Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapakah Fatimah Az-zahra...?

  • Sosok wanita baru dalam cerita ini

    Votes: 62 23,7%
  • Sosok wanita yang menyamar dalam cerita ini

    Votes: 200 76,3%

  • Total voters
    262
Hehehe siap om ane jadi supoter setia disini pokoknya semangat :mantap::Peace:
thanks om deqwo...heheheh...jadi semangat nih ane.:ampun:

Nungguin update sambil nyruput teh :beruang:
:top: mantap pokoknya...

Haha, 76 bikin spoiler for the upcoming chapter
hehehe....tapi bukan utk chapter 18 yg ini mah...nanti om... chapter 18 lebih seru lagi...arah menuju konflik semakin mendekat.

si ferdy apa kabar om? :bingung:
Akan ada jawabanya di chapter 18.om...hehehe...
 
Chapter 18. Balas Dendam Tasya



Cuplikan chapter sebelumnya...


Drrrrtttt..... Kriiiing.....

Ponselku bergetar dan berbunyi menyadarkan ku dari lamunanku. Saat aku melihat layar telepon seluler. Aku tersenyum lebar karena yang meneleponku adalah om Gunawan, papanya Aditiya Febriansyah. Lelaki yang telah mengusik hidupku sampai detik ini.
.
.
.

large.jpg
Anastasya Putri Widjaja aka Tasya

Pov Tasya


"Hallo, Om.", sahut ku menjawab panggilan telepon om Gunawan.

"Sya, Ganggu kamu nggak nih. Maaf om nelepon kamu malam-malam!",ucap om Gunanawan dari seberang telepon sana.

"Nggak kok, Om. Ada perlu apa ya, Om?".

Gini Sya, akhir-akhir ini om sangat susah hubungin Adit, hpnya sering nggak aktif, kalo pun aktif kadang tak diangkat, om khawatir dengannya, takut kenapa-kenapa sama Adit?".

"Iya Om. Sama. Tasya bingung dengan Adit om, bak hilang ditelan bumi, Tasya juga nelpon Adit beberapa hari ini juga tidak bisa, dikantornya juga nggak pernah ketemu, di rumah Adit cuma ada mang Ujang dan bi Minah, Om. Kata mereka Adit jarang pulang ke rumah".

Kok gitu ya. Papa khawatir ada apa-apanya dengan Adit. Apa papa mesti ke Jakarta ya cari Adit?".

"Jangan dulu om, biar Tasya yang urus dulu, Om dan tante jangan terlalu khawatir sama Adit. Siapa tau Adit memang sedang sibuk urusan kantor? ketemu-ketemu klien. Biar Tasya urus semua ini percayakan pada tasya om!".

"Yaudah kalo gitu om percayakan sama kamu Sya, tolong ya kabarin om dan tante kalo kamu dapat kabar tentang Adit, kasihan mamanya jadi kepikiran terus sama dia".

"Iya om, Tasya akan cari tau om, dan cari Adit sampe ketemu. Titip salam om, buat tante",

"Iya, Sya. nanti om sampaikan salamnya, dah dulu Sya. Om mau istirahat".


"Iya om, selamat istirahat".

Setelah sambungan telepon berakhir, aku lalu menghubungi Ferdy untuk mencari tau keberadaan Adit.

Tut.Tut.Tut.TUUUUT....

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan area", suara dari operator provider yang menyahut.

"Ah....", desah ku kesal.

Aku menghela nafas menenangkan diri dan mulai berpikir.
"Apa gerangan yang menyebabkan perubahan Adit akhir-akhir ini, hingga ia menghilang bak buronan? Kenapa pula Ferdy seakan menghilang setelah ia mengirimkan foto terakhir Adit dengan gadis murahan itu? atau jangan-jangan Ferdy ketauan sama Adit dan diancam oleh Adit. Dan gadis yang di foto itu beneran menikah dengan Adit! TIDAK. Ini tidak boleh terjadi, jika benar kamu merebut Adit, aku pastikan kamu dan Adit tidak akan bisa bahagia. Aku akan pisahkan kalian berdua. Adit itu cuma milikku bukan milik kamu atau wanita lain manapun".

Wajah ku berubah merah menyala karena memikirkan hal itu, selama ini feelingku tidak pernah meleset sedikitpun, analisa ku selalu tepat.

"Dulu kamu dekat dengan gadis itu aku sangat kecewa dan sakit hati,Dit. Sekarang setelah kau lepas darinya malah kau mendapatkan wanita itu, tidakkah ada sedikitpun rasa cinta mu untukku Dit".

"Apa yang harus kulakukan sekarang? Bagimana caranya aku mendapatkan informasi tentang gadis itu? Apakah mereka benar-benar sudah menikah? Harus kuselidiki dan mesti jelas, aku tidak mau masalah ini berlarut-larut. Dan setelah masalah ini selesai aku minta om dan tante segera menikahkan kami, apa karena masalah beda keyakinan membuatmu ragu padaku Dit? Kalo itu yang mendasari keraguanmu selama ini, aku siap mengikuti keyakinan mu walaupun nantinya ditentang keluargaku aku tak peduli".

Aku menoleh ke jam dinding ternyata sudah jam 23.30 wib, sudah sangat malam nih.

"Apa mesti aku tinggal di rumah Adit beberapa hari kedepan karena aku yakin Adit masih pulang ke rumahnya minimal untuk berganti pakaian atau mengambil sesuatu yang penting tertinggal di rumahnya. Pasti mang Ujang dan bik Minah menutupi masalah Adit, mang ujang sepertinya tau nih, besok pagi aku mesti kesana akan kupaksa supaya ia buka mulut, dengan cara apapun".

Aku sedikit tersenyum karena bisa cepat menyadari perubahan yang terjadi pada Adit, dan kali ini takkan kulepaskan kamu Dit.
.
.
.

Suasana di rumah kontrakan Adit dan Cinta....


Sementara itu di waktu yang hampir bersamaan, sepasang suami istri yang kemaren malam melangsungkan akad nikahnya kini mereka berdua sudah berada di atas ranjang.

Tubuh mereka sudah sama-sama polos, telanjang bulat dengan peluh yang mulai menetes.

Cuaca dingin tak mereka hiraukan, Adit terus mencumbui Cinta dengan penuh perasaan dan kelembutan, ia memperlakukan istrinya bagai sesuatu yang sangat berharga, mencumbui dan menggaulinya dengan penuh kasih dan sayang tanpa terburu-buru dan tergesa-gesa.

Ahhhh... Mas geli... Tapi enak mas...Ooohhh", desah Cinta ketika Adit memainkan puting payudara nya.

Cinta menggeliat dan bergelinjang menahan geli bercampur nikmat di tubuhnya, apalagi selain kedua payudaranya yang sedang di eksploitasi oleh sang suami, vaginanya pun mulai di sentuh oleh tangan kanan Adit sehingga simpul-simpul birahinya semakin terbakar dan menyala-nyala.

"Ooohhh Mas....Terus mas... Adek mau dapett...", lenguh Cinta.

Adit terus mempercepat dan meningkatkan intensitas serangannya ke tiga titik yang ia sentuh, semakin membuat tubuh mulus sang istri semakin bergetar dan bergerak liar menahan sesuatu yang akan meledak dari dalam kemaluannya yang mulai berdenyut-denyut dan berkedut-kedut.

Sambil menjambak rambut sang suami, Cinta mengerang keras dan panjang saat ia mendapatkan klimaks pertamanya.

"Aaaaarrrrrrggggghhhh....Sayang. Aku keluuuuaaaaarrrr....".

Seeeeeerrrrr.... Seeeeerrrrr..... Seeeeeerrrrr.... Seeeeerrrrr.....

Kepala Cinta mendongak keatas dengan mata yang hanya tinggal putihnya saja, dengan nafas yang terengah-engah setelah mendapatkan orgasme pertamanya yang begitu dahsyat.

Sangat nikmat dibandingkan dengan percintaannya dengan Robi mantan pacarnya yang hanya mau enaknya saja, bercinta sesuai keinginannya menuruti nafsu binatangnya, sang mantan yang pecundang yang lebih mementingkan ego dan kepuasan dirinya sendiri tanpa mau peduli dengan apa yang diinginkannya.

Tapi dengan Adit suaminya ia benar- benar merasa dimanja, merasa dihargai dan paling membuatnya tersanjung, suaminya lebih mengutamakan dirinya terlebih dahulu mendapatkan kepuasan, hal itulah yang menyentuh kalbunya yang paling dalam.

"Ternyata inilah cinta yang sesungguhnya bukan hanya menyatukan fisik semata tetapi juga menyatukan hati jiwa dan raga menjadi satu dengan tujuan sama-sama memberikan kepuasan batiniah, dan itulah cinta yang hakiki yang tidak bisa diungkapakan dengan kata-kata tetapi bisa dirasakan tubuh di respon oleh otak dan masuk ke dalam hati melalui perasaan bahagia".

Adit yang melihat istrinya memperoleh kepuasan ikut tersenyum bahagia, ia tidak serta merta main hajar memasukkan penisnya ke dalam vagina sang istri, ia memilih sabar memberikan waktu buat Cinta untuk menuntaskan orgasmenya dan memulihkan energinya. Ia menyadari waktu mereka panjang, sudah resmi sebagai suami istri untuk apa terburu-buru, ia ingin menikmati detik demi detik kebersamaan mereka tanpa mau menyia-nyiakannya.

"Mas, kamu benar-benar lelaki yang istimewa, kamu lebih mementingkan kebahagiaan pasanganmu dibandingkan kebahagiaanmu. Adek benar-benar beruntung menjadi istri mu, Mas. Kadang masalalu adek yang hina dan berlumur dosa dan aib merasa malu dan rendah di hadapanmu, tapi kamu tetap menghargai bahkan meninggikan derajatku. Tidak semua pria sanggup melakukan itu mas, aku tidak akan mungkin menghapus kenangan ini walau apa yang akan terjadi nanti".

"Sudah sayang, lupakan semua itu, mas tidak ingin membahasnya, kita nikmati kebersamaan kita, mas ingin detik demi detik ingin dekat dan bersamamu selalu".

Cinta tersenyum lalu ia bangkit dan mulai merebahkan tubuh suaminya yang tadi duduk memandangi dirinya.

Sekarang posisi mereka berganti dan berubah posisi, Cinta berada diatas sementara Adit berada di bawah. Ia menghadap tepat pada penis suaminya yang telah berdiri tegak menjulang.

Dengan gemas ia mengocok-gocok pelan keatas kebawah penis yang telah membuatnya ketagihan.

"Ooohhh Dek....", desah Adit saat Cinta mulai memainkan penisnya.

Lalu ia mulai menjilati kepala penis yang menyerupai jamur. Ia menjilati dan mengelitik lubang kencing itu sambil sesekali di isap dan disedot.

Adit mengerang dan melenguh geli dan bercampur nikmat di alat kelaminnya tersebut, ia mulai melayang sambil memejamkan mata menikmati pelayanan blowjob istrinya yang begitu mahir melalukannya tanpa sedikitpun terkena gigignya.

"Stop Dek...! Mas nggak tahan nanti malah keluar sebelum mas masukin ke memekmu".

Cinta langsung berhenti, ia cuma membalikkan badan tetapi tubuhnya tetap berada di atas, lalu ia mendaratkan ciumannya pada bibir sang suami dengan ciuman lembut dan singkat.

Sambil tersenyum ia menggoda suaminya. "Apa mas bilang tadi, sebelum mas masukin ke mana hayo...?".

"Memek istriku", sahut Adit cepat.

"Kalo yang ini apa mas?", tanya Cinta lagi sambil menggesek-gesekkan penis suaminya ke bibir vaginanya.

"Kontol mas, dek", sahut Adit lagi.

"Nah kalo yang ini kita lagi apa hayo...?", ucap Cinta lalu memposisikan penis suaminya ke bibir vaginanya.

Dan.... Bleeeeessss....

"Ahhhhh...", teriak keduanya bersamaan saat kedua kelamin mereka telah bersatu.

Penis Adit yang ukurannya 18cm dengan diameter 4 cm langsung amblas tak bersisa ditelan vagina istrinya.

"Oh mas Adit kita ini sedang apa mas?", ulang Cinta dengan nafas yang tersengal-sengal menikmati sensasi denyutan dan kedutan kemaluan adit di dalam mulut rahimnya.

"Ngentot dek, kamu suka kan ngentot dengan suamimu ini", jawab Adit merem melek.

"Malah bikin adek ketagihan sama kontol kamu mas, memek adek sekarang cuma untuk kamu nggak akan adek berikan lagi ke lelaki lain. Itu sumpah adek mas".

"Ooohhhh... Enak dek memek mu sempit dan menyedot-nyedot kontol mas", erang Adit.

Bicara vulgar saat melakukan persetubuhan ini membuat gairah mereka semakin tinggi, mereka berdua seakan membebaskan pikiran mereka hanya untuk merasakan momen kebersamaan sepuas-puasnya.

"Iya mas, kontol mas juga enak, memek adek terasa penuh dan sesak di dalam", sahut Cinta.

Cinta mulai mengayuh laksana seperti joki yang sedang memacu kudanya untuk berlari kencang.

Ia memacu penis Adit dan diikuti geolan pinggulnya kekiri dan kekanan serta keatas dan kebawah membuat mereka berdua sama-sama melenguh dan mendesah nikmat.

"Oooohhhh.... Uuuuuhhhh.... Aaaahhhh...."

Saling sahut bersahutan desah dan lenguhan daru kedua bibir pasangan suami istri tersebut mengalahkan suara deritan ranjang yang bergoyang mengikuti irama pacuan Cinta.

Berselang beberapa menit kemudian Cinta makin mempercepat gerakan pinggul dan goyangannya menandakan kalau ia akan menyambut kembali orgasmenya yang kedua.

"Mas tolong bantu remas tetek adek dua-duanya. Adek mau dapet mas... Aaaaaahhh".

Adit kemudian mengikuti keinginan Cinta ia lalu meremas kedua payudara istrinya dengan kedua tangannya.

"Aaaahhhh.... Aku dapet lagi mas.... Ini orgasme Adek yang paling nikmat mas".

Seeeeerrrr.... Seeeeerrrr.... Seeeeerrrr....
Seeeeerrrr.... Seeeeerrrr.... Seeeeeerrr....

Seketika Cinta tergolek lemas diatas tubuh suaminya, dengan kemaluan mereka yang masih bertautan, sementara penis Adit ikutan berkedut dan berdenyut saat cairan orgasme istrinya mengalir keluar merembes dari sela-sela kemaluannya.

Adit membelai rambut istrinya dengan penuh ketulusan, walaupun ia belum mendapatkan kepuasannya ia sabar memberikan jeda sejenak untuk Cinta menuntaskan sisa-sisa orgasmenya yang masih berlangsung.

Setelah Cinta mengangkat tubuhnya sambil tersenyum puas, ia lalu berucap pelan pada Adit.

"Sekarang giliran suamiku, puaskanlah dirimu sayang, adek akan ikut puas jika mas Adit pun keluar sama seperti adek".

Adit tersenyum dan mengecup bibir Cinta, ciuman yang lembut dan lama membangkitkan kembali hasrat keduanya, kemudian ia membalikkan tubuh sang istri setelah memberi kode pada Cinta untuk memeluknya dalam posisi sejajar.

Ternyata sukses Adit kini berada diatas tubuh Cinta dengan posisi missionary dengan kedua kelamin mereka yang masih melekat.

Sambil menatap dalam mata sang istri, Adit mulai mengayuh, memaju mundurkan penisnya di lubang vagina sang istri.

Mata mereka tetap saling bertatatapan tanpa mau berkedip seakan saling berbicara satu sama lain, sementara dibawah tubuh mereka Adit mulai menaikkan tempo genjotannya, penisnya dengan gagah menhujam dan menusuk-nusuk vagina istrinya yang kini semakin banyak mengeluarkan cairan kenikmatan.

"Ooohhh... Terus mas... Enak banget mas kontolmu... Dalem hingga membentur rahim adek".

Adit pun merasakan kenikmatan yang sama ia memejamkan mata sambil teru mengerahkan semua kemampuan dan energinya untuk menuntaskan hasrat libidonya yang kini semakin mendekati titik puncak.

Beberapa kali pompaan dan kocokan membuat desahan dannlenguhan mereka menggema di ruangan kamar tidur tersebut, kenikmatan persetubuhan suami istri yang penuh rasa tanpa ada rasa ketakutan.

"Ahhhh, mas mau keluar dek....", teriak Adit memberitaukan pada istrinya bahwa ia sedang di ujung orgasmenya.

"Terus saja mas adek juga mau dapet lagi, yang kencang dan dalam mas....Aaaaahhh". Sahut Cinta dengan nafas yang ngos-ngosan di bawah.

Dan dengan semakin cepat dan dalam Adit menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam vaginan sang istri maka semakin cepat pula jutaaan sel spermanya ingin berebut keluar.

Dengan berteriak kencang Adit menghujamkan dan menghwntakkan pinggulnya sedalam mungkin hingga ia merasakan penisny mentok di rahim istrinya.

"Adek....! Mas keluaaaaarrrrr.... Ooooooohhhhhh".

Croootttt.... Croootttt.... Crooootttt....
Croootttt.... Ceoootttt.... Ceooootttt....
Croootttt....

Berjuta-juta sel sperma itupun keluar menyembur memenuhi ruang didalam rahim yang kini bersemayam janin yang bukan berasal dari benihnya.

Berselang beberapa detik kemudian Cinta pun berteriak dengan tubuh bergetar hebat, vaginanya berkontraksi berkedut dan berdenyut dengan sangat hebat. Ia pun memperoleh orgasmenya yang ketiga yang tidak kalah nikmat dan hebatnya dari kedua orgasmenya terdahulu.

"Adek juga keluaaaaarrrr lagi masssss.... Aaaaaarrrrrgggghhhh", Seeeeerrrr.... Seeeeerrrr... Seeeerrrrr..... Seeeeerrrrr..... Seeeeerrrr....

Adit terkulai lemas dengan peluh yang membanjiri tubuhnya dan juga Cinta istrinya, ia masih malas bergerak lemas tetapi penuh dengan kebahagiaan, rasa nyaman, tenang dan beban pikirannya seketika sirna saat itu.

Begitu juga dengan Cinta, ia dibawah tergolek letih karena mendapatkan 3x orgasme yang begitu hebat yang ia rasakan selama hidupnya mengalahkan apa yang pernah ia dapatkan dari masalalunya. Justru ia menyesal dan meneteskan airmatanya melihat ketulusan hatu suaminya, dan menyadari kesucian itu ternyata sangat bernilai dan berharga sekali.

Cinta membayangkan akan lebih bahagia sekali jika ia bisa memberikan keperawanannya pada malam pertama kepada suaminya ini, tetapi nasi sudah menjadi bubur penyesalan hanya akan membuatnya semakin terpuruk dan sulit untuk membuka hatinya pada Adit suaminya.

Sambil menitikkan air mata Cinta mengucapkannya dengan tulus walau terdengar pelan dan lirih pada suaminya.

"I love you mas Adit, kamulah pahlawanku, kamu yang telah mengangkatku dari kehancuran dan keterpurukan karena kebodohanku sendiri. Adek hanya bisa mengucapkan terimakasih karena kamu ikhlas menerima kesalahan dan kebodohan di masa laluku".

Adit yang mendengar kesedihan dan rasa penyesalan Cinta yang begitu dalam hanya mengelus rambutnya mencoba memberi rasa nyaman dan menyejukkan hatinya.

Karena ia sadar saat ini Cinta sedang dalam keadaan hamil ia lalu menarik pelan penisnya yang tadi masih bersemayam didalam rahim sang istri hingga tercabut lepas dari peraduannya lalu ia menggeser tubuhnya kesamping kanan tubuh Cinta.

"Ada apa mas, kok malah dicabut, apa ada yang salah?", tanya Cinta lantas memeluk tubuh kekar Adit.

"Nggak sayang, justru mas baru teringat jika di sini ada calon dedek bayi kita", jawab Adit lalu ia melanjutkan kembali omongannya.

"Kamu jangan lagi pernah mengungkit-ungkit kesalaham kamu dek, buanglah jauh-jauh itu semua, mas akan mencintaimu dan anakmu seperti anak mas sendiri".

"Iya mas, makasih ya", sahut Cinta sambil memeluk Adit ada tangisan di matanya tetapi itu berubah menjadi tangisan kebahagiaan.

"Besok mas akan temenin kamu periksa kandungan mu, Cin", ujar Adit.

"Adek nurut deh sama suami, apapun yang mas katakan adek turuti karena adek percaya mas melakukan semua demi kebahagiaan adek juga", sahut Cinta.

"Dah, kita istirahat ya, mas benar-benar capek dek", kata Adit.

"Peluk adek, Mas. Pokoknya setiapmalam mas mesti tidurnya sambil meluk kayak gini ya", sahut cinta.
.
.
.

Diskotik xxx....



Robi terlihat sedang menikmati malamnya dengan ditemani satu gelas wine yang di beri es batu.

Ia menggoyang-goyangkan wine itu sambil menghirup aroma anggur yang membuat sel saraf menjadi tenang. Ia tidak menyadari bahwa dari tempat yang ia bersantai, ada dua orang lelaki berpakaian serba hitam memperhatikannya dan selalu mengawasi gerak-geriknya.

Ruangan diskotik dan club malam itu semakin bising dengan dentuman musik disco remix yang menggema dalam arahan jari-jari lincah seorang dj.

Dj Ronald sambil sesekali meminum bir bintang langsung dari botolnya ia mulai memainkan musik elektro disco yang sedang digandrungi kaum clubber, para pecinta dugem.

Salah satu lelaki yang berpakaian serba hitam tersebut mulai berjalan di sisi sebelah kanan, duduk dua baris dari posisi Robi yang mulai terhanyut irama musik yang dimainkan oleh dj Ronald.

Salah satu pria tersebut melaporkan hasil pengintaian nya dengan mengarahkan kameranya ke arah Robi tanpa menggunakan blitz kamera sehingga tidak menimbulkan kecurigaan sang target.

2108513436_508da760a9_0.jpg

Robi Hermawan aka Robi

23.00 : TO sedang di kunci eksekusi segera dilaksanakan malam ini di rumahnya sesuai arahan miss. xxx.

Pesan WA itu terkirim dan beberapa saat mungkin kurang dari 5 menit, pesan WA nya sudah di read oleh penerima WA nya.

Lalu miss. xxx mengetik untuk balasan pesan WA pada pria berbaju serba hitam tersebut.

"Handycamp barang bukti nya amanin terlebih dulu baru kasih pelajaran padanya, jangan sampai mati dan meninggalkan jejak".

"Ok".
.
.
.

Tiga jam kemudian....


"Siapa kalian? Mau apa kalian?", ucap pemuda itu berusaha menghidari pukulan kedua pria berbadan tegap berpakaian serba hitam.

Tanpa mereka jawab kedua pria berbadan tegap seketika menyerang tanpa memberi kesempatan pada pemuda itu hingga membuat tubuhnya terjengkang ke belakang saat tendangan salah satu pria berbaju hitam itu masuk tepat menghantam perut Robi.

Buuuggghhh.... Buuugggghhh.... Buuuggghhh....

Aakhhh...",

Tubuhnya bertubi-tubi dipukul ditendang bahkan kepalanya diinjak, dua orang berpakaian hitam itu terus memukuli tanpa henti, hingga membuat lelaki tampan itu mengalami luka yang cukup serius.

Tidak hanya memukuli, pria bertubuh tegap menelanjangi Robi dan menyuntikkan sebuah cairan yang sudah mereka persiapkan ke kelamin pemuda itu.

"Ayo tinggalkan saja pria pecundang ini! biar ia rasakan akibatnya, tidak bisa ereksi lagi, hahahaha".




Bersambung.......
 
Terakhir diubah:
Chapter 18. Balas Dendam Tasya



Cuplikan chapter sebelumnya...


Drrrrtttt..... Kriiiing.....

Ponselku bergetar dan berbunyi menyadarkan ku dari lamunanku. Saat aku melihat layar telepon seluler. Aku tersenyum lebar karena yang meneleponku adalah om Gunawan, papanya Aditiya Febriansyah. Lelaki yang telah mengusik hidupku sampai detik ini.
.
.
.

large.jpg
Anastasya Putri Widjaja aka Tasya

Pov Tasya


"Hallo, Om.", sahut ku menjawab panggilan telepon om Gunawan.

"Sya, Ganggu kamu nggak nih. Maaf om nelepon kamu malam-malam!",ucap om Gunanawan dari seberang telepon sana.

"Nggak kok, Om. Ada perlu apa ya, Om?".

Gini Sya, akhir-akhir ini om sangat susah hubungin Adit, hpnya sering nggak aktif, kalo pun aktif kadang tak diangkat, om khawatir dengannya, takut kenapa-kenapa sama Adit?".

"Iya Om. Sama. Tasya bingung dengan Adit om, bak hilang ditelan bumi, Tasya juga nelpon Adit beberapa hari ini juga tidak bisa, dikantornya juga nggak pernah ketemu, di rumah Adit cuma ada mang Ujang dan bi Minah, Om. Kata mereka Adit jarang pulang ke rumah".

Kok gitu ya. Papa khawatir ada apa-apanya dengan Adit. Apa papa mesti ke Jakarta ya cari Adit?".

"Jangan dulu om, biar Tasya yang urus dulu, Om dan tante jangan terlalu khawatir sama Adit. Siapa tau Adit memang sedang sibuk urusan kantor? ketemu-ketemu klien. Biar Tasya urus semua ini percayakan pada tasya om!".

"Yaudah kalo gitu om percayakan sama kamu Sya, tolong ya kabarin om dan tante kalo kamu dapat kabar tentang Adit, kasihan mamanya jadi kepikiran terus sama dia".

"Iya om, Tasya akan cari tau om, dan cari Adit sampe ketemu. Titip salam om, buat tante",

"Iya, Sya. nanti om sampaikan salamnya, dah dulu Sya. Om mau istirahat".


"Iya om, selamat istirahat".

Setelah sambungan telepon berakhir, aku lalu menghubungi Ferdy untuk mencari tau keberadaan Adit.

Tut.Tut.Tut.TUUUUT....

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan area", suara dari operator provider yang menyahut.

"Ah....", desah ku kesal.

Aku menghela nafas menenangkan diri dan mulai berpikir.
"Apa gerangan yang menyebabkan perubahan Adit akhir-akhir ini, hingga ia menghilang bak buronan? Kenapa pula Ferdy seakan menghilang setelah ia mengirimkan foto terakhir Adit dengan gadis murahan itu? atau jangan-jangan Ferdy ketauan sama Adit dan diancam oleh Adit. Dan gadis yang di foto itu beneran menikah dengan Adit! TIDAK. Ini tidak boleh terjadi, jika benar kamu merebut Adit, aku pastikan kamu dan Adit tidak akan bisa bahagia. Aku akan pisahkan kalian berdua. Adit itu cuma milikku bukan milik kamu atau wanita lain manapun".

Wajah ku berubah merah menyala karena memikirkan hal itu, selama ini feelingku tidak pernah meleset sedikitpun, analisa ku selalu tepat.

"Dulu kamu dekat dengan gadis itu aku sangat kecewa dan sakit hati,Dit. Sekarang setelah kau lepas darinya malah kau mendapatkan wanita itu, tidakkah ada sedikitpun rasa cinta mu untukku Dit".

"Apa yang harus kulakukan sekarang? Bagimana caranya aku mendapatkan informasi tentang gadis itu? Apakah mereka benar-benar sudah menikah? Harus kuselidiki dan mesti jelas, aku tidak mau masalah ini berlarut-larut. Dan setelah masalah ini selesai aku minta om dan tante segera menikahkan kami, apa karena masalah beda keyakinan membuatmu ragu padaku Dit? Kalo itu yang mendasari keraguanmu selama ini, aku siap mengikuti keyakinan mu walaupun nantinya ditentang keluargaku aku tak peduli".

Aku menoleh ke jam dinding ternyata sudah jam 23.30 wib, sudah sangat malam nih.

"Apa mesti aku tinggal di rumah Adit beberapa hari kedepan karena aku yakin Adit masih pulang ke rumahnya minimal untuk berganti pakaian atau mengambil sesuatu yang penting tertinggal di rumahnya. Pasti mang Ujang dan bik Minah menutupi masalah Adit, mang ujang sepertinya tau nih, besok pagi aku mesti kesana akan kupaksa supaya ia buka mulut, dengan cara apapun".

Aku sedikit tersenyum karena bisa cepat menyadari perubahan yang terjadi pada Adit, dan kali ini takkan kulepaskan kamu Dit.
.
.
.

Suasana di rumah kontrakan Adit dan Cinta....


Sementara itu di waktu yang hampir bersamaan, sepasang suami istri yang kemaren malam melangsungkan akad nikahnya kini mereka berdua sudah berada di atas ranjang.

Tubuh mereka sudah sama-sama polos, telanjang bulat dengan peluh yang mulai menetes.

Cuaca dingin tak mereka hiraukan, Adit terus mencumbui Cinta dengan penuh perasaan dan kelembutan, ia memperlakukan istrinya bagai sesuatu yang sangat berharga, mencumbui dan menggaulinya dengan penuh kasih dan sayang tanpa terburu-buru dan tergesa-gesa.

Ahhhh... Mas geli... Tapi enak mas...Ooohhh", desah Cinta ketika Adit memainkan puting payudara nya.

Cinta menggeliat dan bergelinjang menahan geli bercampur nikmat di tubuhnya, apalagi selain kedua payudaranya yang sedang di eksploitasi oleh sang suami, vaginanya pun mulai di sentuh oleh tangan kanan Adit sehingga simpul-simpul birahinya semakin terbakar dan menyala-nyala.

"Ooohhh Mas....Terus mas... Adek mau dapett...", lenguh Cinta.

Adit terus mempercepat dan meningkatkan intensitas serangannya ke tiga titik yang ia sentuh, semakin membuat tubuh mulus sang istri semakin bergetar dan bergerak liar menahan sesuatu yang akan meledak dari dalam kemaluannya yang mulai berdenyut-denyut dan berkedut-kedut.

Sambil menjambak rambut sang suami, Cinta mengerang keras dan panjang saat ia mendapatkan klimaks pertamanya.

"Aaaaarrrrrrggggghhhh....Sayang. Aku keluuuuaaaaarrrr....".

Seeeeeerrrrr.... Seeeeerrrrr..... Seeeeeerrrrr.... Seeeeerrrrr.....

Kepala Cinta mendongak keatas dengan mata yang hanya tinggal putihnya saja, dengan nafas yang terengah-engah setelah mendapatkan orgasme pertamanya yang begitu dahsyat.

Sangat nikmat dibandingkan dengan percintaannya dengan Robi mantan pacarnya yang hanya mau enaknya saja, bercinta sesuai keinginannya menuruti nafsu binatangnya, sang mantan yang pecundang yang lebih mementingkan ego dan kepuasan dirinya sendiri tanpa mau peduli dengan apa yang diinginkannya.

Tapi dengan Adit suaminya ia benar- benar merasa dimanja, merasa dihargai dan paling membuatnya tersanjung, suaminya lebih mengutamakan dirinya terlebih dahulu mendapatkan kepuasan, hal itulah yang menyentuh kalbunya yang paling dalam.

"Ternyata inilah cinta yang sesungguhnya bukan hanya menyatukan fisik semata tetapi juga menyatukan hati jiwa dan raga menjadi satu dengan tujuan sama-sama memberikan kepuasan batiniah, dan itulah cinta yang hakiki yang tidak bisa diungkapakan dengan kata-kata tetapi bisa dirasakan tubuh di respon oleh otak dan masuk ke dalam hati melalui perasaan bahagia".

Adit yang melihat istrinya memperoleh kepuasan ikut tersenyum bahagia, ia tidak serta merta main hajar memasukkan penisnya ke dalam vagina sang istri, ia memilih sabar memberikan waktu buat Cinta untuk menuntaskan orgasmenya dan memulihkan energinya. Ia menyadari waktu mereka panjang, sudah resmi sebagai suami istri untuk apa terburu-buru, ia ingin menikmati detik demi detik kebersamaan mereka tanpa mau menyia-nyiakannya.

"Mas, kamu benar-benar lelaki yang istimewa, kamu lebih mementingkan kebahagiaan pasanganmu dibandingkan kebahagiaanmu. Adek benar-benar beruntung menjadi istri mu, Mas. Kadang masalalu adek yang hina dan berlumur dosa dan aib merasa malu dan rendah di hadapanmu, tapi kamu tetap menghargai bahkan meninggikan derajatku. Tidak semua pria sanggup melakukan itu mas, aku tidak akan mungkin menghapus kenangan ini walau apa yang akan terjadi nanti".

"Sudah sayang, lupakan semua itu, mas tidak ingin membahasnya, kita nikmati kebersamaan kita, mas ingin detik demi detik ingin dekat dan bersamamu selalu".

Cinta tersenyum lalu ia bangkit dan mulai merebahkan tubuh suaminya yang tadi duduk memandangi dirinya.

Sekarang posisi mereka berganti dan berubah posisi, Cinta berada diatas sementara Adit berada di bawah. Ia menghadap tepat pada penis suaminya yang telah berdiri tegak menjulang.

Dengan gemas ia mengocok-gocok pelan keatas kebawah penis yang telah membuatnya ketagihan.

"Ooohhh Dek....", desah Adit saat Cinta mulai memainkan penisnya.

Lalu ia mulai menjilati kepala penis yang menyerupai jamur. Ia menjilati dan mengelitik lubang kencing itu sambil sesekali di isap dan disedot.

Adit mengerang dan melenguh geli dan bercampur nikmat di alat kelaminnya tersebut, ia mulai melayang sambil memejamkan mata menikmati pelayanan blowjob istrinya yang begitu mahir melalukannya tanpa sedikitpun terkena gigignya.

"Stop Dek...! Mas nggak tahan nanti malah keluar sebelum mas masukin ke memekmu".

Cinta langsung berhenti, ia cuma membalikkan badan tetapi tubuhnya tetap berada di atas, lalu ia mendaratkan ciumannya pada bibir sang suami dengan ciuman lembut dan singkat.

Sambil tersenyum ia menggoda suaminya. "Apa mas bilang tadi, sebelum mas masukin ke mana hayo...?".

"Memek istriku", sahut Adit cepat.

"Kalo yang ini apa mas?", tanya Cinta lagi sambil menggesek-gesekkan penis suaminya ke bibir vaginanya.

"Kontol mas, dek", sahut Adit lagi.

"Nah kalo yang ini kita lagi apa hayo...?", ucap Cinta lalu memposisikan penis suaminya ke bibir vaginanya.

Dan.... Bleeeeessss....

"Ahhhhh...", teriak keduanya bersamaan saat kedua kelamin mereka telah bersatu.

Penis Adit yang ukurannya 18cm dengan diameter 4 cm langsung amblas tak bersisa ditelan vagina istrinya.

"Oh mas Adit kita ini sedang apa mas?", ulang Cinta dengan nafas yang tersengal-sengal menikmati sensasi denyutan dan kedutan kemaluan adit di dalam mulut rahimnya.

"Ngentot dek, kamu suka kan ngentot dengan suamimu ini", jawab Adit merem melek.

"Malah bikin adek ketagihan sama kontol kamu mas, memek adek sekarang cuma untuk kamu nggak akan adek berikan lagi ke lelaki lain. Itu sumpah adek mas".

"Ooohhhh... Enak dek memek mu sempit dan menyedot-nyedot kontol mas", erang Adit.

Bicara vulgar saat melakukan persetubuhan ini membuat gairah mereka semakin tinggi, mereka berdua seakan membebaskan pikiran mereka hanya untuk merasakan momen kebersamaan sepuas-puasnya.

"Iya mas, kontol mas juga enak, memek adek terasa penuh dan sesak di dalam", sahut Cinta.

Cinta mulai mengayuh laksana seperti joki yang sedang memacu kudanya untuk berlari kencang.

Ia memacu penis Adit dan diikuti geolan pinggulnya kekiri dan kekanan serta keatas dan kebawah membuat mereka berdua sama-sama melenguh dan mendesah nikmat.

"Oooohhhh.... Uuuuuhhhh.... Aaaahhhh...."

Saling sahut bersahutan desah dan lenguhan daru kedua bibir pasangan suami istri tersebut mengalahkan suara deritan ranjang yang bergoyang mengikuti irama pacuan Cinta.

Berselang beberapa menit kemudian Cinta makin mempercepat gerakan pinggul dan goyangannya menandakan kalau ia akan menyambut kembali orgasmenya yang kedua.

"Mas tolong bantu remas tetek adek dua-duanya. Adek mau dapet mas... Aaaaaahhh".

Adit kemudian mengikuti keinginan Cinta ia lalu meremas kedua payudara istrinya dengan kedua tangannya.

"Aaaahhhh.... Aku dapet lagi mas.... Ini orgasme Adek yang paling nikmat mas".

Seeeeerrrr.... Seeeeerrrr.... Seeeeerrrr....
Seeeeerrrr.... Seeeeerrrr.... Seeeeeerrr....

Seketika Cinta tergolek lemas diatas tubuh suaminya, dengan kemaluan mereka yang masih bertautan, sementara penis Adit ikutan berkedut dan berdenyut saat cairan orgasme istrinya mengalir keluar merembes dari sela-sela kemaluannya.

Adit membelai rambut istrinya dengan penuh ketulusan, walaupun ia belum mendapatkan kepuasannya ia sabar memberikan jeda sejenak untuk Cinta menuntaskan sisa-sisa orgasmenya yang masih berlangsung.

Setelah Cinta mengangkat tubuhnya sambil tersenyum puas, ia lalu berucap pelan pada Adit.

"Sekarang giliran suamiku, puaskanlah dirimu sayang, adek akan ikut puas jika mas Adit pun keluar sama seperti adek".

Adit tersenyum dan mengecup bibir Cinta, ciuman yang lembut dan lama membangkitkan kembali hasrat keduanya, kemudian ia membalikkan tubuh sang istri setelah memberi kode pada Cinta untuk memeluknya dalam posisi sejajar.

Ternyata sukses Adit kini berada diatas tubuh Cinta dengan posisi missionary dengan kedua kelamin mereka yang masih melekat.

Sambil menatap dalam mata sang istri, Adit mulai mengayuh, memaju mundurkan penisnya di lubang vagina sang istri.

Mata mereka tetap saling bertatatapan tanpa mau berkedip seakan saling berbicara satu sama lain, sementara dibawah tubuh mereka Adit mulai menaikkan tempo genjotannya, penisnya dengan gagah menhujam dan menusuk-nusuk vagina istrinya yang kini semakin banyak mengeluarkan cairan kenikmatan.

"Ooohhh... Terus mas... Enak banget mas kontolmu... Dalem hingga membentur rahim adek".

Adit pun merasakan kenikmatan yang sama ia memejamkan mata sambil teru mengerahkan semua kemampuan dan energinya untuk menuntaskan hasrat libidonya yang kini semakin mendekati titik puncak.

Beberapa kali pompaan dan kocokan membuat desahan dannlenguhan mereka menggema di ruangan kamar tidur tersebut, kenikmatan persetubuhan suami istri yang penuh rasa tanpa ada rasa ketakutan.

"Ahhhh, mas mau keluar dek....", teriak Adit memberitaukan pada istrinya bahwa ia sedang di ujung orgasmenya.

"Terus saja mas adek juga mau dapet lagi, yang kencang dan dalam mas....Aaaaahhh". Sahut Cinta dengan nafas yang ngos-ngosan di bawah.

Dan dengan semakin cepat dan dalam Adit menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam vaginan sang istri maka semakin cepat pula jutaaan sel spermanya ingin berebut keluar.

Dengan berteriak kencang Adit menghujamkan dan menghwntakkan pinggulnya sedalam mungkin hingga ia merasakan penisny mentok di rahim istrinya.

"Adek....! Mas keluaaaaarrrrr.... Ooooooohhhhhh".

Croootttt.... Croootttt.... Crooootttt....
Croootttt.... Ceoootttt.... Ceooootttt....
Croootttt....

Berjuta-juta sel sperma itupun keluar menyembur memenuhi ruang didalam rahim yang kini bersemayam janin yang bukan berasal dari benihnya.

Berselang beberapa detik kemudian Cinta pun berteriak dengan tubuh bergetar hebat, vaginanya berkontraksi berkedut dan berdenyut dengan sangat hebat. Ia pun memperoleh orgasmenya yang ketiga yang tidak kalah nikmat dan hebatnya dari kedua orgasmenya terdahulu.

"Adek juga keluaaaaarrrr lagi masssss.... Aaaaaarrrrrgggghhhh", Seeeeerrrr.... Seeeeerrrr... Seeeerrrrr..... Seeeeerrrrr..... Seeeeerrrr....

Adit terkulai lemas dengan peluh yang membanjiri tubuhnya dan juga Cinta istrinya, ia masih malas bergerak lemas tetapi penuh dengan kebahagiaan, rasa nyaman, tenang dan beban pikirannya seketika sirna saat itu.

Begitu juga dengan Cinta, ia dibawah tergolek letih karena mendapatkan 3x orgasme yang begitu hebat yang ia rasakan selama hidupnya mengalahkan apa yang pernah ia dapatkan dari masalalunya. Justru ia menyesal dan meneteskan airmatanya melihat ketulusan hatu suaminya, dan menyadari kesucian itu ternyata sangat bernilai dan berharga sekali.

Cinta membayangkan akan lebih bahagia sekali jika ia bisa memberikan keperawanannya pada malam pertama kepada suaminya ini, tetapi nasi sudah menjadi bubur penyesalan hanya akan membuatnya semakin terpuruk dan sulit untuk membuka hatinya pada Adit suaminya.

Sambil menitikkan air mata Cinta mengucapkannya dengan tulus walau terdengar pelan dan lirih pada suaminya.

"I love you mas Adit, kamulah pahlawanku, kamu yang telah mengangkatku dari kehancuran dan keterpurukan karena kebodohanku sendiri. Adek hanya bisa mengucapkan terimakasih karena kamu ikhlas menerima kesalahan dan kebodohan di masa laluku".

Adit yang mendengar kesedihan dan rasa penyesalan Cinta yang begitu dalam hanya mengelus rambutnya mencoba memberi rasa nyaman dan menyejukkan hatinya.

Karena ia sadar saat ini Cinta sedang dalam keadaan hamil ia lalu menarik pelan penisnya yang tadi masih bersemayam didalam rahim sang istri hingga tercabut lepas dari peraduannya lalu ia menggeser tubuhnya kesamping kanan tubuh Cinta.

"Ada apa mas, kok malah dicabut, apa ada yang salah?", tanya Cinta lantas memeluk tubuh kekar Adit.

"Nggak sayang, justru mas baru teringat jika di sini ada calon dedek bayi kita", jawab Adit lalu ia melanjutkan kembali omongannya.

"Kamu jangan lagi pernah mengungkit-ungkit kesalaham kamu dek, buanglah jauh-jauh itu semua, mas akan mencintaimu dan anakmu seperti anak mas sendiri".

"Iya mas, makasih ya", sahut Cinta sambil memeluk Adit ada tangisan di matanya tetapi itu berubah menjadi tangisan kebahagiaan.

"Besok mas akan temenin kamu periksa kandungan mu, Cin", ujar Adit.

"Adek nurut deh sama suami, apapun yang mas katakan adek turuti karena adek percaya mas melakukan semua demi kebahagiaan adek juga", sahut Cinta.

"Dah, kita istirahat ya, mas benar-benar capek dek", kata Adit.

"Peluk adek, Mas. Pokoknya setiapmalam mas mesti tidurnya sambil meluk kayak gini ya", sahut cinta.
.
.
.

Diskotik xxx....



Robi terlihat sedang menikmati malamnya dengan ditemani satu gelas wine yang di beri es batu.

Ia menggoyang-goyangkan wine itu sambil menghirup aroma anggur yang membuat sel saraf menjadi tenang. Ia tidak menyadari bahwa dari tempat yang ia bersantai, ada dua orang lelaki berpakaian serba hitam memperhatikannya dan selalu mengawasi gerak-geriknya.

Ruangan diskotik dan club malam itu semakin bising dengan dentuman musik disco remix yang menggema dalam arahan jari-jari lincah seorang dj.

Dj Ronald sambil sesekali meminum bir bintang langsung dari botolnya ia mulai memainkan musik elektro disco yang sedang digandrungi kaum clubber, para pecinta dugem.

Salah satu lelaki yang berpakaian serba hitam tersebut mulai berjalan di sisi sebelah kanan, duduk dua baris dari posisi Robi yang mulai terhanyut irama musik yang dimainkan oleh dj Robi.

Salah satu pria tersebut melaporkan hasil pengintaian nya dengan mengarahkan kameranya ke arah Robi tanpa menggunakan blitz kamera sehingga tidak menimbulkan kecurigaan sang target.

2108513436_508da760a9_0.jpg

Robi Hermawan aka Robi

23.00 : TO sedang di kunci eksekusi segera dilaksanakan malam ini di rumahnya sesuai arahan miss. xxx.

Pesan WA itu terkirim dan beberapa saat mungkin kurang dari 5 menit, pesan WA nya sudah di read oleh penerima WA nya.

Lalu miss. xxx mengetik untuk balasan pesan WA pada pria berbaju serba hitam tersebut.

"Handycamp barang bukti nya amanin terlebih dulu baru kasih pelajaran padanya, jangan sampai mati dan meninggalkan jejak".

"Ok".
.
.
.

Tiga jam kemudian....


"Siapa kalian? Mau apa kalian?", ucap pemuda itu berusaha menghidari pukulan kedua pria berbadan tegap berpakaian serba hitam.

Tanpa mereka jawab kedua pria berbadan tegap seketika menyerang tanpa memberi kesempatan pada pemuda itu hingga membuat tubuhnya terjengkang ke belakang saat tendangan salah satu pria berbaju hitam itu masuk tepat menghantam perut Robi.

Buuuggghhh.... Buuugggghhh.... Buuuggghhh....

Aakhhh...",

Tubuhnya bertubi-tubi dipukul ditendang bahkan kepalanya diinjak, dua orang berpakaian hitam itu terus memukuli tanpa henti, hingga membuat lelaki tampan itu mengalami luka yang cukup serius.

Tidak hanya memukuli, pria bertubuh tegap menelanjangi Robi dan menyuntikkan sebuah cairan yang sudah mereka persiapkan ke kelamin pemuda itu.

"Ayo tinggalkan saja pria pecundang ini! biar ia rasakan akibatnya, tidak bisa ereksi lagi, hahahaha".




Bersambung.......

Kaga di tusbol robi nya, biar kapok sekalian
 
Selamat siang menuju sore...

Chapter 18. sudah di update....

Walau agak sedikit sadis tetapi setting ini saling berkaitan nanti... di chapter2 selanjutnya...

Bagaimana cerita ini selanjutnya ...ikuti terus... cekidot.
 
Auch kebiri kimiawi nich..rasakan tuch..haha..
Lebih ngeri om dibanding di kebiri, tidak sampai membuat kematian kalo dikebiri bisa menghilankan nyawa Robi. Tapi nanti chapter2 selanjutnya Robi akan membalas dendam sama Tasya....

Wah malang kau robi hahaha jadi imponten tuh nanti
... , hahahaha

Tks om udah up :Peace:
Siap om heheheh.... sedikit kejutan saja di ch.18...
 
Ijin nongkrong disini ya om rad.
Baru tau ada cerita seru. Penasaran gimana reaksi ortu adit nanti kalo tau adit udah nikah malah istrinya hamil sama orang lain lagi. Makasih ceritanya om:mantap::mantap:
 
Ijin nongkrong disini ya om rad.
Baru tau ada cerita seru. Penasaran gimana reaksi ortu adit nanti kalo tau adit udah nikah malah istrinya hamil sama orang lain lagi. Makasih ceritanya om:mantap::mantap:
Nah itu juga om salah satu konfliknya... tapi di cerita ini keluarga Adit tidak terlalu ikut campur masalah pribadi anaknya karena ia sedari kecil sudah terbiasa diberi kepercayaan dan orang tuanya selalu terbuka dan mengedankan semua masalah itu dengan komunikasi.

Mungkin agak jangalnya Adit belum cerita ke ortunya tskut masalah dia ketahui Tasya. Itu pertimbangan Adit.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd