Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapakah Fatimah Az-zahra...?

  • Sosok wanita baru dalam cerita ini

    Votes: 62 23,7%
  • Sosok wanita yang menyamar dalam cerita ini

    Votes: 200 76,3%

  • Total voters
    262
Bimabet
Tasya parah ternyata, nekat dia ya, psikopat kayanya...
Btw, menarik hu klo tasya ngalah sama cinta, keduanya saling mengerti, tasya jadi istri kedua, dan mari threesome, wkwkwk...
 
wah... wah... ternyata ayu meninggal akibat perbuatan tasya.....

thanks updatenya suhu rad76
ditunggu kelanjutannya.....

semangatt..... keep semprit
 
Tasya parah ternyata, nekat dia ya, psikopat kayanya...
Btw, menarik hu klo tasya ngalah sama cinta, keduanya saling mengerti, tasya jadi istri kedua, dan mari threesome, wkwkwk...
yakin nih kalao adit bakalan poligami...? hehehehe...
 
wah... wah... ternyata ayu meninggal akibat perbuatan tasya.....

thanks updatenya suhu rad76
ditunggu kelanjutannya.....

semangatt..... keep semprit
Ok makasih om... sabar ya chapter 21 sedang ditulis....ikutin terus kelanjutannya.
 
Gw bisa meyelami nih cerita, coz pernah menemui wanita model Tasya, hyper protektif, arogan, bossy, posesif dan biasanya orang-orang seperti itu cenderung kasar dan rada licik.

Adit mesti ekstra hati-hati melindungi Cinta, coz serangan tidak hanya secara fisik tapi juga mental.
 
Gw bisa meyelami nih cerita, coz pernah menemui wanita model Tasya, hyper protektif, arogan, bossy, posesif dan biasanya orang-orang seperti itu cenderung kasar dan rada licik.

Adit mesti ekstra hati-hati melindungi Cinta, coz serangan tidak hanya secara fisik tapi juga mental.
Hehehe.... analisa yg bagus om.... bagus juga nih idenya tapi ya ceritanya udah jadi dan tidak akan merubah settingan alur yg sudah ane buat sampe ending...

hehehe....apa ya ... ikutin terus ya... apa akan sama analisa suhu dengan kejadian selanjutnya... thanks komentarnya yang menarik ini...
 
kalo adit sampe poligami Om rad76 pasti seru abis,
cuma beresin konfliknya bingung, kek benang kusut,
ditunggu lanjutannya Om rad76.
 
bisa jadi itu pengalaman om @rad76 atw mungkin impian om @rad76 buat ngajakin istrinya honeymoon ke paris. hehehehehe....
Pengen banget om...tapi lebih pengen ngajakin istri ke tanah suci suatu hari nanti, maklum kita hidup nggak lama om... akan kembali lagi ke asal kita diciptakan heheheh... thanks sudah mengikuti cerita ini om...
 
kalo adit sampe poligami Om rad76 pasti seru abis,
cuma beresin konfliknya bingung, kek benang kusut,
ditunggu lanjutannya Om rad76.
:thumbup nah itu dia om... jika ane diposisi Adit pasti bingung om, kecuali Adit tidak msngetahui kalo Ayu meninggal karena di celakai oleh Tasya. Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga, sepandai-pandai kita ngumpetin bangkai lama-kelamaan akan tercium juga baunya...tetap ikuti ya om... bentar lagi update... ini sedang dalam proses editing.:ampun:
 
Chapter 21. Papa Bangga Sama Kamu, Nak

Cuplikan chapter sebelumnya....


Keesokan harinya....

17 Januari 2014, hari terakhir kami sebelum besok kembali melakukan perjalanan pulang dari Paris kembali ke tanah air Indonesia.

Tasya sebelum meninggalkan Paris mengajak ku makan siang di Cafe de Flore.

Ingin mencoba nongkrong di salah satu kafe paling bergengsi di Paris? Cafe de Flore adalah jawabannya karena selain menjadi kafe paling tua di Paris, kafe yang sudah eksis sejak tahun 1885 ini mempunyai interior dan eksterior super klasik bila dilihat dari desainnya. Walau sudah melalui Perang Dunia II, tidaklah banyak perubahan yang dialami oleh kafe ini. Wisatawan dijamin menyukai gaya art deco yang dibawa pada interiornya, sementara eksteriornya betul-betul khas Perancis dengan gaya klasiknya.

Beragam menu favorit ditawarkan oleh kafe ini, mulai dari sup, salad, omelet, croissant, toast, hingga dessert. Mulai dari jus sampai minuman mengandung alkohol tersedia di kafe ini, namun yang paling direkomendasikan adalah hot chocolate-nya. Untuk pelanggan kafe yang juga suka dengan barang-barang keramik seperti yang bisa dilihat di Cafe de Flore, miliki segera dengan cara membelinya di toko souvenir di kafe ini. Kami menghabiskan waktu di Cafe de Flore ini hampir selama 2 jam, dan kembali ke hotel pada pukul 4:00 pm.

Saat mau makan malam Tasya bilang ingin main ke Bel Canto.

"Ayang yuk kita ke Bel Canto, sebelum besok pulang", kata Tasya merayuku.

"Ok, siap tuan putri", sahutku menanggapinya dengan candaan.

Bagi yang suka berwisata kuliner, tentu Bel Canto tak boleh sampai terlewatkan. Ketika kami masuk ke dalam restoran satu ini, kami terpana dan kagum melihat suasana ruangan dengan warna safran dan api yang mendukung nuansa keemasan pada interiornya. Setiap malamnya, tempat ini selalu dipenuhi oleh sekelompok pianis dan penyanyi liris. Di restoran inilah Anda akan dapat menyaksikan penyanyi solo, kuartet atau duo menampilkan suara emas mereka dalam membawakan cuplikan opera The Magic Flute atau Carmen dari satu meja ke meja lainnya seraya menghidangkan menu kepada para pelanggan.

Begitu romantis dan begitu berkesan makan malam kami terakhir di Bel Canto kami sampai minum sangat banyak malam ini, sampai kulihat Tasya mabuk dan mengoceh tidak jelas.

Akhirnya kami sampai kembali ke hotel dengan tubuh yang sempoyongan.

Tasya kalau sedang mabuk berat ia tidak bisa mengontrol diri dan perkataannya.

"Dit....! Akhirnya kamu jadi kekasihku juga....".

"Tau nggak kamu.... Saat kamu jadian sama Ayu... Hatiku sakit Dit, cemburu kenapa kamu mesti memilih dia, kenapa kamu tidak pernah sedikit pun menyukai ku padahal aku lebih cantik dan seksi bandingkan Ayu. Kenapa.....?", oceh Tasya.

Ia sudah saya baringkan di tempat tidur, pakaiannya pun telah aku ganti dengan pakaian tidur, aku usap pipinya dan ku kecup keningnya, tetapi tiba-tiba aku terkejut dan shock ketika mendengar perkataannya terakhir.

"Ayu....! Maafin aku, kamu meninggal gara-gara kecemburuanku padamu", oceh Tasya lirih.
.
.
.
Images_11.jpg

Aditya Febriansyah aka Adit

Pov Adit

Aku shock dan kaget mendengar ocehan Tasya barusan. Marah, kecewa dan benci bercampur satu dengan rasa sayangku yang mulai tumbuh karena kedekatan kami selama di Paris.

Aku lalu mengambil secarik kertas dan menulisnya.

To : Tasya

Mohon maaf jika aku mengambil keputusan ini, ini keputusan yang sulit dan berat, tetapi kamu pasti tau jawabannya kenapa aku sampai membuat keputusan seperti ini.

Sya... Jujur aku shock dan tidak menyangka sama sekali kamu nekat melakukan perbuatan kejam seperti itu.

Kamu tau kan sejak Ayu meninggal karena tabrak lari, aku bersumpah untuk mencari pelakunya sampai ketemu dan membawanya ke ibunya sebelum ku jebloskan ke dalam penjara.

Tetapi kenyataannya aku dihadapkan dengan situasi yang dilematis pelaku tabrak lari itu ternyata sahabat teman dekat bahkan kekasih ku sendiri yaitu kamu.

Kenapa Sya? Kenapa kamu nekat melakukannya? Jika kamu memang sayang padaku tidak seharusnya kamu menyakiti bahkan menghilangkan nyawa orang lain.

Aku benar-benar kecewa sama kamu Sya, taukah bahwa saat ini hatiku mulai menyayangimu, hati sudah bisa menerima segala kekuranganmu.

Jika kenyataannya seperti ini kamu tidak layak dan pantas untuk ku pertahankan, terlalu sakit bagiku mencintai orang yang telah membuat orang yang kucintai meregang nyawa dengan cara tidak wajar.

Aku mungkin saja bisa memenjarakan mu tetapi aku tidak sanggup melakukannya, biar saja Tuhan yang akan membalasnya dan aku berharap kamu menyadarinya dan menebus semua kesalahan mu itu.

Selamat tinggal Tasya, Paris membuat ku jatuh cinta lagi sekaligus juga akhir kisah cinta kita yang hanya sesaat ini.

Dari : Aditya Febriansyah.

Secarik kerta tersebut aku letakkan di samping Tasya, supaya ia tidak kaget mendapatkan ku sudah tidak di sisinya.

Aku segera berbenah dan membereskan semua pakaian dan perlengkapan ku ke dalam traveller bag dan segera menelepon taxi untuk mengantarkanku ke Bandara Charles de Gaulle.

"Den Adit... Aden...", tegur bik Minah sambil ia menepuk bahu ku.

"Eh, iya bik", sahut ku kaget.

"Kopinya diminum dulu den, tadi sudah lama bibik taruh di meja. Mau negur aden bibik takut, tetapi saat bibik lihat aden melamun dan terlihat sedih bibik beraniin untuk menegur aden. Maafin kelancangan bibik ya, Den", ucap bik Minah jujur.

"Iya bik nggak apa-apa", kataku tegas.

Aku berusaha tersenyum dihadapan bik Minah dan melupakan lamunanku barusan, sekarang aku mesti berbahagia dengan pasanganku dengan Cinta, masa lalu mesti ku kubur jangan sampai membuat Cinta istriku sedih dan menderita.

Ku minum kopi hitam yang beberapa saat kuabaikan karena lamunan masa lalu ku bersama Tasya, sementara bik Minah pamit ke belakang untuk melanjutkan kembali pekerjaannya yang sempat tertunda.

Sambil menikmati secangkir kopi hitam ditemani beraneka macam kue, bolu dan makanan ringan, aku membuka dan memperhatikan ponselku ternyata ada pesan WA dari Ferdy orang yang pernah menjadi suruhan Tasya kini ia belerja dengan ku sebagai informan untuk memata-matai kegiatan Tasya.

"Bos, ada info baru nih, Non Tasya sedang bawa mobilnya mengarah ke butik Yessi bos. Apa langkah saya selanjutnya?", WA Ferdy terkirim jam 8.00 wib

Artinya pulang dari sini Tasya langsung ke butik Yessi, apa yang kamu lakukan di sana Sya? Mesti telepon Yessi nih, tanya langsung keadaan dia.

"Ikuti dan awasi dari jauh, jaga jarak dan jangan sampai ketahuan". Aku membalas pesan WA Ferdy jam 8.30 wib

Segera ku kuhubungi nomor ponsel Yessi, dan setelah ada nada panggil nya masuk tidak berapa lama ia menerima panggilan dari ponselku.

"Iya Dit, tumben nih telepon gw", sahut Yessi dari seberang telepon sana.

"lo sudah ada di butik sekarang?", kata ku pada Yessi.

"Emangnya kenapa Dit? Lo mau ke butik gw", jawabnya sedikit bingung dan balik bertanya.

"Nggak soalnya ada informasi dari Ferdy cowok waktu itu yang pernah gw ringkus di tempat lo, kasih informasi bahwa Tasya mau ke butikmu sekarang".

"Tasya pacar lo itu kan Dit".

"Mantan pacar Yess, Udah jangan ingetin lagi soal dia, gw kan audah punya bini sekarang".

"Hehehehe, memangnya ada masalah apa sampai lo segitunya telepon gw Dit?", tanya Yessi dari ujung telepon sana.

"Dia pasti cari informasi tentang bini gw sama lo, gw minta lo jangan kepancing dengan jebakannya, sampai detik ini Tasya masih tidak mau melepaskan gw. Pusing pala gw Yess".

"Oh gitu, tenang aja lo, gw bisa kok atasinya. Gimana kabar bini lo Dit?".

"Iya Yess, kalo gitu gw tenang nih. Eh iya Yess, Lo waspada ya. Tasya itu licik orangnya, istriku alhamdulilah sehat dan baik-baik saja", kata ku sebelum mengakhiri sambungan telepon ku.

"Iya, percayakan sama gw Dit", sahut nya.

"Dah itu aja Yess, assalamualaikum".

"Waalaikum salam", sahut Yessi disana.

Aku lalu menutup sambungan telepon kami, ah sebaiknya aku segera ke kantor dan secepatnya selesaikan pekerjaanku hari ini.

Lalu aku memanggil mang Ujang dan bik Minah memberitahukan pada mereka bahwa aku akan segera pergi ke kantor.

Aku segera masuk ke dalam garasi dan mengeluarkan mobil merci kesayanganku untuk segera meluncur ke kantor, ada perasaan khawatir dan cemas juga ketika mengetahui Tasya mau ke butik Yessi. Tetapi sedikit agak lega karena aku sempat memperingatkannya terlebih dahulu sebelum Tasya berada di sana.

"Mang Ujang, Adit berangkat kerja dulu ya mang, jika ada perlu apa-apa, telepon ke kantor saja ya mang", kata ku sebelum menginjak pedal gas ku untuk keluar dari halaman rumah ini.

"Iya den, hati-hati di jalan", sahut mang ujang mengingatkan.

Aku hanya mengacungkan jempol kananku dan menurunkan kembali kaca mobil san mulai menjalankan mobil menuju kantor.
.
.
.
Sementara itu di tempat lain....
Images_10.jpg
Cinta Rahayu Pramudya aka Cinta

Pov Cinta


Duh betapa bahagia aku saat ini, mendapatkan kasih sayang yang tulus dari lelaki yang tampan dan gagah seperti Adit.

"Masa lalu ku yang pahit, yang berlumuran dosa seakan hilang berganti dengan keceriaan dan senyum kebahagiaan, semua karena kamu, Dit", gumamku dalam hati.

Memang aku akui karena dialah aku merasakan kembali keceriaan dan kebahagiaan, senyum bahagia yang dulu sempat hilang kini hadir menemani hari-hari ku.

Tidak ada lagi kegundahan dalam hati, tidak ada lagi keputusasaan dan tidak ada lagi luka dalam hatiku, kini semuanya menjelma menjadi semangat baru, semangat untuk membuka lembaran baru, mengisi dan menjalaninya dengan penuh percaya diri dan keyakinan yang kuat untuk menggapai kebahagiaan.

Setelah semalam aku terpuaskan semua gairah dan hasrat bercintaku dengan suamiku, kini aku semakin semangat untuk mendampinginya menjadi istri dan ibu dari anak-anak kami kelak.

Senyumku merekah saat aku mengingat betapa perkasanya Adit di atas ranjang, betapa ia begitu lembut dan mementingkan kepuasaan ku terlebih dahulu aku sangat beruntung dan aku tidak akan menyia-nyiakan lelaki yang sudah menjadi pahlawan ku.

Setelah memasakkan sarapan pagi dan mempersiapkan semua kebutuhannya aku mengantarkan Adit ke depan, aku sempat mencium buku tangannya dan ia mencium kening ku. Benar-benar bahagia rasanya pagi tadi aku benar-benar seperti seorang istri, semoga rumah tangga kami yang masih seumur jagung ini akan tetap harmonis, rukun bahagia sampai akhir hayat kami. Jam 7.00 wib akhirnya Adit suamiku berangkat dari rumah mengendarai motor bebek, sambil ia melambaikan tangannya dan tersenyum bahagia dan ku balas pula dengan lambaian tangan sambil tersenyum lebar.

"Lebih baik aku beberes, merapikan rumah supaya suamiku semakin betah tinggal di sini", pikirku dalam hati.

Aku kemudian segera menjalankan niatku untuk merapikan semua perabotan di rumah kontrakan ini, sambil menyalakan radio supaya aku sedikit banyak bisa semangat dan terhibur dan sekaligus tidak merasakan jenuh tinggal sendiri di rumah kontrakan ini.

Aku mencari gelombang frekuensi radio, dan entah kenapa aku menjatuhkan pilihanku pada radio rad76 fm.

Suara penyiar radio kini mulai menggema mengantarkan suasana pagi yang indah ini.

"Untuk semua orang yang pernah patah hati dan dikecewakan, semoga dengan lagu ini kita bisa move on dan bangkit membuktikan padanya bahwa kita kua dan inilah sebuah lagu dari Iyeth Bustami- Sudahlah. Selamat menikmati".
.
.
SUDAHLAH- Iyeth Bustami

Mengapa kau tanyakan padaku
Mengapa kau lupakan diriku
Nyatanya kau menghilang tinggalkan aku


Ku cari hingga lelah diriku mencari
Tak ku temukan jawab yang pasti
Begitu mudah bagimu


*
Kecewa hatiku kecewa, merana diriku merana
Di saat hatiku berharap namun kau campakkan cintaku


Reff:
Kini kau datang ingin kembali seakan engkau tak pernah menyakiti
Jangan tutupi kesalahanmu dengan berjuta alasan yang sama
Sudah sudahlah jangan kau sangkal, jelas bagiku semua yang terjadi
Cintaku kini telah berlalu, biarkan ku cari penggantimu

Repeat *
Repeat reff

(kini kau datang ingin kembali seakan engkau tak pernah menyakiti)
(jangan tutupi) jangan tutupi
(kesalahanmu dengan berjuta alasan yang sama) kesalahanmu
(kini kau datang) kini kau datang (ingin kembali seakan engkau tak pernah menyakiti)
(jangan tutupi kesalahanmu dengan berjuta alasan yang semu)
Kini kau datang


Benar-benar lagu itu menyentuh hati dan sanubariku, rasa kecewa telah dicampakkan oleh Robi, seakan kini hilang dan musnah apalagi saat ada kata Cintaku kini telah berlalu, biarkan ku cari penggantimu. Ya kini aku sudah mendapatkan pengganti mu Robi, pengganti yang lebih baik darimu yaitu Adit suamiku.

Aku berjanji dalam hati untuk mencintai suamiku seutuhnya dan tidak akan kembali mengingat semua cerita cinta masa lalu yang awalnya saja indah tetapi pahit karena setelah ia puas menikmati tubuhku hingga aku hamil ia malah lari dari tanggung jawabnya. Lelaki pengecut dan pecundang yang telah mencampakkanku begitu saja.

Akhirnya selesai juga, lega rasanya. Radio rad76 fm berganti acara lain dan segera ku matikan karena aku tidak begitu menyukai gosip artis. Aku sempat tertidur karena kelelahan beberes dan merapikan perabotan.


Pukul 11.30 wib...

Ting... Tong....

Aku terbangun ketika mendengar suara bel berbunyi dari pintu depan.

"Siapa gerangan yang datang, mungkinkah itu mas Adit, kok balik lagi ia?", celotehku dalam hati.

Aku bangkit dari tempat tidur dan bergegas melangkah menuju pintu depan dan begitu aku membuka pintu aku terpana dan kaget, sempat aku berniat menutup kembali pintu rumah namun kalah cepat dengan tangan yang menahan pintu tersebut.

520%C3%97auto-9-pemeran-soekarno-dilayar-film-dan-televisi-1312093-5.jpg

Pramudya Adi Pratama aka Papa Pramudya

"Nak boleh papa masuk", ucap papaku lembut.

Aku menganggukkan kepala.

Papa ikut mengiringiku masuk ke dalam dan kupersilahkan papa duduk di sofa ruang tamu.

"Prima yang kasih alamat kalian, karena papa kangen sama kamu Cin", kata papa lirih.

Matanya mulai berkaca-kaca, aku pun sama merasakan kangen pada papa dan mama, kemudian aku bangkit dan memdekati papa lalu memeluknya.

"Cinta juga kangen sama papa, Cinta malu pada mama dan papa karena telah membuat aib, memalukan papa dan mama dengan kabur dari pernikahan itu".

Air mataku tak tertahankan untuk jatuh menetes dari sudut mataku. Segala kegundahan hati kuungkapkan kepada papa, beliau pun hanya mengelus dan sesekali mencium ubun-ubun ku yang biasa ia lakukan jika aku sedang sedih kalau sedang dalam dekapannya.

Kami berdua saling melepaskan rindu, rindu antara ayah dan anak, jujur aku senang dan bahagia karena papa bisa menerima Adit sebagai suamiku dan bahkan ia merestuinya walau ia sendiri tidak bisa menikahkanku atau menjadi wali nikahku pada saat itu tetapi aku yakin restu beliau mengiringi pernikahanku kala itu.

Sebelum ia pulang aku sempat memasakkan masakan untuk papa, aku ingin sekali membahagiakan papa walau hanya dengan membuatkan makan siang.

"Kamu bisa masak Cin, wah sepertinya enak nih", seru papa girang ketika aku membawakan semua hasil masakanku ke meja makan.

"Baru belajar masak pa, coba-coba dari buku resep masakan yang kami beli semalam, semoga saja papa menyukai masakan Cinta", kataku menanggapi omongan papa.

Aku bisa merasakan kebahagiaan papa saat ini, itu yang membuat aku jadi tersenyum melihat betapa senangnya ia melihat masakan yang baru saja ku sajikan.

"Kita makan siang bareng ya nak, papa kangen makan bareng, semoga saja nantinya kita bisa kembali seperti dulu ya nak, kamu sabar ya papa akan pelan-pelan membujuk mama mu untuk kembali menerima kamu".

"Iya pa, Cinta juga berharap seperti itu, makasih ya pa", ucap ku terharu.

Aku mengambilkan nasi dan kemudian menyerahkannya pada papa sambil tersenyum papa menerima piring yang sempat berada di tangan ku.

Ia lalu mengambil ikan mas yang ku goreng sayur asem dan sambal terasi dan dengan senang ia pun makan dengan sangat lahap.

Papa mengacungkan jempol memuji hasil masakanku, aku hanya menanggapinya dengan senyuman bahagia.

Setelah makan siang, dan membereskan piring-piring kotor tersebut, aku kemudian menemui papa sambil membawa nampan berisi secangkir kopi hitan dengan kue kering kelapa sebagai teman kopi.

Papa tersenyum ketika melihat ku membawa nampan dan duduk di sampingnya.

"Cinta, kamu bahagia bersama Adit", katanya mengajak ku ngobrol santai sembari menikmati sajian kopi hitam dari ku.

Aku mengangguk kepala sambil tersenyum bahagia, senyum yang ikhlas tanpa dibuat-buat, lalu aku menjawab.

"Malah Cinta bersyukur pa, mendapatkan pria sebaik mas Adit. Ia benar-benar lelaki yang bertanggungjawab dan bisa membuat Cinta bahagia, Cinta sekarang benar-benar menyayangi mas Adit tanpa syarat apapun pa".

"Syukurlah kalau begitu, Nak. Papa senang dengarnya, papa yakin kamu berubah seperti ini juga karena Adit ya nak?", tebak papa melihat ekspresi bahagiaku saat ini.

"Iya pa, mas Aditlah yang bisa membuat Cinta bangkit, mengangkat kembali harga diri Cinta yang telah hilang, memgembalikan semangat Cinta yang telah padam dan meyakinkan Cinta dengan harapan, dia memang lelaki yang tepat untuk Cinta pa".

"Alhamdulillah kalo begitu Nak, papa senang dan bahagia dengarnya. Papa datang kesini selain kangen lihat kamu dan keadaan kamu nak, papa bawa uang untuk kebutuhan kalian. Tolong kamu terima nak, papa tidak ingin melihat kalian susah", kata papa sambil ia mengeluarkan amplop coklat dan menaruhnya di tangan ku.

"Pa, bukannya Cinta tidak menghargai papa, dan tidak menghormati papa sebagai orang tua Cinta, tetapi sekarang ini Cinta sudah menjadi istri mas Adit. Cinta tidak bisa menerima pemberian papa ini, karena tidak ingin menyakiti perasaan suami, Cinta akan menerima berapapun yang diberikan suami Cinta walaupun mungkin kehidupan kami tidak semewah kehidupan aku dahulu tapi Cinta bahagia pa, Cinta ingin belajar mandiri, belajar jadi istri dan ibu yang baik untuk suami dan anak Cinta kelak, Cinta mohon papa jangan tersinggung dan marah ya pa", kataku menjelaskan pada papa alasan penolakanku dengan sejujur-jujurnya.

Papa lalu memelukku, ia seperti meluapkan kebahagiaannya ketika itu, lalu mencium keningku sejenak dan berkata.

"Kamu benar-benar bikin papa bangga, Nak. Kamu sudah bersikap dewasa dan bisa menghargai suami, itu yang membuat papa bahagia. Papa doakan kalian selalu bahagia, dan satu lagi pesan papa, setelah anakmu lahir, papa yang akan menjadi wali nikah kalian berdua, kalian mesti menikah kembali supaya sah dari segi agama dan hukum nak".

Aku mengangguk, aku merasa nyaman dalam dekapan papa, rasa rindu dan kangen terbayarkan hari ini dengan kedatangan papa, "semoga saja ini adalah awal kebahagiaan rumah tanggaku bersama mas Adit", kataku membatin senang.
.
.
.
large.jpg
Anastasya Putri Widjaja aka Tasya

Pov Tasya


Aku saat ini sedang berada di dalam mobil BMW 7 series ku, setelah tadi sempat dari rumah Adit membawa rasa kesal dan jengkel di dalam dada.

Jengkel dan kesal dengan sikapnya dingin padaku, aku sadar apa yang dilakukan oleh Adit itu masih wajar dan masih terlalu lembut jika dibandingkan perbuatanku yang sudah menghilangkan nyawa Ayu kekasihnya dengan sengaja tanpa memikirkan perasaannya sama sekali.

"Dit...! Apa yang mesti kulakukan demi menebus kesalahanku padamu? Jika kamu meminta ganti nyawa Ayu dengan nyawaku sekalipun, pasti aku akan turuti asalkan kamu mau memaafkan kesalahan dan kebodohan ku itu dan memberikan kesempatan kedua padaku untuk memperbaikinya",batinku berteriak menyesali kesalahan masa lalu.

Sempat terlintas dalam ingatanku saat ini kala kejadiaan terakhir kami di Paris, saat Adit meninggalkan ku hanya dengan secarik kertas dan kata perpisahan di akhir kalimatnya.
Pagi itu pukul 9:00 am, aku terbangun dan sadar dari mabukku semalam, aku sempat memperhatikan sekitar ruanganku dan tidak mendapatkan sosok Adit, dan seketika tersenyum ketika mendapati pakaian ku telah berganti menjadi pakaian tidur.

"Ah mungkin ia sedang mandi di kamar mandi", gumamku membatin.

Aku tidak merasakan tanda-tanda bahwa Adit telah kembali terlebih dahulu dan meninggalkanku dalam keadaan mabuk dengan secarik kertas.

Ketika aku hendak turun barulah aku menyadari ada secarik kertas teronggok di kasur.

Aku lantas membaca kata perkata dari tulisan tangan Adit dan setelah selesai membacanya. Aku langsung lemas, duniaku berubah menjadi gelap, seketika aku menjerit-jerit, meraung-raung tidak ubahnya seperti orang yang tidak waras diikuti suara isakan tangis penyesalan.

Bellroom yang ketika itu mendatangi ku menjadi bingung dan melaporkannya ke pihak pengelola hotel, terjadi kepanikan dan sempat gempar karena cucu pemilik saham terbesar di hotel mereka kedapatan seperti orang gila.

Setelah aku meluapkan semua kesedihan ku, dan bisa sedikit berkurang rasa kecewa dan sakit hati, akhirnya pihak hotel sedikit lega, mereka lebih memperhatikan ku dan menanyakan kembali apa perlu dimundurkan/dibatalkan penerbangan hari ini, lalu aku pun mengangguk.

Aku menyadari kebodohan ku sendiri kenapa sampai aku mabuk dan lepas kendali menceritakan kebusukanku di depan orang yang sangat kusayangi. ketika aku hanya mendapati secarik kertas tulisan tangan Adit yang isinya ia mengetahui bahwa aku yang telah membunuh Ayu, pelaku tabrak lari yang selama ini ia cari-cari adalah aku sendiri.

Bisa kurasakan betapa hancurnya harapan Adit padaku, ketika rasa cintanya kepadaku mulai tumbuh dan bersemayam di hatinya, ia mendapati kenyataan yang menyakitkan hatinya mengetahui pelaku tabrak lari yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya sendiri.

Adit sudah pasti kecewa bahkan membenci ku, ia malam itu langsung mengambil penerbangan ke Indonesia tanpa peduli dengan keadaanku yang tak sadarkan diri malam itu.

Bahkan penerbangan yang seharusnya hari itu terpaksa ku undur hingga satu minggu kedepan, aku ingin menenangkan diri terlebih dahulu, karena kejadian tak mengenakkan di hati ini.

"TIIIINNN..... TIIIINNNN...... TIIIIINNNN".

Suara klakson mobil dari arah berlawaan seketika menyadarkan ku dari lamunan.

Aku segera membanting stir mobil ke kiri supaya kembalu ke jalurku semula, untung saja saat itu dari arah kiri sepi dan lengang dan tabrakan itu pun bisa aku hindari.

TTTTIIINNNN 3x....

"Mau mati lo", maki orang itu ketika mobilnya melewatiku.

Aku segera menepikan mobilku ke pinggir. Seketika air mataku tak tertahankan lagi ingin keluar.

Kutumpahkan semua kesedihan ku saat ini. Semua kesedihan yang membawaku kepada kesuraman dan kegelapan, hatiku kosong tak ada rasa bahagia yang kurasakan sepi dan tidak bergairah dalam menjalani kehidupan ini.

"Aku mesti kuat dan bangkit ini semua salahku sendiri, aku mesti berjuang keras mendapatkan kembali cintanya, mendapatkan kembali hatinya, dan apapun akan kulakukan demi mewujudkan impian dan harapanku. Apa aku harus temui Yessi sahabat Adit di butiknya? Ya itu salah satu jalan buatku untuk mendapatkan informasi tentang wanita itu".

Setelah agak tenang dan kembali bisa fokus dan konsentrasi untuk membawa mobil, kemudian aku menjalankan mobil kesayanganku ini menuju butik Yessi dengan penuh semangat dan harapan.

"Sampai juga akhirnya di butik Yessi", celotehku dalam hati lega.

Aku lalu turun dari mobil dan kemudian dengan langkah pasti aku mulai membuka pintu butik.

Terlihat sepi dan mungkin memang baru buka, dan aku mendapatkan Yessi sedang menerima telepon dan setelah itu ia mengakhiri pembicaraan di telepon.

Setelah melihatku ia tersenyum dan kami sempat cipika cipiki dan berbasa basi terlebih dahulu menanyakan kabar masing-masing.

Aku salut dan kagum dengan Yessi yang tetap baik padaku walau mungkin ia tau kalau aku sedang ada masalah dengan Adit, dan semoga saja Adit tidak membocorkan tentang aku yang telah menyebabkan sahabatnya meninggal.

"Eh, kamu Sya, gimana kabarnya?", katanya ramah sambil cipika-cipiki sebentar.

"Baik, kamu gimana kabarnya?", sahutku dan balik basa-basi menanyakan kabarnya.

"Tumben nih mampir kemari? Mau pesan gaun atau apa?", katanya ramah sambil tersenyum.

"Pengen aja mampir Yess, kebetulan sedang lewat di sini". jawabku mencari alasan.

"Oh", serunya kemudian ia melanjutkan perkataannya.
"Mumpung kamu main ke sini, aku sedang ada promosi nih siapa tau kamu mau beli".

"Boleh tuh, saya lihat-lihat dulu, tapi tolong temanin ya, soalnya aku kurang begitu faham dengan bahannya", ucapku berpura-pura senang.

Aku terpaksa berakting demi mendapatkan simpati dari Yessi, dan mengorek informasi mengenai wanita yang datang bersama Adit waktu itu.

Setelah aku membeli dua gaun malam model terbaru, kemudian aku duduk di sofa ditemani oleh Yessi, aku sedikit mulai memasang wajah sedih dan murung.

"Sya kenapa sedih dan sampai nangis gitu? Apa kalian berdua sedang ada masalah?", tanya Yessi ketika melihatku sedih.

Aku mengangguk, lalu aku cerita bahwa aku telah diperkosa oleh Robi gara-gara Adit yang seakan menjauhiku setelah kami putus.

Yessi lalu memelukku mencoba menenangkan dan menghiburku, sambil ia berkata.

"Sya, apa sudah kamu ceritakan masalah ini ke Adit?", tanya Yessi ikut prihatin mengenai keadaanku.

"Aku nggak berani cerita masalah ini Yess, aku malah takut Adit semakin menjauhiku jika tau aku menjadi korban pemerkosaan. Tolong ya Yess kamu jangan ceritakan masalah ini sama Adit", kataku memohon padanya.

"Iya, aku janji nggak akan ceritakan masalah mu pada Adit", sahut Yessi tegas.

"Aku merasa kotor Yess, Adit pasti makin menjauh, hiks...hiks...hiks...", kataku mulai menangis sedih.

"Apa dia sudah ada wanita lain ya, Yess? Jujur sampai detik ini aku tidak bisa move on dari Adit. Aku sangat mencintainya dan hanya dia yang ada dalam hati ini Yess".

"Kamu yang sabar ya, Sya. Coba tenangin dulu diri kamu, sebagai sahabatnya Adit aku mengenal benar sifat dan sikapnya Sya. Dia tidak akan benci pada seseorang jika tidak ada suatu alasan yang membuatnya menjadi seperti itu. Aku yakin dia tetap menganggapmu sahabat walaupun mungkin kalian bukan sebagai sepasang kekasih", kata Yessy mencoba menenangkanku.

"Kamu tau Yess, aku sudah lama menyukai bahkan mencintainya, tetapi entahlah kenapa kami seperti dipermainkan oleh nasib. Aku bingung harus seperti apa biar Adit tidak menjauhiku lagi", kataku mencoba untuk mendapatkan simpati darinya.

"Kamu harus lupakan Adit, Sya. Semakin kamu memaksa dia akan semakin menjauh, mungkin sekarang kamu harus tau kalau Adit sudah menikah, ia menikah beberapa hari lalu", kata Yessi yang membuat aku tiba-tiba kaget dan mataku terbelalak.

"Kamu...Kamu serius Yess. Kenapa Dit, kamu jahat banget sama ku? Ngasih tau aja nggak apalagi mengundangku. Apa kamu sudah tidak menganggap keberadaanku lagi? Hiks...hiks...hiks....", kata ku sedih dan menangis.

"2 hari lalu ia menikah Sya, ia menikahi seorang gadis bernama Cinta Rahayu Pranudya dipanggil Cinta. Ini bukti nya kalo kamu bilang aku bohong", kata Yessi sambil ia memperlihatkan Adit dan wanita itu sedang duduk berdua berdampingan dalam acara akad nikah secara agama Islam.

"Nah ini photo istrinya dalam pakaian kebaya pengantin", kata Yessi kemudian.

Aku kaget setelah melihat foto yang ditunjukkan oleh Yessi, seketika tubuhku gemetar sosok wanita yang pernah ku tabrak kini menjadi istri Adit.

Model-_Kebaya-_Pengantin-terbaru.jpg

"AAyu...! Inikan Ayu Yess!".





Bersambung.....
 
Bimabet
Selamat sore...

Sudah ane update chapter 21...

Selamat membaca....


Mohon like, saran, masukan, komentar serta kritikannya... terima kasih.

Salam semprot,

rad76
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd