. "sang petugas memperhatikan ku lebih seksama, seperti tidak percaya."

"Eh, maaf bang.. saya gak kenal. Sungguh maaf. Gak sangka abang ternyata masih sangat muda yah sudah hebat pisan."

"Tidak berani pak, pujian bapak tinggi sekali. Saya kebetulan saja di waktu yang tidak tepat. Kalau bukan saya, bisa saja yang lain yang melakukan itu."

"Silahkan masuk bang, eh.. ini ktp nya. Kasihan bang, panti ini juga baru diserang oleh orang nya Yudha. Untung nya ada orang bertopeng yang bantu. 4 orang yang nyerang masih kritis sampe sekarang, masih koma."

"Ke empat nya pak?"

"Iya denger rekan-rekan begitu. Masih di jaga ketat di RSUD sukabumi."


Sedang asyik bincang-bincang, sebuah motor vario hitam membawa seorang pengendara berjaket kulit hitam, celana jeans, sepatu kets hitam dan helm hitam masuk halaman panti. Dia parkirkan kendaraan, dan membuka helm. Tampak seorang pemuda awal 20 an mulai mendekat.

"Siang ndan.. maaf lapor ada yang tunggu ndan. Ada di dalam pos" pak Joko menghampiri dan hormat.

"Siapa?"

"Mengaku bernama Anto ndan. Kata nya nunggu pak Surya. Sudah janjian pak?"


"Nggak, saya kesini mau kontrol aja. Neng udah datang?" mereka masih berbincang diluar pos. Aku hanya memperhatikan saja.

"Siap, sudah pak. Belum lama. Bersama dengan orang yang mengaku Anto itu."

"Suruh tunggu saya mau ke dalam dulu."

"Siap.."


Surya masuk ke panti, pak Joko kembali ke pos menemui ku.

"Pak Anto, disuruh tunggu ama pak Surya. Dia mau kedalam dulu. Paling mau temuin bu Neng." aku tarik nafas. Sepertinya ini sudah lebih dari sekedar tugas lagi. Ini sudah main perasaan.

Aku mengecek hp ku, melihat media sosial ku. Ada chat dari aiko.

Ah, aku balas saja sekarang. Aku kabarkan, aku sudah sembuh, diobati aki Tama dan di tunggui Neng cucunya. Aku cerita kalau aku juga di beri energi oleh aki Tama, bahkan tubuh ku aku rasakan jauh lebih fit dari sebelumnya. Yang tadinya aku kritis dan sekarat akibat luka dalam itu, di sembuhkan dengan bantuan aki Tama, lalu aku harus mengalami lagi periode transisi penggabungan energi. Dimana aku membeku seluruh tubuh ku. Dan Aki Tama yang jadi lemah akibat energi nya sudah di berikan padaku, sudah tidak sanggup merawat aku. Jadi kembali aku dirawat Neng yang kedua kali nya. Aku tidak tau bagaimana Neng merawat ku, yang aku rasakan setelah di usap handuk hangat, tubuh ku berangsur tidak membeku lagi.

Aku tunggu beberapa saat, masuk chat balasan dari Aiko.
Ia sangat senang dengar kabarku. Ia juga tau proses penggabungan energi itu sangat sakit, jika tidak kuat menerima energi yang baru itu, si penerima bisa kolaps karena seluruh organ tubuh pada dasar nya menolak ada unsur asing dari luar yang masuk. Itu alamiah. Apalagi jika unsur yang masuk besar pasti dapat mematikan. Ia sangat berterima kasih pada aki Tama dan pada Neng, dan ingin ketemu. Kata nya perasaan nya bilang, Neng orang baik dan kaya nya cocok dengan nya. Malah ia bercanda, kenapa gak dinikahin sekalian. Biar adek ada saudara, katanya. Adek cuma sendiri, kesepian terus di rumah. Papa sibuk di perusahaan dan menyelesaikan pekerjaan nya sebab dia mau mundur dari kegiatan kampus. Aku cukup terkejut dengan becanda Aiko kali ini. Aku jawab memang di Jepang bisa gitu dua istri? yah kalau resmi gak bisa, tapi di Indonesia bisa kan? Adek kan mau jadi orang Indonesia ikut suami (LAS 1). Adek udah pelajari negara calon suamiku. Kan adek mau jadi orang sana. Ah, adek belum kenal Neng kok udah bilang gitu aku bilang. Dia gak balas lagi. Pikiran terbang bebas ke angkasa. Aku mempunyai dua orang perempuan yang sama-sama bilang kesepian, anak tunggal. Ini cerita nya aku atau mereka yang kesepian? Tanda apa ini?

Aku akhiri chat ku dengan Aiko. Aku simpan hp. Aku sudah menunggu lumayan lama sekitar 1 jam. Aku keluar pos dan mencoba masuk pintu panti. Aku melihat dari balik pintu, Surya memandang ke arah kelas yang ada di panti itu. Panti ada di sekat menjadi 2 bagian serupa kelas. Dan masing-masing kelas diisi oleh anak-anak sesuai usianya. Ada yang besar ada yang kecil. Ada anak remaja, di bantukan mengajar di kelas. Aku masih menunggu, dan aku kembali ke halaman, aku keluar panti, memperhatikan sekitar wilayah panti. Hari sudah bergerak petang. Panti di kiri kanan masih ladang kering habis dipanen padi, yang kalau musim hujan saja yang akan ditanami padi. Ini mulai masuk musim kemarau, entah mau ditanam apa setelah ini. Kemungkinan palawija umur pendek. Dibelakang panti juga masih sawah kering, hanya sekitar 300m ke belakang baru terdapat kampung kecil. Panti persis berada di tepi jalan utama desa dan dilewati angkudes searah dengan koperasi, tapi beda jalur kalau ke arah rumah kakek Ridwan. Jalan yang lurus beraspal dan cukup luas di lewati 2 mobil berlawanan arah, dan kedua arah nya merupakan area lapang. Akan terlihat setiap kendaraan yang datang dari jauh dan pergi sampai jauh. Seberang jalan panti ada perkampungan, dusun, terdiri tidak terlalu banyak rumah. Aku harus bisa menghalau setiap serangan yang ingin menyasar panti ini. Aku mempelajari tata geografisnya. Aku berdiri di tepi jalan melewati panti. Ide menari di pikiran ku. Jarak antara rumah kakek Ridwan kesini hanya sekitar 1,5 KM. Tidak terlalu jauh tapi tidak terlalu dekat juga. Oke.. mudah-mudahan cocok dan lancar. Tiba-tiba..

"Aa.. kesini.. iiihhh... dicariin kemana sih?" ternyata Neng memanggil

Aku lihat Neng di tepi jalan depan panti, dibelakang nya ada Surya.

"Lagi ngapain sih. Dicariin anak-anak tuh. Udah mau selesai sekolah nya."

"Eh bang Anto... eee... udah lama bang?"


"Sudah mas, dari jam 2 tadi." tampak Surya kikuk menghadapi ku

"Maaf bang, aku gak tau kalo itu abang." aku gak mau dia tambah merasa bersalah

"Ayo a, cepet, kasian adik-adik nunggu. Sebentar ya pak Surya. Mau ke dalam dulu." Neng langsung menggandeng tangan ku, menarik melewati Surya.

"Iya.. iya... sik yo mas... yo, jenengan melu ora.." aku berjalan melewati Surya dan masuk ke dalam panti.

Aku masuk dalam kelas, anak-anak SD yang sudah agak besar. Ada 9 orang.

"Adik-adik, ini aa Anto. Ada yang kenal belom?"

Terdengar bisik-bisik diantara mereka.

"Aa ini kan yang kemarin yang kalahin penjahat ? aku ingat waktu aa buka topeng nya.. iiii... hebat pisan." jawab seorang anak laki-laki yang ketika itu mau bercita-cita jadi polisi.

"Aa juga ingat kamu, yang mau jadi polisi kan? yang pintar ya dek, belajar yang rajin, biar jadi polisi."

"Iya a."

"Semuanya, adik-adik, belajar yang rajin, nurut ama teteh dan ibu disini, sama-sama jaga panti, bebersih, dan kalo piket yang rajin yah. Dan satu lagi, minggu ini adik-adik jangan keluar dari panti yang jauh. Kalau udah selesai di luar langsung pulang ke panti yah. Biar teteh dan ibu jagain nya gak susah. Ya adik, ngerti yah?"

"Iya a, ngerti." jawab mereka bersama walau mungkin mereka masih bingung. Tapi sudah lah, aku jelasin juga mereka belum ngerti.

"Aa pacar nya teh Neng yah?" celetuk seorang anak lekaki lain mengajukan pertanyaan.

"Eh, kok kecil-kecil tau bilang pacaran? belum boleh yah." Neng merah mukanya.

"Ayo semua, yang mau pulang, baca doa dulu.." Neng memimpin

Mereka berdoa bersama, lalu dengan teratur bubar sambil salim aku dan Neng. Ternyata tidak seluruhnya tinggal dalam panti, ada 3 anak yang tinggal di luar di dusun seberang. Yang tinggal dalam panti langsung masuk ke area dalam, yang terdapat ruang makan, menonton dan kamar.

Neng menghampiri aku.

"Darimana tadi a?"

"Aku lagi liat-liat situasi dan posisi sini. Ada beberapa pemikiran. Kenapa sayang?"

"Neng dari tadi diliatin Surya terus dari luar, sampe Neng jengah sendiri, lagi ngajar diliatin."


"Suka kali ama kamu..." ledek ku

"Tapi aku nya enggak, enggak akan."

"Yakin?"

"Kok omong gitu si aa?"

"Nggak mastiin aja. Biar aku lega."

"Iiih, sebel.. (Neng mencubitku)... apalagi yang musti aku buktiin buat aa sayang ku ini?"
kata Neng pelan

"Udah, gak ada kok. Aku cuma becanda. Eh, aku mau ngomong ama Surya dulu, sudah aku tunggu dari jam 2, eh dia malah asyik melihat pemandangan cantik ternyata."

"Tadi kenapa gak di panggil aja sih, malah dibiarin liatin Neng."

"Udah dibilang ama pak Joko kalau aku nunggu, dia mungkin lupa karena terhipnotis. Hehehe... " Neng manyunkan bibir nya, bikin gemes..

"Ya udah ngobrol aja, Neng tunggu in."

"Jangan sayang, ini soal strategi dan langkah nya. Aku ama dia aja."

"Ya sudah, Neng di dalam aja ama adik-adik. Kasih kabar kalau sudah selesai ya a."

"Kamu gak dicariin aki?"

"Oh iya yah, nanti Neng telpon aki."

Aku keluar ruangan, Neng masuk ke dalam.

Aku jumpai Surya sedang berdiri di halaman. Seperti menunggu, jangan-jangan dia mau antar Neng.

"Mas.. aku mau bicara dimana enak yah?"

"Ee, di pos gimana bang?"

"Bisa sih, tapi minta izin ma pak Joko dulu tempat nya kita pake, soalnya ini rahasia."

Mata Surya masih melihat ke pintu. Mencari sesuatu mungkin.

Kami melangkah ke pos, ada pak Joko disana. Pos terletak di sisi kanan depan bangunan panti. Jadi tetap menghadap ke jalan dan juga bisa lihat ke pintu masuk panti.

"Jok, aku pake tempat mu dulu mau bicara khusus ama bang Anto bisa?"

"Bisa bang, pake aja bang. Biar aku duduk pake bangku aja di depan."

"Oke, makasih ya Jok."


"Siap ndan.." jawab Joko

Aku dan Surya masuk dalam pos

"Mas, sorry aku panggil kamu. Ini masalah keluarga Sanjoyo. Aku dapat kabar, kalo ada terjadi tindak kriminal disana. Ada indikasi barang selundupan disana. Hasil pemeriksaan ku waktu kamu bikin kegaduhan yang aku suruh itu, ternyata disana memang ada barang-barang illegal mas."

"Yang bener bang. Aku harus lapor komandan, biar kita razia kesana."

"Gak begitu juga, soalnya yang terlibat itu bukan hanya kriminal biasa. Ini menyangkut pejabat, mantan pejabat dan keluarga nya, persaingan dalam perdagangan swasta antar negara, dan yang paling di khawatirkan adalah penyusupan oleh tentara negara lain, dalam hal ini separatis."

"Barang apa memang itu bang?"

"Alat komunikasi dan bahan untuk senjata, militer"

"Oh, itu abang tau barang itu?"

"Iya, karena perusahaan ku memang mengimport produk sejenis untuk militer, tapi yang ini dimasukkan illegal pesaing supplier ku dengan menggunakan izin import ku tanpa izin. Alias mencuri izin."

"Jadi abang mau operasi penggerebekan bang? bisa bang. Nanti aku lapor komandan selepas dari sini. Abang bikin LP aja bang biar kita ada dasar buat terobos masuk."

"Tidak mas, mereka kuat. Dan kita dikejar waktu. Kita belum tau juga kekuatan pasukan mereka. Kalau kita main masuk, mati konyol nama nya mas. Mereka sudah pasang strategi perang, aku sudah baca. Tinggal membuat kontra strategi nya. Kalo kita salah baca, bisa-bisa kita masuk dalam jebakan mereka. Dan ini menunggu instruksi komandanku."

"Hasil pengamatan dari kepolisian mas bagaimana? ada perkembangan yang bisa dibagi? Waktu terakhir pak Kapolsek telp aku yang mengingatkan ada nya keterkaitan "Family" itu, ternyata memang benar mas."


"Jika itu, saya maaf bang, belum tau memang."

"Kalau gitu, aku harus ke polsek seperti nya. Eh, iya mas, tolong info ini di keep dulu yah, sebagai masukan buat pihak kepolisian wilayah sini. Mas nya bisa rundingkan dengan tim mas nya. Besok pagi aku akan ke polsek mas."

"Siap bang."

"Gitu dulu ya mas, ada yang ingin disampaikan lagi gak mas?"

"Bang, ini... saya mau tanya bang. Tapi ini diluar kasus keluarga Sanjoyo."

"Ya mas, kenapa mas. Tanya aja, kita kan teman, kok kaya bingung?"



Bersambung lagi ya suhu terhormat...

Mohon kritik dan saran nya ya suhu...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd