Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapakah Fatimah Az-zahra...?

  • Sosok wanita baru dalam cerita ini

    Votes: 62 23,7%
  • Sosok wanita yang menyamar dalam cerita ini

    Votes: 200 76,3%

  • Total voters
    262
lah yessi kok malah ngasih tau, wah bisa bahaya itu nyawanya si cinta, secara tasya sadis gitu orangnya
yessi polos amat orangnya, ckckck
Benar om... padahal sudah diingatkan oleh Adit...eh malah keceplosan... Apa yang akan dilakukan oleh Tasya? Semoga saja Tasya tidak sampai nekat.
 
lah yessi kok malah ngasih tau, wah bisa bahaya itu nyawanya si cinta, secara tasya sadis gitu orangnya
yessi polos amat orangnya, ckckck
Benar banget om...padahal sudah diingatkan oleh Adit.... Apa yang akan direncanakan Tasya ya...semoga saja Adit bisa menjaga Cinta...
 
Duh kayak sinetron aja ini ceritanya. Baca dari awal sampai akhir ceritanya bagus enak dibacanya.
:jempol:
Makasih om...Duh jadi malu nih segitunya memuji ane... masih kalahlah om dengan cerita suhu2 lainnya di forum ini. Terima kasih sudah mampir dan ikut meramaikan trit ini... Ikuti terus ya...sampai ending.
 
:mindik:
Selamat malam... Apa kabar semua...?

Mohon maaf buat reader semua hari ini ane belum bisa update... insya allah besok ane update...

Kemaren sibuk banget dan belum selesai nulisnya. Mohon maaf sekali lagi.:ampun:

Kalo sudah selesai pasti ane update...


Salam semprot untuk semua...:beer:

rad76
 
Bisa jadi Tasya karena cintanya jadi gak sadis lagi n mulai insyaf.
Btw kapan Om Rad mau update lagi
Iya benar om... Insya allah hari ini ya om...sabar yo...

Hari ini cinta belum keluar,, berasa sepi:(
Heheheh.... biar bisa gantian juga dengan suhu2 lainnya om... sabar ya...

I still waiting for your update suhu hehehehe
Sabar om... bentar lagi ya...

Kapan update om
Nah itu kira-kira kapan ya... tasya sedang di ambil lagi sama suhu rendra adam....
 
Tasya tuh bisa diemnya kalo udh dijejelin konti adit hu kalo dikasih pelajaran mah gak akan dirm hu....
Ya gak om @rad76 ??? Hehehehe
Sudah kok hu.... malah aditnya kewalahan hehehe.... bingung juga mau kasih pelajaran tasya nya sedang balik ke trit nya suhu rendra adam...

Ya hu gpp ane masih setia menunggu cinta :cool::genit::semangat:
bener nih nggak apa-apa kalo nggak update sekarang ntar ngambek ....?:ampun::Peace:

Ada motif terselubung dari Yessy nih. Pantngin terus ya hu.
Wah makasih om sudah pantengin trit ane... semoga aja dugaan om benar Ada niat selubung dari Yessi pada Adit.

Asli keren banget ni cerita....
Ohhh makasih om... suatu kebanggan nih bagi ane...:ampun:
 
Chapter 22. Curahan Hati Cinta


Cuplikan chapter sebelumnya....

Setelah aku membeli dua gaun malam model terbaru, kemudian aku duduk di sofa ditemani oleh Yessi, aku sedikit mulai memasang wajah sedih dan murung.

"Sya kenapa sedih dan sampai nangis gitu? Apa kalian berdua sedang ada masalah?", tanya Yessi ketika melihatku sedih.

Aku mengangguk, lalu aku cerita bahwa aku telah diperkosa oleh Robi gara-gara Adit yang seakan menjauhiku setelah kami putus.

Yessi lalu memelukku mencoba menenangkan dan menghiburku, sambil ia berkata.

"Sya, apa kamu ceritakan masalah ini ke Adit?", tanya Yessi ikut prihatin mengenai keadaanku.

"Aku nggak berani cerita masalah ini Yess, aku malah takut Adit semakin menjauhiku jika tau aku menjadi korban pemerkosaan. Tolong ya Yess kamu jangan ceritakan masalah ini sama Adit", kataku memohon padanya.

"Iya, aku janji nggak akan ceritakan masalah mu pada Adit", sahut Yessi tegas.

"Aku merasa kotor Yess, Adit pasti makin menjauh, hiks...hiks...hiks...", kataku mulai menangis sedih.

"Apa dia sudah ada wanita lain ya, Yess? Jujur sampai detik ini aku tidak bisa move on dari Adit. Aku sangat mencintainya dan hanya dia yang ada dalam hati ini Yess".

"Kamu yang sabar ya, Sya. Coba tenangin dulu diri kamu, sebagai sahabatnya Adit aku mengenal benar sifat dan sikapnya Sya. Dia tidak akan benci pada seseorang jika tidak ada suatu alasan yang membuatnya menjadi seperti itu. Aku yakin dia tetap menganggapmu sahabat walaupun mungkin kalian bukan sebagai sepasang kekasih", kata Yessy mencoba menenangkanku.

"Kamu tau Yess, aku sudah lama menyukai bahkan mencintainya, tetapi entahlah kenapa kami seperti dipermainkan oleh nasib. Aku bingung harus seperti apa biar Adit tidak menjauhiku lagi", kataku mencoba untuk mendapatkan simpati darinya.

"Kamu harus lupakan Adit, Sya. Semakin kamu memaksa dia akan semakin menjauh, mungkin sekarang kamu harus tau kalau Adit sudah menikah, ia menikah beberapa hari lalu", kata Yessi yang membuat aku tiba-tiba kaget dan mataku terbelalak.

"Kamu...Kamu serius Yess. Kenapa Dit, kamu jahat banget sama ku? Ngasih tau aja nggak apalagi mengundangku. Apa kamu sudah tidak menganggap keberadaanku lagi? Hiks...hiks...hiks....", kata ku sedih dan menangis.

"2 hari lalu ia menikah Sya, ia menikahi seorang gadis bernama Cinta Rahayu Pramudya dipanggil Cinta. Ini bukti nya kalo kamu bilang aku bohong", kata Yessi sambil ia memperlihatkan Adit dan wanita itu sedang duduk berdua berdampingan dalam acara akad nikah secara agama Islam.

"Nah ini photo istrinya dalam pakaian kebaya pengantin", kata Yessi kemudian.

Aku kaget setelah melihat foto yang ditunjukkan oleh Yessi, seketika tubuhku gemetar sosok wanita yang pernah ku tabrak kini menjadi istri Adit.

"AAyu...! Inikan Ayu Yess!".
.
.
.
Pov 3rd


Suasana dirumah sakit swasta tempat Robi dirawat....

Setelah sadar dari pingsannya kemaren, kemudian Robi segera dipindahkan ke ruang perawatan pasien. Mamanya Robi meminta pada adiknya dr. Heri supaya Robi ditempatkan di ruang vvip kamar no.1.

Saat ini Marieska sedang menunggui Robi anaknya, menurut keterangan dr. Untung dan dr. Heri adiknya kemaren, untuk pemulihan fisik dan luka Robi hanya memerlukan waktu paling lama 1 minggu, tetapi untuk penyembuhan kelamin nya yang tidak bisa ereksi harus membutuhkan waktu lama, yang menjadi masalah mereka adalah mengembalikan kepercayaan diri Robi jika sampai ia mengetahui keadaan yang sebenarnya.

Siang itu Robi sudah bisa bicara pada mamanya, sementara dua orang petugas dari kepolisian yang sedang menyelidiki kasus penganiayaan yang terjadi pada dirinya pun sudah berada di ruang vvip kamar no. 1 tampat ia dirawat.

Salah satu petugas dari kepolisian menanyakan beberapa pertanyaan mengenai kronologi kejadiannya pada saat itu. Robi mencoba mengingat-ingat beberapa kejadian tersebut, karena waktu itu ia dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang sehingga ada beberapa kejadian yang luput dari ingatannya.

Hanya yang bisa ia ingat ketika itu, ia di sergap di kamarnya sendiri oleh dua orang berpakaian serba hitam dan wajah keduanya tertutup oleh kain sehingga pelaku penggeroyokan dan penganiayaan itu tidak bisa ia kenali.

Polisi berusaha mencari apa motif dari penggeroyokan dan penganiayaan itu, tetapi Robi bungkam karena itu menyangkut dengan kejahatan seksual yang telah ia lakukan pada seorang gadis bernama Tasya.

"Jadi kamu tidak bisa mengenali kedua orang pelaku penggeroyokan dan penganiayaan tersebut", tanya petugas kepolisian itu sambil mencatat keterangan pertama dari Robi.

"Iya pak. Saat itu mereka memakai tutup kepala hanya kelihatan mata mereka saja", jawab Robi tegas dan jelas.

"Kira-kira apa kamu tau apa penyebab mereka melakukan penggeroyokan? Apa saudara Robi pernah berselisih faham pada seseorang atau kedua orang itu yang kemungkinan besar ini ada kaitannya dengan balas dendam atas apa yang telah saudara Robi lakukan?", tanya petugas polisi itu kembali.

Robi diam sejenak, ia mulai berpikir, " jika saya jawab sebelum kejadian itu, ia pernah melakukan pemerkosaan dan berusaha memeras perempuan bernama Tasya maka setidaknya ia sendiri bisa dikenakan pasal pelaku pemerkosaan disertai pemerasan. Sebaiknya aku jawab tidak tau atau tidak ingat saja biar saja nanti aku akan buat perhitungan denganmu Tasya".

"Saya tidak tau dan saya tidak ingat, Pak. Seingat saya, saya tidak pernah ada musuh dengan siapapun", jawab Robi tenang menjawab pertanyaan petugas penyidik dari kepolisian.

"Ok kalo begitu sudah cukup kami meminta keterangan dari saudara Robi, nanti jika ada perkembangan kami akan meminta kembali keterangan saudara Robi untuk kelanjutan penyelidikan kasus ini", kata petugas polisi tersebut.

"Kalo begitu kami pamit, terima kasih atas keterangan saudara Robi, kami harap saudara bisa berkerja sama demi pengungkapan kasus ini dan semoga lekas sembuh", kata petugas kepolisian lainnya.

"Iya pak, terima kasih atas doanya", sahut Robi.

Setelah selesai meminta keterangan dan berpamitan dengan Marieska, kedua penyelidik dari kepolisian tersebut keluar dari ruangan tempat Robi dirawat.

Suasana sedikit menjadi hening, Marieska dan Robi hanya saling memandang, ada kebencian di mata Robi sekaligus rasa rindu dan kangen kepada Marieska mamanya yang lebih mementingkan karir dan pekerjaan dibandingkan rumah tangga dan kebahagiaan anak-anaknya.

Sesaat kemudian Marieska mencoba membuat suasana mereka sidikit cair dengan mengajak berbicara putra bungsunya tersebut.

"Robi, maafin mama ya, karena tidak memberikan perhatian dan kasih sayang pada mu, mama terlalu ambisi untuk mengejar karir mama, sehingga lupa dengan kewajiban mama padamu dan keluarga kita", ucap Marieska memulai obrolan mereka.

Robi hanya diam, memang selama ini ia merasakan kesepian dan kedua orangtuanya seakan melupakan anak-anaknya termasuk padanya, mereka tumbuh besar tanpa didikan dan kasih sayang. Mereka tidak seperti layaknya anak-anak lain pada umumnya yang sedari kecil tidak merasakan kasih sayang seorang ayah dan ibu.

"Sudahlah ma, Robi bisa urus diri Robi sendiri, percuma mama ngomong maaf tetapi besok-besok kembali lagi sibuk urusan kalian masing-masing. Setau Robi kalian belum pernah sekalipun kumpul sama-sama lagi, mama punya kehidupan sendiri dengan kekasih gelap mama, begitupun juga dengan papa yang sibuk dengan bisnis dan simpanan wanita lain. Kalian berdua tidak pantas disebut orangtua. Untuk apa ma, harta banyak tapi tidak memperoleh kebahagiaan?", jawab Robi ketus.

Marieska terdiam tak bisa menjawab, apa yang dikatakan Robi anaknya memang benar dan ia dengan suaminya sudah tidak ada rasa saling mencintai satu sama lain, mereka masih mempertahnkan pernikahan hanya untuk status mereka di masyarakat supaya terhindar dari gosip dan gunjingan para tetangga.

"Tapi Rob, biar bagaimanapun kau tetap anakku, putra kandungku. Mama akui mama salah, semua ini gara-gara papamu yang memulai nak", kata Marieska dengan suara lirih dan matanya mulai berkaca-kaca.

"Biarkan saja Robi mati ma, Robi nggak sanggup hidup dengan kondisi seperti ini, ini semua karma buat Robi ma, sudah banyak Robi menyakiti perasaan wanita. Semua ini karena keegoisan kalian berdua puas telah menyia-nyiakan kami bertiga. bang Ronald, mbak cecile dan aku sendiri sudah tak peduli dengan kalian, kami hidup dari kecil tak ubahnya seperti anak yatim piatu", kata Robi dengan suara yang meninggi.

"Robi....! Jangan ngomong begitu nak. Mama akan menebus kesalahan mama. Ikut mama ya nanti kita cari obatnya supaya kamu bisa sembuh lagi seperti sediakala. Mama janji akan membantu mu nak, mama sayang kamu, Ronald dan Cecile". Kata Marieska lalu ia mendekati Robi dan memeluk putranya tersebut.

Robi menangis dalam dekapan Marieska, ia sangat terpukul setelah mengetahui kenyataan dirinya mengalami impotensi atau tidak bisa ereksi karena saraf di sekitar kemaluannya sudah mengalami kerusakan parah karena suatu zat yang disuntikkan oleh pelaku penganiayaan pada dirinya beberapa hari kemaren.

"Kamu ikut mama ke Boston ya nak, kita berobat disana sampai kamu sembuh", kata Marieska membujuk Robi putranya.

Robi hanya bisa mengangguk, ia terlihat pasrah dan seakan putus asa untuk menjalani kehidupannya kedepan.
.
.
.
Images_10.jpg
Cinta Rahayu Pramudya aka Cinta

Pov Cinta


Meskipun awalnya enggan, aku akhirnya patuh juga ketika tadi pagi mas Adit berniat memeriksakan kandunganku ke dokter Niko. Aku memang merasakan perubahan yang terjadi pada tubuhku. Perutku mulai membesar, buah dadaku pun semakin membusung dan membengkak, termasuk pinggulku yang berubah semakin melebar dan betis ku menjadi gemuk.

Sore itu aku beserta mas Adit suamiku sedang menunggu antrian di sebuah klinik bersalin dr. Niko Andreas. Dokter spesialis anak dan kandungan itu buka praktek dari pukul 16:00wib hingga pukul 21:00wib.

Beberapa ibu-ibu hamil yang saat itu sedang juga menunggu antrian sempat mengajakku ngobrol.

"Ini kehamilan yang keberapa bu?", tanya ibu itu pada ku.

"Kehamilan anak pertama bu, mungkin baru memasuki tiga bulan bu", jawabku ramah.

"Wah baru hamil anak pertama ya, eh iya, itu suaminya ibu ya?", tanya ibu itu yang tak henti mengajak ngobrol mungkin juga untuk menghilangkan rasa jenuh karena menunggu antrian.

"Iya bu, kami baru menikah kok", jawab ku dengan wajah tersipu malu.

"Oh, kalian berdua pasangan serasi bu, suaminya tampan, gagah dan berwibawa sementara ibu sendiri cantik, dan pintar. Kalian seperti Romeo dan Julliet. Semoga kalian berdua selalu rukun dan bahagia", ucapnya meneruskan kembali obrolan kami.

Tapi tak lama kemudian seorang perawat baru saja keluar dari ruangan praktek dr. Niko sambil membawa kartu nama pasien dan menyebutkan namaku, pasien yang akan masuk berikutnya.

"Ibu Cinta", seru nya memanggil ku untuk masuk.

"Saya, Sus", sahutku cepat.

"Bu saya duluan ya", kataku pada ibu yang bersebelahan dengan ku.

Si ibu itu hanya mengangguk.

"Yuk mas ikut temanin ke dalam!", kata ku pada mas Adit memintanya untuk ikut masuk.

"Ayo", sahut mas Adit singkat dan tegas.

"Mari bu Cinta dan bapak ikut saya", kata perawat tersebut ramah.

Mas Adit lalu menggandeng tangan ku di depan ibu-ibu yang sedang menunggu antrian, kami mengikuti perawat tersebut masuk ke ruang praktek dokter Niko.

Setelah kami berada di dalam, dr. Niko mempersilahkan kami berdua duduk, dan dengan ramah, ia mempersilahkan kami untuk mengatakan keperluan kami padanya.

"Begini dok, saya mengantarkan istri saya untuk memeriksa kandungannya", ucap mas Adit mewakili ku menceritakan keperluan kami padanya.

"Oh begitu, baiklah kita periksa sekarang kandungan istri bapak", jawab dokter Niko. "Tantri, tolong bantu ibu Cinta ke ruang pemeriksaan!".

Aku kemudian diajak perawat cantik bernama Tantri menuju ruang pemeriksaan yang hanya dibatasi dengan sebuah tirai. Sementara mas Adit menunggu di kursi tempat kami tadi konsultasi.

Dokter Niko sudah masuk ke ruang pemeriksaan setelah aku berbaring di ranjang didampingi oleh perawat Tantri. Aku hanya bisa pasrah ketika dokter Niko memegang-megang dan memeriksa perutku. Setelah selesai, aku segera bangkit dan kembali mengancingkan bajuku.

Setelah tirai yang membatasi ruang pemeriksaan dengan ruang konsultasi teprsibak, aku kembali ke tempat duduk disamping mas Adit.

"Kandungan istri bapak dalam keadaan baik dan sehat", kata dokter Niko menjelaskan.

Aku memegang tangan mas Adit, mendengarkan penjelasan dokter Niko mengenai kandunganku.

"Kontrol secara rutin ya", kata dokter Niko mengakhiri pertemuan. "Minum vitaminnya, san banyak makan-makanan yang bergizi".

Kami segera berpamitan. Ketika telah beranjak ke luar menuju pelataran parkir, aku tidak sabar membuka mulutku.

"Mas, makasih ya", kataku senang.

"Sama-sama sayang, yuk kita pulang sekarang!", jawab mas Adit tulus.

"Tapi adek pengen....", ucapku ragu-ragu untuk mengatakan.

"Pengen apa dek? Katakan saja", kata mas Adit tegas.

"Adek pengen mangga muda mas", bisikku malu-malu.

"Oh, kamu ngidam mangga muda ya", bisik mas Adit menggodaku.

"Ih mas...! Malah godain adek, beli yuk di Indoxxx aja kalo pasar tradisional sudah tutup", kataku gemas sambil memencet hidungnya.

"Hahahaha", tawa mas Adit meledak. "Iya sayang, kamu makin cantik kalo manyun gitu".

Kami pun pergi dari pelataran parkir klinik bersalin tersebut, menuju supermarket yang terdekat dari tempat kami berada.
.
.
.
Sementara itu di rumah kediaman orang tua Cinta...


Mengetahui Pramudya suaminya menemui Cinta di rumah kontrakannya membuat Sekar langsung naik pitam. Disibakkannya selimut dengan kasar. Dinyalakan kembali lampu di sisi tempat tidur, kemudian ia duduk bersandar ke dinding dengan punggung tegak.

Saat itu waktu menunjukkan pukul 21:00 wib, Pramudya sudah mulai mengantuk. Tetapi melihat tingkah dan sikap sang istri Pramudya yang tadinya mulai menguap karena mengantuk seakan hilang rasa kantuknya.

"Untuk apa papa menemuinya?", bentak Sekat geram. "Seperti tidak punya harga diri saja! kamu ini papanya, kita ini orangtuanya! Seharusnya dia yang datang merangkak ke sini.... Bersujud meminta maaf pada kita!".

Pramudya memang tidak mau menutup-nutupi pertemuannya dengan Cinta. Ia tidak mau merahasiakannya, apalagi bermain api di belakang punggung Sekar.

Pramudya memilih berterus terang. Sebelum tidur, ia sengaja menceritakan semuanya secara singkat. Meskipun ia tau resikonya adalah kemarahan Sekar bisa meledak. Tapi biarlah. Paling-paling hanya sebentar. Daripada dibelakang hari Sekar baru mengetahui bahwa ia telah dibohongi, akibatnya pasti lebih gawat. Perang dunia ketiga bisa meletus di sini.

"Aku hanya ingin mengetahui kabarnya", sahut Pramudya memberi alasan. "Memastikan bahwa dia sehat dan baik-baik saja".

"Dan menunjukkan bahwa papa berpihak padanya? Bahwa papa mendukung ulahnya kabur dari rumah ini? Bahwa sekarang hanya mama seorang diri yang menentang perbuatannya?", seru Sekar bertubi-tubi dengan bahu turun naik karena berang.

"Tidak ada yang salah untuk hidup merdeka kan, Ma?", ujar Pramudya membujuk. " Cinta ingin menentukan jalan hidupnya sendiri. Biarkan ia bebas dan berkembang seperti yang dikehendakinya".

"Jadi", desis Sekar nanar dengan mata menyipit. "Papa pikir selama ini aku menjajah dan menindas Cinta?".

Lalu dengan suara menahan tangis, ia berbisik, "aku melakukan semua ini karena mencintainya, Pa. Karena mama bangga padanya dan tidak ingin kehilangan Cinta. Telah mama berikan semua yang terbaik bagi hidupnya. Tapi apa yang mama peroleh sebagai balasannya? Dia meninggalkan mama, membenci mama! Mama betul-betul tidak dapat memaafkannya".
.
.
.
Images_11.jpg

Aditya Febriansyah aka Adit

Pov Adit


Kami telah sampai di rumah kontrakan, jujur aku bahagia sekali melihat Cinta bisa tertawa dan tersenyum lebar, rasanya hidupku begitu indah, tadi kami sempat makan malam dulu di sebuah restoran sederhana setelah keluar dari indoxxx membeli mangga muda keinginan Cinta.

Begitu kami sudah sampai di dalam rumah, aku segera mengunci semua pintu dan kembali menemui Cinta istriku. Ia malam ini terlihat cantik dan sedikit bersikap manja, sepertinya malam ini ia ingin bermanja-manjaan denganku, dengan memintaku mengupaskan buah mangga muda yang kami beli tadi.

"Duh bikin gemas kamu dek. Mas makin sayang sama kamu, sikap manja mu ini membuat mas ingat kembali Ayu kakakmu yang telah meninggal, tetapi mas tidak akan membanding-bandingkan kalian berdua. Mas benar-benar mencintaimu dengan kepribadianmu, kepolosan dan kemanjaan yang kamu miliki semua natural tanpa kepura-puraan, mas sayang kamu dek"

Aku menuruti permintaan Cinta untuk mengupas mangga muda, setelah di kupas dan memotong kecil-kecil ku taruh irisan mangga muda itu di atas piring. Aku pun ingin memanjakannya malam ini, ingin membuatnya bahagia dan tersenyum senang supaya ia bisa melupakan penderitaan hidupnya dan melupakan bayang-bayang kelam masa lalunya.

"Ih... Masam dan kecut gini rasanya", omelku menggerutu setelah mencoba buah mangga muda yang ku iris tipis-tipis tadi.

"Hahahaha", tawa Cinta lepas.

"Lucu banget kamu mas. Lihat mukamu mengkerut karena menahan rasa masam dan kecut bikin adek tertawa, emang seperti itu mas rasa mangga muda. Adek kepengen hanya karena bawaan dedek nih".

Cinta seakan puas meledek ku, tertawa dan diikuti cibiran kepadaku, semua yang ia lakukan hanya bercanda dan menggoda.

Aku pun ikutan tertawa lebar sesekali aku berusaha menjahilinya dengan menggelitiki perut dan ketiak yang menjadi kelemahannya.

Kebersamaan kami yang singkat kami isi dengan penuh kemesraan dan sama-sama menumbuhkan rasa sayang dan cinta di hati kami berdua.

Hari-hariku yang kemaren penuh duka dan kesedihan kini perlahan menjelma menjadi bahagia dipenuhi senyuman, canda dan tawa ceria, bersamanya aku merasakan semangat dan bangkit kembali seperti Adit yang dulu mencintai Ayu. Ya, cinta yang sangat mirip dengan Ayu semakin membuka hati dan mataku untuk bangkit meraih kami yang sirna.

"Suapin", rengek manja Cinta istriku.

Aku lantas mengambil potongan mangga muda yang tadi kuiris tipis-tipis, lalu kemudian ku suapin ke mulut Cinta yang sudah terbuka dengan gaya anak kecil yang manja.

"Aaaaaa...", ucap ku menirukan ibu yang sedang menyuapi anak kecil.

"Nyam... Nyam... Nyam...". Bunyi gigi dan lidah Cinta saat ia mengecap mangga muda itu.

"Enak?", tanyaku kembali.

Cinta mengacungkan jempol kanannya, lalu ia menyenderkan tubuhnya di bahuku dan menarik tanganku untuk memeluk tubuhnya.

Tubuh kami merapat, saling menyelami perasaan kami yang terdalam satu sama lain, lalu Cinta mengungkapkan semua isi hatinya padaku dengan suara yang lirih dan bergetar.

"Mas....!, adek bahagia banget menjadi istrimu serasa tidak menyangka kita akan berjodoh dalam waktu dan kejadian yang sangat singkat. Sempat adek berpikir dan bertanya dalam hati kenapa Tuhan tidak mempertemukan kita dari dulu-dulu tetapi baru dipertemukan sekarang-sekarang setelah aku ternoda dan hamil dari pria lain?

Adek sekarang baru menyadari dan begitu menyesel telah memberikan tubuh dan hati adek pada pria yang salah. Adek malu pada diri sendiri juga malu pada mas. Seharusnya mas Aditlah orang pertama yang mendapatkan kesucian adek sebagai suami sah adek di malam pertama kita.

Tetapi adek sadar dan mengerti kita tidak akan bisa merubah sesuatu yang telah terjadi, itulah yang dinamakan takdir atau ketetapan yang sudah digariskan yang mesti kita jalani.

Jujur mas, adek sempat putus asa untuk menatap masa depan, menjalani kehidupan ini tanpa seorang suami dan orang yang kucintai, menjadi lelaki pecundang, menjadi lelaki pengecut yang lari dari tanggung jawabnya, ia mencampakkan adek begitu saja, mengikis habis harga diriku sebagai perempuan.

Adek sempat berpikir untuk mengakhiri hidup ini, mengakhiri semua penderitaan dan aib ini tetapi mama justru mencari jalan keluar dengan mencarikan pria yang awalnya ku kira benar-benar tulus mencintaiku dan bisa menerimaku dengan janin dalam kandungan ku. Lelaki yang akan menikahiku bernama Fredy Mulyadi adalah seorang manajer di perusahaan mama yang juga anak dari sahabat mama, ternyata ia mempunyai motif dan tujuan lain mas. Ia ingin menikahiku karena harta, karena iming-iming dan janji mama kepadanya akan memberikan sebagian harta mama dan papa kepada dia, semua itu ku ketahui sebelum satu hari kami menikah. Aku jadi makin membencinya dan jijik dengan sandiwaranya.

Tau nggak mas, maslah orang pertama yang berani membuatku tertegun dan berpikir dengan perkataan mas yang singkat tetapi mengena di hati adek, kalimat kamu itu mas membuat aku merasa tenang dan nyaman. Entah apa sebabnya adek juga tidak tau persis seperti adek dan mas sudah pernah ada ikatan batin di masa lalu ketika itu.

"Aku memang bukan siapa-siapa mu? Dan juga tidak pantas mengetahui permasalahan mu. Tapi seenggaknya berusahalah tersenyum dan hadapilah masalahmu dengan tenang. Jangan kau lari dari masalah itu, Cin!".

Ingat nggak mas Adit ucapkan kalimat itu pada waktu kita menginap di penginapan yang kamarnya mirip bungalo.


Aku mengelus rambutnya dan mengecup kening Cinta seperti mengiyakan apa yang barusan ia katakan.

"Sejak itulah mas, adek mulai ada perasaan kepada kamu mas. Memang sih awalnya mungkin rasa kagum. Pria tampan, gagah dan punya wibawa mempunyai hati yang lembut dan bisa menghargai wanita, tetapi perlahan-lahan rasa kagumku berubah menjadi rasa sayang dan cinta.

Rasa itu pelan-pelan tumbuh dan berkembang kini adek yakin sepenuhnya bahwa kamulah cinta sejati adek mas, adek akan berkorban apa saja untukmu mas Adit bahkan nyawapun adek siap korbankan demi kebahagiaanmu.

Adek berterima kasih dan mengucapkan syukur kepada-Nya karena dipertemukan dengan lelaki sebaik kamu mas yang ternyata kamulah orang yang tepat yang Tuhan kirimkan untuk membimbingku, berkat kamu adek menjadi berani menatap masa depan dan berani menghadapi semua masalah adek.

Terima kasih ya mas, kamu sudah mau menerima dan mencintai adek dengan ikhlas dan bisa menerima masalalu adek yang bergelimang noda dan dosa.

Adek janji akan memberikan hati dan tubuh adek selamanya hanya untuk mas. Adek faham bahwa cinta yang tulus itu berasal dari hati bukan dari ucapan dan janji-janji yang hanya membius kita sesaat".


Aku mendengarkan semua curahan isi hati Cinta dan kini aku semakin mantap untuk menjaganya, melindunginya dan mencintainya seorang tanpa ada yang lain. Dia lah pengganti Ayu yang diciptakan oleh Tuhan untuk mendampingiku.

Ku angkat kepalanya yang sempat menyeder di bahu ku, lalu ku kecup bibinya dengan penuh penghayatan dan kelembutan, aku melakukannya atas dasar sayang dan cintaku padanya.

"Sluuurrrpphhh.....Sluuuuurrrppphhh... Sluuurrrrpphhh.....".

"Ah...Ha...", suara desah terdengar pelan ketika ciuman kami terlepas.

"Mas, gendong adek ke kamar", bisiknya dengan nafas yang mulai berat.

"Hehehe.... Sudah pengen di....", bisik ku menggodanya.

Cinta tersipu malu dan tiba-tiba mencubit perutku, sambil ia merentangkan tangan merengek manja untuk di gendong.

Aku menggendongnya, kami saling goda dengan kedipan dan kerlingan mata yang menyiratkan hasrat untuk bercinta.

Sesampainya di kamar aku rebahkan tubuh istriku di atas ranjang perlahan-lahan, kemudian aku mulai melabuhkan ciuman ku ke bibir mungilnya. Ciuman yang penuh hasrat dan gairah yang dilandasi cinta dan kasih.

Sambil berciuman gairah kami yang meletup-letup malam ini membuat kami dengan cepat melepaskan pakaian kami masing-masing tanpa ingin menunda dan berlama-lama.

"Mas beda malam ini.... Ahhh udah nggak nahan ya", bisik nya menggodaku.

Tanpa menunggu jawabanku Cinta tiba-tiba bangkit dan mendorong tubuhku hingga aku rebah di tempat tidur. Ia langsung berjongkok di selangkanganku. Tanganya membelai penisku yang sudah berdiri tegak dan tegang. Lidahnya lincah menggoda penisku dengan mulai menjilatinya seperti layaknya ia sedang menjilati es krim kesukaannya, aku hanya bisa melenguh nikmat atas perlakuannya tersebut.

"Sssshhhh.... aaahhhh.... Enak dek.... Di emut dek kontol mas nya".

Ia lalu memasukkan penisku ke dalam mulutnya, awalnya ia pelan mengerakkan kepalanya. Dan semakin lama mulai cepat membuat penisku semakin berkilat karena lelehan air iurnya.

"Ohh... Enak dek.... Pintar banget kamu nyepongin kontol mas", desah ku melenguh nikmat.

Beberapa kali aku menahan kepalanya supaya tidak terlalu cepat untuk mengoral ku tetapi tetap saja Cinta bergerak lincah dan cepat hingga aku hampir saja keluar kalau saja tidak menahan kepalanya.

"Udah dek mas bisa keluar sebelum bisa memuaskan kamu", cegahku sambil menahan kepalanya.

Cinta mengangguk lalu ia merangkak naik ke atas tubuhku, penisku sudah berada dalam genggaman tangannya, ia gesek-gesekkan terlebih dahulu di bibir vaginanya merangsang cairan lubrikasinya supaya semakin banyak keluar, dan setelah ia merasakan lubang vaginanya sudah sangat basah, ia lalu menuntun dan membimbing penisku menuju kemaluannya.

"Blessss....".

"Aaaaaarrrggghhhh", teriak kami berdua bersamaan saat kedua kelamin kami bersatu dalam vaginanya.

Penisku meluncur masuk sangat dalam hingga menyentuh dasar rahimnya.

"Mas Adit, ennnak...!", istriku tersenyum bahagia saat penisku bersarang di dalam vaginanya yang hangat dan sebentar lagi janinnya akan keluar lewat lubang vaginanya. Aku sempat membayangkan anak nya akan keluar lewat lubang sempit yang selalu memberiku kenikmatan. Lubang yang sedang aku masuki akan meregang sangat besar saat anaknya keluar nanti.

Cinta memeluk tubuhku dengan manja, bibirnya menciumi leherku dengan pinggul yang tetap bergoyang memompa penisku menimbulkan riak riak kenikmatan yang semakin memabukkan. Tanganku meremas pantanya yang besar dan padat.

"Ennnak, Cin. Kamu makin pinter bikin mas Adit keenakan." kataku berbisik.

"Cinta bahagia bisa jadi istri, mas Adit." katanya tidak menggubris perkataan yang mengandung rayuan dariku.

Mungkin Cinta menganggapnya bukan sebagai rayuan. Karena aku sendiri tidak pernah bisa mengucapkan kata kata rayuan.

"Mas, adek kelllluarrrrr...!" tanpa disadari, Cinta menggigit dadaku saat badai orgasme melandanya. Tubuhnya menggeliat tanpa dapat dikendalikan.

Aku meringis menahan sakit, untung dadaku tidak berdarah. Setelah Cinta mulai melemas setelah badai orgasmenya selesai, aku membalikkan tubuh istriku ke samping dan sekarang aku berada di atas tubuhnya mengambil alih kendali.

Perlahan aku mulai memompa tubuh istriku dengan lembut dan berirama. Gerakan yang disertai rasa cinta agar wanita yang aku cintai ini bisa merasakan kenikmatan yang maksimal.

Kami berciuman lama mengiringi kenikmatan yang mengalir ke setiap pembuluh darah kami yang mengalir ke sel-sel saraf diotak, rasa nikmat yang dikirim kembali ke setiap sel-sel yang tersebar di tubuh.

"Ampun mas, oohhh enak banget, kontol mas Adit..." kata Cinta sambil ia menggerakkan pinggulnya menyambut hujaman penisku di dasar terdalam vaginanya.

Lama kami saling berpacu memadu kasih dan memadu birahi. Pertemuan penisku dan vaginanya berpadu dengan dengus nafas kami yang semakin tidak beraturan. Kami berlomba menuju puncak kenikmatan yang semakin dekat.

"Mas, adek mauuu dapet lagi...?" kata Cinta mengangkat pinggulnya menyambut hujaman penisku hingga terbenam sampai dasar vaginanya.

"Sama dek. Mas juga kelllluarrrrr..!" kataku menekan penisku sekuatnya sampai membentur dinding rahimnya terdalam dan diiringi semburan benihku ke dasar rahimnya.

Kami berpelukan bersama mengarungi puncak kenikmatan yang tiada tara membawa kami ke langit ke tujuh.

Setelah badai orgasme reda, aku merebahkan tubuhku ke sampingnya yang langsung memelukku dengan mesra.

Nafasku mulai teratur, kulihat Cinta memejamkan matanya. Aku mengelus pipinya yang halus. Tidak ada respon sama sekali. Nafasnya teratur, bibirnya tersenyum tipis. Ternyata ia sudah tertidur puas.

Drrrrtt..... ringtone hp ku yang menggunakan lagu DIA-Anji kini menggema di ruangan kamar tidur kami.

Perlahan aku mengangkat tangannya yang memelukku, lalu aku bangun pelan pelan menuju lemari hias dimana hp ku tadi ku taruh.

Aku terkejut ketika melihat nama yang ada di layar ponselku.

"Ha.. Papa".




Bersambung.....
 
Terakhir diubah:
Luar biasa (apa biasa diluar ya ???) suhu yang satu ini....
Konsisten dgn ucapannya, salut ane ama ente hu...
:ampun::ampun::ampun:
Bener2 pengen nepatin ucapan kalo mau update daily... the best lah !!!

Thanks for update hu, jaga kesehatan biar bisa terus berkarya...

Salam semprot.
 
Bimabet
Ada sedikit typo hu kayanya..
Heheheh..
Tuh mama cinta kejam banget sampai anaknya gak dimaafin juga..
Ngapain jodoh anaknya ke orang kalau tahu cumaan pengen harta nya duh ....
Robi kayanya kagak bakal insyaf tuh orang ...
:bata:
:ampun:makasih suhu @kezia789, iya suhu itu typo... harus bu Cinta itu mah....hehehe kudu kurusin lagi nih jari2 ane hu...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd