Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Wanita Yang Menutup Aurat

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Suhu teteh @beuqi...kalau kokom dijebol Satria gampang ketebak alurnya dan jd mainstream...semoga Jalu yg Jebol kokom, karena Jalu jam terbangnya dah tinggi dan Pengalamannya lebih matang membaca situasi, kalau Jalu pasti bisa membaca perilaku kokom yg suka dikasarin..

#jalufansboy

:kumis:
 
Chapter 17

"Kata siapa Ecih kabur, Mak?" tanyaku terkejut. Aku mengambil hpku dan berharap ada chat dari Ecih, ternyata tidak ada. Tapi ada chat lain yang membuat hatiku berdesir, jantungku berdegup kencan dan tangankh gemetaran. Chat dari Satria.

"Kamu mau ke Gunung Kemukus lagi gak, satu suro?" tanya Satria.

"Ada apa, Kom? Ada pesan dari Ecih?" tanya jbu melihat espresi wajahku.

"Gak ada, Mak. Mak tahu dari mana Ecih kabur?" tanyaku lagi, karena ibu belum menjawab pertanyaaku yang tadi.

"Mang Ikat tadi ke sini ngabarin Ecih kabur. Siapa tahu ngasih tau kamu ke mana dia pergi." kata ibu. Aku hanya msnggelengkan kepala. Mataku lebih tertuju ke hp membaca chat dari Satria berulang ulang memastikan aku tidak salah baca.

"Ya sudah, kamu mandi dulu, badan kamu bau Mang Ikat dan Mang Gandhi. Sikat gig yang bersih, mulut kamu juga bau pejuh." kata ibu menciumku sebelum keluar kamar

Ke mana Ecih pergi? Aku buru buru mandi, selesai mandi aku ke rumah Tina untuk mengajaknya mencari Ecih, tapi ke mana? Tidak biasanya Ecih tidak memberi tahu rencananya kepadaku. Mungkin dia sudah nekat karena tidak mau dinikahkan dengan orang dari kampung dolar.

Sepanjang jalan Kokom berpikir, harus mencari Ecih ke mana karena hpnya tidak aktif dan yang paling ditakutinya adalah, kalau Ecih tidak punya uang. Anak itu bisa kelaparan. Saking seriusnya Kokom berpikir sehingga tidak menyadari di depannya ada sebuah batu yang membuatnya tersandung dan hampir saja jatuh. Untung kokom bisa menjaga keseimbangannya.

"Inna lillahi..!" kata Kokom. Belom hilang rasa kagstnya, hpnya berbunyi nyaring membuatnya terkejut untuk ke dua kalinya.

"Asslam mu'alaikum..!" Kokom mengangkat telpon dari nomer yang tidak dikenalnya.

"Wa 'alikum salam..!" jawab sebuah suara yang sangat dikenalnya.

"Ecih, kamu di mana?" aku berteriak gurang begitu tahu yang menelponku adalah Ecih. "Kamu kabur dari rumah!" sambungku lagi.

"Aku di tempat kos A Agus, kamu jangan bilang bilang ya, aku djsini. Kamu bisa ke sini gak?" tanya Ecih.

"Iya, aku gak akan bilang bilang. Tunggu di sana, aku akan ke sana sendirian." kataku menegaskan kata sendirian dengan sedikit tekanan. Aku kembali pulang dengan setengah berlari.

"Mak, Kokom mau ke tempat A Agus ya..!" kataku ke Ibu yang sedang masak di dapur.

"Ada apa?" tanya ibu heran, sebab aku tidak pernah ke tempat A Agus secara mendadak. Biasanya sudah aku rencanakan beberapa hari sebelumnya.

********

"Mang, berhenti di sjni saja, Mang..!" kataku menyuruh tukang ojek yang biasa mangkal dekat rumahku berhenti di depan gang yang menuju tempat kos A Agus. Jangan sampai dia tahu Ecih ada di sini. Aku harus berusaha menjaga kepercayaan sahabatku.

Dari depan ke tempat kos A Agus tidak terlalu jauh, mungkin sekitar 150 meter dari jalan raya. Itung itung melemaskan ototku yang pegal setelah menempuh perjalanan hampir 30 menit naik motor.

Sampai kamar kos A Agus aku melihat sendal perempuan yang kukenal, sendalnya Ecih. Tanpa mengucapkan salam aku membuka pintu dan aku terpana melihan pemandangan di dalam kamar, tepatnya di atas kasur lantai. Apa apan ini.

"A Agus, Ecih...!" seruku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Kedua orang berlainan jenis itu sedang bugil. Ecih berjongkok di atas selangkangan A Agus, pinggulnya bergoyang naik turun. Mereka sedang ewean.

"Kokom, cepet amat datangnya?" tanya Ecih tidak terkejut dengan kedatanganku. Pinggulnya terus bergoyang mengocok kontol A Agus.

"Kokom kalau masuk jangan selonong maen masuk aja." kata A Agus menyambung perkataan Ecih tanpa merasa risih dengan kedatanganku. Padahal jelas jelas yang dia lakukan adalah ewean dengan sahabatku sendiri. Ternyata kakak tertuaku sama bejatnya dengan ibu.

"Kalian lagi apa?" tanyaku bodoh. Sudah jelas mereka sedang ewean.

"Aduhhhh, A Agus kontolnya meuni nikmat...!" rintih Ecih tidak menggubris pertanyaanku yang memang tidak memerlukan jawaban.

Aku duduk di belakang mereka seakan tidak mau melihat apa yang mereka lakukan. Padahal aku sangat ingin melihat kontol A Agus keluar masuk memek Ecih yang aku yakin masih sempit karena setahuku Ecih baru ewean dengan dua orang, Satria dan Asep. Sekarang malah nambah dengan A Agus.

Pandangan mataku terpaku saat melihat kontol A Agus. Gila, gede banget dan panjang melibihi kontol Mang Gandhi dan Mang Ikat. Kenapa Ecih tidak kesakitan diewd kontol sebesar itu bahkan terlihat zangat menikmatinya..

"Eeeeecih, kamu gak sakkkkit dieweee kontol A Agus yang gede?" tanyaku gagap. Kenapa aku harus menjadi saksi orang orang yerdekatku sedang ewean.

"Ennnak, Kom. Kontol A Agus segede kontol Satria... Ennnak banget..!" kata Ecih, gerakkan pinggulnya semakin cepat mengocok kontol A Agus.

"Memek kamu ennnnk banget, Cih... Kenapa perawan kamu dikazih ke orang, bukannya ke aku..!" A Agus meremas payudara mungil Ecih.

"A Agus sich sombong... Aaa Ecih kellluar...!" rintih Ecih sambil menekan pantantnya sehingga kontol A Agus terbenam seluruhnya ke dalam memek Ecih.
.aku hanya memandang punggung Ecih dengan perasaan iri, betapa Ecih bisa menikmati ewean tanpa perasaan bersalah. Andai aku seberani Ecih, mungkin aku akan lebih bahagia tanpa takut dosa...

"Gantian A Agus di atas..! Kata A Agus yang dituruti Ecih. Sekarang mereka berganti posisi, Ecih terlentang dengan kaki mengangkang lebar dan A Agus berada di atas tubuh Ecih seperti sedang pish up.

Jantungku berdebar semakin kencang melihat kontol A Agus yang besar mulai menerobos memek Ecih yang mungil.

"Gelo, kontol A Agus ennnak banget...!" rintih Ecih menikmati tusukan kontol A Agus.

Senikmat itukah ewean sampai sampai Ecih mendesis seperti orang kepedasan. Tanpa sadar aku meraba memekku yang semalam dijilati Mang Ikat dan Mang Gandhi. Rasa nikmatnya sangat luar biasa. Apakah saat kontol masuk ke dalam memek, nikmatnya melebihi saat dijilat? Entahlah, aku masih ragu untuk mencobanya.

"Aa, Ecih kelllluar lagi....!" aku mendengar teriakan Ecih yang kembali mendapatkan orgasmenya yang dahsyat.

"Aa Agussss jugaaaa nau kelllluar... Keluarin di mulut kamuuu yaaaa...!" kata A Agus tidak kalah heboh dengan jeritan Ecih.

Mendengar A Agus mau mengeluarkan pejuhnya di mulut Ecih, aku segera pindah ke samping mereka. Rasa pejuh membuatku ketagihan dan ingin mencobanya lagi.

"Gak mauuuu. Kelllluarin di memek Ecih ajaaaa...!" kata Ecuh menolak.

"Nanti kamuuu hamilll...!" kata A Agus mencabut kontolnya yang besar siap diberikan ke mulut Ecih.

"Kellluarin di mukut Kontol, A..!" kataku tanpa sadar menawarkan diri. Dab tanpa merasa malu aku langsung mengulum kontol A Agus yang berlumuran lendir memek Ecih. Aku sangat bernafsu mengulum kontol A Agus, kepalaku bergerak maju mundur dengan cepat

"Kokom...!" ujar A Agus dan Ecih berbarengan. Mereka pasti kaget dengaan kelakuanku yang menjadi binal.

"Kokom, Aa kelllluar...!" teriak A Agus, kontolnya berjedut di dalam mulutku dan mengeluarkan cairan pejuh yang sangat banyak. Aku menyambut pejuh A Agus dan menelannya dengan suka. Rasanya benar benar nikmat ..

"Udah Kom, ngilu..!" kata A Agus setelah semua pejuhnya terkuras habis olehku adiknya yang selalu mengenakan pakaian syar'i. Ya, aku adalah wanita yang selalu menutup aurat.

"Kamu sama binalnya dengan Emak..!" kata A Agus menatapku seakan tidak percaya dengan apa yang aku lakukan.

"A Agus sudah tahu kelakuan Emak?" tanyaku heran. Tanganku belum mau melepaskan kontol A Agus, aku terus membelainya dengan kagum.

A Agus tidak menjawab, dia hanya mengangguk mengiyakan pertanyaanku. Aku menatap wajah A Agus untuk memastikan dan kembali A Agus mengangguk. Mendapatkan kepastian dari anggukan kepala A Agus, aku membuang muka ke arah Ecih. Ternyata Ecih sudah tertidur. Terlihat dadanya yang bergerak turun naik teratur.

"Siapa yang merawanin kamu?" tanya A Agus menatapku tajam. Kontolnya mulai bereaksi oleh usapan tanganku. Hebat, kontol A Agus bisa dengan cepat kembali bangkit.

Aku tidak menjawab pertanyaan A Agus, mataku menerawang kejadian apa yang akan terjadi padaku setelah Mang Gandhi, Mang Ikat dan Asep tahu perbuatanku melihat mereka ewean dengan ibuku. Mungkin mereka suatu saat memaksaku untuk menuruti nafsu bejad mereka. Aku ragu bisa menolak keinginan mereka.

Sekali lagi aku melihat kontol A Agus yang sudah semakin keras. Apa aku harus menyerahkan perawanku kepada A Agus dari pada Asep, Mang Ikat atau Mang Gandhi yang mendapatkannya.

Bersambung

bonus apdet malam jum'at
 
Kokom nke mending parawanan di gunung kemukus wae jeung jalu bapak satria bari minta bantuan pang selidiki saha pembunuh bapana kokom.
Nuhun updatena suhu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd