Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 2

Selamat pagi suhu Balak6 dan semproter.... semoga sehat2 semuanya.
akan lebih sehat lagi kalau lanjutannya segera hadir
ngarep.com
 
Mulustrasi...


Teh Yeti

0f7b67626485463.jpg



Aiko Nakazawa




Neng Dea





Lanjut lagi ya suhu....



*Chapter tiga puluh tujuh, hari ke sebelas.





•••©©©•••


"Tapi itu kan tugas suami, membuahi istri nya. Memberikan nafkah batin buat istri nya... hayoo.."

"Tapi kalau jadi beneran, aku pusing teteh. Teteh kan tau aku ini calon nya adik mu."

"Tenang, kan aku udah bilang di awal, aku gak akan menuntut kamu kalau aku kenapa-kenapa kan? aku senang dan bahagia, andai dikasih anak dari seorang lelaki gagah dan hebat ini.. aku juga tidak akan menggangu kehidupan mu"

"Trus, kamu nya gimana kalau itu? eehh.. memang kamu tidak mau menikah lagi?"

"Aku masih trauma akang, masih sakit. Mungkin aku terakhir tinggal disini hari minggu besok. Ini ruko sewaan kok, aku pindah ke rumah ku sendiri yang di dekat polsek. Perabot aku jual aja, yang masih bisa pakai, aku pakai sendiri. Aku kan masih kerja juga di koperasi."

"Iya, aku juga kembali ke Jakarta nya hari minggu. Tugasku sudah selesai disini teh."

"Aku akan merindukan mu sayang."

"Kok bisa? aku kan orang nya cuek aja kok bisa di rinduin?"

"Iya ini salah satu yang bikin aku rindu. Kontol ini yang sekarang masih di dalam nonok aku.. nonok aku pasti rindu.."

"Udah gak bisa atuh teh lewat jam 12. "

"Iya tau sayang, kangen kan boleh aja walau tau gak akan datang lagi. Karena kesannya yang sangaaaat indahhh.."

"Ayo teh, udah 11.35 nih.. masih mau lagi?'

"Sisa waktu aku mau dimanja oleh suami aku."



~~~©©©~~~


Aku cabut batang ku, terlihat cairan meleleh turun dari goa kenikmatan nya.

Yeti menyambar tissue yang ada di atas meja samping spring bed nya. Menyeka batang ku dengan telaten.

"Masih bangun sih kang? Aku udah gak ada tenaga iyeu kang.. lemes pisan."

"Ya sudah, kamu disini yah biar aku ambil minum dulu."

"Eh, jangan, biar Yeti ajah.."

"Sssttt... kamu istirahat sayang, biar aku ambilkan buat kamu yah."

"He emmm..." Yeti mengangguk dan tersenyum

Aku ke kamar mandi sebentar di dalam kamar itu, aku cuci-cuci lalu aku keluar dan menuju ke dapur. Aku buka isi lemari es. Ada sirup disana. Ah, ini pasti segar. Aku ambil es batu juga. Ku bikin 2 minuman dingin di gelas yang ada di dapur itu. Sangat tertata rapih, dengan sentuhan wanita. Setelah jadi, aku bawa ke kamar, mataku menangkap sepiring kentang goreng. Ah, aku bawa sekalian..

Saat di dekat kamar, aku berhenti sebentar memakai celana dalam. Lalu masuk kamar. Di kamar, aku lihat Yeti sedang menyeka selangkangan dengan sebuah sapu tangan. Lalu sapu tangan itu dia lipat rapih.

"Sayang, ini minum dulu yah. Aku juga haus nih..."

Yeti tersenyum sumringah menerima gelas dari ku...

"Kang, ini sapu tangan ini yang membersihkan cairan kita ber dua. Akan aku simpan untuk kenangan aku."

"Eh, jangan atuh.. malu. Kalau nanti ada yang tau atau.... ada yang menemukan, kan malu sayang.."

"Tidak akan hilang, akan aku bawa kemanapun aku pergi seumur hidup ku."

"Heeehh?? Nanti kalau suami mu yang baru tau gimana?"

"Aku gak akan nikah lagi kang.. aku menutup pintu hati ku pada lelaki lain. Aku sudah putus kan itu kang."

"Walau pun ada yang akan berusaha membuka pintu hati kamu kelak dengan sepenuh hati dan jiwa nya?"

"Iya kang. Hati ku sudah aku titip kan ke tempat yang jauh. Yang tak seorang pun bisa menemukannya. Entah nanti, hanya Tuhan yang tau.."

"Yang jauh maksud nya? Oh, maaf.. aku ngerti.. memang mantan suami mu jauh dari sini. Kamu sungguh wanita yang teguh akan cinta sejati."

Yeti menggeleng, dan menoleh ke arah jendela..

"Ke tempat jauh... jauh panggang dari api.." tampak Yeti melamun

"Maaf sayang, aku tidak bermaksud membuat kamu sedih lagi. Kalau begini usaha ku gagal menghibur mu."

"Tidak.. tidak... kamu tidak gagal sama sekali. Justru aku sangaaat bahagia, suamiku. Suami 2 jam ku. Yang akan aku kenang seumur hidup ku. Dan akan aku bawa sampai kubur ku."

Aku bangkit dan memeluk nya dari belakang, dia menyenderkan badan nya ke dadaku. Tampak air matanya meleleh.
Aku pegang kedua pipi nya dan kuarahkan ke hadapan ku..

"Ada apa teteh cantik? cerita kan apa yang menjadi bebanmu saat ini?"

Yeti menggeleng dan tersenyum..

"Aku bahagia sayang, ini air mata bahagia aku, bukan air mata kesedihan atau masalah kok."

Aku hapus air mata nya dengan jari jempolku kiri dan kanan. Lalu aku rengkuh dia ke dalam pelukanku..
Tangis sesugukan nya makin keras, ku biarkan ia menumpahkan semua beban hatinya. Kami hening, diam.. tak lama terdengan tarikan nafas panjang nya.. lalu dia menarik tubuhnya keluar dari pelukanku.

"Terima kasih ya mas.. terima kasih untuk semua nya. Kamu sudah selesai menepati janji mu. Aku sudah siap menerima nya, aku harus siap.. mulai sekarang, setelah aku selesai ini, kita sudah seperti awal sebelumnya yah.."

Aku peluk dia sekali lagi, pelukan seorang sahabat agar sahabat nya tegar kembali..
Yeti memeluk aku sama ketat nya. Lalu kami sama melepas..

"Yuk Teh, mandi biar kita ke rumah Neng setelah nya.."

"He emm.. kamu mandi di luar yah. Teteh mau mandi disini. Kita gak boleh lagi sama an, kita udah balik normal kan?"

"Sip, aku keluar yah.."

Lalu aku keluar kamar itu. Aku ambil pakaian ku dan masuk kamar mandi belakang.

Sepuluh menit kemudian kami sudah di angkudes.

"Teh, nanti kalau di tanya kenapa lama bilang apa?"

"Yah bilang aja jadi suami istri dulu dua jam." kata teh Yeti senyum..

"Yah, jangan lah teh. Kan rahasia kita."

"Hihihi.. kamu takut yah. Awas loh, dua bidadari itu jagoan semua.."

"Iya teh, atuutt..."

"Ya, bilang aja kamu hibur teteh yang lagi sedih. Gitu... gak bohong kan kalo omong gitu?"

"Kalo ditanya detil nya?"

"Wah itu susah kalo gak bohong nih. Eh, apa yah.. teteh ketiduran aja lah.. bener kan?"

"Bener tapi gak tepat. Tapi ya gitu lah.. ketiduran karena kecapean dan keenakan."

"Iya.. iya.. gitu aja yah.."

"Hadeehhh.. mati gue.."

Tak berapa lama, angkutan tiba. Kami berdua berjalan ke rumah Neng. Oh iya, teh Yeti membawa tas jinjing, isi baju beberapa potong seperti nya. Mereka izin libur sampai sabtu. Senin baru mulai ngantor lagi. Sepertinya Winda dan Ridwan juga melakukan hal yang sama.

"Assalamualaikum." salam ku

"Wa'alaikumsalam" jawab dari dalam

"iiiihhh, lama pisan sih teteh? udah laper ini.."

"Maaf sayang, teteh ketiduran, karena lelah. Setelah melewati hal ini semua yang sangat berat. Anto gak mau bangunin teteh waktu ketiduran, ya kan mas??"

"Iya kasian di bangunin, kelelahan si teteh.." aku jawab menggantung.

"Sekarang sudah bagaimana perasaan nya teh?" Aiko nimbrung

"Jauh lebih baik sayang."

Aki datang dari belakang rumah, Yeti bangun dari duduk nya dan salim ke aki.

"Gimana kabar kamu cu? Neng sudah cerita semua. Aki harap cucu bisa segera pulih dan melupakan semua kesedihan ini ya cu.."

"Terima kasih aki. Yeti mau melupakan semua kesedihan ini."

"Cucu masih muda, masih banyak yang bisa di raih kan?"

"Iya aki.. amin.."

"Ayo makan lah, udah hampir jam 1 ini.."
kata Neng

Akhir nya kami makan bersama, makanan sangat special buat semua. Ada makanan khas sunda, juga beberapa sayuran dan nasi khas gaya Jepang. Aihh.. aku tak mau kehilangan kemesraan ini ya Tuhan.

Hampir satu jam kami makan sambil berbincang. Membicarakan tentang desa ini. Aiko sangat excited, tertarik. Sesuatu yang sangat baru buat ia. Ditambah cuaca yang cukup sejuk, dia merasa tidak kesulitan adaptasi suasana nya. Kami cepat melupakan kejadian yang terjadi beberapa jam yang lalu.

Aku mengingat kan ada nya panggung hiburan siang ini sampai nanti malam di panti. Semua terperanjat, hampir lupa. Neng yang paling gusar, sebab panti adalah tempat dia mengajar beberapa tahun terakhir, ia langsung teringat akan adik-adik panti asuhan nya.

Neng ingin ke panti, membantu disana katanya. Aku bilang aku mau pulang ke rumah Ridwan dulu, ada yang mau aku ambil aku bilang. Akhir nya, kami berpisah, Neng dan teh Yeti pergi lebih dulu ke panti asuhan, aki bilang nanti malam akan kesana bersama kakek Maulana. Aku dan Aiko pulang dulu ke rumah Kakek.

Kami jalan dengan dua ojek. 15 menit kami sudah sampai desa lagi. Kami lewat rumah besar itu lagi. Masih terlihat kesibukan disana. Para polisi masih lalu lalang, dan seperti ada beberapa petugas yang melakukan pemeriksaan pada kendaraan yang lalu lalang disana. Motor ku di stop oleh seorang petugas polisi.

"Selamat siang pak, mau kemana? Sudah jangan lewat-lewat sini. Gak ada tontonan di sini. Kamu sengaja lewat sini yah?"

"Aku antar penumpang pak, mau ke rumah situ pak ini dua motor."

Sesaat petugas itu melihat ke Aiko. Aiko yang terlihat mempunyai wajah oriental membuat sang polisi makin curiga.

"Ini pasti wartawan asing ini. Kamu bisa bahasa Indonesia?"

"Bisa pak. Saya orang Indonesia kok."

"Hah, kamu mau ngapain kesini? Bukan orang sini pasti kan?"

"Iya bukan, aku lagi ada kerjaan disini.."

"Turun... turun... kamu pasti wartawan gelap. Ikut ke pos.. sekarang..."

Aiko mengerenyit kan muka

Aku segera turun..

"Pak, kami bukan wartawan, kami juga bukan pers gelap. Aku ini liburan disini, sudah 11 hari disini. Tinggal di rumah pak Maulana, itu rumah nya di ujung, terlihat sedikit dari sini."

"Ahh, bohong.."

Aku tarik nafas, ini polisi pasti bukan dari polsek cibadak atau polisi baru ini.

"Pak, maaf, bapak dari polsek cibadak?"

"IYA.. buat apa tanya-tanya? saya dari polsek cibadak, sukabumi.."

"ooo.. pantas.. bilang sama Andrian atau Surya aja, kalau bapak tahan Anto di pos gitu.. "

"Eh, kenal sama pak Andrian dan pak Surya?"

"Kenal.. kenal.. ada kah orang nya?"

Dia diam sejenak memperhatikan aku, yang memakai kaos bola, celana jeans hitam, dan sendal karet jepit biasa. Rambut tidak disisir, apalagi aku menunjukkan wajah lelah.

"Turun.. turunn.. ikut ke pos... kamu ojek, putar balik... eh kamu bayar dulu ojek nya.."

Aku menarik nafas, Aiko juga mendelik heran.. ah, sayang, inilah Indonesia ku. Masih banyak orang melihat hanya dari tampilan luar..

Aku turun, membayar ojek. Tukang ojek juga heran atas kejadian ini. Jelas terlihat ada wajah yang tidak puas juga terpancar di wajah ke dua pengojek itu.

Aku mengangguk pada Aiko. Kami di giring ke dalam rumah dan masuk ke dalam pos yang ada di dalam halaman nya. Si petugas langsung mengontak seseorang.. aku kurang jelas siapa nya..

Aku dan Aiko sekalian melihat situasi di dalam. Kantong mayat yang berisi mayat di jejerkan di halaman. Ah pemandangan yang menyeramkan memang. Ambulance terbatas, terpaksa menunggu giliran di angkut. Tak lama ku dengar ada yang datang..

"Mana orang nya Di?"

"Ada di dalam ndan. Dua orang lelaki dan perempuan. Yang perempuan kayanya orang asing Ndan."

"Bagus kerja kamu.." si komandan masuk ke dalam pos, dan..

"Hah, abang.. ngapain disini?"

"Nggak mau liat-liat aja sebentar, diajak bapak ini tadi.."

"Aduuhh.. maaf ya bang, maaf ya mbak.. jangan marah yah.. ini kesalahan anggota saya.. hei, kamu salah nangkap orang.. aduh gawat kamu.. cari masalah yang gak penting amat sih.. saya push up kamu nanti dan lari putar lapangan 100 kali."

"Siiiaap ndan.." tampak wajah memelas, pasrah tapi penasaran di wajah petugas muda itu."

"Jangan bang, kasihan bang. Dia hanya menjalankan tugas aja bang, mencegah bagus kan... saya juga ikut aturan makanya saya ikut kesini. Bagaimana pun kita harus nurut ama aparat kan?"

"Haduh, abang selalu bisa menjadi contoh buat yang lain. Di.. kamu tau siapa yang kamu tahan ini?"

"Maaf tidak Ndan.."

"Bang, sudah gak perlu bang.." kata ku ke Andrian

Andrian melambaikan tangan, tanda gak ada masalah..

"Kalau bukan karena abang ini, semua yang terjadi di rumah ini tidak akan terbongkar dan kejahatan bisa di kalahkan. Abang ini sangat penting buat polsek kita, abang ini yang merubah semua hal yang buruk di polsek kita, ngerti??"

"Maaf Ndan, izin bertanya.."

"Apa?? "

"Apa bapak ini yang bernama Anto itu??"

"Iya, benar. Kamu ngerti sekarang kesalahan kamu?"

"Hadduuhh mati aku.. maaf ya pak Anto, Didi salah tangkap orang. Maaf ya pak.. Didi minta maaf."

"Enak aja kamu cuma minta maaf. Minta hukuman mu dari bang Anto, cepet."

"Siap.. pak Anto, saya Didi mohon di beri hukuman.." kata polisi Didi

"Hmmm.. gini aja, saya mau minum, saya haus, tolong ya pak Didi, dua, satu untuk calon nyonya saya. Air mineral saja.."

"Siap pak.. izin pergi cari minuman.." aku mengangguk

Sekejap ia putar badan dan menghilang.

"Maaf, saya sengaja memberi hukuman itu agar dia pergi sebentar. Ini bang mau tanya, berita yang terdengar katanya bahwa kapolda datang tadi ke sini?'

"Iya bang, pak Kapolda datang. Pak Kapolda memuji habis kinerja polsek cibadak dan juga secara tidak langsung memuji polres sukabumi. Kapolda besok di panggil ke istana, saat ini Ka dan Waka (polsek) masih rapat koordinasi di polres bang."

"Aku ikut senang mendengar nya. Oh iya, maaf.. kenalkan bang Andrian.. ini Aiko, calon istri saya. Eee.. dia juga yang ikut tadi pagi di dalam sama saya.." (kata ku pelan sambil waspada melihat sekeliling)

"Haah... (menempelkan tangan kanan di dahi).. aduh maaf.. saya sungguh gak nyangka, bertemu dua orang tokoh penting.. mbak, saya Andrian, kasat serse polsek cibadak.." Andrian mengenalkan diri sambil menaruh tangan kanan si dada dan sedikit menunduk

"Saya Aiko pak. Senang ketemu bapak dan polisi Indonesia."

"Ah, si abang muji nya berlebihan nya kemana-mana. Tokoh penting apaan sih?"

"Buat saya, buat warga kecamatan cibadak, buat polsek cibadak, apalagi buat warga cibodas herang, abang sangat penting bang.. abang lah yang merubah polsek kita bang. Dari polsek bejat, polsek penuh korupsi, polsek dengan kinerja rendah, ... saat ini di usulkan jadi polsek percontohan bang. Polsek yang di beri predikat sangat baik untuk tingkat polda jabar. Tingkat kepercayaan masyarakat ke polisi naik drastis. Dan masyarakat dan polisi semakin mesra bang. Saling percaya. Ohh, saya sendiri kadang tidak percaya, setiap saya ketemu warga, saya di tegur dengan ramah, di tawari singgah, di kasih sekedar minum. Ahhh... saya mana berani menghianati kepercayaan itu bang? tidak berani sama sekali bang, aku gak mau hubungan kami ini rusak, dan.. aku akan sangat menjaga nya. Aku cinta warga cibadak, bang.."

"Aku senang sekali mendengar nya bang. Sungguh.. mudah-mudahan abang juga diberi kesuksesan buat karir ke depan yah.."

"Makasih bang, abang tau.. kalau ternyata Harris Sanjoyo itu sudah juga korupsi uang negara hampir 250 M bang. Selama menjabat Direktur Bea dan Cukai. Aset nya disita semua sekarang bang."

"Sungguh serakah ya dia.. hawa nafsu lah yang membunuh nya secara tidak langsung."

"Dan, yang paling tidak disangka, Harris dan dua teman nya, adalah pembunuh dari ayah nya Surya ya bang.. pantas Surya sangat terlihat emosional sekali setelah kejadian ini selesai."

"Iya bang, iya memang begitu.. mereka sudah berbuat jahat sejak lama"

Sesaat pintu pos di ketuk..

Tok.. tok.. tok..

"Iya, ada apa?'

"Saya Didi... mau.serahkan minum untuk pak Anto."

"Ya, kasih deh.."

"Maaf pak Anto, ini pak, bu.."

"Terima kasih mas Didi. Silahkan dilanjut mas.."

"Pak, izin tugas lagi.. Ndan.. izin.."

"Iya oke.. do the best, oke??"

"Siaaapp komandan.."
Didi menghormat tegap pada Andrian. Andrian menghargai bawahan nya, segera berdiri, dan balas menghormat juga dan menurunkan tangan nya lebih dulu karena, jelas dia yang menerima hormat nya. Didi segera balik kanan dan menghilang cepat kembali menuju tempat tugas nya.

"Eh, Surya sudah tau kalo abang disini? (aku menggeleng) Abang buru-buru tidak, kalau tidak biar saya panggil yah.."

Aku mengangguk..

"Surya.. Surya.. monitor.."
Andrian memanggil via HT

"Masuk komandan.."

"Ke pos jaga sekarang..."

"Siap, meluncur ndan.."
ku dengar jawaban disana

Tak sampai 2 menit, mas Surya terlihat mengetuk pintu..

Tok..tok..

"Masuk.."

Mas Surya masuk, dan menemukan aku, aiko dan andrian duduk dalam ruangan yang tidak terlalu besar itu.

"Eh, ada bang Anto, ada Aiko.."

"Duduk, tarik kursi yang di luar.."

Mas Surya segera menarik sebuah kursi besi yang untuk 1 orang. Kemudian duduk. Wajah nya sangat sumringah..

"Sur.. coba kamu cerita ke bang Anto yang sudah terjadi tadi.."

"Ya ndan.. bang, setelah kabar ini menyebar, sewaktu abang baru pergi, selang 10 menit, pers datang. Dan memaksa masuk, untung aku udah bereskan sesuai perintah bang Saiful. Sungguh, ini banyak pengetahuan yang dapat buat kami bang, banyak sekali.. dan komandan densus 88 bilang, kalo kejadian nya begini terus, bisa-bisa mereka makin gaji buta katanya."

"Pak Kapolda langsung terbang dengan Helli dari Bandung ke halaman polsek bang, trus langsung meluncur kesini melihat situasi. Pak Kapolda sekilas saya dengar memuji kinerja polsek sini ke Kapolsek dan wakapolres yang menemani beliau. Kapolda sangat puas.. kami semua senang dengar nya bang.. kami kaya mimpi.. sungguhan.. dan kami akan bertugas sampai ini selesai semua"

"Selamat buat mas dan semua di polsek cibadak. Saya senang dan tenang mendengar nya.. dan saya juga mohon diri, mau siap-siap ke panggung hiburan di panti asuhan.."

"Ya Tuhan, aku lupa.. ada acara di sana. Tapi ada dua anggota stand by disana. Nanti jika sudah selesai disini, saya bergabung pasti bang.. aku kangen sama adik ku juga, yang ceriwis itu.."
jawab mas Surya

"Baik bang Andrian, mas Surya, kami berdua pamit yah.."

"Siap bang.. ayo saya antar keluar.."

Kami berjalan ke pintu gerbang.. dan di lepas oleh mereka. Dari kejauhan terlihat polisi Didi berjaga, menanyakan dengan teliti satu per satu warga yang seperti mencurigakan, mungkin itu instruksi yang dia terima, dan ia hanya melaksanakan nya. Karena nya aku pun tidak akan menyalahkan nya. Justru memuji nya sebab dia melaksanakan tugasnya dengan baik.

Aaahhh, polsek ini sungguh sudah berubah..



Bersambung lagi ya suhu...

Mohon kritik dan sarannya...
 
Terakhir diubah:
Mantap hu, kok ga Dilanjut dah lemes ya tetehnya? Ada lagi selain teteh ga ya secara kan masih ada ismi sama Rasmi..Thanks hu updatenya
 
Surya jodohin sama teh yeti aja hu, daripada nganggur teh yetiny. Ckckck
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd