Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 3 - I Promise

Selamat malam para suhu yang terhormat dimanapun berada. Semoga sukses dan bahagia.

Jika tidak ada aral melintang, malam ini akan update suhu..

Mohon maaf jika lama dan lambat.

Terima Kasih sebelumnya Om Balak, siap menunggu lanjutannya.
Semoga Om Balak dilancarkan RLnya dan Sehat selalu.
 
Ane hadir om ... Dah bikin kopi neh sebaskom buat nungguin apdetan om Ballak....men temen ayo merapat sambil ngopi euy?
 
Mulustrasi...


AIKO HATORANGAN



DEANDRA HATORANGAN



YETI KUSUMAWATI



NOVIA TAMARA



JESSICA



HARDIYANI PUTRI



DEBBY MARTAULI



RISKA ULIARTHA





Sambungan nya ya Gaann...

"Dan terakhir, untuk Hardiyani Putri Saiful. Om sangat senang bisa kenal sama Putri. Om berharap, Putri jangan takut dan sungkan pada Om, tante dan anak-anak om. Semua menganggap Putri sebagai saudara. Kalau Putri saat ini hanya seorang diri saja, om mengajak Putri untuk tinggal saja di sini di rumah om. Tidak perlu khawatir ya Putri, om Julian ini pun sudah menganggap almarhum ayah Putri sebagai saudara sendiri. Selain juga almarhum mempunyai jasa yang tidak kecil di dalam kisah sejarah om, juga sama istri-istri om juga. Sebelum om menikah, almarhum sudah ikut dalam aksi yang melibatkan om dan tante mu ini. Dan di depan semua.. saya juga sudah minta langsung pada almarhum sebelum beliau pergi meninggalkan kita semua, ya saya memohon agar tanggung jawab atas Putri saya ambil alih. Segala biaya dan keperluan Putri untuk study dan lainnya, akan saya tanggung. Ya Putri sekarang paham ya Putri.. "

Putri tertunduk, kedua tangan menyatu mengepal di depan dada nya. Mata nya basah dan mengalirkan air bening ke ke dia pipi nya. Badannya terguncang, isak nya jelas terdengar.

"Om.. tante.. Putri gak tau mau bilang apa. Putri seneng, lega, tapi juga takut, malu ama semua nya. Om, tante dan keluarga om sangat baik ke Putri. Putri tadinya takuut sekali hadapin semuanya, tapi setelah semua ini.. Putri... Putri.. terima kasih yang sebesar... nya.. Put.. ri.. jan.. ji.. akan ja.. di.. anakkk.. baikk.. dan berr.. gunaa.. untuk om... dan... tante.. juga buat saudara.. ku se..mu..aa... hiiks.. hikks.. huaaaa..."

Dea maju, langsung menenangkan Putri..

"Iya Putri.. tante Dea sangat senang Putri mau terima keluarga om dan tante. Dan.. Putri mau yah tinggal di sini yah.. mau yah sayang... "

Putri mengangguk halus...

"Baiklah.. aku udah utarakan semua nya. Semua yang hadir disini, akan tetap menjadi catatan sejarah dari keluarga Hatorangan. Aku sangat berharap, semoga ikatan ini akan lebih dari sekedar tugas, lebih dari sekedar teman, tapi lebih erat dan lebih kuat lagi menjaga kesatuan silaturahmi ini."

"Amiinnn..." semua meng amin kan..

"Iya, saat nya kita makan malam bersama. Kita berdoa bersama agar setelah ini kita kembali hidup normal dalam tugas dan pekerjaan kita masing-masing..."

Novi yang masih di bebat punggung nya hendak bangkit, tapi segera di tahan Putri.

"Sudah kak.. biar Putri saja.. kakak istirahat.."

"Eh.. e.. iya.. makasih ya Putri.."

Yeti pun akan segera bergegas menyajikan. Tapi segera di cegah Putra. Aiko yang masih cedera, hanya duduk. Dea pun di minta hanya duduk oleh Jessi. Sekarang, yang bergerak adalah putra-putri Hatorangan minus Novi. Stevan dan Putra juga Romi tak tinggal diam melayani para orang tua. Riki dan Doni sebagai tamu, dan ke dua ibu mereka, tersenyum lebar. Ada contoh nyata, ada bukti konkret dari anak muda yang berbudi luhur dan baik, membanggakan dan sangat layak di tiru.



~~~©©©~~~


Acara pertemuan itu berlangsung sampai menjelang malam. Mereka bersilaturahmi dan berbincang dengan santai. Menjelang tengah malam, Doni dan ibunya pamit, juga Riki dan ibunya pamit.

Doni dan Riki saling bertukar nomor hape dengan Stevan dan Novi. Mereka melepas teman mereka dan ibu nya itu cukup haru tapi dengan senyum di wajah. Pelukan karib dan akrab juga tak ketinggalan.

Selang setengah jam kemudian saat tengah malam, Wiro, Pitung dan Buta juga pamit minta diri. Anto dan keluarga juga melepas para junior sekaligus rekan kerja Anto. Ada kebanggaan para anak remaja itu pernah kenal dengan para satria gagah agen TNI.

Saat ini yang tersisa anggota keluarga dari keluarga besar Anto. Hanya Edwin yang masih tinggal di rumah itu. Hanya dia pun minta diri ingin pulang, karena sudah delapan hari tinggal di rumah Anto. tapi, tubuh nya terasa masih sangat lemah. Anto tidak mengizinkan Edwin pergi, melihat kondisi nya yang masih kepayahan. Akhirnya Edwin di izinkan istirahat tinggal di rumah itu lagi.

Edwin yang menyadari tersisa anggota keluarga semua, sebenarnya merasa jengah, itu tadi alasan utama Edwin ingin izin pulang. Tapi tidak diizinkan oleh Anto, dan Anto memperbolehkan Edwin istirahat lebih dulu.

Edwin yang memang sedang lemah, dan sadar dia beda sendiri. Akhir nya Edwin pamit istirahat. Dia masuk kamar tempat ia dirawat beberapa hari ini.

Sepeninggal Edwin, kembali semua duduk di ruangan itu.

"Stevan, Novi, bagaimana rencana sekolah kalian? papa harap setelah lewati masa kemarin, kalian papa harap sudah serius di sekolah baru kalian. Putra juga, pendaftaran Putra di sekolah swasta kemarin otomatis gagal kan karena kamu gak ikut test bukan?"

"Iya pah, aku gagal daftar karena aku tifak ikut seleksi.."

"Ya sudah, Putra gabung daftar di sekolah saudara mu yang lain saja. Nilai kamu bagus sekali kok, kamu juga pasti masuk lah.."


"Ya mah.. memang kami bertiga ini yang tiga besar secara umum sewaktu SMP sejak kelas satu. Yah kita saling bergantian saja memegang juara umum..."

"Ternyata... kakak - adik... hahaha... jagoan semua lagi..."

"Halah tante Debby, tumben muji.. aduuh.. mimpi apa nih..??"


"Emang tante gak boleh yah.. ya udah ngeledek lagi aja lah..."


"Whuuuu..." balas para remaja itu serentak

"Dasar gak tau terima kasih, di bilang hebat dan jagoan gak terima, langsung negatif ajah.. kalau di cela juga, orang di bilang galak, cerewet.. dasar ababil.."

"Gak useh yeh.. kite mah emang udah pinter dan jago dari sono nya, tan.. bawaan orok.. kite gak usah di puji juga dah paham... hahaha..."
jawab Stevan

"Yeehh... ke ge er an amat ni pada... oh iya.. jarang ada yang muji yaahh...??"

"Om Surya.. kok betah sih ama tante cerewet gini..??"
Tanya Novi sambil tahan tawa..

"What...?? kok tanya ke mas Surya.. ehh.. jangan bikin malu dong.. aduhh... kammmuu yaahh... iiiiihhh..." Debby menggeram dan menjawab dengan intonasi lambat, volume suara di kecilkan. Tapi nampak raut gemas yang teramat sangat di wajah nya atas pertanyaan Novi ke Surya. Nota bene hal ini membuat Debby malu, tapi juga penasaran atas jawaban kekasih nya tentang diri pribadi nya.

"Yah.. om kan memang senang Debby apa adanya dia. Ya kaya begini.. "

"Kaya begini gimana om..? Wah.. coba yang rada eehh... spesifik gitu om.. tuh.. (melirik ke atah Debby yang sedang memperhatikan pembicaraan Novi dan Surya)... hihihi... tante cerewet ternyata juga pengen tau... hahahaha..."

"Iiihhh... kalian itu.. awaas ntar..."


Semua tertawa melihat kelakuan tante dan keponakan ini. Termasuk Putri pun senyum lebar, tak bisa menutupi rasa geli nya. Mudah-mudahan bisa menghapus rasa sedih nya secara bertahap.

"Kalian yah, sangat bisa menggoda tante kalian. Awas lho sekarang dah ada body guard nya.. "

"Hiii.... iya yah.. seyeemm..."

"Ini lagi si abang ikut aja nyela.. huhh.."

"Oh iya... mama mau tanya nih.. kalian udah pikirkan belum cita-cita kalian apa nih..?"

"Aku pasti dan udah bulat akan jadi agen rahasia seperti papa.. itu udah aku putusin mama Aiko.."


"Yah, harapan yang baik Putra. Tapi kamu sudah minta izin sama mama mu belum..??"

"Belum sih mah..."

"So.. ?"

"Iya yah.. hemm.. mah.. Putra mohon doa restu mama ku, buat aku ingin menjadi seorang agen rahasia militer seperti papa. Aku mau mengabdikan diri ku untuk negara dan rakyat Indonesia, terutama sekali pada kebaikan dan kebenaran.."
Putra maju dan duduk di depan mama nya Yeti

"Eehh.. mama tidak akan melarang cita-cita mu nak. Malah mama bangga, kamu mau ambil bagian dalam tugas penting. Tidak banyak orang berani berkeputusan seperti kamu nak. Mama pasti restui.."

Putra maju, salim tangan mama nya dan mencium pipi mamanya, Yeti. Lalu Putra menghampiri Anto, juga men salim tangan papa nya dan memeluk Anto erat. Berturut kemudian ke Aiko dan Dea. Tak lupa dia meminta restu juga ke Tigor, dan ibu Tigor. Lalu ke Takeshi. Baru kemudian ke Rio, Riska, Surya dan Debby. Semua yang orang dewasa dia salim. Ada kebanggan nampak jelas di raut wajah Yeti.

"Kalau yang lain gimana?"

"Aku juga mau kaya papa mah. Agen juga tapi.. yah... kerja juga.. biar aku bisa juga nerusin usaha ini yang udah dirintis kakek dan di kembangkan papa dan mama kan?"

"Ya, mama setuju. Mama pikir juga kaya gitu, ternyata pikiran mu dan mama sama.."

"Iya lah.. kan anak nya..."

"Kalau Romi mau jadi TNI murni mah. Tapi kalau memang juga masuk bagian Intelligent, yah Romi ikut aja perintah komandan. Tapi, Romi tertarik juga kerja di konsulat. Yah kerja di negara asing gitu.."


"Berarti kamu masih bimbang.. gak apa.. umurmu masih muda nak.."

"Iya pah.. maaf.."

"Novi gimana?"

"Novi sebenarnya juga ingin terlibat di intelligent. Tapi Novi sadar seperti nya Novi juga tertarik jadi dokter seperti tante ku yang sangat cantik ini. Dokter cantik dan terkenal karena kecerdasannya.."

"Wait.. wait.. itu tulus atau ada mau nya?"

"Tulus kok tante Debby sayang..."

"Hahaha.. akhirnya ada juga yang ikut jejak aku.. tapi jadi dokter itu gak mudah lho.. banyak yang tumbang di tengah jalan sebelum tercapai. Ilmu kedokteran gak bisa instant, selalu di baharui, sebab ini menyangkut nyawa orang.."

"Iya sayang.. kamu harus tekun dan ulet. Tapi mama yakin putri mama pasti bisa, secara kamu yang paling getol belajar soal anatomi dan obat kan..?"

"Siap mah.. doakan ya mah.."

"Pasti sayang.. semua mendoakan kamu kok..."

"Jessi gimana?"

"Jessi udah senang di IT mah.. Akan Jessi pelajari dan tekuni terus bidang ini mah.. Jessi oudah jatuh cinta sama bidang ini.."


"Good, very very good my daughter.."

"Thank you Dad.."
K
"Kalau Putri.. Putri udah tau belum mau jadi apa nanti nya..?"

"Eehh... malu tante.. Putri gak berani berharap banyak.."

"Tidak, jangan.. Putri harus punya tujuan dan cita-cita agar Putri punya sasaran.."

"Iya sih tante.. aku putri seorang agen, ibu ku hanya seorang istri yang baik dari seorang agen. Mungkin... saat ini aku mau seperti ibu saja..."

"Hehh..??? maksud Putri... jadi istri seorang agen..?"

"Iiiya tante..."

"Wah.. wah.. wah... agen siapa yang akan beruntung ini... ada gak yah di sini..?"
canda Dea.

"Aaahhh... tante..." Putri muka nya merah karena malu..

Para lelaki remaja itu..... melongo dan terbelalak...


Situasi ini juga di tangkap oleh Anto. Sebuah senyum hadir di wajah nya. Ya, secara jujur, dia pribadi pun setuju jika harus menjadikan Putri secara utuh bagian dari keluarga besar nya. Tapi ia serahkan semua pada anak muda ini.

Hari sudah tengah malam

"Sekolah kalian gimana hai para anak muda?"

"Besok Stevan sama Putra mau ke sekolah mau daftarin Putra pah. Putra pasti lolos, nilai dia ama aku seimbang gitu kok."

"Ya betul, waktu pendaftaran semakin sempit. Jangan di tunda lagi nak. Bawa semua persyaratan yang di butuhkan. Kita harus dan wajib ikut aturan, jangan mencoba main instant dan cepat. Bukan tidak bisa, tapi papa bilang jangan. Sebab itu akan merugikan orang lain yang masuk secara jujur. Mengerti maksud papa kan?"

"Mengerti sekali pah..."

"Putri.. kamu pindah sekolah ya... kamu masuk sekolah Jessi dan Romi saja.."

"Ehh.. terserah om saja.."

"Oke, besok kita urus surat pindah dari sekolah lama Putri yah.. om bisa minta bantuan orang om yang urus. Tapi tetap prosedural, kita ikuti aturan..."

"Baik om... terima kasih banyak om.."

"Ya sama-sama. Itu sudah janji om sama almarhum ayah mu.."

"Sebenarnya ada satu hal lain yang ingin aku sampaikan... tapi.. akan aku tunda dulu beberapa saat.."

"Mengenai apa pah..?" tanya Aiko

"Mengenai teh Yeti..."

"Ooh.. " semua saling pandang..

"Papa pikir.. saat ini sudah dulu. Kalian rundingkan dulu lah yang terbaik. Ngantuk bapak, biar bapak dan mama pulang dulu lah.." Tigor paham ini sudah urusan internal keluarga anaknya. Dia tidak mau mencampuri.

"Ini udah malam sekali pak.. disini aja nginap dulu... besok pagi bisa pulang.."

"Ah, tidak lah.. pulang sajalah kami. Gimana mah..??" Tigor melirik istrinya, terlihat tatapan disana. Tapi yang dapat paham artinya, tentu istrinya, mama nya Anto.

"Iya lah pak. Pulang lah kita.. mama pun mengantuk ini.. capek kali ku rasa.."

"Iya.. nanti bapak pijit lah..."

"Huhuy... mesra nya...
" Debby menyela

"Bah.. pernah kau tau rupanya Deb, bapak mu ini tidak mesra sama mama mu? perjuangan bapak berat dapatin mama mu.."

"Iya.. iya.. tau bapak yang baik.."

"Bapak, om, lae, dik, saya juga mohon diri yah semua. Kebetulan lusa saya harus ada tugas dengan kalpolda kunker ke Makassar. Jadi besok istirahat saya satu hari sambil persiapan diri.."

"Oh.. iyo mas... mugo-mugo lancar tugas e jenengan. Hati-hati yo mas.."

"Ya udah, aku pun pulang lah yah bang, kak, om.. juga semua nih pasukan kids zaman now... yah.. "

"Ya Deb, hati-hati yah... kamu sendiri atau sama mas Surya?"

"Debby biar mas antar dek.. udah malam "

"Oke deh.. Rio sama Riska masih disini kelian kan?"

"Iya pak, besok kami baru pulang ke sunter. Lusa kami balik ke Surabaya.. "

"Iya amang, aku pun... aku sangat senang sekali menjadi bagian dari keluarga ini. Hebat, hangat, dan rendah hati. Dimana lah kucari yang kaya ini..? buat si lae.. tolong ajar-ajari kami ya lae biar bisa kami menjadi seperti keluarga si lae disini. Banyak kali pelajaran penting yang ku ambil dari kegiatan kita dalam sepuluh hari terakhir. Si lae dan si kakak lah contoh hidup buat kami.. mauliate godang di hamu, amang, inang, lae, dohot sasude hita na di son.. tabe sian au sekeluarga...(terima kasih banyak buat anda, bapak, mama, lae juga semua kita yang di sini... hormat dari saya sekeluarga)" Rio berdiri dan membungkukkan badan ke semua yang ada di ruang itu dengan sepenuh hati dan tulus. Suatu cerminan sikap yang rendah hati..


Melihat suaminya Rio maju dan mengatakan isi hatinya, Riska tersenyum lebar dan berdiri disamping suaminya menggandeng nya dan ikut memberi hormat.

Para orang tua mengangguk, Anto, Aiko, Dea senyum.

"Duduk lah lae.. resmi banget lah.."

Tak lama kemudian dua kelompok lagi pamit dan keluar dari rumah itu. Tigor dan istri juga Surya dan Debby. Pertemuan itu selesai dan kembali mereka istirahat.

Lainnya segera berpencar menuju kamar untuk istirahat.

Anto, Dea dan Aiko masuk ke kamar utama. Kamar besar, yang juga ada ruang keluarga yang terdiri satu set sofa plus meja nya.

"Mamah berdua... aku ucapkan terima kasih udah mau berjuang bersama sampai sejauh ini. Sengaja aku panggil langsung berdua, untuk mendengar langsung pendapat mama berdua. Ini mengenai teh Yeti. Menurut mama, papa musti apa? menampung nya saja atau memindahkan keluar rumah ini? aku gak mau ada yang tidak rela dan ada ganjalan di hati. Aku lebih suka bicara apa adanya aja.."

"Aku gak keberatan teh Yeti disini. Bisa jadi pengurus rumah juga saat kita bertiga di luar urus perusahaan pah. Maksud Aiko, teh Yeti aku yakin mau bantu untuk urus rumah kok. Yah ini pendapat pribadi aku, sebab anak-anak selama ini mereka memang sanggup mandiri karena kita ajarkan. Tapi tetap kadang kita kesulitan ada buat mereka senantiasa jika kebetulan beban pekerjaan di kantor sedang besar. Itu dari aku pah"

"Aku juga pah. Teteh kaya nya bisa buat urus keperluan rumah, juga jadi orang tua buat para anak muda saat kita tidak di rumah. Teteh juga pintar masak, bisa
buat bantu juga mengatur para ART kita."


"Gitu yah.. ya aku juga setuju jika begitu. Namun, status nya teh Yeti disini bagaimana? aku nurut apa kata kalian saja.."

"Yah, Dea ikut kata kak Aiko deh. Aiko kan yang pertama.."

"Iya.. Aiko tau kok... suami ku... aku paham kok.. kasihan Putra tanpa status itu. Kamu boleh nikah ama teh Yeti. Dia sudah terbukti, mencintai papa sangat dalam dan tidak mau membuat papa susah atas apa yang sudah terjadi pada dirinya. Dia tidak mau mengambil kesempatan. Malah menghindari. Itu tandanya dia mencintai papa sangat tulus tanpa pamrih. Aku berpendapat, papa bisa menikahi kalo memang papa mau dan teh Yeti nya juga setuju. Ini bukan mengenai hawa nafsu lagi, tapi lebih ke rasa tanggung jawab. Kalo nafsu-nafsu an udah lewat lah.. asal adil.. aku gak masalah.."

"Aku juga cuma bisa bilang, papa bisa kok menanggung teh Yeti. Memang teh Yeti itu kakak angkat aku, tapi ini masalah hati dan tanggung jawab. Aku hanya berharap papa gak tertekan dan teteh ikhlas. Ya sudah.. kalo iri atau cemburu.. aku sampe sekarang gak kok. Asal papa bisa menempatkan dengan adil dan baik. Bisa hidup dan menjalaninya sampai detik ini pun, aku udah sangat bersyukur."


"Apa ada baik nya kita panggil teh Yeti aja sekarang mah?"

"Ya bisa juga pah.. biar semua plong. Atau papa perlu waktu lagi mendekati teh Yeti pun, itu aku rasa perlu. Sebab, papa belasan tahun tidak ketemu, dan hati nya teteh juga mungkin papa belum tau betul. Tapi bukan pacaran yah.. yah sekedar memantapkan hati aja pah.." jelas Aiko

"Kalo gitu biar aku panggil teteh yah.."

Kemudian Dea keluar kamar.

Aiko dan Anto tetap menunggu sambil menikmati segelas teh jahe hangat.

Selang lima menit kemudian, Dea kembali dan di belakang nya diikuti oleh Yeti.

"Masuk teh.. kita bicara sebentar yah.."

Yeti masuk dan duduk di sebelah Dea di sofa panjang. Anto di sofa tunggal dan Aiko juga di sofa tunggal satu lagi.

Yeti sudah mengganti bajunya dengan baju tidur dan rambut di gerai dan tampak habis cuci muka dan sudah sudah bersiap tidur tampak nya. Sisa kecantikan masa mudanya masih jelas terlihat. Kulit putih, tubuh proporsional tidak ada timbunan lemak yang menonjol. Usia sudah hampir pertengahan kepala empat tapi tetap masih cantik. Terlepas dari teh Yeti memang menjaga tubuh nya, dia juga sudah mempunyai nya secara bawaan.

Yeti diam menunduk, menunggu. Tampak raut grogi di wajah nya.

"Teh, kita bertiga tadi membahas mengenai... eh.. mengenai teteh. Maksud nya biar status teteh terlebih Putra jadi jelas. Aku tadi sudah mengutarakan maksud dan meminta masukan pada Aiko dan Dea. Yah.. aku bermaksud menikahi teteh secara resmi. Menjadi istri ku yang ke tiga. Tapi aku gak mau memaksa, aku hanya mengutarakan maksud ku sebagai tanda... tanda tanggung jawab. Aku pikir biar Aiko dan Dea langsung saja yang bilang ke teteh bagaimana pendapat mereka soal hal ini.."

"Aiko setuju kok teh, asal teteh juga mau.."

"Dea pun sama teteh. Dea seneng malah bisa seterusnya barengan lagi ama teteh. Sebagai kakak juga sebagai madu aku. Tapi aku seneng, rela kok.. teteh mau punya anak lagi juga nanti dari papah, aku seneng malah.."


Yeti melongo. Menatap bergantian. Aiko, Dea dan Anto. Dia seakan tidak percaya.

Bagaimana bisa seperti ini. Dia menganggap di tampung saja di rumah ini sudah bersyukur luar biasa. Apalagi sekarang, malah ingin di jadikan anggota keluarga resmi inti. Hah.. sedikitpun tidak berani dia pikirkan sebelumnya.

Senyap beberapa menit. Mata Yeti memerah, lembab, dan... akhirnya mengalir setetes demi seteres air bening turun dari ke dua matanya yang putih bersih.. sampai saat ini, Yeti belum berucap satu patah kata pun lagi.. dia hanya menatap mata ketiga orang di depannya. Mencari penegasan dan kebenaran disana.

Yeti menemukan hanya ada ke ikhlasan dan rasa sayang yang terpancar di tiga pasang mata lawan bicara nya. Tidak ada tatapan marah, benci, pura-pura maupun licik. Ke tiganya memancarkan pandangan rasa sayang pada dirinya. Ini yang membuat Yeti tidak tahan untuk tidak menangis. Menangis bahagia, menangis lega dan sukacita.

Harus dia akui, dia memang mencintai lelaki yang bernama Julian Raja Hatorangan sejak 16 tahun lalu di cibadak. Dia sungguh menyukai nya, secara pribadinya, sikap dan fisik nya. Yeti saat ini pun walau tidak muda lagi, tapi hasrat nya masih sama seperti 16 tahun lalu pada lelakk ini. Apalagi disaat ini, dia sudah beberapa waktu berkumpul dalam satu rumah. Diam-diam Yeti pun memperhatikan dan mengamati. Dan tidak bisa dia tolak, hatinya masih sama seperti dulu, mencintai dengan tulus pada lelaki ini.

Saat ini kesempatan untuk memiliki lelaki yang dia cintai terbuka lebar, walaupun tidak memiliki sendiri, harus berbagi dengan dua yang lain. Tapi.. dengan diberi kesempatan bisa mencurahkan rasa cinta pada yang kita cintai, adalah sesuatu kebahagiaan yang tak terhingga. Ini yang membuat Yeti menangis, tak tahan membendung rasa bahagianya..

"Aku... aku... sangat bahagia.. ini.. sungguhan kan? "

"Iya teh, sungguhan.. tidak ada yang salah.."
 
Terakhir diubah:
Suhu... nubie ada tambahin sedikit update yang atas, agar muat dengan yang ini.. maaf ya suhu..



Mulustrasi...


AIKO HATORANGAN



DEANDRA HATORANGAN



YETI KUSUMAWATI



NOVIA TAMARA



JESSICA



HARDIYANI PUTRI



RISKA ULIARTHA




"Teteh mau kan? setuju?"

"Iii.. ya... mmau... setu.. ju.."

"Baiklah kalau begitu.. mulai besok di persiapkan yah semua nya. Yah bulan depan kita bisa laksanakan.."

"Iya pah.. gak apa-apa. Biar aku sembuh dulu pah, jadi aku bisa ikut juga.. sekarang kan, mau duduk lama pun sudah sakit jahitan nya..."

"Kak Aiko, kakak istirahat lah kak. Biar cepat sembuh. Dan bisa melaksanakan tugas lagi kak. Sementara biar urusan anak-anak juga perusahaan aku dan Anto yang urus..."

"Iya lah, termasuk juga untuk jatah si papah yah.. mama Dea dulu yang kasih
Kalo bulan depan, kaya nya mama Yeti juga harus kasih jatah juga nih.. hihihi.."

"Ah.. kalian mah.. itu sih pasti. Kalau udah halal sih..."


"Ya udah, bicara kita udah selesai.. kita bisa istirahat sekarang. Udah lewat tengah malam ini. Untung besok hari minggu, kita masih libur.."

"Ya pah.. mamah keluar dulu, ke kamar mamah. Papa ama mama Dea kan.. mama belum bisa nih layanin papa.."

"Iya, aku disini sama Dea.."

"Ayo teh kita keluar.. pah..." Aiko berdiri dan salim pada Anto. Tiba-tiba Yeti juga berdiri dan mengulurkan tangan kanan nya, Anto memberikan tangan kanan nya, Yeti memegang tangan Anto lalu mencium juga buku tangan kanan Anto tanda hormat. Iya... Yeti sudah menerima pinangan Anto tadi, dan saat ini Yeti merasa harus sudah tunduk pada calon suaminya, pada calon imam nya itu..

"Mas.. aku keluar dulu, assalamualaikum"

"Iya.. wa'alaikumsalam.."

Saat itu di kamar tinggal Anto dan Dea. Dea mengunci pintu kamar setelah Aiko dan Yeti keluar.

Dea yang mengenakan dress bunga tipis dan celana rok krem. Langsung menuju suaminya yang sudah bebersih muka dan juga menuju tempat tidur. Nampak suatu kerinduan yang terpendam tampak di ke dua mata insan ini.

Sepuluh hari yang sangat berat, bertaruh air mata dan nyawa. Baru saat ini mereka bisa bersama lagi. Dan kondisi ini membuat ke dua nya sudah di mabuk asmara dan gairah yang meledak-ledak.

Dea langsung membuka dress nya, dalam nya dia memakai kemben putih. Anto langsung menerkam Dea dan menjatuhkannya ke kasur yang memakai sprei hijau dengan corak rumput. Jadi, seolah mereka seperti bercinta di atas hamparan rerumputan.



Anto mencumbu istri nya menciumi leher, tengkuk dan seluruh wajah Dea. Dea mengerang dan mendengus, nafas nya memburu. Dia remas kepala Anto dengan gemas.



Uugghh... hhuusshh... hhaassshh...

oooggghh... oogghh... aaasshh....

Nafsu ke dua nya makin lama makin menggebu. Nafas makin memburu. Kedua nya bersamaan bangkit dan mundur dari tempat tidur. Dea tergesa membuka kemben nya. Juga membuka celana rok kainnya. Anto pun tak mau ketinggalan, dia lepas semu pakaian yang ada di tubuh nya.

Dea yang sudah telanjang menggoda Anto dengan pura-pura membelakangi Anto.



Kemudian Dea mengikat rambutnya dan pelan membalikkan tubuhnya, dan dengan nakal mengelus lembut seluruh tubuh nya. Anto mendengus, lalu juga menggantikan tangan Dea mengelus dan meremas habis tubuh montok itu. Susu bulat montok dengan puting merah sangat montok.



Lalu Dea menggapai baju tidur you can see tipis, tanpa bra juga celana pendek putih tipis hanya sepaha, juga tanpa celana dalam. Dea menggoda suaminya dengan mengajaknya ke atas meja kerja. Dea duduk di atas meja itu.

Anto paham, Dea ingin bercinta di atas meja. Ia ingin mengikuti fantasy Dea, bercinta dengan suasana kantor hanya pakaian nya baju rumah. Anto juga mengenakan kaos tipis tanpa celana. Segera menerkam Dea yang sudah terlentang di meja.

Segera Anto menciumi sekujur muka dan leher. Lalu lambat laun turun ke dada dan terus ke perut.

Tak lama Anto langsung membuka celana Dea dan melemparnya. Dan.. Anto mulai menjilati lubang basah mungil di selangkangan Dea. Dan...

srruuphh.. slurrpphh...

aahhgg... oohhh... paaahh...



Anto masuk diantara kedua kaki Dea. Melorotkan celana itu, langsung mencium bibir Dea dengan ganas nya. Dan dengan segera mengarahkan penis nya ke vagina Dea yang telah basah dan siap.




Dea menggeliat kenikmatan. Batang itu masuk penuh lubang nikmat nya.

Anto mulai memompa pinggul nya menyodok lubang hangat itu..

plokk.. plokk.. plokk.. plokk.. plokk..

plokk.. plokk.. plok.. plokk.. plookk...

clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb..

cleeeebbb... brrrtt...

aaagghh... aahh.. ahh..

terusshh.. pah.. te.. ruusss.. terusss..

sodokan cepat dan kuat, di kombinasi dengan sodokan dalam sampai kandas. Tubuh Dea bergetar kuat, nikmat yang luar biasa dia rasakan.

Oohh... aaiiihhh... hheeeeaaahhh... oohh..

mentokkhh.. daleeemm... aaahh... ooohh..

Mata Dea terpejam erat tapi tangan nya menarik pinggul Anto agar tambah masuk dan bersatu.

Anto juga tak mau kalah, dia remas dada Dea. Dada setelapak tangan itu, sangat kenyal dan padat. Puting yang sudah mengeras siap untuk di service dengan sangat baik.



Anto segera menciumi puncak bukit putih mulus itu. Bukit yang putih laksana pualam tanpa cela. Lidah nya menari lembut dan lincah. Hangat dan menggairahkan Anto.

Lalu dia mencucup puncak bukit itu, puting keras karena rangsangan maksimal, sungguh menghanyutkan dirinya.



Sementara itu kelamin mereka tetap berpacu, mengayun gencar mengejar pelepasan yang sangat menggairahkan dan membawa kenikmatan yang amat sangat.

crruupp... cruupphh.. sroott.. srroott..

clopp.. clopp.. sseerrt... serrr... srroott..

terasa ada yang mengalir keluar dari puncak bukit mulus itu. Awalnya sedikit, tapi lambat laun makin deras.. hangat.. manis dan membuat yang merasakannya mendapat kan gairah yang luar biasa..

Gerakan mereka makin gencar, makin cepat. Anto meremas susu itu, memutar mutar nya ke kanan ke kiri. Menjepit puting itu dengan jari tengah dan jempol nya, lalu sesekali menarik puting itu, dan keluar cairan putih hangat itu.

Satu jam kedua insan ini terus memacu. Nafas gencar memburu.. jeritan kecil terdengar setiap kelamin itu saling beradu sangat erat se erat-erat nya..

Lalu ia merubah posisi. Menjadi doggy style. Anto menusuk penis nya dari belakang Dea. Tangan nya maju memerah susu keras dan montok itu.. Jerit kenikmatan dan gairah saling bersahutan..



Di mulai dengan tusukan lembut. Tusukan Anto dari belakang mengayuh lambat, tidak buru-buru. Dea menikmati sambil tersenyum puas sambil sesekali melirik suaminya melalui cermin di lemari depan mereka. Mesra dan sangat intim.

Selang setengah jam, gerakan mereka makin lama makin cepat. Dea terbelalak dan kepala terlempar-lempar ke belakang. Dan menggeleng menikmati kenikmatan yang amat sangat.

Dan, berusaha mengejar puncak dari pacuan gairah ini. Makin cepat, cepat... sangaaat cepat..

Hingga...

aaaiiiihhh... aaaeehhh... ooouuggghh...

aaaahhhh... aaaahhh.... aaaaahhhh....

paapaahhh... ppaapaaahhh... paaaahh...

Dea mendapat orgasme nya yang dashyat.. ia menangis.. mengerang..

Segera Anto mencabut penis nya.

Membiarkan Dea menikmati lebih dulu orgasme nya..

Selang dua menit, Anto membopong tubuh Dea. Membawa ke tempat tidur satu nya, yang ada tidak jauh dari spring bed besar.

Spring bed lebih kecil dan dilapisi sprei putih.

Lalu Dea bangkit, dan melepas semua pakaian yang menempel di tuhuh nya. Anto juga demikian. Saat ini, ke duanya sudah total bugil.

Anto dan Dea bergumul panas lagi. Mulut saling beradu, bercumbu dan menyedot satu sama lain. Berguling saling bergantian dan saling tindih. Tanpa lelah, tanpa jeda. Lalu Dea membelakangi Anto tangan kanan nya menggenggam batang hangat itu. Meremas nya dan mengocok nya. Keluar cairan pre cum dari lubang di ujung batang gagah itu..

Lalu Anto mengosok kan batang itu ke mulut lubang yang merekah merah itu. Mengesek-gesek ke atas ke bawah, mengenai butir merah basah di bagian atas mulut lubang itu.

pppaaahh... ppaahhh... aduuhhh... aahh..

ayoo... mamaahh.. gak.. taa.. haannn...

maasssuukkk... aayyooo... aaayyooo....

Dea segera menangkap leher batang itu, dan menempatkan kepala laksana bertopi baja itu di pintu lubang vagina basah nya.

Anto mendorong perlahan batang gagah iti, menembus masuk ke lubang sempit nan hangat. Kemudian Anto bergeser ke belakang Dea, sebelah kaki, kaki kanan nya di tarik ke atas dan di taruh di dada Dea.



Lalu Anto mulai mengayuh lagi, mengocok lagi, mengejar puncak kenikmatan yang dia tuju. Anto yang belum keluar, kembali menggenjot dengan gagah sambil meremas susu payudara Dea. Dea melengkung kepala nya ke belakang, memekik kecil, merasakan kenikmatan yang tiada tara nya.

Keringat mengucur deras membasahi tubuh ke dua orang itu, tampak licin dan nafas menderu cepat.

eeegghh... eehggh.. eegghh... hoohh...

iihh.. iihh.. aaggh.. eegghh.. hiiiiiihhhh...

mama.. kamu... cantiikkk.. se.. ka..liii...

papah.. sanggattt.. nikkmaatt... oohh...


paaahhhh... ppaahhh... aaahhh... aaiihh..

mama gakkk.. ta.. han... menn.. tokk..

iihh.. terraa.. saa.. di.. ra.. himmm... kuh..

oohh.. menabraakk.. oohh... penuuhh...

hooohhh... ga.. teell... nyaa.. hill.. aangg..

Kocokan dan goyangan pinggul Anto makin gencar.

Kembali kaki kanan Dea di buka lagi, Anto saat ini full ada di atas Dea. Anto tegakkan badan nya, dia tarik kedua tangan dea ke arah nya yang masih berbaring. Anto siap untuk menuntaskan persenggamaan ini.

Anto mengoyang cepat, mengocok cepat. Hampir satu jam, hubungan senggama ini terjadi. Keluar masuk nya batang itu terlihat mengkilap di lubang vagina Dea. Dea yang sudah banjir, mengakibatkan cairan nya menetes keluar dan menciptakan suara yang sangat menggairahkan..

cropp.. cropp.. cropp.. crop.. crop.. crop..

clok.. clok.. clokh.. clokh.. clok.. clok..

aagghh.. eehhhh... eeaahh..

crop.. crop.. crop.. cropp.. cropp.. crop..

maahh... akuu... mau.. kee.. luu.. aarr..

saammaaannn... paahh... oohhhh...

maahhh... terrimmaaa....aakuuuuu..

croott... crroott.. croott.. croott... croot..

creett.. creett.. creett.. crett... creett...

Sepuluh kali tembakan sperma hangat Anto, menyembur deras memenuhi rongga vagina sampai pintu rahim Dea..

Akibat itu.. Dea mengejang, matanya memutih.. dan tangan nya mencakar lengan Anto seraya berteriak keras..

aaahhh.... aaaaahhh.. aaaahhhh....

ooohhhh... ooohhh... ooooooohhhhh...

Anto tersungkur lemas di atas dada montok dan mengkilap Dea. Dea memeluk leher Anto dan menarik nya ke tubuhnya. Dea membenamkan wajahnya di dalam dada suami nya itu. Nafas memburu deras laksana habis lari secepat-cepatnya..

Selang satu menit, dua menit, baru nafas mulai mengendur, melemah, dan akhirnya normal.

Kedua nya masih berpelukan, seakan tidak rela lepas. Selangkangan mereka masih bersatu dengan sangat erat nya..




Lalu kedua nya tertidur tanpa di sadari. Dan baru tersadar sudah subuh. Dan posisi masih bersatu. Sungguh indah dan mesra.

Anto terbangun.. Dea terbangun..

Kedua nya tersenyum.. Anto mengelus kepala Dea.. iya... pancaran rasa cinta dan sayang sangat besar, mengalahkan rasa nafsu dan gairah liar nya.

Rasa saling memberi saling memuaskan satu sama lain. Sungguh membuat hati ke dua nya hangat penuh kepuasan. Kepuasan jiwa, raga dan atas nafsu mereka berdua. Mereka sungguh menyadari, cinta yang ada di diri mereka, tetap kuat. Walau melewati banyak tantangan, waktu dan kondisi. Sungguh tidak mudah menjaga hubungan ini selama 16 tahun. Mengalami pasang surut dan naik turun.

Tapi....

Saat ini, akan memasuki suatu tahapan baru.. yaitu..

akan masuk satu lagi diantara mereka bertiga yang telah melalui selama 16 tahun. Yaitu Yeti Kusumawati.

Akan menjadi juga bagian dari hati, jiwa juga tentu bagian dari tubuh mereka. Nantinya, mereka tidak lagi bertiga, tapi berempat. Yang akan bersatu, menyatu, satu tubuh, satu jiwa, dan satu tujuan. Yaitu keluarga Julian Raja Hatorangan.

Akhirnya mereka berpisah. Di akhiri dengan kecupan lembut dan lama dari Anto ke kening Dea.

Dea menutup mata nya dan merasakan aliran cinta tulus dari sang pangeran hati.

"Makasih ya sayang.. sudah mengizinkan aku melaksanakan tanggung jawabku pada mu. Juga merestui aku untuk menikahi Yeti sebagai bentuk tanggung jawab penebusan salah masa lalu ku. Aku janji, cinta ku pada mu, juga anak-anak tidak akan berkurang secuil pun.. aku janji mamah sayang.."

"Iya sayang aku restui.. aku percaya pada mu, pangeran, dan pemimpin ku.."

Lalu mereka bangkit dan berbenah. Siap melaksanakan kewajiban nya.

Pagi ini rencana nya Anto ingin mengajak anak-anak nya dan istri nya berkumpul di hall. Rencana nya ingin berlatih rutin sebagai mana biasa nya mereka lakukan.

Ini adalah kumpul pertama mereka setelah 10 hari, lewat dari kejadian perang itu.

Anto, Dea, Takeshi, Aiko, Putra, Stevan, Novi, Romi, Jessi, Putri, Edwin juga Yeti berkumpul di gedung hall.

Tak lama kemudian Riska dan Rio menyusul.

Setelah semua berkumpul, membentuk lingkaran yang tidak teratur. Anto maju..

"Terima kasih semua sudah berkumpul disini. Pagi ini, tadinya papa ingin kita latihan. Tapi setelah papa pikir lagi, ada hal lebih penting yang akan papa sampaikan sekarang."

Semua menyimak dengan serius apa yang akan di sampaikan oleh papa mereka, oleh Anto.

"Papa tadi malam sudah bicara dengan mama Aiko, dengan mama Dea dan dengan Yeti. Buat papa Takeshi, dan adikku dan iparku, aku juga mau sampaikan hal ini." Anto menarik nafas dan mencoba menenangkan nafas nya. Seperti nya hal ini jauh lebih berat dari yang dia kira.

Aiko, Dea dan Yeti yang sudah paham maksud suami nya Anto, menampakkan mimik berbeda. Aiko dan Dea tersenyum, sedang Yeti, menunduk tegang.

"Saya.. sudah memutuskan... agar saya bisa menepati janji dan mempertanggung jawabkan perbuatan saya, juga memberi kepastian status pada Putra... tadi malam ... ya tadi malam di kamar di saksikan Aiko dan Dea... ahh... aku.. Anto.. papah.. melamar... Yeti menjadi istri saya yang ke tiga... dan.. Yeti.. menerima... hahh..." Anto melepaskan nafas panjang setelah pengumuman itu dia utarakan..

Hening... senyap... sepi..

Tampak wajah melongo, ternga nga di wajah semua yang ada di sana.. semua terkejut, tak ada yang menyangka..

"Sungguhan.... pah...??" tanya Stevan..

Anto mengangguk...

HOREEEEE...

HOREEEEE...


Tepuk tangan dari Aiko, Dea, Stevan, Romi dan Jessi. Putra sujud syukur.. mengucapkan rasa syukur dan terima kasih nya pada YANG KUASA.

"Selamat ya pah... selamat ya mama Yeti.. Stevan senang bangeeett... hahaha.."

"Hahaha.... Romi setuju.. Romi setuju.."

"Waaahhh.. Jessi akan dapat mama baru nih.. mama Yeti.. Jessi seneng, mama Yeti baik banget... selamat ya mah..."
Jessi yang terdekat dengan Yeti segera memeluk Yeti. Yeti balas memeluk erat sambil menangis haru..

Lalu Takeshi maju, menepuk bahu Anto dan memeluk nya erat. Senyum terpancar di wajah nya. Lalu melepas nya, Anto segera mengambil tangan kanan Takeshi dan mencium punggung tangan nya.

Lalu berturut-turut.. Rio, Riska, Edwin dan Putri maju menyalami Anto dan Yeti. Disambung lagi oleh Aiko dan Dea yang memeluk Yeti dan mencium pipi nya.

Terakhir para anak-anak maju. Di mulai oleh Stevan.. mencium tangan papa nya, memeluk nya dengan erat, kemudian mencium tangan Yeti.

Disusul Putra, dia dengan berlinang air mata, mencium tangan Anto lama, khidmat.. Anto sampai mengelus bahunya. Lalu Putra memeluk Anto sangat erat dan terisak sangat jelas. Anto memeluk Putranya itu dan membiarkannya menumpahkan emosi dan kebahagiaannya. Setelah puas, ia menuju mama nya. Putra cium tangan mama nya sambil menunduk setinggi perut mama nya, mamanya mengelus punggung Putra dengan penuh rasa kasih. Mata Yeti pun sudah mengucur cairan bening di kedua bola matanya. Putra bangun, dan mencium pipi mamanya kiri dan kanan. Lalu bergerak mundur..

Novi maju menyalim papa nya, wajah nya tersenyum cerah.. lalu menuju Yeti. Dia salim Yeti lalu mencium pipi kiri kanan. Novi memang sejak tadi tidak mengucapkan rasa emosinya secara nyata. Tapi bukan artinya ia menolak, ia juga setuju, hanya kondisi tubuh nya belum kuat, sehingga ia menahan diri untuk euforia berlebih. Tapi dibalik itu semua, Novi pun setuju. Walau awal nya dia merasa aneh dan agak janggal. Dia yang awal nya menyukai Putra sebagai seorang lelaki untuk nya, tentu menganggap ibu lelaki itu adalah calon mertua nya kelak. Tapi... apa daya, ternyata semua berubah.. lelaki yang dia cinta adalah kakak kandung nya, dan ibu dari kakak nya itu juga malah akan menjadi ibu nya juga secara hukum. Mengingat hal ini, Novi termenung dan cukup terkejut. Tapi lambat laun, hal ini akan menjadi biasa untuk nya.

Romi maju juga menyalim papa nya lalu menyalim calon mama barunya. Tawa terus ada di wajah nya.

Jessi maju melompat dan memeluk papa nya. Dia memang anak termuda dan yang masih manja pada papa nya. Lalu menyalim papa nya. Kemudian dengan keceriaan khas anak tanggung, dia melompat ke Yeti dan memeluk pinggang nya. Laksana sudah tak ada jarak. Memang sejak Jessi ditinggal di rumah di ruang Puskom sejak operasi pembebasan mama dan kakak nya mulai dari Andi Lau dan gembong nya yang diteruskan perang dengan petugas BC, Jessi dan Yeti saling membantu mengawasi dan menjalankan Puskom. Sampai pada perang dengan TRIAD pun, peran mereka ber dua sebagai team telah menciptakan kedekatan buat mereka. Yeti pun sudah sangat sayang pada Jessi. Sudah menganggap Jessi putri kandung nya sendiri. Jessi setelah memeluk pinggang Yeti, lalu menyalim tangan nya. Dan.. tetap memegangi dan menggandeng tangan Yeti..

Semua tersenyum.. samua memancarkan wajah kelegaan yang amat sangat.

Iya.. satu fase dalam hidup mereka telah di lewati. Mereka siap menempuh hari esok dengan senyum dan kebahagiaan..


TAMAT


Mohon kritik dan sarannya.
Maaf update chapter dua tadi terus terkendala jadi lama..

Inilah yang bisa nubie persembahkan kali ini.

Berikutnya akan ada Epilog.. menentukan arah cerita ini ke depannya.

Akhir kata..

Selamat berbahagia..
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd