Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 2

Bener2 nyandu cerita ente huu...dan kenyataannya semua berharap endingnya poligami :semangat:
 
Chapter brikutnya pasti makin tegang :mantap: pastinya nih

Full action dan aiko ketemu sama neng trus baper deh:jimat::bata:

Sehat selalu suhu biar ga macet keren inih :jempol:
 
Mulustrasi....


Neng Dea





Winda





Teh Yeti






Lanjut lagi suhu



*Chapter dua puluh, hari ke delapan



Neng diam, aki dan aku diam..

"Neng hatinya sangat lembut, sangat mudah tersentuh. Tapi itu juga sebagai kelemahan nya. Ia tidak bisa begini terus, saat ini dia sudah ada calon suami nya, dan sedang dalam tugas berat."

"Biar aki, Anto tidak ingin Neng dan aki sulit dan susah. Biar ini jadi tugas Anto. Asal di dukung dan di restui, Anto akan kuat dan berhasil. Anto pun tidak bertindak sembarangan sekarang, semua sesuai instruksi. Anto minta, Neng aktivitas aja seperti biasa, tidak perlu takut yah. Di panti juga sudah di jaga polisi 24 jam. Dan Anto tidak akan membiarkan panti dalam bahaya."

"Mungkin itu sementara yang bisa Anto jelaskan aki."

"Ya, baiklah cu. Aki hanya bisa mendoakan yang terbaik bagi mu dan semuanya. Aki mau ke pasar dulu beli pakan."


Aki bangkit dan menuju ke luar rumah. Segera aku kejar.

"Eh, aki... itu berat aki. Jangan banyak-banyak aki. Nanti aki suruh antar pake ojek aja ki, di ikat di belakang motor. Pake dua ojek ya aki." buru-buru ku sodorkan beberapa lembar uang untuk aki, karena ini ide ku, aku yang ingin mendanai nya.

"Sudah, tidak perlu cu. Aki tidak harus mengeluarkan energi kalo hanya mengangkat karung itu. Dan aki masih ada uang, simpan uang mu. Jangan kamu tersinggung yah."

"Maaf aki, maaf. Anto yang takut aki tersinggung."


Aki senyum..

"Aki tau apa yang kamu pikir cu. Karena ini usul mu, kamu ingin keluar uang kan? Sudah tidak perlu, kamu anak baik cu."

"Aki pergi dulu, assalamualaikum.."


"Wa'alaikumsalam." jawabku


Aku masuk rumah, dan berencana untuk pergi ke rumah kakek dan nenek Ridwan.
Aku masuk kamar Neng, ingin memakai pakaian dan membereskan laptop. Pintu kamar tidak tertutup aku masuk. Aku melihat Neng hanya memakai Bra dan celana dalam.

"Ah.. maaf aku gak tau." aku segera mundur

"Aihhh... " Neng kaget. Diam tidak ada suara.

"Aa.. aki dimana?"

"Aki pergi ke cibadak beli pakan sayang."

"Masuk aja a, maaf Neng biasa ganti baju lupa tutup pintu. Karena biasa hanya dengan aki di rumah. Aki tidak pernah lihat-lihat kamar Neng."

"Sudah, Neng ganti aja dulu baju nya."

"Sudah kesini ada yang Neng mau tanya."


Aku melangkah masuk, tapi... ku lihat Neng masih dengan kondisi seperti tadi. Aku menggeleng..

"Kenapa sayang, kok bohong?"

"Neng ada yang mau di tanya. Apa yang bisa Neng bantu, sayang?"
aku tidak menjawab. Tapi ku perhatikan tubuhnya dari atas sampai bawah. Putih, mulus, sempurna. Rambut panjang se pinggang di gerai, dada yang putih dan membulat tanpa turun. Cukup besar dari yang kubayangkan. Perut yang rata, dan sedikit keras, terlihat dari ada otot yang tersembul tipis. Lengan kokoh dan ada otot tipis di sana. Kaki sejajar jenjang, betis membunting padi, mulus tanpa bulu. Dan di pangkal paha itu, terbungkus celana dalam nya, terlihat sesuatu yang agak menggunung. Ah, bidadari ku.

"Aa... kok liatin Neng. Neng, malu.." Neng sadar segera menyilangkan tangan di dadanya.

"Eee... eee... kamu sangat cantik sayang...."

Aku segera menggeleng menyadarkan pikiranku.

"Aku mau ke rumah kakek Ridwan dek. Aku harus ganti baju, dan bicara juga ama kakek Ridwan. Agar mereka juga tau apa yang Anto akan lakukan."

"Iya, Neng juga mau ke panti a. (Diam sejenak) aa mau ganti baju?" aku mengangguk

"Sini.." Neng tiba-tiba mendekat dan menarik kaosku ke atas.



Neng membuka kaos ku, menaruhnya di tempat tidur. Lalu ia mengelus dadaku, dan memandang wajahku. Wajahnya maju dan wajahku maju, bibir saling menempel lembut sekali. Ada nafsu aku rasakan disana. Aku elus rambut nya, aku raba lehernya. Neng melenguh pelan. Aku ingat sesuatu. Segera aku keluar kamar, menuju pintu depan, aku kunci. Dan segera kembali ke kamar. Neng masih diposisi nya. Setelah melihat aku kembali, dia tersenyum lembut. Kami berpelukan lagi.

"Lakukan lah a, Neng pasrah sama aa. Berilah cinta aa, walau hanya sekali."

"Kamu yakin sayang?"

"Tidak ragu sama sekali. Neng ingin aa yang ambil, tidak mau yang lain."

"Aku mencintai mu Neng, dan tidak hanya sekali, tapi terus menerus, sepanjang hidupku. Aku akan mencintaimu." tangan ku menuju punggung nya, ku buka bra nya. Tangan ku tahu tugas nya. Ku raba dan usap lembut susu nya. Lenguh keluar dari mulut Neng.

Ku pandangi payudara itu kiri dan kanan, ku hembus halus kedua puting merah mungil nya. Kuremas, yah masih keras, belum pernah dijamah. Ku kecup ringan, kucumbu halus. Dan mulai kujilati lembut aerola nya dan menuju ke puncak nya. Neng meremas rambut ku, mengacak nya. Saat mulut ku hinggap di puting kirinya, suara desahan nya tersengar nyaring..

"aaaahhh... aa... Neng cinta kamu... aaaahhh...." Neng makin memeluk kepala ku menarik makin masuk ke dada nya.

Ku kecup dan sedot ke dua puting itu kiri dan kanan. Aku berlama-lama didadanya, aku sangat nyaman di dada ini.. posisi masih sama berdiri... ku sedot kiri kanan, kuputar-putar puting keras itu di mulut ku, di lidah ku. terus ku hisap dengan lembut dan cepat bergantian. Hingga tiba-tiba Neng memeluk ku sangat erat, seluruh tubuh nya mengejang kaku, matanya mendelik, tangan nya menjambak habis rambutku dan...

"Aa.... aaaahhhh.... neng.... aaaahhh...." Neng langsung jatuh terduduk di lantai. Kedua tangan terbujur di samping kaki. Mata menunduk, sambil nafas nya memburu. Aku yang menyadari dia orgasme, segera aku peluk punggung nya. Kami sama-sama telanjang badan atas.

"A... tadi Neng kenapa ya a? Neng baru kali ini rasain kaya itu... iiihhh... enak pisan... badan Neng merinding dan menggigil a... aaahhh, Neng lemas pisan aaa... Neng diapain sama aa... Neng malu." Kepala Neng masuk ke dada ku. Ku rengkuh dan kupeluk tubuh nya. Neng menyender di pangkuanku. Kami diam beberapa saat. Setelah tenang.

"Yuk sayang, kita ganti baju. Kita harus jalan kan?"

"Tapi a... aa kan... belum kan?"

"Jangan pikirkan aku sayang, dengan memberikan itu padamu, aku sudah bahagia."

"aah, aa curang. Aa kan belum.. Neng harus kasih aa kaya neng."

"Neng bisa?"

"Eeeehh... ajarin cara nya..."

"Iya pasti aa ajarin. Tapi jangan sekarang yah, waktu kita sempit sayang. Tapi jangan minta diajarin sama yang lain yah selain aa. Aa cemburu lho.."

"Nggak akan aa sayang. Neng sepenuhnya milik aa. Sudah Neng utuh serahkan buat aa, kalo aa belum mau ambil sekarang, Neng akan tunggu sampai tiba waktunya aa ambil."

"Iya, makasih sayang."


"Tapi, neng basah ini a... harus ganti daleman deh."

"Ya sudah, sini biar aa gantiin."

"Gak ah, nanti Neng di jailin lagi. Neng ganti sendiri."

"Tapi aa boleh liat kan?"

"Iya, boleh liat tapi dilarang memegang "

"Kata nya udah dikasih aa?" tanyaku memancing

"Serius a? Neng sih pasrah, tapi katanya tadi mau jalan. Iiihhh... kalo nanti basah lagi masa ganti celana lagi."

"Hehehe, becanda sayang. Ayuk sudah siang ini. Baju aa kemana sayang?"


"Ini a, udah ganti disini aja. Baju aa udah Neng cuci kemarin, udah kering a."

"Hah, Neng cuci baju aku?"

"Memang kenapa a? kan punya calon suamiku sendiri. Jangan kan hanya baju, diri ku saja sudah aku serahkan kok. Aa nya aja pura-pura gak mau."

"Mau banget lah, siapa yang gak mau sama gadis cantik dan termanis ini. Kembang nya cibodas herang. Pasti mau banget, tapi gak sekarang ya sayang. Nanti yah kalau sudah selesai semua kekacauan ini."

"Iya a, neng paham."


"A, apa yang bisa Neng bantu untuk aa?'

"Bantu aa Neng aktivitas biasa yah, ajari anak panti, dan tetap jadi kekasih aku."

"Iya a, neng ikut perintah aa. Neng percaya penuh ama aa."

Aku segera memakai baju ku, membereskan laptop ku, aku segera keluar kamar menuju pintu depan, membuka dan memandang ke luar. Aku harus mulai membiasakan diri dengan desa ini. Karena didesa ini, hati ku sudah aku titip kan. Tak lama tampak 3 orang berjalan mendekat.

"Assalamualaikum" teriak suara itu mantap. Suara yang aku kenal..

"Wa'alaikumsalam" jawabku

"Ckckck... hebat lo nyuk. Pengobatan sih pengobatan, ampe nginep di rumah perawan."

"Wah, kok pada kesini"
aku melihat Ridwan, Winda dan teh Yeti datang ke rumah Neng.

"Wah, lo ngumpet disini ternyata yeh. Kampret emang, di telepon kaga diangkat, tengah malam sms."

"Eh, pada kesini. A.. diajak masuk atuh, jangan diluar ajah. Mangga teh Yeti, teh Winda, a Ridwan."
Neng yang keluar mempersilahkan teman-teman masuk.

"Kok bisa pada tau rumah sini."

"Dikasih tau kakek. Lo sms pas gue masih ngobrol ama kakek. Gue cerita lo diobatin aki Tama, kakek tau aki Tama gimana nya, jadi kakek percaya lo pasti sembuh. Trus gue tanya rumah nya aki Tama, dikasih tau kakek. Gak tau nya deket banget."


"Kayanya bakalan gue akan nyari lo disini terus nih. Gimana, dah sehat."


"Syukur dah sehat man. Gue dah sembuh. Alhamdulillah."

"Lo dah mau jalan?"

"Tadinya mau balik ke rumah kakek."

"Udah, nih gue bawain baju lo, lo dari kemaren gak ganti baju, dah kotor itu."

"Nggak sih, ini baru di pakai, udah bersih habis dicuci."
kata ku polos. Kelepasan..

"Hah, habis di cuci. Siapa yang cuci?"

"Ayo, diminum teh, a.. cuma ada air ini. Gak bilang-bilang mau datang. Aa juga gak ngomong kalo temen-temen nya mau datang sih?" Neneng datang membawa minuman.

"Neng.." Ridwan menegur

"Iya a Ridwan..."

"Si Anto bajunya gak ganti dari kemarin, bau tuh..."


Neng reflek mendekati hidungnya ke bajuku dan membaui nya.

"Nggak kok a, wangi iyeu.. Kan udah Neng cuci.."

"Hahaha... hahaha... " tiba-tiba pecah tawa Ridwan dan dua perempuan lain senyum geli...

"Akhir nya ketahuan juga... ooo.. Anto bajunya di cuci ama yayang Neng. Cie.. cie.. cie... malu-malu si kampret..." ku lempar Ridwan dengan bantal kursi kecil.

"Neng, kamu di jebak si Ridwan..." segera Neng sadar dan tersenyum malu.

Aku segera sadar sesuatu. Mumpung mereka ada disini.

"Ini ibu Pratiwi tau gak pada kesini?"

"Ini kan jam istirahat mas, masa gak sadar? aduh, hebat euy sampai gak sadar waktu. Wah curiga nih, pasti lagi ngapa-ngapain nih, cuma berdua lagi di rumah. Teteh tebak, aki pasti lagi diluar."
teh Yeti menjawab

"Iya lah, aki lagi keluar. Dari tadi gak keliatan, kemana aki, mau titip salam dari kakek." sela Ridwan

"Lagi ke cibadak beli pakan ayam mungkin sebentar lagi pulang."
jawab Neng

"Jadi... dari tadi dirumah ini hanya berdua? wah.. wah.. wah.. " Ridwan kembali menjebak ku, setan emang nih, dapat moment terus dia nge bully.

"Otak lo kotor nyuk, kita emang ngapain?"

"Ya hanya lo berdua dan Tuhan yang tau. Tapi kalo gue liat, lo dah sehat bener nih. Semangat bener. Kaya nya cocok susunya."


"Uhuk.. uhukk.. uhukk.. " tiba-tiba Neng terbatuk. Kaya nya dia shock dengan becandaan Ridwan, dan kebetulan pas banget dengan kejadian tadi. Aduh kacau..

"Kenapa Neng? kamu keselek? Kan kamu gak minum. Tarik nafas... ihh a Ridwan becanda mulu. Kasian ini Neng nya." Winda maju membantu Neng.

"Udah-udah, tuh Neng mukanya merah. Udah ah, yang penting seneng dah liat mas Anto sehat. Teteh seneng. Ternyata di rawat dengan baik ama Neng.. hihihi.." teh Yeti awalnya nenangin, belakangnya nge bully juga. Hadeh, kompak bener nih semua..

"Kompak yah semua nge bully nya. Tapi asli aku terhibur. Mumpung semua disini, dan waktu istirahat nya pendek, aku mau omong sesuatu pada kalian boleh?"

"Iya boleh lah, kenapa?"

"Ini masalah yang menyangkut kejadian yang belakangan ini yang terjadi di desa kita."


Aku melihat mereka satu persatu, semua diam.

"Aku harus katakan, akan kejadian besar di desa ini pada hari kamis depan."

Lalu aku menceritakan semua yang aku dapat kan informasi nya. Tetapi tentang identitas teh Yeti tidak aku ungkap, aku tetap menjaga rahasia nya. Aku juga tidak memberitahu status ku, tetap ku rahasiakan.

"Ah, gila lo man. Kejadian sampe kaya gini lo gak ngomong ke gue?"

"Soalnya gue gak enak ganggu perjuangan lo. Dan gue masih mencari kebenarannya. Saat ini gue, kasih tau yang sebenarnya."

"Pantas lo sibuk banget. Apalagi yang kamis malem kemaren. Cabut dari kantor buru-buru katanya mau ke cibadak nyari flask disk, pake satu angkutan ama teh Yeti, eh jam 8 malam balik kaya orang mau boker, eh gak lama cabut lagi pulang-pulang lewat tengah malem. Gue tanya alasannya, lagi ama Surya. Ternyata lo cari info kali yah?" kata Ridwan

Mata ku melihat teh Yeti, sedang teh Yeti sudah lebih dulu melihat pada ku. Mata kami bertemu. Lalu aku berkedip lambat. Itu sudah cukup membuat Yeti menunduk dalam.

"Ya gak begitu juga, aku memang ada urusan penting." kataku mengelak.

"Trus apa yang harus kami lakukan a. Winda terus terang takut pisan. Ini serem kaya di tipi-tipi."

"Winda dan teh Yeti mohon bekerja biasa saja, tapi kalau bertemu orang asing yang mencurigakan, segera lapor Anto yah. Karena Anto juga biar bisa pantau."

"Kalo lo man, lo kali lagi pulang atau pergi ke kantor, kebeneran lewat rumah kades, lo perhatiin yah. Siapa tau ada pergerakan disana. Gue yakin dalam 3 hari kedepan, desa ini akan banyak kedatangan tamu yang mengejutkan."

"Cuma itu? Becanda lo."

"Sementara itu tunggu perkembangan dari gue."


"Si Neng gimana a Anto, gak dibilangin juga." sela Winda

"Neng tadi udah aku bilangin sih musti ngapain nya."

"Udah gitu aja dulu yang bisa aku sampaikan. Aku harus ngomong, karena kamu semua yang aku percaya. Dan aku percayakan berita ini pada kalian. Agar dijaga dengan baik, karena ini menyangkut keselamatan orang banyak yang tidak bersalah."


"Ya oke deh. Ini dah hampir jam 1, kita cabut dulu yah. Mau balik kantor." Ridwan mengingatkan..

"Iya a, tinggal kurang 10 menit nih. Ayo teh.." Winda ajak teh Yeti

"Wan, Win, duluan aja bisa? Teteh ada yang mau omong sebentar ama Anto. Penting juga takut teteh lupa. Atau mau tunggu sebentar aja mau?"


"Maaf teh, kita duluan gak apa-apa yah. Aku chas hp di kantor baru inget, belum di cabut. Takut ada telp pak Donald Trump lupa angkat lagi.."

"Laga lu, bilang aja lo mau berdua an jalan ama yayang nya."

"Sirik tuh, siapa suruh punya yayang jauh."

"Hehehe... yang deket juga ada kok."

"Hah, siapa?"

"Udah pergi sana katanya mau jalan."


"Bentar-bentar... lo ama teh Yeti.. (kode tangan bersatu membentuk hati).."

"Hehehe.. nggak lah, teh Yeti ada suami.. enak aja.."

"Hah.... aa... iiihhh.... Winda baru sadar."
tiba-tiba Winda menghampiri Neng...

"Neng, bener?" Neng mengangguk malu

"Iiiihhh... Neng diam aja... selamat ya geulis... emmuah... emmuahh.." Winda langsung memeluk Neng dan mecium kedua pipi nya, teh Yeti maju, memeluk Neng.. "Selamat ya Neng, kamu beruntung sekali. Jagain yah biar jangan nakal..." teh Yeti juga mencium pipi Neng.

Neng tiba-tiba tidak melepas pelukan teh Yeti, malah memeluk dengan erat.

"Neng tau, apa yang teteh alami dan rasakan sekarang, aa Anto dah cerita. Percaya ama Neng, ini aman teh. Neng ikut merasakan itu teh, malah Neng hampir juga jadi korban, dan teteh minta aa Anto jagain Neng kan? Makasih ya teh.. Neng kalau di izinin mau anggap teh Yeti jadi teteh Neng. Neng anak tunggal, pengen banget punya kakak yang bisa jadi tempat curhat Neng." bisik Neng halus di telinga Yeti. Tidak kentara.

Yeti melepas pelukan Neng... menatap mata Neng, mencari kepastian disana... saling tatap sesaat.. Dan...kembali Yeti memeluk Neng dengan erat sekali.. terdengar isak an halus dari Yeti. Cukup lama berpelukan sambil menangis haru ke dua nya.

Winda dan Ridwan yang melihat nya. Winda mendekat.

"Neng, teteh, ada apa?"

Neng dan Yeti masih berpelukan. Tapi teh Yeti akhirnya bicara..

"Winda, teteh bahagia pisan. Teteh masih dianggap keberadaan nya. Teteh sudah harus di cap..." Yeti bicara, tiba-tiba Neng memotong...

"Teh.. sudah jangan diteruskan. Teteh mau kan jadi teteh Neng? teehhh..."

"Hee eemm.."
Yeti mengangguk

"Makasih teh, makasih. Neng sekarang punya teteh. Teh Winda, a Ridwan, tadi Neng minta teh Yeti jadi teteh Neng. Karena teh Yeti yang bisa jagain dan nasihatin Neng. Neng cuma anak tunggal, tidak punya keluarga selain Aki. Neng kesepian. Jadi Neng minta teh Yeti, dan teh Yeti nya mau. Alhamdulillah..."

"Masa masih kesepian? kan udah ada." sela Winda

"Beda teh, ini kan urusan perempuan."

"Tunggu-tunggu.. asli dari tadi gue gak nyambung nih. Gue dah hubung-hubungin gak conect juga. Sebenernya ada apa sih ini?"


"Iiih... aa mah beulet. Lambat konek nya. Ya udah ayo ke kantor, nanti Winda ceritain di kantor. Udah jelas-jelas di kasih kode, gak ngeh juga. Sama kaya ke Winda, lama pisan mikir nya... huh.. padahal Winda udah nunggu-nunggu. Kalo masih kelamaan waktu itu aa gak nembak-nembak, trus ada yang nembak Winda duluan, aa pasti gigit jari."

"Jangan dong sayang.. ayo ntar cerita yah. Teh Yeti?"

"Udah biarin, nanti teteh nyusul."




Bersambung lagi ya suhu....

Mohon kritik dan saran nya suhu...
 
Terakhir diubah:
Pas banget cerita suhu balak 6 dengan momen pernyataan panglima TNI ada 5.000 senjata api yang di impor dari luar negeri padahal itu hanya 500 unit senjata buatan PINDAD, jelas menhan....dan juga menkopolhukam.

Emang kalo membaca cerita suhu jadi sedikit faham seluk beluk import kebutuhan militer, dan memang fihak BC selaku pemegang otoritas kepabeanan dan cukai sebagai ujung tombak nya.

Jadi penasaran agen-agen yang bakalan di utus papa nya anto, ini perang intelijen dan militer yang pasti nya terlibat karena indikasi adanya transaksional penjualan senjata ke pihak teroris.

Ditunggu selanjutnya suhu balak 6 keep writing, keep, keep update to end for his story.
 
Pas banget cerita suhu balak 6 dengan momen pernyataan panglima TNI ada 5.000 senjata api yang di impor dari luar negeri padahal itu hanya 500 unit senjata buatan PINDAD, jelas menhan....dan juga menkopolhukam.

Emang kalo membaca cerita suhu jadi sedikit faham seluk beluk import kebutuhan militer, dan memang fihak BC selaku pemegang otoritas kepabeanan dan cukai sebagai ujung tombak nya.

Jadi penasaran agen-agen yang bakalan di utus papa nya anto, ini perang intelijen dan militer yang pasti nya terlibat karena indikasi adanya transaksional penjualan senjata ke pihak teroris.

Ditunggu selanjutnya suhu balak 6 keep writing, keep, keep update to end for his story.
Haduh... suhu rad76 bisa an wae.. itu tidak sengaja moment nya suhu. Terima kasih support nya suhu... sukses buat suhu rad76...
 
:mantap:
waduh si Aa Anto udah mulai dapet :nenen:


teh Yeti ama Winda dah tau hubungan Anto ama si Neng. akankah janji Anto sehari menjadi milik teteh Yeti akan di terima oleh Teh yeti, ataukah teh Yeti akan menolak hadiah dari anto karena ga enak dan takut bikin sakit hati si Neng yg sudah menjadi adik barunya teh Yeti.




penasaran akan pecah perawan si Neng juga pecah perawan si Winda.
Di tunggu kelanjutannya suhu...
:beer:
Makasih udah mampir suhu. Itu juga masalah baru suhu... hadeuh... bikin pusing sih si Anto ngatur nya.. biarin lah kita ikuti sama-sama suhu...
 
pastinya bakal bikin pusing kepala atas dan bawah...
teh Yeti mungkin akan menolak janji Anto, tp Anto juga pasti akan tetap menepati janjinya itu.

dilain hal juga dengan pembagian watu si Anto berhubungan dengan Aiko, Neng, dan juga pekerjaannya.
Kayanya sih gitu suhu... Anto kan selalu menepati janji. Wkwkwk... masalah bagi waktu, hadeh biar gampang, musti dijadiin satu kali yah...
 
Bimabet
Poligami satu rumah aja suhu... aiko harus tahu bahwa bukan satu2nya sbg pendamping anto. setelah ia menerima dgn ikhlas, apalagi dijelaskan bahwa anto diobati oleh aki, hingga tenaga aki habis. hal ini akan membuat neng dea bernilai penting bagi anto, dan juga aiko.

Kerelaan itulah yg membuat neng dea bisa diterima dan tidak dimusuhi. kerelaan itu yg membuat àiko rela berbagi. dgn kerelaan tsb, aiko bisa menerima bila mereka disatukan dalam satu rumàh. bahkan keberadaan keduanya bisa saling melengkapi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd