Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Gerhana Merah

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Part12
unexpected problems



Gerhana Abrisyam


Bulan Anastasya


Aulia


Selepas keluar dari ruang ujian, semua murid langsung berteriak gembira menanggapi ujian nasional akhirnya sudah berakhir penderitaan mereka selama 3 tahun ini tinggal menunggu hasilnya saja.
Itu berarti mereka semua akan belajar dirumah sampai batas waktu hasil nilai ujian diputuskan.

Terlihat sepasang laki-laki dan perempuan bergandengan tangan menyusuri lorong sekolah yang mulai sepi, karena semua murid sudah banyak yang pulang. tetapi tidak untuk Gerhana dan Bulan. Mereka masih betah berlama-lama disekolah, sambil sesekali mengingat kenangan yang sebentar lagi akan berakhir ini.

“Habis ini kita mau kemana Bulan?” Tanya Gerhana

“Belii.. Es krim ditaman” Jawab riang Bulan sambil menarik tangan Gerhana meninggalkan area sekolah.

Gerhana yang ditarik tangannya oleh Bulan hanya bisa tersenyum menikmati moment ini

Sesampainnya di Taman

Gerhana dan Bulan mencari keberadaan penjual Es krim keliling yang biasanya mangkal di taman ini. Tapi yang dicari tidak ketemu, sepertinya penjual Es krim itu sedang libur berjualan. Seketika itu muka Bulan yang tadinya cerah sekarang bagaikan awan mendung yang gelap.

Gerhana yang melihat muka Bulan yang cemberut, rasanya dia ingin tertawa tapi dia tahan sekuat tenaga. Muka Bulan yang cemberut ditambah dengan bibir yang dikerucut layaknya bebek membuat dia sangat menggemaskan.

“Yah.. Penjual es krimnya gak ada, kita main ayunan aja ya Bulan” Ucap Gerhana berinisiatif

“Gak mau...” lalu sedetik kemudian Bulan menangis
“Hiks..hiks... Padahal Bulan pingin makan es krim tapi penjualnya gak ada”

Gerhana yang bingung melihat Bulan menangis, jadi ikut panik sendiri dibuatnya.

"Kita beli es krim di supermarket aja ya" Tawar Gerhana yang sudah bingung

"Gamauu.. Aku suka nya es krim yang biasanya" Tolak Bulan tersedu-sedu

“Aduhh.. Ini penjual es krimnya kemana sih” Batin Gerhana

Dari arah kejauhan terlihat seorang bapak-bapak penjual es krim sedang mengayukan sepedanya. Dia berhenti didekat persimpangan jalan taman tempatnya biasa berjualan es krim.

Gerhana yang melihat itu langsung tersenyum lega.

“Bulan, aku pergi sebentar ya. Kamu jangan nangis lagi” Ucap Gerhana cepat lalu berlari menjauh

Bulan yang ditinggal Gerhana semakin ngambek dibuatnya
“Hiks...hiks... Gerhana.. jahat.. Bulan malah ditinggal... Hikss..”

Bulan lalu berjalan ke arah ayunan sambil tetap cemberut, di duduk diayunan tersebut sambil menutupi mukannya yang sedang menangis.

Di lain tempat Gerhana sedang berbincang kepada penjual es krim untuk membeli es krimnya.

“Pak, es krim coklatnya satu ya..”Ucap Gerhana kepada penjual es krim

“Ohh.. Nak Gerhana, sebentar bapak ambilkan es krim nya dulu.”

Lalu bapak penjual es krim tersebut langsung menyodorkan es krim rasa coklat kepada Gerhana.

“Ini pak uang nya” Ujar Gerhana sambil memberikan uang ke penjual es krim

“Gak usah, itu es krim nya bapak kasih gratis. Itung-itung sebagai sedekah bapak buat hari ini. Doain aja semoga dagangan bapak cepat habis hari ini”

“Wah makasih pak. Gerhana doain biar dagangan bapak cepat habis.”

Setelah itu Gerhana kembali menemui Bulan yang sedang menangis sambil kedua tangannya menutupi mukannya. Gerhana jadi merasa tidak tega melihat Bulan seperti itu. Dia cepat-cepat langsung mendekati Bulan sambil membawa es krim coklat ditangannya.

“Jangan nangis lagi, ini udah aku beliin es krim coklat kesukaan kamu princes” Kata Gerhana

Bulan yang mendengar suara Gerhana langsung berhenti menangis dan melihat siapa yang ada didepannya. Gerhana membawa es krim coklat kesukaannya. Bulan kira Gerhana meninggalkannya karena dia mulai bosan melihat tangisannya ternyata Gerhana membelikan sebuah es krim.
"Bugh..."
Bulan berdiri dan langsung meloncat untuk memeluk erat Gerhana.

“Aku kira kamu ninggalin aku.. Hiks hiks...”Kata Bulan sambil terus menangis

“Gak mungkin aku ninggalin kamu Bulan. Kan kamu pingin es krim, nih.. Es krimnya udah aku beliin. Jadi jangan nangis lagi ya” Ujar Gerhana sambil tangan kirinya mengelus rambut Bulan

Bulan jadi semakin nangis sejadi-jadinya didalam pelukan Gerhana hingga membuat seragam sekolahnya basah oleh air mata . Perasaan bersalah yang menyelimuti Bulan kembali hadir lagi, Sebentar lagi dia dan Gerhana mungkin bakal berpisah dan tak akan bertemu lagi. Bulan takut menyakiti perasaan Gerhana jika waktu itu tiba.

“Yah kok malah nangis lagi sih. Kasihan kan jadinya es krimnya entar malah cair” Ucap Gerhana

Setelah itu Bulan berhenti menangis dan mengambil es krim coklat dari genggaman Gerhana. Mereka menghabiskan waktu ditaman sambil tertawa dan bercanda gurau hingga waktu memisahkan mereka berdua ke rumah masing-masing


Pov Gerhana

“Akhirnya sampek juga, huft... Capeknya” Keluhku

Aku pun melepas semua seragam sekolahku dan lekas pergi mandi untuk menghilangkan gerahku. Selepas mandi aku seperti biasa langsung menuju meja makan dan memakan masakan ibuku... Ya walaupun lauknya seadannya tapi aku tetep bersyukur masih bisa diberi kenikmatan.

Setelah habis makan aku langsung istirahat dikamar untuk tidur. Rasanya mata ini sudah sangat ngantuk padahal waktu masih pukul 2 siang. Ku rebahkan badanku dikasur lalu ku pejamkan mataku hingga semuannya gelap.

Di kegelapan itu aku melihat sesosok wanita sedang berlari-lari dikejar oleh seorang pria. Wanita itu sangat ketakutan hingga tiba-tiba saat dia lari wanita itu terjatuh, kesempatan itu langsung dipergunakan oleh si pria dan langsung menampar pipi si perempuan keras-keras. Aku yang melihat kejadian itu sungguh sangat marah, cepat-cepat aku berlari ke arah perempuan itu untuk menolongnya. Semakin lama semakin mendekati perempuan itu aku seperti mengenalnya. Aku perihatin dengan tampilannya rambut acak-acak'an, baju banyak yang sobek dan satu lagi wajahnya yang memar akan tamparan.

“Tante Billa...!!” ucapku keras hingga membuat kedua orang itu menoleh kepadaku.

Tatapan mata tante Billa saat melihatku sungguh sangat menyayat hatiku entah kenapa. Rasanya aku seperti harus melindunginya dari bahaya yang mengancamnya. Ku lihat pria yang berdiri dihadapan tante Billa kini beralih melihatku tajam sepertinya dia marah kepadaku karena mengganggu acaranya mungkin.

Pria itu lalu berjalan ke arahku. Ku ambil ancang-ancang untuk menghadapinnya. Dia melayangkan pukulan nya dan...
"Krakk..."
Terdengar cukup keras suara tulang beradu. Ya pukulan tanganku dengan pukulan tangannya beradu hingga membuat tulang jarinya retak.

“Arrgghh... Sialan tanganku...” jerit pria itu karena merasakan tulang tangannya retak.

Walaupun badanku kecil apalagi tanganku tapi latihan silatku begitu keras diusia muda. Hingga aku pernah menghancurkan 3 balok batu bata dalam satu pukulan saja.

Aku yang melihat pria itu memegangi tangannya yang terluka langsung ku hampiri dia. Orang itu yang aku dekati sepertinya sama marah seperti ku akibat tangannya ku buat kesakitan.

Sekali lagi dia melayangkan pukulan tapi tidak dengan tangan kanannya melainkan menggunakan tangan kiri
"Tapp..."
Pukulannya ku tahan dan...
"Brakkk...
Ku pukul perut pria tersebut hingga dia terjatuh ke lantai. Dia langsung memegangi perutnya yang kesakitan.

Setelah melihat orang itu tak berdaya, lalu pandnganku ku alihkan ke tante Billa yang masih terus menangis karena ketakutan.

“Tante Billa jangan nangis lagi ya. Orang jahatnya udah gak berani ganggu tante lagi” ucapku menenangkan tante Billa

Tante Billa langsung memelukku sambil berteriak "Tolong tante, Gerhana!! Tolong.....!!!"

Bukk...
"Aduhh..." pekikku kesakitan saat kepalaku membentur lantai

Sambil ku usap kepalaku yang sakit lalu ku lihat sekelilingku, bukannya ini dikamarku ya. Jadi tadi aku cuma bermimpi, tapi mimpi itu terasa sangat nyata bagiku. Bahkan rasanya aku ingin sekali bertemu dengan tante Billa.

"Ahh.. Sudahlah mungkin itu hanya sebuah mimpi. Kan kata ibu, mimpi itu cuma bunga tidur. Jadi gak mungkin tante Billa sampai kenapa-kenapa" Batinku

Ku lihat jam yang ada dipergelangan tanganku. Sudah menunjukan pukul 3 sore, aku baru ingat kalo hari ini aku ada latihan silat. Lebih baik aku siap-siap sekarang untuk ke padepokan
.
.
.
Diperjalanan menuju padepokan, aku masih kepikiran terus tentang tante Billa. Hatiku rasannya menuntunku untuk bertemu dengannya. Dengan sangat terpaksa aku melewati rumah tante Billa untuk mengecek kondisi rumahnya. Ku lihat dari pagar rumah tante Billa, kondisi rumahnya sangat sepi hanya ada mobil yang terpakir dihalaman rumahnya. Tapi tiba-tiba dari dalam rumahnya keluar sesosok perempuan yang membuatku kawatir dari tadi. Tante Billa langsung mengambil selang tanaman dan menyiramnya yang ada dihalaman rumahnya.

Aku yang melihat tante Billa baik-baik saja hanya bisa bernafas lega. Berarti yang ada dimimpiku hanya hayalanku saja. Lebih baik aku melanjutkan perjalananku kalo gitu.

15 menit perjalanan akhirnya sampai juga dipadepokan silat kakek. Sudah banyak anak berkumpul untuk berlatih, saat anak-anak melihat kedatanganku mereka langsung menyapaku dan ku balas sapaan mereka sambil kuberikan senyumanku. Terlihat kakek, nenek, dan bang Reno sedang berbicara. Entah berbicara apa aku langsung mendekati mereka
"Assallamualaikum" Salamku
"Waalaikumsallam" Jawab mereka serempak

Aku langsung menyalimi kakek dan nenekku tapi untuk bang Reno kami langsung melakukan tos unik yang kita buat sendiri, tos alah adek dan kakak.

"Gimana keadaan ibumu Gerhana, apa baik-baik saja?" Tanya kakek dengan tatapan teduh nya

"Allhamdullilah, ibu baik-baik saja kek." Jawabku

"Sukur kalo baik-baik saja. Kalo gitu kakek dan nenek mau masuk dulu."

"Iya kek" Jawabku dan bang Reno berbarengan

Lalu bang Reno mengumpulkan anak-anak lain untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Saat pemanasan dimulai, muncul seorang anak perempuan yang langsung menerebos kebarisan tanpa mau meminta maaf padahal dia tau kalo dia sudah telat. Ku lihat lebih jelas ternyata itu perempuan resek yang ku ketahui bernama Aulia.

Bang Reno yang melihat kejadian itu langsung menghampirinya, entah apa yang mereka bicarakan tapi dari tatapan mata bang Reno dia seperti melihatku. Tiba-tiba perasaanku jadi tidak enak sendiri jika sudah ditatap seperti itu oleh bang Reno. Aku langsung mencoba mengalihkan perhatianku tapi sayangnya sepertinya terlambat, ada seseorang yang menepuk bahuku dari belakang.

"Gerhana, ayo ikut bang Reno sekarang.." Perintah bang Reno yang tidak bisa ku tolak

Aku langsung menghembuskan nafasku dan membuangnya secara kasar.

"Iya bang"

Aku pun mengikuti langkah bang Reno sambil disebelahku nampak Aulia seperti cuek saja, tapi aku tau kalo sebenarnya dia juga sama sepertiku. Lalu sampailah aku dibawah rindang pohon yang tidak jauh diarea padepokan kakek, nampak udara sangat sejuk disini tapi aku bingung kenapa dibawa kesini.

“Bang, kok kita ke tempat ini?” Tanyaku kepada bang Reno

“Kamu gak ingat Gerhana minggu kemarin bang Reno menyuruhmu mengajari silat Aulia. Jadi kayaknya ditempat ini kamu bisa mengajarinya” Jawab bang Reno

Aku dan Aulia lalu berpandangan dan ingin mengutarkan kata-kata protes kita. Tapi bang Reno langsung memegang puncak kepalaku dan Aulia.

“Bang Reno tau kalian berdua bakalan protes tapi ini buat kebaikan kalian berdua. Untuk Gerhana bang Reno gak bakalan bisa seterusnya untuk menjadi guru silat dipadepokan ini. Jadi kau bakalan menggantikan bang Reno jika saat itu tiba. Jadi untuk mempersiapkanmu, bang Reno mempercayakan Aulia dulu untuk kamu ajari dan untuk Aulia kamu gak usah kawatir, Gerhana bakalan jadi guru yang hebat buat kamu” Jelas bang Reno panjang lebar

Setelah itu bang Reno memelukku dan Aulia. Ini bukan seperti pelukan biasa, ada sebuah kesedihan disana. Entah itu apa tapi aku bisa merasakannya sendiri, walaupun kita bukan saudara kandung.

Saat pelukan dari bang Reno terlepas, ku bulatkan tekadku untuk menjadi yang terbaik untuk semua orang yang ada didekatku termasuk untuk padepokan silat ini. Ku tau usiaku masih sangat muda tapi itu bukan sebuah batu sandungan buatku.

“Yaudah, kalo gitu bang Reno mau ngelatih lagi.” Ucap bang Reno

Aku pun cuma mengangguk mengiyakan, lalu bang Reno berjalan meninggalkan kita berdua. Aku pun menghadap ke arah cewek tengil ini, dia juga menatapku. Ku lihat dia sepertinya sudah tidak terlalu mempermasalahkan lagi kalo aku yang bakal mengajarinya silat. Tanpa terasa bibir ini menyunggingkan senyuman

“Gila ya kamu senyum-senyum sendiri. Dasar cowok ane" Celetuk Aulia

Tak kuperdulikan ucapannya, malah aku semakin tersenyum.

“Isshh.... Katanya mau latihan kok malah ketawa gak jelas sih” protesnya

“Haha.... Iya iya kita latihan, gitu aja marah” Ucapku

Setelah itu aku mengajari Aulia tentang pernafasan dalam silat dan juga basic-basic dalam pukulan, cukup sulit untuk mengajarinya tapi akhirnya dia sedikit demi sedikit mulai mengerti. Hampir 1 jam kami berlatih, matahari pun sudah meninggalkan ufuknya lantas kami menyelesaikan latihan ini sambil berbaring dibawah rindangan pohon yang sejuk ini.

Ku lihat perempuan yang ada disebelahku ini nampak kelelahan sampai-sampai memejamkan matanya, padahal baru awal gimana nanti jika ketahap yang lebih sulit. Tapi semakin lama kutatap, wajahnya sungguh sangat cantik dan manis. Aku langsung menyadarkan pikiranku dari wajahnya dengan menggelengkan kepalaku sendiri, ku lihat waktu sudah sangat sore pasti anak-anak yang latihan silat sudah pada pulang. Ku bangunkan Aulia dari istirahatnya, dia nampak mengucek-ucekan matanya sambil menguap.
Apa secapek itukah? Sampai-sampai dia terlihat sangat lelah. Aku seperti merasa gagal dihari pertama mengajar jika begini.

“Ayo kita balik ke padepokan, latihannya sudah selesai” Kataku

Dia hanya menganguk tanpa membalas ucapanku, ku ulurkan tanganku untuk membantunya berdiri. Setelah itu kami berjalan kembali kepadepokan, tapi baru berjalan sebentar dia seperti kecapean. Aku jadi tidak tega dibuatnya, lalu aku berinsiatif membantunya dengan cara menggendongnya. Aku pun berjongkok didepannya

“Kamu ngapain Gerhana?” Tanya Aulia

“Ayo aku gendong sampek kepadepokan, aku tau kamu kecapean” Jawabku

Aulia lantas tersenyum dan dia naik ke punggungku sambil kepalanya disandarkan ke bahuku.

“Lia, maafin aku ya. Gara-gara aku kamu kecapeaan kaya gini. Aku tau, aku masih belum pantas untuk mengajari silat seperti ini. Mungkin setelah ini aku bakalan ngomong ke bang Reno kalo aku gak sanggup buat ngajar lagi” Kataku menyesal

Aulia menggelengkan kepalanya seraya berucap “Jangan, aku masih pingin diajari sama kamu Gerhana.”

“Tapii.....”
Belum ucapanku selesai Aulia lantas memotong ucapanku

“Aku mohon Gerhana...” Sambil mengeratkan gendongannya pada leherku

“Hmmm... Tapi kalo latihan lagi kalo udah capek langsung bilang ya. Nanti kamu malah kayak gini lagi” Kataku

Dia pun mengangguk tanda setuju atas ucapanku, Setelah itu kami sampai dipadepokan. Banyak anak-anak yang sudah pulang tapi masih ada yang masih belajar silat.

Kuturunkan Aulia dikursi rotan, lalu aku langsung bergegas ke dapur untuk mengambilkannya air putih. Aulia pun menerimannya dan langsung meminumnya dengan cepat, saking cepatnya membuat dia terbatuk-batuk
“Uhukk.... Uhuk..."

“Mangakanya kalo minum pelan-pelan aja lia”

“Aku haus banget soalnya” Ucapnya

Aku pun mengaguk mengerti. Ku tawari dia minum lagi tapi dia menggelengkan kepala pertanda tidak mau. Setelah itu tidak ada pembicaraan dari kami sampai tiba lah sebuah sedan berwarna putih terparkir dihalaman padepokan. Turunlah seorang pria memakai pakaian hitam dan Aulia pun langsung bangkit dari duduknya.

“Itu siapa??” Tanyaku

“Oh, itu supir yang biasa nganter aku. Yaudah Gerhana aku mau pulang dulu, udah ditungguin soalnya” Kata Aulia

“Iya”

Setelah itu Aulia berjalan ke arah mobil itu dan menaikinya. Akhirnya mobil itu pergi menjauhi padepokan, lalu ku lihat bang Reno datang menghampiriku dan bertanya soal Aulia.

“Aulia kemana?” Tanya bang Reno

“Dia barusan pulang bang, tadi dia dijemput soalnya” Jawabku

Aku pun terperanjat kaget saat, tiba-tiba dari hidung bang Reno keluar sebuah darah.

“Bang, dihidung mu keluar darah” Ucapku sepontan

Tiba-tiba bang Reno memegang hidungnya, dan dilihat banyak darah yang keluar dari hidungnya. Cepat-cepat bang Reno masuk ke dalam rumah, dan membersihkan darah yang ada dihidungnya.

“Udah, gak papa bang?” tanyaku kuwatir melihat kondisi bang Reno

“Gak papa kok, santai aja. Mungkin ini kecapeaan aja.” jawab bang Reno yang sangat tenang

Aku pun mengagukan kepalaku, mungkin benar bang Reno cuma kecapeaan

“Yaudah bang, aku mau pulang dulu, bang Reno jangan lupa istirahat” kataku mengingatkan

“Oke, hati-hati dijalan ya”

Firasatku mengatakan ada sesuatu hal yang disembunyikan dari bang Reno tapi aku tidak mau berfikir yang tidak-tidak


Pov Tante Billa



Rasanya aku ingin pergi dari rumahku sendiri untuk sementara waktu ini, bagaimana tidak aku selalu risih melihat tatapan mesum dari Dika teman suamiku sejak ia menginap dirumahku sejak kemarin. Untung saja suamiku kemarin tidak kemana mana jadi aku masih aman dari Dika.

Tapi saat aku didapur untuk memperisapkan sarapan pagi ini, tiba-tiba ada sebuah tangan yang memelukku dari belakang dan langsung mencumbu tengkuk leherku. Aku langsung geli seketika sambil mendesah keenakan
"Sstt.. Ah.. Pelan-pelan... Mas.."

Dari tengkuk leherku, ciuman itu berpindah ke belakang telingaku dikecup mesra sambil dijilatinya telingaku. Aku tak kuasa menahan gejolak kenikmatan sambil mataku terpejam meresapi rangsangan ini.
"ahh..iya disitu mass... jilatin te..***s...."
"Stt... Tu..mben ka..mu pagi-pagi u..dah naf..su mas..."ucapku sambil terbata-bata menahan kenikmatan

Ku pegang tangan mas Pras yang ada diperutku kuraba tangan itu. Sedetik kemudian aku tersadar kalo yang dibelakangku ini bukan mas Pras tapi orang lain. Tangan ini aku tidak mengenalinya, karena tangan mas Pras tidak sebesar ini dan juga tangan ini cukup kasar.

"Bughh..."
Aku langsung menyikut perut orang yang ada dibelakangku cukup keras.

"Auuww.. Sialan.."

Aku langsung mengenali suara kesakitan itu, langsung saja badanku berbalik mengahadapnya. Dia memegangi perutnya yang kesakitan.

"Dasar kurang ajar kau bajingan, beraninya menodaiku." Makiku sambil menahan amarahku

Dia pun menyeringai sangat menakutkan, aku pun seperti merasakan ketakutan sendiri saat dibuatnya. Dika pun semakin mendekatiku, dengan sendirinya aku langsung perlahan mundur tapi sialnya aku sedang terpojok sekarang. Ku coba meraba apa yang ada dibelakangku dan untungnya aku tadi sedang memotong sayuran jadi aku tau kalau yang ada dibelakangku ini adalah pisau. Secara reflek aku langsung menodongkan pisau itu tepat dihadapan Dika.

Dengan terpaksa Dika langsung mundur saat ku todong pisau seperti itu, tapi wajah menyeramkan itu masih ada dihadapanku ditambah dengan senyuman kelicikannya.

“Hahaha.... Kau berani sekali sayang, tapi kita lihat saja siapa nanti yang bakalan menyesal”ucap Dika

“Cihh... Aku tidak takut sama sekali dasar pria brengsek”kataku

Terlihat Dika mengeraskan rahanganya dan langsung meninggalkanku. Aku pun langsung bernafas lega tapi aku semakin takut dengan ucapan Dika barusan sepertinya dia tidak main-main sama sekali.

Sepanjang hari ini, sungguh aku merasa aman. Dika tidak melakukan apa-apa denganku seperti yang diancamnya kepadaku. Sampai saat sore hari bertepatan saat diakan kembali kekota asalnya.

Kulihat suamiku dan Dika sedang salam perpisahan. Aku pun sangat senang dibuatnya penderitaan ini akan berakhir. Setelah melakukan salam perpisahan dengan suamiku lalu Dika mendekati dan mengucapkan terima kasih kepadaku sambil memberikan senyuman yang sangat ku benci.
.
.
.
“Huffttt.... Akhirnya orang itu pergi juga”ucapku senang

Selang 10 menit kulihat mas Pras, memakai pakaian rapi entah mau kemana.

“Loh mas, kamu mau kemana?” tanyaku

Terlihat raut wajah mas Pras terlihat gugup saat kutanyai begitu

“Eehh... Itu mas mau ada urusan sebentar”jawabnya ragu-ragu

“Bukannya kamu libur dari tugas ya mas, kok masih sibuk sih”ucapku cemberut

“Aduhh... Jangan cemberut dong sayang, ini penting banget soalnya.”kata mas Pras sambil mencium keningku

“Yaudah tapi jangan lama-lama”

Mas Pras pun mengangguk dan segera pergi meninggalkanku sendirian dirumah. Rasanya hampa jika dirumah sendirian seperti ini pingin rasanya seperti orang-orang yang bisa memiliki anak tapi...... Sudahlah mungkin belum rejekinya.

Samar-samar ku dengar suara bel berbunyi, “apa mas Pras ada yang ketinggalan ya barangnya sampek balik lagi, tapi ini kok pake bunyiin bel segala” batinku

Ku langkahkan kakiku untuk membuka pintu, saat pintu terbuka alangkah terkejutnya saat tau siapa yang datang

“Hai sayang, aku kembali” ucap orang itu












#Jangan lupa tinggalin jejak, komen kek. jangan cuma jadi silent reader, sakit tau kamu gitu'in. Kritik dan saran ditunggu.... Suhu semuanya.
Dan maaf juga baru bisa update, akibat kesibukan saya diRealLife. Terima kasih juga atas apresiasinya suhu semua
 
Terakhir diubah:
Akhirnya update juga, mantap update kali ini suhu.

Apa ya, mau komen alur, itu hak penuh penulis. Sangat bagus dan mulai masuk ke konflik selanjutnya.

Save Tante Billa.. Gerhana!

Bantuin Tante Billa dari cengkraman Dika, niscaya nanti kamu dapat enak2an dan pelajaran baru bersamanya.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd