Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapakah Fatimah Az-zahra...?

  • Sosok wanita baru dalam cerita ini

    Votes: 62 23,7%
  • Sosok wanita yang menyamar dalam cerita ini

    Votes: 200 76,3%

  • Total voters
    262

rad76

Pertapa Semprot
Daftar
11 May 2017
Post
5.240
Like diterima
3.389
Lokasi
Bandung
Bimabet
Hai warga semprot!

Mohon ijin para suhu, master, guru besar, serta super momod dan seluruh semprot mania di forum semprot SF CERBUNG yang ane hormati.....!!!!

Ane hadir kembali nih, semoga tidak bosan. Kali ini ane akan menghadirkan cerita bergendre DRAMA, tentang perjuangan, tentang ketulusan dan tentang pengorbanan.

Ane berharap cerita ini bisa memberi inspirasi terutama kita terutama buat single mother yang berjuang menjalani hidup dengan buah hati nya, menata hidup menjadi lebih baik dan mandiri.

Ane kasih judul cerita ini....

2z6ut6d.jpg


Biar nggak panjang lebar, Yuk kita ke tkp....!

Jangan lupa buka juga threads cerita ane lainnya :

ANAK-ANAK MENTIMUN

GAUN PENGHANTAR KEMATIAN



Selamat membaca........

rad76


Daftar Isi :

Prolog (klik atau geser ke bawah)

CHAPTER 1. Kabur Dari Rumah
CHAPTER 2. Wanita Bertangan Besi
CHAPTER 3. Dijadikan Sandera
CHAPTER 4. Kenalin Gue Robi
CHAPTER 5. Aku Hamil, Robi!

CHAPTER 6. JADI SUPIR LIMOUSIN DADAKAN
CHAPTER 7. BURUNG MERPATI TERKURUNG DI SANGKAR EMAS
CHAPTER 8. HARI KETIGA PELARIAN CINTA
CHAPTER 9. JANJI SI SUPIR LIMOUSIN
CHAPTER 10. MENCARI KEBAHAGIAAN DALAM KESEDERHANAN

CHAPTER 11. PERSIAPAN PERNIKAHAN
CHAPTER 12. KUPINANG KAU DENGAN BISMILLAH
CHAPTER 13. SELAMAT MENIKMATI MALAM PERTAMA
CHAPTER 14. RAPE ME
CHAPTER 15. IKATAN TAKDIR

CHAPTER 16. Ini Siapa tan? Supir tante ya?
CHAPTER 17. Rumah Impian Kita
CHAPTER 18. Balas Dendam Tasya
CHAPTER 19. Paris In Love
CHAPTER 20. Paris In Love 2

CHAPTER 21. Papa Bangga Sama Kamu, Nak
CHAPTER 22. Curahan Hati Cinta
CHAPTER 23. Kamu Masuk Dalam Jebakanku
CHAPTER 24. Tasya vs Adit
CHAPTER 25. Duka Masa Lalu

CHAPTER 26. Kesalahan Yang Sangat Fatal
CHAPTER 27. Perjanjian Hati
CHAPTER 28. Ziarah Ke Makam Ayu
CHAPTER 29. Benar Saat ini, Aku Adalah Istri Aditya Febriansyah
CHAPTER 30. Bulan Madu Di Surabaya

CHAPTER 31. Jadi Adit Adalah Putranya Mas Rahadi
CHAPTER 32. Kamu Mimpi Ayu Lagi, Sya?
CHAPTER 33. Duka Keluarga Pramudya
CHAPTER 34. Berjuanglah! Kami Sayang Kalian Berdua, Selamat Jalan Mas Prima
CHAPTER 35. Adit Tersangka....?

CHAPTER 36. Sebuah Kospirasi
CHAPTER 37. Selamat Tinggal Suamiku
CHAPTER 38. Selamat Tinggal Cintaku, Keluargaku, Dan Juga Semua Kenanganku
CHAPTER 39. Penagguhan Penahanan Adit Dan Cinthunks
CHAPTER 40. Kebenaran Yang Menang Dan Kebatilan Yang Kalah

CHAPTER 41. Alhamdulillah, Dewi dan Akbar Sudah Siuman dari Komanya
CHAPTER 42. Namanya 'Restoran Cinta'
CHAPTER 43. Namanya, CINTYA ANNISA VALENTINA'

CHAPTER 44. Liciknya Kuciah
CHAPTER 45. Mama Punya Satu Permintaan

CHAPTER 46. TIDAK...Aku bukan Tasya, aku adalah Annisa
 
Terakhir diubah:
2z6ut6d.jpg

2z6ut6d.jpg



Prolog



Cinta sebuah kata indah yang bermakna luas dan penuh makna.

Cinta adalah penggambaran rasa, bahagia dan derita.

Semua insan yang di ciptakan Sang Pencipta pasti memiliki cinta.

Jangan takut untuk mencintai dan juga untuk dicintai, sudah kodrat manusia untuk hidup berpasang-pasangan, manusia bisa hidup bahagia dengan cinta, tetapi tidak sedikit yang hidup menderita karena cinta.

Begitu pula yang saat ini dirasakan seorang gadis cantik berusia 21 tahun yang bernama Cinta Rahayu Pramudya biasa dipanggil Cinta.

Ia menjalin hubungan percintaan dengan seorang lelaki berusia 21 tahun bernama Robi Hermawan.

Mereka menjalin cinta tetapi tak mendapat restu orang tua Cinta. Dan percintaan mereka sudah terlalu jauh hingga akhirnya Cinta hamil.

Cinta pun hendak dinikahkan oleh orangtuanya, dengan lelaki yang tidak ia kenal apalagi mencintai lelaki yang akan menikahinya.

Sebelum ia melangsungkan akad nikah, dengan berpakaian gaun untuk acara akad nikah ia justru kabur dari pernikahannya.

Kabur dengan seorang pengemudi mobil limousin yang akan mengantarkannya ke tempat acara akad nikah.

Pelarian Cinta tentu membuat heboh keluarganya!!

Bagaimana kisah Cinta selanjutnya....?

Yuk kita ikuti kisahnya di bawah ini....! Cekidot....
 
Terakhir diubah:
MULUSTRASI :
1. CINTA RAHAYU PRAMUDYA

k0y9c.jpg

Cinta dalam balutan kebaya dan kain batik saat kabur dari rumah

wl5fd3.jpg

Images_10.jpg

Cinta Rahayu Pramudya aka Cinta
2. SEKAR RAHAYU SUKMAWATI
3143ww9.jpg

Sekar Rahayu Sukmawati aka Mama Sekar

3. PRAMUDYA ADI PRATAMA

2d7evdk.jpg

Pramudya Adi Pratama aka Papa Pramudya

4. ADITYA FEBRIANSYAH
w0ng1t.jpg

Images_11.jpg

Aditya Febriansyah aka Adit
5. ROBI HERMAWAN

fnd9wo.jpg

2108513436_508da760a9_0.jpg

Robi Hermawan aka Robi
6. ANASTASYA PUTRI WIDJAJA

jufecl.jpg

images_14.jpg

Anastasya Putri Widjaja aka Tasya dalam pose bugil

1981mu.jpg

large.jpg

Anastasya Putri Widjaja aka Tasya
7. PRIMA SUKMAWAN PRAMUDYA
2ynigbc.jpg

Prima Sukmawan Pramudya aka Prima
images_15.jpg


images_17.jpg

Cincin Kawin Adit dan Cinta
 
Terakhir diubah:
Chapter 1. Kabur Dari rumah

Model-_Kebaya-_Pengantin-terbaru.jpg
k0y9c.jpg

Cinta dalam balutan kebaya dan kain batik saat kabur dari rumah


Pov 3rd



Sekali lagi Cinta memandangi pantulan bayangan dirinya. Cermin di hadapannya memang tidak bisa berbohong. Ia tampak demikian cantik dan anggun dalam balutan busana pengantin.

Penampilannya; anggun, memukau dan tanpa cela.

Kebaya berwarna putih mutiara itu melekat dengan indah di tubuhnya yang tinggi semampai, memamerkan lekuk-lekuk tubuhnya yang menawan.

Buah dadanya yang ranum disangga korset yang kencang. Punggungnya yang ramping semakin langsing karena dibelit stagen dan memperlihatkan liuk pinggulnya yang menggairahkan.

Cinta sendiri tak habis-habisnya mengagumi kebaya hasil karya perancang kenamaan yang dikenakannya itu. Brokat sutranya dikirim langsung dari Paris, sulamannya yang halus bermotif kelopak mawar, dihiasi tatahan kristal.

Begitu mewah dan gemerlapan.

Kain batik yang melilit bagian bawah tubuhnya pun dipesan khusus dari solo. Batik tulis dengan tekhnik melukis yang rapi dan halus. Warnanya senada dengan kebayanya, berpadu dengan motifnya yang berwarna kelabu kelam dan disepuh perada keemasan.

Riasan wajahnya tampak kemilau membuat raut wajah Cinta seperti bermandikan cahaya.

Penuh pesona, dan cantik memikat.

Seuntai ronce melati menjuntai dari sisi sanggulnya. Dilengkapi dengan kembang goyang yang disematkan di antara sasakan rambutnya, sempurna sudah penampilannya sebagai calon mempelai.

Seharusnya Cinta bahagia dan bersyukur, sesaat lagi ia akan melangkah ke pelaminan dan bersanding di mahligai. Tapi, di hari istimewa ini. Cinta justru terlihat murung, sedih dan kacau.

Ia berdiri tercenung di dalam kamar ini. Hatinya, gundah gulana.

Ia melirik ke jam yang tergantung di dinding dengan resah. Dua jam lagi akad nikah akan dilangsungkan di masjid agung.

Dan itu berarti dua jam lagi ia akan sah menjadi istri Fredy Mulyadi. Pria yang sama sekali tidak dicintainya.

Karena itu, Cinta merasa begitu benci pada kebaya yang dipakainya, sanggulnya, dan untaian melatinya. Semuannya. Semua yang melekat di dirinya saat ini.

Cinta harus segera mengambil keputusan. Sekarang, atau tidak selamanya. Ia harus kabur membebaskan diri atau terpasung seumur hidup dalam perkawinan yang diatur orangtuanya ini.

Ibunya baru saja meninggalkan Cinta. Para penata riasnya juga.

Setelah selesai mendandani Cinta, ibunya melarang siapa pun masuk ke kamar ini. Tidak seorang pun boleh mengusik Cinta, agar ia merasa nyaman dan tenteram. Ibunya ingin Cinta menyiapkan diri sebaik-baiknya sehingga ketika melangkah ke luar kamar nanti, ia akan tampil demikian mengagumkan bagai seorang ratu.

Tinggal Cinta sendiri di kamar yang luas ini. Kamar Cinta yang telah disulap dan didekor menjadi kamar pengantin yang indah. Rangkaian bunga segar dan juntaian kelambu menyulap kamar ini menjadi mahligai peraduan dalam istana.

Cinta melangkah mengitari kamarnya, perlahan-lahan ia membuka pintu, dan melongokkan wajahnya ke luar dengan hati-hati.

Keluarga dan sanak saudaranya tampak hilir mudik dengan kesibukan sendiri-sendiri dan keluar-masuk kamar masing-masing. Mereka repot mempersiapkan penampilan mereka dan segala urusan yang diperlukan untuk upacara pernikahan.

Rumah orangtua Cinta yang terdiri dari dua lantai memang besar dan megah, dengan banyak kamar dan ruangan.

Sejak beberapa hari lalu banyak kerabat yang menginap di sini, untuk membantu persiapan pernikahan Cinta.

Mereka terlihat lalu-lalang, tanpa memperdulikan sekitar, terburu-buru seperti berpacu dengan waktu. Perhatian mereka tersita pada urusan yang harus segera diselesaikan.

Tidak ada yang curiga, ketika Cinta melangkah ke luar kamar. Mereka hanya menoleh sekilas dan memandang terpesona.

Cinta berusaha berjalan dengan tenang melintasi ruang tengah, meskipun di dalam dadanya jantungnya berdebar-debar.

Ia berusaha untuk bersikap sewajar mungkin agar gerak-geriknya tidak menimbulkan kecurigaan orang-orang sekitarnya.

Cinta berhasil melewati ruang depan dan menyelinap ke luar rumahnya.

Sekali lagi ia menengok ke belakang, memastikan tidak ada seorang pun yang mengamati dirinya, lalu cepat-cepat menjinjing kainnya.

Sedikit susah payah ia berlari menuruni anak-anak tangga di beranda yang bersambungan langsung dengan pelataran halaman.

Di halaman terparkir sebuah limousin sewaan yang berwarna hitam mengkilat.

Karangan bunga tampak dipasang di bagian depan kap mesin dengan untaian pita melambai-lambai.

Mobil pengantin yang siap mengantarkan calon mempelai.

Seorang supir sedang terlihat menunggu dengan sabar di sisi luar mobil.

Pemuda berusia 27 tahun, berwajah bersih dan segar.

Ia mengenakan setelan jas dan dasi kupu-kupu, sekilas tidak tampak seperti supir.

Postur tubuhnya yang tinggi dan atletis sangat mengesankan. Tampan bagai seorang model lelaki atau artis.

Tapi Cinta tidak sempat mengagumi ketampanan pemuda itu.

Tanpa menyapa si supir, Cinta langsung menerobos naik ke dalam mobil.

Pemuda itu sampai menoleh bengong.

Cinta melambaikan tangan dari dalam mobil dengan tidak sabar, membuat pemuda itu segera menyusulnya masuk dengan gugup.

"Cepat! Ayo, jalan!" Cinta memerintah pemuda itu dengan nafas terengah-engah.

"Sekarang, mbak?" tanya pemuda itu heran.

Ia sempat menengok ke belakang karena tidak percaya.

"Siapa lagi yang kau tunggu? Saya calon pengantinnya!" sahut Cinta panik.

"Tentu, saya tahu." jawab pemuda itu berusaha untuk sopan.

Ia mengamati penampilan Cinta dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan penuh kekaguman.

"Tapi seharusnya mbak didampingi pengiring pengantin".

"Tidak perlu!" potong Cinta ketus. "Kau dibayar untuk mengantarkan calon pengantin, bukan yang lain!"

"Tapi, Mbak." kilah pemuda itu canggung. "Berdasarkan jadwal, kita harus berangkat setengah jam lagi..."

"Sekarang kataku!" Cinta hampir memekik saking gemasnya. "Kalau kau tidak mau berangkat juga, saya pergi naik taksi saja! Percuma membayar mahal limousin kalau supirnya cerewet dan menjengkelkan seperti kau!"

"Maaf, Mbak." ucap pemuda itu menyesal, sambil menunduk. "Saya hanya bermaksud menjalankan tugas."

"Mau tau tugasmu sekarang?" semprot Cinta emosi. "Tutup mulutmu dan jalankan mobil ini!"


Pemuda itu langsung menyalakan mesin dan menginjak pedal gas.

Mobil limousin itu segera menderu pergi dari perkarangan rumah, melesat di jalan raya.

"Maaf, Mbak..." kata pemuda itu, melirik dari spion dengan takut-takut. "Apakah.... Apakah tidak kepagian kita sampai di masjid, Mbak?"

"Siapa bilang kita akan ke masjid?" dengus Cinta dingin.

Sekarang pemuda itu mengangkat wajahnya yang tercenung, menatap Cinta lekat-lekat dari pantulan kaca spion.

"Lalu." Ia bertanya kaget. "Mau ke mana kita sekarang, mbak?"

"Ke mana saja!" bentak Cinta dengan dada turun naik. "Ke rumahmu! Ke hotel! Ke pantai! Ke mana saja...."

Lalu tangis Cinta pecah tak tertahankan lagi. Tangis yang dipendamnya sejak tadi.

Kini ia terisak-isak pilu, sambil berkata. "Asalkan aku tidak perlu melangsungkan pernikahan mengerikan ini...."

-------¤¤¤¤¤¤¤-------
3143ww9.jpg

Image_10.jpg

Sekar Rahayu Sukmawati aka Mama Sekar
2d7evdk.jpg

520%C3%97auto-9-pemeran-soekarno-dilayar-film-dan-televisi-1312093-5.jpg

Pramudya Adi Pratama aka Papa Pramudya

15 Menit kemudian.....Di rumah orangtua Cinta....


"Cinta.... Cinta...." Mula-mula Sekar masih memanggil dengan suara lembut.

Dibukanya kamar Cinta, ternyata kosong melompong, lalu ia beralih membuka pintu kamar mandi.

Di dalam kamar mandi itu, Cinta tetap tidak ada.

Sekar beringsut mencari ke ruang tengah dan membuka semua pintu kamar di rumah itu, Cinta tetap tidak terlihat.

Di dapur, lalu di teras belakang, sudah ia cari. Tetapi, Cinta tak berhasil ditemukan.

"Cinta.....! Cinta....!" Makin lama panggilan Sekar makin keras.

Bergegas ia menapaki tangga naik ke lantai atas, ia sudah tak peduli lagi dengan kain yang melilit kedua kakinya. Diangkatnya kain itu dengan sedikit panik, agar ia bisa melangkah dengan cepat.

Tapi sudah seluruh kamar dan ruangan di lantai dua itu ia periksa, dibuka dan ditutup kembali, namun Cinta tetap tidak berhasil ditemukan.

"Cinta! Cinta!" kini Sekar menjerit-jerit ketakutan.

Terhuyung-huyung ia menuruni tangga dengan panik seakan ingin melompat saja, lupa kalau ia sedang mengenakan kain.

Pramudya muncul mengenakan jas lengkap, terlihat tampak gagah dan berwibawa.

"Ada apa teriak-teriak begitu, Ma?" tanya pramudya dengan dahi berkerut.

"Cinta, Pa!" pekik Sekar kalang kabut. "Cinta hilang! Cinta kabur!"

"Hilang? Kabur?" ulang Pramudya kaget. "Bagaimana bisa hilang....? Bagaimana bisa kabur? Bukankah semua pintu dan jendela ini sudah kamu pasangi terali? Lalat saja tidak bisa kabur!"

"Penjara saja sering kebobolan, para tahanan sering lolos, apalagi rumah kita!",
sahut Sekar sewot.

"Percuma dong selama ini mama selalu mengamankan harta kekayaan dengan alarm dan kode rahasia, supaya maling tidak bisa menggasak habis barang-barang berharga!" sindir Pramudya sinis. "Buktinya, menyelamatkan permata hati mama saja mama tidak sanggup!"

"Pasti ada yang berkomplot, Pa." hardik Sekar kalap. "Ternyata di dalam rumah sendiri tidak menjamin bebas dari penghianat!"

Sekar melotot geram, tangannya berkacak pinggang. Ia mengawasi satu persatu orang-orang yang mulai berkerumun di ruangan ini.

"Siapa yang membantu Cinta melarikan diri?" bentak Sekar. "Cepat katakan!"

"Kalau ada penghianat yang mengaku, dunia ini aman, Ma." ejek Pramudya mencibir. "Tidak akan pernah ada penggulingan kekuasaan dan perebutan kedudukan!"

Semua orang di rumah itu berkerumun di depan Sekar. Mereka ikut terkejut dengan kekacauan yang terjadi, lalu saling menengok di antara mereka.

Saling mencurigai, saling menuduh, saling menyalahkan.

Bukankah memang seperti itu setiap kali terjadi kericuhan? Semua orang langsung lepas tangan.

Suara mereka berdengung seperti lebah, berisik sekali saat itu.

"Sudah! Sudah! Diam!" teriak Sekar. Ia berteriak sambil menutupi kedua telinganya dengan tangan. "Cukup saya saja yang bekerja pakai mulut di rumah ini! Tapi kalian.... Pakai tangan kalian, mata, kaki.... Apa saja yang kalian punya! Mengawasi satu orang saja tidak sanggup!"
.
.
.
"Mobil Limousin sudah pergi dari tadi, Bu." lapor satpam dengan kepala menunduk, didera perasaan bersalah.

Sekar menginterogasinya seolah ia baru saja ketahuan membobol brangkas uang dan perhiasan Sekar, padahal seharusnya ia yang bertanggung jawab terhadap keamanan di rumah ini.

"Kenapa tidak kau tahan?!" pekik Sekar jengkel bukan kepalang.

"Saya pikir tadi sudah bersama ibu dan bapak." sahut si satpam memberi alasan.

"Kau kerja pakai mata atau tidak sih?!" sembur Sekar kesal. "Kau lihat tidak berapa orang di dalam mobil itu! Jangan-jangan kau malah tidak pernah bisa membedakan orang yang masuk ke rumah ini, yang mana tampang orang baik dan yang mana perampok!"

Pramudya tergopoh-gopoh datang menengahi.

"Sudahlah, Ma," kata Pramudya melerai. "Berhentilah menyalahkan orang lain."

Sekar serentak berbalik menghadap Pramudya suaminya, seperti mendapat tempat untuk melampiaskan kemarahannya yang memuncak.

Matanya mendelik siap untuk mengajak perang.

"Lalu siapa yang harus kusalahkan?" semprot Sekar berang. "Diriku sendiri? Selalu aku yang menjadi biang kerok di rumah ini? Begitu maksudmu?"

Pramudya hanya diam dan tidak ingin membantah supaya emosi Sekar istrinya tidak semakin meledak-ledak.



Bersambung........
 
Terakhir diubah:
Selamat berkarya Gan TS ... senantiasa ditunggu apdetnya .... Pertamax !
 
Maaf baru ane update chapter 1, tadi ada urusan penting, untuk mulustrasi nanti akan menyusul ya...

Selamat membaca...!!!

Salam semprot,

rad76
 
Asiiiik cerita baruuuu niih..:adek:

Ijin :baca: dulu yaaa om rad76 :ampun:

Dan di nanti up selanjutnya....:semangat:
Makasih om atas dukungan dan semangat nya....

Jadi ikutan semangat nih nulisnya hehehe...

Chapter 1 sudah ane update ya...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd