Untuk chapter 20 masih lanjutan dari flashback ketika mereka berlibur di kota Paris, France.
Chapter 20. Paris In Love 2
Cuplikan chapter sebelumnya.....
Aku kemudian menatap wajahnya, dan Tasya menganggukkan kepalanya membuat aku mantap untuk menuntaskan apa yang sudah terlanjur terjadi.
Aku perlahan-lahan mulai memaju-mundurkan penisku yang tadi sempat berdiam lama di dalam tubuhnya. Tasya mulai bisa menikmati persetubuhan ini desahan dan lenguhan keluar dari bibir nya.
"Aaahhhh..... Uuuhhh.... Ooohhhhh...".
Mendengar desahan Tasya malah membuatku bernafsu, aku sudah lupa diri yang ada nafsu ku mesti aku tuntaskan malam ini juga.
Terus ku pompa vagina Tasya dengan ritme yang cepat, cairan yang keluar dari vaginanya malah semakin memudahkan ku untuk memompa penisku dengan kuat dan bertenaga.
"Ooohhh... ", aku mendesah menikmati kenikmatan penyatuan kedua kelamin kami.
Beberapa saat kemudian aku merasakan akan mendapatkan ejakulasiku, badanku bergetar hebat, nafasku menjadi berat, sesuatu yang akan meledak dari kemaluanku yang kini sudah berada di ujung penisku.
Sementara itu Tasya pun sepertinya akan mendapatkan orgasme yang hampir bersamaan tubuhnya terlihat bergetar hebat, nafasnya sama denganku berat tak beraturan.
"Ayang, aku piiipppiiiisssss...",
Seeeerrrr.... Seeeerrrr.... Seeeerrr....
Vagina Tasya seperti meremas dan menjepit penisku, padahal akupun mau sampai, hingga aku tak kuat lagi menahan sesuatu yang akan keluar dari ujung penisku.
Tasya malah menempatkan kedua kakinya di pantatku seperti ingin mengunciku supaya kemaluan kami berdua tetap bersatu.
"Aaarggggghhhh, aku keluuuuaaarrr Sya".
Crooottt.... Crooottt... Crooottt.... Crooottt.... Crooottt... Crooottt....
Crooottt....
Tubuh ku terkulai lemas, ambruk menindih tubuh sintal dan seksi Tasya. Kelamin kami masih bersatu di dalam tubuhnya.
.
.
.
Pov Adit
Kami berdua masih menikmati sisa-sisa pergumulan sesaat lalu, aku tak habis pikir kenapa aku sampai meletup-meletup nafsu dan gairahku, memang seharusnya aku harusnya sudah berpikir matang saat Tasya mengajakku berliburan berduaan di Paris, kejadian ini pasti akan terjadi.
Penisku yang beberapa menit lalu sudah menumpahkan amunisinya dalam kemaluan Tasya kini perlahan-lahan mulai menyusut dan mengecil sehingga aku mudah untuk menarik keluar dari vagina Tasya yang kini sudah kehilangan keperawanannya.
"Sya...", seruku.
"Hmmm", dehemnya.
"Kenapa kamu nekat memberikan kesucianmu padaku Sya? Kamu tau kalau aku belum bisa mencintaimu, aku.... Aku....".
Tasya tersenyum, ia mengelus pipiku dengan tangannya yang halus, ia berbisik.
"Dit, aku tak peduli kamu belum bisa menerima cintaku, tapi percayalah aku mencintaimu sepenuhnya jiwa dan raga. Sejak itu aku hanya mengijinkan satu orang menyentuhku dan itu adalah kamu Dit, orang lain tidak berhak untuk menyentuhku, kalau mereka nekat aku tidak segan-segan membuat hidupnya susah dan menderita. Aku seutuhnya hanya milikmu, Dit. Tubuhku, hatiku bahkan nyawaku sudah menjadi milikmu".
"Tapi... Aku... Aku...", ucap ku kalimatku terpotong karena tiba-tiba jari telunjuk Tasya hinggap di depan bibirku.
"Aku yang menghendaki, aku yang meminta kamulah yang pertama menyentuh tubuhku, dan aku tak akan menuntut apa-apa darimu, Dit. Tubuhku ini belum sebanding dengan pengorbanan mu, sampai mati aku akan berhutang nyawa padamu. Jika tidak kamu yang menolongku aku mungkin tidak ada lagi di dunia ini. Dan aku mau jujur sama kamu, wine yang ku suapin ke mulutmu pada saat matamu tertutup itu telah kucampur dengan obat perangsang. Aku sangat yakin jika kamu sadar kamu tidak akan tergoda denganku, Dit".
"Jadi.. Tadi aku terpengaruh sama obat perangsang", ucap ku kaget.
Aku hanya diam, berpikir yang terbaik demi hubungan kami selanjutnya.
"Memang satu sisi aku kecewa dan sempat shock setelah mendengar penjelasannya, dengan kenekatannya memberikan keperawanannya kepadaku. Ia berani jujur dan mengatakan yang sebenarnya bahwa ia yang merencanakan semua ini bahkan ia tidak akan menuntutku apa-apa dariku. Tetapi di sisi lain aku masih memiliki hati nurani, aku merasa iba dan kasihan pada nasibnya kelak, biar bagaimanapun aku telah mengambil kesuciannya? Siapa yang akan mau menikahi gadis yang sudah tidak suci lagi? Dan Bagaimana sikap orang tuaku jika tau aku telah menodai nya pasti mereka pun kecewa denganku yang tidak menjaga kepercayaan mereka?".
Akhirnya aku memutuskan untuk menjadikanya kekasihku, aku siap membuka lembaran baru bersamanya, aku akan membuka hatiku atas cintanya yang selama ini bertepuk sebelah tangan, dengan mantap aku pun serius mengucapkan.
"Sya, maukah kau jadi pacarku, walau aku belum bisa mencintai sepenuhnya tapi setidaknya aku ingin membuatmu bahagia dan tersenyum, aku akan belajar mencintaimu beri aku waktu ya Sya".
Aku mantap mengatakan itu tanpa paksaan dan keraguan itu karena pertimbangan hati nurani dan logikaku. Nama baik keluarga kami berdua dan juga menjaga harga dirinya sebagai wanita baik-baik, dan aku harus bersikap jantan karena sesuatu yang telah kuambil mesti aku terima baik, menjaganya serta mempertanggung jawabkannya.
Tasya saking tak percaya ia melongo dan menutup mulutnya, dan sesaat kemudian ia bahkan mengulang lagi pertanyaanya padaku.
"Dit, benaran kamu tadi nembak aku, seriuskah Dit. Aku tidak sedang mimpi kan?".
Aku mengangguk dengan ekspresi serius.
Ku tatap matanya, kuangkat dagunya, lalu ku kecup keningnya, sambil berkata
"Aku tidak sedang bercanda Sya. Aku serius ingin kamu jadi pacarku. Apakah kamu mau menerimaku dengan segala kekurangan yang ada padaku, Sya?".
Tasya mengangguk, terlihat matanya mulai berkaca-kaca, lalu segera menjawab dengan jawaban yang jelas dan tegas.
"Mau....Mau banget, Dit...! Saat seperti inilah yang selalu kuimpikan, aku sudah lama menantikan kamu menyatakan ini padaku Dit".
"Makasih ya Dit! Kamu mau menjadi pacarku, aku cinta kamu Aditya Febriansyah", ucap Tasya lirih.
Ia larut dalam kebahagiaannya, air mata turun dari sudut matanya bukan air mata kesedihan tetapi air mata kebahagiaan karena sudah lama ia memimpikanku menjadi kekasihnya.
Aku pun ikut larut dalam kebahagiaan Tasya, walaupun masih ada satu hal yang menghalangi ku untul memantapkan hatiku nanti untuk meneruskan hubungan kami. Ya masalah perbedaan keyakinan.
Tapi itu belum terlalu ku pikirkan, karena aku ingin menjalaninya terlebih dahulu, ingin memberinya kebahagiaan sama seperti aku mencintai Ayu wanita yang masih mengisi penuh hatiku.
"Sya, kita jalani dulu ya, kita mesti yakinkan diri kita untuk kedepannya, masalah keyakinan kita yang berbeda sedikit banyak akan menjadi masalah kita ke depannya, tapi aku yakin nanti ada jalan untuk masalah itu, dan aku mohon kamu mau memberi waktu untukku supaya aku bisa mencintaimu dengan sepenuh hatiku, tanpa ada bayang-bayang orang lain dihatiku", kata ku menjelaskan alasan ku.
"Iya Dit, aku juga memikirkan tentang perbedaan keyakinan kita, mengenai masalah hati dan perasaanmu padaku, aku percayakan semuanya padamu, aku akan selamanya mencintaimu dan menunggu hatimu, aku akan tunggu kamu sampai kamu benar-benar siap untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih jauh, dan perlu diingat ayang akan jadi cinta matiku, aku tidak akan bisa jauh dari mu, Dit", ucap Tasya jelas dan tegas.
Kami berdua tertidur dalam keadaan telanjang bulat, rasa dingin dari AC ruangan seperti tidak membuat kami kedinginan karena kami menghangatkan satu sama lain dengan berpelukan kulit kami menempel menjadi satu.
Keesokan harinya....
12 Januari 2014, atau hari kedua di kota Paris.
Kami bangun jam 7:15am, memang tidak nyenyak sih tidur kami berdua tetapi karena hari ini kami akan jalan ke beberapa objek wisata di Paris rasa kantuk seakan hilang berganti rasa penasaran dan ingin menjalin kebersamaan.
Seprei hotel yang menjadi saksi percintaan kami ternyata diminta oleh Tasya sebagai kenang-kenangan dan bukti cintanya padaku, itu yang ia katakan saat itu.
Setelah mandi bersama saling menyabuni, sudah layaknya seperti suami istri saja saat itu, kami sempat mengulangi kembali kejadian semalam, ia bahkan mendapatkan 3x orgasme nya ketika itu.
Pukul 9:35am...
"Ayang, hari ini kita ke
museum Louvre, Tasya pengen melihat lukisan
Monalisa", kata Tasya mengajukan keinginannya.
"Iya yang, aku ikut dan akan menemani kemana kamu kemana saja hari ini", sahut ku tulus.
"Terima kasih ayang, makin sayang deh sama kamu ayang", ucapnya senang.
"Dah yuk kita pergi sekarang!", ajakku sambil melingkarkan lenganku ke pinggang memberi kode padanya untuk ku gandeng .
Kami mulai berangkat dari hotel pukul 10:00am, dan sengaja tidak mau ditemani tur guide yang disediakan oleh fihak hotel karena kami ingin merasakan keromantisan selama di Paris. Aku ingin menumbuhkan rasa cinta ku pada Tasya, aku ingin menyenangkannya di hari ultahnya, dan aku ingin kenangan ini menjadi kenangan terindah buat kami berdua.
Aku membuka peta lokasi wisata kota Paris sebelum kami mulai berjalan ke
museum Louvre. Dan mulai menandai dari posisi kami berada di
Shangri-La hotel menuju ke
museum Louvre, jarak tempuh dari hotel ke
museum Louvre lebih kurang 2 km, kami memutuskan untuk berjalan kaki ke sana, sambil menikmati udara kota Paris yang sejuk, sekitar lebih kurang 30 menit berjalan kaki akhirnya kami sampai di area
museum Louvre yang dulunya diketahui adalah istana kerajaan Perancis.
"Wow... Ayang! Indah sekali bangunannya", kata Tasya bersorak senang.
Kami terpesona dan berdecak kagum dengan arsitektur atau keindahan bagunan gedung
museum Louvre tersebut, dan setelah membayar
Museum Louvre ini termasuk di dalam daftar museum paling besar di dunia dan tentunya menjadi yang paling populer di Paris.
Museum yang merupakan bekas istana kerajaan ini sudah eksis sejak tahun 1190, lalu di tahun 1989 lah I.M Pei yang merupakan arsitek Amerika asal China membangun sebuah piramida kaca yang difungsikan sebagai pintu masuk.
Saat kami ke loket untuk membeli tiket masuk di sana ada tulisan (setelah di translate ke bahasa Indoneaia), pengunjung dikenakan biaya EUR 9 atau sekitar Rp 129 ribu. Namun apabila kita ke tempat ini di atas jam 6 petang pada hari Jumat atau Rabu, maka ada diskon yang diberlakukan sehingga hanya perlu membayar EUR 6 atau sekitar Rp 86 ribu.
Museum Louvre buka hanya dari hari Rabu hingga Senin. Khusus di hari Jumat dan Rabu, museum buka dari jam 9 pagi sampai 9.45 malam, sedangkan di hari Kamis, Sabtu, Minggu dan Senin museum buka dari jam 9 pagi sampai 6 petang saja.
"Ayang Adit! Tunggu saja disana! Biar aku saja yang mengurus pembelian tiketnya", kata Tasya yakin.
Aku mengangguk dan sempat mencium keningnya sebentar sebelum aku menunggu di pintu masuk museum.
Dengan jumlah kunjungan yang bisa lebih dari 8 juta orang setiap tahunnya, sudah sangat jelas bahwa tempat wisata satu ini salah satu museum terbanyak dikunjungi di dunia. Berisi sekitar 380 ribu obyek pameran lebih dan karya seni yang berjumlah 35 ribu, yang paling terkenal di dunia adalah lukisan
monalisa yang dilukis oleh Leonardo da Vinci.
"Yuk ayang kita masuk", ajak Tasya sambil menggandengku.
"Ayo...!", sahutku tersenyum lebar.
Kami memasuki piramida terbalik dan
Piramida Louvre, piramida itu terbuat dari kaca yang difungsikan sebagai pintu masuk, setelah berada di dalam museum kami mulai berkeliling, kami bisa melihat lukisan monalisa secara langsung dengan penuh kekaguman.
"Nggak nyangka ya yang, kita berdua bisa melihat langsung lukisan
monalisa yang fenomenal ini, benar-benar kayak dalam mimpi saja", celoteh Tasya senang ketika kami berada tepat di depan lukisan monalisa.
"Iya yang benar banget, aku juga kayak mimpi bisa jalan-jalan ke Paris dan lihat lukisan karya Leonardo da Vinci yang sangat indah ini", sahut ku senang.
Setelah puas berkeliling di dalam
museum Louvre kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke objek wisata lainnya, dan Tasya mengusulkan tujuan kami selanjutnya adalah
menara Eiffel.
Ku lirik sebentar jam ditanganku, saat itu sudah menunjukkan pukul 11:45 am.
Karena jarak dari
museum Louvre ke
menara Eiffel lumayan jauh kami memutuskan untuk menggunakan taksi.
Lalu setelah datang mobil taxi, kami berdua langsung masuk.
"Monsieur peut nous emmener a la tour eiffel", kata Tasya dengan bahasa Prancis.
"Ok", sahut pengemudi taxi itu.
Aku melongo mendengar Tasya dengan pasih berbicara menggunakan bahasa Prancis. Sementara Tasya hanya tersenyum, lalu ia menggodaku dengan mencubit hidungku sambil ia mengatakan.
"Lucu lihat mukamu bengong tadi, hehehe. Aku bisa lima bahasa yang, english, france, germany, japan, dan mandarin".
"Ha.... Kamu bisa kelima bahasa itu yang, benar-benar bikin aku kagum sama kamu yang", kataku jujur.
"Dah ah, jangan memuji Tasya segitunya, ayang itu kemampuannya melebihi aku, ayang jago mengelola perusahaan belum tentu aku bisa kok", ucapnya merendah.
"Tumben ngomongnya benar, hahaha", celetuk ku menggodanya.
"Ih ayang ntar nggak dikasih lagi nih jatahnya", katanya dengan muka dimanyun-manyunin.
Aku masih tertawa kecil melihat tingkahnya yang bikin gemes, ku ambil tangan kanannya kemudian kucium dengan penuh perasaan.
Akhirnya mobil taxi yang kami tumpangi sampai ke tujuan, lalu ia kembali berbicara dengan supir taxi tersebut.
"Combien coute la taxe?", tanya Tasya.
"EUR 10", sahut supir itu singkat.
Setelah membayar sesuai dengan jawaban si supir lalu kami berdua turun, aku yang penasaran ia tadi ngomong apa dengan si supir bertanya pada Tasya.
"Sya tadi kamu ke pak supir ngomong apaan?", tanyaku penasaran pengen tau.
"Mau tau aja apa mau tau bangets hehehe", katanya bercanda.
Tadi yang saat kita masuk mobil taxi aku ngomong, "Monsieur peut nous emmener a la tour eiffel terjemahannya, pak bisa antar kami ke menara eiffel. Terus saat tadi mau turun aku bilang, Combien coute la taxe? terjemahannya berapa ongkos taxinya pak?", ucap Tasya menjelaskan.
"Memang wajar kalo anak pemilik hotel ternama mesti jago bahasa asing", kataku memujinya.
12:35pm...
Tasya tertawa kecil menanggapi bualanku. Ia mengatakan sekalian saja makan siangnya di restoran yang ada di dalam
menara Eiffel.
Menara Eiffel atau la tour eiffel
Aku melihat wisatawan sudah banyak yang datang ke
menara Eiffel, ada yang datang berdua seperti kami saat ini, ada yang datang rame-rame, ada pula yang datang sendirian, dari yang anak-anak sampai kakek-nenek pun dapat kami jumpai disana.
"Pastilah yang, kalau bicara soal liburan ke Paris tetapi tidak berkunjung ke
Menara Eiffel dan tidak mengabadikannya , orang-orang dekat atau rekan-rekan kita tidak akan percaya bahwa kita sudah pernah menginjakkan kaki di Paris. Inilah ikon kota Paris", kata Tasya menjelaskan.
Dan jangan sampai terlewat apabila sudah sampai di kota Paris dan keseruan akan lebih maksimal jika pengunjung naik ke atas menara untuk bisa mendapatkan pemandangan kota Paris. Datanglah pada malam hari apabila ingin menyaksikan cahaya lampu kota yang kerlap-kerlip dan momen itu bisa kita abadikan.
- Tiket masuk untuk hanya sampai ke lantai 2, pengunjung dewasa dikenakan biaya masuk sebesar EUR 11 atau sekitar Rp 157.500. Bagi pengunjung berusia 12-24 tahun dikenakan EUR 8.50 atau sekitar Rp 122 ribu. Para pengunjung berusia 4-11 tahun dan yang berkebutuhan khusus dikenakan sebesar EUR 4 atau sekitar Rp 57 ribu.
- Tiket masuk untuk dapat sampai ke puncak menara, pengunjung dewasa dikenakan sebesar EUR 17 atau sekitar Rp 243.500. Pengunjung dengan usia 12-24 tahun dikenakan EUR 14.50 atau sekitar Rp 207.500. Khusus bagi pengunjung berusia 4-11 tahun dan yang berkebutuhan khusus dikenakan EUR 8 atau sekitar Rp 114.500.
- Menara Eiffel buka setiap hari dan menerima pengunjung dari jam 9 pagi hingga 12 malam.
Wisatawan pun akan lebih terpuaskan dengan adanya restoran di menara ini sehingga bisa sekalian berwisata kuliner dengan icip-icip hidangan khas Paris. Dari
Menara Eiffel, hal lain yang bisa dilakukan adalah mengirim kartu pos secara langsung di tempat dan jangan lupa juga untuk membeli oleh-oleh untuk orang rumah atau teman-teman dari toko souvenir yang ada di menara ini juga. Dibangun pada tahun 1887-1889 dalam rangka perayaan seabad revolusi Perancis, pembangunan dari menara ini sendiri pernah memperoleh kritikan dari seluruh Perancis.
Setelah membeli tiket masuk sampai ke puncak dengan membayar EUR 17 atau sekitar Rp 243.500 untuk tiket ku dan EUR 14.50 atau sekitar Rp 207.500 untuk tiket Tasya karena ia masuk tiket kategori 12-24 tahun.
Karena sudah siang dan perut kami sudah lapar maka kami memutuskan untuk untuk makan terlebih dahulu baru berkeliling sampai ke puncak menara Eiffel.
"Ayang sekarang kita makan dulu di
Jules Verne Restoran, setelah makan kita baru keliling?".
Tanpa meminta persetujuanku Tasya menarik tanganku menuju
Jules Verne Restoran di dalam
menara eiffel.
Restoran jules verne di dalam
menara Eiffel
Saat berada di depan pintu masuk
restaurant Jules Verne kami disambut dengan senyum ramah oleh pelayan restaurant.
"Bienvenue au restaurant jules verne, laisse-moi entrer dans son siege!", ucap pelayan itu ramah sambil sedikit membungkuk memberi hormat. (Selamat datang di restaurant jules verne, mari saya antar ke tempat duduknya!)
"Ok, merci", (Ok, terima kasih) sahut Tasya saat kami sudah duduk.
Pelayan itu sambil menyerahkan katalog menu kepada kami berdua lalu ia mengatakan.
"Mounsieur et madame s'il vous plait voulez quel massage?".
"Tuan dan nyonya silahkan mau pesan apa?".
Kami sempat bolak-balik katalog, dan aku bilang ke Tasya samain saja pesanan dia untukku.
"Baton vache 2 et vin rouge 2", ucap Tasya pada pelayan tersebut. (Stick sapi 2 dan red wine 2)
Sambil mencatat pesana kami, pelayan tersebut mengatakan.
"Quelque chose d'autre madame?". (Ada yang lain nyonya?)
"Assez, merci". (cukup, terima kasih) sahut Tasya tegas.
Pelayan itu lalu mengucapkan sebelum ia meninggalkan kami.
"Ok madame, attendez 10 menit". (Ok nyonya, tunggu 10 menit)
Sambil menungu pesanan kami datang aku mengajak Tasya ngobrol.
"Romantis banget ya tempatnya, yang", kataku menilai suasan restaurant ini.
"Iya yang, apalagi kalau kita makan malam di sini, sangat romantis", sahutnya.
Kami ngobrol-ngobrol mengenai apa saja, terkadang sesekali ngobrolin keluarga kami masing-masing hingga tak terasa pesanan kami pun datang.
"Desole de vous interrompre, c'est le maitre et la maitresse de l'ordre!", katanya pelayan tersebut. (Maaf mengganggu, ini tuan dan nyonya pesanannya!)
"Merci", (Terima kasih) sahut Tasya.
Setelah makan siang di
restaurant Jules Verne di dalam
menara eiffel sambil melihat panorama kota Paris dari atas, dan dilanjutkan dengan berkeliling menara Eiffel sampai menuju pucaknya pukul 02:10 pm kami keluar dari
menara eiffel dengan senyum bahagia.
Kami sampai di
Shangri-La hotel pada pukul 3.50 pm, kami berdua benar-benar sangat bahagia setelah menjelajahi dua tempat wisata tadi. Aku bisa melihat betapa ia sangat mencintaiku, tetapi entah kenapa naluriku berkata ada sesuatu yang Tasya tutupi dariku, sebuah rahasia yang aku pun tidak bisa menebaknya.
Saking lelahnya kami berdua langsung tertidur dan aku sempat terbangun pukul 10:25 pm karena lapar. Begitupun Tasya ternyata terbangun 10 menit kemudian. Ia lalu berinisiatif memesan menu makanan hotel via line telepon.
Keesokan harinya......
13 Januari 2014, atau hari ke tiga di kota Paris...
Kami mulai melakukan kembali perjalanan wisata dari pagi hari, setelah mandi dan sarapan pagi pukul 8:00 am kami sudah keluar dari hotel, tujuan perjalanan di hari ketiga ini untuk mengunjungi
montmarte adalah tempat asyik yang terkenal di Paris karena terkesan antik.
Kami sampai di sana pukul 9:05 am,
Montmarte memiliki sejarah dan pesona yang berharga, obyek wisata romantis satu ini selalu dipadati wisatawan setiap tahunnya. Daya tarik dari lokasi ini ada dua, yakni kincir angin bernuansa kuno dari zaman dulu sampai sekarang serta gedung berwarna putih yang merupakan sebuah gereja basilika di puncak bukit. Apa menariknya menikmati kincir angin kuno dan gereja basilika? Atmosfernyalah yang akan membuat Anda secara otomatis akan terpesona dan ternganga.
Di kawasan ini terdapat sejumlah toko dan kafe serta bangunan-bangunan lain dengan struktur bangunan klasik nan unik yang berdirinya pun berdempetan. Bagi wisatawan dengan ketertarikan tinggi terhadap bangunan-bangunan kuno dan elegan, pasti suka berada di sini apalagi melihat beberapa rumah yang memiliki tanaman merambat pada dinding-dindingnya. Tidak ketinggalan, ada juga para pementas jalanan yang bakal bisa dinikmati oleh setiap pengunjung
Montmartre.
Gereja basilika selalu terbuka bagi pengunjung setiap harinya dengan jam kunjungan mulai dari jam 6 pagi sampai setengah 11 malam.
Pengunjung tidak usah membayar untuk bisa masuk, bahkan reservasi tidak diperlukan untuk yang berkunjung secara berkelompok.
Setelah puas berkeliling di kawasan ini kami melanjutkan perjalanan ke
Place de la Concorde.
Kami sampai di tempat ini pada pukul 12:15 am.
Place de la Concorde Paris mempunyai sebuah alun-alun yang paling luas dan juga alun-alun utama yang dikenal dengan nama
Place de la Concorde.
Didesain di tahun 1755 oleh Jacques Gabriel dengan bentuk oktagonal dan terdapat parit sebagai pembatas, lokasi ini benar-benar unik dan beda dari alun-alun yang ada di negara atau kota lain.
Dibuatnya alun-alun ini adalah untuk mengelilingi patung Raja Louis VX yang sudah dibangun di tahun 1748 (sebelum alun-alun berdiri), jadi tidak heran kalau namanya pun
Place Louis XV
. Apa saja yang bisa dilakukan atau dinikmati selama di alun-alun ini?
Terdapat 8 patung yang menandai bentuk oktagonal alun-alun ini dan ada 8 kota di Perancis yang terwakili oleh patung-patung tersebut, yakni Strasbourg, Nantes, Lyon, Brest, Bordeaus, Rouen, Marseille, dan Lille.
Air mancur juga ada di alun-alun ini yang bernama
La fontaine des Mers serta
Elevation of the Maritime di mana 1 di sisi selatan Obelisk dan lainnya di sebelah utaranya.
Obelisk Mesir yang memiliki tinggi 23 meter pun menjadi daya tarik di alun-alun ini dan bahkan terletak di tengah sehingga bisa langsung menangkap perhatian para pengunjungnya. Berusia 3.300 tahun, pembangunan dari obelisk ini sudah sejak tahun 1836 dan menjadi salah satu obelisk yang dihadiahkan oleh raja muda Mesir pada tahun 1829. Meski ada dua, namun satunya tetap ada di Mesir karena mengalami kesulitan dalam proses pengangkutannya.
Place de la Concorde selalu terbuka untuk pengunjung 24 jam setiap hari dan wisatawan bisa dengan bebas berkunjung, berkumpul dan berfoto ria secara gratis.
Keesokan harinya....
Hari keempat atau tanggal 14 Januari 2014, di Kota Paris....
Bagi yang belum tahu
Arch de triomphe, lokasi wisata ini disebut juga dengan Gerbang Kemenangan dan obyek satu ini adalah berupa monumen yang paling populer di kota Paris.
Monumen ini pun juga dianggap sebagai salah satu gapura paling besar yang ada dalam sejarah. Pembangunan dari gapura ini sendiri dulunya untuk memperingati kemenangan Napoleon dan pendiriannya pun juga atas dasar perintah dari Napoleon saat masih berjaya di tahun 1806 sesudah berhasil menang dalam perang Austerliz melawan Austria.
Arc de Triomphe buka dari jam 10 pagi sampai 11 malam pada bulan April hingga September.
Arc de Triomphe buka dari jam 10 pagi sampai setengah 11 malam pada bulan Oktober hingga Maret.
Kami tiba di sini pukul 2:00 pm berdua sangat senang melihat suasana keramaian saat ini, hingga ingin rasanya berlama-lama di tempat ini.
Sebelum kembali ke hotel kami menyempatkan mampir di
Champ Elysee.
Champ Elysee Paris diketahui memiliki sebuah kawasan elit yang memang terbuka untuk para wisatawan lokal maupun mancanegara. Ketika berkunjung ke daerah inilah Anda akan dapat terpuaskan dengan adanya etalase-etalase yang isinya parfum dan barang-barang bermerek. Tidak hanya berbelanja barang mahal dan bermerek, wisatawan juga dapat wisata kuliner di sejumlah kafe mahal di
Champ Elysee. Mengingat begitu lebarnya trotoar di kawasan ini, maka para pejalan kaki dijamin aman dan nyaman selama berkeliling.
Untuk para wisatawan dengan hobi belanja atau bahkan ketagihan belanja barang mahal, inilah surga bagi Anda. Kalau berada di
Champ Elysee, paling tidak cobalah untuk berkunjung ke
6, salah satu contoh jalan yang disebut-sebut paling mewah di Paris. Bukan hanya kabar burung, melainkan memang sepanjang jalan dengan lokasi di segitiga emas antara
Seine River dan Champs Elysee tersebut bisa ditemukan butik-butik mewah, seperti Nina Ricci, Louis Vuitton, Christian Dior dan Bulgari. Jadi, kalau berencana berlibur di Paris, siap-siaplah membawa budget lebih demi bisa menikmati surga belanja di kawasan ini.
Keesokan harinya.....
Hari kelima di kota Paris, tanggal 15 Januari 2014....
Tasya mengajakku mengunjungi
Notre Dame Cathedral, kami tiba di sini pukul 8:10 am. Ia ingin berdoa terlebih dahulu di tempat ini, karena
Notre Dame Cathedral ini merupakan salah satu gereja yang menjadi tempat favorit wisata rohani bagi umat kristiani, selain kota Roma Italy dan Yerusalem Palestina Israel.
Notre Dame Cathedral Gereja paling populer di Paris ini juga dikenal sebagai sebuah obyek wisata paling menarik. Dengan gaya bangunan gereja yang gothic, lokasi dari gereja ini bisa ditemukan pada sebuah pulau kecil yang berada di tengah
Seine River. Bangunan dari gedung gereja ini sudah sedari abad ke-12 dan perlu diketahui bahwa gaya arsitektur
Notre Dame dengan sisi gothic-nya dianggap sebagai contoh paling baik sehingga menjadikan gedung gereja ini mendapatkan popularitas tinggi. Misa Uskup Agung Perancis pun masih cukup sering dilaksanakan di katedral ini.
Serunya adalah bahwa wisatawan tidak hanya bisa berkunjung ke katedral, tapi kesejukan dan kesegaran dari
Seine River dapat dinikmati juga bila berada di sekitar bangunan ini. Tidak hanya bisa menikmati interior gereja ini, pengunjung pun diperbolehkan untuk naik ke bagian menaranya yang ada di atas sehingga pemandangan kota Paris akan terlihat secara jelas dari sana. Ada juga ruang penyimpanan bawah tanah yang wisatawan dapat masuki di gereja ini, jadi putuskanlah mau dari mana dulu yang ingin dijelajahi.
Jangan lupa juga bahwa di bagian luar gereja, terdapat taman indah yang merupakan salah satu taman yang difavoritkan oleh masyarakat sekitar. Ada segudang tempat menarik lainnya yang bisa dikunjungi ketika bertandang ke
Notre Dame Cathedral.
Pengunjung sama sekali tidak dikenakan biaya untuk bisa masuk ke dalam
Notre Dame Cathedral.
Notre Dame Cathedral buka setiap hari dari jam 7.45 pagi sampai 6.45 malam dari hari Senin hingga Jumat, sedangkan di hari Sabtu dan Minggu gereja ini terbuka bagi pengunjung dari jam 7.45 pagi sampai dengan 7.15 malam.
Pukul 10:00 am kami sampai di tempat yang bernama
Le Marais.
Le Marais Merupakan sebuah distrik yang penuh dengan histori di Paris, wisatawan disarankan untuk datang ke daerah ini, khususnya yang sangat gemar berwisata arsitektur. Ada banyak sekali gedung atau bangunan yang spektakuler dengan arsitektur yang mengandung nilai sejarah penting.
Seperti kota tua kebanyakan yang ada di banyak negara lain dan menyimpan banyak histori, berwisata di sini akan sangat menyenangkan karena terdapat beragam jenis toko yang bisa ditemukan juga. Wisata kuliner di tempat ini pun bisa dicoba, apalagi falafel yang merupakan sandwich khas orang Yahudi.
Keesokan harinya......
Hari keenam di kota Paris, 16 Januari 2014.....
Hari ini kami berniat mengunjungi objek wisata di kota Paris yang bernama
Dans le Noir.
Dans le Noir adalah tempat wisata kuliner yang terkenal di kota Paris,
Dans le Noir yang akan memberikan suasana unik dalam menikmati hidangan. Seperti namanya yang bermakna dalam kegelapan, para pelanggannya akan ditempatkan di kegelapan setelah masuk ke restoran ini. Jadi, bagi yang memiliki fobia terhadap kegelapan tidak disarankan untuk datang ke tempat ini.
Konsep yang diutamakan oleh restoran ini adalah permainan panca indera di mana pelanggan diajak untuk tidak memakai penglihatannya dan lebih memanfaatkan indera pendengaran, peraba, perasa dan penciuman saja.
Di dalam kegelapan tersebut, pelanggan hanya akan menangkap bisikan dan beberapa bunyi untuk mengalihkan perhatian para tamu dari proses icip-icip hidangan istimewa. Menu yang diicip oleh pelanggan adalah menu kejutan dan biasanya tidaklah lazim (disesuaikan dengan musim). Para pelayan tuna netra-lah yang menghidangkan menu tersebut dan pelanggan baru akan tahu menu apa yang baru ia santap saat acara makan sudah benar-benar selesai.
Setelah selesai makan siang di
Dans le Noir kami melanjutkan perjalanan wisata ke tempat yang bernama
Le Jardin des Serres d’Auteuil.
Le Jardin des Serres d’Auteuil Mungkin sebagian wisatawan belumlah terlalu familiar mendengar nama lokasi satu ini.
Le Jardin des Serres d’Auteuil cukup panjang dan sulit memang pengucapannya, tapi sesampainya disini kami berada di sebuah taman raya dengan panorama super indah ini pasti tidak akan menyesal. Sejumlah rumah kaca pun bisa ditemukan di lokasi satu ini, tidak terkecuali Palmarium, yakni rumah sawit besar. Taman yang dibangun di abad ke-18 ini sebenarnya didirikan atas perintah dari Raja Louis XV.
Lebih berkesannya lagi, para wisatawan akan senang dengan adanya patung dan air mancur di taman ini. Ada banyak hal yang coba ditawarkan oleh taman ini di mana salah satunya adalah pemandangan bunga anggrek. Rupanya bunga anggrek yang indah dipandang tersebut bahkan menjadi sarang bagi sejumlah burung kecil yang lucu. Wisatawan dijamin puas dan senang selama berada di tempat ini apalagi ketika berekreasi bersama keluarga.
Le Jardin des Serres d’Auteuil buka setiap hari dan beroperasi dari jam 8 pagi hingga setengah 8 malam di hari Senin sampai Jumat. Khusus di akhir pekan, pengunjung bisa menyambangi tempat wisata ini antara jam 9 pagi sampai setengah 8 malam. Selama 1 jam kami berada di tempat ini dan melanjutkan kembali perjalanan wisata menuju
Porte de Clignancourt Flea Market.
Walau ada beberapa wisatawan yang gemar berbelanja barang-barang baru bermerek dan paling mahal, namun ada juga yang gemar mengoleksi barang-barang antik yang dijual murah. Di Paris,
flea market yang bisa disambangi adalah
Porte de Clignancourt yang memang merupakan pasar barang antik dengan lokasi yang sama sekali tidak jauh dari
Montmartre. Sebagai
flea market paling tua dan ada pertama kali di Paris sedari 1885, setiap minggunya ada lebih dari 180 ribu pengunjung yang datang.
Hebatnya,
flea market satu ini pun dianggap sebagai pasar barang antik paling besar sedunia karena berada di lahan dengan luas hingga 7 hektar. Wisatawan yang datang ke tempat ini akan menemukan banyak pilihan dengan adanya lebih dari 2.500 gerai yang melayani pengunjung. Terdapat 15 area pasar yang masih dalam kawasan yang sama, namun setiap area pun berbeda dengan menawarkan barang menurut spesialisasinya.
Pengunjung tidak akan dikenakan biaya untuk bisa masuk ke kawasan pasar barang antik ini.
Porte de Clignancourt Flea Market buka pada hari Sabtu sampai Senin. Hari Sabtu buka dari jam 9 pagi hingga 6 petang, hari Minggu melayani dari jam 10 pagi hingga 6 petang, dan di hari Senin buka dari jam 11 siang hingga jam 5 sore saja.
Keesokan harinya....
17 Januari 2014, hari terakhir kami sebelum besok kembali melakukan perjalanan pulang dari Paris kembali ke tanah air Indonesia.
Tasya sebelum meninggalkan Paris mengajak ku makan siang di
Cafe de Flore.
Ingin mencoba nongkrong di salah satu kafe paling bergengsi di Paris?
Cafe de Flore adalah jawabannya karena selain menjadi kafe paling tua di Paris, kafe yang sudah eksis sejak tahun 1885 ini mempunyai interior dan eksterior super klasik bila dilihat dari desainnya. Walau sudah melalui Perang Dunia II, tidaklah banyak perubahan yang dialami oleh kafe ini. Wisatawan dijamin menyukai gaya art deco yang dibawa pada interiornya, sementara eksteriornya betul-betul khas Perancis dengan gaya klasiknya.
Beragam menu favorit ditawarkan oleh kafe ini, mulai dari sup, salad, omelet, croissant, toast, hingga dessert. Mulai dari jus sampai minuman mengandung alkohol tersedia di kafe ini, namun yang paling direkomendasikan adalah hot chocolate-nya. Untuk pelanggan kafe yang juga suka dengan barang-barang keramik seperti yang bisa dilihat di
Cafe de Flore, miliki segera dengan cara membelinya di toko souvenir di kafe ini. Kami menghabiskan waktu di
Cafe de Flore ini hampir selama 2 jam, dan kembali ke hotel pada pukul 4:00 pm.
Saat mau makan malam Tasya bilang ingin main ke
Bel Canto.
"Ayang yuk kita ke Bel Canto, sebelum besok pulang", kata Tasya merayuku.
"Ok, siap tuan putri", sahutku menanggapinya dengan candaan.
Bagi yang suka berwisata kuliner, tentu
Bel Canto tak boleh sampai terlewatkan. Ketika kami masuk ke dalam restoran satu ini, kami terpana dan kagum melihat suasana ruangan dengan warna safran dan api yang mendukung nuansa keemasan pada interiornya. Setiap malamnya, tempat ini selalu dipenuhi oleh sekelompok pianis dan penyanyi liris. Di restoran inilah Anda akan dapat menyaksikan penyanyi solo, kuartet atau duo menampilkan suara emas mereka dalam membawakan cuplikan opera The Magic Flute atau Carmen dari satu meja ke meja lainnya seraya menghidangkan menu kepada para pelanggan.
Begitu romantis dan begitu berkesan makan malam kami terakhir di
Bel Canto kami sampai minum sangat banyak malam ini, sampai kulihat Tasya mabuk dan mengoceh tidak jelas.
Akhirnya kami sampai kembali ke hotel dengan tubuh yang sempoyongan.
Tasya kalau sedang mabuk berat ia tidak bisa mengontrol diri dan perkataannya.
"Dit....! Akhirnya kamu jadi kekasihku juga....".
"Tau nggak kamu.... Saat kamu jadian sama Ayu... Hatiku sakit Dit, cemburu kenapa kamu mesti memilih dia, kenapa kamu tidak pernah sedikit pun menyukai ku padahal aku lebih cantik dan seksi bandingkan Ayu. Kenapa.....?", oceh Tasya.
Ia sudah saya baringkan di tempat tidur, pakaiannya pun telah aku ganti dengan pakaian tidur, aku usap pipinya dan ku kecup keningnya, tetapi tiba-tiba aku terkejut dan shock ketika mendengar perkataannya terakhir.
"Ayu....! Maafin aku, kamu meninggal gara-gara kecemburuanku padamu", oceh Tasya lirih.
Bersambung.......